Anda di halaman 1dari 14

Dental Management pasien hipertensi

Pasien dengan riwayat hipertensi atau datang dalam kondisi hipertensi memerlukan
pengelolaan dental yang tidak sama dengan pasien normal. Pada sebagian besar pasien, prosedur
atau tindakan dalam bidang kedokteran gigi seringkali menyebabkan kecemasan dan memicu
pelepasan endogen cathecolamine yang meningkatkan tekanan darah pasien. Pengelolaan dan
pencegahan hipertensi perlu dilakukan pada pasien dengan riwayat hipertensi dengan tujuan
untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas serta memberikan perawatan dengan strategi
preventif dan kuratif yang sesuai dengan kondisi fisik dan emosional pasien dalam menerima dan
merespon perawatan sehingga komplikasi dapat dihindari.
Terdapat dua strategi perawatan gigi pada pasien hipertensi, yaitu strategi preventif dan
kuratif (Tabel 1) dan perhatian yang sangat besar harus diberikan khususnya adanya
kemungkinan komplikasi hipertensi akut yang terjadi saat perawatan gigi (Tabel ). Pada strategi
preventif, meliputi semua tindakan untuk mengontrol tekanan darah pasien selama periode
perawatan, meliputi kontrol kecemasan, pemilihan anastesi, bahan anastesi dan kontrol sakit,
setelah tindakan selesai.
Tabel 1 !trategi preventif dan kuratif untuk perawatan gigi pada pasien hipertensi
Tekanan "arah !trategi
1#$%# mm&g atau kurang
Tekanan darah optimal
'esiko status (
)atat tekanan darah tiap kali kunjungan
Perawatan gigi rutin
1*#$%+ mm&g atau kurang
Tekanan darah optimal
'esiko status (
)atat tekanan darah tiap kali kunjungan
Perawatan gigi rutin
1*#$%+ sampai 1*#$%, mm&g
Tekanan darah tinggi-
normal (prehipertensi)
)atat tekanan darah tiap kali kunjungan
Perawatan gigi rutin
'esiko status (
1.#$,# sampai 1+,$,, mm&g
&ipertensi stage 1
'esiko status (( /
!tabil secara medis
Tidak ada
pembatasan aktivitas
fisik
)atat tekanan darah tiap kali kunjungan
Perawatan dental rutin
)atat tekanan darah setelah anastesi
local dengan adrenalin (dengan
pembatasan)
'ujuk medis secara rutin
10#$1## sampai 11,$1#, mm&g
&ipertensi stage
'esiko status ((( /
Tidak stabil secara
medis
ada pembatasan aktivitas
fisik
)atat tekanan darah tiap kali kunjungan
Perawatan dental selektif
)atat tekanan darah setelah anastesi
local dengan adrenalin (dengan
pembatasan)
'ujuk medis secara rutin
1%#$11# sampai #,$11, mm&g
&ipertensi stage
'esiko status ((( /
Tidak stabil secara
medis
!angat terbatas dalam
toleransi aktivitas fisik
)atat tekanan darah
Pemberian perawatan gigi emergensi
2onitor tekanan darah selama
perawatan
Penggunaan anastesi local tanpa
epineprin$adrenalin
'ujuk medis urgensi
1#$1# atau lebih
&ipertensi stage
'esiko status (3 /
Tidak toleransi terhadap
aktivitas fisik
&ipertensi mengancam
kehidupan
)atat tekanan darah
Pemberian perawatan gigi emergensi
2onitor tekanan darah selama
perawatan
Penggunaan anastesi local tanpa
epineprin$adrenalin
'ujuk medis emergensi
Tabel "iagnosis dan perawatan krisis hipertensi di dalam perawatan gigi
4ejala dan tanda Perawatan
5emas
6ajah kemerahan
!akit kepala
7epala dinaikkan
Pemberian oksigen (05$mnt)
Pemberian nitroglycerin (#,. mg)
sublingual$spray
Pusing
Tinnitus
Tekanan darah 810#$11# mm&g
Perubahan status mental
!akit pada dada
9ktifkan medical emergensi
2onitor tanda vital
&al penting lain yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasien dengan hipertensi adalah
sebagai berikut/
(1) !trategi Penatalaksanaan Pasien &ipertensi menurut 9!9
!trategi perawatan kuratif (Tabel 1) untuk pasien hipertensi harus disesuaikan dengan
kondisi fisik dan kemampuan emosi pasien untuk dapat menerima dan merespon terhadapa
perawatan yang diberikan. 9merican !ociety of 9naesthesiologists (9!9) mengklasifikasikan
status resiko pasien menjadi / 9!9 (, 9!9 ((, 9!9 (((, dan 9!9 (3. :ntuk pasien dengan 9!9
( (tekanan darah normal 1#$%# mm&g ; 1*#$%, mm&g, tidak ada penyakit sistemik) perawatan
gigi rutin dapat dilakukan. Pasien dengan 9!9 (( (pasien dengan hipertensi stage 1 (1.#$,# ;
1+,$,, mm&g), stabil secara medis, tidak ada pembatasan fisik), perlu pemantauan tekanan
darah setelah anastesi local yang mengandung adrenalin, perawatan gigi rutin bisa diberikan.
Pada pasien dengan hipertensi stage dengan tekanan darah 10#$1## ; 11,$1#, mm&g, tidak
stabil secara medis dan toleransi aktifitas fisik terbatas (9!9 (((), perlu pembatasan
vasokonstriktor dalam anastesi local yang digunakan. Perawatan gigi hanya yang bersifat
selektif. Prosedur gigi selektif meliputi (tetapi tidak dibatasi) untuk/ propilaksis, restorative,
periodontal, endodontic dan ekstraksi rutin.
Pasien dengan hipertensi stage dengan tekanan darah 1%#$11# ; #,$11, mm&g, tidak
stabil secara medis dan aktifitas fisik sangat terbatas (9!9 (3), beresiko untuk perawatan
dengan anastesi local yang mengandung vasokonstriktor. &anya perawatan gigi darurat
nonstressful yang bisa diberikan meliputi/ pengurangan sakit, perawatan infeksi (insisi sederhana
dan drainase). 9drenalin kontraindikasi untuk mengontrol hemostatis. Pasien hipertensi stage
dengan tekanan darah 1#$1# atau lebih tidak bisa menerima stress fisik atau emosional,
biasanya hipertensi yang langsung mengancam kehidupan (9!9 (3), semua tindakan dental
darurat harus dipertimbangkan bahwa terapi gigi memang benar-benar menguntungkan
dibanding komplikasi yang ditimbulkan akibat hipertensinya.
() Penggunaan 9nestetikum
9nestetikum digunakan untuk mengontrol rasa sakit selama perawatan gigi. 9nestesi lokal
merupakan jenis anestesi yang lebih baik digunakan pada pasien dengan hipertensi karena tidak
menimbulkan kecemasan. <amun, anestetikum lokal mengandung vasokonstriktor yang
digunakan untuk memperpanjang durasi anestesi, mengurangi resiko toksis sitemik, mengontrol
perdarahan, dan menghambat absorpsi anestetikum.
3asokonstriktor pada bahan anestesi lokal menyerupai mediator system saraf simpatis,
epinefrin, dan nonepinefrin. 3asokonstriktor merupakan salah satu obat simpatomimetik yang
mempengaruhi reseptor adrenergic. 'eseptor adrenergik dibagi dua, alfa dan beta yang keduanya
dibagi dua subtype, alfa 1 dan alfa serta beta 1 dan beta. 'eseptor alfa1 banyak terdapat pada
arteriol perifer. 9lfa dan beta 1 pada jantung, dan reseptor beta banyak terdapat pada arterior
pada otot skeletal dan otot polos bronkiale. 'eseptor =alfa cenderung meningkatkan tekanan
darah tetapi tidak dramatic. 'eseptor =eta1 akan meningkatkan frekuensi nadi jantung dan
kekuatan kontraksi jantung sehingga meningkatkan tekanan darah, sedangkan reseptor beta
menyebabkan vasodilatasi dan bronchodilatasi. >pinefrin memiliki pengaruh yang hampir sama
terhadap reseptor beta1 dan beta sehingga tidak akan meningkatkan tekanan darah secara
dramatis. 9drenalin atau >pinefrin lebih aman digunakan untuk pasien hipertensi dibandingkan
dengan vasokonstriktor lain karena tidak meningkatkan tekanan darah secara dramatis akibat
perangsangan pada reseptor beta 1 dan beta yang hampir sama dan waktu paruh adrenalin yang
singkat sehingga memiliki pengaruh yang sesaat. Pada penelitian yang membandingkan
pemeriksaan dan perawatan gigi, perbedaan rata- rata % mm&g pada systole dan 1 mm&g pada
diastole terjadi pada prosedur bedah mulut dan kenaikan tekanan darah selama injeksi anestesi
bersifat sesaat dan kembali normal setelah jarum ditarik.
