Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PKL

BAHASA INDONESIA
( MODUL 2.12 S/D MODUL 2.13 )






NAMA : Dimas Tri Anggoro
NO : 8
KELAS : 2 TK 1


SMK KOMPUTER KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014



Modul 2.12A : Menulis Wacana yang bercorak
naratif,deskriptif,ekspositoris,dan Argumentatif
A. JENIS KARANGAN/TULISAN
Jenis Karangan itu ditentukan berdsarkan tujuannya, dan tujuan karangan baru dapat
ditetapkan setelah seseorang mendapatkan tema yang dapat diuraikan menjadi sebuah
karangan. Tanpa tema, tidak akan ada karangan karena tidak ada yang diuraikan, orang lalu
menetapkan tujuannya; akan diapakan sesuatu itu Berdsarkan tujuannya karangan
dibedkan menjadi lima macam, yaitu ; deskripsi,narasi,eksposisi,argumentasi, dan persuasi.
1. Deskripsi
Deskripsi ( Dari bahas latin: Describere: Menulis tentang, membuat bagan atau
gambaran,memrikan; Desdriptio: Bagan atu gambaran, pemerian, pembeberan )
Adalah jenis karangan yang lebih menonjolkan penggambaran suatu hal atau objek.
Dengan membeberkan detail suatu objek berdsarkan kesan-kesan dari pengamatan,
Pengalaman, dan perasaannya, penulis bertujuan memungkinkan terciptanya imajinasi
( daya khayal ) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, atau merasakan
sendiri apa yang dialami oleh penulisnya. Oleh karena itu, karangan deskripsi mudah
dikenali lewat cirri-cirinya, yaitu :
Penggambran objeknya demikian merangsang indra pembaca untuk berimajinasi sehingga
seolah-olah yang bertutur dalam wacana itu adalah pembaca
Objek yang digmabarkan dirinci atau diuraikan secara mendetail.
Diliihat dari sifat objeknya, deskripsi dapat dibedakan atas deskripsi imajinatif/fiktif dan
factual/ekspositoris. Deskripsi imajinatif ailah deskripsi khayal sebagaimana sering kita
jumpai pada cerpen, novel, atau roman. Deskripsi factual ialah deskripsi yang objeknya
nyata seperti banyak kita jumpai pada deskripsinya geografis suatu wilayah , peta, data,
dan sebagainya.
2. Narasi ( Penceritaan atau Pengisahan )
Narasi ( dari bahasa Latin: narrare : menceritakan; bercerita tentang; narration: cerita;
penceritaan ) adalah jenis karangan yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.
Karena proses kejadian itu berkaitan dengan tindakan atau perbuatan manusia, maka dalam
narasi selalu ada tokoh dan perbuatannya yang berlangsung secara kronologis dalam suatu
kesatuan waktu. Jadi, cirri karangan narasi yaitu:
Adanya rangkaian peristiwa
Adanya rangkaian waktu


Berdasarkan sifatnya, karangan narasi dibedakan atas narasi ekspositoris atau narasi factual
dan narasi sugestif atau narsi imajinatif.
Narasi ekspositoris ialah narasi yang berupa penceritaan kisah tokoh (yang nyata nyata
ada ) untuk memeberikan informasi kepada pembacanya. Contohnya kisah
perjalanan,biografi, cerita tentang perampokan atau pembunuhan , dan lain-lain.
Narasi sugestif ialah narasi yang dapat emembangkitkan daya khayal pembacanya dalam
narasi sugestif selalu ada plot atau alur cerita. Plot atau alaur cerita itu adalah kesatuan
anatar tokoh, peristiwa, dan konflik. Contoh narasi imajinatif adlah cerpen atau novel.
3. Eksposisi ( Pemaparan )
Eksposisi ( dari bahasa Latin : exponere : memamerkan, menjelaskan, meguraikan
;ekspositio : pameran, penguraian ) adalah karangan yang menguraikan atau memaparkan
sesuatu dengan tujuan memperluas pandangan dan pengetahuan pembacanya.
Agar pemaparan pengetahuan atau pengalaman itu memberikan kejelasan kepad
pembacanya, penulis acap menggunakan data, fakta, angka-angka, gambar, peta, grafik,
dan sebagainya Karena tujuan karangan eksposisi hanyalah menjelsakan sesuatu secara
objektif, maka penggunaan data, fakta, dan lain-lain itu bukanlah untuk meyakinkan atau
membuktikan, melainkan hanya untuk mengkonkretkan paparannya.
Karngan eksposisi mudah dikenali melalui cirinya, Yaitu :
Karangan itu bersifat informatif dan tidak ada upaya untuk mempengaruhi sikap atau
pendapat pembaca
Pada bagian akhir acap berisi penegasan, dan bukan simpulan.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran sesuatu
yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya membuktikan kebenaran
pendapatnya, maka penulis harus menyajikan karangannya secara logis, kritis, dan
sistematis.
Kalau dalam karangan eksposisi penulis tidak berusaha mempengaruhi pembacanya, dlam
karangan argumentasi penulis berusaha keras untuk mempengaruhi atau mengubah
pandangan pembacanya. Karena adanya upaya meyakinkan pembacanya itulah maka
dalam karangan argumentasi biasanya dikemukakan data, fakta, angka-angka, gambar,
grafik, peta, dan sebagainya untuk mendukung/membuktikan kebenaran pernyataannya.
Karangan argumentasi mudah dekenali lewat cirinya, yaitu :
Adanya pendapat yang disampaikan secra meyakinkan
Adanya alasan yang kuat untuk mendukung atau membuktikan kebenaran pendapatanya
dengan bukti-bukti yang konkret
Adanya simpulan atau ringkasan isi.
5. Persuasi


Persuasi adalah karangan yang mempengaruhi sikap dan pendapat pembacanya.
Dalam karangan Persuasi ia tidak hanya meyakinkan, tetapi sudah membujuk,
mengarahkan, menyarankan,, atau mendorong pembacanya untuk berbuat sesuatu.
Ciri-ciri karangan Persuasi Yaitu :
Adanya gaya propagandadalam penyampainnya
Adanya pemilihan kata-kata atau kalimat yang bersifat sugestif
Jika sifat dorongan atau ajakan dalam karangan itu d\sangatlah kuatnya,maka gaya
propaganda meningkat menjadi gaya provokasi ( Penghasutan ). Kalau kalimat-kalimat
propaganda besifat persuasif, kalimat-kalimat provokasi bersifat agitatif ( Membakar emosi
). Dalam karangan persuasi acap digunakan data,fakta, angka-angka, dan lain-lain seperti
pada eksposisi dan argumentasi.
B.KERANGKA KERANGKA DAN POLANYA
Kearangka karangan (out line ) merupakan suatu rancana kerja yang mengandung
ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana meyusun ide secara logis
dan teratur .
Kegunaan kerangka karangan
1. membantu penyusunan kerangka secara teratur sehingga tidak terjadipengulangn ide
2. mencegah terjadinya pembahasan yang keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan
dalam topic atau judul karangan
3. memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan
4. memperlihatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembahasan masakah yang akan
ditulis
Langkah langkah yang harus ditempuh untuk membuat kerangka karangan yaitu:
1. menentukan tema yang akan dikembangkan menjadi kerangka
2. merumuskan topik topic yang merupakan subtemanya
3. mengadakan inventasi sub-subtasinya
4. mengevaluasi dan menyaleksi topic yanga dapat dibuang
5. menentukan pola susunan topic yang paling cocok
6. menentukan pola pengembangan yang akan ditentukan (meskipun tidak bersifat kaku
tanpa variasi )

Jenis kerangka karangan yaitu :
1. kerangka karangan yang berbentuk kalimat.kalimat ini lengkap untuk merumuskan setiap
topik ,subtopik subsubtopiknya


Contohnya:
1. kerangka kalmiat
BUDI DAYA JAMUR KUPING DENGAN SARBUK GERGAJI
Jamur kuping merupakan jamur edible yang paling banyak dikonsumsi
Harga jual jamur kuping cukup tinggi sehingga menjanjikan keuntungannya yang
banyak
Contoh 2 kerangka topic
KEGIATAN SISWA SMK PADA SEMESTER 5
Kegiatan Mula-mula janur kuping tumbuh dikayu,tetapi lebih baik dibudidayakan dengan
serbuk gergaj
1. Akademik
Kegiatan belajar
Ceramah ilmiah
Presentasi DU/DI
Kunjungan industri
Prakerin
Uji kopetensi
2. Kegiatan Sosial
Kebersihan lingkungan
Bakti social
Perkembangan
3.Kegiatan olahrga
Eatrakulikuler
Turnamen
DLL
Pengembangan tema/topik ke dalam kerangka karangan dapat dilakukan dengan berbagai
pola sesuai dengan tujuan dan sifat objek. Beberapa pola pengembangan tema/topik yang
dapat kita gunakan antara lain:
1. Urutan Waku/Krnologi
Urutan waktu / kronologi adalah sebuah penyajian dasar peristiwa atau tahap-tahap
kejadian
Contohnya:a.Datang untuk mendaftarkan diri diloket pendaftaran
b. menunggu panggilan
c. pemeriksaan pendahuluan oleh perawat
d. pemeriksaan dan diagnosis oleh dokter puskesmas
e. antri mengambil obat
f. pulang


Dalam menyajikan peristiwa/kejadian secara kronologis.
3. Urutan lokasi /Ruang/Tempat/Sepesial
Urutan lokasi /ruang/tempat/sepesial adalah pola urutan yang digunakan untuk uraian yang
bersifat deskriptif
Contohnya:Kunungan Ke istana Kepresidenan Gedung Agung
1. Acara penerimaan di halaman depan
2. Kunungan Ke Ruang Dionegoro
3. Kunjugan Ke Ruang Perjamuan
4. Kunjungn Ke Ruang.
5. Acara penutupan di ruangan
3. Urutan Kausal
Urutan kausal(berhubungan dengan sebab dan akibat),terdiri atas dua variasi, yaitu:
a. Sebab Akibat
sebab-akibat adalah pola pengembangan topic dari pokok pikiran yang menjadi
sebab,kemudian dilanjutkan dengan pokok-pokok pikiran yang merupakan akibat.
Contohnya:Wabah Demam Berdarah
1. Hujan berhari- hari turun terus-menerus
2. Banyak selokan dan sungai tidak berfungsi secara maksimal
3. Genangan air menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk
4. Bayak warga masnyarakat yang terkena demam berdarah
b. Akibat-sebab
akibat sebab adalah pola pengembangan dari pokok pikiran yang menjadi
akibat,kemudian pokok-pokok pikiran yang merupakan penyebabnya.
Contoh :Isu Benana Alam Badai Besar
1. Masyarakat mengurangi keluar daerah
2. Berhari-hari masyarakat panik
3. Membuat timbul dan tolak bala dengan berbagai macam cara
4. Isu bencana alam badai besar
5. Ssumber informasi
4. Uruan pemecahan masalah
Urutan pemecahan masalah adalah penyajian yang bertolak dari suatu masalah,kemudian
bergerak menuju pemecah masalah
Conohnya:Musibah Tanah Longsor
1. Lokasi bencana tanah longsor
2. keadaan daerah yang terkena bencana
3. sebab-sebab terjadinya tanah longsor
4. Cara penanggulangan
5. Cara pencegahan
5. Urutan Umum Khusus(deduktif)


Urutan umum khusus adalah pola pembahasan dengan menjelaskan/meberi gambaran
secara umum .
Contoh:Kunjngan Ke Pabik Gula
1. Tinjauan Umum Pabrik
2. Proes Produk
3. Pemasaran
6. Uruan Khusus-Umum (Induktif)
Urutan khusus-umum adalah pola pengawalan pengajian hal-hal yang bersifat khusus dan
dilanjutkan dengan bersifat khusus.
Contoh:Proses Eknomi Indonesia
1. Stabilnya nilai tukar rupiah
2. Turunnya suku bunga SBI dan bunga bank pada umumnya
3. Menigkatnya dan bergairahnya sector riil
4. Pertmbuhan ekonomi Indonesia yang menyakinkan
7. Urutan Klimas
Urutan klimas adalah pola yang disajikan hal-hal special
Contohnya:1.Pemenang Lomba C ipta Tari Kontemporer
1. Juara Harapan 1 dengan hadiah Rp1.500.000 dipegang oleh..
2. Juara harapan 2 dengan hadiah Rp1.000.000 diperoleh oleh
3. Juara harapan 3 dengan hadiah Rp 500.000 diperoleh oleh ..
2. Bocah 10 tahun Menyelamatkan Ratusan Orang Dari Tsunami
1. Seprti biasanya pantai thai banyak dikunjungi orang
2. Tily (10 tahun) berlibur di pantai itu bersama dengan tuannya
3. Tilly melihat ada keanehan ,yaitu air laut surut surut begitu jauh dan lama
4. Ia bertriak-triak mengingatkan orang dipantai agar jauh dari laut
5. Ratun orange yang mengikuti surhannya semuanya selamat dari tsunami
8. Urutan Antiklimaks
Urutan antiklimaks adalah peristiwa yang disajikan pada awal kerangka karangan dengan
dijelaskan menurut tingkat kepentingannya.
Contoh:1.Periatan flim Terlaris Dunia
2. Bocah 10Tahun Penyelamatan Ratuan Orang Dari Tsunami
9. Urutan Hasil-Proses Dan Proses- Hasil
Urutan hasil-proses dan proses hasil adalah suatu proses ilmiah yang selalu lebih dulu
dripada hasil.dengan kata lain,hasil lebih didahulukan oleh proses.
Misalnya: lita akan membuat laporan tentang tertangkapnya seorang perampok laporan itu
kita mulai dari perampok yanga dibrogol untuk dibawa kekantor polisi.
10. Urutan Familiarlitas
Urutan familiarlitas adalah pengajian yang dimulai dari bahan yang sudah dikenal menuju
kehal yang sesungguhnya


Misalnya :kita akan menjelaskan struktur atom.
11.Urutan Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas adalah pengajian yang dimulai dari hal-hal telah diterima atau diakui
kebenarannya oleh pembaca.
12. Urutan Topik yang Ada
Urutan topik yanga ada adalah suatu objek/ tema yang kadang kita dapat kita rinci atas
sub-sub yang nilai pentingnya sama.
Misalnya:kita akan menjelaskan bagian bagian computer yang terdiri atas CPU ,monitor
,dan keyboard.

C.PENGEMBANGAN PARAAGRAF DAN POLA PENALARANNYA
Untuk menyusun sebuah karangan yang utuh, kita harus mengembangkan tipa0yipa unsur
kerangka karangan menjadi sebuah paragraft.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut ini disajikan contoh-contoh
pengembangan kerangka karangan.
1. Paragraf Narasi
Tema : Cinta Terlarang
Kerangka : 1. Perkenalan Siti Dengan Syahrul
2.Terjalin hubungan cinta
3. Orang tua tidak setuju
4.Dst
2. Paragraft deskripsi
Tema : Pasar tanah abang Jakarta
Kerangka : 1. Lokasi pasar
2. Pembangunan Pasar
3.Penataan pasar
4.Penataan Parkir
3. Paragraft eksposisi
Topik : Peranan majalah dinding di sekolah
Kerangka : 1.Majalah dinding merupakan program osis
2.Majalah dinding sebagai wadah pengembangan kreatifitas
3.Majalah dinding sebagai ajang kompetisi intelektual
4.Majalah dinding sebagai batu loncatan untuk sukses
4. Paragraft Argumentasi
Topik : Pengaruh impor beras terhadap nasib petani
Kerangka : 1.Rekomendasi Bank Dunia agar Indonesia mengimpor beras
2.Rencana pemerintah untuk mengimpor beras


3.Dampak psikologis impor beras terhadap harga beras dalam Negri
4.Turunnya kesejahteraan petani
5. Paragraft Persuasi
Topik : Menjaga Kebersihan Lingkungan
Kerangka : 1.Kebersihan Rumah
2.Kebersihan pekarangan/Halaman
3.Kebersihan air minum/sumur
4.Kebersihan selokan
Pola Pengembangan Paragraft
Satu paragraft Dikembangan dari satu ide pokok atau suatu pikiran utama untuk
mengembangakan paragraft yang banyak dapat dipakai pola pola itu antara lain : Deduktif.
Induktif, Sebab-Akibat, Akibat-Sebab, Analogi, Proses, Contoh/Bukti, Perbandingan,
Pertentangan, Penegasan/Penguatan, Pemilihan, Dan Campuran berbagai pola.

D.KOHERENSI ANTAR KALIMAT DAN ANTAR PARAGRAFT
Paragraf/alinea merupakan bagian dari wacana yang satu kesatuan
Pargraf yang baik harus memenuhi kriteria :
1. Memiliki satu ide pokok/satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas
2. Antar kalimat saling bertautan ( Berkoherensi ) sehingga membentuk satu kesatuan
Selain itu sebuah paragraph harus dibentuk oleh kalimat yang saling berkoherensi untuk
memperoleh keherensi antar kalimat.Sering digunakan penanda koherensi yang berupa
pengulngan kata kunci, pemakain kata ganti dan pemakain konjungsi ( penghubung atau
transisi ).


MODUL 2.12 B
Menulis wacana bercorak naratif, deskriptif, eskpositoris, dan
argumentative
BAGIAN I : MEMBUAT DESKRIPSI

Karangan deskripsi telah kita pelajari, dan akan kita
Perdalam pada modul ini Macam-macam objek deskripsi, seperti manusia, tempat, Susana,
benda, peristiwa, dan peraturan-peraturan dari berbagai objek seperti manusia di suatu
tempat, manusia di suatu peristiwa dan benda dalam suatu persitiwa, dsb.
Diliat dari sifat deskripsi dapat dibedakan atas deskripsi imajinati/fiktif dan
factual/ekspositoris. Desktipsi imajinatif/fiktif adalah deskeriptif yang objeknya


merupakan imajinatif dari penulis sebagaimana banyak kita jumpai pada cerpen ,novel,
roman dan sejenisnya. Deskripsi factual didasarkan pada objek nyata dan pelukisnya apa
adanya,misalnya deskripsi tentang permukaan bulan , danau Toba, Pantai Sanur,Taman
Laut Bunaken, dsb.
Berdasarkan cara penyajiannya, deskripsi dapt dibedakan atas deskripsi realis dan deskripsi
impresionis. Deskripsi dikatakan realis jika dalm penyajiannya penulis hanya menampilkan
objek apa adnya tanpa disertai unsure rasa Sebaliknya, dalam deskripsi impresionis penulis
meamsukan unsur perasaan sehingga pembaca terbimbing untuk memperoleh keasn atau
suasana tertentu.
A. DESKRIPSI IMAJINATIF/FIKTIF :
Desktipsi imajinatif/fiktif adalah deskeriptif yang objeknya merupakan imajinatif dari
penulis sebagaimana banyak kita jumpai pada cerpen ,novel, roman dan sejenisnya

B. DESKRIPSI FAKTUAL/EKSPOSITORIS .

Deskripsi factual didasarkan pada objek nyata dan pelukisnya apa adanya,misalnya
deskripsi tentang permukaan bulan , danau Toba, Pantai Sanur,Taman Laut Bunaken, dsb.

C. DESKRIPSI NON VERBAL
Deskripsi dapat pula dibuat berdasarkan teks-teks nonverbal seperti gambar, peta, denah,
bagan, table, grafik, diagram, matrik, dan lain-lain. Penulis dituntut membuatnya sesuai
dengan nilai-nilai kebenaran yang terdapat pada teks-teks tersebut.

BAGIAN II :MEMBUAT NARASI
Anda pernah membaca cerita pendek di media massa. Bukan ? itu adalah contoh narasi.
Anda tertarik untuk mencoba membuatnya,
Bukan ? Modul ini akan member dasar bagaimana membuat cerita atau karangan narasi
pendek ( Cerpen )
Bagian-bagian alur cerpen terdiri atas :
1) Pemaparan / pendahuluan
2) Perumitan
3) Konflik
4) Klimaks
5) Penyelesain
Langkah menulis cerpen :
1) Menentukan tema dan amanat
2) Membuat synopsis ( Cerita Singkatnya )
3) Mengembangkan synopsis menjadi cerpen, dengan cara sebagai berikut :


Menguraikan latar
Menyajikan peristiwa-peristiwa pendahuluan
Menyisipkan dialog-dialog
Menampakkan karakter
BAGIAN III : MEMBUAT EKSPOSISI
Dalam kegiatan menulis tataran madya yang lalu anda telah mengikuti uarain tentang
pembuatan karngan.
Telah diuraikan bahwa menurut tujuannya, karanngan dibedakan menjadi lima macam :
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, da persuasi.
Dalam kegiatan menulis kali ini anda diharapkan dapat membuat karangan yaitu :
Membuat karanagan eksposisi.
A. SUMBER DAN METODE ESKPOSISI
Dalam bahan diklat yang lalu telah diuraikan bahwa karangan eskposisi bertujuan
menguraikan atau memaparkan suatu hal, konsep, proses, gagasan, atau peristiwa agar
pembaca menjadi bertambah luas wawasan pengetahuannya. Metode analisis yang banyak
dipakai antara lain identifikasi dan ilustrasi, pengertian identifikasi adalah proses
menyebutkan ciri-ciri/unsur pengenal suatu objek sehingga pembaca lebih mengenal
hal/objek tersebut. Sebagai contoh kita akan menjelaskan kehidupan masyrakat purba, kita
kemukakan tetang tempat tinggalnya, mata pencahariannya, peralatan hidupnya, dsb.
Metode ilustrasi (eksemplifikasi) ialah metode yang menjelaskan suatu objek dengan
menggunakan contoh-contoh yang nyata atau konkret.Misalnya kita akan menjelaskan
energi nuklir, kita kemukakan dahsyatnya bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan
Hiroshima, aplikasi nuklir untuk listrik di Rusia, aplikasi nuklir pada kapal-kapal induk
Amerika, dsb.
Analisis Objek eksposisi dapat juga dilakukan berdasarkan fungsi, proses, kausal, (sebab-
akibat),dan analisi logis lainnya. Misalnya kita akan menjelaskan rumah, lalu kita
mengidentifikasi atas atap, dinding, dan fondasi. Kalau kita menjelaskan computer dengan
menjelaskan bagian CPU, keyboard, dan Monitor, pada dasarnya kita telah melakukan
analisis berdasarkan fungsi juga.
Analisis Proses adalah penjelasan tentang bagamana sesuatu bekerja atau bagaimana
sesuatu terjadi. Misalnya menjelaskan tsunami, kita uraikan bagaimana proses terjadinya.
Analisi kausa mengasumsikan bahwa suatu hal/peristiwa bias ada/terjadi karena ada hal
lain sebagai penyebabnya/hal lain sebagai akibatnya. Kalu kita menjelaskan fenomena
banjir atau tanah longsor, bobolnya tanggul sungai, mampatnya selokan, gundulnya hutan,
labilnya tanah, dsb.

B. EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS NON VERBAL
(GAMBAR,BAGAN,TABEL,GRAFIK,MATRIKS)



Seperti halnya karangan deskripsi,karangan eksposisi pun sering dibuat berdasrkan
gambar, bagan. Table, grafik, atriks, dan sejenisnya. Penyajia bentuk-bentuk nonverbal
tersebut bias dimaksudkan sebagai objek untuk di jelaskan, tetapi bias juga sebagai alat
bantu untuk memperkonkret penjelasan.

BAGIAN IV : MEMBUAT ARGUMENTASI DAN PERSUASI
A. MERODE ARGUMENTASI
Argumentasi dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran suatu gagasan/pendapat.
Oleh karena itu penulis harus menyajikan gagasannya secara logis, kritis, dan sistematis
dengan alasan atau bukti yang kuat sehigga gagasan/pendapat tersebut tidak dapat
disangkal kebenarannya.Untuk mendukung atau membuktikan kebenaran gagasan atau
pendapat, tidak jarang penulis menggunakan data, fakta, angka-angka, gambar, table,
grafik,bagan,dan sebagainya.
Ada bermacam-macam cara (metode) untuk membuat atau memperkuat argumentasi antara
lain sebagai berikut :
1. Kausal : Pembenaran pendapat dengan mengemukakan alasan yang berupa sebab-sebab
atau akibat-akibat. Polanya bias sebab-akibat, akibat-sebab, atau sebab-akibat yang
berantai.
2. Keadaan yang memaksa : Pembenaran pendapat dengan mengemukakan berbagai jaln
buntu sehingga tidak ada jalan/alternative lain.
3. Analogi : pembenaran pendapat berdasarkan asumsi bahwa jika dua hal memiliki banyak
persamaan, dalam hal lain tentu ada yang sama pula.
4. Perbandingan : pembenaran pendapat dengan cara membandingkan dua hal,situasi,atau
kondisi
5. Pertentangan :Pembenaran pendapat dengan mempertentangkan dua situasi atau kondisi
6. Kesaksian : pembenaran pendapat dengan menggunakan atau mendasarkan pada
keterangan saksi. Metode ini banyak dipakai pengadilan atau

7. Autoritas : pembenaran pendapat dengan mendasarkan pendapat ahli.

8. Generalisasi : pembenaran pendapat/simpulan berdasarkan data/fakta/contoh atau
kejadian yang bersifat khusus.

B METODE PERSUASI
Persuasi makssudnya untuk mempengaruhi sikap/pendapat atau membujuk agar berbuat
sesuatu.jika dalam argumentasi yang menjadi sasaran utama ialah logika,maka yang
menjadi sasaran utama persuasi emosi pembaca-meski logika seperti pada argumenttasi
juga tidak kalah kepentingannya.


Ada bemacam macam cara(metode) untuk membuat untuk memperkuat persuasi amtara
lain:
1. Rasionalisasi: macari-cari alasaan pembenar meski seebenarnya tidak memiliki hubungan
langsung.misalnya ,ketika seseorang tidak bisamengarjakan ujian/tidak lulus ,ia membela
diri dengan mengatakan soalnya terlalu sulit, yang lain juga banyak yang tidak lulus,
2. Identifikasi :menyamankan diri pembicara /penulis seolah-olahsama dengan
pendengar/pembicara. Misalnya: seorang politisi untuk merebus simpati dari kalangan
petani. Ia mengatakan bahwa dirinya atau keluarganya juga pernah jadi petani,dari
keluarga/nenek moyang petani yang tahu betul aspirasi mereka.
3. Sugesti: kata-kata orang yang kuat atau tinggi kedudukannya memiliki kekuartan untuk
mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, sbelum atau sambil berbicara,seseorang perlu
berusaha agar pihak lain tahu siapa dirinya serta bagaimana kedudukan atau reputasinya.
Dengan mengetahui bahwa pembicara/penulisnya memiliki reputasi/kedudukan yang
tinggi,pendengar/pembaca akan lebih mudah percaya. Misalnya, seorang pengacara
menceritakan pengalaman suksesnya membela seorang pejabat tinggi dalma suatu kasus
besar. Seorang perawat/paramedis menceritakan reputasi dokter yang akan mengoperasi
kepada pasien atau keluarganya.
4. Kompensasi : mencari subsitusi ( Pengganti ). Misalnya seorang pejabat gagal dalam
pembangunan pendidikan dan ekonomi, maka untuk tetap memperoleh keprecayaan
public, ia getol menonjolkan sukses di sekitar lain, misalnya pariwisata ,pembangunan
fisik,dan sebagainya.
5. Proyeksi : melempar kesalahan/kekurangaan kepada pihak lain . misalnya, Ketika
perusahaan yang dipimpin bankrupt, seorang direktur mengatakan bahwa stafnya
berpendidikan rendah, karyawannya tidak konpak, dan sebagainya.
6. Menakut-nakuti: mengemukakan bahaya/ risiko jika tidak mengikuti. Misalnya,sebuah
pabrik makanan berkalsium tinggi akan menggembar-ngeeborkan risiko astioporosis (
tulang keropos) jika kekeurangan kalsium,sedangkan produsen makanan berserat tinggi
selalu mengemukakan resiko kurang serat,pabrik obat nyamuk mengumbar peringatan
Awas malaria, dsb.
7. Membeber keunggulan /keuntungan :mengemukakan keunggulan /keuntungan
mengikuti ajakannya .sebaliknya kelemahan/kerugian tidak pernah diungkapkan .
misalnya:
Bank akan selalu mengatakan bahwa ia member bunga tinggi kepada penabung/deposan
sehingga sengat menguntungkan dan aman
Produsen obat selalau mengatakan bahwa produnya paling manjur untuk menyembuhkan
suatu penyakiat
produsen makanan selalu mengatakan bahwa produknya paling lezat bergisi dan
menyehatkan


MODUL 2.13
Meringkas tks tertulis dalam koteks bekerja

A. PENGERTIAN RINGKASAN ATAU RANGKUMAN
Ringkasan (prcis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan sebuah karangan yang
panjang dalam bentuk singkat. Seorang penulis ringkasan dalam pembuatan ringkasan
harus langsung meringkas kalimat, paragraf, bagian, dan sebagainya. Menulis ringkasan
merupakan suatu ketrampilan untuk memproduksi hasil karya yang sudah ada dalam
bentuknya yang singkat.

B. TEKNIK CARA MEMBUATA RINGKASAN ATAU RANGKUMAN
Berikut ini adalah langkah yang dapat diikuti dalam membuat ringkasan yang baik dan
teratur :
1) Membaca naskah asli
2) Mencatat gagasan utama dan ringkasan penting
3) Membuat reproduksi
4) Ketentuan tambahan
Selain ketiga langkah di atas, terdapat beberapa ketentuan tambahan, yaitu :
a. Mengutamakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk, dan kalimat tak langsung
daripada kalimat langsug
b. Ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, gagasan yang panjang diganti
dengan gagasan pendek atau sentral. Boleh saja membuang kalimat atau alinea yang tidak
diperlukan.
c. Jumlah alinea sama dengan jumlah topik atau gagasan yang akan kita masukkan dalam
ringkasan.
d. Tidak harus mempertahankan semua sifat atau keterangan yang ada.
e. Pertahankan susun gagasn asli dan ringkaslah gagasan-gagasan itu dengan urutan yang
sama dengan naskah asli.
f. Untuk memeperkuat kebenaran boleh dimasukkan kutipan dari naskah asli (baik langsung
maupun tak langsung) dengan mencantumkan nomor halaman yang dirujuk.
g. Ringkasan pidato atau ceramah, yang diucapkan langsung oleh orang pertama harus dganti
dengan sudut pandang orang ketiga.
h. Suatu ringkasan biasanya ditentukan panjang ringkasan finalnya, missal 100 kata dan
sebagainya.





C. CONTOH-CONTOH TEKS DAN RINGKASANNYA
Contoh 1 (Ringkasan verbal dari teks monolog)

PERNIKAHAN DINI
Masih ingat sinetron berjudul Pernikahan Dini ? Dini bukan sekedar tokoh wanita, kata
dini juga mengandung arti lain, yaitu sebelum waktunya. Singkat cerita, sepasang
remaja terpaksa menjalani pernikahan sebelum waktunya karena dini yang masih remaja
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Aib ini terjadi setelah mereka melakukan
hubungan terlarang saat bertamasya ke daerah wisata yangs sejuk dan indah. Seiring
dengan bergulirnya waktu, Dini yang masih belia dan sang pria yang masih remaj dituntut
harus menjadi orang tua bagi anak mereka. Kini mereka terpaksa menerima
realitas,menjalani kehidupan berumah tangga yang penuh dengan kerikil tajam sebagai
konsekuensi dari perbuatannya.
Kisah di atas menggambarkan betapa remaja tidak memilikai pemikiran jauh ke depan.
Resiko dari perbuatan mereka harus di bayar mahal ; mereka menghadapi kenyataan :
harus punya anak.Padahal seacra mental dan finasial mereka belum siap inilah contoh
remaja yang sangat minim pengetahuan tentang masalah seksualitas dengan segal
resikonya.
Oleh karena itu Depdiknas perlu diberi dukungan untuk mencanangkan diajarkannya
pendidikan seks di sekolah-sekolah. Banyak orang yang masih alergi mendengar kata
seks. Mereka menafsirakn pendidikan seks dengan suatu pemikiran yang picik dan
keliru. Itulah sebabnya, istilah pendidikan seks perlu diganti namanya menjadi
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja.
Masalah kesehatan reproduksi remaj cakupannya lebih luas, meliputti pengetahuan tentang
system dan fungsi alat reproduksi gender,kehamilan,penayakit,menular seksual,serta
membongkar mitos-mitos seksualitas.

Ringkasan verbal dari teks di atas adalah :
Dini yang masih remaja harus mengalami kehamilan yang tidak diinginkan akibat
hubungan terlarang dengan temannya yang juga masih remeja. Mereka yang masih
sama-sama remaja harus mempunyai anak, sementara mental dan finansial mereka belum
siap. Akibatnya mereka hidup sengsara.
Depdiknas perlu didukung untuk mencanangkan dijarkannya Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja.
Catatan :
Tulisan asli kurang lebih 200 kata, dan ringkasannya kurang lebih 50 kata.

Anda mungkin juga menyukai