Anda di halaman 1dari 7

200 Vol. 2, No.

2, Juli-Desember 2010
ADENOMATOID ODONTOGENIC TUMOR
Adenomatoid Odontogenic Tumor
Sumarno
1*
ABSTRACT
Adenomatoid odontogenic tumor (AOT) is a rare odontogenic tumor which is often misdiagnosed as
odontogenic cyst. The incidence of AOT range between 1-9% of all odontogenic tumors, and predominantly
found in young female patients. Maxilla is the most location, because it associated with non eruption
permanent tooth. This tumor frequently resemble other odontogenic lesions such as dentigerous cyst or
ameloblastoma. A 14-years-old-woman with lump in right upper jaw had right hemi maxillectomy. The
microscopic examination of that tumor using HE showed epithelium chain structure inside the whorl mass.
It was also figured the duct-like structure that covered with a simple collumnar epithelium inside the fibrous
stroma. Immunohistochemically AOT is characterized by positive reactions with cytokeratins (Sains Medika,
2(2):200-206).
Key words: Adenomatoid odontogenic tumor, maxilla, positive reactions with cytokeratins.
ABSTRAK
Adenomatoid odontogenic tumor (AOT) merupakan suatu tumor odontogenik yang jarang seringkali
didiagnosis sebagai kista odontogenik. Insidensi AOT berkisar 1-9% dari seluruh tumor odontogenik, dan
terutama didapatkan pada perempuan usia muda. Lokasi tersering tumor ini pada maksila, karena sering
berhubungan dengan kasus tidak erupsinya gigi permanen. Tumor ini sering menyerupai lesi odontogenik
lain, misalnya kista dentigerous atau ameloblastoma. Laporan ini tentang kasus pada wanita 14 tahun
dengan keluhan benjolan di rahang kanan atas yang dilakukan hemimaksilektomi dektra. Hasil
pemeriksaan histopatologi jaringan maksila dengan pengecatan hematoksilin eosin (HE) didapatkan
tumor yang terdiri atas struktur sel epitel tersusun seperti untaian, lembaran dalam massa whorl. Pada
tumor tersebut juga tampak struktur seperti duktus yang dilapisi epitel torak selapis dalam stroma
jaringan ikat fibrosa. Pada pengecatan imunohistokimia dengan sitokeratin memberikan reaksi positif
(Sains Medika, 2(2):200-206).
Kata kunci: Adenomatoid odontogenic tumor, maksila, reaksi sitokeratin positif
PENDAHULUAN
Adenomatoid odontogenic tumor (AOT) merupakan tumor epithelial jinak, berasal
dari odontogenik yang jarang terjadi, sekitar 1-3% dari seluruh tumor odontogenik.
Tumor ini terjadi lebih sering pada perempuan dengan rasio sebesar 2:1, pada usia
dekade kedua (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004).
AOT pertama kali dideskripsikan oleh Steensland pada tahun 1905. Dahulu
sebelum lesi ini disebut sebagai AOT dipakai berbagai nama untuk menggambarkannya
antara lain: adenoameloblastoma, ameloblastic adenomatoid tumor, adamantinoma,
epithelioma adamantinum atau teratomatous odontoma (Cawson dan Odell, 2002; Rosai,
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas islam Sultan Agung Semarang
Email: bri534@yahoo.com
1
*
201 Adenomatoid Odontogenic Tumor
2004; Lingen dan Kumar 2005; Wikipedia).
Kepustakaan lain menyebutkan AOT pertama kali dijelaskan oleh Dreiblat pada
tahun 1907 sebagai adenoameloblastoma atau ameloblastic adenomatoid tumor. Pada
tahun 1969 Philipsen dan Birn mengajukan istilah AOT, yang mengindikasikan bahwa
penyakit ini tidak menyusun suatu variasi ameloblastoma, dan diterima seperti yang
ada pada klasifikasi tumor odontogenik pertama dari WHO yang ditetapkan pada tahun
1971 (Rosai, 2004). Istilah AOT, merupakan istilah yang paling tepat, dalam hal bahwa
tumor ini jelas jinak, dan berbeda dengan ameloblastoma, mempunyai angka rekurensi
yang sangat rendah, sehingga membuatnya tidak perlu untuk dilakukan operasi ekstensif
dan agresif; kuretase sederhana bersama dengan ekstirpasi dari gigi yang terkait menjadi
terapi yang dipilih (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005;
Wikipedia).
LAPORAN KASUS
Seorang wanita, umur 14 tahun dengan keluhan tumbuh benjolan di rahang atas
kanan dan sakit gigi. Benjolan tumbuh sejak kurang lebih satu tahun yang lalu. Dilakukan
operasi Enukleasi Kista dan Odontektomi dua rahang serta multiple ekstraksi. Hasil
pemeriksaan histopatologi (Gambar 1.).
Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm pada
pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih mikroskopis menunjukkan: tumor terdiri
atas struktur sel epitel tersusun seperti untaian, lembaran dalam massa whorl. Tampak
pula struktur seperti duktus yang dilapisi epitel torak selapis dalam stroma jaringan
ikat fibrous (Gambar 1.). Tidak tampak tanda ganas. Sesuai dengan: Adenomatoid
odontogenic tumor (Adeno-amelo-blastoma).
Secara histologis, AOT sangat tidak umum, karena ini menampilkan berbagai
pola seluler, beberapa area sel basofilik dengan nukleus fusiform, yang membentuk
nodul lingkaran pada beberapa area, sel-sel silindris yang tampak jelas terpolarisasi,
membentuk struktur glandular atau seperti duktus.
202 Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010
Gambar 1. Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm
pada pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih (a), (b), (c), (d).
Pewarnaan HE perbesaran 40, 100, 100, 400x; (e), (f), (g) Pengecatan
Imunohistokimia Cytokeratin perbesaran 40, 100, 400x; (h), (i) Pewarnaan
PAS 100, 400x.
PEMBAHASAN
Lokasi AOT dua kali lebih sering pada maxilla daripada mandibula, daerah rahang
atas lebih sering terserang dibandingkan bagian bawah (2,6 : 1). AOT merupakan tumor
yang perkembangannya lambat. Menurut Philipsen dan Reichart membagi AOT dalam 3
varian berdasarkan topografi klinik dengan histologi yang identik: follicular (pada 73%
AOT), yang terletak di tengah, disertai area kistik unilokuler radiolusen dengan sebuah
gigi yang impaksi atau tidak mengalami erupsi (biasanya caninus), menyebabkan
203 Adenomatoid Odontogenic Tumor
gambaran kista dentigerous, varian ekstrafolikuler (24%): lokasi sentral, tidak
berhubungan dengan struktur gigi manapun, seringkali menyebabkan misdiagnosis
dengan kista periapikal, lesi kistik atau tumor lainnya dari maksila dan periferal. Varian
Follicular dan extrafollicular keduanya berada di dalam tulang, merupakan 96% dari
semua varian AOT (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005;
Wikipedia, -; Goldman, 2008; Yasunori dan Takashi, 2006; Chen, et al. 2009; Nigam, et al.
2005). Terakhir bentuk perifer merupakan yang paling jarang (3%): varian ini mengenai
mukosa ginggiva, dan sering didiagnosis sebagai epulis fibrosa atau fibroma
ginggiva(Cawson & Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005; Wikipedia).
Diantara sel-sel epitel, sering ditemukan material eosinofilik amorf dengan
kuantitas berbeda-beda, yang oleh beberapa penulis disebut sebagai drop eosinofilik,
kalsifikasi sferis kadangkala dapat ditemukan diinterpretasikan sebagai pembentukan
enamel abortive, serta sekelompok sel berstruktur seperti tumor odontogenik epitel yang
mengalami kalsifikasi, dimana bisa terbentuk material eosinofilik ekstraseluler yang
menyerupai amyloid (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005;
Wikipedia, -; Goldman, 2008; Yasunori & Takashi, 2006; Chen, et al. 2009; Nigam, et
al.2005).
Gambaran klinis menunjukkan lesi ini biasanya tampak sebagai pembengkakan
yang tidak memberikan gejala, membesar pelan-pelan, seringkali berhubungan dengan
tidak erupsinya gigi, terutama caninus. Gambaran radiologi menunjukkan adenomatoid
odontogenic tumor tampak sebagai area gelap/radiolusen yang mengelilingi gigi yang
tidak erupsi (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Wikipedia, -; Goldman, 2008; Yasunori
dan Takashi, 2006; Chen, et al.2009; Nigam, et al.2005).
Gambaran histologis menujukkan hal menarik dimana semua variant dari AOT
identik secara histologi. Dari gambaran histologinya WHO mendefinisikan AOT sebagai
suatu tumor dari odontogenic epithelium dengan struktur menyerupai duktus disertai
berbagai tingkat perubahan jaringan ikat sekitarnya. Tumor ini sebagian dapat berbentuk
kistik dan pada beberapa kasus merupakan massa padat dalam dinding kista yang
besar. Selain itu ditemukan pula benda amorf, eosinophilik, uncalcified, yang disebut
tumor droplets. Beberapa dari tumor droplet tampak sebagai matrik homogen. Hal
menarik lainnya didapatkan beberapa catatan tentang adanya sel-sel berpigmen pada
204 Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010
AOT yang tidak tampak secara makroskopis, kemungkinan pigmentasi ini berhubungan
dengan ras (Cawson dan Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005; Wikipedia,-
; Goldman, 2008; Yasunori dan Takashi, 2006; Chen, et al.2009; Nigam, et al. 2005).
Secara makroskopis

tampak massa berbentuk bulat, dominan kistik dengan
kelompok-kelompok massa padat. Secara mikroskopis

tampak pada daerah padat yang
dilapisi epitel didapatkan beberapa struktur duktus yang dibatasi oleh sel kuboid atau
sel kolumnar tinggi, beberapa zona homogen material hyalin dan kalsifikasi sepanjang
lapisan epithelial serta dapat juga ditemukan deposit melanin. Secara Immunohistokimia
Fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif (Gambar 2).
Gambar 2. Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm
pada pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih secara
immunohistokimia fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK)
positif.
Terapi dan Prognosis
Modal terapi yang merupakan pilihan adalah operasi konservatif Enukleasi.
Rekurensi AOT sangat jarang terjadi. Prognosis dari AOT sangat baik Secara
Immunohistokimia Fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif (Cawson
& Odell, 2002; Rosai, 2004; Lingen dan Kumar, 2005; Wikipedia; Goldman, 2008; Yasunori
& Takashi, 2006; Chen, et al.2009; Nigam, et al.2005).
Differential Diagnosa
Ameloblastic odontoma/Odonto-ameloblastoma yaitu lesi solid atau kistik yang
ditandai terutama oleh sel-sel epitelial yang menyerupai Ameloblastoma yang disertai
205 Adenomatoid Odontogenic Tumor
Kajian Kasus Referensi
Epidemiologi Usia penderita 14 tahun
wanita
usia dekade kedua (15-20 tahun)
wanita 2x lebih sering dari laki-laki
Klinis Tumor tumbuh sejak kurang
lebih satu tahun
tumor tumbuh perlahan-lahan,
tidak menimbulkan keluhan
Radiologi Area gelap/radiolusen yang
mengelilingi gigi yang tidak
erupsi
Area gelap/radiolusen yang
mengelilingi gigi yang tidak erupsi.
Histopatologi
Makroskopis


Potongan jaringan berbentuk
bulat dengan diameter 5
cm,padat dengan bagian-bagian
kistik
Massa berbentuk bulat, dominan
kistik dengan kelompok-kelompok
massa padat

Mikroskopis Tumor terdiri atas struktur sel
epitel tersusun seperti untaian,
lembaran dalam massa whorl.
Tampak pula struktur seperti
duktus yang dilapisi epitel torak
selapis dalam stroma jaringan
ikat fibrous.

Pada daerah padat yang dilapisi
epitel ditemukan beberapa struktur
duktus yang dibatasi oleh sel
kuboid atau sel kolumnar tinggi.
Didapatkan beberapa zona
homogen material hyalin dan
kalsifikasi sepanjang lapisan
epithelial. dapat juga ditemukan
deposit melanin.
Imunohistokimia Cytoceratin positif Reaksi positif terhadap pengecatan
Cytoceratin
gigi dan jaringan lunak seperti enamel dan dentin (Lingen dan Kumar, 2005; Wikipedia,
-; Goldman, 2008; Yasunori dan Takashi, 2006; Chen, et al.2009; Nigam, et al.2005).
Ringkasan kasus yang telah dipaparkan di atas diringkas pada Tabel 1, berikut:
Tabel 1. Kasus adenomatoid odontogenic tumor
KESIMPULAN
Dari data-data yang ada diagnosa paling tepat untuk kasus diatas adalah suatu
Adenomatoid odontogenic tumor.
DAFTAR PUSTAKA
Cawson R.A, Odell E.W., 2002, Cadwsons Essentials Of Oral Pathology And Oral Medicine,
7th ed., Philadelphia: Elsevier: 124-5.
Chen Y, Hwang I, Wang W,Lin L., 2009, Adenomatoid odontogenic tumor arising fro
dentigerous cyst. A case report International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology
Extra 2(4):257-63
Goldman K.E, 2008, Mandibular Cysts and Odontogenic Tumor, Updated: Nov 21,. URL://
emedicine.medscape.com/article/852734-overview, Dikutip tgl. 23.05.2010.
206 Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010
Lingen MW, Kumar V., 2005, Head and Neck, In: Robin and Cotran, Pathologic Basic of
Disease, 7
th
ed:Elsevier Inc; p.782.
Nigam S, Gupta S K, Chaturvedi K.U., 2005, Adenomatoid odontogenic tumor a rare case
of swelling, Brazillian Dental Journal 16 (3):257-63.
Rosai J., 2004, Mandible and Maxilla, In: Rosai and Ackermans, Surgical Pathology, 9
th
ed. Vol.1. Philadelphia, Elsevier: 287-9.
Wikipedia, Adenomatoid odontogenic tumours, http://en.wikipedia.org/wiki/
Ameloblastomahttp://en.wikipedia.org/wiki/Ameloblastoma, Dikutip tgl.
24.07.2010.
Yasunori T, Takashi T., 2006, Revised histopathological classification of odontogenic
tumors by WHO and its allied epithelial cysts, Oral and Maxillofacial Surgery;
52(2):54-61.

Anda mungkin juga menyukai