Anda di halaman 1dari 21

LAND USE / TATA GUNA LAHAN

TUJUAN
1. Membentuk karakter / identitas
komunitas secara sosial, ekonomi dan
fisik
2. Membentuk pola tata ruang
3. Membuat keteraturan
TATA GUNA LAHAN SECARA UMUM
1. Bersifat standard, memiliki pola teratur
2. Bebas tetapi serasi dengan struktur ruang
3. Penggunaan lahan yang berdekatan mirip
walaupun tidak sama.
4. Penggunaan lahan secara spesifik karena
alasan ekonomi & keuntungan
5. Mempertimbangkan nilai tanah
CONTOH PERENCANAAN
LAND USE
TATA GUNA
LAHAN
POLITIS
ASPEK FISIK
ASPEK
EKONOMI
ASPEK
TRANSPORTASI
STATUS TANAH
Zoning, topografi,
drainase, ukuran
tanah, penggunaan
tanah, sumber daya
alam & batas
wilayah
Jalur transportasi,
kepadatan lalu lintas,
daerah yang dilayani,
jenis moda & sarana
Jangka waktu investasi,
spekulasi & diversifikasi
Kepemilikan tanah,pola
kepemilikan tanah
YANG MEMPENGARUHI TATA GUNA LAHAN
CURITIBA BUS TRANSPORTATION
Perencanaan tata guna lahan
dimaksudkan untuk mengatur
pengembangan dan memelihara tata
kota serta mempersiapkannya untuk
pengembangan selanjutnya yang
efisien, terutama di daerah-daerah
yang masih belum berkembang di
sekitar kota.
Issue pokok dalam menentukan pola
masa depan kota adalah tata guna lahan
yang ingin dikembangkan.
Pembangunan kota dapat dilakukan
pada daerah yang telah berkembang
(dikembangkan secara lebih intensif),
atau dapat juga memanfaatkan daerah
yang belum berkembang
(pengembangan secara ekstensifikasi).
Pertimbangan utama dalam
pengembangan kota umumnya adalah
ketersediaan infrastruktur kota
PENGEMBANGAN
PUSAT KOTA
PENGEMBANGAN
PINGGIR KOTA
PUSAT
KOTA
PUSAT
KOTA
KAWASAN
KOTA LAMA
PUSAT KOTA
(CBD)
PROBLEMATIKA
PENGEMBANGAN KOTA
PUSAT KOTA / CENTRAL
BUSINESS DISTRICT
1. Pusat Perekonomian
2. Intensitas lalu lintas tinggi
3. Aksesibilitas memadai
4. Kepadatan tinggi
KAWASAN KOTA LAMA /
INNERCITY
1. Kawasan & Bangunan cagar
budaya
2. Tipe bangunan spesifik era
tertentu
3. Kepadatan rendah sampai
tinggi
4. Keterbatasan utilitas
PERLUASAN/PENGEMBANGAN KOTA :
1. Prasanana dan sarana perkotaan
2. Perumahan dan permukiman
3. Fasilitas pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial
Museum Wayang Gedung ini awalnya bernama Gereja
Lama Belanda (De Oude Hollandsche Kerk) dibangun
pada tahun 1640 M.
Jl. Teuku Umar Jakarta Pusat,
terdapat sebuah bangunan
peninggalan Belanda yang
masih megah berdiri dan saat
ini dijadikan kantor imigrasi
KAWASAN KOTA LAMA JAKARTA
KAWASAN CBD CILEDUG TANGERANG
CBD Ciledug direncanakan sebagai embrio untuk menjadikan kawasan
inti Ciledug sebagai kota satelit baru bagi Jakarta dan Tangerang.


CBD Ciledug terdiri dari proyek ruko, mal, hunian, dan hotel
yang dikembangkan dalam tiga tahap pengembangan di lahan
seluas 9,5 ha di Ciledug, Tangerang. Proyek ini didukung
dengan pembangunan Underpass untuk mengatasi kemacetan
lalulintas.



PERTIMBANGAN RENCANA TATA GUNA LAHAN :
1. IDENTIFIKASI
TUJUAN DAN PRINSIP
PENGGUNAAN LAHAN,
MEMPERGUNAKAN STANDARD
PENGGUNAAN

3. RENCANA PERLUASAN
KAWASAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN
LEBIH LANJUT UNTUK AKTIVITAS
PERKOTAAN DENGAN STANDARD
TERTENTU
2. RONA WILAYAH
GAMBARAN KARAKTER WILAYAH, DATA
MUTAKHIR TENTANG POLA PERUBAHAN
PENGGUNAAN LAHAN
4. KOORDINASI
KOORDINASI TATA GUNA LAHAN SECARA MENYELURUH
DAN TERPADU AGAR TIDAK TERJADI KONFLIK DAN
DISESUAIKAN DENGAN KEPENTINGAN MASA DEPAN
SECARA FISIK DAN EKONOMIS
PERENCANAAN REGIONAL
BERSIFAT KOMPREHENSIF
DAN TERPADU

3. TUJUAN AKHIR yang ingin dicapai dan lama pencapaiannya.
Dapat diukur secara kuantitas dan memiliki indikator serta dapat dievaluasi
Menunjukkan kejelasan atau indikasi :
1. PERMASALAHAN yang dihadapi.
Permasalahan meliputi fisik, sosial, ekonomi dan administrasi / hukum.
Belum tentu permasalahan diketahui secara pasti, berkaitan yang satu dengan
lainnya.
2. SUMBER DANA bagi pembangunan
anggaran pembangunan sangat besar, sumber dana bagi pembangunan harus
diketahui, bagaimana cara mendapatkan dana
PERENCANAAN REGIONAL YANG BAIK ADALAH PERENCANAAN
YANG DAPAT DIWUJUDKAN / DIIMPLEMENTASIKAN.
NAMUN HINGGA SAAT INI BANYAK
PERENCANAAN HANYA BERSIFAT
BEAUTIFICATION
TAHAP PERENCANAAN
WILAYAH YANG IDEAL
2. ANALISIS DAN ALTERNATIF
a. Pengolahan data & evaluasi
b. Menyusun alternatif terhadap berbagai kemungkinan
3. IDENTIFIKASI TUJUAN DAN KONSEPSI
a. Kejelasan tujuan dan konsepsi yang dipakai
b. Tujuan tidak dapat digeneralisir tergantung pada potensi,
tingkat administrasi, lokasi geografis, kondisi fisik, ketersediaan infrastruktur
1. PENGUMPULAN DATA
a. Data tertulis, lisan, informasi (primer & sekunder)
b. Time series (5 tahun terakhir)
c. Data fisik, sosial, ekonomi,
administrasi/kebijakan
4. STRATEGI PERENCANAAN
a. Prioritas pembangunan
b. Instansi terkait
c. Jangka waktu
d. Lintas sektoral
e. Sumber dana
f. Koordinasi

5. ALOKASI RUANG
a. Perencanaan bagi kawasan lindung,
kawasan budidaya dan jaringan infrastruktur
b. Cadangan pengembangan dimasa depan
c. Perencanaan penggunaan lahan yang serasi dan proporsional antara kawasan
budidaya dengan kawasan lindung serta antar penggunaan lahan pada kawasan
budidaya.
CENTRAL PARK
TATA GUNA LAHAN BERSIFAT DINAMIS
1. TEKANAN URBANISASI
Kesenjangan pembangunan menyebabkan terjadinya arus
urbanisasi yang memberi beban berat bagi kota-kota besar.
Pinggiran kota berkembang secara intensif dengan infrastruktur
yang terbatas, sehingga terjadi pertumbuhan permukiman
kumuh.
Kawasan kota lama (inner city) juga mengalami tekanan yang
cenderung menghancurkan. Kondisi negara maju berbeda
dengan kondisi negara berkembang.
2. PEREMAJAAN & REVITALISASI KAWASAN
Peremajaan sering terjadi di pusat kota atau wilayah kota lama.
Wilayah permukiman kumuh juga mengalami penggusuran
dengan kedok / dalih peremajaan / revitalisasi.
Kawasan pusat kota dan kawasan kota lama memiliki lokasi
strategis dan dapat memberikan keuntungan secara ekonomis.
Peran serta masyarakat serta pihak swasta dapat dilakukan
untuk proses peremajaan kawasan
PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN
3. PERLUASAN KAWASAN KOTA
Pertambahan penduduk menyebabkan Pemerintah
memperluas pelayanan jaringan infrastruktur dan ruang
terbuka, taman serta hutan kota.
Perluasan aktivitas masyarakat diperlukan untuk
meningkatkan kegiatan perekonomian dan potensi
wilayah kota.
4. PERTUMBUHAN, KEMUNDURAN /
SURUTNYA KAWASAN
Kawasan kota ada yang tumbuh dan berkembang pesat
sebaliknya ada yang mengalami masa surut.
Jika mengalami kemunduran, diperlukan upaya untuk
meningkatkan kembali potensi kawasan. Sebaliknya
yang mengalami perkembangan pesat diperlukan
penambahan jaringan utilitas dan transportasi bagi
kawasan tersebut.
Fasilitas umum dan fasilitas sosial perlu ditambahkan
agar kenyamanan kawasan menjadi lebih baik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai