Anda di halaman 1dari 46

1

PENGENDALIAN HAYATI PATOGEN


TANAMAN: PELUANG DAN TANTANGAN
DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN
BERKELANJUTAN
Pidato Pengukuhan Jaatan Gu!u Be"a!
Pada #aku$ta" Pe!tanian
Uni%e!"ita" Jende!a$ &oedi!'an
Pu!(oke!to) *+ Pe!ua!i *,,-
O$eh:
Loeka" &oe"anto
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NA&IONAL
UNI.ER&ITA& JENDERAL &OEDIRMAN
PUR/OKERTO
*,,-
2
Yang terhormat,
Rektor selaku Ketua Senat beserta para Guru Besar dan anggota senat Universitas Jenderal
Soedirman,
Para Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas, Ketua dan Sekretaris embaga, Direktur dan
!sisten Direktur Pas"asar#ana, Ketua Unit Pelaksana $eknis, dan Ketua Jurusan di
lingkungan Universitas Jenderal Soedirman,
Segenap para Dosen, %ahasis&a, Kar'a&an, dan alumni Universitas Jenderal Soedirman,
Para tamu undangan dan hadirin 'ang terhormat, serta sanak saudara dan keluarga 'ang
berbahagia(
Selamat pagi dan salam se#ahtera untuk kita semua,
Puji dan syukur yang pertama dan yang utama selalu saya panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Mahakasih dan Mahakuasa atas segala rahmat, berkat, anugerah, dan kasih sayangNya
kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di Gedung Soemardjito Uniersitas
!enderal Soedirman dalam keadaan sehat "al#a$iat, untuk mengikuti a%ara pengukuhan saya
sebagai Guru &esar 'akultas Pertanian Uniersitas !enderal Soedirman( Pada saat yang
berbahagia ini, saya benar)benar merasakan kehormatan atas diberinya kesempatan untuk
menyampaikan pidato pengukuhan Guru &esar pertama dalam bidang *lmu Penyakit Tanaman
Penting pada 'akultas Pertanian Uniersitas !enderal Soedirman, dengan judul+
PENGENDALIAN HAYATI PATOGEN TANAMAN: PELUANG DAN
TANTANGAN DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN
BERKELANJUTAN
Pada pidato ini, saya akan mengemukakan peran ilmu penyakit tumbuhan dalam
menopang ketahanan pengan, kerugian yang diakibatkannya, pengantar ke arah pengendalian
hayati, peluang dan sekaligus tantangan yang ada dalam penerapan pengendalian hayati
terhadap patogen tanaman, yang penting perannya di dalam menunjang ketahanan pangan
se%ara berkelanjutan(
,
PERAN ILMU PENYAKIT TANAMAN DALAM MENOPANG KETAHANAN
PANGAN
)adirin 'ang sa'a hormati,
Penyakit tanaman merupakan salah satu $aktor pembatas di dalam produksi tanaman
pertanian( -khir)akhir ini, bidang pertanian menjadi sangat penting karena merupakan sumber
salah satu bahan baku untuk &&M etanol( Penyakit tanaman selalu ada di setiap musim tanam
dan di setiap tanaman yang ditanam( &elum pernah terdengar berita sampai saat ini bah"a
tanaman yang ditanam baik oleh petani atau pekebun terbebas dari penyakit tanaman( .al ini
diakui baik oleh para petani yang handal dalam dunia pertaniannya di pedesaan, pekebun yang
ahli dalam mengolah lahan pekarangannya, maupun praktisi pertanian yang mengelola
perkebunannya( &ahkan boleh dikatakan, selama kita masih memerlukan sandang, pangan,
maupun papan, masalah penyakit tanaman, yang menimbulkan banyak masalah dan kerugian,
selalu ada( .al inilah yang menjadikan alasan sampai saat ini dunia pertanian, terutama
kaitannya dengan masalah penyakit /dan hama0 tanaman, masih memberikan peluang
kesempatan kerja bagi para lulusan dan alumni 'akultas Pertanian, terutama yang menekuni
bidang penyakit /dan hama0 tanaman(
Penyakit tanaman sering disalah)artikan sama dengan hama tanaman, yang pada
kenyataannya sangat jelas mempunyai perbedaan antar)keduanya( &ahkan para petani sering
menyebut kerusakan karena patogen atau penyebab penyakit tanaman disebabkan oleh hama
tanaman( .al ini sangat keliru dan perlu diluruskan karena kondisi ini akan berkaitan erat
dengan %ara pengendalian yang akan diterapkan( Penyakit tanaman sangat berbeda dengan
hama tanaman terutama dalam dua hal, yaitu bentuk kerusakan dan penyebab kerusakannya(
&entuk kerusakan tanaman karena penyakit tanaman berupa berubahnya "arna dan si$at
$isiologi tanaman, misalnya daun tanaman menjadi berbintik %oklat atau kuning, tanaman
nampak layu, dan biji yang dimakan terasa pahit1 sedangkan kerusakan karena hama
umumnya berupa berubahnya olume tanaman, misalnya daun berukuran tidak utuh karena
hilang sebagian atau seluruhnya akibat digigit hama belalang atau ulat( Selain itu, penyebab
penyakit tanaman, misalnya jamur, bakteri, dan irus, umumnya tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang dan harus dengan bantuan alat, seperti mikroskop1 sedangkan penyebab hama
tanaman dapat dilihat dengan mata telanjang, misalnya ulat, keong, a$id, dan belalang(
2
)adirin 'ang sa'a hormati,
&erbi%ara tentang ketahanan pangan tidaklah sama dengan berbi%ara tentang
s"asembada beras, dan ketersediaan pangan tidak identik dengan ketersediaan beras,
meskipun 3soko guru3 ketahanan pangan masih bertumpu pada s"asembada beras /-dnyana,
24450( Meskipun demikian, pada umumnya telah terjadi peningkatan produksi beberapa bahan
pangan buah penting di *ndonesia, tetapi di lain pihak terjadi penurunan produksi kedelai dan
gula, sehingga masih tingginya nilai ekspor kedua komoditas tersebut /&PS, 24460( Meskipun
komoditas sa"it meningkat, namun harga minyak goreng sa"it dunia mengalami kemerosotan
yang tajam di penghujung tahun 2446( .al ini menyebabkan dampak negati$ terhadap banyak
hal, seperti penghentian produksi, pemutusan tenaga kerja, penurunan deisa negara, dan
penghentian perluasan lahan sa"it /.arian &isnis *ndonesia, 24461 7ompas, 24461 Sadiman,
24460(
Pen%apaian ketahanan pangan yang kuat tidak lepas dari upaya pengembangan arietas
unggul baru se%ara besar)besaran, yang dikenal dengan 3reolusi hijau3( Namun, sejarah
membuktikan bah"a penggunaan arietas unggul juga tidak dapat berlanjut dalam jangka
"aktu lama( Selain hal ini disebabkan oleh adanya %ekaman abiotik, juga yang paling penting
adalah adanya %ekaman biotik, yaitu adanya serangan hama dan patogen tanaman sekunder,
yang sebelumnya tidak pernah terpikir ketika para pemulia tanaman mera%ik arietas unggul,
meskipun ketahanan arietas tersebut terhadap hama atau patogen utama telah dikembangkan,
sehingga ketahanan yang dimiliki oleh suatu arietas tanaman dapat patah( Selain itu, gen
pada arietas unggul umumnya tidak dikaitkan dengan ketahanannya terhadap hama atau
patogen tanaman, namun semuanya dikaitkan dengan produksi(
8leh karenanya, konsep reolusi hijau menjadi kurang berhasil untuk me"ujudkan
s"asembada pangan yang berkelanjutan( -kibat dari hal itu, menurut Ghose /2442 dalam
-dnyana, 24450, mun%ullah istilah 3reolusi hijau lestari3, dengan sasaran lebih luas, yang
men%akup 10 ke seluruh aspek agroekosistem mulai dari hulu, petani, sampai kepada
konsumen akhir, 20 peman$aatan kemajuan in$ormasi teknologi dan bioteknologi, ,0 sistem
irigasi yang e$isien, pestisida yang ramah lingkungan, dan pertanian yang sahih, dan 20
pemasaran, agroindustri, dan pengembangan in$rastruktur pedesaan( !adi, pengembangan dan
peman$aatan 0e"ti"ida 1ang !a'ah $ingkungan merupakan salah satu %akupan reolusi hijau
lestari, yang menunjang kepada ter%apainya ketahanan pangan yang kokoh(
9
:ekaman biotik tetap menjadi salah satu kendala utama dalam dunia pertanian(
Masalah penyakit /dan hama0 tanaman sampai kapan pun akan tetap menjadi masalah penting,
khususnya apabila didukung oleh lingkungan yang sesuai dan penggunaan tanaman yang
rentan( 7onsep segitiga penyakit, yaitu patogen yang irulen dan agresi$, tanaman yang
rentan, dan lingkungan yang sesuai dan mendukung, sangat menentukan berhasilnya
pertumbuhan tanaman dan selamatnya produk tanaman sampai ke konsumen, yang akhirnya
bermuara pada ketahanan pangan nasional(
Salah satu $aktor yang memengaruhi penurunan produksi komoditas tanaman pangan,
dan juga komoditas tanaman perkebunan, hortikultura, dan kehutanan, adalah penyakit
tanaman( 7eberadaan penyakit tanaman di lahan pertanian dan perkebunan, bahkan di areal
kehutanan, selalu menimbulkan masalah dan menjadi kendala dalam upaya meningkatkan
produksi tanaman( Penyakit tanaman akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan
optimum, yang berakibat pada produksi karena tidak adanya pasokan $otosintat yang %ukup(
7ondisi ini apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius akan
menyebabkan terganggunya keberlanjutan produksi tanaman, yang akhirnya dapat
mengganggu ketahanan pangan( 8leh karenanya, $aktor pembatas penyakit tanaman tersebut
perlu dikenali lebih baik, yang kemudian perlu diambil beberapa tindakan untuk
mengendalikan atau mengelolanya, bukan memberantasnya(
KERUGIAN AKIBAT PENYAKIT TANAMAN
7eseimbangan ekosistem di lahan pertanian, perkebunan atau kehutanan perlu dijaga,
bukannya menghilangkan atau memusnahkan salah satu pendukung ekosistem di lahan
pertanian, perkebunan, atau kehutanan tersebut( Pemusnahan atau pemberantasan yang
dilakukan akan menyebabkan timbulnya masalah lain, yang dapat mengakibatkan lebih
parahnya kerusakan yang diakibatkannya dan lebih besarnya kerugian yang ditimbulkannya(
Penghilangan komponen ekosistem di lahan tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia sintetis yang tidak bertanggung ja"ab( 8leh karena itu, pengendalian atau pengelolaan
penyakit tanaman merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan upaya menjaga atau
me"ujudkan keseimbangan ekosistem di lahan tersebut( 7eseimbangan ekosistem yang
terjaga dengan baik akan mendukung pertumbuhan tanaman dan memengaruhi produksi
tanaman, yang nantinya akan mampu mempertahankan ketahanan pangan(
5
Penyakit tanaman merupakan salah satu $aktor pembatas pertumbuhan dan produksi
tanaman, baik tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura, maupun tanaman
hutan, yang perlu dikenali dan dikelola dengan bijak /Soesanto, 1;;<1 Pujiarto et al(, 24411
Soesanto, 24491 Soesanto et al(, 24490( Penyakit tanaman sejak dahulu kala telah banyak
ditulis dan dibi%arakan, khususnya dalam hal akibat yang ditimbulkannya( Seperti diketahui,
penyakit tanaman dapat menimbulkan beragam kerugian, baik di tingkat tanaman, petani
/lokal0, regional, nasional, dan bahkan dunia( &eberapa kerugian akibat penyakit tanaman
yang sempat di%atat /Stakman and .arrar, 1;9<1 Mehrotra, 1;6,1 -grios, 1;;<1 &ohmont,
1;;<0, di antaranya 10 penurunan kuantitas produk tanaman, 20 penurunan kualitas produk
tanaman, ,0 pembatasan jenis tanaman dan industri di "ilayah tersebut, 20 kegagalan panen, 90
penurunan pendapatan petani, 50 terjadinya kelaparan, kematian, dan perpindahan penduduk,
dan <0 pengubah kebijakan pemerintah(
1( Penu!unan kuantita" 0!oduk tana'an( Tanaman pertanian yang dibudidayakan
yang terkena penyakit tanaman akan tumbuh merana dan terhambat( .al ini karena
patogen tanaman menyebabkan perubahan $isiologi dan biokimia tanaman, yang ditandai
dengan perubahan "arna, bentuk, bahkan $ungsi jaringan tanaman akibat terhambatnya
pasokan air dan hara dari akar ke bagian tanaman di atasnya( -danya perubahan tersebut
menyebabkan produksi $otosintat menjadi berkurang, yang akan berpengaruh pada
berkurangnya hasil metabolismen tanaman yang disimpan baik pada buah, biji, bunga, atau
umbi dan ubi( .al ini akan mengurangi hasil tanaman yang akhirnya terjadi penurunan
produksi tanaman( 7ehilangan jumlah atau kuantitas produk tanaman beragam, dari rendah
sampai tinggi /144=0 dan kehilangan ini tidak saja terjadi ketika tanaman di lapangan,
tetapi juga ketika di penyimpanan dan bahkan sampai ke konsumen( Misalnya, patogen
karat yang menyerang pertanaman kopi, telah menurunkan produksi biji kopi( Penurunan
kuantitas produksi tanaman berkaitan erat dengan pengurangan luas tanam( Misalnya, pada
daerah sentra pisang, seperti di Propinsi >ampung, luas "ilayah tanaman pisang berkurang
dari sekitar 944 hektar menjadi 194 hektar akibat serangan jamur patogen Fusarium sp(
/7ompas, 244,0( &ahkan dilaporkan bah"a patogen layu 'usarium juga telah menyerang
tanaman pisang kultiar &arangan di beberapa kabupaten di 7alimantan Timur, sehingga
dari luasan tanam tanaman pisang seluas ,4(444 hektar, areal tanam yang terserang
men%apai 11(444 hektar atau lebih dari ,4= /7ompas, 244<0( -kibat dari berkurangnya
<
luas tanam tersebut adalah menurunnya produksi pisang per satuan luas( ?i samping itu,
se%ara langsung patogen tanaman mengakibatkan rusaknya produk tanaman, yang
berlanjut kepada penurunan produksi(
2( Penu!unan kua$ita" 0!oduk tana'an( 7ehilangan tanaman akibat adanya penyakit
tanaman dapat berakibat pada penurunan kualitas produk tanaman yang dihasilkan(
-danya noda atau ber%ak pada produk tanaman dapat mengurangi man$aat kualitas produk
sehingga menurunkan daya jual dan akhirnya akan memengaruhi pendapatan petani(
&ebuahan yang memar atau rusak selama dalam pengangkutan atau penyimpanan, serta
sesayuran yang rusak akibat penyimpanan tidak sesuai, akan menurunkan nilai jualnya,
sehingga berpengaruh terhadap pendapatan petani buah dan sayur /Soesanto, 2445b0(
&ahkan pemanenan buah yang tidak tepat umur panen akan memengaruhi keparahan
penyakit, karena pengaruh dari kandungan etilen di dalam buah /Soesanto et al(, 1;6;0(
Selain itu, pada produk bebijian, adanya penyakit benih akan mengubah susunan hara di
dalam benih, khususnya pada benih yang banyak mengandung lemak, protein, dan hara
lain untuk manusia dan he"an /'-8, 1;6,1 1;;40( -kibatnya, pada benih tersebut patogen
tanaman akan menghasilkan toksin, yang berbahaya bagi konsumen, selain mengurangi
man$aat biji baik sebagai benih maupun sebagai bahan makanan( 8leh karenanya,
penurunan kualitas produk tanaman tidak saja karena kenampakan produk yang %a%at,
tetapi juga adanya perubahan di dalam produk( Menurut -gar"al dan Sin%lair /1;6<0,
perubahan dan kerusakan biokimia dalam kualitas hara biji merupakan salah satu
kehilangan akibat patogen tular)benih( &eberapa jamur yang dapat menurunkan kualitas
hara biji kedelai, adalah Phomopsis sp(, !spergillus *lavus, Botr'odiplodia sp(, dan
+ladosporium herbarum( .al ini sering tidak disadari oleh manusia dengan tetap
mengonsumsi biji yang sudah berubah bentuk dan "arnanya akibat patogen tanaman(
!amur patogen benih dapat menghasilkan senya"a bera%un, yang dikenal dengan
mikotoksin( Manusia atau he"an yang mengonsumsinya akan dapat sakit baik di bagian
dalam tubuh, berkaitan dengan sistem syara$, atau lainnya dan bahkan dapat mengalami
kematian( '-8 /1;;40 melaporkan bah"a beragam jaringan dan bagian tubuh, seperti
sistem hati, ginjal, syara$, dan gastro)intestinal dapat dipengaruhi oleh mikotoksin( &ahkan
mikotoksin dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, berperan dalam mutagen,
karsinogen, dan teratogen( &eberapa jamur yang dapat menghasilkan mikotoksin, di
6
antaranya !spergillus *lavus, !( parasiti"us, !( o"hra"eus, !( "lavatus, !( versi"olor,
+lavi"eps purpurea, +( *usi*ormis, Fusarium graminearum, Peni"illium "itrinin, P(
e,pansum, P( "'"lopium, dan P( viridi"atum(
,( Pe'ata"an 2eni" tana'an dan indu"t!i di (i$a1ah te!"eut( Penyakit tanaman
dapat membatasi jenis tanaman yang tumbuh pada "ilayah geogra$i yang luas( .al ini
karena tanah di "ilayah tersebut mengandung begitu banyak inokulum atau bahan
penyakit tanaman, yang menyebabkan penyakit tanaman selalu mun%ul di setiap musim
tanam( 8leh karenanya, jenis tanaman tertentu tidak akan dapat ditanam lagi di daerah
tersebut dan diganti dengan jenis tanaman lainnya( Sebagai %ontoh, kondisi tanah yang
ter%emar patogen tanaman yang terjadi di 7alimantan Timur, yaitu arealnya sudah
terkontaminan jamur Fusarium o,'sporum $(sp( "ubense, yang tidak dapat lagi ditanami
pisang jenis ambon /7ompas, 244<0, yang akan diganti dengan tanaman pisang kultiar
kepok nir)jantung /budless kepok, %usa balbisiana0 /@itjaksono, 2446( 7omunikasi
Pribadi0( Selain itu, penyakit tanaman juga menentukan jenis industri berbasis pertanian di
"ilayah tersebut dan juga aras tenaga kerjanya, dengan %ara memengaruhi jumlah dan
jenis produk pertanian yang tersedia bagi pengalengan atau pemrosesan lokal( *ndustri
berbasis pertanian atau dikenal dengan agroindustri akan tergantung pada pasokan produk
pertanian yang ada( -pabila sudah tidak ada lagi produk yang mendukungnya, maka
industri tersebut akan tutup atau beralih ke industri lain( .al ini dialami oleh industri
keripik pisang di >ampung1 akibat makin sukarnya men%ari bahan baku pisang, karena
adanya penyakit layu 'usarium /7ompas, 244,0( ?i samping itu, adanya penyakit tanaman
akan men%iptakan industri baru yang ditujukan untuk mengendalikan penyakit tanaman,
misalnya industri kimia, mesin, atau lainnya(
2( Kegaga$an 0anen( Penyakit tanaman tidak saja dapat menurunkan produksi tanaman,
tetapi juga dapat menggagalkan panen karena tanaman mati( Sekitar ;4= tanaman pangan
dunia dimulai dari biji, artinya, biji merupakan bagian tanaman terpenting untuk
menga"ali pertumbuhan dan perkembangan tanaman( 7ehilangan tanaman di beberapa
negara pertanian adalah beragam, dari sebesar ,4= sampai men%apai 144= /-gar"al and
Sin%lair, 1;6<1 Maude, 1;;50( 7ematian tanaman akibat penyakit tanaman dapat terjadi
sejak dari biji mulai berke%ambah, pembibitan, tanaman muda, atau tanaman tua
/berproduksi0( Patogen tanaman dapat menyerang di setiap bagian kehidupan tanaman, dan
;
di setiap bagian tanaman, yaitu mulai dari akar sampai buah atau biji( Serangan patogen
tanaman sangat beragam ganasnya tergantung dari berbagai $aktor yang memengaruhinya,
terutama kelembapan udara yang tinggi dan tersedianya hara bagi patogen tanaman
tersebut(
9( Penu!unan 0enda0atan 0etani( Penyakit tanaman ternyata juga dapat menyebabkan
pendapatan petani menurun( Penurunan pendapatan ini dapat pula disebabkan
bertambahnya biaya produksi dan pas%aproduksi, yang dapat berasal dari biaya pembelian
saprodi, pembuatan gudang simpanan, pembuatan $asilitas pengeringan, pengemasan, dan
bahkan pemasaran produk pertanian karena keterbatasan "aktu yang ada antara "aktu
panen, perlakuan pas%apanen, pengangkutan, sampai ke konsumen( &iaya lainnya sering
tidak dapat diprakirakan karena penyebaran penyakit tanaman yang beragam dan
penanganan penyakit tanaman yang lebih intensi$( Sebagai %ontoh adalah serangan jamur
patogen penyakit layu 'usarium pada pisang kultiar :aendish di >ampung, yang telah
menghentikan ekspor pisang kultiar :aendish di tahun 2442 /7ompas, 244,0( .al
tersebut berpengaruh terhadap pendapatan petani atau pekebun pisang, dan bahkan
perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tanaman pisang( Selain itu, keberadaan
patogen sering tidak diketahui, mengingat penyebab penyakitnya berupa mikroba yang
kasat mata( .al ini sering menyebabkan kerugian bagi petani ketika produk tanamannya,
yang ketika dipanen nampak mulus tanpa %a%at, tetapi setelah dipasarkan nampak gejala,
yang menyebabkan hasil panennya tidak laku dijual( 7ondisi ini, misalnya, dialami sebuah
perusahaan pisang di >ampung, ketika mengekspor pisang kultiar :aendish ke !epang
harus mengalami kerugian sangat besar karena buah pisang sebanyak satu kontainer harus
dimusnahkan oleh pihak karantina !epang( .al ini karena pada buah pisang yang nampak
segar dan sehat ketika diba"a dari >ampung, ternyata memba"a bakteri patogen penyakit
darah, salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi tanaman pisang /*r( A(-( @ardhana,
7omunikasi pribadi, 244<0( &erapa kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan
s"asta tersebut dengan adanya kejadian ituB
5( Te!2adin1a ke$a0a!an) ke'atian) dan 0e!0indahan 0enduduk( Penyakit tanaman
juga dapat menyebabkan terjadinya ben%ana kelaparan dan kematian manusia, serta
terjadinya perpindahan manusia dari satu negara ke negara lain( .al ini dikarenakan
kegagalan panen produk pertanian, khususnya produk pangan, akibat serangan patogen
14
tanaman( 7asus terkenal dalam dunia penyakit tanaman adalah ketika penyakit lanas pada
kentang, yang disebabkan oleh jamur Ph'tophthora in*estans, melanda di *rlandia pada
masa "aktu 1624 sampai 162<, yang menyebabkan kegagalan panen kentang, sebagai
makanan utama mereka( 7ejadian ini termasuk juga melanda di banyak negara
pengonsumsi kentang di Cropa, -merika, dan 7anada /Mehrotra, 1;6,0( 7ondisi ini
menyebabkan ben%ana kelaparan yang hebat dan bahkan kematian dari sepertiga
penduduknya, sedangkan lainnya bermigrasi ke negara lain( &anyak kasus kegagalan
panen akibat serangan patogen tanaman pada tanaman pangan di beberapa negara, yang
menyebabkan kelaparan dan juga kematian umat manusia, selain he"an(
<( Penguah kei2akan 0e'e!intah( Penyakit tanaman juga mampu membuat
pemerintah mengubah kebijakannya dalam bidang pertanian( .al ini terkait erat dengan
besarnya kerugian yang diakibatkan oleh serangan patogen tanaman pada jenis tanaman
tertentu( 7eadaan ini dulu sekitar tahun 1664)an pernah terjadi di negara kita, dengan
adanya serangan patogen karat pada tanaman kopi, yang "aktu pertama kali ditanam
adalah jenis kopi -rabi%a1 dengan adanya penyakti karat kopi tersebut, pemerintah
mengubah kebijakan penanaman kopi -rabi%a, diganti dengan kopi >iberia, dan akhirnya
dengan kopi Aobusta /Semangun, 1;660( Perubahan kebijakan ini tentunya diikuti dengan
berubahnya segala sesuatu yang berkaitan dengan perkopian, dan tidak sedikit dana yang
dikeluarkan untuk mengubah kebijakan tersebut( .al terbaru yaitu dengan adanya penyakit
layu pada tanaman pisang di 7alimantan, yang terutama disebabkan oleh jamur patogen
Fusarium o,'sporum $(sp( "ubense, hampir semua tanaman pisang jenis &arangan mati di
sepanjang lintas trans)7alimantan( Pemerintah setempat mengubah penanaman pisang
jenis &arangan dengan jenis %usa balbisiana dalam jumlah besar /saat ini sedang
memesan bibitnya sebanyak lebih kurang 94(444 bibit ke >*P*0, yang membutuhkan dana
besar( &elum termasuk biaya lainnya yang harus dikeluarkan pemerintah daerah dan
pekebun pisang(
PERAN #UNGI&IDA &INTETI&
)adirin 'ang sa'a hormati,
&erdasarkan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh adanya penyakit tanaman dan
masih belum dapat diselesaikan permasalahan penyakit tanaman di lapangan, maka penyakit
11
tanaman saat ini masih tetap menjadi pusat perhatian bagi mereka yang berke%impung dalam
dunia pertanian( -pabila hal ini terus berlanjut dan belum ada %ara tepat untuk mengendalikan
patogen tanaman, maka dapat dipastikan pertumbuhan tanaman tidak akan dapat selamat dan
produk yang dihasilkan tidak optimum atau sesuai dengan sasaran dan tujuan( 7erugian yang
dapat ditimbulkan oleh penyakit tanaman tersebut dapat berakibat lebih luas dan berdampak
negati$ pada keberlanjutan tanaman, yang sangat terkait erat dengan keberlangsungan
ketahanan pangan(
Upaya untuk mengendalikan penyakit tanaman telah banyak dilakukan dan akan terus
diupayakan, meskipun sampai saat ini masih belum dapat meme%ahkan masalah tersebut( :ara
yang paling umum dilakukan untuk mengendalikan penyakit tanaman, adalah dengan bahan
kimia, karena hasilnya dapat langsung dilihat dan %epat dirasakan( -kan tetapi, tidak
selamanya bahan kimia dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman( &anyak
berita tentang ketidak)mampuan bahan kimia di dalam mengatasi masalah penyakit tanaman,
sehingga petani harus menggunakannya dengan %ara yang tidak bijaksana, misalnya dengan
tidak memperhatikan dosis anjuran, menyampur lebih dari satu ma%am bahan kimia, dan %ara
memberikannya tidak disemprotkan, tetapi disiramkan ke tanaman atau ke tanah( .al tersebut
dilakukan karena para petani kita sudah tidak sabar lagi di dalam mengatasi masalah penyakit
tanaman, di samping karena ketidak)tahuan petani akan akibat negati$ yang ditanggung baik
oleh petani dan keluarganya, lingkungan, maupun oleh konsumen(
-da beberapa bahan kimia yang telah dilarang digunakan lagi untuk mengendalikan
penyakit tanaman /.assan, 1;;60( .al ini karena penggunaan bahan kimia dapat berakibat
negati$ /8udejans, 1;691 Untung, 1;;51 Gamliel et al(, 1;;<0, di antaranya menimbulkan
ketahanan pada patogen tanaman yang menyebabkan bahan kimia tidak mempan digunakan,
terbunuhnya mikroba bukan sasaran dan mun%ulnya patogen sekunder yang lebih berbahaya,
menambah biaya produksi karena semakin mahalnya harga bahan kimia, menyebabkan polusi
lingkungan terutama air tanah dan tanah, memengaruhi kesehatan petani dan keluarganya
terutama bila yang berhadapan langsung di lapangan adalah ibu yang sedang hamil atau
menyusui, dan memengaruhi kesehatan konsumen yang mengonsumsi produk pertanian
ter%emar bahan kimia tersebut(
8leh karena itu, untuk men%egah atau menghindari dampak negati$ tersebut, perlu
diupayakan pengembangan dan peman$aatan pestisida yang ramah lingkungan, yang
12
merupakan salah satu %akupan 3reolusi hijau lestari3, untuk menunjang ter%apainya
ketahanan pangan yang kokoh kuat /Ghose, 2442 dalam -dnyana, 24450( Pestisida yang
ramah lingkungan akhir)akhir ini telah banyak dibi%arakan, dikembangkan, dan digunakan
dalam dunia pertanian( Misalnya, pengembangan pestisida nabati yang berasal dari bahan
tanaman dan tumbuhan, meskipun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut dan
mendalam(
Selain itu, peman$aatan mikroba berguna untuk mengendalikan mikroba patogen
tanaman dan hama tanaman juga telah banyak dikembangkan1 bahkan sudah ada yang
dipasarkan se%ara komersial, misalnya pengendalian hama tanaman dengan menggunakan
insektisida hayati berbahan akti$ bakteri Ba"illus turingiensis( .al inilah yang dikenal dengan
istilah pengendalian hayati( *stilah pengendalian hayati, se%ara umum, adalah pengendalian
patogen tanaman dengan menggunakan agensia hidup selain manusia, dan bukan dengan
agensia kimia sintetis, atau meminjam istilah iklan 3#eruk makan #eruk3, maka di dalam
pengendalian hayati, mikroba patogen dihadapi dengan mikroba berguna atau antagonis(
Sebelum lebih jauh membi%arakan pengendalian hayati, maka terlebih dahulu saya
akan menyampaikan pemikiran saya tentang peristilahan( *stilah 3agensia3 merupakan istilah
yang sengaja saya usulkan untuk digunakan sebagai pengganti istilah 3agens3, yang
berkonotasi majemuk dengan adanya huru$ akhir 3s3 pada kata 3agens3, meskipun istilah
agens tersebut telah dimasukkan ke dalam kamus &ahasa *ndonesia( Pada hal, dalam &ahasa
*ndonesia sendiri, kita tidak mengenal kata berakhiran huru$ 3s3 yang menunjukkan kata
tersebut sebagai kata majemuk /plural0, seperti yang dijumpai dalam &ahasa *nggris(
PENGERTIAN PENGENDALIAN HAYATI
Pengertian pengendalian hayati, seperti dikemukakan oleh 7('( &aker dan A(!( :ook,
dalam bukunya berjudul DBiologi"al +ontrol o* Plant Pathogens3 yang terbit pada tahun 1;<2
dan buku keduanya berjudul D $he -ature and Pra"ti"e o* Biologi"al +ontrol o* Plant
Pathogens3 yang terbit pada tahun 1;6,, diberikan de$inisi dalam arti luas( ?i dalam de$inisi
tersebut, pengendalian hayati termasuk penggunaan ma%am organisme untuk mengendalikan
patogen dan penggunaan tanaman tingkat tinggi sebagai salah satu %ara terbaik dan paling
e$ekti$ dalam pengendalian hayati(
1,
?e$inisi yang luas itu sampai kini masih dapat diterima para ahli patologi tanaman,
meskipun masih ada pertanyaan yang belum terja"ab( -kan tetapi, pengaruh pengendalian
hayati pada de$inisi yang luas itu juga termasuk tindakan budidaya yang berhasil dan
pemuliaan tanaman untuk ketahanan tanaman inang( Penggunaan tanaman inang tahan dalam
pengendalian hayati bukan merupakan sesuatu yang aneh bagi para ahli patologi tanaman(
Misalnya, jika gen yang mengatur produksi senya"a penghambat patogen tanaman diba"a
dan dinampakkan dalam sel bakteri pengoloni akar, dan bakteri tersebut saat diterapkan
sebagai perlakuan benih, mampu mengoloni dan melindungi akar tanaman, maka kondisi ini
dikenal dengan pengendalian hayati /Garret, 1;591 :ook, 1;690(
&egitu pula, jika gen tersebut kemudian dipindah se%ara rekayasa genetika ke genom
tanaman inang dan kemudian gen tersebut ternyata mampu menampakkan kegiatannya dengan
menghasilkan senya"a penghambat, yang dilepas melalui eksudat akar, maka keadaan ini juga
dikenal dengan pengendalian hayati( &aik gen tersebut berada di dalam mikroba maupun di
dalam sel tanaman, dapat disebut sebagai pengendalian hayati(
8leh karena itu, pengendalian hayati, menurut :ook /1;690, dapat dide$inisikan
sebagai Dsemua kondisi atau praktik yang berpengaruh terhadap penurunan daya tahan
atau kegiatan patogen tanaman melalui interaksi dengan agensia organisme hidup lainnya
(selain manusia), yang menghasilkan penurunan keberadaan penyakit yang disebabkan
oleh patogen3( ?e$inisi resmi tersebut lebih menyeluruh karena menggabungkan pengertian
pengendalian hayati yang terjadi se%ara alami dan yang dibuat, yang melibatkan baik mikroba
maupun makroba lain selain tanaman sakit atau rusak( Meskipun manusia tidak termasuk
dalam pengendalian hayati, namun elemen tindakan budidaya, pemilihan dan pemuliaan
tanaman tahan penyakit, yang kesemuanya dilakukan oleh manusia, termasuk ke dalam
komponen pengendalian hayati(
Pengendalian hayati tidak seharusnya dikenal sebagai sebuah ilmu yang terutama
hanya didasarkan pada disiplin ekologi, taksonomi, dan mikrobiologi tanah saja( Pengendalian
hayati juga didasarkan pada disiplin genetika tanaman dan mikroba, biologi molekul, sitologi,
biokimia, $isiologi tanaman, dan banyak lainnya( !adi, disiplin ilmu yang mendasari
pengendalian hayati harus lengkap, menyeluruh dan terpadu, yang nantinya dapat melengkapi
pengertian pengendalian hayati( Pengendalian hayati dapat didekati dengan manipulasi
12
genetika, baik pada tanaman, antagonis, maupun patogennya sendiri, dan langsung pada
tingkat ekosistem, populasi, atau indiidu(
Pengendalian hayati yang dide$inisikan se%ara luas dapat terjadi jauh dari tanaman,
atau terjadi pada tanaman, atau bahkan berlangsung di dalam tanaman( .al ini sering terjadi
dan erat kaitannya dengan hubungan antara tanaman dan patogennya( Pengendalian hayati
sekarang ini telah menjadi batu penjuru dari upaya pengelolaan penyakit tanaman yang ramah
lingkungan dan menghasilkan produk tanaman yang sehat dan aman /Soesanto, 24460(
Produk tanaman yang sehat sesuai dengan usulan tim landmark pangan 7ementrian
Aiset dan Teknologi, yaitu agar *ndonesia dapat menjadi salah satu dapur pangan sehat di
dunia /-dnyana, 24450( >ebih lanjut dijelaskan bah"a hal ini berkaitan dengan lebih majunya
beberapa negara di -sia di dalam menyikapi reolusi hijau lestari( Misalnya, *ndia telah
mengadopsi reolusi hijau lestari dengan sasaran sebagai pabrik pangan dunia( Thailand
dengan sasaran sebagai dapur pangan dunia mulai 2414, dan Malaysia dengan sasaran sebagai
pusat pengembangan makanan halal dunia(
8leh karena itu, produk tanaman yang sehat dan aman menjadi sasaran kita semua
serta produk tanaman yang sehat dan aman tidak dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
yang terus menerus dan tidak bijaksana di dunia pertanian, seperti pemakaian pestisida dan
pupuk kimia sintetis( 7hususnya dengan penggunaan pestisida kimia, banyak dampak negati$
yang dapat timbul /&ohmont, 1;;<1 &eaumont, 1;;60, seperti yang telah dijelaskan di muka,
sehingga pengendalian hayati dengan menggunakan mikroba berguna dan agensia hidup
merupakan ja"aban dari permasalahan tersebut( !adi jelaslah bah"a pengendalian hayati
berperan penting di dalam ketahanan pangan yang berlanjut karena dapat men%egah dan
mengurangi dampak negati$ tersebut serta dapat mendukung produk tanaman yang sehat dan
aman(
&EJARAH PENGENDALIAN HAYATI
)adirin 'ang sa'a hormati,
Sejarah pengendalian hayati dimulai sejak -tkinson menemukan adanya keragaman
keparahan penyakit layu 'usarium di tahun 16;2, dan keragaman tersebut ternyata
dipengaruhi oleh jenis tanah /Garret, 1;590( Penelitian ke arah tersebut terus berlanjut,
misalnya di a"al tahun 1;46, Potter menjumpai adanya penghambatan patogen tanaman oleh
19
penumpukan hasil metabolitnya, kemudian tahun 1;25, San$ord membuktikan bah"a pupuk
hijau ternyata dapat digunakan untuk mengatasi penyakit kudis kentang( Pada tahun 1;2<,
Millard dan Taylor menemukan bah"a penyakit kudis kentang /Streptom'"es s"abies0 dapat
dikendalikan dengan inokulasi S( prae"o,( G(&( San$ord dan @(:( &road%ast membuktikan
keberadaan patogen .phiobolus graminis dapat ditekan oleh kegiatan antagonis jamur dan
bakteri, yang kemudian menerbitkan hasil penelitiannya tentang pengendalian hayati jamur
penyebab Dtake/all3 pada gandum, dalam Ph'topatholog' tahun 1;251 untuk pertama kalinya
digunakan istilah D0engenda$ian ha1ati3 dalam patologi tanaman( Pengaruh artikel San$ord
dan &road%ast sangat besar pada dunia patologi tanaman, yaitu mulai berkembangnya %ara
pengendalian penyakit tanaman dengan menggunakan mikroba antagonis( Penelitian ke arah
pengendalian hayati patogen tanaman, terutama yang bersi$at tular)tanah, mulai berkembang(
Pada tahun 1;,4, 'a"%ett, presiden Perhimpunan 'itopatologi -merika, mempertajam
adanya agensia pengendali hayati, yang disampaikan dalam pidatonya berjudul Dthe
importan"e o* investigations on the e**e"t o* kno&n mi,tures o* organisms3( ?i dalam "aktu
singkat, setelah pidato tersebut, seorang mahasis"a 'a"%ett, A( @eindling, menerbitkan seri
artikel pertamanya tentang parasitisme $ri"hoderma viride terhadap jamur tanah lainnya(
Sejak saat itulah, perhatian dunia terhadap pengendalian hayati makin terbuka lebar dan makin
banyak penelitian bermun%ulan, khususnya ke arah produksi antibiotika di dalam tanah(
Penelitian tentang agensia pengendali hayati patogen tanaman terus berkembang dan
berlanjut( Temuan demi temuan kaitannya tentang man$aat pengendalian hayati terus
bermun%ulan, termasuk ke arah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh agensia pengendali
hayati( !enis mikroba tanah yang berguna untuk mengendalikan patogen tanaman terus
ditemukan dan teridenti$ikasi, misalnya penemuan toksin gliotoksin dan iridin yang
dihasilkan oleh jamur $ri"hoderma viridae oleh masing)masing @right pada tahun 1;95 serta
oleh &rian dan M%Go"an tahun 1;29(
Penelitian ke arah antibiotika yang dihasilkan oleh agensia pengendali hayati di dalam
tanah, merupakan topik yang selalu menarik perhatian ilmu"an untuk menelitinya( Sampai
sekarang ini, penelitian ke arah pengendalian hayati tetap banyak dan telah berhasil
mengungkat beragam agensia pengendali hayati beserta mekanismenya baik se%ara
konensional maupun se%ara bioteknologi( &ahkan pengembangan penelitian tentang
15
antibiotika yang dihasilkan oleh bakteri antagonis Pseudomonas *luores"ens, yaitu 2,2)
diasetil$loroglusinol, telah sampai pada produksi antibiotika dalam skala industri(
&erdasarkan data pengalaman penelitian tentang pengendalian hayati yang telah saya
uraikan dan peman$aatan di dunia pertanian untuk mengendalikan penyakit tanaman, nampak
jelas adanya peluang dan sekaligus tantangan dalam menggunakan agensia pengendali hayati
untuk meme%ahkan masalah penyakit tanaman di masa yang akan datang( Pengetahuan akan
peluang dan sekaligus tantangan tersebut diperlukan untuk memperkirakan tingkat
keberhasilan penggunaan agensia pengendali hayati tersebut, khususnya dalam memenuhi
salah satu syarat reolusi hijau lestari, untuk menunjang dan memperkokoh ketahanan pangan
se%ara sinambung dan berkelanjutan(
PELUANG PENGENDALIAN HAYATI PATOGEN TANAMAN
Telah saya uraikan bah"a banyak kasus penyakit tanaman yang belum dapat
diselesaikan sampai sekarang, selalu ada di setiap musim tanam, serta dijumpai di semua jenis
tanaman( 7erugian yang ditimbulkan oleh adanya penyakit tanaman juga beragam dan
memengaruhi semua aspek kehidupan manusia1 sedangkan pengendalian dengan pestisida
kimia sintetis belum dapat berhasil meme%ahkan masalah penyakti tanaman( 8leh karena itu,
mun%ulnya pengendalian hayati perlu disambut dengan baik dan perlu dimasyarakatkan, untuk
mendukung keseimbangan ekosistem pertanian dan dalam menunjang ketahanan pangan
nasional yang berkelanjutan( ?orongan untuk menerapkan pengendalian hayati, sebagai salah
satu %ara untuk mengendalikan patogen tanaman, berasal dari peluang yang ada dan sekaligus
tantangan di dalam pengembangan %ara tersebut(
&eberapa peluang yang diketahui dari penggunaan agensia pengendali hayati untuk
mengatasi masalah penyakit tanaman, menurut Greathead /1;;90 dan Soesanto /24460, yaitu
10 kesadaran masyarakat dunia akan produk pertanian yang sehat dan aman, 20 ketidak)
mampuan $ungisida sintetis, ,0 kepedulian akan keseimbangan ekologi dan keamanan
lingkungan, 20 kesadaran petani dan keluarganya akan masalah kesehatan, 90 biaya eksplorasi
agensia hayati yang rendah, 50 bertambahnya biaya produksi pertanian, <0 "aktu penyiapan
agensia hayati yang singkat, 60 ketersediaan agensia hayati melimpah di alam, dan ;0 produksi
metabolit sekunder(
1<
34 Ke"ada!an 'a"1a!akat dunia akan 0!oduk 0e!tanian 1ang "ehat dan a'an
Masyarakat dunia saat ini sudah menyadari akan bahaya residu pestisida dan bahan
kimia sintetis lainnya di dalam produk pertanian yang dikonsumsi( 7esadaran ini
menyebabkan mereka berlomba untuk menyediakan produk pertanian yang sehat dan
aman tersebut, baik yang diimport maupun yang dibudidayakan sendiri( 7ondisi ini
berdampak positi$ bagi kesehatan umat manusia, tetapi di sisi lain juga berdampak negati$
bagi produsen atau pengekspor produk pertanian, terutama dari negara agraris, seperti
*ndonesia, yang belum mempertimbangkan masalah mutu produk dibandingkan dengan
kuantitas produk pertanian( &anyak produk pertanian dari *ndonesia yang ditolak oleh
negara pengimpor ketika didapati residu bahan kimia di dalam produk tersebut( -palagi
dengan diterapkannya SPS /Sanitar' and Ph'tosanitar'0 dan perdagangan bebas dunia
atau -sia, serta pembakuan kualitas produk pertanian, maka akan sangat sukar bagi
produk pertanian *ndonesia untuk dapat bersaing di tingkat regional atau internasional, jika
masih mendasarkan pertanamannya dengan bahan kimia sintetis( 8leh sebab itu, untuk
mengurangi dampak negati$ tersebut, petani seharusnya sudah mulai bangkit untuk
bertanam tanaman se%ara sehat atau organik, meskipun produk organik masih belum
mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat( ?i dalam menunjang ke arah produksi
pertanian yang sehat dan aman tersebut, pengendalian hayati merupakan salah satu
peme%ahannya dan sangat mendukung ke arah tersebut( .al ini karena apabila
dibandingkan dengan penggunaan agensia kimia sintetis, agensia pengendali hayati jelas
tidak bera%un terhadap manusia atau he"an, khususnya apabila diterapkan pada saat panen
atau pas%apanen, karena metabolit sekunder yang dihasilkan oleh agensia hayati akan
mudah terurai oleh alam( Selain itu, metabolit sekunder yang dihasilkan tidak sesuai untuk
manusia dan he"an( Produk pertanian juga tidak men'impan residu agensia pengendali
hayati di dalamnya, sehingga produk tersebut aman untuk dikonsumsi( .al ini selaras
dengan makin gen%arnya konsumen dunia yang membutuhkan dan mengonsumsi produk
pertanian yang sehat(
*4 Ketidak5'a'0uan 6ungi"ida ki'ia "inteti"
Penggunaan $ungisida kimia sintetis untuk mengendalikan penyakit tanaman tidak
selamanya dapat diandalkan, misalnya oleh petani ba"ang merah, kentang, %abai, atau
pekebun pisang( .al ini ditunjukkan dengan makin meningkatnya penggunaan $ungisida
16
tersebut, baik dalam konsentrasi atau keseringannya( &ahkan, sudah bukan rahasia lagi
kalau para petani di dalam menggunakan $ungisida kimia sintetis tidak dilakukan dengan
jalan menyemprotkan $ungisida ke tanaman mereka, tetapi justru menyiramkannya ke
tanaman dan sekaligus ke tanah, apalagi kalau %ua%a mendukung terhadap perkembangan
penyakit, seperti pada saat musim hujan1 bukan dengan satu jenis $ungisida, tetapi
menyampur beberapa jenis $ungisida( Semua itu ditujukan untuk mengendalikan penyakit
tanaman dengan %epat agar hasil panen dapat meningkat( -kan tetapi, hasilnya ternyata
tidak sesuai dengan yang diharapkan( Penyakit tetap ada di pertanaman, bahkan dapat
lebih parah lagi kerusakan yang ditimbulkannya( .al ini kemungkinan karena jamur
patogen telah mengalami mutasi dan mampu beradaptasi dengan $ungisida tersebut, ikut
matinya mikroba tanah yang berguna, atau jamur patogen mampu membentuk struktur
istirahat( ?i sisi lain, ketidak)mampuan $ungisida kimia sintetis untuk menjangkau letak
mikroba patogen di dalam tanah( 7eberadaan mikroba tanah sangat beragam, bahkan
dapat men%apai kedalaman di ba"ah 94 %m di dalam tanah, misalnya untuk jamur patogen
Fusarium sp( /?oms%h et al(, 1;;,0( 8leh karena itu, kehadiran agensia pengendali hayati
ternyata memberikan angin segar kepada para petani( .al ini ditunjukkan oleh beberapa
penelitian yang telah dilakukan, yang kesemuanya menunjukkan kemampuan agensia
pengendali hayati dalam mengatasi masalah patogen tanaman, yang sebelumnya sukar
dikendalikan dengan $ungisida kimia sintetis( Misalnya, penggunaan bakteri antagonis
Pseudomonas *luores"ens P54 mampu menurunkan kepadatan populasi jamur Fusarium
o,'sporum, penyebab penyakit moler pada ba"ang merah, di dalam tanah sampai sebesar
64,5<= /Santoso et al(, 244<0, menurunkan intensitas penyakit busuk pangkal batang pada
ka%ang tanah lebih dari 94= /Soesanto, 24420, dan kepadatan populasi sklerotium akhir
sebesar 65,,= /Soesanto et al(, 244,a, 244,b01 $ri"hoderma har0ianum mampu
menurunkan intensitas penyakit layu 'usarium pada gladiol sebesar 95,6,= /Soesanto et
al(, 24460, dan gabungan Glio"ladium sp( dan Pseudomonas *luores"ens P54 mampu
menurunkan kepadatan populasi Fusarium o,'sporum pada lahan %abai sebesar 66,4<=
/MaEEon et al(, 24450( -gensia pengendali hayati juga dapat digunakan untuk mengatasi
jamur patogen yang membentuk struktur istirahat( .al ini mengingat bah"a keberadaan
struktur istirahat pada patogen dapat menjadi salah satu kendala dalam keberhasilan
penerapan semua agensia pengendali patogen tanaman( .asil penelitian Soesanto et al(
1;
/244,0 menunjukkan bah"a bakteri antagonis P( *luores"ens P54 mampu menekan
perke%ambahan sklerotium in vitro sampai sebesar ;2= dengan lama perendaman
sklerotium paling e$ekti$ 14 menit /Gambar 10( .asil penelitian ini memberikan peluang
dan harapan bah"a bakteri angatonis Pseudomonas *luores"ens P54 mampu mengatasi
jamur patogen yang membentuk struktur istirahat, meski baru se%ara in vitro( Penggunaan
di lapang masih perlu pemikiran dan penelitian lebih lanjut( -gensia hayati juga dapat
dipakai sebagai bahan untuk menyehatkan atau bio/remediation atas lahan pertanian yang
sudah ter%emar atau terkontaminan oleh patogen tanaman, yang ditandai oleh selalu
mun%ulnya penyakit tanaman di setiap musim tanam /.idayanto, 24450(
c c
c
b
a
,
*,
7,
8,
+,
3,,
3*,
, 3 3, 3,, 3,,,
La'a Pe!enda'an 9'enit:
P
e
!
"
e
n
t
a
"
e

P
e
!
k
e
;
a
'

a
h
a
n

9
<
:

Gambar 1( Pengaruh lama perendaman sklerotium S"lerotium rol*sii di dalam larutan
bakteri Pseudomonas *luores"ens P54 konsentrasi 14
5
upk ml
)1
larutan
terhadap perke%ambahan sklerotium( 7eterangan+ Notasi huru$ yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut ?MAT 9= /Soesanto et al(,
244,0(
=4 Ke0edu$ian akan ke"ei'angan eko$ogi dan kea'anan $ingkungan
Masalah lingkungan hidup menjadi penting de"asa ini ketika pemerintah dan
masyarakat menyadari bah"a salah satu penyebab terjadinya atau timbulnya ben%ana yang
menimpa negeri ini adalah oleh ulah manusia itu sendiri( ?i dunia pertanian juga
24
memungkinkan timbulnya ben%ana, terutama yang disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia, baik pestisida maupun pupuk atau hormon, yang tidak bijaksana atau yang terus
menerus( .al ini akan menyebabkan berubahnya si$at hayati di dalam tanah, terutama
karena musnahnya mikroba berguna di dalam tanah akibat penggunaan bahan kimia
tersebut( Sudah bukan rahasia lagi, kalau pemakaian bahan kimia banyak menimbulkan
pen%emaran, baik tanah, udara, maupun air, yang menyebabkan kerusakan ekologi
khususnya di dalam tanah, salah satunya adalah terbunuhnya mikroba berguna di dalam
tanah, yang berguna untuk mengendalikan mikroba patogen tanaman /.assan, 1;;60( .al
ini pula yang menyebabkan banyaknya patogen tular)tanah yang sukar dikendalikan, selain
karena $aktor genetika yaitu terjadinya mutasi akibat bahan kimia tersebut( Selain itu,
agensia pengendali hayati yang diterapkan kepada bukan sasaran tidak akan menjadi
kontaminan bagi organisme bukan sasaran, baik tanaman atau mikroba berguna( .al ini
karena agensia pengendali hayati mempunyai relung ekologi sendiri dan yang berbeda
dengan relung ekologi mikroba atau organisme lain, sehingga agensia pengendali hayati
memerlukan "aktu untuk beradaptasi dengan ekologi barunya( -pabila agensia pengendali
hayati tidak mampu bertahan hidup dalam ekologi barunya, atau diterapkan pada ekologi
yang berbeda dengan rentang keragamannya yang lebar, maka agensia pengendali hayati
akan mati, yang menyebabkan pengendalian hayati tidak berhasil diterapkan di suatu
"ilayah( .al ini yang menyebabkan agensia pengendali hayati sukar untuk menjadi
kontaminan organisme atau mikroba berguna lainnya( 8leh karenanya, pengendalian
hayati hadir untuk mengurangi dampak negati$ tersebut dan untuk menjaga kelestarian
ekologi di dalam tanah, serta untuk menjaga lingkungan tetap aman /-yob and Musta$$a,
1;;61 Soesanto, 24440( Peluang inilah yang perlu disambut dengan mengurangi
penggunaan pestisida atau bahan kimia sintetis, dan mulai menggiatkan penggunaan
agensia hayati, khususnya untuk mengendalikan patogen tanaman, sehingga keberlanjutan
proses produksi tanaman dapat terjaga dengan baik(
74 Ke"ada!an 0etani dan ke$ua!gan1a akan 'a"a$ah ke"ehatan
Para petani sudah berpengalaman di dalam mengelola kebun dan tanamannya,
khususnya di dalam menghadapi permasalahan penyakit tanaman, yaitu selalu dengan
menggunakan $ungisida kimia sintetis, dengan pertimbangan %epat diketahui hasilnya dan
21
mudah penggunaannya( -kan tetapi, mereka tidak menyadari bah"a bahaya sedang
mengan%am kesehatan mereka dan juga keluarganya yang membantu di lahan( .al ini
karena di dalam penerapan $ungisida untuk pertanamannya, mereka tidak sama sekali
menggunakan pengaman tubuh dan juga tidak menggunakannya dengan bijaksana( Telah
dikemukakan bah"a petani kentang dan ba"ang merah, misalnya, menerapkan $ungisida
kimia dengan %ara disiram ke tanaman, tidak disemprotkan( 7asus pen%emaran bahan
kimia dalam darah petani sudah banyak dikemukakan, belum lagi kasus lainnya yang
menimpa ibu hamil dan ibu menyusui yang sehari)hari bekerja di lahan pertanamannya
/&eaumont, 1;;60( Penerapan agensia pengendali hayati di tanaman tidak menyebabkan
kera%unan bagi pekerja, meskipun mereka tidak dilengkapi dengan peralatan
penyemprotan yang lengkap( 8leh karena itu, kehadiran agensia pengendali hayati akan
mengurangi dampak tersebut dan sekaligus menyegah kerugian yang lebih parah(
>4 Bia1a ek"0$o!a"i agen"ia ha1ati 1ang !endah
&iaya untuk mendapatkan satu agensia pengendali hayati atau proses sejak isolasi
sampai ke $ormulasi agensia pengendali hayati sangat rendah, bila dibandingkan dengan
biaya yang diperlukan untuk mendapatkan satu senya"a kimia sintetis( Penelitian yang
dilakukan terhadap agensia pengendali hayati tidak memerlukan biaya tinggi, jika
dibandingkan dengan kimia sintetis( &egitu pula dalam penerapannya di lapang tidak
memerlukan perijinan yang ketat, yang membutuhkan biaya banyak, jika dibandingkan
dengan penerapan agensia kimia sintetis untuk mengendalikan patogen tanaman( -gensia
kimia sintetis sebelum dipasarkan harus mengalami serangkaian pengujian yang
memerlukan "aktu lama, untuk menjamin kalau nantinya agensia tersebut tidak
berdampak negati$ terhadap lingkungan hidup /&ohmont, 1;;<1 ?ohmen, 1;;60( 7eadaan
ini jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit />isansky, 1;62 dan Payne F >yn%h( 1;66
dalam .okkanen et al(, 1;;,0( Pada Tabel 1 ditunjukkan perbedaan antara agensia kimia
sintetis, agensia hayati, parasit dan predator, terutama pada ruas pembiayaannya( Pada
tabel tersebut nampak bah"a biaya penelitian dan pengembangan untuk agensia kimia
jauh lebih besar, yaitu hampir , kali lipat daripada biaya untuk penelitian dan
pengembangan agensia pengendali hayati( -pabila dipertimbangkan penelitian dan upaya
pen%egahan dampak negati$ yang akan mun%ul akibat penggunaan agensia kimia sintetis,
maka biaya yang harus disediakan akan semakin besar( 8leh karena itulah, upaya untuk
22
Tabel 1( Perbandingan beberapa si$at pendekatan pengendalian se%ara kimia dan hayati
untuk mengendalikan hama, patogen, dan gulma
No( Si$at 7imia Mikroba Parasit dan Predator
-(
&(
:(
Penge'ang
an Metode
Penemuan
&iaya A F ?
Ukuran pasar
yang
diperlukan
agar untung
.ak Paten
Penggunaan
Metode
7eper%ayaan
Membunuh
7e%epatan
7isaran
7etahanan
Kea'anan
Metode
Toksikologi
7erusakan
lingkungan
Aesidu
Pemilihan 19(444
senya"a ditemukan
kemudian tentukan
sasaran yang akan
dikendalikan
12(444(444
,4(444(444Gth utk
mengganti modal,
terbatas pada
tanaman utama
Teratur baik
&iasanya diper%aya
Sampai 144=
&iasanya %epat
Umumnya luas
Sering mun%ul
Mahal ujinya, kadang
bera%un terhadap
pengguna
&eragam %ontoh,
sangat terkenal,
mudah untuk
dibatalkan
@aktu antara
sebelum dipanen
Sering mudah
dijumpai
244(444
H 544(444Gth dapat
untung
Menjadi teratur
&eragam, biasanya
diper%aya
&iasanya ;4);9=
7adang lambat
Umumnya sempit
Mungkin mun%ul
Aelati$ murah
ujinya, biasanya
tidak bera%un
&elum diketahui,
tetapi kadang
mungkin merusak,
mudah untuk
dibatalkan
Tanaman dipanen
langsung
Sering mudah
dijumpai
&eragam
&eragam, bahkan
pasar ke%il dapat
menguntungkan
Tidak mungkin,
ke%uali untuk
metode pengiriman
&eragam, biasanya
diper%aya
&iasanya ;4);9=
7adang lambat
Umumnya sempit
Tidak ada kejadian
Tidak ada kaitannya
&elum diketahui,
tetapi kadang
mungkin merusak,
mudah untuk
dibatalkan
Tidak dapat
diterapkan
Sumber+ >isansky /1;620 dan Payne F >yn%h /1;660 dalam .okkanen et al( /1;;,0(
menggunakan mikroba antagonis merupakan %ara yang lebih murah dan aman terhadap
lingkungan, jika dibandingkan dengan agensia kimia sintetis(
2,
84 Be!ta'ahn1a ia1a 0!oduk"i 0e!tanian
&iaya produksi pertanian %ukup tinggi, terutama jika dikaitkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian saprodi, misalnya untuk pembelian pupuk dan pestisida(
Meskipun harga pestisida /$ungisida0 dapat terjangkau oleh petani, tetapi bila diterapkan
dalam luasan tanaman yang %ukup luas, hal ini tetap akan menambah biaya yang harus
dikeluarkan( -pabila mun%ul penyakit tanaman pada tanaman mereka, petani akan
segeramelakukan tindakan pengendalian dengan memakai $ungisida kimia( -palagi kalau
tanaman yang dibudidayakan mempunyai nilai ekonomi tinggi dan ditanam dalam musim
hujan, pengeluaran untuk $ungisida kimia akan jauh lebih besar( .al ini akan semakin
meningkatkan biaya produksi yang harus dikeluarkan dan menurunkan pendapatan petani(
-pabila tanaman diperlakukan dengan agensia hayati untuk men%egah timbulnya penyakit
tanaman, baik diberikan sejak pesemaian, pembibitan, a"al tanam, atau a"al berbunga,
maka masalah penyakit tanaman akan dapat dikurangi atau di%egah, khususnya bila
diberikan pada tanaman yang ditanam pada tanah yang sudah ter%emar oleh patogen
tanaman(
?4 /aktu 0en1ia0an agen"ia ha1ati 1ang "ingkat
@aktu yang singkat ini tidak ditujukan untuk proses yang terjadi sejak agensia
pengendali hayati diterapkan untuk mengendalikan patogen tanaman( -kan tetapi, "aktu
yang ditujukan untuk menyiapkan dan bahkan mendapatkan agensia pengendali hayati
relati$ singkat, jika dibandingkan dengan "aktu yang diperlukan untuk memperoleh
senya"a kimia pengendali patogen tanaman /Tabel 10( Senya"a kimia membutuhkan
"aktu lama dan panjang sejak penemuan sampai pengujiannya, dan bahkan sampai ke
pemasaran( -kan tetapi, agensia pengendali hayati sebaliknya, hanya membutuhkan "aktu
singkat untuk dapat menemukan dan menerapkannya di lapang /-yob and Musta$$a,
1;;60( &ahkan, begitu mendapatkan %alon agensia hayati dari hasil isolasi dan setelah
melalui uji laboratorium, %alon agensia hayati tersebut dapat langsung digunakan di lahan
pertanian untuk mengendalikan penyakit tanaman( !adi, hanya membutuhkan "aktu dalam
hitungan hari saja( Selain itu, "aktu yang singkat untuk agensia pengendali hayati juga
ditujukan untuk penda$taran dan pengujian di lapang sebelum agensia di$ormula untuk
pemasaran, bila dibandingkan dengan "aktu yang diperlukan bagi agensia kimia sintetis,
yang membutuhkan "aktu panjang dan rumit, sejak masih dalam bentuk kode rumus kimia
22
sampai dihasilkannya pestisida ber$ormula, bahkan sampai kepada penda$taran di 7omisi
Pestisida sebelum dilepas ke pasar(
+4 Kete!"ediaan agen"ia ha1ati 'e$i'0ah di a$a'
7eberadaan agensia hayati atau antagonis di alam sangat banyak dan tersebar di
banyak "ilayah( Masing)masing daerah mempunyai kekhususan agensia hayati sendiri(
.al ini dibuktikan dengan sudah banyaknya peneliti yang bekerja dengan agensia hayati
atau antagonis untuk mengendalikan penyakit tanaman di daerahnya( .asilnya beragam
karena bekerja dengan makhluk hidup, yaitu mikroba, sehingga membutuhkan kondisi
ekologi dan iklim tersendiri( .ampir di setiap daerah ditemukan agensia pengendali hayati
yang umumnya berdampak positi$ untuk daerah setempat( 7etersediaan di alam yang
melimpah dan menyebar ini perlu digagas terbentuknya suatu Bank Agen"ia Ha1ati atau
Pu"at Pen1i'0anan Agen"ia Ha1ati se%ara nasional, yang bertujuan untuk menyimpan
dan melestarikan agensia hayati tersebut( Selain itu, juga bertugas untuk mendata sebaran
agensia hayati sejenis, menganalisis metabolit sekunder yang dihasilkannya,
memasyarakatkan penggunaan agensia hayati, dan membangun jejaring antar)peneliti
agensia hayati dengan saling tukar in$ormasi dan tukar agensia hayati untuk diuji)%obakan
se%ara multilokasi( .al ini nampaknya masih jauh dari pemikiran kita semua, khususnya
lembaga pemerintah yang ber"e"enang menjaga plasma nut$ah khas *ndonesia(
-4 P!oduk"i 'etao$it "ekunde!
Metabolit sekunder umumnya dihasilkan oleh sebagian besar antagonis dan merupakan
Dsenjata3 yang digunakan untuk mengendalikan patogen tanaman( Mekanisme
penghambatan yang terjadi oleh adanya antagonis tersebut juga ditentukan oleh ma%am
metabolit sekunder yang dihasilkan dan yang berperan( Semakin banyak ma%am dan
jumlah metabolit sekunder yang dihasilkan atau yang berperan, semakin e$ekti$ antagonis
tersebut di dalam mengendalikan patogen tanaman( &eberapa ma%am metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh antagonis, di antaranya antibiotika, toksin, enIim, sidero$or, dan
plant gro&th promoting rhi0oba"teria or rhi0o*ungi /PGPA0( Misalnya, jamur antagonis
dari genus $ri"hoderma dan Glio"ladium mampu menghasilkan beberapa metabolit
sekunder, antara lain asam $erulat, asam 2)hidroksimalonat, asam glikoladat, trikodermen,
trikodermol, dan masih banyak lagi yang lain /Siasithamparam and Ghisalberti, 1;;61
Clad and 7apat, 1;;;0( Pada bakteri antagonis Pseudomonas *luores"ens, metabolit
29
sekunder yang dihasilkan di antaranya asam $enaIin)1)karboksilat dan 2,2)
diasetil$loroglusinol /Aaaijmakers et al(, 1;;<1 ?u$$y and ?e$ago, 1;;;0, polisakarida
/Nakata et al(, 24440, dan masih banyak lainnya /8berhansli, 1;;11 ?o"ling and 8#Gara,
1;;21 Maurho$er, 1;;20( -ntibiotika 2,2)diasetil$loroglusinol telah terbukti dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur patogen Fusarium o,'sporum
/Soesanto et al(, 24420( 7emampuan agensia hayati di dalam menghasilkan metabolit
sekunder tersebut dapat terus dikembangkan di kemudian hari, untuk dapat diproduksi
dalam skala industri, baik yang berguna di bidang pertanian maupun di bidang industri,
misalnya pada industri tekstil, plastik, kertas, dan makanan /Gandjar, 24450(
?engan mengetahui peluang yang ada, maka kita akan dapat meren%anakan tindakan
dan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian hayati patogen tanaman di masa yang akan
datang( Selain itu, adanya peluang akan menumbuhkan dan memberikan semangat baru untuk
terus memikirkan dan menggali metode baru pengendalian patogen tanaman se%ara hayati,
sehingga produksi pertanian kita selain akan meningkat, juga menjadi aman dan sehat, yang
akan mendukung ke arah ketahanan pangan kita se%ara berlanjut(
TANTANGAN PENGENDALIAN HAYATI PATOGEN TANAMAN
Selain peluang yang ada tersebut dalam peman$aatan agensia pengendali hayati untuk
mengendalikan patogen tanaman, juga perlu diketahui beberapa tantangan dan yang dapat
menjadi kendala dalam peman$aatan pengendalian hayati patogen tanaman, bila tidak segera
dipertimbangkan dan dihadapi untuk di%ari peme%ahannya( &anyak in$ormasi tentang
kegagalan pengendalian hayati di beberapa daerah, sedangkan bila diterapkan di daerah
tertentu mampu menunjukkan perannya di dalam mengendalikan patogen tanaman( 7ondisi
ini timbul karena pada umumnya mereka tidak atau kurang mempertimbangkan adanya
tantangan di dalam mengerjakan dan menerapkan pengendalian hayati terhadap patogen
tanaman(
&eberapa tantangan yang ada dalam bekerja dengan pengendali hayati, di antaranya 10
masa hidup agensia hayati yang terbatas, 20 agensia hayati dapat berubah $ungsi, ,0 adanya
perbedaan kepentingan, 20 terjadinya pen%emaran lingkungan, dan 90 terbatasnya penyebaran
agensia hayati(
25
34 Ma"a hidu0 agen"ia ha1ati 1ang te!ata"
-gensia pengendali hayati yang diterapkan pada produk pertanian mempunyai masa hidup
terbatas( .al ini khususnya terjadi jika kondisi lingkungan ruang simpan produk tanaman
tidak sesuai untuk kehidupan agensia pengendali hayati( -pabila agensia pengendali
hayati disimpan dalam kondisi yang tidak sesuai, atau produk pertanian yang disemprot
dengan agensia tersebut berada dalam kondisi mikro)iklim yang tidak sesuai, maka
agensia tidak akan bertahan lama dan lebih %epat mati( Selain itu, penyimpanan agensia
hayati di laboratorium khususnya membutuhkan penanganan khusus agar kegigasan
agensia pengendali hayati dapat dipertahankan untuk jangka "aktu lama( Masing)masing
agensia pengendali hayati mempunyai medium penyimpanan yang tidak sama /Soesanto,
2445a0(
*4 Agen"ia ha1ati da0at e!uah 6ung"i
Penggunaan agensia pengendali hayati yang belum dipersiapkan dengan baik dan
benar akan dapat mengubah $ungsinya sebagai agensia pengendali hayati menjadi patogen
tanaman( .al ini khususnya terjadi dengan agensia pengendali hayati dari kelompok
bakteri, yang dapat berubah karena terjadi mutasi akibat kondisi ekstrem di daerah tropika,
misalnya adanya radiasi sinar ultraungu yang sangat tinggi( -palagi agensia pengendali
hayati tersebut sengaja diperkenalkan ke lingkungan tropika baru dari lingkungan yang
berbeda( 8leh karenanya, sebaiknya suatu bakteri antagonis sebelum dilepas ke lapang
harus distabilkan terlebih dahulu( Selain itu, perubahan $ungsi tersebut timbul karena
agensia pengendali hayati sebelumnya tidak atau kurang diuji terlebih dahulu
kemampuannya, bukan hanya terhadap patogen tanaman, tetapi penting juga pengujian
terhadap tanaman inangnya( -pakah agensia hayati tersebut menimbulkan masalah atau
menjadi patogen terhadap tanaman uji atau tidak( Pengujian agensia hayati terhadap
tanaman inang patogen tanaman jarang dilakukan, meskipun hal ini akan memengaruhi
kinerja dan kemampuan agensia hayati di dalam mengendalikan patogen tanaman(
=4 Adan1a 0e!edaan ke0entingan
Penggunaan agensia pengendali hayati dapat berubah $ungsi akibat adanya perbedaan
kepentingan( .al ini erat kaitannya dengan status dari sasaran agensia pengendali hayati(
7epentingan yang berbeda ini akan menyebabkan perbedaan pengambilan keputusan(
7eputusan yang diambil menjadi tidak tepat, artinya tidak lagi mempertimbangkan pada
2<
segi keamanan hayatai dari agensia pengendali hayati lagi, tetapi sudah berubah terpusat
kepada patogen yang telah diputuskan untuk dikendalikan tersebut( .al ini akan sangat
berbahaya, jika dipertalikan dengan agensia pengendali hayati baru yang diperkenalkan ke
lingkungan baru( Masalah ini seharusnya didiskusikan sebelumnya untuk membuktikan
program pengendalian hayati dapat tepat sasaran, dengan mendasarkan kepada keuntungan
terbesar yang dapat diperoleh dan adanya jaminan keamanan hayati dengan penggunaan
agensia pengendali hayati( Perubahan akibat perbedaan kepentingan ini akan sangat nyata
dengan adanya perbedaan kepentingan politik, karena sekarang ini di negara kita, bidang
pertanian menjadi mungkin untuk dikaitkan dengan kepentingan politik(
74 Te!2adin1a 0en;e'a!an $ingkungan
Se%ara normal, agensia pengendali hayati tidak menyebabkan pen%emaran terhadap
lingkungan( -kan tetapi, pen%emaran agensia pengendali hayati dapat terjadi jika tidak
hati)hati dalam menyiapkannya dan menetapkan berapa banyak agensia pengendali hayati
yang akan dilepas dan diterapkan dalam lingkungan( Misalnya, di dalam penyiapan atau
bekerja dengan $ri"hoderma spp( yang tidak hati)hati, akan menyebabkan pen%emaran
ruang laboratorium( 7onidium jamur mudah diterbangkan angin ketika pengerjaannya
tidak dilakukan dengan baik dan akan mudah mengontaminan medium yang lain, yang
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya( .al ini menyebabkan terganggunya
pekerjaan lainnya di laboratorium( Selain itu, pen%emaran yang diakibatkan oleh agensia
pengendali hayati dapat menyebabkan alergi bagi pekerja( 7ekebalan tubuh kita masing)
masing berbeda dalam tanggap terhadap keberadaan spora atau konidium jamur di udara(
Sementara itu, agensia pengendali hayati, seperti $ri"hoderma spp(, dapat menjadi
kontaminan tidak hanya pada pekerjaan laboratorium, tetapi juga pada pekerjaan lainnya,
misalnya pada budidaya %enda"an merang( -gensia pengendali hayati yang akan dikirim
dari luar "ilayah harus benar)benar terbebas dari musuh alaminya, yang akan membatasi
kee$ekti$annya1 juga terbebas dari kontaminan dengan patogen tanaman dan he"an1 bahan
pem$ormula agensia pengendali hayati harus bebas dari organisme pengontaminan( 8leh
karenanya, perlu perhatian serius dari berbagai pihak jika akan menggunakan agensia
pengendali hayati baru, agar masalah pen%emaran dapat di%egah atau dibatasi( -pabila
dijumpai masalah tersebut pada agensia pengendali hayati yang akan dikirim atau
26
di%urigai bahan agensia pengendali hayati, maka sebaiknya bahan tersebut segera
dimusnahkan(
>4 Te!ata" 0en1ea!ann1a
Meskipun penyebaran agensia pengendali hayati tidak dibatasi oleh pembatas politik,
penyebaran agensia pengendali hayati tidak seluas penyebaran agensia kimia sintetis( .al
ini menyangkut si$at agensia pengendali hayati yang berupa mahluk hidup, yang harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru( -kibatnya, agensia pengendali hayati yang
dihasilkan di suatu tempat atau daerah, kadang tidak ber$ungsi bila diterapkan pada
tanaman di daerah atau tempat lain( Selain itu, bagi daerah pengimpor agensia pengendali
hayati dari luar, sebaiknya mempertimbangkan hal ini, dan bila mungkin memberitahukan
daerah tetangga atau organisasi regional yang bertanggung ja"ab atas hal ini( Semuanya
ini bermaksud untuk memberikan kesempatan kepada daerah tetangga agar bersiap diri
apabila terjadi atau timbul masalah baru akibat penerapan agensia pengendali hayati baru
tersebut(
-danya tantangan tersebut tidak akan menyurutkan langkah untuk terus bekerja dan
terus bertahan dalam komitmen untuk mengendalikan petogan tanaman yang raman dan aman
bagi lingkungan, yaitu dengan menggunakan agensia pengendali hayati, mengingat prospek ke
depan yang lebih baik dan menguntungkan( Sebaliknya, dengan adanya tantangan tersebut,
kita akan makin berupaya untuk mengatasinya melalui serangkaian penelitian, dengan
meman$aatkan peluang yang ada, sehingga diharapkan nantinya dapat makin memperke%il
tantangan tersebut( Semua ini dimaksudkan untuk memberikan pemikiran dan "a"asan yang
luas akan pengendalian hayati, sehingga pengendalian hayati dapat semakin berperan di dalam
mengendalikan salah satu $aktor pembatas budidaya tanaman, yaitu penyakit tanaman(
Penyakit tanaman yang dapat dikendalikan dengan bio$ungisida yang ramah lingkungan akan
dapat meningkatkan hasil pertanian, dan akhirnya akan bermuara kepada ketahanan pangan
yang berkelanjutan(
KE&IMPULAN
)adirin 'ang sa'a hormati,
&erdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang ingin saya tekankan sebagai intisari
pidato saya, yaitu+
2;
1( Penyakit tanaman, yang berbeda dengan hama tanaman, sangat berpengaruh terhadap
penurunan kuantitas maupun kualitas produksi tanaman serta lingkungan dan konsumen,
sehingga berperan penting di dalam mendukung ketahanan pangan(
2( 7etahanan pangan yang berkelanjutan dapat ditopang dengan penggunaan agensia
hayati sesuai kondisi setempat untuk mengendalikan penyakit tanaman dan mengurangi
dampak negati$ penggunaan $ungisida sintetis(
,( -da peluang yang besar untuk lebih menerapkan agensia hayati dalam mengendalikan
penyakit tanaman dibandingkan dengan tantangan yang ada(
2( Perlu dibentuknya &ank -gensia .ayati atau Pusat Penyimpanan -gensia .ayati
Nasional untuk menyimpan, mengelola, dan melestarikan plasma nut$ah agensia hayati
yang berpotensi serta membangun jejaring agensia hayati(
9( *stilah agensia perlu digunakan untuk menggantikan istilah agens yang berkonotasi
jamak(
-khirnya, perkenankan saya menyarankan kepada para pengambil keputusan yang
berkaitan dengan bidang pertanian, untuk mulai menggiatkan penggunaan agensia hayati dan
memasyarakatkan penggunaan agensia hayati kepada petani dan pebisnis pertanian( ?ampak
dari kebijakan ini adalah pengurangan penggunaan $ungisida sintetis untuk menjaga
kelangsungan hidup tanaman( Selain itu, perlu dibentuk kerjasama antara perguruan tinggi,
dinas terkait, dan masyarakat luas atau pemangku kepentingan untuk meng)eksplorasi agensia
hayati(
U@APAN TERIMA KA&IH
Sebelum saya mengakhiri pidato pengukuhan saya ini, sekali lagi dengan tiada henti)
hentinya saya mengu%apkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Tuhan yang Mahakasih,
yang telah menuntun dan menyertai saya selama saya mengabdi di 'akultas Pertanian
Uniersitas !enderal Soedirman, serta menganugerahi saya jabatan Guru &esar( Semua ini
bukan karena kemampuan dan kepandaian saya, yang tiada artinya bila dibandingkan dengan
penyertaan Tuhan selama ini( -nugerah Guru &esar ini menjadi suatu batu ujian baru bagi
saya untuk terus tetap berjalan di dalam kebenaran ilmiah dan juga untuk lebih mensyukurinya
dalam bentuk pengabdian kepada nusa, bangsa, dan negara ter%inta, *ndonesia(
,4
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengu%apkan terima kasih kepada
Pemerintah Aepublik *ndonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional, atas keper%ayaan yang
diberikan kepada diri saya untuk menjabat Guru &esar dalam bidang *lmu Penyakit Tanaman
Penting per 1 !uni 2446 melalui S7 No( ,<52;G-2(9G7PG2446( Ungkapan terima kasih juga
saya sampaikan kepada Aektor Uniersitas !enderal Soedirman, 7etua dan -nggota Senat
Uniersitas !enderal Soedirman, ?ekan 'akultas Pertanian, 7etua !urusan .ama dan Penyakit
Tumbuhan 'akultas Pertanian Uniersitas !enderal Soedirman, yang telah membantu, menilai,
menyetujui, serta mendukung saya untuk menduduki jabatan Guru &esar(
Ungkapan terima kasih dan rasa hormat yang tulus saya sampaikan kepada &apak dan
*bu Guru saya, yang telah mendidik dan mengajar saya di T7, S?, dan SMP 7risten Sokaraja,
serta di SM- Negeri * Pur"okerto, yang telah memberikan bekal dasar kepada saya,
memantapkan pengetahuan dasar saya, membukakan pintu gerbang ilmu pengetahuan bagi
saya, dan menyiapkan pribadi saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi(
Aasa terima kasih yang tulus saya haturkan kepada *r( ?arsam /almarhum0 dan *r(
Sedijono ?ono"idjojo /almarhum0 sebagai pembimbing skripsi saya, yang telah mendorong
saya untuk menekuni bidang *lmu Penyakit Tumbuhan serta yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk mengabdikan ilmu saya di !urusan .ama dan Penyakit
Tumbuhan pada 'akultas Pertanian Uniersitas !enderal Soedirman sampai sekarang ini(
Meskipun beliau berdua telah tiada dan tidak dapat menyaksikan peristi"a penting ini, namun
perhatian dan pengorbanan beliau berdua akan tetap saya kenang sepanjang hayat(
Ungkapan rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada Tim Manajemen Program
?oktor /TMP?0 ?irektorat Pendidikan Tinggi, ?epartemen Pendidikan dan 7ebudayaan
Aepublik *ndonesia atas beasis"a yang diberikan kepada saya untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang Magister Sains atau S2 di Uniersitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1;65(
Aasa terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Pro$( ?r( *r( Nursamsi Pusposendjojo dan
Pro$( ?r( *r( Tranggono /almarhum0, selaku pembimbing tesis saya, yang telah membimbing,
menggembleng, dan membentuk saya untuk menekuni &idang *lmu Penyakit Pas%apanen serta
untuk mampu menjadi teladan dalam segala hal se%ara pro$esional( Terima kasih pula saya
sampaikan kepada semua dosen S2 saya, se%ara khusus kepada Pro$( ?r( *r( .arjono
,1
Semangun, yang telah membekali saya dan meng)inspirasi saya untuk terus belajar menuntut
ilmu ke jenjang yang lebih tinggi, dan bahkan ke luar negeri /&elanda0(
Terima kasih pula saya sampaikan kepada para senior saya dan penghargaan kepada
seluruh siitas akademika 'akultas Pertanian, khususnya para sta$ dosen, laboran, dan tenaga
administrasi !urusan .ama dan Penyakit Tumbuhan, yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, atas semua bantuan, pengertian, dan kerjasamanya yang baik selama ini, sehingga
mampu menumbuhkan suasana akademik dan kerja yang kondusi$( Selain itu, u%apan terima
kasih saya sampaikan kepada para mahasis"a dan alumni !urusan .ama dan Penyakit
Tumbuhan 'akultas Pertanian Uniersitas !enderal Soedirman yang telah memberikan
inspirasi dan ide bagi saya untuk menulis buku dan menerbitkannya, sehingga buku tersebut
dapat digunakan untuk pembelajaran mereka(
Saya juga mengu%apkan terima kasih kepada &ank Pembangunan -sia melalui >8-N)
nya kepada Uniersitas !enderal Soedirman, yang telah memberikan beasis"a kepada saya
untuk dapat mengikuti Program ?oktor di Uniersitas @ageningen, @ageningen, &elanda(
7epada Pro$( ?r( Mike !( !eger, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas
perkenannya menjadi promotor saya( !uga kepada ?r( -ad !( TermorshuiIen, sebagai
pembimbing harian saya, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing dan
menuntun saya selama mengikuti Program ?oktor, sehingga saya mampu menyelesaikannya(
Ungkapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Pro$( /Cm(0 ?r( *an &uddenhagen, dari
Uniersitas :ali$ornia, US-, atas keper%ayaan yang telah diberikan kepada saya untuk dapat
mengabdikan ilmu dan kemampuan saya di bidang penyakit layu 'usarium pada tanaman
pisang, serta kesempatan yang diberikan kepada saya untuk dapat mengikuti pelatihan di
-ustralia dan menghadiri 1orkshop on Fusarium tingkat dunia di Malaysia( Terima kasih
pula saya sampaikan kepada Pro$( ?r( *r( .erastuti Sri Aukmini, M(S( dan Pro$( ?r( *r( '(M(
Suhartati, M(S(, yang telah berkenan memba%a dan memberikan masukan berharga terhadap
naskah pidato ilmiah saya ini(
Ungkapan terima kasih dan rasa hormat yang tiada terhingga saya sampaikan kepada
kedua orangtua saya, almarhum ayahnda -gus Salim dan almarhumah ibunda Susana @ijaya,
yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik dengan penuh kasih dan pengorbanan yang
dalam, serta senantiasa mendoakan saya dan ke)9 adik saya, sehingga kami semua dapat
tumbuh menjadi seperti sekarang ini( Terima kasih pula saya sampaikan kepada semua adik
,2
saya, yaitu ?rs( !ohanes Sardjono, ?aniel &udianto, Clisa Cdi Santoso, &(-(, .andayani, dan
-gus @ijaya, S(C( beserta keluarga mereka masing)masing, atas segala perhatian, dukungan,
kasih sayang, dan doa yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat melanjutkan
tugas dan tanggung ja"ab saya untuk terus mengabdi di bidang pendidikan( 7epada *bunda
Sri Aahayu beserta keluarga dan *bunda *mam Soetoro beserta keluarga, saya juga
menyampaikan terima kasih atas semua perhatian dan dorongan yang telah diberikan kepada
saya( !uga terima kasih saya sampaikan kepada adik M( Jaenudin dan seluruh sanak keluarga
serta rekan)rekan seperjuangan dan sekerja, atas perhatian dan bantuannya selama ini(
-khirnya, terima kasih saya haturkan kepada semua hadirin yang dengan penuh
kesabaran dan perhatian telah mengikuti pidato pengukuhan ini( Tiada gading yang tak retak(
Saya menyadari bah"a masih banyak hal yang kurang di dalam pidato pengukuhan saya ini(
8leh karena itu, perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati mohon maa$ yang tulus
apabila ada ungkapan, tutur kata, atau tingkah laku yang kurang berkenan di hati para hadirin(
7iranya apa yang sudah saya sampaikan dapat 10 membuka "a"asan dan pemikiran baru akan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pertanian agar keberlanjutan tanaman dapat
ter"ujud, 20 menjaga keamanan dan kesehatan produk pertanian yang dipasarkan agar kita
mampu bersaing dengan produk pertanian dari negara lain di pasar global, dan ,0 menjamin
kesehatan para konsumen yang meman$aatkan produk pertanian tersebut, dengan menerapkan
tindakan pengendalian patogen tanaman se%ara hayati, yang ramah dan aman tersebut(
Ter"ujudnya harapan ini membutuhkan peran serta kita semua, baik peneliti atau perguruan
tinggi, dinas terkait, kebijakan pemerintah dalam hal peraturan, maupun kepedulian kita serta
petani itu sendiri(
?emikian pidato pengukuhan ini saya sampaikan( -tas segala perhatiannya, sekali lagi
saya mengu%apkan terima kasih(
Pu"taka A;uan
-dnyana, M(8( 2445( >intasan dan marka jalan menuju ketahanan pangan terlanjutkan dalam
era perdagangan bebas( .al( 14;)125( Dalam+ Tim Aedaksi &uku 7ompas /Cds(0,
Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban( Penerbit &uku 7ompas, !akarta(
-gar"al, K(7( and !(&( Sin%lair( 1;6<( Prin"iples o* Seed Patholog', vol( 2( :A: Press, &o%a
Aaton, 'lorida(
-grios, G(N( 1;;<( Plant Patholog', 3
th
ed( -%ademi% Press, Ne" York(
,,
-yob, J( and N( Musta$$a( 1;;6( Pesti%ides and natural enemies+ Malaysia perspe%tie( Pp( ,<)
29( 2n+ P(T( .askell and P( M%C"en /Cds(0, 4"oto,i"olog' Pesti"ides and Bene*i"ial
.rganisms( 7lu"er -%ademi% Publ(,, ?ordre%ht(
&aker, 7('( and A(!( :ook( 1;<2( Biologi"al +ontrol o* Plant Pathogens( -PS, St( Paul,
Minnesota( Pp( ,9)94(
&eaumont, P( 1;;6( Aisk assessment and management+ is it "orkingB -n NG8 perspe%tie(
Pp( 29<)255( 2n+ P(T( .askell and P( M%C"en /Cds(0, 4"oto,i"olog' Pesti"ides and
Bene*i"ial .rganisms( 7lu"er -%ademi% Publ(,, ?ordre%ht(
&ohmont, &(>( 1;;<( $he Standard Pesti"ide User5s Guide, 3
th
ed( Prenti%e .all, Ne" !ersey(
&PS( 2446( Produ%tion o$ $ruits in *ndonesia( /8n)line0(
http+GG"""(bps(go(idGse%torGagriGhortiGtable6(shtml diakses < !anuari 244;(
:ook, A(!( 1;69( &iologi%al %ontrol o$ plant pathogens+ Theory to appli%ation( /Presidential
-ddress o$ <5
th
-nnual Meeting0( Ph'topatholog' <9/10+29)2;(
:ook, A(!( and 7('( &aker( 1;6,( $he -ature and Pra"ti"e o* Biologi"al +ontrol o* Plant
Pathogens( -PS, St( Paul, Minnesota(
?ohmen, G(P( 1;;6( Testing side)e$$e%ts o$ pesti%ides on %arabid beetles+ a standardiIed
method $or testing ground)d"elling predators in the laboratory $or registration
purposes( Pp( ;6)145( 2n+ P(T( .askell and P( M%C"en /Cds(0, 4"oto,i"olog'
Pesti"ides and Bene*i"ial .rganisms( 7lu"er -%ademi% Publ(,, ?ordre%ht(
?oms%h, 7(.(, @( Gams, and T).( -nderson( 1;;,( +ompendium o* Soil Fungi, 6ol( 2( *.@)
Kerlag, C%hing(
?o"ling, ?(N( and '( 8#Gara( 1;;2( Metabolites o$ Pseudomonas inoled in the bio%ontrol
o$ plant disease( $ibte"h 121+1,,)121(
?u$$y, &(7( and G( ?e$ago( 1;;;( Cnironmental $a%tors modulating antibioti% and
siderophore biosynthesis by Pseudomonas *luores"ens bio%ontrol strains( !pp( 4nv(
%i"robiol( 59/50+222;)22,6(
Clad, Y( and -( 7apat( 1;;;( The role o$ $ri"hoderma har0ianum protease in the bio%ontrol o$
Botr'tis "inerea( 4urop( J( Plant Pathol( 149+1<<)16;(
'-8( 1;6,( Post)harest >osses in Luality o$ 'ood Grains( F!. Food and -utrition Paper
-o( 78( '-8, Aome(
'-8( 1;;4( :ontrol o$ a$latoMin in -sia( F!. Regional 1orkshop on +ontrol o* !*lato,in in
!sia, :hiang Mai 2 'ebruary, Thailand(
Gamliel, -(, -( Grinstein, Y( PeretI, *( 7lein, -( Na%hmiaI, >( Tsror, *( >ies%u, and !( 7atan(
1;;<( Aedu%ed dosage o$ methyl bromide $or %ontrolling Kerti%illium "ilt o$ potato in
eMperimental and %ommer%ial plots( Plant Disease 61+25;)2<2(
Gandjar, *( 2445( 'ungi dan industri( .al( 129)121( Dalam+ *( Gandjar, @( SjamsuridIal, dan
-( 8etari /Cds(0, %ikologi Dasar dan $erapan( Yayasan 8bor *ndonesia, !akarta(
Garret, S(?( 1;59( To"ard biologi%al %ontrol o$ soil)borne plant pathogens( Pp( 2)1<( 2n+ 7('(
&aker and @(:( Snyder /Cds(0, 4"olog' o* Soil/borne Plant pathogens, Prelude to
Biologi"al +ontrol( Uniersity o$ :ali$ornia Press, &erkeley(
Greathead, ?(!( 1;;9( &ene$its and risks o$ %lassi%al biologi%al %ontrol( Pp( 9,)5,( 2n+ .(M(T(
.okkanen and !(M( >yn%h /Cds(0, Biologi"al +ontrol9 Bene*its and Risks( :ambridge
Uniersity Press, :ambridge(
.arian &isnis *ndonesia( 22 8ktober 2446( Uni 4ropa tekan harga min'ak sa&it dunia( /8n)
line0( http+GGpanduankelapasa"it(blogspot(%omG2446G14Guni)eropa)tekan)harga)minyak)
sa"it(html diakses 15 !anuari 244;(
,2
.assan, S(-( 1;;6( The initiatie o$ the *8&:G@PAS "orking group on pesti%ides and
bene$i%ial organisms( Pp( 22)2<( 2n+ P(T( .askell and P( M%C"en /Cds(0,
4"oto,i"olog' Pesti"ides and Bene*i"ial .rganisms( 7lu"er -%ademi% Publ(,
?ordre%ht(
.idayanto, T( 2445( Potensi beberapa agensia hayati dalam upaya penyehatan tanah pada
tanaman %abai in planta( Skripsi( 'akultas Pertanian Uniersitas !enderal Soedirman,
Pur"okerto( 96 hal( /Tidak dipublikasikan0(
.okkanen, .(M(T(, !(M( >yn%h, and !( Aobinson( 1;;9( Pre$a%e+ 8erie" o$ bene$its and
risks o$ biologi%al %ontrol introdu%tions( Pp( Mii)MMii( 2n+ .(M(T( .okkanen and !(M(
>yn%h /Cds(0, Biologi"al +ontrol9 Bene*its and Risks( :ambridge Uniersity Press,
:ambridge(
7ompas( 2< Mei 244,( 4kspor pisang +avendish terhenti se#ak 7::7( /8n)line0(
http+GG"""(kompas(%omGkompas)%etakG4,49G2<GekonomiG,,94<<(htm diakses 12
!anuari 2446(
7ompas( 15 'ebruari 244<( a'u Fusarium serang ;;(::: hektar di Kaltim( /8n)line0(
http+GG"""(kompas(%omGer1GNusantaraG4<42G15G1,9;2<(htm diakses 12 !anuari 2446(
7ompas( 1< ?esember 2446( )arga +P. dunia "enderung turun, panen melimpah dan
permintaan merosot( /8n)line0( http+GG"""2(kompas(%omGkompas)
%etakG4912G1<GekonomiG22;526;(htm diakses 15 !anuari 244;(
MaEEon, M(, 7ustantinah, dan >( Soesanto( 2445( Penekanan hayati penyakit layu 'usarium
tanaman %abai merah( !grosains 6/10+94)95(
Maurho$er, M(, :( .ase, P( Meu"ly, !()P( MetrauM, and G( ?e$ago( 1;;2( *ndu%tion o$
systemi% resistan%e o$ toba%%o to toba%%o ne%rosis irus by the root)%oloniIing
Pseudomonas *luores"ens strain :.-4+ in$luen%e o$ the ga"! gene and o$ pyoerdine
produ%tion( Ph'topathol( 62+1,;)125(
Maude, A(&( 1;;5( Seedborne Diseases and $heir +ontrol, Prin"iples and Pra"ti"e( :-&
*nternational, @alling$ord(
Mehrotra, A(S( 1;6,( Plant Patholog'( Tata M%Gra").ill Publ( :o( >td(, Ne" ?elhi(
Nakata, 7(, N( .arada, 7( Sumitomo, and 7( Yoneda( 2444( Cnhan%ement o$ plant stem
gro"th by $lo%%ulation o$ the antibioti%)produ%ing ba%terium, Pseudomonas
$luores%ens S2<2, on the roots( Bios"i( Biote"hnol( Bio"hem( 52/,029;)259(
8berhansli, T(, G( ?e$ago, and ?( .aas( 1;;1( *ndole),)a%eti% a%id /*--0 synthesis in the
bio%ontrol strain :.-4 o$ Pseudomonas *luores"ens+ role o$ tryptophan side %hain
oMidase( J( Gen( %i"robiol( 1,<+22<,)22<;(
8udejans, !(.( 1;69( !gro/Pesti"ides9 Properties and Fun"tions in 2ntegrated +rop
Prote"tion( UN CS:-P, &angkok( Pp( 1)26(
Pujiarto, ?(, >( Soesanto, dan Totok -(?(.( 2441( Pearl millet /Pennisetum t'phoideum
Ai%h(0+ !amur)jamur isolat tular)benihnya( Jurnal Pembangunan Pedesaan 1/20+<4)<5(
Aaaijmakers, !(M(, ?(M( @eller, and >(S( Thomasho"( 1;;<( 'reEuen%y o$ antibioti%)
produ%ing Pseudomonas spp( in natural enironments( !pp( 4nv( %i"robiol( 5,/,0+661)
66<(
Sadiman, &( 1< September 2446( Permintaan ekspor sa&it terus turun( /8n)line0(
http+GG"""(inaplas(orgGindeM(phpB
optionN%omO%ontentFie"Narti%leFidN,;,=,-permintaan)ekspor)sa"it)terus)
turunF%atidN5=,-agro)bisnisF*temidN12FlangNen diakses 15 !anuari 244;(
,9
Santoso, S(C(, >( Soesanto, dan T(-(?( .aryanto( 244<( Penekanan hayati penyakit moler pada
ba"ang merah dengan $ri"hoderma har0ianum, $ri"hoderma koningii, dan
Pseudomonas *luores"ens P54( Jurnal )P$ $ropika </10+9,)51(
Semangun, .( 1;66( Pen'akit/Pen'akit $anaman Perkebunan di 2ndonesia( Gadjah Mada
Uniersity Press, Yogyakarta(
Siasithamparam, 7( and C(>( Ghisalberti( 1;;6( Se%ondary metabolism in $ri"hoderma and
Glio"ladium( Pp( 1,;)1;1( 2n+ :('( 7ubi%ek and G(C( .arman /Cds(0, $ri"hoderma
and Glio"ladium 6ol( ;( Taylor F 'ran%is, >td(, >ondon(
Soesanto, >( 1;;<( 'ormation o$ mi%ros%lerotium o$ 6erti"illium dahliae( Book o* !bstra"ts o*
<
th
2nternational 6erti"illium S'mposium, :ape Sounion, -thens, 5)14 8%tober 1;;<(
Soesanto, >( 2444( Peman$aatan agensia hayati dalam me"ujudkan keseimbangan
agroekosistem( Makalah disampaikan pada Seminar -asional = Rakor&il 22 )%P$2,
)imasita 'ak( Pertanian Unsoed, Pur"okerto, 2, September 2444(
Soesanto, >(, A( .idayat, dan ?(S( Utami( 244,a( Prospek peman$aatan Pseudomonas
*luores"ens P54 untuk pengendalian penyakit busuk batang pada ka%ang tanah( J(
Fitopatologi 2ndonesia </10+1)5(
Soesanto, >(, C( Pramono, ?(S( Utami, dan -( Ais"anto( 244,b( Potensi Pseudomonas
*luores"ens P54 sebagai agensia pengendali hayati S"lerotium rol*sii Sa%%( Pada
tanaman kedelai( Prosiding Kongres >622 dan Seminar -asional Perhimpunan
Fitopatologi 2ndonesia, &andung, 5)6 -gustus 244,(
Soesanto, >( 2442( 7emampuan Pseudomonas *luores"ens P54 sebagai agensia pengendali
hayati penyakit busuk batang ka%ang tanah in vivo( 4ugenia 14/10+6)1<(
Soesanto, >(, C( Mugiastuti, dan @( Prihartono( 2442( Uji ketoksinan antibiotika 2,2)
dia%etylphloroglu%inol terhadap sembilan isolat Fusarium o,'sporum S%hle%ht( $(sp(
0ingiberi Trujillo( 4ugenia 14/20+25<)2<2(
Soesanto, >( 2449( *solation and identi$i%ation o$ main pathogeni% and antagonisti% $ungi on
diseased ginseng %rop( Presented in $he ;
st
2nternational +on*eren"e o* +rops Se"urit',
Unibra", Malang, 24)22 September 2449(
Soesanto, >(, Y(P( ?e"i, dan N( Prihatiningsih( 2449( Pengenalan dini penyakit busuk
rimpang jahe( J( Penelitian Pertanian !grin 6/20+<5)6,(
Soesanto, >( 2445a( Penyakit 'usarium pada Tanaman Pangan( Makalah disampaikan pada
Seminar -asional 22 dan 1orkshop Fusarium, Uniersitas -ndalas, Padang, 12)15
-gustus 2445(
Soesanto, >( 2445b( Pen'akit Pas"apanen, Sebuah Pengantar( 7anisius, Yogyakarta(
Soesanto, >( 2446( Pengantar Pengendalian )a'ati Pen'akit $anaman, Suplemen ke Gulma
dan -ematoda( AajaGra$indo Persada, !akarta(
Soesanto, >(, Aokhlani, dan N( Prihatiningsih( 2446( Penekanan beberapa mikroorganisme
antagonis terhadap penyakit layu 'usarium Gladiol( !grivita ,4/10+<9)6,(
Stakman, C(:( and !(G( .arrar( 1;9<( Prin"iples o* Plant Patholog'( The Aonald Press :o(,
Ne" York(
Untung( 7( 1;;5( Pengantar Pengelolaan )ama $erpadu( Gadjah Mada Uniersity Press,
Yogyakarta(
,5
RI/AYAT HIDUP
Nama + Pro$( *r( >oekas Soesanto, M(S(, Ph(?(
Nomor *nduk Pega"ai + 1,12<2221
!abatan &aru + Guru &esar dalam *lmu Penyakit Tanaman Penting
PangkatGGolongan + Pembina Tk( *G*Kb
Unit 7erja + !urusan .ama dan Penyakit Tumbuhan,
'akultas Pertanian, Uniersitas !enderal Soedirman
TempatGTanggal >ahir + Pati, 25 !uni 1;54
-lamat 7antor + !l( dr( Suparno, 7arang"angkal, Pur"okerto 9,12,
Telp(G'aks( 4261)5,6<;1
-lamat Aumah + Sokaraja 7idul AT 42G42, Sokaraja 9,161
Telp( 4261)5;2219
C)mail+ lukassus25Pgmail(%om
Ri(a1at Pendidikan
1( T7 7risten Sokaraja, 1;55
2( S? 7risten Sokaraja, 1;<2
,( SMP 7risten Sokaraja, 1;<9
2( SM- Negeri * Pur"okerto, 1;<;
9( Pendidikan Tinggi+
a( S1 /*r(0+ !urusan .ama dan Penyakit Tumbuhan, 'akultas Pertanian,
Uniersitas !enderal Soedirman, Pur"okerto, 1;69( Judu$ "k!i0"i+ Pengujian e$ikasi
beberapa $ungisida terhadap penyakit busuk pelepah daun /Rhi0o"tonia solani 7uhn0
pada tanaman padi /.r'0a sativa >(0 arietas *A),5(
b( S2 /M(S(0+ Program *lmu)*lmu Pertanian, Program Pas%asarjana, Uniersitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 1;6;( Judu$ te"i"+ Pengaruh umur petik buah apel terhadap
perkembangan penyakit antraknosa(
%( S, /Ph(?(0+ ?epartment o$ Plant S%ien%e, @ageningen Uniersity,
@ageningen, &elanda, 2444( Judu$ di"e!ta"i+ 4"olog' and Biologi"al +ontrol o*
6erti"illum dahliae(
Ri(a1at Pendidikan Lain
1( Penataran Aekonstruksi 7uliah -ngkatan K*, Unsoed, ,)29 !uli 1;6;(
2( Seminar Pengelolaan .ama dan Penyakit dalam Meningkatkan 7uantitas dan 7ualitas
.asil Pertanian, 'akultas Pertanian, Uniersitas Slamet Aiyadi, Surakarta, < !anuari 1;;1(
,( Penataran :alon Penerjemah &uku Uniersitas !enderal Soedirman, &aturraden,
Pur"okerto, 14)24 !uli 1;;1(
2( Penataran :alon Penerjemah &uku -jar Perguruan Tinggi, ?enpasar, 15 Nopember Q
, ?esember 1;;1(
9( 1orkshop on Plant Prote"tion, 'akultas Pertanian Unsoed, 2< !anuari Q 12 Pebruari
1;;2(
5( $raining on Biologi"al +ontrol o* Plant Pests and Diseases, 'akultas Pertanian,
Unsoed, 1< Q 22 Pebruari 1;;2(
<( 7ursus &ahasa *nggris Tingkat C-P *, UPT Pusat &ahasa, *T&, &andung, 2 !anuari Q
24 Maret 1;;,(
,<
6( Seminar Nasional Menggali Potensi ?aerah Guna Meningkatkan Proses Pembangunan
di @ilayah &anyumas, Pur"okerto, 6 Mei 1;;,(
;( 1orkshop on !pplied Plant Prote"tion, 'akultas pertanian, Unsoed, 26 !uni Q 15 !uli
1;;,(
14( Seminar .asil Penelitian ?alam Aangka Peman$aatan Pestisida &otanis, &alai
Penelitian Tanaman Aempah dan 8bat, &ogor, 1)2 ?esember 1;;,(
11( 7ursus &ahasa *nggris di *T& >anguage :enter, *nstitut Teknologi &andung, &andung,
!anuari Q !uni 1;;9(
12( Summer S"hool on Soil Ph'si"al Fa"tors and Bioti" 2ntera"tions, @ageningen, 1;;5(
1,( Summer s"hool on S"ale Spe"i*i" +rop Prote"tion *or Smart Farming, @ageningen,
1;;<(
12( >okakarya ?aerah Pembangunan Pangan, GiIi, dan 7esehatan Masyarakat, Unsoed,
25)2< September 2444(
19( Seminar Pengembangan Sistem Usahatani Terpadu di 7a"asan >ahan &eririgasi,
Pur"okerto, 22 Nopember 2444(
15( Semiloknas Pengelolaan dan Penyuntingan !urnal *lmiah di Perguruan Tinggi
-ngkatan *R, &atu, Malang, 2444(
1<( Pelatihan ?ualit' !ssuran"e @?!A and $otal ?ualit' %anagement @$?%A, Unsoed,
Pur"okerto, ,1 !anuari 2441(
16( Seminar Nasional R*R dan Pokjanas T8*, &alai Penelitian Tanaman Aempah dan
8bat, &ogor, 2)9 -pril 2441(
1;( 1orkshop on Plant ?uarantine, !akarta, 26 -pril 2441(
24( Pelatihan ?iagnosis Penyakit Tanaman, Uniersitas Pembangunan Nasional
DKeteran3, Yogyakarta, 2442(
21( >okakarya Penyusunan Panduan Penulisan Usulan, >aporan Penelitian, dan -rtikel
*lmiah, Unsoed, 19)15 -pril 2442(
22( Pelatihan -M-* /-udit Manajemen -kademik *nternal0, Pusat P,, Uniersitas
!enderal Soedirman, Pur"okerto, 2449(
2,( $raining +ourse on %anagement o* Postharvest Diseases on Perishable +ommodities,
SC-MC8 &iotrop, &ogor, 9)14 ?esember 2449(
22( Training on *denti$i%ation o$ Fusarium o,'sporum $(sp( "ubense by using K:G and
P:A, ?ept( o$ Primary *ndustry and 'isheries, &risbane, -ustralia, 12)29 Maret 244<(
29( Pelatihan Penyusunan 7urikulum &erbasis 7ompetensi /7&70( Pusat P, Uniersitas
!enderal Soedirman, Pur"okerto, 2;),4 Maret dan 2 -pril 244<(
25( Pelatihan -nalisis Protein dan -sam -mino di :oastal &ioenironment :enter,
7aratsu, Saga Uniersity, !epang, 2)22 Nopember 244<(
2<( Penataran dan >okakarya Program 7reatiitas Mahasis"a /P7M0 Unsoed, 14 Mei
2446(
26( 2nternational Fusarium aborator' 1orkshop at Uniersiti Sains Malaysia /USM0,
Penang, Malaysia, 22)2< !uni 2446(
2;( 1orkshop Pengembangan 7erjasama >PM Unsoed dengan Yayasan ?amandiri dan
Pemkab < /Tujuh0 7abupaten, Unsoed, Pur"okerto, 6 !anuari 2446(
Ri(a1at Peke!2aan
1( Penata MudaG-sisten -hli MadyaG***a, t(m(t( ,1 September 1;65
2( Penata Muda Tk( *G-sisten -hliG***b, t(m(t( 41 8ktober 1;6<
,( PenataG>ektor MudaG***%, t(m(t( 41 8ktober 1;;4
,6
2( Penata Tk( *G>ektor MadyaG***d, t(m(t( 41 8ktober 1;;2
9( PembinaG>ektorG*Ka, t(m(t( 41 -pril 2442
5( Pembina Tk( *G>ektor 7epalaG*Kb, t(m(t( 41 -pril 2445
<( Pembina Tk( *GGuru &esarG*Kb, t(m(t( 41 !uni 2446
Ri(a1at Jaatan
1( Sekretaris !urusan .ama dan Penyakit Tumbuhan, 'akultas Pertanian, Uniersitas
!enderal Soedirman /1;;2)1;;90(
2( 7etua 7omda P'* !ateng dan ?*Y &agian Selatan /1;;,)1;;90(
,( 7onsultan pada PT( Selektani, &rastagi, Medan dan PT( Sakatani Semillas *ndonesia,
&atu, Malang /2441)24420(
2( Sta$ -hli >embaga Penelitian Uniersitas !enderal Soedirman /2441)sekarang0(
9( 7etua P'* 7omisariat ?aerah Pur"okerto /244,)sekarang0
5( 7epala >aboratorium Penyakit Tumbuhan, 'akultas Pertanian, Uniersitas !enderal
Soedirman /244,)24450
<( 7oordinator PCAM* Pur"okerto untuk 'akultas Pertanian, Uniersitas !enderal
Soedirman /244,)sekarang0
6( 7epala Pusat >ayanan *n$ormasi *lmiah /d(h( Perpustakaan0, 'akultas Pertanian,
Uniersitas !enderal Soedirman /2442)sekarang0
;( 7etua Proyek SP2 !urusan .ama dan Penyakit Tumbuhan, 'akultas Pertanian,
Uniersitas !enderal Soedirman /2442)24490
14( 7etua Program Studi *lmu .ama Penyakit Tanaman 'akultas Pertanian, Uniersitas
!enderal Soedirman /2445)sekarang0
11( 7onsultan PT National Tropi%al 'ruit, >ampung /2445)24460
12( -nggota Senat Uniersitas !enderal Soedirman /2446)sekarang0
O!gani"a"i P!o6e"i
1( Perhimpunan 'itopatologi *ndonesia /P'*0
2( Perhimpunan Mikrobiologi *ndonesia /PCAM*0
Penu$i"an Buku
1( Soesanto, >( 1;;5( Kamus 2stilah Fitopatologi( 7anisius, Yogyakarta( 124 hal( *S&N(
;<;)2;<)5<1)<(
2( Soesanto, >( 2444( C%ology and &iologi%al :ontrol o$ 6erti"illium dahliae( Uni(
@ageningen, @ageningen( 124p( *S&N( ;4)9646)1;2),(
,( Soesanto, >( 2442( Buku !#ar )ama dan Pen'akit $anaman Pangan( 'akultas
Pertanian, Uniersitas !enderal Soedirman, Pur"okerto(
2( Soesanto, >( /Cditor0( 2442( Prosiding Simposium -asional 2 tentang Fusarium( P'*
7omda Pur"okerto dan !urusan .ama dan Penyakit Tumbuhan, 'akultas Pertanian,
Uniersitas !enderal Soedirman( ,25 hal( *S&N( ;<;);;425)4);(
9( 7ustantinah, C( Pramono, dan >( Soesanto( 2442( Buku !#ar Pen'akit Penting
$anaman Utama( 'akultas Pertanian, Uniersitas !enderal Soedirman(
5( Soesanto, >( dan Tarjoko( 2449( Buku !#ar )ama dan Pen'akit Pas"apanen( 'akultas
Pertanian, Uniersitas !enderal Soedirman( ,19 hal(
<( Soesanto, >( 2445( 2lmu Pen'akit Pas"apanen9 Sebuah Pengantar( 7anisius,
Yogyakarta( 252 hal( *S&N( ;<;)21)1299),(
,;
6( Soesanto, >( 2446( Pengantar Pengendalian )a'ati Pen'akit $anaman /Suplemen ke
Gulma dan -ematoda0( AajaGra$indo Persada, !akarta( 9<, hal( *S&N ;<6);<;)<5;)1<4)<(
;( 7usnaman, ?(, G(.( Soemartono, .erminanto, dan >( Soesanto( 2446( S.P Budida'a
Pepa'a( 7operasi Mitra Tani dan .PSP, !akarta( 24 hal(
Penga$a'an Pene$itian
1( -nggota Tim Peneliti+ Pengaruh berbagai hormon tumbuh terhadap perkembangan
berbagai isolat )elminthosporium or'0ae (&( de .aan( ?idanai SPPG?PP T- 1;;4(
2( -nggota Tim Peneliti+ Pengaruh Iat pengatur tumbuh terhadap perkembangan
penyakit be%ak %oklat /)elminthosporium or'0ae (&( de .aan0 pada berbagai arietas
tanaman padi( ?idanai SPPG?PP T- 1;;4G1;;1(
,( -nggota Tim Peneliti+ Uji ketahanan beberapa arietas padi gogo terhadap penyakit
ha"ar pelepah daun /Rhi0o"tonia solani 7uhn0 dan be%ak daun %oklat /)elminthosporium
or'0ae (&( de .aan0( ?idanai mandiri T- 1;;1(
2( -nggota Tim Peneliti+ Pengendalian S"lerotium rol*sii pada ka%ang tanah dengan
Ba"illus subtilis &S)2( ?idanai SPPG?PP 7ompetiti$ T- 1;;2(
9( 7etua Tim Peneliti+ Uji patogenitas tiga jamur entomopatogenik terhadap ulat jantung
kubis /+ro"idolomia binotalis Jeller0( ?idanai SPPG?PP 7ompetiti$ T- 1;;2(
5( 7etua Tim Peneliti+ *denti$ikasi jamur tular)benih pada benih hampa sepuluh arietas
padi gogo( ?idanai mandiri T- 1;;,(
<( 7etua Tim Peneliti+ Uji ketahanan arietas dan galur kedelai terhadap penyakit karat
daun( ?idanai mandiri, T- 1;;2(
6( -nggota Tim Peneliti+ Uji ketahanan beberapa galur dan arietas padi sa"ah pada $ase
generati$ terhadap penyakit ha"ar pelepah daun /Rhi0o"tonia solani 7uhn0 dan be%an
daun %oklat /)elminthosporium or'0ae (&( de .aan0( ?idanai mandiri, T- 1;;2(
;( 7etua Tim Peneliti+ -ntibiotika 2,2)dia%etylphloroglu%inol+ Pengaruhnya terhadap
Rhi0o"tonia solani 7uhn dan S"lerotium rol*sii Sa%%( in vitro( ?idanai SPPG?PP Unsoed
T- 2444G2441(
14( 7etua Tim Peneliti+ Uji Pseudomonas *luores"ens P54 sebagai agensia pengendali
hayati terhadap jamur S"lerotium rol*sii Sa%%( pada tanaman kedelai( ?idanai SPPG?PP
'akultas Pertanian Unsoed T- 2441G2442(
11( 7etua Tim Peneliti+ Uji Penerapan -gensia .ayati Pseudomonas *luores"ens P54 in
vivo Terhadap Penyakit &usuk Pangkal &atang 7a%ang Tanah( ?idanai SPPG?PP Unsoed
T- 2442G244,(
12( 7etua Tim Peneliti+ 7ajian geo$itopatologis penyakit busuk rimpang tanaman jahe di
"ilayah !a"a Tengah( ?idanai -AMP ** T- 2442G244,(
1,( -nggota Tim Peneliti+ Perakitan Karietas Unggul Padi Gogo &erdaya .asil Tinggi dan
-romatis untuk Meningkatkan Produksi dan Nilai Ckonomi Padi Gogo( ?idanai .& R T-
2442G244,(
12( -nggota Tim Peneliti+ Perakitan arietas unggul padi e$isien hara nitrogen dalam
upaya penghematan penggunaan pupuk buatan( ?idanai .& R** T- 2442G244,(
19( 7etua Tim Peneliti+ Pengendalian Penyakit &usuk Aimpang !ahe( ?idanai -AMP **
T- 244,G2442(
15( -nggota Tim Peneliti+ Uji daya hasil dan ketahanan terhadap penyakit karat delapan
genotype kedelai( ?idanai SPPG?PP Unsoed T- 2442G2449(
24
1<( -nggota Tim Peneliti+ Pola Penyebaran Penyakit >ayu &akteri oleh Ralstonia
solana"earum Pada &eberapa Tanaman 'amili Solana%eae( ?idanai P7PP Unsoed T-
2449G2445(
16( -nggota Tim Peneliti+ Uji ?aya .asil ?an 7etahanan Terhadap .ama ?an Penyakit
Utama Galur Padi Gogo &eraroma( ?idanai TPS?P Unsoed T- 2445G244<(
1;( 7etua Tim Peneliti+ 7ee$ekti$an &eberapa !amur -ntagonis Sebagai Pengimbas
7etahanan Tanaman Pisang Terhadap Penyakit >ayu 'usarium( ?idanai ?*P- 'akultas
Pertanian Unsoed T- 2446G244;(
24( 7etua Tim Peneliti+ Penjaringan Mikroba Tanah Pada >ahan 7entang di 7e%amatan
7arangreja, Purbalingga( ?idanai '*C:S- T- 2446G244;(
Penga$a'an Pengadian 0ada Ma"1a!akat
1( -nggota Tim Penyuluh+ Penyakit)Penyakit Kirus Pada Tanaman Padi dan :ara
Penanggulangannya, di ?esa 7arang%egak, 7e%amatan Sumbang, 7abupaten ?ati **
&anyumas, 25 !uni 1;65(
2( -nggota Tim Penyuluh+ Penyakit)Penyakit Penting Pada Tanaman :engkeh dan
Penanggulangannya, di ?esa 7emranggen, 7e%amatan Susukan, 7abupaten ?ati **
&anyumas, ; Maret 1;6<(
,( -nggota Tim Penyuluh+ Penyakit)Penyakit Penting Pada Pepaya dan :ara
Pengendaliannya, di ?esa Sa"angan, 7e%amatan 7ebasen, 7abupaten ?ati ** &anyumas,
1, !uli 1;;2(
2( -nggota Panitia+ 1orkshop on !pplied Plant Prote"tion, 'akultas Pertanian Unsoed,
22 !uni 1;;,(
9( -nggota Panitia+ 7ongres Nasional R** dan Seminar *lmiah Perhimpunan 'itopatologi
*ndonesia, Yogyakarta, 5)6 September 1;;,(
5( -nggota Tim Penyuluh+ &imbingan Pengembangan Usahatani 7elapa, Melinjo, &uah)
buahan, dan Peningkatan Pertanian Tegalan di ?esa Somakaton, 7e%amatan Somagede,
7abupaten ?ati ** &anyumas( 2 8ktober 1;;2(
<( -nggota Tim Penyuluh+ Pengendalian hama dan penyakit tanaman tahunan yang
ber"a"asan lingkungan di ?esa Tambaknegara, 7e%amatan Aa"alo, 7abupaten
&anyumas( -nggaran Autin Unsoed T- 2444(
6( Narasumber+ Pelatihan Pemuliaan Sederhana dan Penangkaran &enih Pala"ijaG&ibit
.ortikultura, 'akultas Pertanian, Unsoed, 26),1 -gustus 2444(
;( Narasumber+ ?iklat 7arya Tulis *lmiah Tingkat 7aresidenan &anyumas, .improagro,
'akultas Pertanian Unsoed, 21)22 8ktober 2444(
14( Narasumber+ 7ajian Autin Unit 7linik Tani( 'akultas Pertanian Unsoed, 24 Maret
2442(
11( Narasumber+ ?iklat 7arya Tulis *lmiah .imasita, 'akultas Pertanian Unsoed, ,4 Maret
2442(
12( Narasumber+ &TP Unit 7linik Tani( 'akultas Pertanian Unsoed, ; Nopember 2442(
1,( Narasumber+ Pelatihan 8rganisasi Unit 7linik Tani, 'akultas Pertanian Unsoed, 12
8ktober 2442(
12( Narasumber+ >7MM dan 7eakraban .imasita( .imasista 'akultas Pertanian Unsoed,
12 September 2442(
19( Narasumber+ Proses -ktualisasi ?inamika *ndiidu( &CM 'akultas Pertanian Unsoed,
<)6 September 2442(
21
15( Narasumber+ Penataran :alon Penulis &uku -jar Perguruan Tinggi( ?P,M S?M
?ikti, &aturaden, Pur"okerto, 11)21 ?esember 2442(
1<( -nggota Tim Penyuluh+ Penyuluhan .ama dan Penyakit Tanaman Pertanian di ?esa
Prupuk Selatan, 7e%amatan Margasari, 7abupaten Tegal( ?idanai SPPG?PP Unsoed, 244,(
16( Narasumber+ Training Pengembangan Potensi( .imasae 'akultas Pertanian Unsoed,
21)2, Maret 244,(
1;( Narasumber+ Pelatihan 7arya Tulis *lmiah( .imasita 'akultas Pertanian Unsoed, 1;
-pril 244,(
24( Narasumber+ Penataran 7iat Menyusun &uku -jar Perguruan Tinggi Q ?P,M S?M
?ikti( :isarua, &ogor,( <)1< !uli 244,(
21( Pendamping+ Pelatihan Penulisan &ahan -jar !arak !auh :etak dan 8n)line -ngkatan
**( Unsoed Pur"okerto, 12)22 !uli 244,(
22( Narasumber+ Pengenalan 7ehidupan 7ampus( 'akultas Pertanian Unsoed, < September
244,(
2,( Narasumber+ Training Managerial 7eorganisasian( .imasela 'akultas Pertanian
Unsoed, 1; 8ktober 244,(
22( Narasumber+ Pelatihan Pembuatan &ahan -jar(PS Teknik Pertanian, 'akultas
Pertanian Unsoed, 19 Nopember 244,(
29( Narasumber+ ?iklat 7arya Tulis *lmiah .*M-S*T-, 'akultas Pertanian Unsoed, 1<
-pril 2442(
25( Narasumber+ Pelatihan Penulisan &ahan -jar, !urusan .PT 'akultas Pertanian
Unsoed, 22 -pril 2442(
2<( Pendamping+ Pelatihan Penguatan 7ompetensi Pembimbing -kademik Perguruan
Tinggi( :isarua, &ogor, ;)1; Mei 2442(
26( Narasumber+ Penataran 7iat Menyusun &uku -jar Perguruan Tinggi Q ?P,M S?M
?ikti, :isarua, &ogor, 2)12 !uni 2442(
2;( Narasumber+ Penataran 7iat Menyusun &uku -jar Perguruan Tinggi Q ?P,M S?M
?ikti, :isarua, &ogor, 2< Sept Q 5 8kt 2442(
,4( 7onsultan+ Penanganan penyakit ginseng :K Medi%al( @onosobo, 2442G2449(
,1( 7onsultan+ 7onsultasi PT( NT' dan PT( GGP: >ampung Tengah+ Penyakit Pisang dan
Nenas( Terbanggi &esar, >mpung Tengah, 1), Maret 2449(
,2( Narasumber+ Pelatihan 7arya Tulis *lmiah Mahasis"a .improagro( 'akultas Pertanian
Unsoed, 1, Maret 2449(
,,( Narasumber+ Pelatihan Penulisan Proposal dan !urnal Penelitian ?osen( !urusan T.P
'akultas Pertanian, 2 -pril 2449(
,2( Narasumber+ T- Mentoring &uku -jar Q 'M*P- Unlam, 7alimantan Selatan, 6)11
-gustus 2449(
,9( Narasumber+ Pelatihan *solasi dan *denti$ikasi 8PT( !urusan .PT 'akultas Pertanian
Unsoed, 26 September 2449(
,5( Narasumber+ Pelatihan Penulisan -rtikel *lmiah( 'akultas Peternakan Undip
Semarang, ,4 September 2449(
,<( 7onsultan+ Penanganan penyakit layu 'usarium pada pohon beringin di PT -gro
Spi%e( 7laten, !uli)8ktober 2449(
,6( Narasumber+ Pelatihan Penulisan 7arya Tulis Mahasis"a, &CM 'akultas Pertanian
Unsoed, 26 ?esember 2449(
,;( Narasumber+ &edah &uku DPenyakit Pas%apanen+ Sebuah Pengantar3, 'akultas
Pertanian Unsoed, 1; ?esember 2445(
22
24( Narasumber+ General Study Peranan *denti$ikasi 'usarium dalam Membantu
Meme%ahkan Permasalahan Penyakit >ayu 'usarium, 'akultas Pertanian Unsoed, ; Mei
244<(
21( Moderator+ Studium Generale Manajemen Penyakit >ayu 'usarium Pisang oleh Pro$(
*an( &uddenhagen, Pur"okerto, 1< 8ktober 244<(
22( Narasumber+ Pelatihan 7arya Tulis Mahasis"a, Unit 7linik Tani, 'akultas Pertanian
Unsoed, < !anuari 2446(
2,( -nggota Tim Perumus+ >okakarya Aeisi 7urikulum Program Studi *lmu Pertanian
Program Pas%asarjana Magister Pertanian Unsoed, 12)1, Mei 2446(
22( Narasumber+ Pendidikan dan Pelatihan 7arya Tulis *lmiah, Program Studi 7imia,
'akultas Sains dan Teknik Unsoed, 1< Mei 2446(
29( Narasumber+ &edah &uku 3Pengantar Pengendalian .ayati Penyakit Tanaman3 di
'akultas Pertanian, Unsoed, , !uni 2446
25( Pembimbing >apangan+ 7uliah 7erja Nyata /77N0 Tematik Per%epatan Penuntasan
&uta -ksara /77N)P&-0 Tahun -kademik 2446G244; Semester Gasal di 7e%amatan
:ilongok, 7abupaten &anyumas, 21 !uli Q , September 2446(
2<( Narasumber+ &edah &uku DPengantar Pengendalian .ayati Penyakit Tanaman3 di
'akultas Pertanian UNS Solo, 16 ?esember 2446(
26( Narasumber+ Pelatihan Penulisan &uku( !urusan Sosiologi, '*S*P, Unsoed, &aturaden
Pur"okerto, 24)21 ?esember 2446(
2;( -nggota+ Tim -udit Mutu -kademik *nternal Uniersitas !enderal Soedirman,
Pur"okerto( T- 244<)sekarang(
Pu$ika"i I$'iah
1( Soesanto, >(, N( Pusposendjojo, dan Tranggono( 1;6;( Ctilen+ Pengaruhnya terhadap
perkembangan penyakit antraknosa pada apel( Berkala Penelitian Pas"a Sar#ana
Universitas Gad#ah %ada 2/,&0+<,,)<,6(
2( Soesanto, >( 2 Mei 1;;,( Penyakit tanaman jagung+ 7emarau tiba, bulai mengan%am(
1a&asan( .al( R***(
,( Soesanto, >( 1;;,( :abai besar+ Penyakit dan usaha pengendaliannya( !gri"a
K***/140+2;),4(
2( Soesanto, >( 1;;<( 'ormation o$ mi%ros%lerotium o$ 6erti"illium dahliae( Book o*
!bstra"ts o* <
th
2nternational 6erti"illium S'mposium, :ape Sounion, -thens, 5)14
8%tober 1;;<(
9( Soesanto, >( 2444( Patogen tular)benih+ Peranannya dalam penentuan mutu benih(
Makalah disampaikan pada Pelatihan Pemuliaan Sederhana dan Penangkar Benih
Pala&i#aBBibit )ortikultura, 'ak( Pertanian, Unsoed, Pur"okerto, 26),1 -gustus 2444(
5( Soesanto, >( 2444( Peman$aatan agensia hayati dalam me"ujudkan keseimbangan
agroekosistem( Makalah disampaikan pada Seminar -asional = Rakor&il 22 )%P$2,
)imasita 'ak( Pertanian Unsoed, Pur"okerto, 2, September 2444(
<( @idyatmoko, -(, >( Soesanto, 7ustantinah, dan S( &udiyono( 2441( Potensi antagonis
Glio"ladium sp( Terhadap penekanan penyakit layu 'usarium /Fusarium o,'sporum
S%hle%ht(0 pada tanaman %abai /+apsi"um annuum0( Jurnal Pembangunan Pedesaan
1/,0+2;),5(
6( Pujiarto, ?(, >( Soesanto, dan Totok -(?(.( 2441( Pearl millet /Pennisetum
t'phoideum Ai%h(0+ !amur)jamur isolat tular)benihnya( Jurnal Pembangunan Pedesaan
1/20+<4)<5(
2,
;( Soesanto, >( and -(!( TermorshuiIen( 2441( C$$e%t o$ temperature on the $ormation o$
mi%ros%lerotium o$ 6erti"illium dahliae( J( Ph'topatholog' 12;+569)5;1(
14( Soesanto, >( 2441( 7ajian Pseudomonas *luores"ens P54 sebagai agensia pengendali
hayati jamur 6erti"illium dahliae 7leb( J( Penelitian Pertanian !grin 9/140+,,)24(
11( Soesanto, >( 2441( Potensi Pseudomonas *luores"ens P54 sebagai agensia pengendali
hayati jamur)jamur tular)tanah( Prosiding Kongres -asional >62 dan Seminar -asional
PF2, &ogor, 22)22 -gustus 2441( .al( 16,)165(
12( Ma"arni, T(, >( Soesanto, dan ?(S( Utami( 2442( Tanggapan beberapa arietas terung
terhadap penyakit layu bakteri dan pengendalian hayatinya dengan Pseudomonas
*luores"ens( Jurnal Pembangunan Pedesaan 2/20+1)6(
1,( Soesanto, >( and -(!( TermorshuiIen( 2442( Ae%oery o$ mi%ros%lerotia o$ 6erti"illium
dahliae $rom soil as subje%ted to arious treatments( Jurnal Perlindungan $anaman
2ndonesia 6/10+1)11(
12( Soesanto, >( and -(!( TermorshuiIen( 2442( !rabidopsis thaliana />(0 .eyhn( Sebagai
tanaman uji hayati untuk 6erti"illium dahliae( $ropika 14/20+192)151(
19( Soesanto, >( dan -(!( TermorshuiIen( 2442( Pembentukan mikrosklerotium
6erti"illium dahliae 7leb( pada berbagai suhu( 4ugenia 6/20+22,)2,,(
15( Soesanto, >( 2442( C%ology and biologi%al %ontrol o$ 6erti"illium dahliae( Jagad
1/10+24)22(
1<( Soesanto, >( 2442( Peman$aatan agensia hayati dalam me"ujudkan keseimbangan
ekosistem pertanian( Jagad 1/10+21)2<(
16( Soesanto, >( 2442( Teknik pe"arnaan jamur $alarom'"es *lavus( /Poster0( &uku -%ara
dan 7umpulan -bstrak Seminar -asional Biologi >622, Perhimpunan &iologi *ndonesia,
Padang, 22)22 !uli 2442( .al( P)11(
1;( Soesanto, >(, C( Pramono, ?(S( Utami, dan -( Ais"anto( 244,( Potensi Pseudomonas
*luores"ens P54 sebagai agensia pengendali hayati S"lerotium rol*sii Sa%%( Pada tanaman
kedelai( Prosiding Kongres >622 dan Seminar -asional Perhimpunan Fitopatologi
2ndonesia, &andung, 5)6 -gustus 244,(
24( Soesanto, >( dan -(!( TermorshuiIen( 244,( Penerapan $alarom'"es *lavus di
permukaan tanah untuk mengendalikan 6erti"illium dahliae( !grista </10+6<);9(
21( Soesanto, >(, A( .idayat, dan ?(S( Utami( 244,( Prospek peman$aatan Pseudomonas
*luores"ens P54 untuk pengendalian penyakit busuk batang pada ka%ang tanah( J(
Fitopatologi 2ndonesia </10+1)5(
22( Soesanto, >(, Soedharmono, N( Prihatiningsih, -( Manan, C( *riani, dan !( Pramono(
244,( Penyakit busuk rimpang jahe di sentra produksi jahe !a"a Tengah+ 1( *denti$ikasi
dan sebaran( $ropika 11/20+1<6)169(
2,( Soesanto, >( and -(!( TermorshuiIen( 2442( Pengendalian hayati 6erti"illium dahliae
pada !rabidopsis thaliana dan terung dengan penggabungan Pseudomonas *luores"ens
dan $alarom'"es *lavus( !groland 11/10+1)14(
22( Soesanto, >( 2442( 7emampuan Pseudomonas *luores"ens P54 sebagai agensia
pengendali hayati penyakit busuk batang ka%ang tanah in vivo( 4ugenia 14/10+6)1<(
29( Soesanto, >(, C( Mugiastuti, dan @( Prihartono( 2442( Uji ketoksinan antibiotika 2,2)
dia%etylphloroglu%inol terhadap sembilan isolat Fusarium o,'sporum S%hle%ht( $(sp(
0ingiberi Trujillo( 4ugenia 14/20+25<)2<2(
25( @inarni, @(, C( Pramono, Soedarmono, dan >( Soesanto( 2442( Uji kepatogenan
beberapa isolat Fusarium o,'sporum $(sp( 0ingiberi pada tanaman jahe Gajah( .al( 126)
22
1,5( Dalam+ >( Soesanto /Cd(0, Prosiding Simposium -asional 2 tentang Fusarium,
Pur"okerto, 25)2< -gustus 2442(
2<( Austati, A(, >( Soesanto, dan M( @a%hjadi( 2442( Pengendalian Fusarium o,'sporum
S%hle%ht( $(sp( 0ingiberi Trujillo pada tanaman jahe dengan disinestasi tanah se%ara
hayati( .al( 29;)25<( Dalam+ >( Soesanto /Cd(0, Prosiding Simposium -asional 2 tentang
Fusarium, Pur"okerto, 25)2< -gustus 2442(
26( -malia, A(, .(-( ?jatmiko, dan >( Soesanto( 2442( Potensi beberapa antagonis dalam
menekan Fusarium o,'sporum S%hle%ht( $(sp( 0ingiberi Trujillo pada tanaman jahe( .al(
,41),12( Dalam+ >( Soesanto /Cd(0, Prosiding Simposium -asional 2 tentang Fusarium,
Pur"okerto, 25)2< -gustus 2442(
2;( Soesanto, >(, Soedharmono, N( Prihatiningsih, -( Manan, C( *riani, dan !( Pramono(
2449( Penyakit busuk rimpang jahe di sentra produksi jahe !a"a Tengah+ 2( *ntensitas dan
pola sebaran penyakit( !grosains </10+2<),,(
,4( Soesanto, >(, Y(P( ?e"i, dan N( Prihatiningsih( 2449( Pengenalan dini penyakit busuk
rimpang jahe( J( Penelitian Pertanian !grin 6/20+<5)6,(
,1( Susilo, P(, >( Soesanto, dan M( @a%hjadi( 2449( Pengaruh penggunaan $ungisida
sintetis dan $ri"hoderma sp( se%ara tunggal atau gabungan terhadap penyakit ha"ar
pelepah daun padi( Jurnal Pembangunan Pedesaan 9/10+,2)21(
,2( Soesanto, >( 2449( *solation and identi$i%ation o$ main pathogeni% and antagonisti%
$ungi on diseased ginseng %rop( Presented in $he ;
st
2nternational +on*eren"e o* +rops
Se"urit', Unibra", Malang, 24)22 September 2449(
,,( @aluyo, 7(-(, >( Soesanto, dan .(-( ?jatmiko( 2449( 7ee$ekti$an tebukonaIol dan
$ri"hoderma har0ianum tunggal atau gabungan terhadap tiga penyakit penting karena
jamur pada padi sa"ah( $ropika 1,/20+126)1,5(
,2( Soesanto, >(, Soedharmono, N( Prihatiningsih, -( Manan, C( *riani, dan !( Pramono(
2449( Potensi agensia hayati dan nabati dalam mengendalikan penyakit busuk rimpang
jahe( Jurnal )ama dan Pen'akit $umbuhan $ropika 9/10+94)9<(
,9( Totok -gung ?(.(, Sunarto, Su"arto, ?arjanto, dan >( Soesanto( 2449( Perakitan
arietas unggul padi gogo berdaya hasil tinggi dan aromatik untuk meningkatkan produksi
dan nilai ekonomi padi gogo( !groland 12/,0+2;6),4,(
,5( Maryani, -(?(, >( Soesanto, dan T(-(?( .aryanto( 2449( 7ajian ketahanan terhadap
penyakit trotol dan struktur anatomi daun dari lima kultiar ba"ang merah /!llium
as"aloni"um >(0( $ropika 1,/20+11,)121(
,<( Sunarto dan >( Soesanto( 2449( Uji daya hasil dan ketahanan terhadap penyakit karat
delapan genotip kedelai( !grin ;/10+96)59(
,6( -ngkat, S(C(, >( Soesanto, dan C( Pramono( 2445( Pengaruh ma%am dan "aktu aplikasi
pestisida nabati terhadap perkembangan penyakit antraknosa pada pisang lepas panen( J(
Pembangunan Pertanian 5/10+22)22(
,;( Prabo"o, -(7(C(, N( Prihatiningsih, dan >( Soesanto( 2445( Potensi $ri"hoderma
har0ianum dalam mengendalikan sembilan isolat Fusarium o,'sporum S%hle%ht( $(sp(
0ingiberi Trujillo pada ken%ur( Jurnal 2lmu/2lmu Pertanian 2ndonesia 6/20+<5)62(
24( MaEEon, M(, 7ustantinah, dan >( Soesanto( 2445( Penekanan hayati penyakit layu
'usarium tanaman %abai merah( !grosains 6/10+94)95(
21( Soesanto, >( 2445( Penyakit 'usarium pada Tanaman Pangan( Makalah Utama pada
Seminar -asional 22 dan 1orkshop Fusarium, Uniersitas -ndalas, Padang, 12)15
-gustus 2445(
29
22( Sumiati, -(, >( Soesanto, C( Mugiastuti, dan Y( Suryadi( 244<( ?eteksi >anthomonas
or'0ae p( or'0ae pada benih beberapa galur dan arietas padi menggunakan antibodi
poliklon dengan teknik N:M)C>*S-( J( !groland 12/20+;5)144(
2,( Santoso, S(C(, >( Soesanto, dan T(-(?( .aryanto( 244<( Penekanan hayati penyakit
moler pada ba"ang merah dengan $ri"hoderma har0ianum, $ri"hoderma koningii, dan
Pseudomonas *luores"ens P54( Jurnal )ama dan Pen'akit $umbuhan $ropika </10+9,)51(
22( Musa, -(S(, M( @a%hjadi, dan >( Soesanto( 244<( Potensi beberapa pestisida nabati
dalam upaya penyehatan tanah tanaman %abai in planta( $ropika 19/10+1)<(
29( Soesanto, >(, Aokhlani, dan N( Prihatiningsih( 2446( Penekanan beberapa
mikroorganisme antagonis terhadap penyakit layu 'usarium Gladiol( !grivita ,4/10+<9)6,(
Pengha!gaan
1( 24 &esar >omba :ipta >agu -nak)-nak Tingkat Nasional, 1;6<(
2( ?osen Teladan * Tingkat 'akultas Pertanian Unsoed, 2442(
,( ?osen Teladan * Tingkat Uniersitas !enderal Soedirman, 2442(
2( ?osen &erprestasi ** Tingkat Uniersitas !enderal Soedirman, 244,(
9( Satya >an%ana 7arya Satya RR Tahun, 2 Mei 2446(
5( .ibah *nsenti$ Penulisan &uku -jar dari ?irektorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, ?irektorat !enderal Pendidikan Tinggi, ?epartemen Pendidikan Nasional, ;
8ktober 2446(
25

Anda mungkin juga menyukai