Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Banyak gejolak ketidakpuasan yang timbul akhir-akhir ini, memicu
timbulnya suasana yang kurang harmonis antara staf dan manajer . Keputusan
dari manajer, sebagaimana umumnya didasarkan pada beberapa perpaduan
antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal
yang diamati sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Apabila hal tersebut
tidak segera diatasi, dianalisis penyebabnya, dan dicarikan jalan keluarnya,
dikhawatirkan akan membawa dampak yang kurang baik terutama bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh manajemen puncak. Tujuan perusahaan mencakup
pertumbuhan, laba, produktivitas, kesejahteraan karyawan, dan lain
sebagainya. Peranan Sumber Daya Manusia dalam suatu perusahaan sangatlah
penting, perubahan yang relevan sangat berpengaruh pada jalanya perusahaan,
sering sistem yang dianut atasan dan bawahan tidak sama. Perbedaan sistem
ini akan menimbulkan konflik disfungsional. Kriteria yang fair digunakan
sebagai ukuran untuk menilai kinerja bawahan sangat diperlukan, dimana
salah satu alat utama penilaian adalah anggaran.
Menurut Supriyono (2000:40), Penganggaran merupakan proses
penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian
2

program. Dalam proses penyusunan anggaran manajer pusat


pertanggungjawaban berperan serta dalam menyusun usulan anggaran serta
mengadakan negoisasi dengan manajer diatasnya yang memberikan peran
kepadanya.
Anggaran mempunyai fungsi sebagai pedoman untuk menilai kinerja
individual para manajer (Schiff dan Lewin,1970). Disamping itu anggaran
menjadi alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi (Chow et al ,1988),
alat koordinasi dan komunikasi antara atasan dengan bawahan (Kenis, 1970)
dalam Herlinda (2001).
Ketika anggaran digunakan sebagai standar evaluasi kinerja, maka
penghargaan menjadi berhubungan langsung dengan kesuksesan anggaran. Untuk
mendapatkan gaya evaluasi kinerja yang baik sehingga memotivasi bawahan
dalam mencapai target, maka manajer perlu menyusun anggaran dengan baik
sebagai perencanaan keuangan yang menggambarkan seluruh aktivitas
operasional perusahaan. Proses penyusunan anggaran mempunyai dampak
langsung terhadap perilaku manusia (Siegel dan Marconi, 1989), terutama bagi
orang yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran( Sulaksono,2005).
Gaya evaluasi yang berbasis anggaran dipilih karena sangat
mempengaruhi kinerja bawahan. Gaya evaluasi anggaran adalah cara penilaian
prestasi dengan menggunakan anggaran sebagai dasar penentuan tingkat
kinerja (Sulaksono ,2005).
Gaya evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi akuntansi
(anggaran) masih dianggap penting oleh manajer. Gaya evaluasi tersebut sering
mengakibatkan perilaku yang menyimpang bila penerapanya kurang tepat.
3

Tekanan kerja yang berupa ketegangan psikis akan timbul dalam lingkungan
kerja. Untuk meredakan ketegangan tersebut, bawahan berusaha memanipulasi
laporan akuntansi dan terlibat dalam pembuatan keputusan disfungsional
(Sulaksono,2005).
Penelitian awal dalam area ini telah dilakukan oleh Hopwood (1972)
dan Otley(1978) dalam Maulana Kamal dan Ainun Naim (2000), yang
memusatkan perhatian pada hubungan bivariate antara gaya evaluasi dengan
tekanan kerja (job related tension), hubungan antar personal (interpersonal
relation) dan kinerja (performance). Hopwood (1972) dalam Maulana Kamal
dan Ainun Naim (2000), yang menggunakan sampel penelitian perusahaan-
perusahaan di Amerika, menemukan bahwa para manajer yang dievaluasi
dengan menggunakan data anggaran secara kaku (rigid) memiliki tekanan
kerja yang lebih tinggi dari pada para manajer yang dievaluasi berdasarkan
kontribusi mereka terhadap profitabilitas organisasi. Otley(1978) dalam
Maulana Kamal dan Ainun Naim (2000), mereplikasi penelitian yang
dilakukan oleh Hopwood,dengan menggunakan sampel yang berbeda yaitu
perusahaan-perusahaan di Inggris. Otley menemukan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam tingkat tekanan kerja dan kinerja yang
dilaporkan oleh para manajer baik yang dievaluasi dengan menggunakan
budget constrained style (BCS) maupun profit conscious style (PCS).
Didorong oleh ketidakkonsistenan hasil temuan Hopwood (1972) dan
Otley (1978), maka sejumlah penelitian berikutnya berusaha menemukan
penyebab terjadinya ketidakkonsistenan ini. Para peneliti mengembangkan
4

suatu model yang menghubungkan gaya evaluasi dengan sikap dan perilaku
bawahan dengan meneliti pengaruh faktor-faktor kontinjensi terhadap
hubungan tersebut. Menurut Govindarajan (1986) dalam Sulaksono( 2005),
bahwa untuk menyelesaikan perbedaan dari berbagai hasil penelitian tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontinjensi (contingency
approach). Pendekatan tersebut memberikan gagasan bahwa sifat hubungan
yang ada dalam gaya evaluasi yang dilakukan oleh atasan terhadap tekanan
kerja yang dialami oleh bawahan mungkin berbeda dari satu situasi dengan
situasi yang lain.
Terdapat berbagai faktor dan pengaruh terhadap hubungan antara gaya
evaluasi anggaran dengan kinerja, termasuk task and environmental
uncertainty(Hirst, 1983; Govindarajan,1984), budgetary participation
(Brownell,1982; Brownell dan Hirst, 1986), business unit strategy
(Govindarajan dan Gupto, 1985); culture difference (Harrison, 1983) dalam
Maulana Kamal dan Ainun Naim (2000). Gaya evaluasi anggaran dengan
kinerja juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang tercermin dalam
tekanan kerja, kepuasan kerja dan kinerja (Maulana Kamal dan Ainun Naim
2000).
Tekanan kerja menggambarkan tekanan yang timbul dari keadaan
stres psikologi di dalam lingkungan kerja (Kennis, 1979) dalam Maulana dan
Ainun Naim (2000), yang dapat berupa reaksi emosional yang bersifat
negatif terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
(Vossel dan Froehlich, 1979) dalam Maulana dan Ainun Naim (2000), dan
5

tekanan kerja yang tinggi dapat menimbulkan frustasi dan kegelisahan dalam
bekerja (Hopwood, 1973) dalam Maulana dan Ainun Naim (2000).
Kepuasan kerja dipandang sebagai sisi lain dari tekanan kerja yang
merupakan dampak perselisihan dalam gaya evaluasi kinerja berbasis
anggaran antara bawahan dan atasan. Kepuasan kerja mencerminkan
kegembiraan atau sikap emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja
seseorang (Locke, 1976) dalam Maulana dan Ainun Naim (2000).
Maulana Kamal dan Ainun Naim (2000), meneliti tentang perbedaan
antara gaya evaluasi kinerja menurut preferensi bawahan dengan gaya evaluasi
kinerja menurut persepsi atasan sebagai proksi pengukur perselisihan dalam
gaya evaluasi kinerja. Hasilnya adalah perselisihan dalam gaya evaluasi
kinerja tersebut akan mempengaruhi sikap dan perilaku bawahan dan atasan
yang tercermin dalam tekanan kerja, kepuasan kerja dan kinerja mereka.
Tri Sulaksono (2005), meneliti faktor kontinjensi berupa budaya
organisasi dan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi terhadap
hubungan variabel gaya evaluasi atasan dengan tekanan kerja dan kepuasan
kerja bawahan yang hasilnya menunjukkan gaya evaluasi atasan berpengaruh
terhadap tekanan kerja dan kepuasan kerja bawahan dan budaya organisasi
yang berorientasi pada pekerjaan memoderasi hubungan antara gaya evaluasi
atasan dengan kepuasan kerja bawahan.
Dengan mempertimbangkan penelitian Maulana Kamal dan Ainun
Naim (2000), dan Tri Sulaksono (2005), maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian pengaruh gaya evaluasi kinerja berbasis anggaran. Akan
6

tetapi, penelitian Maulana Kamal dan Ainun Naim dilakukan pada tahun
2000 dan menggunakan pendekatan dyadic yang menyatakan bahwa terdapat
dua orang yaitu atasan dan bawahan yang memainkan peran dalam menilai
kinerja bawahan, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 dan
menggunakan preferensi bawahan dalam menilai gaya evaluasi kinerja yang
dilakukan oleh atasan.
Penelitian yang dilakukan Maulana Kamal dan Ainun Naimobyek yang
dipilih adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ), tetapi dalam penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan-
perusahaan manufaktur di daerah Sukoharjo. Penelitian ini ditujukan untuk
mengukur gaya evaluasi kinerja atasan berdasarkan preferensi bawahan, yang
akan mempengaruhi mempengaruhi sikap dan perilaku bawahan, yang tercermin
dalam tekanan kerja, kepuasan kerja dan kinerja bawahan.
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis mengambil judul skripsi
PENGARUH GAYA EVALUASI KINERJA BERBASIS ANGGARAN
TERHADAP KINERJA: TEKANAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apakah gaya evaluasi kinerja berbasis anggaran berpengaruh terhadap
kinerja?
7

2. Apakah interaksi antara gaya evaluasi kinerja berbasis anggaran dengan


tekanan kerja berpengaruh terhadap kinerja?
3. Apakah interaksi antara gaya evaluasi kinerja berbasis anggaran dengan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
1. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh gaya evaluasi kinerja
berbasis anggaran terhadap kinerja.
2. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh interaksi antara gaya evaluasi
kinerja berbasis anggaran dengan tekanan kerja terhadap kinerja.
3. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh interaksi antara gaya evaluasi
kinerja berbasis anggaran dengan kepuasan kerja terhadap kinerja.
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Bagi pihak manajemen perusahaan, di harapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi pemikiran dan petimbangan dalam penentuan gaya
evaluasi kinerja berbasis anggaran untuk menekan pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja dan psikis bawahan.
b. Dapat memperkuat penelitian sebelumnya yang menguji hubungan antara
gaya evaluasi atasan terhadap tekanan kerja dan kepuasan kerja bawahan.
c. Bagi penulis, untuk memperdalam pengetahuan penulis mengenai gaya
evaluasi kinerja berbasis anggaran yang ada pada perusahaan.
8

E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan terbagi dalam lima pokok bahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yang meliputi konsep-konsep teori
yang menjadi acuan penelitian yaitu, anggaran, gaya evaluasi
kinerja, kinerja dan kinerja manajerial, tekanan kerja, kepuasan
kerja, pendekatan kontinjensi, kerangka pemikiran dan
pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi, sampel, dan
teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, metode
pengumpulan data, definisi operasional variabel dan metode
analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil analisis data dan pembahasan hasil analisis
tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab ini mengemukakan kesimpulan, saran dan keterbatasan
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai