S A M B U T A N DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
PENCANANGAN GERAKAN EKONOMI SYARIAH
Gerakan Membumikan Koperasi Simpan Pinjam Pembiyanaan Syariah di Bumi Seribu Masjid
Lombok, 7 Mei 2014
1
Yth. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan selaku Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah atau yang mewakili; Yth. Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Para Pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yth. Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia atau yang mewakili; Yth. Ketua Umum Badan Zakat Nasional atau yang mewakili; Yth. Ketua Dewan Nasional MUI atau yang mewakili; Yth. Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Nusa Tenggara Barat atau yang mewakili; Yth. Kepala Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, atau yang mewakili Yth. Para Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Koperasi dan UMKM Se Nusa Tenggra Barat atau yang mewakili; Yth. Ketua Asosiasi BMT Indonesia atau yang mewakili; Yth. Direktur Laznas Dompet Dhuafa atau yang mewakili; Yth. Direktur Laznas Rumah Zakat atau yang mewakili; Yth. Para Pengurus KJKS/BMT dan para pelaku usaha Mikro dan Kecil Yth. Para Tokoh Agama, Penggiat Koperasi/BMT, Undangan dan Hadirin sekalian yang berbahagia.
2 Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Mengawali sambutan ini perkenankan saya mengajak semua hadirin untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan hidayahNya, kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal afiat. Sungguh bangga dan berbahagia rasanya berada ditengah-tengah para tokoh penggerak dan penggiat Ekonomi Syariah serta lintas pelaku terkait lainnya pada acara Pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah di Nusa Tenggara Barat dengan tema Gerakan Membumikan Koperasi Simpan Pinjam-Pembiayaan Syariah di Bumi Seribu Masjid. Mudahmudahan pertemuan ini, mampu meningkatkan tali silahturahim dan mendorong motivasi kita untuk terus memberdayakan ekonomi rakyat, khususnya melalui pengembangan kegiatan ekonomi syariah.
Hadirin yang saya hormati, Perkembangan ekonomi Islam akhir-akhir ini begitu pesat, baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai sebuah sistem ekonomi telah mendapat banyak sambutan positif di berbagai kalangan di tingkat nasional, regional dan internasional. Sehingga dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan, baik dalam bentuk kajian akademis di Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta, dan secara praktik operasional. Sistem Keuangan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi Islam. Sistem keuangan Islam bukan sekedar transaksi komersial, tetapi harus sudah sampai kepada lembaga keuangan untuk dapat mengimbangi tuntutan zaman.
3 Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam dalah terbebas dari unsur riba. Kontrak keuangan yang dapat dikembangkan dan dapat menggantikan sistem riba adalah mekanisme syirkah yaitu : musyarakah dan mudharabah (bagi hasil).Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat pada akhir tahun 2013 mencapai 6,55 persen diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,9 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTB akhir tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 14,91 triliun dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,55 persen diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,9 persen. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh sektor pertanian (24,93%) dan pertambangan dan penggalian (18,55%) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (16,82%). Dari jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat yang mencapai 2.094.550 orang pada Agustus 2013, sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 45,02 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) sebesar 18,86 persen dan sektor jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan sebesar 15,73 persen, serta sektor industri sebesar 8,06 persen. Sedangkan dari sisi kemiskinan dan pengangguran pada Agustus 2013 jumlah pengangguran terbuka mencapai 5,38 persen dan penduduk miskin pada September 2013 mencapai 17,25 persen. Dari nilai ekspor dan import Nusa Tenggara Barat memiliki nilai eksport yang lebih besar dari nilai import. Nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Barat bulan Januari 2014 mencapai US$26.024.092, atau 99,60 persen ditujukan ke negara Jepang, Cina sebesar 0,22 persen dan Rep. Korea sebesar 0,09 persen. Jenis barang yang diekspor sebagian besar senilai US$25.920.530 (99,60%) berupa konsentrat tembaga, garam belerang kapur (0,34%) dan ikan dan udang (0,04%). Sedangkan nilai Impor pada bulan Januari 2014 mencapai US$17.334.470, kendaraan dan bagiannya (34,17%), karet dan barang dari karet(20,34%) dan benda-benda dari besi dan baja
4 (18,74%). Sebagian besar Impor tersebut berasal dari Negara Amerika Serikat (39,29%),Australia (28,53%) dan Jepang (18,67%).
Pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah sebagai agenda nasional telah di sampaikan oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 November 2013 di Silang Monas, Jakarta. Melalui Gerakan ini,Presiden RI menginginkan masyarakat di seluruh tanah air berperan lebih aktif dalam pengembangan ekonomi syariah.
Pemerintah selama ini telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh melalui penerbitan berbagai kebijakan dan program. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendorong dan mendukung perluasan sumber pembiayaan, seperti misalnya melalui program bantuan permodalan dana bergulir dan bantuan dana sosial bagi usaha mikro melalui KSP/KJKS, fasilitasi perkuatan permodalan melalui PKBL BUMN, bantuan sertifikasi hak atas tanah bagi pelaku usaha mikro dan kecil, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, fasilitasi penyaluran KUMK dari dana SUP 005, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan lain sebagainya.
Program-program tersebut pada kenyataannya belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pendanaan bagi UMK yang ada, khususnya untuk pemberdayaan usaha mikro dan kecil yang difokuskan pada penumbuhan dan pengembangan para pelaku usaha baru untuk modal awal (start up capital) dan pemberian tambahan modal (seed capital) bagi pelaku usaha yang akan mengembangkan usahanya. Tidak sebandingnya kapasitas program/kegiatan dengan kebutuhan pembiayaan pengusaha mikro dan kecil tersebut membuat Kementeriaan
5 Koperasi dan UKM C.q. Deputi Bidang Pembiayaan mencari sumber-sumber pembiayaan alternatif yang ada ditengah- tengah masyarakat yang potensinya sangat besar yakni zakat Rp. 217 Triliun (BAZNAS, 2012) dan wakaf Rp.3 Triliun (BWI, 2012 ). Perkembangan terkini dalam pendayagunaan dana zakat secara produktif memungkinkan secara syariah dana zakat di dayagunakan untuk pendanaan bagi para mustahik berusaha menjadi pelaku usaha mikro produktif baik diberikan sebagai awal (start up capital) dan dipinjamkan sebagai pembiayaan kebajikan (qordul hasan: pembiayaan tanpa bunga, bagi hasil atau nilai tambah) . Begitu pula perkembangan wakaf produktif yang memungkinkan wakaf uang didayagunakan bagi pembiayaan usaha mikro dan kecil serta hasinya dimanfaatkan bagi pemberdayaan sosial seperti pendidikan, kesehatan maupun pembiayaan kebajikan bagi fakir miskin/dhuafa.
Hadirin yang saya hormati,
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Kementerian Koperasi dan UKM C.q. Deputi Bidang Pembiayaan telah menandatangani Kesepakatan Bersama tentang Optimalisasi Pengumpulan Dan Pendayagunaan Zakat Untuk Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui Koperasi Jasa Keuangan Syariah / Koperasi Baitul Maal Wat-Tamwil (KJKS/KBMT) dengan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas). Kesepakatan Bersama tersebut tahun 2011 ditandatangani dengan 2 (dua) Laznas yaitu Dompet Dhuafa dan Baitul Maal Muamalat dan pada tahun 2013 ditandatangani dengan 5 (lima) Laznas yaitu
6 PKPU, BSM, Rumah Zakat, Baitul Maal Hidayatullah dan LAZ Muhammadiyah. Melalui pola kerjasama kemitraan dengan Laznas, KJKS/KBMT akan menjadi Mitra Pengelola Zakat (MPZ) sehingga memiliki payung hukum dalam menghimpun, mengelola dan mendayagunakan zakat karena secara operasional memperoleh Surat Keputusan dan Sertifikat Operasional sebagai unit/cabang dari Laznas. Sebagai tindak lanjut Kerjasama tersebut semenjak tahun 2011 Kementerian Koperasi dan UKM bersama Dompet Dhuafa (DD) dan Baitul Maal Muamalat (BMM) telah melaksanakan Bimtek Pendayagunaan Zakat di 12 Provisi Sementara Laznas telah pula melaksanakan sosialisasi/ desiminasi seperti Rumah Zakat di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten dan pelatihan bagi pengelola MPZ oleh DD dan BMM di Jawa, Sumatra dan Lampung. Sedangkan dalam pengembangan MPZ, hingga akhir tahun 2013 Laznas Dompet Dhuafa dan Baitul Maal Muamalat telah menjalin kerjasama dengan 203 KJKS/KBMT sebagai Mitra Pengelola Zakat (MPZ). Diharapkan pada tahun 2014 ini sinergi pengelolaan zakat ini tidak terbatas hanya bersama DD dan BMM tetapi dapat dikembangkan dan diperluas bersama Rumah Zakat, Baitulmaal Hidayatullah, LAZISMU, PKPU, LAZ BSM.
Hadirin yang saya hormati, Melalui rangkaian acara hari ini, kami ingin menitipkan pesan pada seluruh hadirin dan peserta workshop, khususnya
7 bagi para pengurus koperasi yang telah dan akan menjalin kerjasama dengan Laznas agar : 1. Menjaga amanah yang telah diberikan untuk menghimpun dan mengelola dana zakat, baik secara syariah maupun sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 2. Manajemen yang transparan dan akuntable . 3. Meningkatkan peran Dewan Pengawas Syariah dalam pendayagunaan dana zakat. 4. Memanfaatkan dengan baik peluang yang berharga ini untuk berkhidmat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 5. Terus menerus menjaga etos kerja dengan bekerja keras dan disempurnakan dengan doa serta ibadah untuk kemajuan ekonomi syariah di Indonesia.
Pesan ini penting untuk diperhatikan karena bagi setiap aktivitas penghimpunan dana dari masyarakat dibutuhkan komitmen yang kuat dari pengelola untuk memegang amanah dan dilakukan pengawasan berkala dan ketat. Hal ini diperlukan karena penghimpunan uang cenderung rawan menggoda iman umat manusia untuk menyalahgunakannya. Untuk itu KJKS/KBMT sebagai MPZ harus memberikan laporan rutin pengelolaan zakat kepada Laznas untuk dikonsolidasikan dan diberikan kepada Baznas dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Hadirin yang berbahagia, Sebagai akhir sambutan, Kami berharap agar workshop ini dapat menghasilkan formulasi skim pembiayaan produktif yang kompetible bagi para mustahik menjadi pelaku usaha
8 mikro produktif. Melalui curah gagasan dan pendapat dari para ahli/pakar, tokoh dan praktisi ekonomi syariah dari lintas pelaku terkait serta dari beberapa pengalaman Laznas dan MPZ dalam pendayagunaan zakat produktif, Insya Allah akan dihasilakan Skim Pendanaan bagi Usaha Mikro yang sesuai bagi KJKS/KBMT dalam pendayagunaan zakat untuk pendanaan usaha mikro. Akhirnya dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim Workshop Fasiilitasi Skim Pendanaan Bagi Usaha Mikro oleh KJKS/KBMT dari Dana Zakat secara resmi dibuka. Semoga segala langkah yang kita lakukan memberi manfaat bagi bangsa dan negara serta mendapat ridho dan rahmat dari Allah SWT. Amin. Sekian dan Terima Kasih. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh