Pengaturan euthanasia ditinjau dari hukum pidana positif Indonesia belum
ada yang mengatur secara tegas hanya saja apabila dilihat dari ketentuan KUHP maka dapat diterapkan mengenai pasal pembunuhan yaitu Pasal 338 KUHP, 34 KUHP, 344 KUHP, 34! KUHP dan pengaturan euthanasia ditinjau dari hukum pidana Islam adalah terdapat dalam "i#h $inayah, dalam %l&'ur(an tidak ada ayat yang menyinggung terhadap masalah euthanasia ini secara khusus dan tidak ada satupun karena alasan pembenaran dalam hal euthanasia) *erdasarkan hal tersebut, tindakan euthanasia merupakan tindakan pembunuhan dengan unsur kesengajaan dan direncanakan) +aisir %l&maut ,eutahanasia- diatur dalam hukum fikih $inayah dan diberikan sangsi yang tegas, .alaupun ada kerelaan dan permintaan diri sendiri, tetap saja perbuatan +aisir %l&maut eutahanasia dimasukan ke dalam jarimah pembunuhan) Persamaan pengaturan euthanasia dalam hukum pidana positif dan pidana islam adalah/ euthanasia sama&sama dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nya.a ,menghilangkan nya.a orang lain, tanpa dan0atau persetujuan si pasien-) Hal yang menjadi perbedaan dalam pengaturan hukum positif dan hukum pidana islam terletak pada adanya kenyataan bah.a hukum pidana positif diatur dalam ketentuan KUHP dan belum adanya pengaturan secara tegas dalam pasal tentang euthanasia bah.a menghilangkan nya.a orang lain, dengan atau persetujuan pasien adalah kejahatan) 1amun apabila hukum pidana islam terletak pada hukum fi#ih berdasarkan .ahyu %llah 23+ yang mengaturnya dan pemberian sanksi yang tegas) 4alam kasus tersebut, dilema muncul dan menempatkan dokter atau pera.at pada posisi yang serba sulit) +enaga medis merupakan suatu profesi yang mempunyai kode etik tersendiri sehingga mereka dituntut untuk bertindak secara professional) +enaga medis merasa mempunyai tanggung ja.ab untuk membantu menyembuhkan penyakit pasien, sedangkan di pihak lain, pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap hak&hak indi5idu juga sudah sangat berubah) 4engan demikian, konsep kematian dalam dunia kedokteran masa kini 6 dihadapkan pada kontradiksi antara etika, moral, hukum, dan kemampuan serta teknologi kesehatan yang sedemikian maju) 2ejauh ini, Indonesia memang belum mengatur secara spesifik mengenai euthanasia dan hal ini masih menjadi perdebatan pada beberapa kalangan yang menyetujui tentang euthanasia dan pihak yang tidak setuju tentang hal tersebut) Pihak yang menyetujui tindakan euthanasia beralasan bah.a setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan hak untuk mengakhiri hidupnya dengan segera dan hal ini dilakukan dengan alasan yang cukup mendukung, yaitu alasan kemanusiaan) 4engan keadaan pasien yang tidak lagi memungkinkan untuk sembuh atau bahkan hidup, maka dapat melakukan permohonan untuk segera diakhiri hidupnya) 2ementara sebagian pihak yang tidak memperbolehkan euthanasia beralasan bah.a setiap manusia tidak memiliki hak untuk mengakhiri hidupnya karena masalah hidup dan mati adalah kekuasaan mutlak +uhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh manusia) 2ecara umum, argumen pihak anti euthanasia adalah harus mendukung seseorang untuk hidup, bukan menciptakan struktur yang mengijinkan mereka untuk mati) Perdebatan ini tidak akan pernah berakhir karena sudut pandang yang digunakan sangat bertolak belakang dan lagi&lagi alasan perdebatan tersebut adalah masalah legalitas dari tindakan euthanasia) *erdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul 7 EUTHANASIA DITINJAU DARI PASAL PASAL 344 KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PEMBUNUHAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI DAN HAK ASASI MANUSIA. 1. Iden!"!#a$! Ma$alah. 4engan melihat latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan&permasalahan sebagai berikut, yaitu7 a) "aktor&faktor apakah yang menyebabkan terjadinya Euthanasia8 b) *agaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah tindakan euthanasia8 %. Ma#$ud dan Tu&uan Penel!!an. 9 :aksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Euthanasia dipandang dari segi medis, hukum, dan Hak %sasi :anusia ,H%:-) %dapun yang menjadi tujuan dalam skripsi ini, yaitu7 a) Untuk mengetahui faktor&faktor yang menyebabkan terjadinya Euthanasia. b) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mencegah tindakan euthanasia. 3. Ke'unaan Penel!!an. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis) a) 2egi +eoritis) 6- 4iharapkan dari penulisan skripsi ini dapat berguna dalam rangka memberikan gambaran dan menambah .a.asan pengetahuan dalam bidang hukum tentang tindakan euthanasia, tindakan euthanasia ditinjau dari segi medis, hukum dan Hak %sasi :anusia ,H%:-) 9- 4iharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penegak hukum tentang +indakan Euthanasia ditinjau dari segi medis dan dikaitkan Pasal 338 kitab undang&undang hukum pidana tentang pembunuhan dan ditinjau dari hak asasi manusia) b) 2egi Praktis) 6- Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak; pihak yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian dalam tindakan euthanasia) 9- Ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan, hukum dan H%: dalam pembuatan tindakan euthanasia diharapkan dapat memberi manfaat bagi ilmu.an dan lembaga tinggi sebagai bahan bacaan guna memperkaya khasanah) B. Pe()aha$an Ba) II. 3 1. Euthanasia dala( Il(u Ked*#e+an. Istilah euthanasia berasal dari bahasa <unani, yaitu =Eu> danThanatos) Kata =Eu> berarti baik, dan =Thanatos> berarti mati) :aksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit) ?leh karena itu euthanasia sering disebut juga dengan mercy killing, a good death, atau enjoy death ,mati dengan tenang-) Euthanasia adalah istilah dalam dunia medis yang merupakan keputusan dokter terhadap keadaan penyakit yang dialami pasien, bah.a penyakit yang diderita pasien tidak dapat disembuhkan lagi dan diberikan jalan pintas yaitu dengan jalan medis juga, biasanya upaya untuk mengurangi beban pasien dalam penderitaannya melalui suntikan dengan bahan pelemah fungsi syaraf dalam dosis tertentu ,neurasthenia-) 6 *erdasarkan hal tersebut euthanasia berarti mempermudah kematian ,hak untuk mati-) Hak untuk mati ini secara diam&diam telah dilakukan yang tak kunjung habis diperdebatkan) *agi yang setuju menganggap euthanasia merupakan pilihan yang sangat manusia.i, sementara yang tidak setuju menganggapnya sangat bertentangan dengan nilai&nilai moral, etika dan agama) Euthanasia atau hak mati bagi pasien sudah ratusan tahun dipertanyakan) 2ejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu telah mencoba membahas euthanasia dari berbagai sudut pandang, namun demikian pandangan medis, etika, agama, sosial dan yuridis masih mengundang berbagai ketidakpuasan, sulit dija.ab secara tepat dan objektif) 2ecara etimologis euthanasia berarti kematian dengan baik tanpa penderitaan, maka dari itu dalam melakukan euthanasia, arti sebenarnya bukan untuk menyebabkan kematian, namun untuk mengurangi atau meringankan penderitaan orang yang sedang menghadapi kematiannya, dalam arti yang demikian itu euthanasia tidaklah bertentangan dengan panggilan manusia untuk mempertahankan dan memperkembangkan hidupnya, sehingga tidak menjadi persoalan dari segi kesusilaan) Perkembangan istilah selanjutnya, euthanasia lebih menunjukkan perbuatan yang membunuh karena belas kasihan, maka menurut pengertian umum sekarang ini, euthanasia dapat diterangkan 6 Hendrayana, Euthanasia dalam Ilmu Kedokteran. *uana Karya, $akarta, 96, hlm)3@) 4 sebagai pembunuhan yang sistematis karena kehidupannya merupakan suatu kesengsaraan dan penderitaan) Konsep dasar dari euthanasia yang kini maknanya berkembang menjadi kematian atas dasar pilihan rasional seseorang, sehingga banyak masalah yang ditimbulkan dari euthanasia ini) %gar persoalan euthanasia ini dapat dibahas dengan se.ajarnya sebaiknya arti kata&katanya diuraikan dengan lebih seksama lagi) 2ecara etimologis di Aaman kuno berarti kematian tenang tanpa penderitaan yang hebat) 4e.asa ini orang tidak lagi memakai arti asli, melainkan lebih terarah pada campur tangan ilmu kedokteran yang meringankan orang sakit atau orang yang berada pada sakarotul maut, bahkan kadang&kadang disertai bahaya mengakhiri kehidupan sebelum .aktunya) 9 Pada umumnya kelompok yang menentang, mengemukakan alasan yang bertitik tolak dari segi religious. Pada pokoknya kelompok ini menyatakan, segala sesuatu yang dialami oleh manusia memang dijadikan oleh +uhan dan harus dipikul oleh manusia, karena hal itu mengandung makna dan tujuan tertentu) 4engan demikian berarti penderitaan seseorang dalam sakit yang tengah dideritanya, .alau bagaimanapun keadaannya memang sudah menjadi kehendak +uhan) %. Euthanasia dala( K!a) Undan',Undan' Hu#u( P!dana. Euthanasia dalam Oxford English Dictionary dirumuskan sebagai =kematian yang lembut dan nyaman, dilakukan terutama dalam kasus penyakit yang penuh penderitaan dan tak tersembuhkan>) Istilah yang sangat populer untuk menyebut jenis pembunuhan ini adalah mercy killing) 2ementara itu menurut Kamus Kedokteran Dorland, euthanasia mengandung dua pengertian) Pertama, suatu kematian yang mudah atau tanpa rasa sakit) Kedua, pembunuhan dengan kemurahan hati, pengakhiran kehidupan seseorang yang menderita penyakit yang tak dapat disembuhkan dan sangat menyakitkan secara hati&hati dan disengaja) 2ecara konseptual dikenal tiga bentuk euthanasia, yaitu 7 9 Iid, hlm)3@) ! 6) !oluntary Euthanasia ,euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien itu sendiri karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan dan dia tidak sanggup menahan rasa sakit yang diakibatkannya-/ 9) "on !oluntary Euthanasia ,di sini orang lain, bukan pasien, mengandaikan, bah.a euthanasia adalah pilihan yang akan diambil oleh pasien yang berada dalam keadaan tidak sadar tersebut jika pasien dapat menyatakan permintaannya-/ 3) In#oluntary Euthanasia ,merupakan pengakhiran kehidupan pada pasien tanpa persetujuannya-) 3 :unculnya pro dan kontra seputar persoalan euthanasia menjadi beban tersendiri bagi Pakar hukum) 2ebab, pada persoalan legalitas inilah persoalan euthanasia akan bermuara) Kejelasan tentang sejauh mana hukum ,pidana- positif memberikan regulasi0pengaturan terhadap persoalan euthanasia akan sangat membantu masyarakat di dalam menyikapi persoalan tersebut) Bebih&lebih di tengah kebingungan kultural karena munculnya pro dan kontra tentang legalitasnya) Patut menjadi catatan, bah.a secara yuridis formal dalam hukum pidana positif di Indonesia hanya dikenal 9 bentuk euthanasia, yaitu euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien0korban itu sendiri dan euthanasia yang dilakukan dengan sengaja melakukan pembiaran terhadap pasien0korban sebagaimana secara eksplisit diatur dalam Pasal 344 dan 34 Kitab Undang& Undang Hukum Pidana) Pasal 344 Kitab Undang&Undang Hukum Pidana secara tegas menyatakan 7 =*arang siapa merampas nya.a orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun>) Pasien meminta untuk tidak diadakan pera.atan di Cumah 2akit lagi, namun supaya dibiarkan saja dirumah pasien sendiri) Pasien tersebut akan merasa bahagia, bah.a ia akan segera mati dengan tenang disamping keluarganya) 4alam hal ini memberikan iAin segala permohanan pasien itu) $adi kematian si pasien itu terjadi seolah&olah merupakan kerjasama si pasien dan dokter yang semula mera.atnya) $enis euthanasia inilah yang biasa disebut sebagai euthanasia dalam 3 2amsudin, *entuk&*entuk euthanasia ,2urya Ditra, $akarta, 96, hlm)6@) E arti yang pasif ,$ermission-) *erbeda dengan jenis Euthanasia yang pertama, maka pada jenis Euthanasia yang kedua, kematian terjadi karena kelalaian atau kegagalan dari seorang dokter dalam mengambil tindakan untuk mencegah adanya kematian)hal ini terjadi bilamana dokter akan mengambil suatu tindakan untuk guna mencegah kematian, akan tetapi ia tidak mengerjakan sesuatu apa&apa, karena ia tahu bah.a pengobatan yang akan diberikan kepada pasien itu adalah sia&sia belaka) $ika memberikan pengobatan, maka dipandang sebagai suatu tindakan yang tidak berarti, sehingga sudah tidak ada lagi untuk penyembuhan secara normal) %khirnya pasien dibiarkan begitu saja, sampai ajalnya tiba dengan sendirinya) Pada dasarnya Euthanasia jenis yang kedua ini adalah sama dengan jenis Euthanasia jenis yang pertama) -. P!dana Ma! .Euthanasia dan Ha#,Ha# A$a$! Manu$!a. 2ebagai titik tolak dalam pembahasan masalah Hak %sasi manusia di Indonesia ini, maka sorotan kita tidak terlepas daripada Undang&undang 4asar 6@4! dan Pancasila, karena Undang&Undang 4asar 6@4! merupakan dasar dari segala peraturan Perundang&Undangan yang ada di Indonesia) *egitu pula pancasila adalah merupakan sumber dari segala sumber +ertib Hukum Indonesia) Undang&Undang 4asar 6@4! yang terdiri dari pembukaan yang memuat pancasila dan batang tubuh, lahir tiga setengah tahun sebelum lahirnya %ni#ersal Declaration Of &uman 'ights) Pancasila dan Undang&Undang 4asar 6@4! merupakan pengendapan dari cita&cita dan pengalaman bangsa Indonesia untuk menghapuskan penjajahan) ?leh sebab itu pada pembukaan Undang&Undang 4asar 6@4!, dimulai dengan menonjolkan hak setiap bangsa untuk merdeka, sebagaimana dinyatakan pada alinea pertamanya sebagai berikut 7 =*ah.a sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan>) Pembukaan Undang&Undang 4asar 6@4! alinea pertama, maka nyatalah dengan terang adanya hubungan pokok antara Pancasila dan hak&hak asasi manusia, khususnya hak asasi kemerdekaan segala bangsa) 2eperti diketahui F bah.a perikemanusiaan dan perikeadilan merupakan juga perumusan di dalam pancasila, yakni yang tercantum pada sila kedua dan sila ke empat) Perikemanusiaan meliputi segala pandangan hidup yang tertujukan kepada manusia, baik dalam pergaulannya di dalam masyarakat, maupun dalam hubungannya dengan negara, dalam segala bentuk dan gerakannya) -. Pe()aha$an BAB III 1. M*du$ /0e+and! T!nda# P!dana Pe()unuhan 1an' D!+en2ana#an. a) Pengertian Pembunuhan *erencana) Pembunuhan berencana adalah suatu pembunuhan biasa seperti Pasal 338 KUHP, akan tetapi dilakukan dengan direncanakan terdahulu. 4irencanakan lebih dahulu ,#ooredachte rade- sama dengan antara timbul maksud untuk membunuh dengan pelaksanaannya itu masih ada tempo bagi si pembuat untuk dengan tenang memikirkan misalnya dengan cara bagaimanakah pembunuhan itu akan dilakukan) Perbedaan antara pembunuhan dan pembunuhan direncanakan yaitu kalau pelaksanaan pembunuhan yang dimaksud Pasal 338 itu dilakukan seketika pada .aktu timbul niat, sedang pembunuhan berencana pelaksanan itu ditangguhkan setelah niat itu timbul, untuk mengatur rencana, cara bagaimana pembunuhan itu akan dilaksanakan) $arak .aktu antara timbulnya niat untuk membunuh dan pelaksanaan pembunuhan itu masih demikian luang, sehingga pelaku masih dapat berfikir, apakah pembunuhan itu diteruskan atau dibatalkan, atau pula nmerencana dengan cara bagaimana melakukan pembunuhan itu)
%. T!nda# P!dana Pe()unuhan 1an' D!+en2ana#an D!#a&! Menu+u Ha# A$a$! Manu$!a 3HAM4. Pembunuhan berencana ialah pembunuhan yang dilakukan oleh terdak.a dengan direncanakan terlebih dahulu, misalnya, dengan berunding dengan orang lain atau setelah memikirkan siasat&siasat yang akan dipakai untuk melaksanakan 8 niat jahatnya itu dengan sedalam&dalamnya terlebih dahulu, sebelum tindakan yang kejam itu dimulainya) Pembunuhan berencana dalam KUHP di atur dalam Pasal 34 adalah = *arang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nya.a orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana ,moord -, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama .aktu tertentu, paling lama dua puluh tahun>) Pembunuhan berencana itu dimaksudkan oleh pembentuk undang& undang sebagai pembunuhan bentuk khusus yang 4ilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber) Pembunuhan yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu dipidana karena pembunuhan dengan rencana>) *erdasarkan apa yang diterangkan di atas, maka dapat disimpulkan bah.a merumuskan pasal 34 KUHP dengan cara demikian, pembentuk undang&undang sengaja melakukannya dengan maksud sebagai kejahatan yang berdiri sendiri) D. Pe()aha$an BAB I5 1. 6a#*+ 6a#*+ 1an' Men7e)a)#an Te+&ad!n7a Euthanasia "aktor&faktor yang :empengaruhi Pemberlakuan Euthanasia a) Casa sakit yang tidak tertahankan) :emutuskan untuk mati bukanlah cara yang tepat) +uhan yang berhak untuk memutuskan kehidupan dan kematian seseorang) :elalui situasi ini, seseorang pun dapat mengambil suatu pembelajaran) 4 b) :anusia memiliki hak untuk mati secara bermartabat) :emang manusia diberi hak untuk menentukan diri sendiri, tetapi bukan untuk menentukan kapan kehidupannya berakhir) :anusia diberikan hak untuk menentukan prinsip hidupnya, menentukan tujuan hidupnya tanpa hasutan dari orang lain, menentukan sikap dan tingkah lakunya sendiri, tetapi bukan menentukan kematiannya) Hidup atau mati merupakan kedaulatan +uhan) c) Ketidakmampuan dalam pembiayaan pengobatan) 4 Hendra, (aktor $enyea Euthanasia, Grafindo Persada, $akarta, 99, hlm)34) @ Hal ini menandakan bah.a orang tersebut terlalu materialistik ,terlalu cinta uang, gila harta- hingga menghiraukan nya.a seseorang) Ingatlah bah.a nya.a seseorang lebih berharga daripada harta yang dimiliki) +idak dapat membayar nya.a dengan uang atau dengan apa pun juga) $ika seseorang membiayai seluruh pengobatan yang dijalani oleh salah satu anggota keluarganya, tetapi suatu ketika uang yang dimilikinya habis sehingga memberhentikan pengobatan medis dan memutuskan untuk mera.atnya sendiri di rumah merupakan tindakan yang tidak tergolong dosa) %. U0a7a 1an' D!la#u#an Unu# Men2e'ah T!nda#an Euthanasia. Kelompok )ro euthanasia, yang termasuk juga beberapa orang cacat, berkonsentrasi untuk mempopulerkan euthanasia dan bantuan bunuh diri) :ereka menekankan bah.a pengambilan keputusan untuk euthanasia adalah otonomi indi5idu) $ika seseorang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau berada dalam kesakitan yang tak tertahankan, mereka harus diberikan kehormatan untuk memilih cara dan .aktu kematian mereka dengan bantuan yang diperlukan) :ereka mengklaim bah.a perbaikan teknologi kedokteran merupakan cara untuk meningkatkan jumlah pasien yang sekarat tetap hidup) 4alam beberapa kasus, perpanjangan umur ini mela.an kehendak mereka) Prinsip&Prinsip Pencegahan Euthanasia a) Kenali dan obati kondisi&kondisi psikiatrik dan medis/ b) Kembangkan ikatan terapeatik dengan pasien/ c) Pasien yang ingin bunuh diri biasanya bersikap ami#alen tentang kematian itu maka ungkapan tentang ami#alen tersebut, memperlihatkan bukti&bukti bah.a mereka ingin hidup d) Hadapkan pasien pada hal&hal realita e) $angan mengucilkan keseriusan pasien dalam usaha bunuh diri f) $angan pernah setuju untuk merahasiakan rencana bunuh diri g) *antulah pasien mele.ati masa berduka karena kehilangan h) $angan beri alasan untuk membenarkan gejala&gejala yang dialami pasien i) 1ilailah kembali kondisi fikiran pasien dengan sharing 6 j) Gunakan sumber daya dari komunitas, misal keluarga, dan orang yang bermakna dalam pengobatan pasien k) $angan kehilangan kontak dengan pasien l) *ersikap aktif tetapi tetap menuntut pasien untuk bertanggung ja.ab atas kehidupannya sendiri) ! Euthanasia di dalam Kitab Undang&Undang Hukum Pidana ,KUHP- Indonesia dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nya.a) Euthanasia secara hukum merupakan pembunuhan atas permintaan korban, yakni permintaan pasien pada dokter) Pasal&pasal yang dapat diterapkan berkaitan dengan euthanasia adalah pasal mengenai pembunuhan, yakni7 6) Pasal 338 KUHP ,Kitab Undang&Undang Hukum Pidana-) *arang siapa dengan sengaja menghilangkan ji.a orang lain) 4ihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama&lamanya 6! tahun) 9) Pasal 34 KUHP ,Kitab Undang&Undang Hukum Pidana-) *arang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan ji.a orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan ,moord-, dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama&lamanya 9 tahun) 3) Pasal 344 KUHP ,Kitab Undang&Undang Hukum Pidana-) *arang siapa menghilangkan ji.a orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh&sungguh, dihukum penjara selama&lamanya 69 tahun) 4) Pasal 34! KUHP ,Kitab Undang&Undang Hukum Pidana-) *arang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya kepadanya untuk itu, maka jika orang itu jadi membunuh diri, dihukum penjara selama& lamanya 4 bulan) A. Ke$!(0ulan. *erdasarkan permasalahan di atas maka yang menjadi kesimpulan adalah7 ! *ambang, $rinsi) $encegahan Euthanasia, Grafindo Persada, $akarta, 99, hlm)34) 66 6) "aktor&faktor yang menyebabkan terjadinya Euthanasia. a) "aktor kemanusiaan) "aktor ini dilakukan oleh seorang dokter baik atas permintaan pasien atau keluarganya atau kehendak dokter itu sendiri) Hal ini dilakukan oleh seorang dokter karena merasa kasihan terhadap penderitaan pasiennya yang berkepanjangan yang secara medis sulit untuk dismebuhkan) 4engan demikian seorang dokter mengabulkan permintaan pasiennya) b) "aktor Hkonomi) "aktor yang kedua ini diakui oleh .akil ketua Umum Pengurus *esar Ikatan 4okter Indonesia bah.a mengenai Euthanasia pasif banyak dilakukan atas permintaan keluarga penderita yang tidak sampai hati melihat keluarganya terbaring berlama&lama di rumah sakit) ?leh karena itu mereka memilih memba.a pulang pasien dengan harapan biarlah ia meninggal di tengah familinya 3) Upaya yang dilakukan untuk mencegah tindakan euthanasia. a) Kenali dan obati kondisi&kondisi )sikiatrik dan medis/ b) Kembangkan ikatan tera)eatik dengan pasien/ c) Pasien yang ingin bunuh diri biasanya bersikap ami#alen tentang kematian itu maka ungkapan tentang ami#alen tersebut, memperlihatkan bukti& bukti bah.a mereka ingin hidup d) Hadapkan pasien pada hal&hal realita e) $angan mengucilkan keseriusan pasien dalam usaha bunuh diri f) $angan pernah setuju untuk merahasiakan rencana bunuh diri g) *antulah pasien mele.ati masa berduka karena kehilangan h) $angan beri issal untuk membenarkan gejala&gejala yang dialami pasien 69 DA6TAR PUSTAKA SEMENTARA %bdurahman, 99, *asalah &ukum Di Indonesia, $akarta, :edia Dipta) %ndi :ughayat, 9E, Kedudukan 'ekam *edis, *andung, *uana Karya) %rif Cahman, 9E, *al)raktek dalam Dunia Kedokteran, $akarta, %nugrah) *ambang 1urdiansyah, 9F 'ekam *edis dalam Dunia Kedokteran, $akarta, *alai Pustaka) Dhoirul %nam, 94 +lasan $enyea Kematian *unir, *andung %nugrah) 4idi +armuAi, 96, Tujuan dari ,anksi (ormulasi $idana, *andung Graha) Gatot 2upramono,94,&ukum $idana *ati Indonesia, $akarta, 4jambatan) Hardjasoemantri, 96, $enegakan &ukum di Indonesia, $akarta, Paramita) Haryono, 9, ,osiologi &ukum, *andung, Cosda Karya) Harta.i) %): dalam %ndi HamAah dan %) 2umangelipu, 6@83, $idana *ati di Indonesia, $akarta, Ghalia Indonesia) Herbert B Packer, 9, Tujuan $emindanaan, $akarta, +rancy ?rico, Beonard 2a5itA,6@@@,Dilemmas in -riminology, IaragoAa, Jelecia) 63 :aKaruf, 96,%nsur Tindak $idana *enurut &ukum $ositif, $akarta, %nugrah) :ar.oto, 96, $enanggulangan Tindak $idana *al)raktik, *andung, %nugrah) :ochtar kusumaatmadja, 96, $enangulangan Tindak $idana, $akarta, Grafindo) :uladi, 6@8!, .emaga $idana /ersyarat, *andung, %lumni) :urdiono,96, $emuatan %ndang0%ndang Keijakan (ormulasi, $akarta,Pacakrida,$akarta) 1yoman 2erikat Putra $aya,9!, 'ele#ansi &ukum $idana +dat dalam $emaharuan &ukum $idana "asional, *andung, Ditra %ditya *akti) 2ellin 99, ,anksi $idana *al)raktik, $akarta, *alai Pustaka) 2oejono 2oekamto, 93, (aktor0faktor yang *em)engaruhi $enegakan &ukum, $akarta, Caja.ali Press) 2ubekti dan +jitosoedibbio,6@8 Kamus &ukum, Pradnya $akarta,Paramita) 2ubroto, 99, $emaharuan &ukum $idana, 2urabaya, 2uryakencana) 2udarto, 6@8E,&ukum dan &ukum $idana, *andung, %lumni) 2utopo,96,Keijakan +)likatif dan Keijakan (ormulatif $akarta, %nugrah Utama 64 Iaenudin, 93, 'ekam *edis $emuktian $erkara, *andung, P+ Cosda Karya) B. Pe+aua+an Pe+undan',Undan'an. Undang&Undang 4asar 6@4! Undang&Undang 1omor 9@ +ahun 94 +entang Praktik Kedokteran PHC:H1 :P 9E@0:H1KH20PHC0III098 +entang Cekam :edis -. Ka(u$8 En$!#l*0ed!a8 Ma#alah8 Ju+nal Dan Ine+ne. Garner, %) *ryan, /lack1s .a2 Dictionary, ,e#enth Edition, 3est Group7 2t) Paul, :inn, 6@@@ http700:alpraktik).ordpress)com 6 0 6 0 96 0 0+indakan :alpraktik http700rekammediscom).ordpress)com 3 0 6 0 969 0 0Kedudukan Cekam :edis 4alam Pembuktian Perkara http700djicom).ordpress)com ! 0 66 0 963 0 0Cekam :edis :engantisipasi :alpraktik 6! EUTHANASIA DITINJAU DARI PASAL PASAL 344 KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PEMBUNUHAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI DAN HAK ASASI MANUSIA SKRIPSI 4iajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Usulan Penelitian untuk mencapai Gelar 2arjana Hukum *erdasarkan 2urat Keputusan 4ekan "akultas Hukum Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur 1o) 6!604HK0"H0U12UC0KHP0I0969 /leh 9 Na(a 9 M*2ha(ad De+! :ah7ud!n NPM 9 ;4%<1<<1<<<= P+*'+a( Sud! 9 Il(u Hu#u( Pe()!()!n' I DR.d+. H&. T+!n! Handa7an!8 SH8 MH NIP. 3< 33 <<<<> 6E Pe()!()!n' II Tan! K!+ana Ua(!8 SH8 MH NIK. 43<?<<<<? 6AKULTAS HUKUM UNI5ERSITAS SUR1AKAN-ANA -IANJUR SK.BAN.PT.DEPDIKNAS RI. N/. <11@BAN.PT@AL,AII@S.1@%<<> TANGGAL %> MEI %<<> %<13 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING I PEMBIMBING II DR.d+. H&. T+!n! Handa7an!8 SH8 MH Tan! K!+ana Ua(!8 SH8 MH NIK. 3<33<<<<> NIK. 43<?<<<<? :AKIL DEKAN I 6F D+. An!a Ka(!lah8 SH8 MH NIP. 1>?><1<> 1>>4<3%<<% KATA PENGANTAR 2yukur %lhamdulillah yang setulus&tulusnya Penulis panjatkan kehadirat %llah 2ubhanahu 3ataKala atas segala rahmat, hidayah serta inayah&1ya yang telah dilimpahkan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul 7 =EUTHANASIA DITINJAU DARI PASAL PASAL 344 KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PEMBUNUHAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI DAN HAK ASASI MANUSIA. %dapun skripsi ini untuk memenuhi syarat untuk mencapai Gelar 2arjana Program 2tudi Hukum konsentrasi pidana pada "akultas Hukum Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur) Penulis menyadari bah.a dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan&kekurangan yang dikarenakan keterbatasan .a.asan dan kurangnya pengalaman dalam penulisan skripsi, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun) 2emoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi kemajuan Penulis sendiri, serta umumnya bagi para pembaca) 4engan segala kerendahan hati, Penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi&tingginya dan mengucapkan terimakasih yang sedalam&dalamnya, terutama kepada7 6) *apak Prof) 4r) H) 4.idja Priyatno, 2H, :H, 2p)1, selaku Cektor pada Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur) 9) Ibu 4r) Hj) Henny 1uraeny, 2H, :H, selaku 4ekan "akultas Hukum Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur) 3) *apak 4r) 4edi :ulyadi, 2H, :H, 2elaku 3akil 4ekan I, Ibu 4r) %nita Kamilah, 2H, :H, 2elaku 3akin 4ekan II, *apak Kus.andi, 2H, :H, 68 2elaku 3akil 4ekan III "akultas Hukum Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur) i 4) Ibu 4r) dr) Hj) +rini, Handayani, 2H, :H Pembimbing I yang telah memberikan dorongan moril kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini) !) Ibu +anti Kirana Utami, 2H, :H) selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan moti5asi kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini) E) 2eluruh 4osen "akultas Hukum Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan penuh kesabaran) F) Para 2taf dan Karya.an "akultas Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur yang telah banyak membantu dan memudahkan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini) 8) %yahanda serta ibunda selaku orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril serta doKa yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini) @) 2eluruh keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini) 6) 2eluruh rekan mahasis.a0mahasis.i "akultas Hukum Uni5ersitas 2uryakancana Dianjur, yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini) 66) 2emua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu) ii 2emoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan maupun dalam skripsi ini mendapatkan imbalan yang setimpal dari %llah 2ubhanahu 3ataKala) %min <a Cobal %llamin) 6@ Dianjur, "ebruari 963 Penulis, 3M*2ha(ad De+! :ah7ud!n4 iii ABSTRAK EUTHANASIA DITINJAU DARI SEGI MEDIS SESUAI UNDANG, UNDANG N/M/R 3? TAHUN %<<> TENTANG KESEHATAN DIKAITKAN DENGAN PASAL 33= KITAB UNDANG,UNDANG HUKUM PIDANA TENTANG PEMBUNUHAN DAN DITINJAU DARI HAK ASASI MANUSIA /leh 9 M*2ha(ad De+! 4i Indonesia memang belum mengatur secara spesifik mengenai euthanasia dan hal ini masih menjadi perdebatan pada beberapa kalangan yang menyetujui tentang euthanasia dan pihak yang tidak setuju tentang hal tersebut) Pihak yang menyetujui tindakan euthanasia beralasan bah.a setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan hak untuk mengakhiri hidupnya dengan segera dan hal ini dilakukan dengan alasan yang cukup mendukung, yaitu alasan kemanusiaan) Euthanasia aktif langsung, yaitu cara pengakhiran kehidupan melalui tindakan medis yang diperhitungkan akan langsung mengakhiri hidup pasien) :isalnya dengan memberi tablet sianida atau suntikan Aat yang segera mematikan) Euthanasia aktif tidak langsung, yaitu cara yang menunjukkan bah.a tindakan 9 medis yang dilakukan tidak akan langsung mengakhiri hidup pasien, misalnya, mencabut oksigen atau alat bantu kehidupan lainnya) 4engan keadaan pasien yang tidak lagi memungkinkan untuk sembuh atau bahkan hidup, maka dapat melakukan permohonan untuk segera diakhiri hidupnya) tujuan dalam skripsi ini, yaitu untuk mengetahui faktor&faktor yang menyebabkan terjadinya Euthanasia. Untuk mengetahui Euthanasia dipandang dari segi medis, hukum, dan Hak %sasi :anusia ,H%:-) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mencegah tindakan euthanasia. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis0 normatif, yaitu mengacu kepada norma&norma hukum dikaitkan dengan kajian yuridis euthanasia ditinjau dari segi medis sesuai Undang&Undang 1omor 3E +ahun 9@ +entang Kesehatan, dikaitkan dengan Pasal 338 Kitab Undang& Undang Hukum Pidana +entang Pembunuhan dan ditinjau dari Hak %sasi :anusia) Pemerintah harusnya menetapkan bah.a Perbuatan euthanasia sama dengan bunuh diri yang dilakukan dengan meminjam tangan orang lain dan hal ini dianggap sebagai perbuatan yang menentang takdir +uhan) :aka euthanasia ini merupakan perbuatan yang terlarang) Untuk menghidari terjadinya euthanasia, gunakan sumber daya dari komunitas, issal keluarga, dan orang yang bermakna dalam pengobatan pasien) Kaa Kun2! 9 Euthanasia, Hu#u( P!dana Pe()unuhan Ha# A$a$! Manu$!a. 96 Penerapan euthanasia mengundang banyak kontro5ersi karena hal ini berkaitan dengan nya.a manusia dan apabila dilihat dari kacamata hukum positif, khususnya pada hukum pidana, maka euthanasia dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nya.a seseorang) Huthanasia di dalam KUHP dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nya.a) Huthanasia secara hukum merupakan pembunuhan atas permintaan korban, yakni permintaan pasien pada dokter) Pasal yang dapat diterapkan berkaitan dengan euthanasia adalah pasal mengenai pembunuhan sedangkan di dalam agama islam euthanasia disebut +aisir %l&:aut bah.a secara tegas dan jelas dilarang, pelarangan ini terdapat pada euthanasia aktif dan positif ,taisir al& maut al&faal-) *erdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan rumusan permasalahan/ *agaimanakah pengaturan euthanasia ditinjau dari perspektif hukum pidana positif Indonesia dan hukum pidana Islam serta bagaimanakah persamaan dan perbedaan pengaturan eutanasia di tinjau dari perspektif hukum pidana positif Indonesia dan hukum pidana Islam) Pengaturan euthanasia ditinjau dari hukum pidana positif Indonesia belum ada yang mengatur secara tegas hanya saja apabila dilihat dari ketentuan KUHP 99 maka dapat diterapkan mengenai pasal pembunuhan yaitu Pasal 338 KUHP, 34 KUHP, 344 KUHP, 34! KUHP dan pengaturan euthanasia ditinjau dari hukum pidana Islam adalah terdapat dalam "i#h $inayah, dalam %l&'ur(an tidak ada ayat yang menyinggung terhadap masalah euthanasia ini secara khusus dan tidak ada satupun karena alasan pembenaran dalam hal euthanasia) *erdasarkan hal tersebut, tindakan euthanasia merupakan tindakan pembunuhan dengan unsur kesengajaan dan direncanakan) +aisir %l&maut ,eutahanasia- diatur dalam hukum fikih $inayah dan diberikan sangsi yang tegas, .alaupun ada kerelaan dan permintaan diri sendiri, tetap saja perbuatan +aisir %l&maut eutahanasia dimasukan ke dalam jarimah pembunuhan) Persamaan pengaturan euthanasia dalam hukum pidana positif dan pidana islam adalah/ euthanasia sama&sama dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nya.a ,menghilangkan nya.a orang lain, tanpa dan0atau persetujuan si pasien-) Hal yang menjadi perbedaan dalam pengaturan hukum positif dan hukum pidana islam terletak pada adanya kenyataan bah.a hukum pidana positif diatur dalam ketentuan KUHP dan belum adanya pengaturan secara tegas dalam pasal tentang euthanasia bah.a menghilangkan nya.a orang lain, dengan atau persetujuan pasien adalah kejahatan) 1amun apabila hukum pidana islam terletak pada hukum fi#ih berdasarkan .ahyu %llah s.t yang mengaturnya dan pemberian sanksi yang tegas) 6) Pengertian Huthanasia Istilah euthanasia berasal dari bahasa <unani, yaitu =Eu> danThanatos) Kata =Eu> berarti baik, dan =Thanatos> berarti mati) :aksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit) ?leh karena itu euthanasia sering disebut juga dengan mercy killing, a good death, atau enjoy death ,mati dengan tenang-) Euthanasia adalah istilah dalam dunia medis yang merupakan keputusan dokter terhadap keadaan penyakit yang dialami pasien, bah.a penyakit yang diderita pasien tidak dapat disembuhkan lagi dan diberikan jalan pintas yaitu dengan jalan medis juga, biasanya upaya untuk mengurangi 93 beban pasien dalam penderitaannya melalui suntikan dengan bahan pelemah fungsi syaraf dalam dosis tertentu ,neurasthenia-) *erdasarkan hal tersebut euthanasia berarti mempermudah kematian ,hak untuk mati-) Hak untuk mati ini secara diam&diam telah dilakukan yang tak kunjung habis diperdebatkan) *agi yang setuju menganggap euthanasia merupakan pilihan yang sangat manusia.i, sementara yang tidak setuju menganggapnya sangat bertentangan dengan nilai&nilai moral, etika dan agama) Euthanasia atau hak mati bagi pasien sudah ratusan tahun dipertanyakan) 2ejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu telah mencoba membahas euthanasia dari berbagai sudut pandang, namun demikian pandangan medis, etika, agama, sosial dan yuridist masih mengundang berbagai ketidakpuasan, sulit dija.ab secara tepat dan objektif) 2ecara etimologis euthanasia berarti kematian dengan baik tanpa penderitaan, maka dari itu dalam melakukan euthanasia, arti sebenarnya bukan untuk menyebabkan kematian, namun untuk mengurangi atau meringankan penderitaan orang yang sedang menghadapi kematiannya, dalam arti yang demikian itu euthanasia tidaklah bertentangan dengan panggilan manusia untuk mempertahankan dan memperkembangkan hidupnya, sehingga tidak menjadi persoalan dari segi kesusilaan) Perkembangan istilah selanjutnya, euthanasia lebih menunjukkan perbuatan yang membunuh karena belas kasihan, maka menurut pengertian umum sekarang ini, euthanasia dapat diterangkan sebagai pembunuhan yang sistematis karena kehidupannya merupakan suatu kesengsaraan dan penderitaan) Inilah konsep dasar dari euthanasia yang kini maknanya berkembang menjadi kematian atas dasar pilihan rasional seseorang, sehingga banyak masalah yang ditimbulkan dari euthanasia ini) %gar persoalan euthanasia ini dapat dibahas dengan se.ajarnya sebaiknya arti kata&katanya diuraikan dengan lebih seksama lagi) 2ecara etimologis di Aaman kuno berarti kematian tenang tanpa penderitaan yang hebat) 4e.asa ini orang tidak lagi memakai arti asli, melainkan lebih terarah pada campur tangan ilmu kedokteran yang meringankan orang sakit atau orang yang 94 berada pada sakarotul maut, bahkan kadang&kadang disertai bahaya mengakhiri kehidupan sebelum .aktunya) 2ejak abad ke&6@, terminologi euthanasia dipakai untuk menyatakan penghindaran rasa sakit dan peringanan pada umumnya bagi yang sedang menghadapi kematian dengan pertolongan dokter) Pemakaian terminology euthanasia ini mencakup tiga kategori, yaitu ryadi) 96-7 6) Pemakaian secara sempit7 2ecara sempit euthanasia dipakai untuk tindakan menghindari rasa sakit dari penderitaan dalam menghadapi kematian) 9) Pemakaian secara luas7 2ecara luas, terminologi euthanasia dipakai untuk pera.atan yang menghindarkan rasa sakit dalam penderitaan dengan resiko efek hidup diperpendek) 3) Pemakaian paling luas7 Pemakaian yang paling luas ini, euthanasia berarti memendekkan hidup yang tidak lagi dianggap sebagai side effect, melainkan sebagai tindakan untuk menghilangkan penderitaan pasien) *eberapa ahli memberikan pengertian tentang terminology euthanasia7 :enurut ?emar 2eno %dji, euthanasia ditinjau dari segi medis, hukum dan psikologi, euthanasia diartikan ,6@@6-7 6) 4engan sengaja melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidup seorang pasien 9) 4engan sengaja tidak melakukan sesuatu ,palaten- untuk memperpanjang hidup pasien 3) 4ilakukan khusus untuk kepentingan pasien itu sendiri atas permintaan atau tanpa permintaan pasien) *erdasarkan kode etik kedokteran indonesia, kata euthanasia dipergunakan dalam tiga arti ,?emar 2eno %dji) 6@@6-7 6) *erpindahnya ke alam baka dengan tenang dan aman tanpa penderitaan, untuk yang beriman dengan nama %llah dibibir) 9) Ketika hidup berakhir, diringankan penderitaan sisakit dengan memberinya obat penenang) 3) :engakhiri penderitaan dan hidup seorang sakit dengan sengaja atas 9! permintaan pasien sendiri dan keluarganya) *erdasarkan berapa kategori tersebut, dapat disimpulkan bah.a unsur&unsur euthanasia adalah sebagai berikut ,?emar 2eno %dji) 6@@6-7 6) *erbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu 9) :engakhiri hidup, mempercepat kematian, atau tidak memperpanjang hidup pasien) 3) Pasien menderita suatu penyakit yang sulit untuk disembuhkan kembali) 4) %tas atau tanpa permintaan pasien atau keluarganya) !) 4emi kepentingan pasien dan keluarganya) Bamerton dan $)P) +hirouL menanggapi mengenai euthanasia,sebagaimana telah dikutip 2oerjono 2oekamto terdapat empat ,4- istilah, yaitu ,2oerjono 2oekamto) 6@@- 7 6) :embiarkan seseorang mati ,>allo.ing someone to die>-:embiarkan seseorang mati dimaksudkan untuk membiarkan proses kebahagiaan dan harga diri seseorang, dengan demikian, tidak ada ktifitas menghentikan kehidupan, maksudnya adalah, dalam mengakhiri hidupnya, seseorang pasien tidak mendapat inter5ensi dari pihak lain, misalnya tenaga kesehatan ataupun bantuan teknologi kedokteran) :aka, upaya kesehatan untuk menyelamatkan kehidupan berdasarkan ilmu kedokteran dan teknologinya dianggap sia&sia) 9) Kematian belas kasihan ,=mercy death>- Kematian belas kasihan ini terjadi berdasarkan permintaan dari pasien untuk menghentikan kehidupannya) Hal ini sebenarnya hampir sama dengan membantu seseorang untuk bunuh diri, karena biasanya seseorang pasien tidak dapat melakukan bunuh diri, oleh karena itu, pasien meminta dengan sungguh&sungguh kepada orang lain untuk membantu menghentikan kesengsaraannya) 3) Pembunuhan belas kasihan ,>mercy killing>- Pembunuhan belaskasihan atau >mercy killing> berarti tindakan penghentian kehidupan pasien pasien tanpa iAin yang bersangkutan) Keputusan tersebut didasarkan asumsi bah.a kehidupan pasien yang bersangkutan sudah tidak 9E bermanfaat lagi) Pembunuhan belas kasihan ini didasarkan bukan karena permintaan pasien dan tanpa suka rela) Hal ini yang membedakan dengan pembunuhan belas kasihan atas dasar permintaan pasien) 4) Kematian otak ,>brain death>- 2ebelum terjadi penemuan&penemuan canggih dalam ilmu kesehatan dan teknologi, pasien yang karena tidak berfungsinya jantung, paruparu dan teknologi, pasien yang karena tidak berfungsinya jantung, paruparu dan otaknya juga tidak berfungsi, 2ehingga apabila otak sudah tidak berfungsi lagi maka jantung dan paru&paru juga tidak berfungsi lagi) 1amun, setelah adanya penemuan&penemuan teknologi dalam bidang kesehatan yang berkembang peset de.asa ini, seorang pasien yang mengalami gangguan otak serius sekalipun ,misalnya karena mendapatkan benturan yang sangat keras dibagian kepala-, kerja jantung dan paru&parunya masih dimungkinkan untuk tetap berfungsi karena dibantu oleh alat& alat seperti respirator, dengan demikian, apabila seorang pasien mengalami kematian otak ,otaknya sudah tidak berfungsi lagi-, dapat ditetapkan bah.a pasien tersebut sudah meninggal dunia) 4efinisi mengenai euthanasia menurut Dommissie dari belanda yang merumuskan >euthanasia> adalah >perbuatan yang dengan sengaja memperpendek hidup ataupun dengan sengaja tidak berbuat untuk memperpanjang hidup demi kepentingan sipasien oleh seorang dokter ataupun ba.ahannya yang bertanggung ja.aab padanya> ,%mri %mir) 6@@F-) *erdasarkan definisi di atas mengenai euthanasia dapat diperinci lagi, maka sebenarnya inti dari pengertian euthanasia adalah suatu tindakan atau perbuatan untuk memutuskan kehidupan dengan maksud untuk membebaskan seseorang pasien dari suatu penderitaan yang disebabkan oleh penyakitnya yang mana penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan lagi) Hukum dan kode etik kedokteran di Indonesia tidak memperbolehkan dilakukannya suatu tindakan euthanasia) :erdias :atsier ,Kepala C2D:-, >kode 9F etik kedokteran me.ajibkan dokter dan rumah sakit untuk menghargai nya.a seseorang dan euthanasia merupakan suatu tindakan untuk mengakhiri dengan sengaja pada kehidupan seorang pasien>, dan negara Indonesia belum mengatur hukumnya yang memprbolehkan mengakhiri kehidupan dengan sengaja, .alaupun dengan kematian yang dianggap tenang dan mudah ,Koran +empo04i Indonesia 2untik :ati +idak 4iperbolehkan0di akeses 93 2eptember 94-) 9) :acam&macam Huthanasia Huthanasia bisa ditinjau dari berbagai sudut, seperti cara pelaksanaanya, dari mana datang permintaan, sadar tidaknya pasien dan lain&lain) 2ecara garis besar euthanasia dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif, di ba.ah ini dikemukakan beberapa jenis euthanasia ,%mri %mir) 6@@F-7 6) Huthanasia aktif Huthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter untuk mengakhiri hidup seorang ,pasien- yang dilakukan secara medis) *iasanya dilakukan dengan penggunaan obat&obatan yang bekerja cepat dan mematikan) Huthanasia aktif terbagi menjadi dua golongan7 a- Huthanasia aktif langsung, yaitu cara pengakhiran kehidupan melalui tindakan medis yang diperhitungkan akan langsung mengakhiri hidup pasien) :isalnya dengan memberi tablet sianida atau suntikan Aat yang segera mematikan) b- Huthanasia aktif tidak langsung, yang menunjukkan bah.a hidup pasien, tetapi diketahui bah.a risiko tindakan tersebut dapat tindakan medis yang dilakukan tidak akan langsung mengakhiri mengakhiri hidup pasien) :isalnya, mencabut oksigen atau alat bantu kehidupan lainnya) 9) Huthanasia pasif Huthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia, sehingga pasien diperkirakan akan meninggal setelah tindakan pertolongan dihentikan) 3) Huthanasia 5olunteer Huthanasia jenis ini adalah Penghentian tindakan pengobatan atau mempercepat 98 kematian atas permintaan sendiri) 4) Huthanasia in5olunter Huthanasia in5olunter adalah jenis euthanasia yang dilakukan pada pasien dalam keadaan tidak sadar yang tidak mungkin untuk menyampaikan keinginannya) Hal ini dianggap famili pasien yang bertanggung ja.ab atas penghentian bantuan pengobatan) Perbuatan ini sulit dibedakan dengan perbuatan kriminal) 2elain kategori empat macam euthanasia di atas, euthanasia juga mempunyai macam yang lain, hal ini diungkapkan oleh beberapa tokoh, diantaranya "rans magnis suseno dan <eAAi seperti dikutip oleh Petrus <oyo Karyadi, mereka menambahkan macam&macam euthanasia, selain euthanasia secara garis besarnya, yaitu ,Petrus <oyo Karyadi) 96-7 6) Huthanasia murni, yaitu usaha untuk memperingan kematian seseorang tanpa memperpendek kehidupannya) Kedalamnya termasuk semua usaha pera.atan agar yang bersangkutan dapat mati dengan MbaikM) 9) Huthanasia tidak langsung, yaitu usaha untuk memperingan kematian dengan efek samping, bah.a pasien mungkin mati dengan lebih cepat) 4i sini ke dalamnya termasuk pemberian segala macam obat narkotik, hipnotik dan analgetika yang mungkin Mde faktoM dapat memperpendek kehidupan .alaupun hal itu tidak disengaja) 3) Huthanasia sukarela, yaitu mempercepat kematian atas persetujuan atau permintaan pasien) %dakalanya hal itu tidak harus dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari pasien atau bahkan bertentangan dengan pasien) 4) Huthanasia non5oluntary, yaitu mempercepat kematian sesuai dengan keinginan pasien yang disampaikan oleh atau melalui pihak ketiga ,misalnya keluarga-, atau atas keputusan pemerintah) 4unia kedokteran mengenal ada dua macam euthanasia, yakni euthanasia aktif dan euthanasia pasif) Huthanasia aktif, yaitu7 tindakan seorang dokter mempercepat proses kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut) Hal ini dilakukan pada saat kondisi pasien sudah sangat 9@ parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut perkiraan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama) %lasan yang laAim dikemukakan adalah, bah.a pengobatan yang diberikan hanya akan memperpanjang penderitaan pasien dan tidak mungkin mengurangi keadaan sakitnya yang memang sudah akut) Dontoh paling terkenal adalah tindakan 4r) $ack Ki5orkian ,seorang dokter di :ichigan - mengakhiri hidup seorang pasien %B2 ,Bou Gehrig(s 4isease- pada 6@@8 ,http700...)google)com-) 2edangkan euthanasia pasif adalah tindakan dokter berupa penghentian pengobatan pasien yang menderita sakit akut, yang secara medis tidak mungkin bisa disembuhkan) %lasan yang laAim dikemukakan adalah kondisi ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana yang dibutuhkan cukup tinggi, sedangkan fungsi pengobatan menurut dokter sudah tidak efektif lagi ,http700...)google)com-) Huthanasia 4itinjau 4ari hukum pidana positif dan hukum islam 6) %spek Hukum) Huthanasia menurut hukum pidana positif pembunuhan atas permintaan korban, yakni permintaan pasien pada dokter) Pasal&pasal yang dapat diterapkan berkaitan dengan euthanasia adalah pasal mengenai pembunuhan, yakni pasal 338, 34, 344 dan 34! KUHP) 4imungkinkan dokter sebagai pelaku euthanasia dijerat dengan pasal 344 KUHP, yang di dalamnya harus terpenuhi unsur =atas permintaan sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, adanya rencana, niat, maksud, dikehendaki dan diketahui oleh seorang pasien dan dokter) 2eorang pelaku yang berbuat dengan sengaja melakukan suatu tindakan euthanasia, pastilah mengetahui apa yang diperbuatnya, namun apabila dalam perbuatan euthanasia tersebut tidak dapat dipenuhi unsur&unsur yang disebutkan di atas, maka pelaku dapat di jerat ke dalam tindak pidana pembunuhan biasa yang diatur dalam pasal 338 KUHP sebagai pasal umum yang mengatur pembunuhan, yang unsurnya hanyalah terjadinya kematian seorang lain akibat perbuatannya) 3 9) %spek Hukum Islam) Perbuatan euthanasia sama dengan bunuh diri yang dilakukan dengan meminjam tangan orang lain dan hal ini dianggap sebagai perbuatan yang menentang takdir +uhan ,>dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, ')2 479@-) :aka euthanasia ini merupakan perbuatan yang terlarang) 2ebab masalah kehidupan dan kematian seseorang itu berasal dari pencipta&1ya, yaitu %llah 23+) Huthanasia dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang menyangkut kepada suatu tindakan untuk penghentian kehidupan seseorang, .alaupun dengan kerelaan dan atas permintaan orang itu sendiri, maka perbuatan ini bisa dimasukan sebagai jarimah pembunuhan) Karena pembunuhan adalah peniadaan atau perampasan nya.a seseorang oleh perbuatan orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan disebabkan ketiadaan roh sebagai unsur utama menggerakan tubuh) Kelahiran dan kematian merupakan hak dari %llah 23+, sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek umurnya sendiri) Pernyataan ini menurut ahli&ahli agama ,%bu *akar %l&CaAi, ulama 2yafiKiyyah, ulama Hanafiyah, ulama :alikiyah- secara tegas melarang tindakan euthanasia, apapun alasannya) Pelaku eutahansia bisa dikategorikan melakukan dosa besar dan mela.an kehendak %llah 23+, apabila memperpendek umur) 2eseorang yang menghendaki euthanasia, .alaupun dengan penuh penderitaan bahkan kadang&kadang dalam keadaan sekarat dapat dikategorikan putus asa, dan putus asa tidak berkenan dihadapan %llah 23+) %spek lain dari pernyataan memperpanjang umur, sebenarnya bila dikaitkan dengan usaha medis bisa menimbulkan masalah lain) Huthanasia secara tegas dan jelas dilarang oleh agama, pelarangan ini terdapat pada euthanasia aktif atau positif) +indakan euthanasia aktif ini, disamakan dengan pembunuhan dengan kesengajaan ,http700...).ikipedia)co)id-) *erdasarkan definisi pembunuhan tersebut di atas pembunuhan merupakan perbuatan yang di larang oleh syaKra, hal ini di dasarkan atas firman %llah 23+ di dalam surah7 %l&%nKam ayat76!6, %l&Isra ayat736&33 dan %l&"ur#on ayat7E8) 36 Pembunuhan masuk ke dalam jarimah karena pembunuhan di dalam syariat Islam dapat diancam dengan beberapa hukuman, yaitu hukuman pokok dan pengganti serta sebagian lagi sebagai hukuman tambahan) Hukuman pokok untuk perbuatan pembunuhan dengan sengaja adalah #ishas dan apabila dimaafkan oleh korban atau ahli .aris dari korban maka #hisas dapat gugur dan menjadi diyat dan taKAir ,%bd %l&'adir N%udah) +anpa tahun-) 2ebagaimana fat.a :ajelis Ulama Indonesia ,:UI-, bah.a euthanasia hukumnya haram) Pelaku euthanasia dapat dikategorikan sebagai suatu tindak pembunuhan dan pembunuhan secara tegas dilarang oleh syaraK dan dapat di kategorikan sebagai suatu tindakan jarimah yang dapat diancam dengan hukuman #hisas bagi pelaku euthanasia) =Pengaturan euthanasia dalam hukum pidana positif dan hukum pidana islam> Huthanasia di dalam Kitab Undang&Undang Hukum Pidana ,KUHP- Indonesia dikategorikan sebagai kejahatan terhadap nya.a) Huthanasia secara hukum merupakan pembunuhan atas permintaan korban, yakni permintaan pasien pada dokter) Pasal&pasal yang dapat diterapkan berkaitan dengan euthanasia adalah pasal mengenai pembunuhan, yakni7 6) Pasal 338 KUHP *arang siapa dengan sengaja menghilangkan ji.a orang lain) 4ihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama&lamanya 6! tahun) 9) Pasal 34 KUHP *arang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan ji.a orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan ,moord-, dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama&lamanya 9 tahun) 3) Pasal 344 KUHP *arang siapa menghilangkan ji.a orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh&sungguh, dihukum penjara 39 selama&lamanya 69 tahun) 4) Pasal 34! KUHP *arang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya kepadanya untuk itu, maka jika orang itu jadi membunuh diri, dihukum penjara selama&lamanya 4 bulan) 4okter sebagai pelaku euthanasia dimungkinkan dapat dijerat dengan pasal 344 KUHP, yang di dalamnya harus terpenuhi unsur =atas permintaan sendiri yang jelas dari si pasien dan dinyatakan dengan kesungguhan hati tanpa adanya paksaan dari pihak manapun>) *ilamana unsur ini mendatangkan kesulitan bagi jaksa dalam hal pembuktiannya, maka alternatif hukum dengan menggunakan pasal 338 KUHP sebagai pasal yang mengatur pembunuhan, yang unsurnya hanyalah terjadinya kematian seseorang akibat perbuatan ,menghilangkan nya.a orang lain dengan sengaja-) 6) Huthanasia aktif atas permintaan pasien ,permintan diri sendiri menghilangkan nya.a sesuai dengan Pasal) 344 KUHP- 9) Huthanasia aktif tanpa permintaan pasien ,dengan direncanakan menghilangkan nya.a sesuai dengan Pasal) 34 KUHP- 3) Huthanasia aktif tanpa sikap dari pasien ,dengan sengaja tanpa rencana dan direncanakan menghilangkan nya.a sesuai dengan Pasal) 34, 338, KUHP- 4) Huthanasia tidak langsung Huthanasia tidak langsung terjadi apabila dokter atau tenaga medis lainnya tanpa maksud mengakhiri hidup pasien melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, .alaupun dengan mengetahui adanya resiko bah.a dari tindakan medik tersebut dapat mengakibatkan hidup sipasien diperpendek) 2eperti halnya dengan euthanasia aktif, euthanasia tidak langsung terbagi kedalam tiga kelompok, yaitu7 a) Huthanasia tidak langsung atas permintaan pasien ,Pasal) 344, 3!@ KUHP- 33 b) Huthanasia tidak langsung tanpa permintaan pasien ,Pasal) 34, 3!@ KUHP- c) Huthanasia tidak langsung tanpa sikap pasien ,Pasal) 34, 3!@ KUHP-) Huthanasia pasif terjadi apabila dokter atau tenaga medis lainnya secara sengaja tidak memberikan bantuan medik terhadap pasien yang dapat memperpanjang hidupnya) Untuk dapat memudahkan euthanasia pasif ini juga dibedakan menjadi tiga, yaitu ,Petrus <oyo Karyadi) 96-7 6) Huthanasia pasif atas permintaan pasien ,+idak dihukum- 9) Huthanasia pasif tanpa permintaan pasien ,Pasal) 34 jo 3E ,9- - 3) Huthanasia pasif tanpa sikap pasien ,Pasal) 34 jo 3E ,9- - %gar dapat mengetahui hukuman atas tindakan euthanasia positif dan pasif tersebut perlu disebutkan pasal&pasalnya, adalah7 6) Pasal) 34 KUHP7 >*arangsiapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia .ajib memberi kehidupan, pera.atan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut operjanjian, dihukum penjara selama&lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak&banyaknya Cp) 4)!>) 9) Pasal) 3E KUHP7 MKalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang mati, sitersalah itu dihukum penjara selam&lamanya sembilan tahun>) 3) Pasal) 338 KUHP7 M*arang siapa dengan sengaja menghilangkan ji.a orang lain, dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama&lamanya lima belas tahun>) 4) Pasal) 344 KUHP7 M*arang siapa menghilangkan ji.a orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh&sungguh, dihukum penjara selama&lamanya dua belas tahun>) !) Pasal) 3!@ KUHP7 M*arangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara 34 selama&lamanya lima tahun atau kurungan selama&lamanya satu tahun>) 2edangkan bagi para pihak yang terlibat secara langsung baik yang melaksanakan, membantu, maupun yang menyuruh untuk melaksanakan di dalam pembunuhan tersebut dapat dianggap sebagai pihak yang bertanggung ja.ab, seperti yang telah diatur di dalam Pasal !!, !E KUHP) 6) 4i pidana sebagai pembuat delik7 a) mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan/ b) mereka yang memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan) 9) +erhadap penganjur, hanya hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat&akibatnya) Pasal !E KUHP7 4ipidana sebagai pembantu kejahatan7 a) mereka yang sengaja memberi bantuan pada .aktu kejahatan dilakukan) b) mereka yang sengaja memberikan kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan) *erdasarkan penjelasan euthanasia tersebut di atas, dapat dikatakan bah.a .alaupun undang&undang tidak mengatur dan mencantumkan secara khusus mengenai euthanasia, akan tetapi di dalam KUHP ada beberapa pasal yang menyatakan dengan jelas dalam pelarangan melakukan pembunuhan atau menghilangkan nya.a orang lain dengan disertai ancaman pidana bagi orang yang melakukannya, secara khusus di dalam pasal 344 KUHP yang dianggap paling mendekati dengan permasalahan euthanasia) :asalah kematian manusia di dalam agama Islam, merupakan hak prerogatif %llah 23+) Perbuatan&perbuatan yang mengarah kepada tindakan untuk menghentikan hidup seseorang itu merupakan perbuatan yang bertentangan 3! dengan kehendak&1ya) %llah s.t melarang perbuatan yang mengarah kepada kematian dalam bentuk apapun, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, termasuk di dalamnya euthanasia, karena tindakan euthanasia ini merupakan pembunuhan tanpa hak, hal itu didukung oleh firman %llah s.t dalam ayat %l& 'ur(an surah/ ,%n& 1isa ,4-7 9@-, %l&%nKam ,E-7 6!6-, ,%l&:aidah ,!-7 39-, dan ,%l&Hajj ,99-7 EE-7 ')2, %n&1isa ,4-7 9@ %rtinya7 =4an janganlah kamu membunuh dirimu/ sesungguhnya %llah adalah :aha Penyanyang kepadamu>) *erdasarkan surah %n&nisa ayat 9@ tersebut di atas, euthanasia dapat dikategorikan sebagai bunuh diri atas pertolongan dari orang lain atau dengan meminjam tangan orang lain) ')2, %l&IsraK ,6F-7 33 %rtinya7 =4an janganlah kamu membunuh ji.a yang diharamkan %llah ,membunuhnya- melainkan dengan sesuatu ,sebab- yang benar>) *erdasarkan surah %l&anKam tersebut dapat disimpulkan bah.a pihak dokter ,medis- tidak dibolehkan untuk menghilangkan nya.a orang lain ,pasien- oleh sebab yang dibenarkan) 2ebab yang diperbolahkan dapat dicontohkan dalam pengambilan keputusan dokter apabila dihadapkan pada dua pilihan dalam hal persalinan yang bermasalah ,sungsang-, dua hal tersebut adalah keselamatan sang ibu atau anak yang diprioritaskan) ')2, %l&:aidah ,!-7 39 %rtinya7 =4an barang siapa yang memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seolah& olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya>) 2urah tersebut menjabarkan bah.a seorang dokter ,medis- sesuai dengan sumpah 3E profesinya me.ajibkan untuk memelihara kehidupan ,pasien-) ')2, %l&Hajj ,99-7 EE %rtinya7 =4an 4ia&lah %llah yang telah :enghidupkan kamu, kemudian :ematikan kamu, kemudian :enghidupkan kamu ,lagi->) 2urah di atas menjabarkan bah.a hidup matinya seseorang adalah hak prerogratif %llah 23+) %llah 23+ yang :aha %dil lagi :aha *ijaksana, telah melarang hamba&hamba&1ya untuk melakukan perbuatan buruk ,"asi#- dan telah menetapkan balasan bagi pelakunya baik di dunia maupun di akhirat kelak) 2alah satu bentuk balasan atas perbuatan buruk, dalam hal ini $inayah, adalah 'ishas) *erdasarkan hukum pidana Islam $inayah dan 'ishas di atur kedalam fi#ih $inayah, yaitu ilmu tentang hukum syaraK yang berkaitan dengan masalah perbuatan&perbuatan yang dilarang ,$arimah- oleh %gama atau 1as ,%hmad 3ardi :uslich) 947@-) A$0e# Hu#u( dala( Pela#$anaan Euhana$!a d! Ind*ne$!a Maret 15, 2008 $osted y teknosehat in /ioetik 3 /iohukum, &%K%* KE,E&+T+". trackack 3F A$0e# Hu#u( dala( Pela#$anaan Euhana$!a d! Ind*ne$!a *illy 1) ObillyPhukum&kesehatan).eb)idQ 2etiap makhluk hidup, termasuk manusia, akan mengalami siklus kehidupan yang dimulai dari proses pembuahan, kelahiran, kehidupan di dunia dengan berbagai permasalahannya, serta diakhiri dengan kematian) 4ari proses siklus kehidupan tersebut, kematian merupakan salah satu yang masih mengandung misteri besar, R ilmu pengetahuan belum berhasil menguaknya) Untuk dapat menentukan kematian seseorang sebagai indi5idu diperlukan kriteria diagnostik yang benar berdasarkan konsep diagnostik yang dapat dipertanggungja.abkan secara ilmiah) Kematian sebagai akhir dari rangkaian kehidupan adalah merupakan hak dari +uhan) +ak seorangpun yang berhak menundanya sedetikpun, termasuk mempercepat .aktu kematian) +api, bagaimana dengan hak pasien untuk mati guna menghentikan penderitaannya8 Hak pasien untuk mati, yang seringkali dikenal dengan istilah euthanasia, sudah kerap dibicarakan oleh para ahli) 1amun masalah ini akan terus menjadi bahan perdebatan, terutama jika terjadi kasus&kasus menarik) %dakah sesuatu yang istime.a yang membuat euthanasia selalu menarik untuk dibicarakan8 Para ahli agama, moral, medis, R hukum belum menemukan kata sepakat dalam menghadapi keinginan pasien untuk mati guna menghentikan penderitaannya) 2ituasi ini menimbulkan dilema bagi para dokter, apakah ia mempunyai hak hukum untuk mengakhiri hidup seorang pasien atas permintaan pasien itu sendiri atau keluarganya, dengan dalih mengakhiri penderitaan yang berkepanjangan, tanpa dokter itu sendiri menghadapi konsekuensi hukum) 2udah barang tentu dalam hal ini dokter tersebut menghadapi konflik dalam batinnya) 2ebagai dampak dari kemajuan kemajuan ilmu R teknologi kedokteran ,iptekdok-, kecuali manfaat, ternyata berdampak terhadap nilai&nilai etik0moral, agama, hukum, sosial, budaya, R aspek lainnya) Kemajuan iptekdok telah membuat kabur batas antara hidup R mati) +idak jarang seseorang yang telah berhenti pernapasannya R telah berhenti denyut jantungnya, berkat inter5ensi medis misalnya alat bantu nafas ,respirator-, dapat bangkit kembali) 38 Kadang upaya penyelamatan berhasil sempurna tanpa cacat, tapi terkadang fungsi pernapasan R jantung kembali normal, tanpa disertai pulihnya kesadaran, yang terkadang bersifat permanen) 2ecara klinis dia tergolong =hidup>, tetapi secara sosial apa artinya8 4ia hanya bertahan hidup dengan bantuan berbagai alat medis) *antuan alat medis tersebut menjadi patokan penentuan kematian pasien tersebut) Permasalahan penentuan saat kematian sangat penting bagi pengambilan keputusan baik oleh dokter maupun keluarga pasien dalam kelanjutan pengobatan, apakah dilanjutkan atau dihentikan) 4ilanjutkan belum tentu memba.a hasil, tetapi yang jelas menghabiskan materi, sedangkan bila dihentikan pasti akan memba.a ke fase kematian) Penghentian tindakan medis tersebut merupakan salah satu bentuk dari euthanasia) 2ampai saat ini, euthanasia masih menimbulkan pro R kontra di masyarakat) :ereka yang menyetujui tindakan euthanasia berpendapat bah.a euthanasia adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan persetujuan R dilakukan dengan tujuan utama menghentikan penderitaan pasien) Prinsip kelompok ini adalah manusia tidak boleh dipaksa untuk menderita) 4engan demikian, tujuan utama kelompok ini yaitu meringankan penderitaan pasien dengan memperbaiki resiko hidupnya) Kelompok yang kontra terhadap euthanasia berpendapat bah.a euthanasia merupakan tindakan pembunuhan terselubung, karenanya bertentangan dengan kehendak +uhan) Kematian semata&mata adalah hak dari +uhan, sehingga manusia sebagai makhluk ciptaan +uhan tidak mempunyai hak untuk menentukan kematiannya) :enurut PP no)6806@86 pasal 6g menyebutkan bah.a7 =:eninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang ber.enang, bah.a fungsi otak, pernapasan, R atau denyut jantung seseorang telah berhenti>) 4efinisi mati ini merupakan definisi yang berlaku di Indonesia) :ati itu sendiri sebetulnya dapat didefinisikan secara sederhana sebagai berhentinya kehidupan secara permanen ,permanent cessation of life-) Hanya saja, untuk memahaminya terlebih dahulu perlu memahami apa yang disebut hidup) Para ahli sependapat jika definisi hidup adalah berfungsinya berbagai organ 5ital 3@ ,paru&paru,jantung, R otak- sebagai satu kesatuan yang utuh, ditandai oleh adanya konsumsi oksigen) 4engan demikian definisi mati dapat diperjelas lagi menjadi berhentinya secara permanen fungsi organ&organ 5ital sebagai satu kesatuan yang utuh, ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen) :eskipun euthanasia bukan merupakan istilah yuridis, namun mempunyai implikasi hukum yang sangat luas, baik pidana maupun perdata) Pasal&pasal dalam KUHP menegaskan bah.a euthanasia baik aktif maupun pasif tanpa permintaan adalah dilarang) 4emikian pula dengan euthanasia aktif dengan permintaan) *erikut adalah bunyi pasal&pasal dalam KUHP tersebut7 Pasal 3387 =*arang siapa dengan sengaja menghilangkan ji.a orang lain karena pembunuhan biasa, dihukum dengan hukuman penjara selama&lamanya lima belas tahun)> Pasal 347 =*arangsiapa dengan sengaja R direncanakan lebih dahulu menghilangkan ji.a orang lain, karena bersalah melakukan pembunuhan berencana, dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama&lamanya duapuluh tahun)> Pasal 3447 =*arang siapa menghilangkan ji.a orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata R sungguh&sungguh dihukum penjara selama&lamanya duabelas tahun)> Pasal 34!7 =*arangsiapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun, kalau orang itu jadi bunuh diri)> Pasal 3!@7 =:enyebabkan matinya seseorang karena kesalahan atau kelalaian, dipidana dengan pidana penjara selama&lamanya lima tahun atau pidana kurungan selama&lamanya satu tahun> Pada de.asa ini, para dokter R petugas kesehatan lain menghadapi sejumlah masalah dalam bidang kesehatan yang cukup berat ditinjau dari sudut medis&etis& yuridis 4ari semua masalah yang ada itu) Huthanasia merupakan salah satu permasalahan yang menyulitkan bagi para dokter R tenaga kesehatan) :ereka seringkali dihadapkan pada kasus di mana seorang pasien menderita penyakit 4 yang tidak dapat diobati lagi, misalnya kanker stadium lanjut, yang seringkali menimbulkan penderitaan berat pada penderitanya) Pasien tersebut berulangkali memohon dokter untuk mengakhiri hidupnya) 4i sini yang dihadapi adalah kasus yang dapat disebut euthanasia) *eberapa ahli hukum berpendapat bah.a tindakan pera.atan medis yang tidak ada gunanya seperti misalnya pada kasus pasien ini, secara yuridis dapat dianggap sebagai penganiayaan) +indakan di luar batas ilmu kedokteran dapat dikatakan di luar kompetensi dokter tersebut untuk melakukan pera.atan medis) 4engan kata lain, apabila suatu tindakan medis dianggap tidak ada manfaatnya, maka dokter tidak lagi berkompeten melakukan pera.atan medis, R dapat dijerat hukum sesuai KUHP pasal 3!6 tentang penganiayaan,yang berbunyi7 ,6- Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah) ,4- 4engan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan) Hubungan hukum dokter&pasien juga dapat ditinjau dari sudut perdata, yaitu pasal 6363, 6364, 636!, R 636@ KUHPer tentang perikatan&perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian) Pasal 639 KUHPer menyebutkan bah.a untuk mengadakan perjanjian dituntut iAin berdasarkan kemauan bebas dari kedua belah pihak) 2ehingga bila seorang dokter melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien, secara hukum dapat dijerat Pasal 3!6 KUHP tentang penganiayaan) +indakan menghentikan pera.atan medis yang dianggap tidak ada gunanya lagi, sebaiknya dimaksudkan untuk mencegah tindakan medis yang tidak lagi merupakan kompetensinya, R bukan maksud untuk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien) 4engan kata lain, dasar etik moral untuk melakukan euthanasia adalah memperpendek atau mengakhiri penderitaan pasien R bukan mengakhiri hidup pasien) Ini sesuai dengan pendapat Prof)?lga Belacic yang mengatakan7 4alam kenyataan yang meminta dokter untuk mengakhiri hidupnya, sebenarnya tidak ingin mati, tetapi ingin mengakhiri atau ingin lepas dari penderitaan karena penyakitnya) 46 Pembahasan Huthanasia berasal dari bahasa <unani, yaitu eu yang berarti indah, bagus, terhormat atau gracefully and .ith dignity, R +hanatos yang berarti mati) $adi secara etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik) 2edangkan secara harafiah, euthanasia tidak dapat diartikan sebagai pembunuhan atau upaya menghilangkan nya.a seseorang) :enurut Philo ,!&9 2:-, euthanasia berarti mati dengan tenang R baik, sedangkan 2uetonis penulis Coma.i dalam bukunya Jita Daesarum mengatakan bah.a euthanasia berarti =mati cepat tanpa derita>) :asalah euthanasia biasanya dikaitkan dengan masalah bunuh diri) 4alam hukum pidana, masalah bunuh diri yang perlu dibahas adalah apakah seseorang yang mencoba bunuh diri atau membantu orang lain untuk melakukan bunuh diri itu dapat dipidana, karena dianggap telah melakukan kejahatan8 4i beberapa 1egara seperti %merika 2erikat, seseorang yang gagal melakukan bunuh diri dapat dipidana) $uga di Israel, perbuatan percobaan bunuh diri merupakan perbuatan yang dilarang R diancam pidana) Pernah ada amandemen agar larangan ini dicabut, tetapi Prof)%mos 2hapira berpendapat bah.a dengan konsep perbuatan percobaan bunuh diri sebagai tindakan yang tidak terlarang, merupakan gerakan kearah diakuinya Nhak untuk matiK) 4ilihat dari segi agama 2ama.i, euthanasia R bunuh diri merupakan perbuatan yang terlarang) 2ebab masalah kehidupan R kematian seseorang itu berasal dari 2ang Pencipta yaitu +uhan) $adi, perbuatan yang menjurus kepada tindakan penghentian hidup yang berasal dari +uhan merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak +uhan, oleh karenanya tidak dibenarkan) %pakah hak untuk mati dikenal di Indonesia8 Indonesia melalui pasal 344 KUHP jelas tidak mengenal hak untuk mati dengan bantuan orang lain) *anyak orang berpendapat bah.a hak untuk mati adalah hak aAasi manusia, hak yang mengalir dari =hak untuk menentukan diri sendiri> ,the right of self determination0+C?2- sehingga penolakan atas pengakuan terhadap hak atas mati, adalah pelanggaran terhadap hak aAasi manusia yang tidak dapat disimpangi oleh siapapun R menuntut penghargaan R pengertian yang penuh pada pelaksanaannya) 49 Kode Htik Kedokteran Indonesia menggunakan euthanasia dalam tiga arti7 6) *erpindahnya ke alam baka dengan tenang R aman tanpa penderitaan, buat yang beriman dengan nama +uhan di bibir) 9) 3aktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit dengan memberi obat penenang) 3) :engakhiri penderitaan R hidup seorang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri R keluarganya) 4ari penggolongan Huthanasia, yang paling praktis R mudah dimengerti adalah7 %) Huthanasia aktif, tindakan secara sengaja dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien) :erupakan tindakan yang dilarang, kecuali di negara yang telah membolehkannya le.at peraturan perundangan) *) Huthanasia pasif, dokter atau tenaga kesehatan lain secara sengaja tidak ,lagi- memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien, misalnya menghentikan pemberian infus, makanan le.at sonde, alat bantu nafas, atau menunda operasi) D) %uto euthanasia, seorang pasien menolak secara tegas dengan sadar untuk menerima pera.atan medis R dia mengetahui bah.a hal ini akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya) 4engan penolakan tersebut ia membuat sebuah codicil ,pernyataan tertulis tangan-) %uto euthanasia pada dasarnya adalah euthanasia pasif atas permintaan) Karena masih banyak pertentangan mengenai definisi euthanasia, diajukan berbagai pendapat sebagai berikut7 & Joluntary euthanasia7 Permohonan diajukan pasien karena, misalnya gangguan atau penyakit jasmani yang dapat mengakibatkan kematian segera yang keadaannya diperburuk oleh keadaan fisik R ji.a yang tidak menunjang) & In5oluntary euthanasia7 Keinginan yang diajukan pasien untuk mati tidak dapat dilakukan karena, misalnya seseorang yang menderita sindroma +ay 2achs) Keputusan atau keinginan untuk mati berada pada pihak orang tua atau yang bertanggung ja.ab) %ssisted suicide7 +indakan ini bersifat indi5idual dalam keadaan R alasan tertentu 43 untuk menghilangkan rasa putus asa dengan bunuh diri) & +indakan langsung menginduksi kematian) %lasan adalah meringankan penderitaan tanpa iAin indi5idu yang bersangkutan R pihak yang berhak me.akili) Hal ini sebenarnya pembunuhan, tapi dalam pengertian agak berbeda karena dilakukan atas dasar belas kasihan) 2ampai saat ini, kaidah non hukum yang manapun, baik agama, moral, R kesopanan menentukan bah.a membantu orang lain mengakhiri hidupnya, meskipun atas permintaan yang bersangkutan dengan nyata R sungguh&sungguh adalah perbuatan yang tidak baik) 4i %merika 2erikat, euthanasia lebih populer dengan istilah =physician assisted suicide>) 1egara yang telah memberlakukan euthanasia le.at undang&undang adalah *elanda R di negara bagian ?regon& %merika 2erikat) Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan syarat&syarat tertentu, antara lain7 & ?rang yang ingin diakhiri hidupnya adalah orang yang benar&benar sedang sakit R tidak dapat diobati, misalnya kanker) & Pasien berada dalam keadaan terminal, kemungkinan hidupnya kecil R tinggal menunggu kematian) & Pasien harus menderita sakit yang amat sangat, sehingga penderitaannya hanya dapat dikurangi dengan pemberian morfin) & <ang boleh melaksanakan bantuan pengakhiran hidup pasien, hanyalah dokter keluarga yang mera.at pasien R ada dasar penilaian dari dua orang dokter spesialis yang menentukan dapat tidaknya dilaksanakan euthanasia) 2emua persyaratan itu harus dipenuhi, baru euthanasia dapat dilaksanakan) Indonesia sebagai negara berasaskan Pancasila, dengan sila pertamanya NKetuhanan <ang :ahaesaK, tidak mungkin menerima tindakan =euthanasia aktif>) :engenai =euthanasia pasif>, merupakan suatu =daerah kelabu> karena memiliki nilai bersifat =ambigu> yaitu di satu sisi bisa dianggap sebagai perbuatan amoral, tetapi di sisi lain dapat dianggap sebagai perbuatan mulia karena dimaksudkan untuk tidak memperpanjang atau berjalan secara alamiah) 44 %spek Hukum Undang&undang yang tertulis dalam KUHP hanya melihat dari sisi dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif R dianggap sebagai pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nya.a seseorang) 2ehingga dalam aspek hukum, dokter selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam tindakan euthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia tersebut, tidak peduli apakah tindakan tersebut atas permintaan pasien itu sendiri atau keluarganya, untuk mengurangi penderitaan pasien dalam keadaan sekarat atau rasa sakit yang sangat hebat yang belum diketahui pengobatannya) 4i lain pihak, hakim dapat menjatuhkan pidana mati bagi seseorang yang masih segar bugar yang tentunya masih ingin hidup, R tidak menghendaki kematiannya seperti pasien yang sangat menderita tersebut, tanpa dijerat pasal&pasal dalam undang&undang dalam KUHP) Ikatan 4okter Indonesia ,I4I- sebenarnya telah cukup antisipasif dalam menghadapi perkembangan iptekdok, antara lain dengan menyiapkan perangkat lunak berupa 2K P* I4I no)36@0P*04088 mengenai =Pernyataan 4okter Indonesia tentang Informed Donsent>) 4isebutkan di sana, manusia de.asa R sehat rohani berhak sepenuhnya menentukan apa yang hendak dilakukan terhadap tubuhnya) 4okter tidak berhak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan kemauan pasien, .alau untuk kepentingan pasien itu sendiri) Kemudian 2K P* I4I no)33E0P*04088 mengenai =Pernyataan 4okter Indonesia tentang :ati>) 2ayangnya 2KP* I4I ini tidak atau belum tersosialisasikan dengan baik di kalangan I4I sendiri maupun di kalangan pengelola rumah sakit) 2ehingga, tiap dokter R rumah sakit masih memiliki pandangan R kebijakan yang berlainan) %pabila diperhatikan lebih lanjut, pasal 338, 34, R 344 KUHP, ketiganya mengandung makna larangan untuk membunuh) Pasal 34 KUHP sebagai aturan khususnya, dengan dimasukkannya unsur =dengan rencana lebih dahulu>, karenanya biasa dikatakan sebagai pasal pembunuhan yang direncanakan atau pembunuhan berencana) :asalah euthanasia dapat menyangkut dua aturan hukum, yakni pasal 338 R 344 KUHP) 4alam hal ini terdapat apa yang disebut 4! Nconcursus idealisK yang diatur dalam pasal E3 KUHP, yang menyebutkan bah.a7 ,6- $ika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu diantara aturan&aturan itu, jika berbeda&beda yang dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat) ,9- $ika suatu perbuatan yang masuk dalam suatu aturan pidana yang umum diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang dikenakan) Pasal E3 ,9- KUHP ini mengandung asas NleL specialis derogat legi generalisK, yaitu peraturan yang khusus akan mengalahkan peraturan yang sifatnya umum) %spek Hak %Aasi Hak aAasi manusia ,H%:- selalu dikaitkan dengan hak hidup, hak damai, R sebagainya) +api tidak tercantum jelas adanya hak seseorang untuk mati) :ati sepertinya justru dihubungkan dengan pelanggaran H%:, terbukti dari aspek hukum euthanasia yang cenderung menyalahkan tenaga medis dalam pelaksanaan euthanasia) 2ebenarnya, dengan dianutnya hak untuk hidup layak R sebagainya, secara tidak langsung seharusnya terbersit adanya hak untuk mati, apabila dipakai untuk menghindarkan diri dari segala ketidaknyamanan atau lebih jelas lagi dari segala penderitaan yang hebat) %spek Ilmu Pengetahuan Iptekdok dapat memperkirakan kemungkinan keberhasilan upaya tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan penderitaan pasien) %pabila secara iptekdok hampir tidak ada kemungkinan untuk mendapat kesembuhan ataupun pengurangan penderitaan, apakah seseorang tidak boleh mengajukan haknya untuk tidak diperpanjang lagi hidupnya8 2egala upaya yang dilakukan akan sia&sia, bahkan sebaliknya dapat dituduhkan suatu kebohongan, karena di samping tidak memba.a kesembuhan, keluarga yang lain akan terseret dalam habisnya keuangan) %spek %gama Kelahiran R kematian merupakan hak prerogatif +uhan R bukan hak manusia sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek umurnya sendiri) %tau dengan kata lain, 4E meskipun secara lahiriah atau tampak jelas bah.a seseorang menguasai dirinya sendiri, tapi sebenarnya ia bukan pemilik penuh atas dirinya) %da aturan&aturan tertentu yang harus kita patuhi R kita imani sebagai aturan +uhan) $adi, meskipun seseorang memiliki dirinya sendiri, tetapi tetap saja ia tidak boleh membunuh dirinya sendiri) Pernyataan ini menurut ahli agama secara tegas melarang tindakan euthanasia, apapun alasannya) 4okter dapat dikategorikan melakukan dosa besar R mela.an kehendak +uhan dengan memperpendek umur seseorang) ?rang yang menghendaki euthanasia, .alaupun dengan penuh penderitaan bahkan kadang&kadang dalam keadaan sekarat dapat dikategorikan putus asa, R putus asa tidak berkenan di hadapan +uhan) +etapi putusan hakim dalam pidana mati pada seseorang yang segar bugar, R tentunya sangat tidak ingin mati, R tidak sedang dalam penderitaan apalagi sekarat, tidak pernah dikaitkan dengan pernyataan agama yang satu ini) %spek lain dari pernyataan memperpanjang umur, sebenarnya bila dikaitkan dengan usaha medis dapat menimbulkan masalah lain) :engapa orang harus ke dokter untuk berobat mengatasi penyakitnya8 Kalau memang umur berada di tangan +uhan, bila memang belum .aktunya, ia tidak akan mati) Hal ini dapat diartikan sebagai upaya memperpanjang umur atau menunda proses kematian) $adi upaya medis dapat pula dipermasalahkan sebagai upaya mela.an kehendak +uhan) Pada kasus&kasus tertentu, hukum agama memang berjalin erat dengan hukum positif) 2ebab di dalam hukum agama juga terdapat dimensi&dimensi etik R moral yang juga bersifat publik) :isalnya tentang perlindungan terhadap kehidupan, ji.a atau nya.a) Hal itu jelas merupakan ketentuan yang sangat prinsip dalam agama) 4alam hukum positif manapun, prinsip itu juga diakomodasi) ?leh sebab itu, ketika kita melakukan perlindungan terhadap nya.a atau ji.a manusia, sebenarnya kita juga sedang menegakkan hukum agama, sekalipun .ujud materinya sudah berbentuk hukum positif atau hukum negara) Kesimpulan H%: yang terutama adalah =hak untuk hidup>, yang dimaksudkan untuk 4F melindungi nya.a seseorang terhadap tindakan se.enang&.enang dari orang lain) ?leh karena itu masalah euthanasia yang didefinisikan sebagai kematian yang terjadi karena pertolongan dokter atas permintaan sendiri atau keluarganya, atau tindakan dokter yang membiarkan saja pasien yang sedang sakit tanpa menentu, dianggap pelanggaran terhadap hak untuk hidup milik pasien) +etapi dalam perkembangannya, di negara maju seperti %merika 2erikat, diakui pula adanya Nhak untuk matiK .alaupun tidak mutlak) 4alam keadaan tertentu, euthanasia diperbolehkan untuk dilakukan di %merika 2erikat) 1amun di Indonesia, masalah euthanasia ini tetap dilarang) ?leh karenanya, dikatakan bah.a masalah H%: bukanlah merupakan masalah yuridis semata&mata, tetapi juga bersangkutan dengan masalah nilai&nilai etis R moral yang ada di suatu masyarakat tertentu) 2ejak berlakunya KUHP sampai saat ini, belum ada kasus yang secara nyata terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan euthanasia seperti diatur dalam pasal 344 KUHP yang sampai ke pengadilan) Hal ini mungkin disebabkan karena7 & *ila memang benar terjadi di Indonesia, tetapi tidak pernah dilaporkan ke polisi, sehingga sulit untuk pengusutan lebih lanjut) & Keluarga korban tidak tahu bah.a telah terjadi kematian sebagai euthanasia, karena masyarakat Indonesia masih a.am terhadap hokum, apalagi menyangkut euthanasia) & %lat&alat kedokteran di rumah sakit di Indonesia belum semodern di negara maju, R kalaupun ada, masih terlalu mahal untuk dapat digunakan oleh masyarakat umum, sebagai pencegah kematian seorang pasien secara teknis) 4i samping itu, dari hukum materilnya sendiri, yaitu pasal 344 KUHP, sulit untuk dipenuhi unsur&unsurnya, sehingga bila terjadi kasus, maka akan sulit pembuktiannya) %papun alasannya, bila tindakan dilakukan dengan tujuan mengakhiri hidup seseorang maka dapat digolongkan sebagai tindak pidana pembunuhan) 1amun dalam hal euthanasia hendaknya tidak secara gegabah memberikan penilaian, apalagi jenis R alasan euthanasia yang bermacam&macam) Perlu dipertimbangkan dengan seksama oleh penegak hukum tentang hal&hal yang 48 mempengaruhi emosi seorang dokter yang secara langsung berhadapan dengan pasien, antara lain penderitaan pasien mengatasi penyakitnya, kondisi penyakit yang sudah stadium terminal R tidak mungkin lagi diobati) ?leh sebab itu, hukuman untuk tindakan euthanasia aktif yang pernah terjadi di *elanda misalnya, hanya berupa hukuman percobaan yang sangat ringan) *ahkan pada beberapa kasus nampak ada kecenderungan hakim untuk tidak menghukum pelaku euthanasia) 4ari uraian&uraian di atas, dapat disimpulkan bah.a euthanasia di Indonesia tetap dilarang) Barangan ini terdapat dalam pasal 344 KUHP yang masih berlaku hingga saat ini) %kan tetapi perumusannya dapat menimbulkan kesulitan bagi para penegak hukum untuk menerapkannya atau mengadakan penuntutan berdasarkan ketentuan tersebut) %gar pasal 344 KUHP dapat diterapkan dalam praktik, maka sebaiknya dalam rangka Nius constituendumK hukum pidana, bunyi pasal itu hendaknya dirumuskan kembali, berdasar kenyataan yang yang terjadi R disesuaikan perkembangan di bidang medis) 4@ *%* I Pendahuluan 6)6 Batar *elakang :asalah 4alam dunia kedokteran yang semakin maju, penemuan obat& obatan diharapkan dapat semakin berkembang seriring berkembangnya pula berbagai macam penyakit kronis baru yang sulit untuk disembuhkan dan mengancam nya.a penderitanya) Hingga sering kali para dokter dan keluarga pasien putus asa menghadapi apa yang diderita oleh pasien) Pada tahap ini pasien seringkali sudah dalam keadaan koma, yang membuat seolah&olah hidup segan mati tak mau) 4i sela&sela kebimbangan berbagai pihak, seringkali muncul ide jalan keluar yang dianggap paling akhir untuk mengakhiri penderitaan pasien jika memang pasien tidak lagi menunjukkan tanda&tanda kesembuhan) $alan akhir itu disebut euthanasia) Huthanasia sendiri pun masih menimbulkan banyak kontro5ersi dikalangan medis sendiri) 4i kalangan medis, .alaupun permintaan untuk melakukan euthanasia di ajukan, namun para petugas medis akan melakukan pegkajian mendalam terlebih dahulu) Pertanyaan klasik pun muncul, .alaupun sudah diketahui bah.a seorang manusia berhak atas hidup dan matinya sendiri, siapakah yang berhak menghilangkan nya.a ! seseorang8 4ari sudut hukum pun muncul berbagai pertimbangan berkaitan pengambilan nya.a seseorang) 4apatkah euthanasia dikatakan sebagai pembunuhan8 ?leh karena itu makalah ini diharapkan dapat mengungkap masalah euthanasia dari berbagai sudut pandang)
6)9 Cumusan :asalah a) %pa definisi euthanasia dan apa saja macam&macamnya8 b) *agaimana praktik euthanasia di berbagai negara8 c) *agaimana euthanasia menurut KUHP dan kode etik kedokteran8 d) :engapa dilakukan euthanasia8 e) *agaimana euthanasia di mata pasien dan keluarganya8 f) *agaimana euthanasia dilihat dari sudut pandang agama8
6)3 +ujuan a) :engetahui apa definisi dan macam euthanasia) b) :engetahui praktik euthanasia di berbagai negara) c) :engetahui euthanasia dari sudut pandang hukum dan kode etik kedokteran) d) :engetahui alasan mengapa euthanasia dilakukan) e) :engetahui praktik euthanasia dilihat dari sudut pandang pasien dan keluarganya) f) :engetahui bagaimana euthanasia jika dipandang dari sudut pandang !6 agama)
!9 *%* II +injauan Pustaka 6) %sal&usul Istilah Huthanasia Hutanasia ,*ahasa <unani7 eu yang artinya MbaikM, dan STUVWXY, thanatos yang berarti kematian- adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau he.an melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan) ?leh karena euthanasia bisa disebut dengan mercy killing atau mati dengan tenang) Huthanasia menurut para ahli7 o Philo 7 =euthanasia berarti mati dengan tenang dan baik)> o 2uetonis 7 =euthanasia berarti mati cepat tanpa derita)> o Hilman 7 =euthanasia berarti pembunuhan tanpa penderitaan ,mercy killing-> 9) 2ejarah Huthanasia 2ekitar tahun 4 sebelum :asehi, sebuah sumpah yang terkenal dengan sebutan The &i))ocratic Oath yang dinyatakan oleh seorang "isika.an Hipokratis <unani, dengan jelas mengatakan7 2aya tidak akan memberikan obat mematikan pada siapapun, atau menyarankan hal tersebut pada siapapun) +he Hippocratic ?ath) 2ekitar abad ke&64 sampai abad ke&9, Hukum %dat Inggris yang dipetik oleh :ahkamah %gung %merika tahun 6@@F dalam pidatonya7 Bebih jelasnya, selama lebih dari F tahun, orang Hukum %dat %merika Utara telah menghukum atau tidak menyetujui aksi bunuh diri indi5idual ataupun dibantu) Dhief $ustice Cehn#uist +ahun 6@9, terbitnya buku berjudul Permitting the 4estruction of Bife not 3orthy of Bife) 4alam buku ini, %lfred Hoche, :)4), 4osen Psikologi dari Uni5erstas "reiburg, dan Karl *inding, 4osen Hukum dari Uni5ersitas BeipAig, memperdebatkan bah.a seorang pasien yang meminta untuk !3 diakhiri hidupnya harus, diba.ah penga.asan ketat, dapat memperolehnya dari seorang pekerja medis) *uku ini men&support euthanasia non&sukarela yang dilakukan oleh 1aAi $erman +ahun 6@3!, +he Huthanasia 2ociety of Hngland, atau Kelompok Huthanasia Inggris, dibentuk sebagai langkah menyetujui euthanasia) +ahun 6@3@, 1aAi $erman memberlakukan euthanasia secara non&sukarela) +ahun 6@!!, *elanda sebagai negara pertama yang mengeluarkan Undang&Undang yang menyetujui euthanasia, dan diikuti oleh %ustralia yang melegalkannya di tahun yang sama) 2etelah dua negara itu mengeluarkan undang&undang yang sah tentang euthanasia, beberapa negara masih menganggapnya sebagai konflik, namun ada juga yang ikut mengeluarkan undang&undang yang sama)
3) Kematian didefinisikan dari 2udut Pandang Ilmu Pengetahuan 2ebuah teori yang berbahaya jika kematian dianggap sesuatu yang ambigu) 4an jika suatu telaah massa membuktikan bah.a euthanasia bukanlah musuh masyarakat, melainkan sesuatu yang dapat menyelamatkan seseorang dari penderitaan yang amat sangat) :enurut penelitian terakhir yang dilakukan oleh 4r) $ames 4ubois dari Uni5ersitas 2aint Bouis dan +racy 2chmidt dari Intermountain 4onor 2er5ice, hampir 84Z dari seluruh .arga %merika setuju dengan pendapat bah.a seseorang dapat dikatakan mati apabila yang membuatnya tetap bernafas adalah obat&obatan dan mesin medis, dan EZ setuju dengan pernyataan bah.a seseorang dapat mati meskipun jantungnya masih berdetak) 4ari sur5ey tersebut, FZ dari antaranya berasal dari golongan beragama) Konsep medis dari kematian otak telah berkembang di %merika 2erikat pada tahun 6@E8 bersamaan dengan re5olusi dari penelitian tentang transplantasi organ tubuh) 2eperti dijelaskan oleh :)B) +ina 2te5ens dalam *ioetik %merika ,9-, semakin maraknya kasus transplantasi organ sebenarnya dia.ali dari penyumbangan besar secara medis untuk penelitian *iomedis federal sebelum Perang 4unia ke&II) Hasil dari semua itu datang seiring dengan berkembangnya teknologi medis seperti sistem respirasi mekanis, dan !4 genetic screening, semuanya mendatangkan efek pada bentuk obat&obat modern, meningkatkan pertanyaan&pertanyaan baru tentang hidup dan mati baik untuk pasien maupun dokter) +ransplantasi adalah contoh klasik dari in5estigasi therapeutic, begitu kata +homas 2tarAl, seorang ahli bedah transplantasi) %pa yang dilakukan dalam transplantasi jaman dulu kadang&kadang terbilang bodoh tapi tidak hina) <ang mendorong para perintis bedah transplantasi ini adalah satu keinginan untuk tidak meninggalkan satu tempat pun untuk eksperimen yang tidak dicoba) Pada a.alnya, bedah transplantasi tidak berhasil dengan tujuannya untuk memindahkan organ tubuh dari pasien yang telah meninggal ke pasien yang masih hidup) +api beberapa dokter percaya mereka bisa mendapatkan organ yang bisa ditransplantasi dari orang mati suri, yang masih dikatakan hidup sampai .aktu tertentu dalam standar medis) Kematian otak, mena.arakan solusi yang memungkinkan) $uga menyebabkan sebuah perubahan dalam pemikiran tentang hukum kematian)
4) Pengertian Huthanasia dan :acam&macamnya Huthanasia menurut para ahli7 o Philo 7 =euthanasia berarti mati dengan tenang dan baik)> o 2uetonis 7 =euthanasia berarti mati cepat tanpa derita)> o Hilman 7 =euthanasia berarti pembunuhan tanpa penderitaan ,mercy killing-> Huthanasia terdiri dari berbagai macam jenis dan tujuan) *eberapa di antaranya adalah7 a) 4ilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi7 [ Joluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang yang sakit dan atas kemauannya sendiri/ dan [ In5oluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang lain seperti pihak keluarga atau dokter karena pasien mengalami koma medis) b) :enurut 4r) Jeronica Komala.ati, 2)H), :)H), ahli hukum !! kedokteran dan staf pengajar pada "akultas Hukum U1P%4 dalam artikel harian Pikiran Cakyat mengatakan bah.a euthanasia dapat dibedakan menjadi7 [ Huthanasia aktif, yaitu tindakan secara sengaja yang dilakukan dokter atau tenaga kesehatan lain untuk memperpendek atau mengakhiri hidup si pasien) :isalnya, memberi tablet sianida atau menyuntikkan Aat&Aat berbahaya ke tubuh pasien) [ Huthanasia pasif) 4okter atau tenaga kesehatan lain secara sengaja tidak ,lagi- memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien) :isalnya tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam pernapasan atau tidak memberikan antibiotika kepada penderita pneumonia berat, dan melakukan kasus malpraktik) 4isebabkan ketidaktahuan pasien dan keluarga pasien, secara tidak langsung medis melakukan euthanasia dengan mencabut peralatan yang membantunya untuk bertahan hidup) [ %utoeuthanasia) 2eorang pasien menolak secara tegas dengan sadar untuk menerima pera.atan medis dan ia mengetahui bah.a itu akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya) 4engan penolakan tersebut, ia membuat sebuah codicil ,pernyataan tertulis tangan-) %utoeuthanasia pada dasarnya adalah euthanasia atas permintaas sendiri ,%P2-) c) Hutanasia ditinjau dari sudut cara pelaksanaannya *ila ditinjau dari cara pelaksanaannya, eutanasia dapat dibagi menjadi tiga kategori7 Hutanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup seorang pasien) Hutanasia agresif dapat dilakukan dengan pemberian suatu senya.a yang mematikan, baik secara oral maupun melalui suntikan) 2alah satu contoh senya.a mematikan tersebut adalah tablet sianida) Hutanasia non agresif, kadang juga disebut eutanasia otomatis ,autoeuthanasia- digolongkan sebagai eutanasia negatif, yaitu kondisi dimana seorang pasien menolak secara tegas dan dengan sadar untuk menerima pera.atan !E medis meskipun mengetahui bah.a penolakannya akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya) Penolakan tersebut diajukan secara resmi dengan membuat sebuah McodicilM ,pernyataan tertulis tangan-) Hutanasia non agresif pada dasarnya adalah suatu praktik eutanasia pasif atas permintaan pasien yang bersangkutan)
Hutanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan eutanasia negatif yang tidak menggunakan alat&alat atau langkah&langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan seorang pasien) Hutanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan pemberian bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja) *eberapa contohnya adalah dengan tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam pernapasan, tidak memberikan antibiotika kepada penderita pneumonia berat, meniadakan tindakan operasi yang seharusnya dilakukan guna memperpanjang hidup pasien, ataupun pemberian obat penghilang rasa sakit seperti morfin yang disadari justru akan mengakibatkan kematian) +indakan eutanasia pasif seringkali dilakukan secara terselubung oleh kebanyakan rumah sakit) Penyalahgunaan eutanasia pasif bisa dilakukan oleh tenaga medis maupun pihak keluarga yang menghendaki kematian seseorang, misalnya akibat keputusasaan keluarga karena ketidaksanggupan menanggung beban biaya pengobatan) Pada beberapa kasus keluarga pasien yang tidak mungkin membayar biaya pengobatan, akan ada permintaan dari pihak rumah sakit untuk membuat Mpernyataan pulang paksaM) :eskipun akhirnya meninggal, pasien diharapkan meninggal secara alamiah sebagai upaya defensif medis)
d) Hutanasia ditinjau dari sudut pemberian iAin 4itinjau dari sudut pemberian iAin maka eutanasia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu 7 Hutanasia di luar kemauan pasien7 yaitu suatu tindakan eutanasia yang bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup) +indakan eutanasia semacam ini dapat disamakan dengan pembunuhan) !F Hutanasia secara tidak sukarela7 Hutanasia semacam ini adalah yang seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga)Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu keputusan misalnya statusnya hanyalah seorang .ali dari si pasien ,seperti pada kasus +erri 2chia5o-) Kasus ini menjadi sangat kontro5ersial sebab beberapa orang .ali mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi si pasien) Hutanasia secara sukarela 7 dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri, namun hal ini juga masih merupakan hal contro5ersial e) Hutanasia ditinjau dari sudut tujuan *eberapa tujuan pokok dari dilakukannya eutanasia antara lain yaitu 7 Pembunuhan berdasarkan belas kasihan ,mercy killing- Hutanasia he.an Hutanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia agresif secara sukarela
g) "rans :agnis 2useno membedakan 4 arti euthanasia mengikuti $)3undeli yaitu7 Huthanasia murni 7 usaha untuk memperingan kematian seseorang tanpa memperpendek kehidupannya)Kedalamnya termasuk semua usaha pera.atan dan pastoral agar yang bersangkutan dapat mati dengan baik)Huthanasia ini tidak menimbulkan masalah apapun Huthanasia pasif 7tidak dipergunakannya semua kemungkinan teknik kedokteran yang sebenarnya tersedia untuk memperpanjang kehidupan Huthanasia tidak langsung7usaha memperingan kematian dengan efek sampingan bah.a pasien mungkin mati dengan lebih cepat) 4i sini kedalamnya termasuk pemberian segala macam obat narkotik,hipnotik dan analgetika yang mungkin de facto dapat memperpendek kehidupan .alaupun hal itu tidak disengaja) Huthanasia aktif7 proses kematian diperingan dengan memperpendek kehidupan secara terarah dan langsung) Ini yang disebut sebagai \mercy killing) 4alam euthanasia aktif masih perlu dibedakan pasien menginginkannya atau tidak berada dalam keadaan dimana keinginanya dapat di ketahui) 2ejauh ini euthanasia diperkenankan yaitu dinegara !8 *elanda, *elgia serta ditoleransi di 1egara bagian ?regon di %merika, Kolombia dan 2.iss dan dibeberapa 1egara dinyatakan sebagai kejahatan seperti di 2panyol, $erman dan 4enmark termasuk di Indonesia)
3)9 Praktik Huthanasia di *erbagai 1egara Huthanasia di *elanda Pada tanggal 6 %pril 96 *elanda menerbitkan undang&undang yang mengiAinkan euthanasia, undang&undang ini dinyatakan efektif berlaku sejak tanggal 6 %pril 99, yang menjadikan *elanda menjadi 1egara pertama di dunia yang melegalisasi praktik euthanasia) Pasien&pasien yang mengalami sakit menahun dan tidak dapat disembuhkan lagi, diberi hak untuk mengakhiri penderitaannya) +etapi perlu ditekankan, bah.a dalam KItab Hukum Pidana *elanda secara formal euthanasia dan bunuh diri berbantuan masih dipertahankan sebagai perbuatan kriminal) 2ejak akhir tahun 6@@3, *elanda secara hukum mengatur ke.ajiban para dokter untuk melapor semua kasus euthanasia dan bunuh diri berbantuan) Instansi kehakiman selalu akan menilai betul tidaknya prosedurnya) Pada tahun 99, sebuah kon5ensi yang berusia 9 tahun telah dikodifikasi oleh undang&undang *elanda, dimana seorang dokter yang melakukan euthanasia pada suatu kasus tertentu tidak akan dihukum)
Huthanasia di %ustralia 1egara bagian %ustralia, 1orthern +erritory, menjadi tempat pertama di dunia dengan UU yang mengiAinkan euthanasia dan bunuh diri berbantuan, meski reputasi ini tidak bertahan lama) Pada tahun 6@@! 1orthern +erritory menerima UU yang disebut 'ight of the terminally ill ill ,UU tentang hak pasien terminal-) Undang&undang baru ini beberapa kali dipraktikkan, tetapi bulan maret 6@@F ditiadakan oleh keputusan 2enat %ustralia, sehingga harus ditarik kembali) 4engan demikian menurut aturan hukum di %ustralia, tindakan euthanasia tidak dibenarkan) Huthanasia di *elgia !@ Parlemen *elgia telah melegalisasi tindakan eutanasia pada akhir 2eptember 99) Para pendukung eutanasia menyatakan bah.a ribuan tindakan eutanasia setiap tahunnya telah dilakukan sejak dilegalisasikannya tindakan eutanasia dinegara ini, namun mereka juga mengkritik sulitnya prosedur pelaksanaan eutanasia ini sehingga timbul suatu kesan adaya upaya untuk menciptakan \birokrasi kematian) *elgia kini menjadi negara ketiga yang melegalisasi eutanasia , setelah *elanda dan negara bagian ?regon di %merika-) 2enator Philippe :ahouL, dari partai sosialis yang merupakan salah satu penyusun rancangan undang&undang tersebut menyatakan bah.a seorang pasien yang menderita secara jasmani dan psikologis adalah merupakan orang yang memiliki hak penuh untuk memutuskan kelangsungan hidupnya dan penentuan saat&saat akhir hidupnya)
Huthanasia di %merika Huthanasia agresif dinyatakan ilegal dibanyak negara bagian di %merika) 2aat ini satu&satunya negara bagian di %merika yang hukumnya secara eksplisit mengiAinkan pasien terminal ,pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan- mengakhiri hidupnya adalah negara bagian ?regon, yang pada tahun 6@@F melegalisasikan kemungkinan dilakukannya eutanasia dengan memberlakukan UU tentang kematian yang pantas ,?regon 4eath .ith 4ignity %ct- ) +etapi undang& undang ini hanya menyangkut bunuh diri berbantuan, bukan euthanasia) 2yarat& syarat yang di.ajibkan cukup ketat, dimana pasien terminal berusia 68 tahun ke atas boleh minta bantuan untuk bunuh diri, jika mereka diperkirakan akan meninggal dalam enam bulan dan keinginan ini harus diajukan sampai tiga kali pasien, dimana dua kali secara lisan ,dengan tenggang .aktu 6! hari di antaranya- dan sekali secara tertulis ,dihadiri dua saksi dimana salah satu saksi tidak boleh memiliki hubungan keluarga dengan pasien-) 4okter kedua harus mengkonfirmasikan diagnosis penyakit dan prognosis serta memastikan bah.a pasien dalam mengambil keputusan itu tidak berada dalam keadaan gangguan E mental)Hukum juga mengatur secara tegas bah.a keputusan pasien untuk mengakhiri hidupnya tersebut tidak boleh berpengaruh terhadap asuransi yang dimilikinya baik asuransi kesehatan, ji.a maupun kecelakaan ataupun juga simpanan hari tuanya) *elum jelas apakah undang&undang ?regon ini bisa dipertahankan di masa depan, sebab dalam 2enat %2 pun ada usaha untuk meniadakan UU negara bagian ini) :ungkin saja nanti nasibnya sama dengan UU 1orthern +erritory di %ustralia) *ulan "ebruari lalu sebuah studi terbit tentang pelaksanaan UU ?regon selama tahun 6@@@)
Huthanasia di 2.iss 4i 2.iss, obat yang mematikan dapat diberikan baik kepada .arga negara 2.iss ataupun orang asing apabila yang bersangkutan memintanya sendiri) 2ecara umum, pasal 66! dari Kitab Undang&undang Hukum Pidana 2.iss yang ditulis pada tahun 6@3F dan dipergunakan sejak tahun 6@49, yang pada intinya menyatakan bah.a \membantu suatu pelaksanaan bunuh diri adalah merupakan suatu perbuatan mela.an hukum apabila moti5asinya semata untuk kepentingan diri sendiri) Pasal 66! tersebut hanyalah menginterpretasikan suatu iAin untuk melakukan pengelompokan terhadap obat&obatan yang dapat digunakan untuk mengakhiri kehidupan seseorang)
Huthanasia di Inggris Pada tanggal ! 1o5ember 9E, Kolese Kebidanan dan Kandungan *ritania Caya ,*ritainKs Coyal Dollege of ?bstetricians and Gynaecologists- mengajukan sebuah proposal kepada 4e.an *ioetik 1uffield ,1uffield Douncil on *ioethics- agar dipertimbangkannya iAin untuk melakukan eutanasia terhadap bayi&bayi yang lahir cacat ,disabled ne.borns-) Proposal tersebut bukanlah ditujukan untuk melegalisasi eutanasia di Inggris melainkan semata guna memohon dipertimbangkannya secara saksama dari sisi faktor \kemungkinan hidup si bayi sebagai suatu legitimasi praktek kedokteran) 1amun hingga saat ini eutanasia masih merupakan suatu tindakan mela.an hukum di kerajaan Inggris demikian juga di Hropa ,selain daripada *elanda-) E6 4emikian pula kebijakan resmi dari %sosiasi Kedokteran Inggris ,*ritish :edical %ssociation&*:%- yang secara tegas menentang eutanasia dalam bentuk apapun juga)
3)4 Huthanasia dilihat dari 2udut Pandang Hukum dan Kode Htik Kedokteran Undang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana hanya melihat dari dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan dianggap sebagai suatu pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nya.a seseorang) 2ehingga dalam aspek hukum, dokter selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam tindakan euthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia tersebut) +idak perduli apakah tindakan tersebut atas permintaan pasien itu sendiri atau keluarganya, untuk mengurangi penderitaan pasien dalam keadaan sekarat atau rasa sakit yang sangat hebat yang belum diketahui pengobatannya) 4i lain pihak hakim dapat menjatuhkan pidana mati bagi seseorang yang masih segar bugar yang tentunya masih ingin hidup, dan bukan menghendaki kematiannya seperti pasien yang sangat menderita tersebut, tanpa dijerat oleh pasal pasal dalam undang undang yang terdapat dalam KUHP Pidana) *erdasarkan hukum di Indonesia maka euthanasia adalah sesuatu perbuatan yang mela.an hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang& undangan yang ada yaitu pada Pasal 344, 338, 34, 34!, dan 3!@Kitab Undang& undang Hukum Pidana) 4ari ketentuan tersebut, ketentuan yang berkaitna langsung dengan euthanasia aktif terdapat pada pasal 344 KUHP) Pasal 344 KUHP *arang siapa menghilangkan ji.a orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan nyata dan sungguh&sungguh, dihukum penjara selama&lamanya dua belas tahun) Untuk euthanasia aktif maupun pasif tanpa permintaan, beberapa pasal diba.ah ini perlu diketahui oleh dokter) Pasal 338 KUHP *arang siapa dngan sengaja menhilangkan ji.a orang lain, dihukum karena makar mati, dengan penjara selama&lamanya lima belas tahun) E9 Pasal 34 KUHP *arang siapa yang dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan ji.a orang lain, di hukum, karena pembunuhan direncanakan ,moord-, dengan hukuman mati atau pejara selama&lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama&lamanya dua puluh tahun) Pasal 3!@ *arang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum penjara selama&lamanya lima tahun atau kurungan selama&lamanya satu tahun) 2elanjutnya juga dikemukakan sebuah ketentuan hukum yang mengingatkan kalangan kesehatan untuk berhati&hati menghadapi kasus euthanasia) Pasal 34! *arang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama&lamanya empat tahun penjara) *erdasarkan penjelasan pandangan hukum terhadap tindakan euthanasia dalam skenario ini, maka dokter dan keluarga yang memberikan iAin dalam pelaksanaan tindakan tersebut dapat dijeratkan dengan pasal 34! KUHP dengan acaman penjara selama&lamanya empat tahun penjara)
Ikatan 4okter Indonesia ,I4I- tidak menyetujui Huthanasia aktif) Pasalnya hal itu tidak sesuai dengan etika, moral, agama, budaya, serta peraturan perundang&undangan yang ada) 2ecara etika, tugas dokter adalah memelihara dan memperbaiki kehidupan seseorang, bukan mencabut nya.a atau menghentikan hidup seseorang 4i dalam Kode Htik Kedokteran yang ditetapkan :entri Kesehatan 1omor7 4340:en)Kes)02K0]06@83 disebutkan pada pasal 67 =2etiap dokter harus senantiasa mengingat akan ke.ajibannya melindungi hidup makhluk insani)> Kemudian di dalam penjelasan pasal 6 itu dengan tegas disebutkan bah.a naluri yang kuat pada setiap makhluk yang bernya.a, termasuk manusia ialah mempertahankan hidupnya) Usaha untuk itu merupakan tugas seorang dokter) 4okter harus berusaha memelihara dan mempertahankan hidup makhluk E3 insani, berarti bah.a baik menurut agama dan undang&undang 1egara, maupun menurut Htika Kedokteran, seorang dokter tidak dibolehkan7 a) :enggugurkan kandungan ,abortus pro5ocatus-) b) :engakhiri hidup seseorang penderita, yang menurut ilmu dan pengalaman tidak mungkin akan sembuh lagi ,euthanasia-) $adi sangat tegas, para dokter di Indinesia dilarang melakukan euthanasia) 4i dalam kode etika itu tersirat suatu pengertian, bah.a seorang dokter harus mengerahkan segala kepandaiannya dan kemampuannya untuk meringankan penderitaan dan memelihara hidup manusia ,pasien-, tetapi tidak untuk mengakhirinya) 3)! :engapa Huthanasia 4ilakukan8 :eski banyak pihak, bahkan hukum, mengatakan bah.a euthanasia tidak boleh dilakukan, praktik euthanasia tetap terjadi dikalangan masyarakat) Huthanasia adalah sebuah aksi pencabutan nya.a seseorang) Karena itu dilakukannya aksi tersebut harus didukung dengan alasan yang kuat) 4ari beberapa sur5ey negara dan penyaringan sumber, berikut adalah tiga alasan utama mengapa euthanasia itu bisa dilakukan7 a) Casa 2akit yang +idak +ertahankan :ungkin argumen terbesar dalam konflik euthanasia adalah jika si pasien tersebut mengalami rasa sakit yang amat besar) 1amun pada Aaman ini, penemuan semakin gencar untuk mengatasi rasa sakit tersebut, yang secara langsung menyebabkan presentase terjadinya \assisted suicide berkurang) Huthanasia memang sekilas merupakan ja.aban dari stress yang disebabkan oleh rasa sakit yang semakin menjadi) 1amun ada juga yang dinamakan \drugged state atau suatu saat dimana kita tak merasakan rasa sakit apapun karena pengaruh obat) Karena itulah kita bisa menyimpulkan bah.a sebenarnya tidak ada rasa sakit yang tidak terkendali, namun beberapa pendapat menyatakan bah.a hal tersebut memang bisa dilakukan dengan mengirim seseorang ke keadaan tanpa rasa sakit, tapi mereka tetap harus di&euthanasia&kan karena cara tersebut tidak terpuji) Hampir semua rasa sakit bisa dihilangkan, adapun yang sudah sebegitu parah bisa dikurang jika pera.atan yang dibutuhkan tersedia dengan baik) +api E4 euthanasia bukalah ja.aban dari skandal tersebut) 2olusi terbaik untuk masalah ini adalah dengan meningkatkan mutu para profesional medis dan dengan menginformasikan pada setiap pasien, apa saja hak&hak mereka sebagai seorang pasien) :eskipun begitu, beberapa dokter tidak dibekali dengan pain management atau cara medis menghilangkan rasa sakit, sehingga mereka tidak tahu bagaimana harus bertindak apabila seorang pasien mengalami rasa sakit yang luar biasa) $ika hal ini terjadi, hendaklah pasien tersebut mencari doketr lain) 4engan catatan dokter tersebut haruslah seseorang yang akan mengontrol rasa sakit itu, bukan yang akan membunuh sang pasien) %da banyak spesialis yang sudah dibekali dengan keahlian tersebut yang tidak hanya dapat mengontrol rasa sakit fisik seseorang, namun juga dapat mengatasi depresi dan penderitaan mental yang biasanya mengiringi rasa sakit luar biasa tersebut) b) Hak untuk :elakukan *unuh 4iri :ungkin hal kedua bagi para pro&euthanasia adalah jika kita mengangkat hal paling dasar dari semuanya, yaitu \hak) +api jika kita teliti lebih dalam, yang kita bicarakan di sini bukanlah memberi hak untuk seseorang yang dibunuh, tetapi memberikan hak pada orang yang melakukan pembunuhan tersebut) 4engan kata lain, euthanasia bukanlah hak seseorang untuk mati, tetapi hak untuk membunuh) Huthanasia bukanlah memberikan seseorang hak untuk mengakhiri hidupnya, tapi sebaliknya, ini adalah persoalan mengubah hukum agar dokter, kerabat, atau orang lain dapat dengan sengaja mengakhiri hidup seseorang) :anusia memang punya hak untuk bunuh diri, hal seperti itu tidak melanggar hukum) *unuh diri adalah suatu tragedi, aksi sendiri) Huthanasia bukanlah aksi pribadi, melainkan membiarkan seseorang memfasilitasi kematian orang lain) Ini bisa mengarah ke suatu tindakan penyiksaan pada akhirnya) c) Haruskah 2eseorang 4ipaksa untuk Hidup8 $a.abannya adalah tidak) *ahkan tidak ada hukum atau E! etika medis yang menyatakan bah.a apapun akan dilakukan untuk mempertahankan pasien tetap hidup) 4esakan, mela.an permintaan pasien, menunda kematian dengan alasan hukum dan sebagainya juga bisa dinilai kejam dan tidak berperikemanusiaan) 2aat itulah pera.atan lebih lanjut menjadi tindakan yang tanpa rasa kasihan, tidak bijak, atau tidak terdengar sebagai perilaku medis) Hal yang harus dilakukan adalah dengan menyediakan pera.atan di rumah, bantuan dukungan emosional dan spiritual bagi pasien dan membiarkan sang pasien merasa nyaman dengan sisa .aktunya) 3)E Huthanasia 4ari 2udut Pandang Pasien dan Keluarganya Keadaan sakit yang dialami seseorang terkadang membuat pasien mudah putus asa dan berpikir bah.a jalan terbik adalah mengakhiri hidupnya) 2eorang pasien yang mengalami penderitaan akibat penyakit yang menimbulkan rasa sakit luar biasa berkepanjangan dengan solusi yang tidak ditemukan meski setelah dilakukan berbagai macam pengobatan dan penelitian, membuat pasien tidak berfokus pada jalan penyembuhan lagi namun berpendapat bah.a mengakhiri hidupnya adalah jalan terbaik) 4alam beberapa kasus sang pasien juga mempertimbangkan kesusahan yang dialami oleh keluargnya) *iaya yang tentunya tidak sedikit dan penyakit yang tidak kunjung sembuh membuat pasien semakin putus asa karena menganggap dirinya telah menyusahkan berbagai pihak) Itulah beberapa alasan euthnasia dianggap menjadi jalan keluar terbaik yang bisa ia lakukan dan permhonan untuk euthanasia pun ia ajukan) Pasien terkadang sudah dalam keadaan koma dan tidak sada secara akut dan permintaan untuk tindakan euthanasia itu sendiri merupakan permintaan pihak keluarga) *eberapa keluarga mempunyai alasan tersendiri, misalkan sudah tidak tahan melihat EE anggota keluarganya menahan sakit tak tertahankan .alaupun segala usaha penyembuhan telah dilakukan) Keluarga pun juga terpepet msalah biaya yang tentuna semakin membengkak jika anggota keluarganya terus terbaring dan dira.at di rumah sakit) Itulah aspek kemanusiaan dan ekonomi yang mendorong keluarga pasien untuk mempertimbangkan jalan euthanasia) Kasus Hasan Kusuma & Indonesia 2ebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 99 ?ktober 94 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama %gian Isna 1auli, 33 tahun, tergolek koma selama 9 bulan dan disamping itu ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya pera.atan merupakan suatu alasan pula) Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan 1egeri $akarta Pusat) Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia yang diluar keinginan pasien) Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan 1egeri $akarta Pusat, dan setelah menjalani pera.atan intensif maka kondisi terakhir pasien ,F $anuari 9!- telah mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya) Kasus seorang .anita 1e. $ersey & %merika 2erikat 2eorang perempuan berusia 96 tahun dari 1e. $ersey, %merika 2erikat, pada tanggal 96 %pril 6@F! dira.at di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu pernapasan karena kehilangan kesadaran akibat pemakaian alkohol dan Aat psikotropika secara berlebihan)?leh karena tidak tega melihat penderitaan sang anak, maka orangtuanya meminta agar dokter menghentikan pemakaian alat bantu pernapasan tersebut) Kasus permohonan ini kemudian diba.a ke pengadilan, dan pada pengadilan tingkat pertama permohonan EF orangtua pasien ditolak, namun pada pengadilan banding permohonan dikabulkan sehingga alat bantu pun dilepaskan pada tanggal 36 :aret 6@FE) Pasca penghentian penggunaan alat bantu tersebut, pasien dapat bernapas spontan .alaupun masih dalam keadaan koma) 4an baru sembilan tahun kemudian, tepatnya tanggal 69 $uni 6@8!, pasien tersebut meninggal akibat infeksi paru&paru ,pneumonia-) 3)F Huthanasia dilihat dari 2udut Pandang %gama 4alam ajaran gereja Katolik Coma 2ejak pertengahan abad ke&9, gereja Katolik telah berjuang untuk memberikan pedoman sejelas mungkin mengenai penanganan terhadap mereka yang menderita sakit tak tersembuhkan, sehubungan dengan ajaran moral gereja mengenai eutanasia dan sistem penunjang hidup) Paus Pius ]II, yang tak hanya menjadi saksi dan mengutuk program&program egenetika dan eutanasia 1aAi, melainkan juga menjadi saksi atas dimulainya sistem&sistem modern penunjang hidup, adalah yang pertama menguraikan secara jelas masalah moral ini dan menetapkan pedoman) Pada tanggal ! :ei tahun 6@8 , kongregasi untuk ajaran iman telah menerbitkan 4ekalarasi tentang eutanasia ,M4eclaratio de euthanasiaM- yang menguraikan pedoman ini lebih lanjut, khususnya dengan semakin meningkatnya kompleksitas sistem&sistem penunjang hidup dan gencarnya promosi eutanasia sebagai sarana yang sah untuk mengakhiri hidup) Paus <ohanes Paulus II, yang prihatin dengan semakin meningkatnya praktik eutanasia, dalam ensiklik Injil Kehidupan ,H5angelium Jitae- nomor E4 yang memperingatkan kita agar mela.an Mgejala yang paling mengkha.atirkan dari ^budaya kematian( dimana jumlah orang&orang lanjut usia dan lemah yang meningkat dianggap sebagai beban yang mengganggu)M Paus <ohanes Paulus II juga menegaskan bah.a eutanasia merupakan tindakan belas kasihan yang keliru, belas kasihan yang semu7 M*elas E8 kasihan yang sejati mendorong untuk ikut menanggung penderitaan sesama) *elas kasihan itu tidak membunuh orang, yang penderitaannya tidak dapat kita tanggungM ,H5angelium Jitae, nomor EE-
4alam ajaran agama Hindu Pandangan agama Hindu terhadap euthanasia adalah didasarkan pada ajaran tentang karma, moksa dan ahimsa) Karma adalah merupakan suatu konsek.ensi murni dari semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata&kata atau tindakan) 2ebagai akumulasi terus menerus dari MkarmaM yang buruk adalah menjadi penghalang MmoksaM yaitu suatu ialah kebebasan dari siklus reinkarnasi yang menjadi suatu tujuan utama dari penganut ajaran Hindu) %himsa adalah merupakan prinsip Manti kekerasanM atau pantang menyakiti siapapun juga) *unuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang di dalam ajaran Hindu dengan pemikiran bah.a perbuatan tersebut dapat menjadi suatu factor yang mengganggu pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan MkarmaM buruk) Kehidupan manusia adalah merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga untuk meraih tingkat yang lebih baik dalam kehidupan kembali) *erdasarkan kepercayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka rohnya tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh jahat dan berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa .aktu dimana seharusnya ia menjalani kehidupan ,Datatan 7 misalnya umurnya .aktu bunuh diri 6F tahun dan seharusnya ia ditakdirkan hidup hingga E tahun maka 43 tahun itulah rohnya berkelana tanpa arah tujuan-, setelah itu maka rohnya masuk ke neraka menerima hukuman lebih berat dan akhirnya ia akan kembali ke dunia dalam kehidupan kembali ,reinkarnasi- untuk menyelesaikan MkarmaM nya E@ terdahulu yang belum selesai dijalaninya kembali lagi dari a.al)
4alam ajaran agama *uddha %jaran agama *uddha sangat menekankan kepada makna dari kehidupan dimana penghindaran untuk melakukan pembunuhan makhluk hidup adalah merupakan salah satu moral dalam ajaran *udha) *erdasarkan pada hal tersebut di atas maka nampak jelas bah.a euthanasia adalah sesuatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama *udha) 2elain daripada hal tersebut, ajaran *udha sangat menekankan pada M.elas asihM ,MkarunaM-) :empercepat kematian seseorang secara tidak alamiah adalah merupakan pelanggaran terhadap perintah utama ajaran *udha yang dengan demikian dapat menjadi MkarmaM negatif kepada siapapun yang terlibat dalam pengambilan keputusan guna memusnahkan kehidupan seseorang tersebut ) 4alam ajaran Islam 2eperti dalam agama&agama Ibrahim lainnya ,<ahudi dan Kristen-, Islam mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan anugerah %llah kepada manusia) Hanya %llah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia mati ,'2 997 EE/ 97 943-) ?leh karena itu, bunuh diri diharamkan dalam hukum Islam meskipun tidak ada teks dalam %l 'uran maupun Hadis yang secara eksplisit melarang bunuh diri) Kendati demikian, ada sebuah ayat yang menyiratkan hal tersebut, M4an belanjakanlah ,hartamu- di jalan %llah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya %llah menyukai orang&orang yang berbuat baik)M ,'2 97 6@!-, dan dalam ayat lain disebutkan, M$anganlah engkau membunuh dirimu sendiri,M ,'2 47 9@-, yang makna langsungnya adalah M$anganlah kamu saling berbunuhan)M 4engan demikian, seorang :uslim ,dokter- yang membunuh seorang :uslim lainnya ,pasien- disetarakan dengan membunuh dirinya sendiri) Hutanasia dalam ajaran Islam disebut #atl ar&rahmah atau taisir al&maut F ,eutanasia-, yaitu suatu tindakan memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si sakit, baik dengan cara positif maupun negatif) Pada konferensi pertama tentang kedokteran Islam di Ku.ait tahun 6@86, dinyatakan bah.a tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun pembunuhan berdasarkan belas kasihan ,mercy killing- dalam alasan apapun juga )
Hutanasia positif <ang dimaksud taisir al&maut al&fa(al ,eutanasia positif- ialah tindakan memudahkan kematian si sakit_karena kasih sayang_yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan instrumen ,alat-) :emudahkan proses kematian secara aktif ,eutanasia positif- adalah tidak diperkenankan oleh syara() 2ebab dalam tindakan ini seorang dokter melakukan suatu tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui pemberian obat secara o5erdosis dan ini termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar yang membinasakan) Perbuatan demikian itu adalah termasuk dalam kategori pembunuhan meskipun yang mendorongnya itu rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya) Karena bagaimanapun si dokter tidaklah lebih pengasih dan penyayang daripada <ang :enciptakannya) Karena itu serahkanlah urusan tersebut kepada %llah +a(ala, karena 4ia&lah yang memberi kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah ditetapkan&1ya) Hutanasia negatif) Hutanasia negatif disebut dengan taisir al&maut al&munfa(il) Pada eutanasia negatif tidak dipergunakan alat&alat atau langkah&langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan si sakit, tetapi ia hanya dibiarkan tanpa diberi pengobatan untuk memperpanjang hayatnya) Hal ini didasarkan pada keyakinan dokter bah.a pengobatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan F6 sunnatullah ,hukum %llah terhadap alam semesta- dan hukum sebab& akibat) 4i antara masalah yang sudah terkenal di kalangan ulama syara( ialah bah.a mengobati atau berobat dari penyakit tidak .ajib hukumnya menurut jumhur fu#aha dan imam&imam maAhab) *ahkan menurut mereka, mengobati atau berobat ini hanya berkisar pada hukum mubah) 4alam hal ini hanya segolongan kecil yang me.ajibkannya seperti yang dikatakan oleh sahabat&sahabat Imam 2yafi(i dan Imam %hmad sebagaimana dikemukakan oleh 2yekhul Islam Ibnu +aimiyah, dan sebagian ulama lagi menganggapnya mustahab ,sunnah-) 4alam ajaran gereja ?rtodoks Pada ajaran Gereja ?rtodoks, gereja senantiasa mendampingi orang& orang beriman sejak kelahiran hingga sepanjang perjalanan hidupnya hingga kematian dan alam baka dengan doa, upacara0ritual, sakramen, khotbah, pengajaran dan kasih, iman dan pengharapan) 2eluruh kehidupan hingga kematian itu sendiri adalah merupakan suatu kesatuan dengan kehidupan gereja.i) Kematian itu adalah sesuatu yang buruk sebagai suatu simbol pertentangan dengan kehidupan yang diberikan +uhan) Gereja ?rtodoks memiliki pendirian yang sangat kuat terhadap prinsip pro&kehidupan dan oleh karenanya menentang anjuran eutanasia) 4alam ajaran Protestan Gereja Protestan terdiri dari berbagai denominasi yang mana memiliki pendekatan yang berbeda&beda dalam pandangannya terhadap eutanasia dan orang yang membantu pelaksanaan eutanasia) *eberapa pandangan dari berbagai denominasi tersebut misalnya 7 Gereja :ethodis ,United :ethodist church- dalam buku ajarannya menyatakan bah.a 7 M penggunaan teknologi kedokteran untuk memperpanjang kehidupan pasien terminal membutuhkan suatu keputusan yang dapat dipertanggung ja.abkan tentang hingga kapankah peralatan penyokong kehidupan tersebut benar&benar dapat mendukung kesempatan hidup pasien, dan kapankah batas akhir kesempatan hidup tersebutM) F9 Gereja Butheran di %merika menggolongkan nutrisi buatan dan hidrasi sebagai suatu pera.atan medis yang bukan merupakan suatu pera.atan fundamental) 4alam kasus dimana pera.atan medis tersebut menjadi sia&sia dan memberatkan, maka secara tanggung ja.ab moral dapat dihentikan atau dibatalkan dan membiarkan kematian terjadi) 2eorang kristiani percaya bah.a mereka berada dalam suatu posisi yang unik untuk melepaskan pemberian kehidupan dari +uhan karena mereka percaya bah.a kematian tubuh adalah merupakan suatu a.al perjalanan menuju ke kehidupan yang lebih baik) Bebih jauh lagi, pemimpin gereja Katolik dan Protestan mengakui bah.a apabila tindakan mengakhiri kehidupan ini dilegalisasi maka berarti suatu pemaaf untuk perbuatan dosa, juga dimasa depan merupakan suatu racun bagi dunia pera.atan kesehatan, memusnahkan harapan mereka atas pengobatan) 2ejak a.alnya, cara pandang yang dilakukan kaum kristiani dalam menanggapi masalah Mbunuh diriM dan Mpembunuhan berdasarkan belas kasihan ,mercy killing- adalah dari sudut Mkekudusan kehidupanM sebagai suatu pemberian +uhan) :engakhiri hidup dengan alasan apapun juga adalah bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebut)
F3
*%* IJ PH1U+UP 4)6 Kesimpulan Huthanasia berasal dari bahasa <unani yang berarti praktik pencabutan kehidupan manusia atau he.an melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan 4ari segi pemberian keputusan ada euthanasia in5oluntary dan 5oluntary, menurut 4r) Jeronica Komala.ati, 2)H), :)H), authanasia dibagi menjadi euthanasia aktif, pasif, dan autoeuthanasia, ditinjau dari segi pelaksanaanya euthanasia terdiri dari euthanasi agresif, non agresif, aktif, pasif, dan tidak langsung) *eberapa negara seperti *elanda, *elgia, dan negara bagian ?regon di %merika 2erikat melegalkan euthanasia dengan penga.asan) 2edangkan negara Inggris, %merika, 2.iss, %ustralia, termasuk Indonesia tidak melegalkan euthanasia) Hukum di Indonesia, Kode Htik Kedokteran Indonesia, dan agama yang diakui di Indonesia tidak mengiAinkan tindakan euthanasia) 2emuanya diatur dalam KUHP pasal 344, 338, 34, 34!, dan 3!@) 4an d 4i dalam Kode Htik Kedokteran yang ditetapkan :entri Kesehatan 1omor7 4340:en)Kes)02K0]06@83 pasal 6) %da beberapa alasan mengapa permohonan euthanasia dilakukan, diantaranya7 rasa sakit yang tidak tertahankan dan hak untuk melakukan bunuh diri dan munculnya pertanyaan haruskah seseorang dipaksa untuk hidup8 Huthanasia tidak seharusnya dilakukan karena selain berla.anan dengan hukum agama, negara, dan kedokteran, euthanasia juga tidak mencerminkan tindakan menghargai nya.a F4 manusia) Karena sesungguhnya +uhan&lah yang menentukan hidup& matinya seseorang)
4)9 2aran 4alam pembuatan makalah berjudul \Huthanasia dari *erbagai 2udut Pandang penulis menyadari bah.a masih banyak kekurangan yang terjadi) :aka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca ,dosen, kakak angkatan, dan teman&teman sekalian- demi penulisan makalah yang lebih baik di masa mendatang)
F!
4%"+%C PU2+%K% [ %gamben, Giorgio/ diterjemahkan oleh 4aniel Heller&CoaAen ,6@@8-) Homo sacer7 so5ereign po.er and bare life) 2tanford, Dalif7 2tanford Uni5ersity Press) I2*1 &84F&3968&3) [ %lmagor, Caphael ,96-) +he right to die .ith dignity7 an argument in ethics, medicine, and la.) 1e. *runs.ick, 1)$7 Cutgers Uni5ersity Press) I2*1 &863!&9@8E&F) [ %ppel, $acob) 9F) % 2uicide Cight for the :entally Ill8 % 2.iss Dase ?pens a 1e. 4ebate) Hastings Denter Ceport, Jol) 3F, 1o) 3) [ *attin, :argaret P), Chodes, Cosamond, and 2il5ers, %nita, eds) Physician assisted suicide7 eLpanding the debate) 1<7 Coutledge, 6@@8) [ 4.orkin, C) :) Bife(s 4ominion7 %n %rgument %bout %bortion, Huthanasia, and Indi5idual "reedom) 1e. <ork7 Knopf, 6@@3) [ Hmanuel, HAekiel $) 94) M+he history of euthanasia debates in the United 2tates and *ritainM in 4eath and dying7 a reader, edited by +) %) 2hannon) Banham, :47 Co.man R Bittlefield Publishers) [ "letcher, $oseph ") 6@!4) :orals and medicine/ the moral problems of7 the patient(s right to kno. the truth, contraception, artificial insemination, steriliAation, euthanasia) Princeton, 1)$)7 Princeton Uni5ersity Press) [ Humphry, 4erek, %nn 3ickett ,6@8E-) +he right to die7 understanding euthanasia) 2an "rancisco7 Harper R Co.) I2*1 &E&6!!F8&F) FE [ Horan, 4ennis $), 4a5id :all, eds) ,6@FF-) 4eath, dying, and euthanasia) "rederick, :47 Uni5ersity Publications of %merica) I2*1 &8@@3&63@&@) [ Kamisar, <ale) 6@FF) 2ome non&religious 5ie.s against proposed (mercy&killing( legislation) In 4eath, dying, and euthanasia, edited by 4) $) Horan and 4) :all) 3ashington7 Uni5ersity Publications of %merica) ?riginal edition, :innesota Ba. Ce5ie. 497E ,:ay 6@!8-) [ Kelly, 4%"+%C PU2+%K% FF *ara, 2atria) 969) Euthanasia. http700satriabara)blogspot)com) Cabu, 69 2eptember 969 jam 68)4F 3I*) 4iah) 966) Euthanasia. http700buhajikesehatan)blogspot)com) Cabu, 69 2eptember 969 jam 6@)4 3I*) $usuf, Hanafiah) 9!) Etika Kedokteran dan &ukum Kesehatan. $akarta) Batiffah, Ummu) 966) *akalah Euthanasia. http700belajarsukes)blogspot)com) Cabu, 69 2eptember 969 jam 68)4 3I*) :urtadlo, %hmad %shim) 966) *akalah Euthanasia. http700ashimmurtadlo)blogspot)com) Cabu, 69 2eptember 969 jam 6@) 3I*) ?cto) 966) Etika Euthanasia. http700ligutfer9Focto6@@6)blogspot)com) Cabu, 69 2eptember 969 jam 68)33 3I*) F8