Anda di halaman 1dari 24

I.

Tujuan
1. Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah.
2. Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet.

II. Prinsip
1. Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah yaitu proses pencampuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi pertikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi.
2. Evaluasi tablet
Evaluasi tablet berdasarkan standar quality kontrol, meliputi kadar air
(Loss on drying), kemampuan alir serbuk dan sudut istirahat,
kompresibilitas, keseragaman bobot dan ukuran, kekerasan tablet,
friabilitas, abrasi dan waktu hancur.


III. Teori Dasar
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung.
Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI,
1979).
Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara
fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan
bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan
reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin
homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus dapat terkompresi dengan
baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan
distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir
dan kompresibilitas massa tablet (Ilma, 2002).
Tablet dicetak dari serbuk kering, kristal, atau granulat, umumnya dengan
penambahan bahan pembantu, pada mesin yag sesuai, dengan menggunakan
tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang, atau cakram,
serta bentuk seperti telur atau peluru. Garis tengah tablet pada umumnya 5-17
mm, sedangkan bobot tablet 0,1-1 g (Voigt, 1995).
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering
(mesin rol atau mesin slag), dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan
kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa
(Depkes RI, 1995). Butiran granulat yang diperoleh, partikel-partikelnya
mempunyai daya lekat. Daya alirnya menjadi lebih baik sehingga pengisian ruang
cetak dapat berlangsung secara kontiniu dan homogen. Keseragaman bentuk
granulat menyebabkan keseragaman bentuk tablet (Voigt, 1995).
Granulasi basah yaitu memproses campuran zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah
yang tepat sehingga didapat massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini
biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Pada
granulasi basah, zat berkhasiat, pengisi, dan penghancur dicampur homogen, lalu
bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40-50
o
C. Setelah kering diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan
pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1994).
Evaluasi sediaan tablet meliputi:
1. Keseragaman bobot
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode,
yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini
digunakan untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan
mengandung dua atau lebih zat aktif (Depkes RI, 1995).
2. Uji kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan
memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempuyai
kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan transportasi.
Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson,
1984).
3. Uji kerapuhan (friabilitas) tablet
Keregasan/kerapuhan tablet dapat ditentukan dengan menggunakan alat
friabilator. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, tablet dijatuhkan
sejauh 6 inci pada setiap utaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet
ditimbang sebelum dan sesudah diputar, kehilangan berat yang dibenarkan
yaitu lebih kecil dari 0,5% sampai 1% (Lachman dkk., 1994).
4. Uji disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet
dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah
(Lachman dkk., 2008).
5. Waktu hancur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi
partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Uji waktu
hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji waktu hancur. Masing-
masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur dan
persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket
dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif
bertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar, 2008).

IV. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Alat Uji Kekerasan
2. Alat Uji Kompresibilitas
3. Alat Uji Friabilitas
4. Alat Uji LOD
5. Alat Uji Waktu Hancur
6. Alat Uji Laju Alir
7. Granulator
8. Jangka Sorong
9. Mesin cetak tablet
10. Pengayak

B. Bahan
1. Amprotab
2. Amprotab pro paste
3. Mg stearat
4. Na-Starch Glycoat
5. Parasetamol
6. Pewarna
7. Talkum

C. Gambar Alat

Alat Uji Kekerasan Alat Uji Kompresibilitas Alat Uji Friabilitas



Alat Uji LOD Alat Uji Waktu Hancur Alat Uji Laju Alir



Granulator Jangka Sorong


Mesin cetak tablet Pengayak
V. Prosedur
Pertama bahan-bahan ditimbang terlebih dahulu yaitu parasetamol 250 g,
Amprotab 30 g dan Amprotab Pro Paste 15 %, Na starch glycoat 5%, talkum 2%,
mg stearat 1% dan pewarna sebanyak 6,5 g/100 g pasta. Kemudian dilakukan
pembuatan pasta dengan cara amprotab 15 g yang telah ditimbang, dimasukkan
kedalam beaker glass 250 ml dan ditambahkan 100 ml air panas. Diaduk diatas
kompor hingga membentuk campuran yang bening. Lalu ditambahkan 3 gram
pewarna. Ditimbang pasta amilum yang telah terbentuk.
Selanjutnya dilakukan pembuatan fase dalam. Bahan-bahan fase dalam
(Parasetamol dan amprotab) dicampurkan dan diaduk hingga homogen. Lalu
ditambahkan sedikit demi sedikit pasta amilum yang telah dibuat sebelumnya dan
diaduk hingga rata sampai menjadi massa yang bisa dikepal dan ketika kepalan
tersebut diijatuhkan tidak hancur. Ditimbang sisa pasta amilum yang tidak
digunakan. Kemudian massa yang sudah dapat dikepal tersebut kemudian dibuat
granul dengan granulator. Granul yang terbentuk ditampung diatas baki (Loyang)
yang telah disiapkan sebelumnya. Permukaannya diratakan agar panas yang
diterima merata. Granul tersebut kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu
40 - 50C selama 24 jam. Kemudian dilakukan evaluasi granul, seperti :
a. Uji LOD
Granul yang telah kering diletakkan pada wadah alat uji LOD sebanyak 10
gram, granul diratakan pada tempat LOD, alat ditutup dan kemudian tekan tombol
start hingga muncul tanda rest over. Lalu dilihat nilai persennya.
b. Uji daya alir granul
Granul ditimbang sebanyak 15 gram. Disiapkan alat untuk menentukan
kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat, pastikan bagian bawah alat (berupa
corong) telah tertutup rapat. Di bawah alat diberi alas berupa kertas untuk
membuat plot diameter yang berbentuk. Kemudian granul yang akan diuji
dimasukkan ke dalam wadah berbentuk corong dan dibuka penutupnya.
Stopwatch dinyalakan bersamaan dengan dibukanya penutup corong. Setelah
granul telah mengalir semua, diukur tinggi dan diameter tumpukan granul yang
dihasilkan. Hasil waktu dicatat.
c. Uji Kompresibilitas Granul
Granul ditimbang sebanyak 15 gram, kemudian dimasukkan pada gelas
ukur penampung massa cetak. Dan dicatat volume awalnya. Kemudian tombol on
pada alat ditekan, sehingga menghasilkan beberapa ketukan, dan alat dinyalakn
selama 5 menit. Lalu dicatat kembali volume akhirnya dan hitung %
kompresibilitas. Kemudian dilakukan penambahan fase luar. Bahan-bahan fase
luar yang telah ditimbang ditambahkan ke dalam granul yang telah kering,
kemudian diaduk hingga homogen.
Setelah itu dilakukan pencetakan tablet. Pada alat pencetak tablet ,
beberapa gram granul dimasukkan kedalamnya. Cetak beberapa tablet dan
ditimbang beratnya harus sesuai (dalam rentang 500-650 mg). Jika sesuai, tablet
diperbanyak hingga 500 tablet. Dipisahkan 40 tablet untuk evaluasi tablet.
Evaluasi tablet dilakukan, meliputi :
a. Uji keseragaman bobot
Kaplet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu diatas alat timbangan.
Kemudian hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis keseragaman bobot
kaplet dengan membandingkan bobot kaplet dalam rentang penyimpangan bobot
rata-rata kaplet.
b. Uji keseragaman ukuran
Kaplet sebanyak 20 buah diukur satu per satu menggunakan jangka sorong
untuk mengetahui ukuran panjang, lebar dan tinggi kaplet, setelah itu dihitung
rata-ratanya. Kemudian hasilnya dicatat.
c. Uji friabilitas
Timbang 6 buah kaplet, drum putar dilepaskan dari mesinnya dengan cara
melonggarkan sekrup. kaplet yang akan diuji dimasukkan ke dalam drum putar,
pasang kembali drum putar ke mesinnya dan kencangkan sekrup. Kecepatan
putaran diatur per menit dengan memutar tombol putar SPEED. Untuk
mengatur waktu putaran gunakan tombol putar hitam. Kemudian mesin
dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH dan lampu menyala.
Setelah pengujian selesai mesin dimatikan dengan menekan kembali tombol
MAIN SWITCH dan lampu mati. Setelah itu lepaskan drum putar dari mesin
dengan melonggarkan sekrup, kaplet diambil dan drum putar dibersihkan
menggunakan kuas. Setelah selesai massa kaplet ditimbang kembali.
d. Uji waktu hancur
Alat dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH. Suhu diatur
hingga 37 2 C dengan menekan tombol HEATER. Kemudian enam kaplet yang
akan diuji dimasukkan ke dalam keranjang (sumur-sumur) pada alat dan cakram
dimasukkan di atas masing-masing kaplet dengan posisi yang sama. Lalu
keranjang dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 1 Liter yang berisi aquades
yang telah dipanaskan sampai suhu 37 2 C. Penutup lubang alat uji waktu
hancur dibuka dan masukkan beaker glass ke dalam alat dan gantungkan
keranjang pada gantungan logam, kemudian nyalakan alat dengan menekan
tombol START sambil menghitung waktu. Pengujian dihentikan saat semua
kaplet telah hancur sempurna. Matikan alat dengan menekan tombol START,
HEATER, MAINSWITCH. Hasil waktu dicatat.
e. Uji Kekerasan tablet
Disiapkan 20 kaplet untuk pengujian kekerasan kaplet. Tombol diputar ke
posisi EINS dan lampu penunjuk kekerasan menyala. Jarum penunjuk
kekerasan diperiksa ada di titik nol atau tidak. Bila belum tekan tombol . Kaplet
diletakkan vertikal dan tepat di tengah tengah jarum penekan. Berdirikan kaplet
dinaikkan dengan memutar sekrup di bawahnya sampai kaplet menekan jarum
penekan dan lampu stop menyala. Lalu tombol ditekan, jarum penunjuk skala
bergerak dan berhenti saat kaplet pecah dan menunjukkan angka unit kekerasan
dengan skala newton. Lampu stop padam. Dan tombol ditekan untuk
mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol. Hasil dicatat dan dihitung rata-
ratanya.
VI. Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
1. Bahan-bahan yang diperlukan
ditimbang terlebih dahulu
R/ Paracetamol 250 g
Amylum (Amprotab) 30 g
Amylum for pasta 15% q.s
Na-starch glycolat 5%
Talk 2%
Mg Stearat 1%
Pewarna (6,5 g/ 100 g pasta) q.s

PCT (setelah diayak)= 250 g
Amprotab (setelah diayak)= 30
gr
Amprotab untuk pasta= 15 gr/
100 mL
Pewarna= 3,2086 g
Na-starch glycolat= 14,87 g
Talkum= 5,95 g
Mg stearat= 2,97 g
2. Pembuatan Pasta
- 15 gram amprotab
dimasukkan ke dalam beaker
glass yang telah diisi 10 mL
air dingin
- 90 mL sisa air dipanaskan
kemudian ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam
campuran, aduk hingga
homogen
- Ditambahkan pewarna
sebanyak 3 gram ke dalam

Terbentuk pasta berwarna
oranye
campuran, aduk hingga
homogen
3. Pembuatan Fase Dalam
- Paracetamol dicampur dengan
amprotab dan pasta hingga
homogen dan membuat massa
yang dapat dikepal (granul
basah)
- Granul basah disaring
- Hasil saringan dikeringkan
dengan menggunakan suhu
40
0
50
0
C selama 2 jam

Terbentuk fase dalam berupa
granul basah.
Massa granul kering setelah
dikeringkan= 254,8 g
4. Granul kering dicampur dengan fase
luar (talkum, magnesium stearat, dan
Na-starch glycolat) hingga terbentuk
massa yang homogen.
Terrcampurnya granul kering
dengan fase luar hingga
terbentuk massa homogen
5. Pencetakan Tablet
- Campuran granul dimasukkan
ke dalam mesin pencetak
tablet
- Cetak beberapa tablet dan
ditimbang. Beratnya harus
sesuai/ dalam rentang 500 -
650 mg

Tablet dengan berat 500 650
mg

Pengujian Granul
No. Perlakuan Hasil
1. Uji Daya/ Sifat Alir
15 gram granul ditimbang,

Waktu = 3,25 detik
dimasukkan ke corong alat uji
waktu alir. Buka tutup corong
bersamaan dengan
dinyalakannya stopwatch,
tampung pada bidang datar.
Waktu alir dan sudut istiahat
dicatat
Tinggi = 2,1 cm
Diameter = 7,5 cm
Jari-jari = 3,75 cm

0
(sudut istirahat) =29,25
0
Laju alir= 4,615 g/s
2. Tap Density
15 gram sampel ditimbang,
dimasukkan pada alat tap
density, diratakan. Tinggi awal
dicatat, alat dinyalakanselama 4
menit. Tinggi akhir sampel
dicatat.

Massa = 15,00 g
Volume awal = 30 mL
Volume akhir = 25 mL
Kompresibilitas = 16,67%
3. Susut Pengeringan (LOD)
10 gram serbuk ditimbang, alat
dinyalakan, tutup alat terbuka.
Tekan tombol tare untuk menara
suhu dan bobot serbuk. Serbuk
dimasukkan ke wadah dalam
alat, tutup alat, tekan tombol
start. Catat bobot akhir serbuk
pada alat saat selesai.

Massa awal = 10 g
Massa akhir = 9,526 g
LOD = 3,07%


Pengujian Tablet
No. Perlakuan Hasil
1. a. Keseragaman Bobot
20 tablet ditimbang satu

No. Diameter Ketebalan Bobot
per sat, berat tiap tablet
dicatat.
b. Keseragaman Ukuran
20 tablet diukur diameter
dan ketebalan dengan
jangka sorong dan
dicatat.
(mm) (mm) (gram)
1. 0,6531 12,10 6,44
2. 0,6729 12,10 6,42
3. 0,6579 12,10 6,41
4. 0,6763 12,12 6,51
5. 0,6523 12,12 6,43
6. 0,6537 12,13 6,41
7. 0,6664 12,13 6,46
8. 0,6460 12,12 6,41
9. 0,6775 12,12 6,56
10. 0,6741 12,12 6,51
11. 0,6717 12,12 6,53
12. 0,6400 12,12 6,40
13. 0,6507 12,10 6,40
14. 0,6586 12,09 6,43
15. 0,6718 12,09 6,46
16. 0,6572 12,11 6,42
17. 0,6727 12,09 6,51
18. 0,6804 12,10 6,42
19. 0,6722 12,10 6,43
20. 0,6775 12,11 6,56
13,283 242,19 129,12
0,66415 12,1095 6,456

2. Kekerasan Tablet
20 tablet, satu per satu
diletakkan di ruang penjepit
antara pegas dan penekan,
nyalakan alat, tunggu jarum
bergerak sesuai tekanan,
matikan alat, dicatat.

No. Kekerasan
(N)
No. Kekerasan
(N)
1. 37,5 11. 45
2. 27,5 12. 35
3. 45 13. 27,5
4. 45 14. 27,5
5. 26 15. 35
6. 40 16. 32,5
7. 27,5 17. 25
8. 40 18. 45
9. 42,5 19. 30
10. 22,5 20. 30
684 34,2

3. Disintegrasi Tablet
6 tablet dimasukkan ke
kolom, ditutup cakram.
Kolom dimasukkan ke
beaker dan ditambahkan
1000 mL air 37
0
C, alat
dinyalakan.

Waktu hancur =4 menit 45 detik
4. Friabilitas Tablet
10 tablet ditimbang
bersamaan, dicatat massa
awal, lalu dimasukkan ke
alat uji friabilitas, alat diatur
25rpm, dinyalakan selama 4
menit, tablet diambil,
ditimbang bersamaan untuk
dicatat massa akhir.

Massa awal = 6,6901 gram
Massa akhir = 5,4356 gram
Persen Friabilitas = 18,75%



VII. Perhitungan
Massa wadah kosong = 157,8487 gram
Massa wadah + pasta = 281,7 gram
Massa wadah + sisa pasta = 188,6 gram
Berat pasta yang digunakan = 93,1 gram

Berat pewarna (teoritis) =


x berat zat warna
dalam formula

=

x 6,5 gram
= 3,2086 gram

Berat amprotab untuk pasta = 3,2086 gram x 15% = 0,48129 gram
(teoritis)

Berat fase dalam (teoritis) = berat (PCT + amprotab + amprotab pro pasta
+ pewarna)
= 250 g + 30 g + 0,48129 g + 3,2086 g
= 283, 69 gram

