Anda di halaman 1dari 7

Arsitektur Kampung Naga

Kampung Naga yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten


Tasikmalaya bukan merupakan kampung wisata, walaupun banyak pengunjung yang
datang untuk melihat dan mengetahui tentang kampung ini, melainkan kampung adat
yang masih memegang nilai-nilai adat Kampung Naga. Kampung naga memiliki
beberapa bangunan umum antara lain rumah warga, masjid, balai kampung, alun-alun,
dan kolam. Bangunan khusus pada kampung naga adalah Bumi Ageng dan Depok
dimana kedua bagunan ini hanya boleh diambil gambar jika berjarak lebih dari 15 meter
dari bangunan. Jumlah bangunan secara keseluruhan berjumlah 113 dimana jumlah
bangunan ini tetap atau tidak bertambah dikarenakan luas kampung yang hanya 1,5
Ha.
1. Rumah
Sesuai ketentuan adat, material dan bentuk bangunan harus sama yaitu Tepus, Ijuk,
Kayu, Bambu, Batu, Paku, dan Kapur dimana material ini mudah terbakar sehingga
tidak ada aliran listrik di kampung ini ,terlihat pada gambar 1. Letak rumah membujur
dari timur ke barat dengan rumah saling berhadapan menghadap ke utara atau selatan,
terlihat pada gambar 2. Hal ini bertujuan agar warga dapat tersinari matahari untuk
menjaga kesehatan dan saling peduli dengan tetangga, misalkan salah satu
kekurangan bahan pangan atau sakit, tetangga dapat segera memberikan bantuan atau
memberitahu tetua adat.

Gambar 1. Material rumah

Gambar 2 Sebaran Rumah
Bentuk rumah terdiri dari empat ruangan yaitu ruang tamu, ruang tengah, dapur, tempat
penyimpanan atau lumbung, dan kamar tidur dimana posisi dari dapur dan
penyimpanan berdekatan dan hanya pemilik rumah yang dapat memasuki dapur, jadi
denah rumah tidak lengkap. Denah rumah pada gambar 3. Rumah hanya memiliki dua
pintu masuk yaitu pintu masuk rumah yang terbuat dari kayu dan pintu masuk dapur
yang terbuat dari sekat dan tidak memiliki pintu belakang, memiliki beberapa jendela,
beralaskan kayu yang ditutupi karpet, dan pada umumnya bentuk ruangan setiap rumah
sama hanya saja berbeda ukuran dan desain jendela.

Gambar 3 Denah Rumah
U
Setiap rumah di Kampung Naga dapat dipindah tempat, dibongkar-pasang, dan
diperjualbelikan. Hal ini didukung dengan landasan rumah yang tidak menyatu dengan
tanah dan hanya ditahan oleh banyak batu terlihat pada gambar 4, sehingga warga
dapat memindahkan rumah secara utuh dengan bantuan bambu atau kayu. Material
rumah yang telah disebutkan diatas juga mendukung rumah untuk dibongkar-pasang.

Gambar 4 Pondasi Rumah
2. Bumi Ageng
Bumi Ageng merupakan rumah bermula tetua adat dan penduduk setempat melakukan
ritual sebelum berziarah ke makam leluhur mereka yang hanya boleh dimasuki Kuncen
dan tetua adat lainnya. Bumi Ageng terletak ditengah kampung dibagian barat dari balai
kampung dan masjid yang dikelilingi dengan pagar untuk megantisipasi pengunjung
yang tanpa sengaja memasuki area Bumi Ageng. Dikarenakan peraturan ada foto untuk
rumah ageng hanya dapat terlihat dari jarak lebih dari 15 m dimana pada jarak ini sudah
terhalang oleh beberapa rumah atau bangunan lainnya. Bangunan Bumi Ageng ini lebih
sederhana dari rumah warga dengan ujung atap rumah yang terdapat kayu yang saling
menyilang, sekitar dan bawah rumah terdapat banyak balok kayu. Lokasi atau letak dari
bangunan ini berada di tengah kampung dan tidak dapat dipindahkan. Bumi Ageng
terlihat pada Gambar 5

Gambar 5. Bumi Ageng, Balai Kampung, dan Masjid yang diambil dari alun-alun.
3. Depok
Depok adalah sebutan untuk tempat awal leluhur melaksanakan sholat diatas batu
sebelum didirikan masjid. Letak depok berada dekat dengan alun-alun dengan
dikelilingi pagar. Lokasi atau letak dari Depok berada di tengah kampung dan tidak
dapat dipindahkan.
4. Balai Kampung
Balai kampung merupakan bangunan yang digunakan warga untuk kegiatan adat atau
berdiskusi. Bangunan ini memiliki satu pintu masuk yang terbuat dari sasak. Terdapat
banyak ventilasi vertikal seperti jeruji dari kayu. Penerangan utama ruangan berupa
lampu petromax atau listrik digantung ditengah ruangan. Alas balai terbuat dari kayu
Bumi Ageng
Balai Kampung
Masjid
atau bambu yang dipotong kecil. Bagian dalam bangunan ( sebelah barat ) terdapat
alas yang lebih tinggi dimana digunakan oleh kuncen atau tetua adat untuk
menyampaikan informasi atau kegiatan adat lainnya. Dibelakangnya terdapat ruangan
untuk menyimpan barang atau alat keperluan adat. Letak dari balai kampung
bersebelahan dengan Masjid. Foto dan denah Balai Kampung terdapat pada gambar 5
dan 6.

Gambar 6 Denah Balai Kampung
5. Masjid
Masjid merupakan bangunan yang digunakan warga untuk Ibadah dan kegiatan adat
lainnya. Bangunan ini memiliki satu pintu masuk yang terbuat dari sasak. Terdapat
banyak ventilasi vertikal seperti jeruji dari kayu. Ruangan terbagi menjadi empat bagian
yaitu untuk Imam, Jamaah laki, Jamaah wanita, dan ruang penyimpanan dimana pintu
masuk masjid berada pada ruangan untuk Jamaah wanita. Tempat wudhu berada pada
ruang ruangan dekat dengan pintu masuk masjid. Penerangan ruangan terbagi menjadi
dua yaitu berada ditengah-tengah ruangan jamaah laki dan diruang Jamaah wanita.
Foto dan denah masjid dapat terlihat pada gambar 7 dan 8.

Gambar 7 Masjid diambil dari alun-alun

Gambar 8 Denah Masjid
6. Bangunan Permanen
Bangunan permanen yang dimaksud adalah bangunan yang menggunakan beton atau
semen untuk bahan dasar dan kerangka bangunan. Contoh dari bangunan ini adalah
kolam, tempat penyimpanan makanan ternak, dan kamar mandi yang beberapa
memiliki sumur didalamnya.

Gambar 8 Kolam dan Penyimpanan Makanan Ternak
Gambar 9 Kamar Mandi Permanen

Anda mungkin juga menyukai