Anda di halaman 1dari 8

MENGHITUNG PERKEMBANGAN

DANA INVESTASI (1)


Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 648/XIII
Pada nomor yang lalu, Anda telah belajar tentang bagaimana
mengetahui posisi keuangan Anda pada saat ini. Bahkan sebelum- nya
Anda juga sudah belajar tentang bagaimana menyusun sebuah
Anggaran Keluarga.
Sekarang, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan investasi untuk
memperbesar nilai harta Anda. Dari jumlah harta yang Anda miliki,
Anda mungkin memiliki sejumlah uang menganggur yang bisa Anda
investasikan. Dari anggaran keuangan, Anda mungkin juga memiliki
sekitar Rp 300 ribu per bulan yang bisa diinvestasikan.
Masalahnya, Anda mungkin tahu bagaimana cara menghitung
keuntungan dalam melakukan investasi. Banyak orang yang melakukan
investasi, tapi tidak tahu bagaimana cara menghitung keuntungan yang
sudah dia dapatkan.
Untuk mengetahuinya, Anda perlu belajar tentang konsep bunga
(interest). Konsep bunga, sering disebut juga dengan konsep hasil
investasi (return). Keduanya memiliki prinsip yang sama.
Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana
sejumlah Rp 1 juta. Anda pergi ke bank, menemui customer servicenya,
dan mengutarakan maksud Anda. Dia mengatakan bahwa bank akan
memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen per tahun bila Anda
membuka deposito di situ.
Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda
dapatkan pada akhir tahun, dan berapa saldo investasi Anda bila Anda
membiarkan saja investasi berputar selama sepuluh tahun. Untuk itu,
ada beberapa pilihan sistem bunga:
1. Bunga Sederhana (simple interest)
2. Bunga Berbunga (compound interest)
Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni:
* Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest)
* Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest)
* Bunga Berbunga Harian (daily compound interest)
Saya akan menunjukkan bagaimana cara menghitung untuk masing-
masing sistem bunga tersebut. Suka atau tidak suka, saya rasa akan
sangat penting apabila Anda mengetahuinya.


BUNGA SEDERHANA
Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir
tahun pertama, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen =Rp 120.000.
Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen =Rp 120.000.
Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar
Rp 1 juta x 12 =Rp 120.000.
Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan
mendapatkan total bunga sebesar: Rp 120.000 x 10 =Rp 1.200.000.
Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000
(dana awal) +Rp 1.200.000 (jumlah total bunga) =Rp 2.200.000.
Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini
disebut Bunga Sederhana.


BUNGA BERBUNGA
Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang
Anda dapatkan akan ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga
bunga yang dihasilkan pada tahun berikutnya akan lebih besar lagi.
Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit salju. Makin
ke bawah makin besar.
Sekarang kita kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda
membuka deposito senilai Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per
tahun, maka saldo investasi Anda pada setiap akhir tahun adalah
sebagai berikut:
Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah:
Rp 1.000.000 +(Rp 1.000.000 x 12 persen) =Rp 1.000.000 +Rp
120.000 =Rp 1.120.000
Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.120.000 +(Rp 1.120.000 x 12 persen) =Rp 1.120.000 +Rp
134.400 =Rp 1.254.400.
Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi:
Rp 1.254.400 +(Rp 1.254.400 x 12 persen) =Rp 1.254.400 +Rp
150.528 =Rp 1.404.928.
Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10
saldo saldo investasi Anda akan menjadi Rp 3.105.848. J auh lebih
banyak dibanding apabila Anda memakai metode bunga sederhana tadi
(yang hanya Rp 2.200.000).


BUNGA BERBUNGA BULANAN
Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang
bunganya dibayarkan setiap tahun (yearly compound interest). Namun
demikian, ada juga bunga berbunga yang bunganya dibayarkan setiap
bulan (monthly compound interest).
Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan
contoh di atas, di mana Anda memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya
bedanya, Anda tidak membukanya dalam bentuk rekening deposito,
tapi tabungan.
Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12
persen per tahun, dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap
akhir bulan, bunga yang Anda dapatkan bukan 12 persen, melainkan 12
persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada 12 bulan dalam
setahun.
Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan
pertama adalah:
Rp 1.000.000 +(Rp 1.000.000 x 1 persen) =Rp 1.000.000 +Rp 10.000
=Rp 1.010.000.
Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.010.000 +(Rp 1.010.000 x 1 persen) =Rp 1.010.000 +Rp 10.100
=Rp 1.020.100
Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda
menjadi:
Rp 1.115.668 +(Rp 1.115.668 x 1 persen) =Rp 1.115.668 +Rp 11.157
=Rp 1.126.825.
Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120),
saldo investasi Anda menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan
apabila Anda memakai sistem bunga berbunga tahunan.


BUNGA BERBUNGA HARIAN
Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara
harian (daily compound interest)? Banyak iklan bank menawarkan
produk tabungan yang memberikan bunga secara harian seperti ini.
Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga bulanan. Bedanya,
bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun),
hingga besarnya adalah 0.03 persen per hari.
Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan.
Sekali lagi, kita gunakan contoh seperti di atas.
Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah:
Rp 1.000.000 +(Rp 1.000.000 x 0,03 persen) =Rp 1.000.000 +Rp 329
=Rp 1.000.329.
Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo
Anda menjadi:
Rp 1.127.104 +(Rp 1.127.104 x 0,03 persen) =Rp 1.127.104 +Rp 371
=Rp 1.127.475.
Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo
Anda akan menjadi
Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem
bunga berbunga bulanan.
MENGHITUNG PERKEMBANGAN
DANA INVESTASI (2)
Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 649/XIII
Pekan lalu Anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem
bunga dapat mempengaruhi saldo investasi Anda pada akhir tahun,
walaupun semuanya sama-sama menjanjikan bunga 12 persen per
tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang Anda terima
juga berbeda.
Berbedanya bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan
istilah "suku bunga efektif" (effective rate). Yaitu perbandingan jumlah
bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun, dengan jumlah uang
yang Anda masukkan. Cara menghitung bunga efektif sangat mudah:
bunga yang Anda terima pada akhir tahun dibagi dengan nilai nominal
uang Anda pada awal tahun.
J adi, kalau ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga
12 persen per tahun, maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12
persen. Apa yang Anda terima pada akhir tahun mungkin lebih dari 12
persen. Dengan mengetahui suku bunga efektif, maka perbedaan yang
Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat.
Selain itu, suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk
mempercepat perhitungan Anda. Artinya, kalau tadi kita menggunakan
contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal investasi Anda, maka untuk
selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp 5.000.000.
Anda pun tidak perlu menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang
Anda dapatkan bila menggunakan sistem bunga berbunga harian,
misalnya. Anda tidak perlu menghitung bunga secara berulang-ulang
sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74 persen, atau
kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen.


MAKIN DINI MAKIN BAIK
Pernah ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga
adalah suatu penemuan terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan.
Sebagai contoh kalau Anda memasukkan Rp 1.000.000 pada saat ini
ke dalam deposito yang memberikan 12 persen per tahun (dengan
sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun pertama saldo Anda
akan menjadi Rp 1.120.000.
Pada akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848.
Pada akhir tahun ke-20, saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu
pada akhir tahun ke-100, saldo Anda akan menjadi Rp 289.002.190.
Apa yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu
besar? Waktu. Semakin lama uang Anda berputar dalam sistem bunga
berbunga, makin besar bunga yang Anda dapatkan. Kalau
menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi puncak
gunung salju, maka semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika
sampai di dasar gunung. Ini karena semakin tinggi gunung salju itu,
semakin banyak pula perputaran bola salju itu sebelum ia sampai di
dasar gunung. Artinya, semakin panjang jangka waktu investasi Anda,
maka semakin besar pula saldo investasi Anda kelak.
Kebanyakan investasi meng-gunakan sistem perhitungan bunga
berbunga. Sebagai contoh, kalau Anda membeli rumah yang saat ini
baru bernilai Rp 100 juta, maka pada akhir tahun, katakan saja rumah
itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan nilai 20
persen). Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah
menjadi Rp 120 juta dikali 20 persen. Begitu seterusnya, walaupun
sampai 100 tahun sekalipun. Konsep ini sama untuk hampir semua
produk investasi.
Apa hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk
tujuan tertentu kelak, maka semakin dini Anda mulai, maka semakin
panjang pula jangka waktu investasi Anda, sehingga ini akan makin
baik untuk Anda.


BEDA KECIL BERARTI BESAR
Perlu pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil
sekalipun bisa berbeda jauh pengaruhnya terhadap saldo investasi
Anda. Sebagai contoh, misalkan saja pada saat ini Anda punya Rp 2
juta. Anda lantas membuka deposito 12 bulan pada dua bank, Bank A
dan Bank B. Masing-masing Rp 1 juta.
Katakan saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun,
sedangkan di Bank B adalah 10 persen per tahun (bedanya 1 persen
saja). Artinya, pada akhir tahun pertama, Bank A akan memberikan
bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu. Bedanya Rp 10 ribu.
Kecil? Memang.
Tapi bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada
kedua deposito itu akan sangat besar. Makin lama waktunya, makin
besar perbedaan itu. Pada akhir tahun ke-20, misalnya, saldo Anda di
Bank A sudah Rp 5.604.411 dan Bank B Rp 6.727.500. Berarti ada
perbedaan Rp 1.123.089.
Pada akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520,
sedangkan di Bank B mencapai Rp 117.390.853. J adi perbedaan saldo
di kedua bank adalah Rp 43.033.333. Besar sekali!


PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI
Contoh-contoh di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali
saja (lump sum), di mana Anda memasukkan uang sekali saja, dan
mendiamkannya selama bertahun-tahun, sampai 50 atau 100 tahun.
Tapi bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi
rutin setiap tahun? Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan
Rp 1 juta. Setelah 50 tahun, jumlah yang Anda setorkan menjadi Rp 50
juta. Tapi karena Anda memasukkannya dalam investasi bunga
berbunga, maka saldo investasi Anda setelah 50 tahun menjadi Rp
2.688.020.438!
Besar sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50
tahun itu hanya Rp 50 juta. Coba Anda bandingkan dengan investasi
sekali saja (Rp 1 juta), dan hasil yang Anda dapatkan setelah 50 tahun
adalah Rp 289 juta.
Karena itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan
panjangnya jangka waktu investasi yang Anda miliki, akan
menghasilkan saldo investasi yang betul-betul dahsyat besarnya. J adi,
bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi?


BISA PERIODIK ATAU SEKALI SAJA
Bila Anda melakukan investasi, maka ada dua pilihan, bisa melakukan
secara periodik, atau sekali saja. Untuk investasi secara periodik, Anda
bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau
bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap
satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa
yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara
rutin.
Biasanya, berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling
ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu
memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi cukup menyisihkan
sebagian kecil penghasilan Anda untuk diinvestasikan ke dalam sebuah
produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi
yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.
Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan
yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil
sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya.
Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya
disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia
bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya
dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis
ketiga. Begitu seterusnya.
Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti
itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya
bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga.
Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia
lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara
rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.
Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup
memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi,
deposito misalnya, lalu Anda diamkan selama katakanlah sepuluh
tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang bisa Anda
tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi,
sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu Anda
tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah
sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai