Anda di halaman 1dari 21

USULAN TEKNIS

Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada


Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


BAB : B.2
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA


2.1 UMUM
Menerapkan konsep manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisasikan, melakukan
koordinasi dan pengendalian dengan menggunakan metoda : engineering, procurement,
construction, cost planning & monitoring, (EPC-CPM) dalam aktifitas-aktifitas tahapan
pelaksanaan pekerjaan.
Konsep ini mendasarkan diri pada ketiga komponen yang akan selalu melekat pada sebuah
proyek yaitu, jadwal, mutu dan biaya. Pengendalian jadwal pekerjaan dibantu dengan software
Microsoft Project yang akan dengan cepat dapat mengantipasi kemungkinan keterlambatan
untuk segera dicari jalan keluarnya sebelum meluas pada item pekerjaan lain atau paket kontrak
lain, sedangkan pengendalian mutu dilakukan dengan mempersiapkan prosedur dan check list
item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi, dan agar selalu dapat dilakukan dalam kondisi yang
terkontrol, yang memang merupakan pronsip pengendalian mutu, sedangkan mengenai
pengendalian komponen biaya, dilakukan melalui perhitungan.

2.2 PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek pada intinya mencakup pengendalian atas Rencana-rencana Manajemen
yang telah disebutkan di atas dan akan meliputi :
o Rencana Pengendalian Waktu/Schedule
o Rencana Pengendalian Lingkup Pekerjaan
o Rencana Pengendalian Biaya
o Rencana Pengendalian Dokumen
o Rencana Pengendalian Kualitas Pekerjaan / Mutu
o Rencana Pengendalian Kuantitas
Proses pengendalian berlangsung melalui langkah-langkah sebagai berikut:
o Laporan
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


o Analisis
o Identifikasi Arah Perubahan
o Periksa Penyebabnya
o Tentukan Langkah Korektif
Laporan yang digunakan untuk pengendalian merupakan laporan-laporan kemajuan Proyek yang
kemudian menghasilkan Rencana Pelaksanaan yang diperbaharui (Project Plan Updates) berikut
rencana-rencana tindakan koreksi.
Walaupun dokumentasi pengendalian terekam secara periodik melalui laporan-laporan Mingguan,
dan Bulanan, namun pada kenyataannya pengendalian proyek sebenarnya akan dilakukan
secara daily basis. Aktifitas pengendalian juga terutama akan tercermin dalam kegiatan rapat
pengendalian perkembangan proyek yang dilakukan secara periodik maupun khusus.

2.3 PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu/kualitas bukan hanya dalam segi bahan/material yang dipakai harus sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dalam kontrak saja tetapi meliputi mutu dan kualitas
pelaksanaan harus baik. Keduanya harus dilaksanakan bersama, karena keduanya saling terkait
satu dengan lainnya dan tak dapat dipisahkan dalam mencapai hasil pekerjaan yang dikatakan
baik dan memenuhi persyaratan.

2.3.1 Pengendalian Kualitas Bahan
Bahan material yang dipakai dilapangan harus memenuhi persyaratan, untuk dapat
menyatakan bahwa bahan/material tersebut dapat dipakai atau ditolak, tolak ukur yang
harus dipakai oleh Manajemen Konstruksi adalah :
1. Berita Acara Aanwizing
2. Kontrak Pekerjaan
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
4. Peraturan Standarisasi yang berlaku
5. Gambar Pelaksanaan
6. Hasil Test Laboratorium
7. Peraturan Pemerintah, Kepres, dll.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengendalian kualitas bahan yaitu :
1) Persyaratan bahan
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


Bahan yang akan digunakan harus memenuhi ketentuan yang ada untuk mencapai
kualitas bahan yang baik
2) Penyimpanan
Penyimpanan material yang kurang baik akan menyebabkan kerusakan pada
material yang akan digunakan, penyimpanan harus diperhatikan untuk bahan yang
berubah langsung karena kena air.

2.3.2 Pengendalian Kualitas Pelaksanaan
Kualitas pelaksanaan sangatlah penting dalam menentukan hasil akhir yang akan dicapai,
pengendalian kualitas tidak kalah pentingnya dari kualitas bahan karena bahan yang
bagus kalau tidak tepat dalam pelaksanaan di lapangan maka tidak akan mendapatkan
hasil yang baik, maka pengendalian kualitas pelaksanaan sangat penting diperhatikan
untuk menghasilkan hasil yang maksimum sesuai dengan persyaratan.

2.3.3 Quality Assurance Plan
QA Plan dimaksudkan untuk memberi keyakinan bahwa kontraktor melaksanakan
pekerjaan dan menghasilkan produk sesuai dengan Quality Plan dan sesuai dengan
persyaratan mutu yang ditetapkan dalam spesifikasi. Sedangkan secara spesifik
tujuannya adalah :
a. Menetapkan Quality Plan dan Kontraktor
b. Menjamin dilaksanakan penerapnnya
c. Mengontrol interface pekerjaan

a. Quality Control
Pada Prinsipnya Kontraktor dituntut untuk memiliki sistem pengendalian kualitas
(quality kontrol) dalam seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi sistem
pengadaan material, keahlian kerja (workmanship), pengawasan, pemeriksaan, dan
pengetesan, dan sistem lain yang diperlukan utnuk menghasilkan kualitas sesuai
dengan persyaratan, yang dibuktikan dengan pendokumentasian yang terecord
dengan baik atas implementasi semua proses konstruksi tersebut.

Pendokumentasian implementasi proses konstruksi di atas adalah terdiri dari :
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


- Certificate Test untuk semua material konstruksi dan peralatan mekanikal dan
elektrikal.
- Spesifikasi untuk item/komponen yang difabrikasi sebelumnya (pre-fabrication)
dan/atau mix design untuk beton.
- Certificate of Compliance untuks emua material dan/atau komponen yang
didatangkan (di impor) dari pihak ketiga.
- Lembaran Checklist pada setiap tahapan pekerjaan dari tahap Pra Konstruksi,
selama Konstruksi dan Pasca Konstruksi : yang dapat memberikan petunjuk
telah dilaksanakannya proses pemeriksaan sesuai dengan kemajuan
pekerjaannya.

b. Pemberitahuan Kegiatan Operasi (Notice of Operation)
Kontraktor bila diperlukan harus memberi tahu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi semua informasi tertulis mengenai lokasi material diperoleh dan lokasi
mana pekerjaan sedang disiapkan. Semua pekerjaan permanen harus dilaksanakan
dengan persetujuan Konsultan. Pemberitahuan tertulis yang lengkap harus diajukan
dalam waktu yang mencukupi sebelumnya agar Konsultan dapat mengatur kegiatan
inspeksi yang diperlukan untuk proses persetujuan pelaksanaan konstruksi.

c. Monitoring dan Pemeriksaan Ulang.
Adalah tugas tim Manajemen Konstruksi untuk mengadakan monitoring dan
pengawasan pekerjaan konstruksi dan dokumentasi yang tetapi tidak terbatas pada
disebutkan di atas, dengan cara melaksanakan pemeriksaan ulang terhadap item-
item beberapa item yang tercantum dalam checklist yang telah lengkap dilakukan
(diisi, dipenuhi) dan mengajukannya pada Pimpro untuk memperoleh persetujuan.

d. Perintah dan Tindakan Koreksi
Dalam hal pada pemeriksaan ulang tersebut didapati ketidaksesuaian dengan
persyaratan (non compliance) diperlukan dikeluarkannya Perintah Tindakan Koreksi
(Corrective Action Request) oleh Konsultan.


USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


e. Kewajiban kontraktor atas Perbaikan Ketidaksesuaian
Kontraktor selanjutnya dituntut untuk melaksanakan kewajiban untuk memperbaiki
ketidaksesuaian pekerjaan. Kelalaian atas pelaksanaan kewajiban tersebut dapat
mengakibatkan Kontraktor harus menanggung resiko atas biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan proses pebaikan oleh pihak lain yang ditunjuk.

2.4 PENGENDALIAN KUANTITAS
Pengendalian Kuantitas meliputi volume, baik itu panjang, lebar, tinggi dan lainya. Konsultan
Manajemen Konstruksi harus mengawasi pelaksanaan proyek dengan teliti sehingga tidak terjadi
pencurian yang biasanya dilakukan oleh Kontraktor yaitu masalah panjang, lebar, ataupun
pencurian masalah spesifikasi campuran adukan di beton sekunder, sehingga mengakibatkan
kualitas tidak sesuai dengan perencanaan.


2.5 PENGENDALIAN DANA
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dapat terjadi perubahan-perubahan yang
mengakibatkan adanya Addendum pekerjaan, dimana dapat dilaksanakan setelah ada surat
resmi dari Pimpro/Pimbagpro.
Adapun prosedur Addendum pekerjaan sebagai berikut :
1. Penyesuaian di lapangan, setelah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh pihak-
pihak yang terkait, sehingga terpaksa ada pekerjaan tambah, untuk ini Pimpro
memberitahukan dengan surat resmi kepada pemborong dengan tembusan kepada pihak-
pihak terkait tentang adanya pekerjaan tambah tersebut, dan sekaligus minta kepada
pemborong untuk segera mengajukan penawaran biaya pekerjaan tambah tersebut.
2. Pemborong kemudian menjawab dengan surat resmi dengan tembusan pada pihak-pihak
terkait, sekaligus mengajukan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut.
3. Konsultan Manajemen Konstruksi berkewajiban untuk ikut meneliti pekerjaan tambah yang
akan dilaksanakan yaitu :
Mengecek perhitungan Volume Pekerjaan tambah.
Harga satuan pekerjaan tambah yang jenisnya sama dengan pekerjaan sebelumnya
harus sama jika berbeda perlu dilakukan pemeriksaan.
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


4. Setelah disepakati harga pekerjaan tambah tersebut, Pimpro memberi perintah resmi untuk
dilaksanakan.
5. Pelaksanaan pekerjaan tambah oleh Pemborong sebelum surat perintah tertulis dari Pimpro,
tidak dapat dibenarkan.
6. Pekerjaan tambah disini harus diperhatikan nilainya terhadap kontrak awal, bila nilai
pekerjaan tambah melampaui 10% dari kontrak, maka harus dibuat Kontrak baru bukan
Addendum. Sebaliknya bila nilai pekerjaan tambah kurang dari 10%, maka cukup dibuat
Addendum.

2.6 PENGENDALIAN WAKTU
Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong TA. 2013 sesuai jadwal sangat penting, maka dalam Manajemen Konstruksi
diperhatikan dalam masalah waktu, karena itu diperlukan rencana kerja yang matang dalam
bentuk Time Schedule monitoring pekerjaan, yang diperjelas lagi dengan Weekly Schedule,
untuk membuat keduanya perlu adanya pemahaman yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Time Schedule
Kebenaran/ketetelitian pembuatan Time Schedule mengenai :
Item pekerjaan yang dilaksanakan.
Awal dan akhirnya Item pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
Bobot fisik pada tiap Item pekerjaan berupa prosentase.
Keterkaitan pekerjaan satu dengan lainnya, perlu adanya evaluasi khusus kapan
pekerjaan ini dimulai dan harus berakhir.

Time Schedule perlu dievaluasi kebenarannya yang menyangkut :
1. Tenaga kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan, jumlahnya serta keterampilannya.
2. Material/Bahan harus tepat waktu dengan kualitas yang sesuai spesifikasi yang ada
dalam kontrak.
3. Jumlah dan jenis peralatan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis dan
volume pekerjaan.
4. Metode/Sistem yang digunakan harus dapat mendukung semua kegiatan/pekerjaan di
lapangan.
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


5. Koordinasi harus berjalan dengan baik, sehingga menciptakan keserasian disetiap
bagian pekerjaan yang terkait.

b. Weekly Schedule
Dibuat untuk :
Merencanakan Item-item pekerjaan selama periode satu minggu
Membuat langkah-langkah pelaksanaan setiap minggu
Membandingkan bobot rencana dengan realisasi dilapangan yang sering tidak sama,
biasanya realisasi di lapangan lebih kecil daripada bobot rencana kalau tidak segera
diatasi maka keterlambatan semakin membengkak, sehingga tidak bisa tepat waktu,
jadi tujuannya adalah mengantisipasi keterlambatan pekerjaan di proyek.

Penyusunan Schedule proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan memudahkan
pengendaliannya adalah Schedule proyek yang realistis.
Pengendalian Schedule proyek juga hanya dapat dilakukan dengan baik apabila
informasi rencana-rencana kegiatan tersediakan setiap saat/periode dan tercatat atau
terorganisasikan secara rapih, dimulai dari adanya master Schedule proyek sebagai baseline.
Schedule harus dapat meliputi seluruh jenis kegiatan proyek antara lain :
Project preparation phase
Design phase
Tendering phase
Demoliton works
Construction phase
Fitting out phase
Commissioning Handover- migration phase

Yang dibuat dalam beberapa jenjang antara lain :
Project master Schedule
Individual contract Schedule
Be-weekly Schedule

USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


Demikian juga, pengendalian akan efektif apabila : dilakukan secara prioritas, mulai dari
batasan-batasan milestone strategis, bagian-bagian paling krusial atau kritikal selama
penyelenggaraan proyek; koordinasi-koordinasi Schedule secara periodik; dan responsif dalam
menyikapi proggres atau kendala yang terjadi.
Bagian-bagian kritikal serta kendala yang dapat segera diidentifikasi dalam pengendalian
Schedule ini diperkirakan antara lain :
Milestone rencana pembukaan/pemakaian.
Long lead items
Pekerjaan-pekerjaan fabrikasi
Pekerjaan finishing
Perubahan-perubahan pekerjaan
Cuaca
Jalur kegiatan kritis yang ditemukan setelah menyusun skuens pekerjaan sesuai metode
pelaksanaan yang ditetapkan.

Team Manajemen Konstruksi akan menggunakan perangkat lunak MS Project sebagai
fasilitas planning, monitoring & control Schedule. Pengendalian Schedule akan dimulai dari, atau
masukan pertamanya adalah Schedule proyek, kemudian diperiksa laporan-laporan kemajuan
termasuk adanya permintaan perubahan-perubahan rencana. Dari hasil pantauan akan
dikeluarkan Schedule updates berikut rencana tindakan lainnya. Bagan atau format kontrol yang
dipakai adalah Project Schedule Tracker.

2.7 PROSEDUR MANAJEMEN PROYEK
2.7.1 Prosedural Administrasi Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
Pemborong berhak mengajukan perpanjangan waktu berdasarkan alasan tertentu,
sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya, Pemborong berhak
mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan, prosedur permohonan perpanjangan
waktu yaitu sebagai berikut :
1. Pemborong mengajukan permohonan kepada Pimpro lewat surat resmi dan
tembusan kepada pihak-pihat yang terkait serta Konsultan Manajemen Konstruksi,
surat permintaan perpanjangan waktu dikirim paling lambat 2 minggu sebelum
Penyerahan I
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


2. Peran Konsultan Manajemen Konstruksi sebagai orang yang tahu dilapangan
memberikan saran kepada Pimpro mengenai permohonan pemborong beserta
alasannya bisa diterima atau ditolak berdasarkan data yang ada dilapangan yang
diberikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
3. Berdasarkan saran dari Konsultan Manajemen Konstruksi dengan koreksi disana-
sini maka Pimpro memberikan jawaban keputusan perpanjangan waktu tersebut,
dan tanggal keputusannya harus sebelum batas Penyerahan I
4. Selanjutnya Addendum Kontrak Perpanjangan Waktu dibuat.

2.7.2 Teguran/Peringatan kepada Pemborong
Teguran bisa dilakukan terhadap kontraktor apabila dalam melakukan pekerjaan tidak
sesuai dengan apa yang ada dalam kontrak, teguran pertama kali dilakukan dengan lisan,
apabila dengan lisan tidak ada perubahan sampai tiga kali maka diberikan surat teguran
melalui surat resmi dengan tembusan ke pihak yang terkait, bila kesalahannya
menyebabkan hal-hal fatal bisa dilakukan langsung dengan teguran secara tertulis
tergantung dari kesalahan yang dilakukan oleh Pihak Pemborong, bahkan bisa
dihentikan sementara pekerjaan tersebut kalau itu dianggap fatal sampai terjadi
kesepakatan antara kontraktor, Manajemen Konstruksi dan Pimpro/Pimbagpro.

2.7.3 Prosedural Penyerahan I dan II
Apabila pekerjaan sudah selesai dilakukan maka Kontraktor melakukan penyerahan I,
setelah masa pemeliharaan berakhir baru penyerahan II untuk itu prosedur yang dipakai
adalah sebagai berikut :
1. Pemborong apabila merasa penyerahan I dapat tepat waktu, maka paling lambat
dua minggu sebelum tanggal penyerahan I, harus sudah menyampaikan surat ke
Pimpro dengan tembusan ke semua pihak terkait, termasuk ke Konsultan
Manajemen Konstruksi
2. Konsultan Manajemen Konstruksi pertama-tama mencheck apakah sudah
memenuhi persyaratan untuk penyerahan I, maka dilakukan Opname untuk melihat
apakah sudah bisa dilakukan penyerahan I atau belum, persayaratannya pekerjaan
harus 100% selesai, walau disana sini masih ada yang belum sempurna, dibuat
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


Check List, apa dan mana yang belum sempurna dikerjakan dan harus dilakukan
pada masa pemeliharaan.
3. Bila sudah memenuhi persyaratan Konsultan Manajemen Konstruksi Resmi
mengundang pihak terkait, dibuat Berita Acara Penyerahan I, beserta Check List
hasil Opname yang dilakukan, mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang
sempurna dan haus disempurnakan selama masa masa pemeliharaan
4. Penyerahan ke II prosedurnya sama yaitu pekerjaan mencapai 100% sudah selesai
dan kekurang sempurnaan telah diperbaiki, serta kerusakan selama masa
pemeliharaan juga sudah diperbaiki, dan dilakukan Berita Acara Serah Terima II
Pekerjaan kepada Pimpro/Pimbagpro.

2.7.4 Prosedur Perubahan Merk
Untuk melakukan permohonan Perubahan Merk maka prosedur yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Kontraktor bisa mengajukan permohonan pada rapat koordinasi (Site Meeting) atau
dengan surat resmi ke Pemimpin proyek dengan tembusan pihak yang terkait
termasuk ke Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Konsultan memberikan saran kepada pemimpin proyek untuk meminta kepada
kontraktor apa alasannya bila tidak ada dilapangan barang yang dimaksud harus
meyertakan surat dari supplier yang menyatakan barang tersebut tidak ada atau
terbatas dilapangan, sehingga perlu penggantian merk yang harus dilakukan
sehingga jelas apa yang penyebabnya sehingga terjadi penggantian merk.
3. Konsultan Manajemen Konstruksi mengecek atas alasan kontraktor tersebut
dilapangan, apabila memang keadaannya benar maka baru dipertimbangkan
kemungkinan penggantian dengan bahan/merk yang setara. Konsultan Manajemen
Konstruksi juga harus mengecek berapa harga di lapangan, apabila harganya lebih
murah maka terjadi pekerjaan kurang, yang dapat diperhitungkan pada akhir
pelaksanaan, dengan pekerjaan tambah / kurang lainnya.




USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


2.8 PERALATAN DAN METODE KERJA
Pemakaian peralatan di lapangan tergantung dari beberapa faktor pertimbangan, antara lain :
a) Tempat atau lokasi pekerjaan.
b) Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah direncanakan.
c) Faktor kesulitan yang ada dilapangan baik itu mengenai lokasi yang jauh, susahnya
transportasi dan lain-lainnya.
d) Sistem / metode kerja yang akan dipakai.
e) Biaya yang dianggarkan.

2.9 KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA
Kecelakaan kerja sebisa mungkin dihindari baik itu mengenai tenaga kerja maupun material dan
bahan, yang mempengaruhi prestasi kerja dan pada akhirnya berdampak pada biaya proyek,
baik langsung maupun tidak langsung, secara umum ada beberapa prinsip dasar pencegahan
kecelakaan yang dipengaruhi pada setiap lokasi pekerjaan misalnya :
1. Peralatan yang akan digunakan harus berkondisi baik.
2. Menggunakan alat harus sesuai dengan kemampuan alat dan petunjuk yang diperbolehkan
dalam buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik dan sesuai fungsinya
3. Penggunaan alat pelindung ditempat yang sekiranya berbahaya baik itu menggunakan helm,
sepatu pengaman, baju pengaman dll.
4. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus teratur dan tidak simpang siur dan tidak menyalahi
peraturan teknis yang ada
5. Selalu mengadakan Check dan Recheck terhadap peralatan kerja yang dipakai, sehingga
layak dipakai atau tidak, bila kurang memenuhi jangan dipaksakan menggunakan alat
tersebut kalau tidak 100% keadaan alat siap pakai.
Selain itu yang biasa terjadi adalah terjadinya pencurian terhadap materil dan bahan dilapangan,
dan untuk menghindari pencurian terhadap bahan yang sering terjadi maka Kontraktor harus
melaksanakan :
1. Pembuatan pagar pengaman disekeliling proyek, bisa berupa seng, kawat berduri, dll.
2. Penerangan lampu di lokasi.
3. Melakukan Penjagaan di lokasi proyek.


USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


2.10 PEMBINAAN PEKERJAAN
Dalam Pembinaan Pekerjaan menyangkut pada Koordinasi pekerjaan yang baik.
Koordinasi terbagi dalam 2 bagian, yaitu :
Koordinasi lapangan/pelaksanaan
Yang dimaksud adalah Mengkoordinasi pada pekerjaan-pekerjaan satu dengan yang
lainnya yang saling terkait antara pekerjaan sipil, arsitektur dan mekanikal / elektrikal, dalam
mengkoordinasi di lapangan bisa dilakukan dengan Site Meeting setiap seminggu sekali,
tetapi kalau ada yang mendesak bisa dilakukan meeting saat itu juga, sehingga Site Meeting
dilakukan tergantung dari kebutuhan yang dihadapi dilapangan.

Koordinasi keluar
Yang dimaksud adalah koordinasi yang menyangkut hubungan konsultan Manajemen
Konstruksi, Kontraktor, Staf Manajemen Konstruksi dan pihak-pihak terkait lainnya
mengenai proyek yang sedang dihadapi sehingga informasi yang diterima baik oleh
Kontraktor maupun Konsultan Manajemen Konstruksi tidak tumpang tindih, dan tidak ada
kesimpang siuran dari fersi masing-masing.

2.11 PROSES PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Sesuai dengan tugas pengelola kegiatan, setiap bagian pekerjaan Manajemen
Konstruksi yang diselenggarakan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi untuk menghasilkan
keluaran yang dimaksud dan untuk pemecahan persoalan yang timbul, Konsultan Manajemen
Konstruksi mendapatkan arahan, bimbingan, sampai dengan persetujuan dari Pengelola
Kegiatan.
Konsultan MK (sesuai dengan setiap bagian pekerjaan Manajemen Konstruksi
pelaksanaan yang dihadapi dilapangan) harus merinci sendiri kegiatannya yang secara garis
besar sebagai berikut :

2.11.1 Pekerjaan Persiapan
Menyusun program, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan MK.
Mengecek dan selanjutnya diteruskan kepada pengelola kegiatan untuk disetujui,
mengenai jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh Pemborong (Time
Schedule/Bar Chart, S-Curve dan Net Work Planning)
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA



2.11.2 Pekerjaan Teknis
1. Tahap Perencanaan :
Menjadi mediator dan koordinator antara para Konsultan Perencana yang
terlibat dan Pengguna Jasa maupun instansi terkait lainnya pada waktu
proses perencanaan.
Mengendalikan jadwal waktu pelaksanaan pada masa perencanaan.
Melakukan monitoring terhadap kualitas pekerjaan maupun proses prosedur
perencanaan yang dilakukan konsultan Perencana selama proses
pelaksanaan perencanaan berlangsung.
Bersama tim Perencana membuat program dan metode pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang terkait di dalam
program perencanaan.
Menyusun laporan-laporan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
pekerjaan perencanaan.

2. Tahap Seleksi Umum Pengadaan Jasa Pemborongan (Pelelangan Pekerjaan
Pemborongan) :
Membantu Pengguna Jasa dari sisi teknis dalam hal ini Panitia Seleksi Umum
Pengadaan Jasa Pemborongan dalam rangka pelaksanaan proses Seleksi
Umum Pengadaan Jasa Pemborongan meliputi :
Penyiapan Dokumen-dokumen pelelangan.
Membantu melakukan proses penjelasan pekerjaan (aanwijzing) bersama
konsultan Perencana.
Membantu secara teknis dalam hal evaluasi proposal penawaran yang
diajukan oleh para calon peserta.
Membuat laporan tahap Seleksi Umum Pengadaan jasa Pemborongan yang
memuat keseluruhan proses pelaksanaannya dari awal sampai
ditentukannya Pemenang.



USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


3. Tahap Pelaksanaan Konstruksi :
Melaksanakan pekerjaan MK secara umum, pengawasan lapangan,
koordinasi dan Inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan
teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus-
menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya.
Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan di lapangan atau di tempat kerja lainnya.
Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan
cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengendali Kegiatan.
Memberikan petujuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari
kontrak, dapat langsung disampaikan kepada Pemborong, dengan
pemberitahuan tertulis kepada Pengendali Kegiatan.
Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

2.11.3 Konsultasi
1. Melakukan konsultasi dengan Pengendali Kegiatan untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
2. Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya dua kali dalam sebulan,
dengan Pengendali Kegiatan, Perencana, Pemborong, dan unsur Teknis dengan
tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam
pelaksanaan untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada
semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu
kemudian mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap
mendesak.
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA



2.11.4 Laporan
1. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis
kepada Pengendali Kegiatan, mengenai volume, prosentase dan nilai bobot
bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pemborong.
2. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan
dengan jadwal yang telah disetujui.
3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat
yang digunakan.
4. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga
perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop
Drawings).

2.11.5 Dokumen
1. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah kurangnya pekerjaan, dan perhitungan
serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong (shop drawing).
2. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan dilapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
3. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
4. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan, dan bulanan, Berita Acara
Kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta
keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.
5. Membuat dokumen foto fisik bangunan dalam kondisi 0%, 25%, 50%, 75%, dan
100%.




USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA



2.12 PENGENDALIAN WAKTU
Secara umum pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan melalui metode fast tracking
pada jadwal proyek. Dapat digambarkan gagasan tersebut melalui skema berikut :




Metode Konvesional



Metode
Fast Tracking








Penghematan waktu sebagaimana diatas, akan lebih banyak diperoleh melalui perencanaan
jadwal waktu pelaksanaan fisik, secara akurat.
Perlu pula dukungan perencanaan engineering dan procurement/logistic yang memadai sehingga
penghematan waktu dapat diperoleh atau paling kurang jangka waktu (time frame) yang
ditetapkan tidak terlampaui, sebagaimana ditunjukkan pada jadual induk terlampir.
Guna menjamin tidak terlampauinya kerangka waktu proyek, metoda fast tracking bahkan dapat
ditarik sejak masa perancangan, terpadu dengan masa lelang dan masa pelaksanaan
sesudahnya. Dapat digambarkan melalui skema berikut :




5
7
7
4 0
4
Jangka
waktu
keseluruhan
Aktifitas 2
Aktifitas 1
Jangka
waktu
keseluruhan
Aktifitas 2
Aktifitas 1
2
Selisih waktu antara Metoda
Konvensional dan Metoda Fast Tracking
0
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


























Metoda fast tracking pada jadwal induk sebagaimana ditunjukkan diatas, mempunyai implikasi
proyek tidak dapat dilaksanakan dalam satu kesatuan paket pekerjaan. Melainkan dalam
beberapa paket, dan seterusnya. Pembagian paket pekerjaan (packeting) tidak dapat disusun
sekedar berdasarkan atas fenomena waktu sebagaimana contoh diatas, melainkan pula
pertimbangan lainnya, seperti kekhususan (specific/nature) pekerjaan, daya dukung Pemborong,
efisiensi serta efektifitas pengaturan ruang kerja dan lain-lain.
Pemaketan tersebut menuntut atau melahirkan konsekuensi perlunya koordinasi kuat, semenjak
proses engineering sampai dengan pelaksanaan instalasi konstruksi dilapangan. Suatu kondisi
yang tepat dimiliki oleh Konsultan Pengawas yang berada pada fungsi kontrol saja. Sementara
Konsultan Perencana yang berada pada fungsi aksi tidak diposisikan untuk melaksanakan tugas
demikian.
Karenanya dalam beberapa kesempatan praktis, packeting hanya dilakukan pada bagian-bagian
proyek yang dapat dipisahkan (detachable) dari pekerjaan induknya.



1
pelaksanaan pekerjaan
pondasi I
lelang paket pekerjaan paket II
lelang paket pekerjaan paket
I
perancangan paket II
perancangan paket I
1
2
perancangan lainnya
3
1
2
2 pelaksanaan pekerjaan
3 pelaksanaan pekerjaan
berikutnya

3 lelang paket berikutnya
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA



2.13 PENGENDALIAN BIAYA
Pemaketan pekerjaan sebagaimana dibahas diatas, sebagaimana tertuang diatas kertas
mempunyai dampak positif, berkurangnya nilai faktor pajak, faktor overhead & profit pada harga
yang ditawarkan Pemborong. Tetapi biasanya tidak diikuti dengan perhitungan meningkatnya
overhead Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, sebagai akibat peningkatan kegiatan
pengendalian.
Metoda lain dalam pengendalian biaya, tepatnya penghematan biaya, dilakukan melalui proses
value engineering. Suatu metoda peninjauan ulang (review) dokumen rancangan, dengan
membuang faktor-faktor yang sebenarnya tidak diperlukan (unnecessary), juga faktor-faktor yang
berlebihan melampaui kebutuhan minimal. Faktor-faktor demikian muncul sebagai akibat
penerapan rule of thumb yang berlebihan, standard kebutuhan yang telah berubah, pola kerja
lapangan yang telah berubah pula dan lain sebagainya. Suatu bahasan teknis detail yang dapat
diterangkan melalui ilmu struktur, target utama value engineering. Pekerjaan struktur lazimnya
adalah butir terbesar dalam perhitungan biaya konstruksi, karenanya menjadi objek utama value
engineering. Sesuatu yang tidak akan terjadi pada proyek ini, karenanya kecilnya biaya
pekerjaan struktur. Sementara value engineering pada pekerjaan finish arsitektur tidak lazim
dilakukan karena banyaknya muatan non teknis, sedangkan pada pekerjaan utilitas biasanya
telah dirancang dengan efisien.
Satu-satunya peluang pengendalian biaya pada proyek ini, adalah mengatur keseimbangan nilai
pekerjaan perubahan (variation/change order) yang tidak dapat dihindarkan, agar tidak
melampaui batas anggaran dan dana cadangan.

2.14 PENGENDALIAN MUTU
Seharusnya pengendalian mutu tidak lagi menjadi issue atau pokok bahasan lagi. Konsultan
Perencana, Pemborong dan Supplier diharapkan telah memiliki standard performance yang
memadai.
Sehingga pemeriksaan mutu yang dilakukan Konsultan Pengawas melalui proses Quality
Assurance Plan dan Quality Control, semenjak masa perancangan, engineering/ perencanaan
sampai dengan konstruksi/instalasi, hanya akan menjaring kesalahan yang bersifat manusiawi
(human error), yang karenanya dapat diperbaiki dengan sukarela. Bukan kesalahan yang
disengaja (by crime), bahkan pula yang direncanakan (created crime).
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


Pemilihan para pelaku proyek karenanya perlu mensyaratkan ketiga faktor pengendalian diatas
sebagai kriteria utama, sehingga proyek dapat diharapkan berjalan dengan semestinya.
Pada sisi lain diharapkan kesediaan Pemberi Tugas melonggarkan atau dapat disebut terobosan
atas kebiasaan pendanaan yang telah baku. Situasi krisis ekonomi yang masih berlangsung
dewasa ini, telah menghancurkan skema pembiayaan proyek yang berlaku. Bahan-bahan harus
dipesan sebelum diproduk, bahan yang ada harus dibayar didepan atau cash and carry,
sementara suku bunga bank masih tinggi, faktor-faktor yang akan dibebankan pada penawaran
harga dan pada akhirnya pada implementasi lapangan akan terjadi tarik ulur antara jadual
konstruksi dan finansial cash flow. Kesediaan Pemberi Tugas membayar material on site pada
proses perhitungan prestasi pembayaran (payment progress) yang dilakukan secara bulanan,
akan lebih berarti dibandingkan dengan ketiga teori pengendalian diatas.

2.15 MANAJEMEN PROYEK
Dalam lingkungan proyek, yang disebut persetujuan adalah harus tertulis, karenanya
manajemen proyek harus ada dan akan bersandarkan pada aspek hukum, bahwa yang
penting adalah apa yang tertulis.
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan
Jalan Komplek pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong TA. 2013,
sistem manajemen proyek ini dalam bentuk prosedural pekerjaan, dimaksudkan untuk
memberikan guidelines/petunjuk kepada setiap personil dalam organisasi, tentang bagaimana dia
seharusnya melakukan kegiatan dan berkomunikasi dalam lingkungan proyek.
Prosedur, form dan guideline merupakan alat yang dapat menggambarkan proses manajemen
proyek, dan juga merupakan suatu kerangka/format dalam pengumpulan, pemrosesan dan
mengkomunikasikan data dan informasi aktifitas proyek dalam bentuk yang teratur dan standar.
Secara spesifik maksud dari adanya dokumen prosedural adalah :
Memberikan guidelines dan keseragaman
Mendorong pendokumentasian
Komunikasi menjadi jelas dan efektif
Mempersatukan tim proyek
Memberikan dasar analisa
Persetujuan dokumen terekan untuk referensi selanjutnya
Memperbaharui komitmen
Mengurangi paperwork
Mengurangi konflik dan ketidakjelasan masalah
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


Memetakan jenis-jenis pekerjaan
Memudahkan tim kerja baru segera beradaptasi
Membentuk jalur pengalaman dan metode kerja yang berguna bagi proyek lain.

2.16 PEMBINAAN KERJA
Konsultan Manajemen Konstruksi tidak hanya bertugas mengadakan Manajemen Konstruksi
terhadap mutu/kualitas, dana, dan waktu pekerjaan, tetapi juga harus memberikan pembinaan
terhadap kontraktor baik itu dalam segi teknis juga mengenai administrasi dengan bertitik tolak
pada Aanwijzing juga di tuntut mempunyai leadership dan pemahaman dalam bidang teknis dan
administratif. Di sini seorang Manajemen Konstruksi tidak hanya bisa menyalahkan atau
membenarkan suatu pekerjaan dengan bertitik tolak pada dokumen kontrak, tetapi seorang
Manajemen Konstruksi harus bisa memberikan pengarahan serta penjelasan mengenai
pendapatnya dilapangan mengapa pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor dikatakan
salah, tetapi harus bisa memberikan alternatif mencari jalan keluar terhadap perbaikan-perbaikan
yang harus dilakukan, agar pekerjaan tersebut dapat terus berlanjut tidak berhenti. Artinya
pembinaan tersebut sangatlah berarti bila diberikan sebelum pekerjaan dimulai dan selama
proses pelaksanaan. Hal ini sangat berarti karena dapat menghindari terjadinya kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Seringkali terjadi pembinaan tidak diberikan
sehingga terjadi kesalahan fatal yang mana sulit untuk diperbaiki dan terpaksa dibongkar karena
tidak sesuai dan tidak bisa ditoliler karena tidak sesuai dengan perencaannya. Disinilah
pentingnya arti pembinaan kerja yang harus diberikan oleh seorang Manajemen Konstruksi agar
kesalahan-kesalahan sedini mungkin dapat dimonitor. Pembinaan disini bisa dalam segi teknis
maupun administratif.
1. Bidang teknis antara lain :
o Mengevaluasi metode kerja yang akan dipakai oleh pihak kontraktor.
o Memberikan masukan dan saran berkaitan dengan metode yang akan dipakai,
kelemahannya apa dan tindakan apa yang harus dilakukan.
o Apabila terjadi perbedaan pendapat/pandangan dalam metode yang dipilih dapat
didiskusikan sehingga diperoleh pemecahannya.
2. Bidang administrasi antara lain :
o Memberikan pengarahan tentang prosedur perijinan pelaksanaan pekerjaan,
persetujuan material, pergantian material, dan lain-lain.
o Memberikan pengarahan berkenaan dengan prosedur adanya pekerjaan
tambah/kurang atau Addendum yang harus ditempuh.
USULAN TEKNIS
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Lanjutan Jalan Komplek pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


PT. ASTA KENCANA ARSIMETAMA


o Prosedur Addendum perpanjangan waktu.
o Prosedur surat menyurat.

2.17 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan Keamanan pada masa konstruksi biasanya meliputi :
- Keselamatan
o Peraturan keselamatan kerja di lapangan.
o Organisasi keselamatan kerja yang diperlukan.
o Fasilitas kesehatan kerja (helm, lampu, rambu-rambu, fasilitas P3K, dan lain
sebagainya.
o Demonstrasi/pelatihan.
o Inspeksi periodik.

- Keamanan
o Organisasi keamanan yang diperlukan berikut personil.
o Ijin serta kontak-kontak yang diperlukan.
o Peraturan keamanan di proyek.
o Fasilitas keamanan seperti: pagar, gerbang, gardu/tower jaga, lampu spot, kartu
identitas, handly talkie, dan lain sebagainya.
o Demonstrasi/pelatihan.
o Inspeksi periodik.



---------------<<<>>>--------------

Anda mungkin juga menyukai