Penggunaan vasokonstriktor adrenalin atau epinefrin maksimal untuk pasien sehat adalah
#, mg setiap kali kunjungan dan #.#*0- #.#+. mg epinefrin (- * ampul lidocain ? dengan
epinefrin 1/1##.###) setiap kali kunjungan untuk pasien dengan hipertensi terkontrol. !edangkan
penggunaan vasokonstriktor epinefrin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipertensi
tidak terkontrol, angina yang tidak stabil, riwayat infark myokard dan stroke kurang dari 0 bulan,
pasien by pass arteri koroner kurang dari * bulan, hipertiroid tidak terkontrol, gagal jantung
parah, sensitive sulfit, dan phaeochromocytoma.
Penggunaan anestesi lokal merupakan pilihan yang lebih baik untuk pasien dengan
hipertensi dibandingkan dengan anestesi umum asalkan pemberian anestesi sesuai dosis
maksimum dengan pemberian anestesi yang perlahan dan menghindari penyuntikan
intravascular.
(*) 6aktu Perawatan dan 2onitoring Pasien
Pemilihan waktu perawatan gigi merupakan hal yang harus dipertimbangkan. =erdasarkan
klasifikasi hipertensi berdasar fase diurnal, kenaikan tekanan darah pada pasien hipertensi sering
terjaid sekitar waktu bangun tidur pagi, mencapai puncak pada pertengahan hari dan fluktuasi
tekanan darah cenderung menurun pada sore hari, oleh karena itu sore hari merupakan waktu
perawatan yang tepat.
2onitoring pasien harus dilakukan selama penatalaksanaan dental dan memastikan pasien
dalam keadaan tenang. Tekanan darah harus diukur minimal dua atau tiga kali dengan jeda
beberapa menit pada pasien dengan riwayat hipertensi dan pengukuran tekanan darah awal tidak
dilakukan langsung ketika pasien memasuki ruang praktik. Tekanan darah juga harus diukur
sebelum dan setelah injeksi anestesi lokal dengan vasokonstriktor.
(.) 7ontrol 7ecemasan
7ecemasan dan stres dalam perawatan gigi dapat menyebabkan meningginya tekanan
darah dan mempercepat denyut jantung. "okter gigi harus memastikan kembali kondisi pasien
dalam keadaan rileks sebelum operasi dimulai. Premedikasi per oral dengan ben@odia@epine
seperti tria@olam, oAa@epam, dia@epam yang dikonsumsi pada malam hari sebelum kunjungan
serta 1 jam sebelum tindakan dapat menurunkan kecemasan pasien. !edasi oral dapat menolong
pasien dalam meredakan kecemasan. !edasi dengan <B- B dapat digunakan dalam
mengendalikan kecemasan, dan juga dapat mengurangi tekanan darah (tekanan sistolik dan
diastolic 1+-1# mm&g) kira-kira 1# menit digunakan sebelum perawatan dilakukan, namun dapat
menyebabkan hipoksia pada pasien dengan hipertensi.
(+) Penurunan Tekanan Brtostatik
Pasien dengan hipertensi dan mengkonsumsi obat- obatan antihipertensi seringkali
mengalami orthostatic hipotensi sebagai efek samping antihipertensi, sehingga perubahan posisi
kursi dental saat penatalaksanaan dental harus dihindari. !aat dokter gigi memulai tindakan
maupun setelah tindakan selesai, posisi dental chair harus dikembalikan pada posisi tegak secara
perlahan dan pasien terus dimonitor hingga pasien merasa stabil dan seimbang. !eluruh
penatalaksanaan dental dilakukan dengan posisi semi supine dan pasien diinstruksikan untuk
tepatap di tempat duduk sampai perfusi serebral yang memadai telah kembali.
(0) Pengurangan (nteraksi Bbat
Pasien dengan hipertensi mengkonsumsi bermacam obat yang perlu dicatat saat melakukan
anamnesis. 9spiriin biasanya diberikan kepada pasien hipertensi untuk mencegah thrombosis
vascular di serebral atau koronal. 9spirin perlu dihentikan selama + hari sebelum tindakan yang
menimbulkan perdarahan. Pemberian analgesic non steroid sebaiknya dihindarkan karena dapat
mengurangi efek antihipertensi.
(1) 7onsultasi 2edis
!eluruh pasien yang akan menerima tindakan perlu mendapatkan pengukuran tekanan
darah sebelum tindakan dengan tiga tujuan, yaitu untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
kegawatdaruratan medis akibat hipertensi maupun hipotensi saat tindakan dental, screening dan
monitoring pasien, serta keperluan medikolegal.
Pada pasien dengan hipertensi, konsultasi ke internis perlu dilakukan untuk mencegah
kemungkinan adanya hipertensi sekunder akibat komplikasi penyakit lain.
!kema pelaksanaan pasien hipertensi di praktek dokter gigi/
Sumber:
&argitai, 5ieutenant (stvan and !herman, )aptain 'obert. ##1. "ental management of the
hypertensive patient. Naval Postgraduate Dental School National Naval Dental Center
Bethesda, Maryland. 3ol. *, <o. 1
'ahajoe, Poerwati !oetji. ##%. Pengelolaan Pasien Hipertemsi untu Pera!atan d Bidang
"edoteran #igi. Cogyakarta/ Durnal =agian =edah 2ulut Eakultas 7edokteran 4igi
:niversitas 4ajah 2ada.
9smarida, 'ita. ##*. Penatalasanaan Pasien Hipertensi di Prate Doter #igi. !umatera
:tara/ Eakultas 7edokteran 4igi :niversitas !umatera :tara. &al 0,1,,, 1, 1+
Dental management pasien diabetes
7uesioner yag disusun secara teliti dapat memberikan beberapa indikasi bahwa pasien dapat
mempunyai risiko diabetes ataupun diabetes yang tidak terdiagnosis, terutama tipe . "engan
demikian, jika jawaban positif terhadap pertanyaan seperti/ apakah anda seing buang air kecil
terutama pada malam hariF 9tau apakah anda seing merasa hausF Pasien sebaiknya ditanya lebih
lanjut mengenai riwayat pribadi dan keluarga mengenai diabetes. Temuan berikut juga
merupakan indikasi kemungkinan diabetes/ hilang berat badan, iritabilitas, mulut kering, sering
infeksi, riwayat penyembuhan luka yang lama, pada perempuan yang melahirkan biasanya
bayinya beratnya lebih dari 1# pon atau memiliki riwayat aborsi spontan. Pasien obesitas lebih
dari .# tahun juga sebaiknya ditanyai akan adanya risiko diabetes. Dika satu atau lebih penemuan
sistemik berkaitan dengan satu atau lebih penemuan intraoral berikut ini maka pasien harus dites
mengenai ada tidaknya diabetes/ penyakit periodontal nyata, riwayat adanya penyakit
periodontal rekuren, abses multipel, riwayat adanya penundaan penyembuhan luka intraoral
setelah ekstraksi gigi, sindroma mulut kering (dry mouth), candidiasis intraoral dan hilang berat
badan juga menjadi penemuan utama pasien 9("!. "engan demikian, diagnosis diferensial yang
teliti harus dilakukan.
"okter gigi dapat menggunakan glukometer yang tersedia secara komersial untuk
mengkonfirmasi kecurigaan pasien mempunyai diabetes.
"irekomendasikan bahwa jika pasien dicurigai diabetes, ia sebaiknya dirujuk ke dokter untuk
evaluasi dan diagnosis secara tepat. =aru-baru ini, parameter untuk menentukan konsentrasi
diagnostik EP4 telah diturunkan dari 1.# menjadi 10 mg$d5, tetapi modifikasi ini masih dalam
penelitian dan beberapa jurnal yang dipublikasikan berpendapat kontra terhadap validitasnya.
1. Pasien diabetes tipe 1 dan terkontrol biasanya dapat menerima semua tindakan
perawatan dental tanpa pencegahan tertentu.
. "okter gigi harus mengetahui tipe dan dosis insulin, termasuk medikasi lainnya yang
diminum pasien.
*. "okter gigi sebaiknya mengetahui apakah pasien mempunyai riwayat serangan
hipoglikemik dan tanda dan gejala yang menyertai. 7emungkinan serangan hipoglikemik
meningkat jika telah terjadi serangan sebelumnya (lihat tanda dan gelana hipoglikemia di
bawah).
.. "alam rangka menghindari episode hipoglikemia ketika mendapatkan perawatan dental,
dianjurkan untuk menjadwalkan pasien berdasarkan waktu aktivitas insulin tertinggi yang
bervariasi dari *# menit hingga % jam setelah injeksi tergantung tipe insulinnya. "engan
demikian, kunjungan tidak haruse selalu di pagi hari.
+. Pasien harus disarankan untuk tidak mengganti dosis dan waktu administrasi insulin,
serta tidak mengganti dietnya.
0. "isarankan untuk menyediakan jus jeruk di tempat praktik atau bentuk lain glukosa, yang
diberikan pada pasien yang menunjukkan tanda-tanda awal hipoglikemia. =iasanya, dosis
0 o@ semua jus buah atau minuman lain mengandung karbohidrat dapat membalik gejala
hipoglikemi.
1. Dika pasien menerapkan monitoring glukosa darah mandiri, ia dianjurkan untuk
membawa glukometernya sendiri.
%. Tekanan emosi dan fisik meningkatkan jumlah kortisol dan epinefrin yang disekresikan
sehingga menginduksi hiperglikei. "engan demikian, jika pasien terlihat gelisah, sedasi
pratindakan dapat dipertimbangkan.
,. Dika prosedur jangka panjang, terutama bedah, hendak dilakukan, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter pasien.
1#. 7onsultasi dengan dokter pasien diwajibkan jika/
1. Pasien mempunyai komplikasi sistemik diabetes seperti penyakit jantung atau
ginjal,
. Pasien kesulitan untuk mengontrol diabetes atau sedang mengonsumsi dosis besar
insulin,
*. Pasien mempunyai infeksi oral akut seperti abses periapikal atau abses
periodontal.
11. &ospitalisasi mungkin diperlukan pada pasien poin 1#a atau 1#b di atas.
1. 9ntibiotika sebaiknya diresepkan bagi pasien poin 1# di atas untuk mencegah infeksi
sekunder atau komplikasi infeksi pra-eksis dan untuk mempercepat penyembuhan luka.
1*. Perawatan kasus-kasus parah penyakit periodontal pada pasien diabetes, bersamaan
dengan prosedur bedah, mungkin memerlukan penggunaan tetrasiklin sistemik.
Tetrasiklin dapat membantu tidak hanya kondisi periodontal, tetapi juga dapat
mengontrol hiperglikemia.
Penting untuk ditekankan bahwa dokter gigi sebaiknya mengambil semua tindakan pencegahan
untuk menghindari terjadinya serangan hipoglikemia ketika pasien menjalani perawatan gigi.
!erangan hipoglikemis terjadi ketika konsentrasi glukosa darah turun di bawah 0# mg$d5 tetapi
pada bebeapa pasien dapat terjadi di bawah konsentrasi ataupun di atas konsentrasi tersebut.
7etersediaan sebaiknya termasuk adanya bentuk lain karbohidrat absorbsi cepat yang diberikan
peroral, seperti jus buah, soda, gula, es krim, permen dan lain-lain. Pasien yang mengalami
hipoglikemi akan kembali normal selama 1# ; # menit setelah administrasi karbohidrat 1+
gram, yang ekuivalen dengan . ; 0 ons jus buah atau sodaG atau . sendok teh gula.
!umber/ Sedano, H.O. 2011. Implikasi Dental Diabetes Mellitus
http$%%dentistin&ali.!ordpress.com%'())%(*%')%impliasi+dental+dia&etes+mellitus%
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk tindakan bedah pada pasien hemofilia
&emofilia dapat di golongkan dalam * tingkatan, yaitu /
Tabel 1. Tingkatan hemofilia
lasifikasi adar !aktor "## dan !aktor #$ di
dalam darah
%erat 7urang 1 ? dari
normalnya
Sedang 1 ? - + ? dari
normalnya
&ingan + ? - *# ? dari
normalnya
!umber / !udoyo, ##,
Penderita hemofilia parah$berat yang hanya memiliki kadar faktor 3((( atau faktor (H
kurang dari 1? dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali
perdarahan dalam sebulan. 7adang ; kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang
jelas.
Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia
berat. Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang
berlebihan.
Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. 2ereka mengalami masalah
perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang
serius. 6anita hemofilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami
menstruasi.
7asus ini membahas mengenai prosedur pembedahan pada pasien hemofilia. !emua
pembedahan dalam kedokteran gigi dapat dilakukan pada pasien hemofilia dengan tahapan
penatalaksanaan sebagai berikut /
1. 'encana perawatan
a. 2elakukan pemeriksaan klinis dan radiografi.
b. 2emastikan profilaksis berfungsi baik selama multiple e,traction, dengan pecabutan
maksimal gigi pada pertemuan pertama (=rewer, ##0).
c. 2engobservasi kondisi perdarahan pasien paska pencabutan (=rewer, ##0).
d. 2engetahui tindakan apa saja yang memerlukan faktor koagulan atau desmopresin sebagai
anti hemostatik.
e. 2enentukan agen hemostatis lokal yang tepat. "ianjurkan tidak menggunakan fi&rin glue
pada pasien yang belum pernah transfusi darah atau sudah pernah mendapatkan faktor
rekombinan 3((( maupun (H untuk mencegah transmisi viral (=rewer, ##0).
f. 9ntibiotik hanya diberikan pada pasien yang mengalami infeksi sebelum perawatan (5ittle,
##%).
. Periode perioperatif
a. 2emastikan oral higiene pasien baik, dengan cara menghilangkan kalkulus dan plak, serta
penggunaan obat kumur seperti chlorhe,idine (=rewer, ##0).
b. 2enggunakan agen fibrinolisis seperti asam traneksamat (*A$hari untuk dewasa), -psilon
.minocaproic .cid +# mg .A$hari selama seminggu sebelum pembedahan (=rewer, ##0).
*. Periode intraoperatif
a. Pasien berkumur dengan klorheksidin jam sebelum pemberian anastesi lokal (=rewer,
##0).
b. !emua anestetikum dengan kandungan epinephrine 1 / 1### dapat digunakan (5ittle, ##%).
c. Teknik anestesi lokal yang tidak memerlukan anti hemostatik yaitu anestesi infiltrasi bukal,
intrapapilary, dan intraligamen, sedangkan yang perlu diberikan anti hemostatik adalah blok
mandibula dan infiltrasi lingual ('iyanti, #1#).
d. 2elakukan tindakan ekstraksi dengan trauma seminimal mungkin.
e. 2enjahit soket gigi bila gingival margin terbuka. Penjahitan dengan benang non-absorpsi
kemungkinan terjadi perdarahan saat benang diambil (=rewer, ##0).
f. 2enggunakan hemostatik lokal seperti o,idi/ed cellulose atau lem fibrin (=rewer, ##0).
g. 2enggunakan selembar bahan pelindung berbahan vacuum lembut untuk melindungi soket
(=rewer, ##0).
.. Periode postoperatif
a. Pasien dilarang berkumur dan merokok selama . jam.
b. Pasien diet makanan lunak, dan tidak beraktivitas berat selama 1 hari.
c. Pasien berkumur air garam (1 sendok teh garam dilaru tkan dalam 1 gelas air hangat) .A$hari
dimulai satu hari setelah ekstraksi selama 1 hari (=rewer, ##0).
d. 2emakai obat kumur antibakterial.
e. 2engkonsumsi obat sesuai instruksi.
<yeri gigi paska operasi dapat diatasi dengan parasetamol atau asetaminofen. Penggunaan
aspirin harus dihindari karena menghambat agregasi platelet. Pemberian <!9(" harus
berkonsultasi dengan ahli hematologi karena dapat menimbulkan penghambatan agregasi
platelet. Pemakaian antibiotik paska perawatan menyebabkan perdarahan yang melambat,
kecuali golongan I-laktam karena dapat mengikat membran platelet sehingga membantu proses
pembekuan darah.
!umber/
=rewer, 9.,dkk. ##0. 4uidelines for "ental Treatment of Patients with (nherited =leeding
"isorders. "alam http/$$www.wfh.org$$docs$Publications$"entalJ)are$TB&-
.#J"entalJtreatment.pdf. "iakses pada tanggal 1% 2aret #1.
'iyanti, >. #1#. 4angguan Perdarahan Pada Perawatan 4igi dan 2ulut. "alam
http/$$pustaka.unpad.ac.id$wp
content$upload$#1#$#0$gangguanJpendarahanJpadaJperawatanJgigi.pdf. "iakses pada
tanggal 1% 2aret #1.
!udoyo, 9ru 6., dkk. ##,. Buu .0ar 1lmu Penyait Dalam 2ilid ' -disi 3. Dakarta / (nterna
Publishing

Anda mungkin juga menyukai