Berat fase dalam (nyata) = 283,69 g 10 g (untuk uji LOD) = 273,69
gram

Jumlah tablet (teoritis) =


x jumlah tablet
dalam formula
=

x 500 tablet
= 482,375 tablet 482 tablet

Berat fase luar (teoritis)
Primogel =


x berat FD (teoritis) x berat
primogel dalam formula
=

x 283,69 x 0,05 = 15,42 gram


Talkum =

x 283,69 x 0,02 = 6,17 gram


Mg stearat =

x 283,69 x 0,01 = 3,08 gram


Total berat teoritis fase luar = 15,42 g + 6,17 g + 3,08 g = 24,67 gram
Berat total tablet teoritis = FD
teoritis
+ FL
teoritis

= 283,69 g + 24,67 g
= 308,36 gram

Berat tablet satuan teoritis =




=


= 0,6167 gram

Berat fase luar (nyata)
Primogel =

x FD
nyata
x berat primogel formula
=

x 273,69 x 0,05 = 14,87 gram


Talkum =

x 273,69 x 0,02 = 5,95 gram


Mg stearat =

x 273,69 x 0,01 = 2,97 gram



Total fase luar (nyata) = 14,87 g + 5,95 g + 2,97 g = 23,79 gram
Total berat tablet (nyata) = 273,69 g + 23,79 g = 297,48 gram
Jumlah tablet diproduksi =


x total tablet teoritis
=


x 482 tablet
= 464,99 465 tablet

Berat satuan tablet (nyata) =



=



= 0,6397 gram
Uji Granul
1. Uji laju alir







2. Uji tap density




3. Uji susut pengeringan (Loss On Drying)




=

x 100% = 3,07%


Uji Tablet
1. Uji keseragaman bobot





2. Uji keseragaman ukuran







3. Uji kekerasan




4. Uji friabilitas
(


)
(

)

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet dengan metode
granulasi basah. Metode granulasi basah adalah metode yang memproses
campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode granulasi basah digunakan apabila zat
aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Pada
pembuatan tablet kali ini zat aktif yang digunakan adalah berupa parasetamol 250
mg yang di indikasikan sebagai analgetik dan antipiretik. bahan-bahan eksipien
sebagai berikut:
- Amylum (amprotab) 30 gram
- Amylum for pasta 15%
- Na Stearat Glikolat 5%
- Talkum 2%
- Mg Stearat 1%
- pewarna 6,5gram/100 g pasta q.s
Prosedur pertama yang dilakukan adalah ditimbang paracetamol 250 gram
dan amprotab 30 gram. Kemudian dilakukan pengayakan semua bahan yaitu
paracetamol dan amprotab. Pengayakan dilakukan dengan tujuan menyaring
partikel semua zat agar ukurannya sama dan ketika proses pencampuran bahan
akan lebih mudah untuk homogen. Saat proses pengayakan berlangsung, dibuat
pula pasta dengan cara melarutkan 15 gram amylum for pasta dengan 10 ml air
dingin di dalam beaker glass 90 ml sisa air dipanaskan kemudian ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam campuran, dan ditambahkan 3,2 gram zat pewarna
jingga, diaduk hingga homogen. Kemudian wadah dan pasta ditimbang beratnya.
Pasta yang dibuat dari amylum tersebut berguna sebagai zat pengikat. Larutan
pengikat yang akan ditambahkan (amylum) memiliki peranan yang cukup penting
dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya
akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler juga hal yang penting pada awal pembentukan
granul.
Kemudian, bahan yang sudah diayak dan pasta yang sudah jadi
dicampurkan dalam satu tempat sampai homogen. Pasta yang dimasukkan tidak
boleh terlalu banyak kaena dapat menyebabkan granul yang terlalu basah. Bahan-
bahan tersebut dicampur hingga membentuk massa yang dapat dikepal dengan
tangan. Ditandai ketika telah dikepal dan dijatuhan kepalan tidak akan
menyebarkan serbuknya ketika terbelah. Setelah diperoleh masa yang kira-kira
sudah dapat dikepal, penambahan pasta dihentikan kemudian dihitung berat pasta
yang digunakan dengan cara mengurangi berat wadah+pasta dengan berat wadah
sisa pasta. Berat pasta yang digunakan adalah 93,1 gram.
Setelah itu, granul basah diayak dengan mesh no. 16. Ukuran granul
menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Hasil ayakan dikeringkan di dalam oven
pada suhu 40-50
o
C selama 24 jam. Tujuannya adalah agar kandungan air yang
tadi digunakan saat pembuatan pasta amylum hilang. Kandungan air yang tinggi
pada pasta dapat menyebabkan friabilitas tinggi dan kerapuhan pada tablet.
Ukuran granul yang lebih kecil membuat luas permukaan partikelnya lebih besar
sehingga pengeringan menjadi lebih cepat dilakukan.
Granul yang telah dikeringkan kemudian dicampur dengan fasa luar
berupa talcum, Magnesium stearat dan natrium stearat hingga distribusi fase luar
merata dan homogen. Talcum berfungsi sebagai glidan dan lubrikan, sedangkan
Mg Stearat dan Na Starch Glycolat digunakan sebagai glidan dan lubrikan.
Lubrikan digunakan untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan
penarikan tablet ke luar cetakan. Glidan digunakan untuk memperbaiki laju alir
hasil campuran fase luar dengan granul (fase dalam) supaya memudahkan
pengaliran granul saat pencetakan talet. Camuran tersebut kemuadian diayak
dengan mess no 16 untuk meyamakan ukuran granul. Setelah itu, granul yang
diperoleh dari hasil pengayakan kemudian ditimbang, dan dievaluasi. Evaluasi
terhadap granul ini dilakukan dengan menentukan laju alir, kompresibilitas, dan
susut pengeringan atau lost of drying (LOD). Pengujian laju alir granul sangat
penting untuk dilakukan dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah
mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Laju
alir ini dapat ditentukan dengan menentukan sudut istirahat dari granul dengan
menggunakan metode corong, Sudut istirahat ini merupakan sudut yang dibentuk
oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk atau granul tersebut
mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit dalam hal ini adalah corong. 15
gr serbuk granul dimasukkan ke dalam corong yang ditutup , kemudian tutup
tersebut dibuka, dan dihitung waktu alir serta tinggi dan diameter dari tumpukan
granul yang dihasilkan. Dari hasil uji terhadap granul yang dihasilkan, diperoleh
sudut istirahat granul sebesar 29,25
0
C dengan waktu alir selama 3,25 detik. Sifat
laju alir granul yang baik pada umumnya dikatakan mengalir baik (free flowing)
apabila sudut diamnya lebih kecil dari 30
0
C, sehingga granul dapat dicetak
menghasilkan tablet yang homogen. Berdasarkan hasil percobaan, nilai sudut
itsirahat granul yang di buat memiliki laju alur yang baik (memenuhi kriteria).
Evaluasi terhadap granul yang berikutnya adalah penentuan nilai
kompresibilitas dari granul dengan menggunakan alat tap density. Sebanyak 15gr
granul dimasukan ke dalam gelas ukur yang ada pada alat, kemudian dicatat
volume awal nya. Selanjutnya alat dinyalakan selama 4 menit dan kemudian
volume akhir nya dicatat. Suatu granul yang baik memiliki nilai % kompresibilitas
dibawah 20 %. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, diperoleh nilai %
kompresibilitas dari granul sebesar 16,67 %. Nilai ini menunjukan bahwa granul
yang dihasilkan memenuhi kriteria nilai kompresibilitas yang baik.
Selanjutnya dilakukan penentuan kadar susut pengeringan atau loss of
drying (LOD) unutk menentukan kadar air yang terkandung dalam granul.
Sebanyak 10 gr granul disimpan secara merata diatas piringan logam pada alat uji.
Kemudian suhu diatur pada 70
0
C, dan kemudian alat dinyalakan selama 10 menit.
Dari hasil pengujian diperoleh % LOD atau kadar air yang terkandung dalam
granul sebesar 3,07 %. Nilai ini menujukan bahwa granul memiliki kadar air yang
kurang baik, karena batas maksimum kadar air untuk granul adalah 2 %. Beberapa
faktor yang mempengaruhi nilai LOD dari granul tersebuat adalah proses
pengayakan yang memakan waktu terlalu lama. Sehingga selama proses
pengayakan, granul mengikat air di sekitanya sehingga kadar air dalam granul
bertambah.
Kemudian, dilakukan pencetakan tablet dengan single punch tablet press
dengan cetakan tablet. Dilakukan beberapa kali pencetakan awal, dimana setiap 1
tablet yang dibuat kemudian diuji bobot dan kekerasannya. Hal ini dilakukan
supaya tablet yang dicetak memenuhi rentang bobot tablet teoritis yang diizinkan,
yaitu antara 599,45 mg hingga 662,55 mg.
Setelah tablet dicetak seluruhnya, dilakukan evaluasi tablet. Pengujian
keseragaman bobot dan ukuran dilakukan untuk melihat keseragaman dosis pada
masing-masing tablet. . Pada tablet yang dibuat didapatkan bobot rata-ratanya
adalah 0,66415 g . Berdasarkan FI III, untuk uji keseragaman bobot pada tablet
yang telah dibuat dengan bobot rata-rata tersebut (di atas 300 mg), dinyatakan
bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari 5%
bobot rata-rata (0,03302075 g) dan tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari 10% bobot rata-rata (0,066415 g). Dari data yang didapat, tidak
ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari 5 % dan 10% bobot rata-rata.
Dengan demikian, tablet yang dibuat memenuhi syarat. Dilihat dari bobot yang
didapatkan dibandingkan dengan bobot teoritis, terdapat perbedaan yang cukup
jauh dengan berat nyata tablet. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh zat aktif
dan dari kadar air yang bertambah pada saat bentuk granul.
Pada pengujian keseragaman ukuran, diperoleh diameter da tebal rata-rata
adalah 12,1095 mm dan 6,456 mm. Disyaratkan tidak boleh ada diameter dan
tebal yang menyimpang 1% dari rata-ratanya (d= 0,121095, t= 0.06456).
Berdasarkan data pengukuran yang didapat dari percobaan, tidak ada
penyimpangan hasil melewati ketentuan tersebut. Sehingga dapat dikatakan
bahwa nilai keseragaamn ukuran memenuhi kriteria.
Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat tablet
sehingga mempengaruhi pengemasan dan penyimpanannya. Pada pengujian
kekerasan, tablet diletakan dengan posisi panjang vertikal seperti angka 0
karena pada posisi ini tekanan maksimalnya dapat terukur. Dari hasil yang
didapatkan, dihasilkan kekerasan tablet yang memenuhi tidak memenuhi kriteria
dengan rata-rata nilai kekearasan tablet 34,2 N dimana kekerasan tablet yang baik
berkisar antara 40-80 N. hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya zat pengikat
yang ditambahkan dan juga nilai LOD besar karena mengandung air yang
berlebih.
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada
pengujian frialbilitas, digunakan 6 tablet dengan bobot total 6,6901 g. %friabilitas
tidak boleh lebih dari 1%. Setelah diuji, didapatkan % friabilitas sebesar 8,23%.
Hasil ini tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan nilai LOD yang besar.
Pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama tablet
akan hancur pada kondisi yang menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan FI III,
waktu hancur yang baik tidak lebih dari 15 menit. Pada pengujian ini, didapatkan
waktu hancur yang melebihi 4 menit 45 detik. Waktu ini menang tidak melebihi
batas maksimal dari waktu hancur obat yang baik, namun terhitung terlalu cepat
karena di bawah 5 menit. Waktu hancur yang terlalu cepat akan sangat
mempengaruhi effeknya yang bisa jadi menghilangkan sifat teurapetik.












XI. Kesimpulan

1. Proses pembuatan tablet dengan zat aktif parasetamol dengan metode
granulasi basah dapat dilakukan dengan menggunakan zat pengikat
amylum.
2. Uji Quality Control (QC) terhadap tablet dapat dilakukan meliputi uji
keseragaman bobot dan bentuk, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan
tablet, waktu hancur, friabilitas, laju air , dan kadar air yang terkandung
dalam tablet.





















DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1994. Ilmu Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Banker, G.S. dan Anderson, N.R. 1984. Tablet: Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Jakarta: UI Press.
Ditjen PIM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Lachman, L., H.A Lieberman, dan J.L Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.
Siregar, Charles J.P. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-Dasar
Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai