Anda di halaman 1dari 8

ANALISA HASIL RTT (ROUND TRIP TIME)

BENNY WIJAYA
{ Electronic Telecomunication Engineering} Department, Politeknik Caltex Riau
Benny.Wijaya168@yahoo.com

I. Pendahuluan
Sebuah performansi jaringan yang baik adalah
hal yang mutlak diidam-idamkan oleh
pelanggan internet. Sehingga user memiliki
hak untuk mengetahui performansi jaringan
komputer yang digunakannya, oleh karena itu
pengukuran performansi jaringan harus dilihat
untuk melihat Quality of Service(QOS) dari
sebuah jaringan internet yang terkonek ke PC
anda. Salah satu cara yang dapat diambil
untuk melihat parameter QOS jaringan adalah
dengan mengamati RTT atau singkatan dari
Round Trip Time. RTT adalah waktu yang
dibutuhkan oleh client dalam mengirimkan
suatu data menuju server dan kemudian
paket data tersebut dikembalikan oleh server
kepada user.

Gambar. RTT
Laporan ini bertujuan untuk menganalisa
suatu jaringan internet (client) dalam
melakukan perintah PING ke website
www.google.com. Sehingga setelah membaca
laporan ini, diharapkan pembaca dapat
mengetahui performansi suatu jaringan
internet, khususnya memahami bagaimana
suatu jaringan internet dikatakan stabil dan
memiliki bandwidth yang besar dan
mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi performansi jaringan. Dalam
melakukan pengambilan dan pengumpulan
data, kami menggunakan metode observasi
yaitu mengamati dan mencatat performansi
jaringan internet pada sebuah warnet dengan
menggunakan perintah PING. Pada laporan ini
juga akan diulas dan dianalisa performansi
jaringan dengan menggunakan berbagai objek
pembantu seperti grafik number of respon,
cummulative probability density dan RTT
Adapun hasil yang dapat disimpulkan dari
laporan ini adalah bagaimana performansi
jaringan jaringan internet yang diobservasi.
Dalam menulis laporan ini, penulis
menggunakan struktur yaitu bab I adalah
pendahuluan yang terdiri dari tujuan dan
manfaat penulisan laporan, metode yang
digunakan dalam penulisan laporan dan hasil
yang dapat disimpulkan dari laporan yang
telah dibuat.





II. Metode
Metode dalam pengambilan data adalah
observasi, penulis menentukan sebuah
warnet yang ingin diamati performansi
jaringan-nya lalu secara praktik melakukan
perintah PING pada comand promt dengan
salah satu PC yang ada di warnet tersebut
kemudian menyimpan data hasil PING untuk
kemudian dianalisa. Penulis tidak hanya
melakukan pengambilan data sekali, namun
beberapa kali, dengan tujuan untuk
mengamati performansi pada saat sebuah
jaringan sibuk (terdapat banyak pelanggan
pada warnet tersebut) dan pada saat jaringan
tidak sibuk (sedikit pelanggan). Dalam
menganalisa data, dengan menggunakan tiga
data, yaitu pada saat paket yang dikirimkan
128 byte, pada saat paket yang dikirimkan 256
byte dan pada saat paket yang dikirimkan
1000 byte. Kemudian dengan membuat grafik
sehingga dapat membantu dalam
menganalisa data. Grafik yang dibuat antara
lain seperti grafik number of respon, grafik
ini berfungsi untuk melihat kemunculan PING
terhadap sumbu X, grafik RTT berfungsi
untuk melihat nilai RTT dengan sumbu x yang
telah dibagi menjadi range-range tertentu,
dan grafik cummulative probability density
yang adalah perbandingan antara sumbu X
dan nilai CDF. Dalam menganalisa data,
penulis selain melakukan perintah PING, juga
melakukan perintah tracert, yaitu perintah
untuk melihat waktu yang dibutuhkan
jaringan dalam melakukan hop ke server
tujuan.
III. Hasil dan Analisa
Berikut akan diberikan gambar topologi
jaringan dari PC

Gambar. Topologi jaringan dari warnet ke
internet
Untuk melihat performansi jaringan, penulis
memakai tiga data PING, yaitu pada saat 128
byte (PING www.google.com n 1000 l 128 i
255 > 128.txt) maksudnya adalah melakukan
PING ke website google dengan iterasi atau
banyak data 1000, paket data yang dikirimkan
sebesar 128 byte dan maksimal hop yang
dilewati 255. Pada saat 256 byte (PING
www.google.com n 1000 l 512 i 255 >
512.txt) pada saat ini, paket data yang
dikirimkan sebesar 512 byte. Pada saat 1000
byte (PING www.google.com n 1000 l 1000
i 255 > 1000.txt) pada saat ini, paket data
yang dikirimkan sebesar 1000 byte.
Pada saat 128 byte
Pada paket data yang dikirimkan sebesar 128
byte (pada gambar 1.2, 1.2 dan 1.3). Pada
Gambar 1.1 dapat dilihat nilai nilai RTT dari
seribu paket sequence, pada grafik tersebut,
nilai RTT tertinggi pada saat paket ke 233
yaitu 83ms. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat
grafik hubungan number of respon yaitu
banyaknya respon paket dengan Sumbu X
yang merupakan nilai dari 0 hingga n(tak
hingga) dengan penambahan (delta) sebesar
25. Pada gambar tersebut, jumlah respon
tertinggi adalah pada saat nilai RTT dimulai
dari 50.5 (nilai 50.5 didapat dari rata nilai RTT
terendah dengan penambahan 25/delta 25)
yaitu sebanyak 992 respon dan saat 76.5
sebanyak 8 respon. Pada gambar 1.3. adalah
grafik hubungan sumbu X dengan cumulative
probability density, yaitu grafik yang
menghubungkan nilai pada sumbu X (25.5,
76.5 dan seterusnya) dengan CDF (kerapatan
kemungkinan kumulatif) yang nilainya harus
mencapai satu, karena adalah penjumlahan
dari nilai peluang kemunculan data pada
rentang RTT tertentu (delta 25) harus memiliki
nilai satu (nilai tertinggi peluang adalah satu).
Pada saat 512 byte

Pada paket data yang dikirimkan sebesar 512
byte (pada gambar 2.1, 2.2 dan 2.3). Pada
Gambar 2.1 dapat dilihat nilai nilai RTT dari
seribu paket sequence, pada grafik tersebut,
nilai RTT tertinggi pada saat paket ke 102
yaitu 49ms. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat
grafik hubungan number of respon yaitu
banyaknya respon paket dengan Sumbu X
yang merupakan nilai dari 0 hingga n(tak
hingga) dengan penambahan (delta) sebesar
25. Pada gambar tersebut, jumlah respon
tertinggi adalah pada saat nilai di sumbu X
adalah 50.5 (nilai 50.5 didapat dari rata nilai
RTT terendah dengan penambahan 25) yaitu
sebanyak 1000 respon. Pada gambar 2.3.
adalah grafik hubungan sumbu X dengan
cumulative probability density, yaitu grafik
yang menghubungkan nilai pada sumbu X
(50.5) dengan CDF (kerapatan kemungkinan
kumulatif) yang nilainya harus mencapai satu,
karena adalah penjumlahan dari nilai peluang
kemunculan data pada rentang RTT tertentu
(delta 25) harus memiliki nilai satu (nilai
tertinggi peluang adalah satu).

Pada 1000 byte

Pada paket data yang dikirimkan sebesar 1000
byte (pada gambar 3.1, 3.2 dan 3.3). Pada
Gambar 3.1 dapat dilihat nilai nilai RTT dari
seribu paket sequence, pada grafik tersebut,
nilai RTT tertinggi pada saat paket ke 80 yaitu
107ms. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat grafik
hubungan number of respon yaitu banyaknya
respon paket dengan Sumbu X yang
merupakan nilai dari 0 hingga n(tak hingga)
dengan penambahan (delta) sebesar 25. Pada
gambar tersebut, jumlah respon tertinggi
adalah pada saat nilai RTT dimulai dari 49.5
(nilai 49.5 didapat dari rata nilai RTT
terendah dengan penambahan 25) yaitu
sebanyak 992 respon dan saat 75.5 sebanyak
8 respon. Pada gambar 3.3. adalah grafik
hubungan sumbu X dengan cumulative
probability density, yaitu grafik yang
menghubungkan nilai pada sumbu X (49.5,
75.5 dan seterusnya) dengan CDF (kerapatan
kemungkinan kumulatif) yang nilainya harus
mencapai satu, karena adalah penjumlahan
dari nilai peluang kemunculan data pada
rentang RTT tertentu (delta 25) harus memiliki
nilai satu (nilai tertinggi peluang adalah satu).

Besar Paket data yang dikirim juga
mempengaruhi nilai RTT. Dianalogikan paket
data adalah sebuah kendaraan yang melaju
pada suatu traffic lalu lintas. Semakin besar
paket data berarti semakin besar jenis
kendaraannya. Pada traffic yang padat, tentu
saja kendaraan yang besar akan sulit melaju
dibandingkan dengan kendaraan yang kecil,
namun semakin besar paket data juga dapat
membantu dalam menganalisa, apakah
koneksi dari warnet ini stabil atau tidak. Jika
dilihat dari data, baik pada saat paket data
128, 512 dan 1000 byte memiliki nilai RTT
yang bagus, maka dapat disimpulkan bahwa
koneksi warnet pada saat itu adalah stabil.
Penulis melakukan pengambilan data pertama
pada saat warnet sedang dalam kondisi
sibuk(terdapat banyak user yang mengakses
internet), maka dapat diamati bahwa
bandwidth sebesar 3 Mbps yang digunakan
oleh warnet sangat besar, sehingga pada
kondisi traffic yang sibuk, koneksi masih
sangat stabil. Penulis juga mengamati
performansi jaringan warnet pada saat warnet
sedang sepi, dan hasilnya nilai RTT juga kecil,
maka dapat dianalisa bahwa performansi
jaringan warnet sangat baik.
Dalam menganalisa kualitas jaringan juga
dapat dilakukan dengan perintah Tracert,
yaitu dengan melihat hop, berikut adalah
gambarnya

Data diatas dapat dibaca seperti ini:
Pada nomor 1, paket data melewati IP
192.168.168.1, hop pertama bernilai 2ms hop
kedua bernilai 1ms dan hop ketiga bernilai
2ms, maka nilai hop pertama hingga ketiga
stabil (tidak berbeda terlalu jauh)
Pada nomor 2, paket data melewti IP
10.20.13.225, hop pertama bernilai 1ms hop
kedua 2ms dan hop ketiga 2ms juga stabil.
Kemudian hop terus dilakukan pada IP yang
berbeda hingga mencapai IP server
(google.com). dari data diatas dapat dianalisa
dengan menggunakan perintah tracert dapat
diamati kestabilan jaringan warnet ini.

Dari hasil analisa diatas, dapat disimpulkan
bahwa :
Dengan paket data yang dikirimkan ke
server bernilai 128, 512 atau 1000
byte, jaringan warnet tetap
menunjukan kestabilan koneksi yang
sangat baik.
Request time out jarang terjadi
Dengan perintah tracert dapat dilihat
waktu hop dari komputer client
hingga ke server, dan dengan tracert
dapat diamati bahwa performansi
jaringan warnet sangat stabil
Kesimpulan akhir bahwa pada saat
sibuk atau tidak sibuk, performansi
jaringan sangat stabil dan warnet
memiliki bandwidth yang sangat
besar.



























128 paket bytes ke google.com

Gambar 1.1 Grafik hubungan antara Round Trip Time (RTT) dengan paket sequence

Gambar 1.2 Grafik hubungan Number of Respon dengan Sumbu X

Gambar 1.3 Grafik Hubungan Sumbu X dengan CDF
0
20
40
60
80
100
1
3
5
6
9
1
0
3
1
3
7
1
7
1
2
0
5
2
3
9
2
7
3
3
0
7
3
4
1
3
7
5
4
0
9
4
4
3
4
7
7
5
1
1
5
4
5
5
7
9
6
1
3
6
4
7
6
8
1
7
1
5
7
4
9
7
8
3
8
1
7
8
5
1
8
8
5
9
1
9
9
5
3
9
8
7
R
T
T

(
m
s
)

Packet Sequence
RTT 1000 paket 128 bytes ke google.com
50.5
76.5
102.5
128.5
992
8
0
0
Grafik hubungan Number of Respon dan Sumbu X
SUMBU X
0.99
0.992
0.994
0.996
0.998
1
0 20 40 60 80 100 120 140
Grafik Hubungan Sumbu X dengan CDF
C
D
F
Sumbu X
LAMPIRAN GRAFIK
512 paket bytes ke google.com

Gambar 2.1 Grafik hubungan antara Round Trip Time (RTT) dengan paket sequence

Gambar 2.2 Grafik hubungan Number of Respon dengan sumbu X

Gambar 2.3 Grafik hubungan sumbu x dengan CDF

0
10
20
30
40
50
60
1
3
4
6
7
1
0
0
1
3
3
1
6
6
1
9
9
2
3
2
2
6
5
2
9
8
3
3
1
3
6
4
3
9
7
4
3
0
4
6
3
4
9
6
5
2
9
5
6
2
5
9
5
6
2
8
6
6
1
6
9
4
7
2
7
7
6
0
7
9
3
8
2
6
8
5
9
8
9
2
9
2
5
9
5
8
9
9
1
R
T
T

(
m
s
)

Packet Sequence
RTT 1000 paket 512 bytes ke google.com
0
1000
50.5
76.5
Number of respon in 25ms Bin 1000 paket ke
google.com
Sumbu X
K
E
M
U
N
C
U
L
A
N
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Grafik hubungan sumbu X dengan CDF
C
D
F
SUMBU X


Gambar 3.1 Grafik hubungan antara Round Trip Time (RTT) dengan paket sequence

Gambar 3.2 Grafik hubungan antara Number of Respon dengan sumbu X

Gambar 3.3 Grafik hubungan CDF dengan Sumbu X
0
20
40
60
80
100
120
1
4
5
8
9
1
3
3
1
7
7
2
2
1
2
6
5
3
0
9
3
5
3
3
9
7
4
4
1
4
8
5
5
2
9
5
7
3
6
1
7
6
6
1
7
0
5
7
4
9
7
9
3
8
3
7
8
8
1
9
2
5
9
6
9
RTT 1000 paket 1000 bytes ke google.com
Paket
Sequence
992
3 5 0
0
200
400
600
800
1000
1200
49.5 75.5 101.5 127.5
Sumbu X
0.991
0.992
0.993
0.994
0.995
0.996
0.997
0.998
0.999
1
0 20 40 60 80 100 120 140
C
u
m
m
u
l
a
t
i
v
e

P
r
o
b
a
b
i
l
i
t
y

D
e
n
s
i
t
y

Sumbu X
REFERENSI
en.wikipedia.org/wiki/Round-trip_delay_time
www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126640-R0308120
www.uinsuska.info/saintek/attachments/096_jurnal_stekin_vol11.pdf

Anda mungkin juga menyukai