Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK

: ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TB PARU

SUBTOPIK

: PENGELOLAAN KLIEN DENGAN TB PARU

SASARAN

: KLIEN DAN KELUARGA

WAKTU

: 60 MENIT

HARI/TANGGAL

: JUMAT, 11 DESEMBER 2009

Tujuan:
1.1 Tujuan utama
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien mengerti tentang apa itu
penyakit TB paru, apa penyebabnya, bagaimana gejala klinis, dan bagaimana
pencegahan penyakit TB paru.
1.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu

2.

Menjelaskan pengertian TB Paru.

Menjelaskan apa penyebab TB paru.

Menyebutkan bagaimana tanda dan gejala TB paru.

Menjelaskan bagaimana pencegahan penyakit TB paru.

Menjelaskan bagaimana pengobatan penyakit TB paru.

Menjelaskan perawatan penyakit TB Paru.

Sasaran
Pasien TB Paru beserta keluarganya.

3. Materi
Pengelolaan pada klien TB Paru.
4. Penyuluh :
Hendri Edi H
Nancy Patmawati
Nike Wardani

Nira Wahyu
5. Metode :

Ceramah

Tanya jawab

6. Media

Leaflet

Flipchart

7. Mekanisme kegiatan
No.
1.

WAKTU
3
Menit

KEGIATAN PENYULUH
Pembukaan :

kegiatan Menjawab salam

Membuka
dengan

KEGIATAN PESERTA

mengucapkan

salam.

Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan


penyuluhan

2.

materi Memperhatikan

yang akan diberikan


Pelaksanaan :

10
Menit

Menyebutkan

pengertian

Memperhatikan

penyebab

Memperhatikan

Menyebutkan tanda dan

Menperhatikan

Menjelaskan
TB Paru

Menjelaskan
TB Paru

gejala TB Paru

Menjelaskan pencegahan

Memperhatikan

TB paru

Menjelaskan pengobatan
penyakit TB paru

Memperhatikan

Menjelaskan

Memperhatikan

perawatan

klien dengan TB paru


3.

5
menit

Evaluasi :

pertanyaan Menyampaikan pertanyaan

Menjawab

yang disampaikan

Menanyakan

kepada Menjawab pertanyaan

peserta

materi

tentang

yang telah diberikan, dan


reinforcement
peserta

kepada

yang

dapat

menjawab pertanyaan.
4.

2
menit

Terminasi :

Mendengarkan

Mengucapkan
terimakasih

atas

peran

serta peserta.

Mengucapkan
penutup

salam Menjawab salam

MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang
hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paruparu (IPD, FK, UI).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Mansjoer, 1999). Penyakit infeksi kronis
dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.
B. ETIOLOGI
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk
batang dan Tahan asam (Price , 1997)
Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 14/m.
Dengan tebal 0,3 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang
sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
C. GEJALA KLINIS
Gejala umum TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise,
gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. (Mansjoer , 1999)
Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan (Luckman dkk, 93)
Demam :

subfebril menyerupai influenza

Batuk :

- batuk kering (non produktif) batuk produktif (sputum)


- hemaptoe

Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
bagian paru-paru
Nyeri dada
Malaise

: anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat


malam

D. PENCEGAHAN
Tutup mulut saat batuk
Membuang ludah atau dahak pada tempat yang tertutup
Memeriksa anggota keluarga lainnya apakah terkena penularan TB Paru
Makan makanan yang bergizi
Memisahkan alat makan dan minum
Memperhatikan rumah terutama lantai dan jendela
Imunisasi BCG dapat melindungi dari penyakit TBC, diberikan pada bayi usia 011 bulan, anak-anak usia 5-7 tahun atau 12-13 tahun.
Ventilasi, pencahayaan rumah yang cukup diperlukan untuk membunuh kuman
penyebab penyakit TB
E. PERAWATAN PASIEN TB PARU
Mengawasi anggota keluarga yang sakit untuk menelan obat secara teratur sesuai
dengan anjuran dokter.
Mengetahui adanya gejala samping obat dan merujuk bila diperlukan.
Memberikan waktu istirahat kepada anggota keluarga yang sakit minimal 8 jam
sekali.
Mengingatkan atau membawa anggota keluarga yang sakit untuk pemeriksaan
ulang bulan ke 2,5 dan 6.
F. PENGOBATAN
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES. 2000 yaitu :

Tahap Intensif
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.

Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya
kekebalan obat.
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat
lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahap lanjutan penting untuk
membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Paduan obat kategori 1 :
Tahap

Lama

(H) / day

R day

Z day

E day

Jumlah
Hari X
Nelan Obat

Intensif

2 bulan

60

Lanjutan

4 bulan

54

Paduan Obat kategori 2 :


Tahap

Lama

Intensif

Strep.

Jumlah

@300

@450

@500

@ 250

@500

Injeksi

Hari X

Mg

Mg

mg

Mg

Mg

bulan
5

Nelan Obat
0,5 %

60

bulan

Lanjutan

30
-

66

bulan
Paduan Obat kategori 3 :
Tahap

Lama

H @ 300 mg

R@450 mg

P@500

Hari X Nelan Obat


60
54

Intensif

2 bulan

mg
3

Lanjutan

4 bulan

3 x week

OAT sisipan (HRZE)


Tahap

Lama

Intensif

(dosis

bulan

E day

Nelan X

@300 mg

@450

@500 mg

@250 mg

Hari

mg
1

30

harian)

G. PRINSIP GIZI MEDIS PADA KLIEN TB PARU


Tinggi kalori tinggi protein (TKTP) diberikan bertahap secara oral (melalui
mulut). Kaya vitamin dan mineral, dan cukup air.
H. SYARAT DIET
a) Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan individu
b) Mengkonsumsi protein yang berkualitas dari sumber hewani dan nabati seperti
daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan produk olahannya
c) Banyak makanan sayuran dan buah-buahan secara teratur, terutama sayuran dan
buah-buahan berwarna yang kaya vitamin A (beta-karoten), zat besi
d) Minum susu setiap hari
e) Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)
f) Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
g) Pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat di mana ada obat
yang diberikan saat lambung kosong, pada saat lambung harus penuh, atau
diberikan bersama-sama dengan makanan
h) Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah mual)
i) Menghindari rokok, kafein dan alkohol

I. BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN


Berbagai zi pada klien TB Paru.
a) Tempe atau produknya mengandung protein dan Vitamin B12 untuk mencukupi
kebutuhan klien dan mengandung bakterisida yang dapat mengobati dan
mencegah diare.
b) Kelapa dan produknya dapat memenuhi kebutuhan lemak sekaligus sebagai
sumber energi karena mengandung MCT (medium chain trigliseride) yang
mudah diserap dan tidak menyebabkan diare. MCT merupakan energi yang dapat
digunakan untuk pembentukan sel.
c) Wortel mengadung beta-karoten yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya
tahan tubuh. Vitamin E bersama dengan vitamin C dan beta-karoten berfungsi
sebagai antiradikal bebas.
d) Kembang kol, tinggi kandungan Zn, Fe, Mn, Se untuk mengatasi dan mencegah
defisiensi zat gizi mikro.
e) Sayuran hijau dan kacang-kacangan, mengandung vitamin neurotropik B1, B6,
B12 dan zat gizi mikro yang berguna untuk pencegahan anemia.
f) Buah alpukat mengandung lemak yang tinggi, dapat dikonsumsi sebagai
makanan tambahan. Lemak tersebut dalam bentuk MUFA (mono unsaturated
fatty acid) 63% berfungsi sebagai antioksidan.
g) Daging, telur, ayam, dan ikan sebagai sumber protein hewani.

DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN & DOKUMENTASI KEPERAWATAN. ED. 2 JAKARTA : EGC
Amin, M., (1999). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :Airlangga Univerciti Press
Carpenito, L.J., (1999). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran
UI : Media Aescullapius.

Anda mungkin juga menyukai