Anda di halaman 1dari 36

CASE REPORT

MALUNION FRAKTUR TERTUTUP 1/3 DISTAL RADIUS DEKSTRA DENGAN


DISLOKASI SENDI RADIO-ULNAR DISTAL DEKSTRA








DISUSUN OLEH :
Aldi Fauzan Lazuardi
1102009019

PEMBIMBING :
dr. Eka M, Sp.OT., SH., MKES., MHKES




Nama : Tn. S
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun tiga cipeundeuy RT
01/01 kecamatan Cipeundeuy
Tanggal masuk RS : 10 April 2014
Ruang rawat : Poliklinik Bedah Ortopedi
Keluhan Utama:

Pergelangan tangan dan jari-jari tangan
kanan sulit untuk digerakkan
Pasien datang ke poliklinik bedah ortopedi
RSUD Subang dengan keluhan pergelangan
tangan kanan dan jari- jari tangan kanan sulit
untuk digerakkan sejak 11 bulan lalu. Keluhan
ini berawal dari kecelakaan lalu lintas yang
menimpa pasien pada bulan juni tahun 2013.
kecelakaan terjadi ketika pasien sedang mengendarai sepeda
motor dan terjatuh kemudian pasien menahan badannya
dengan tangan kanan. Pasien lupa posisi lengan kanan saat
jatuh dan menahan badannya seperti apa. Lalu pada daerah
pergelangan tangan kanan pasien timbul tonjolan seperti
tulang kearah atas. Pasien mengaku masih dapat
menggerakan pergelangan tangan dan jari-jari tangan
kanannya tetapi gerakannya terbatas dan tidak maksimal.
Pasien dalam keadaan sadar, tidak terdapat luka terbuka dan
tidak disertai memar pada daerah yang terkena. Pasien
mengatakan perdarahan yang keluar dari kepala, hidung dan
telinga disangkal.
Setelah kejadian tersebut, pasien lalu berobat ke tukang urut
dan kemudian diurut dan dilakukan pembidaian dengan
menggunakan spalk. Pasien mengaku melakukan pengobatan
ke tukang urut selama 5 bulan. Selama berobat ke tukang urut
pasien merasa tidak ada perbaikan sehingga pasien berhenti ke
tukang urut. Pasien merasa pergelangan tangan dan jari-jari
tangannya kanan sulit untuk digerakkan saat menggengam
dan saat digerakan pergelangan tangan kanannya terasa
tertahan. Setelah berhenti berobat ke tukang urut, pasien
membiarkan tangan kanannya seperti itu dan tidak
mempedulikannya karena dirasakan tidak nyeri. Karena mulai
tidak yakin, akhirnya pasien dan keluarga memutuskan untuk
kembali berobat ke RS.
Pasien tidak pernah mengalami patah tulang
sebelumnya
Riwayat penyakit hipertensi sebelumnya
disangkal
Riwayat penyakit gula disangkal

Tidak ada dalam keluarga yang menderita
keluhan seperti ini

Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 24 x/ menit
Suhu : 36,3


Kepala :Normocephal
Mata :Conjunctiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, pupi bulat isokor, refleks pupil +/+
normal
Leher :Trakea ditengah, pembesaran KGB (-)
Pulmo :Bentuk dada cembung simetris kanan
maupun kiri pada keadaan statis maupun
dinamis .
Vesikuler (+/+) , Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :Supel, NT/NL : -/-, BU (+) N
Ekstremitas : Akral Hangat ++/++

a/r radius dan ulna dekstra
Look : Swelling (-), Deformitas (+), penonjolan tulang (+),
kulit utuh, cedera terbuka (-), warna kulit sama dengan warna kulit
sekitarnya.
Feel : Arteri radialis teraba, Nyeri tekan (-), krepitasi (-), sensibilitas
baik, suhu sama dengan bagian lainnya
Move : Range of movement terbatas pada wrist joint dan pada jari-
jari tangan
Pronasi : Normal
Supinasi : Normal
Fleksi : Nyeri dan terbatas
Ekstensi : Nyeri dan terbatas
Aktif : Terbatas
Pasif : Nyeri dan terbatas
Suspect closed fracture a/r 1/3 distal radius
ulna dekstra
Foto antebrachii dekstra (AP, lateral)

Kesan : Fraktur tertutup 1/3 distal radius dekstra, Fraktur displaced,
dislocatio ad longitudinam cum contractionum, Dislokasi radioulnar joint
Malunion fraktur tertutup 1/3 distal os radius
dekstra + dislokasi sendi radio-ulnar distal
dekstra



Foto Rontgen ulang Regio antebrachii
dextra AP/Lateral
Pemeriksaan Darah rutin
Persiapan op : Ro thorak, EKG
Non Medikamentosa
Fisioterapi
Istirahat
Pemasangan bidai melewati 2 sendi.
Edukasi kepada pasien beserta keluarganya tentang penyakit yang
diderita pasien.

Medikamentosa
Analgesik : Meloxicam tab 15 mg 2x1/hari
Ranitidin 150 mg 2x1/ hari

Operatif
Reposisi terbuka dan fiksasi interna : ORIF

Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
BAB II
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas
jaringan tulang, tulang rawan epifisis dan
atau tulang rawan sendi baik yang bersifat
total maupun yang parsial

Fraktur Galeazzi : Adalah cedera patah
tulang yang melibatkan shaft radius dengan
dislokasi dari distal radoiulnar joint(DRJU)

Penyebab dari fraktur Galeazzi biasanya
akibat menahan beban tubuh saat terjatuh
sehingga menyebabkan hiperpronasi dari
antebrachii.

Fraktur Galeazzi mencapai 3-7% dari semua
patah tulang lengan bawah. Terdapat paling
sering pada pria. Meskipun fraktur Galeazzi
jarang dilaporkan, fraktut ini diperkirakan
mencapai 7% dari seluruh fraktur lengan
bawah pada orang dewasa.

Ada beberapa perbedaan pendapat pada mekanisme yang
tepat yang menyebabkan terjadinya fraktur Galeazzi.
Mekanisme yang paling mungkin adalah jatuh dengan
tumpuan pada tangan disertai dengan pronasi lengan bawah
yang ekstrim. Daya tersebut diduga melewati artikulasi
radiocarpal, mengakibatkan dislokasi dan pemendekan dari
tulang radius. Terjadi fraktur pada 1/3 distal radius dan
subluksasi atau dislokasi sendi radioulnar distal. Deforming
forces termasuk brakioradialis, kuadriseps pronator, dan
ekstensor ibu jari, serta berat tangan. Cedera otot dan
jaringan lunak yang deformasi yang terkait dengan fraktur
ini tidak dapat dikontrol dengan imobilisasi plester.

Terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah.
Adanya tonjolan tulang atau nyeri pada ujung ulnar adalah manifestasi
yang paling sering ditemukan.

Nyeri dan edema pada jaringan lunak bisa
didapatkan pada daerah fraktur radius 1/3 distal dan pada pergelangan
tangan. Cedera ini harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi.


Anterior interroseous nerve palsy juga bisa terjadi tapi sering dilewati
karena tidak ada komponen sensorik pada temuan ini. Nervus interosseous
anterior merupakan cabang dari nervus medianus. Cedera pada nervus
interosseous anterior ini bisa mengakibatkan paralisis dari fleksor policis
longus dan fleksor digitorum profundus pada jari telunjuk, dan
menyebabkan hilangnya mekanisme menjepit antara ibu jari dengan jari
telunjuk.

Look
Bandingkan dengan bagian yang sehat
Perhatikan posisi anggota gerak secara keseluruhan
Ekspresi wajah karena nyeri
Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan
Perlukaan
Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam
sampai beberapa hari
Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi
dan kependekan
Keadaan vaskularisasi
Feel
Temperatur setempat yang meningkat
Nyeri tekan
Pemeriksaan vaskuler pada daerah
distal trauma
Pengukuran lengan untuk mengetahui
adanya perbedaan panjang lengan.
Movement
Periksa pergerakan dengan mengajak
penderita untuk menggerakkan secara aktif
dan pasif sendi proksimal dan distal dari
daerah yang mengalami trauma.
Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan
akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji
pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar,
disamping itu juga dapat menyebabkan
kerusakan pada jaringan lunak seperti
pembuluh darah dan saraf.
Dengan pemeriksaan rontgen diagnosis dapat ditegakkan.
Foto radiologi lengan bawah posisi anteroposterior (AP) dan
lateral di perlukan untuk menegakkan diagnosis. Foto
radiologi ekstremitas kontralateral bisa diambil untuk
perbandingan. Foto polos lengan bawah bisa ditemukan
cedera pada sendi radioulnar distal:
Fraktur pada dasar dari styloideus ulnaris.
Pelebaran dari ruang sendi radioulnar distal yang bisa terlihat
pada foto posisi AP.
Dislokasi radius yang relative dengan ulna pada foto lateral,
yang bisa didapatkan dengan mengabduksikan bahu 90.
Pemendekan dari radius lebih dari 5 mm relatif dengan ulnar
distal.

Pertolongan pertama : ABCD
Penilaian Klinis
Resusitasi
RECOGNITION
REDUCTION
RETENTION
REHABILITASI
TERAPI DEFINITIF
Fraktur bersifat tidak stabil dan terdapat dislokasi sehingga sebaiknya
dilakukan operasi dengan fiksasi interna. Pada fraktur Galeazzi harus
dilakukan reposisi secara akurat dan mobilisasi segera karena bagian distal
mengalami dislokasi. Dengan reposisi yang akurat dan cepat maka
dislokasi sendi ulna distal juga tereposisi dengan sendirinya. Apabila
reposisi spontan tidak terjadi maka reposisi dilakukan dengan fiksasi K-
Wire. Operasi terbuka dengan fiksasi rigid mempergunakan plate dan
screw.

Open reduction internal fixation merupakan terapi pilihan, karena closed
treatment dikaitkan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Fiksasi plate
dan screw adalah terapi pilihan. Pendekatan Henry anterior (interval
antara fleksor karpi radialis dan brakioradialis) biasanya menyediakan
eksposur yang cukup untuk melihat fraktur radius, dengan fiksasi plate
pada permukaan yang datar, permukaan volar dari radius.

Cedera sendi radioulnar distal biasanya menyebabkan
ketidakstabilan bagian dorsal, karena itu, capsulotomy
dorsal dapat dilakukan untuk mendapatkan akses ke sendi
radioulnar distal jika tetap dislokasi setelah radius difiksasi.
Fiksasi Kirschner wire mungkin diperlukan untuk
mempertahankan reduksi dari sendi radioulnar distal jika
ianya tidak stabil. Jika sendi radioulnar distal diyakini
stabil, bagaimanapun, imobilisasi plester pasca operasi
mungkin sudah cukup.


ORIF (Open Reduction internal fixation)
Reposisi terbuka dan fiksasi interna
Keuntungan :
Reposisi anatomis
Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar
Indikasi :
Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avaskular nekrosisnya tinggi.
Misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur
Fraktur yang tidak bisa direposisi tetutup, misalnya fraktur avulse dan
fraktur dislokasi
Fraktur yang dapat direposisi tetapi sullit dipertahankan
Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi, misalnya fraktur femur
Malunion
Nonunion
Compartement syndrome
Cedera neurovaskuler
Radioulnar synostosis
Dislokasi rekuren
Fase Hematoma
Radang dan proliferasi
seluler
Fase pembentukan kalus
Fase konsolidasi
Fase remodeling
TERIMA KASIH
Apley. A Graham, louis Solomon.Buku Ajar Orthopedi dan fraktur sistem
Alpley. Penerbit widya medika. Jakarta
Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Injuries of the forearm and wrist.
In: (Solomon L, Warwick D, Nayagam S. eds.) Apleys System of
Orthopaedics and Fractures. Ninth Edition.UK: Hodder Arnold.2010
Rasjad Chairuddin, Struktur dan Fungsi Tulang dalam: Rasjad
Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Cetakan keenam.
Penerbit PT. Yarsif Watampone. Jakarta. 2009.
Sjamsuhidajat. R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah ed 2. Penerbit
buku kedokteran EGC. Jakarta.2005
Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.
Ekstermitas Superior: Lengan Bawah. EGC: Jakarta. 2006. Hal: 467
Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai