Anda di halaman 1dari 4

Propena

PROPILENA


Propilena adalah suatu senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dikenal juga sebagai
propena, propilena termasuk kedalam kelompok alkena atau berada di dalam kelompok olefin.
Rumus molekul dari propilena C3H6 dengan rumus bangun :
( CH2=CH-CH3 )
Propilena mempunyai bobot molekul 42,08 gram/mol pada temperatur kamar berbentuk
gas tetapi dapat dicairkan dengan penambahan tekanan dan penurunan temperature sehingga
dalam penampungan dan penyimpanan di dalam tanki berwujud cair (liquid ) ( Harold & Reuben
, 1996 )
Propilena merupakan senyawa yang sangat reaktif, tidak berwarna, mudah
terbakar,memiliki titik didih -47,6 C dan titik beku 185 C, tidak larut dalam air tetapi sangat
larut dalam pelarut non polar . molekul propilena sedikit polar karena adanya ikatan rangkap dua,
dan juga karena mengandung kerapatan ion yang tinggi ( Fessenden dan Fessenden,1997 )

Sifat umum Propilena
Propilena sebagai golongan alkena ( olefin )mempunyai sifat umum diantaranya :
1. Alkena-alkena mengandung suatu ikatan rangkap dua. Analisis difraksi sinar x
memperlihatkan bahwa atom a,b,c dan d serta kedua atom karbon semua terletak pada
satu bidang.


2. alkena-alkena bereaksi dengan mudah,biasanya pada suhu sedang, dengan berbagai zat
pngoksidasi dan pereduksi, asam-asam, radikal- radikal bebas dan berbagai ragensia lain.
3. alkena adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh , sehingga mengandung bih sedikit atom
hydrogen dibandingkan dengan alkana istilah tidak jenuh merujuk kepada kenyataan
bahwa senyaa-senyawa tidak jenuh dapat bereaksi dengan hydrogen menghasilkan
molekul-molekul jenuh yang tidak dapat bereaksi lebih lanjut dengan hydrogen.

Sifat khusus propilena
Karakteristik / sifat khusus dari propilena yaitu senyawaan ini sangat reaktif, kereaktifan
ini terletak pada ikatan rangkap dua, pada ikatan rangkap dua ini dapat terjadi proses
penggabungan beberapa molekul sejenis dari propilena menjadi molekul yang lebih besar (
polimerisasi 0 menjadi polipropilena ( Amri,2002 )

Sifat khusus propilena
Karakteristik / sifat khusus dari propilena yaitu senyawaan ini sangat reaktif, kereaktifan
ini terletak pada ikatan rangkap dua, pada ikatan rangkap dua ini dapat terjadi proses
penggabungan beberapa molekul sejenis dari propilena menjadi molekul yang lebih besar (
polimerisasi 0 menjadi polipropilena ( Amri,2002 )


Sifat kemurnian propilena
Untuk mendapatkan propilena dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dengan cara
pemurnian (destilsi ) gas hasil cracking ( thermal cracking/ catalytic cracking ), kemudian
dilakukan treatment untuk menghilangkan pengotor-pengotornya.. tingkat kemurnian propilena
dibatasi minimal 99,60 % mol dan tingkat kandungan kontamina-kontaminannya di bawah batas
maksimal yang ditetapkan.
Dengan tingkat kemurnian yang tinggi maka akan diperoleh reaksi yang sempurna dan
tingkat kualitas produk yang maksimal sehingga kendala dalam pengolahan semakin kecil dan
biaya operasionalnya lebih murah (amri,2002 ).

Proses pembuatan propilena
Perengkahan ( cracking ) adalah pemecahan suatu senyawaan molekul hidrokarbon
minyak bumi dari berat molekul tinggi menjadi berat molekul rendah oleh pengaruh temperature
yang tinggi (mujirahardjo,1997). Akibat proses ini terjadi pemutusan ikatan dari senyawa
hidrokarbon rantai panjang menjadi senyawa hidrokarbon rantai pendek yaitu farafin dan olefin.

Feed dari RCC uni #15 adalah gabungan dari DMAR (Demetalized Atmospheric Residue
) dari AHU sebanyak 65 % dan AR (Atmospheric Residue ) dari DTU sebanyak 35 , gabungan
umpan ini akan kontak dengankatalis di reactor dan mengalami proses catalytic cracking
(perengkahan menggunakan Katalis ). Hasil cracking diproses lebih lanjut di unit #16
(Unsaturated gas plant ) sehingga diperoleh praksi LPG ( Unteated LPG ). Untreated LPG
disalurkan ke unit #17 (LPG treatment ) menjadi treated LPG yang digunakan sebagai umpan
dalam recovery unit (unit # 19)
Treated LPG yang dipompakan ke C3/C4 splitter (19-C-101) sehingga C4 campuran ada
dibagian bawah dan C3 campuran ada dibagian atas, uap yang terbentuk di bagian atas masuk ke
C3/C4 splitter condenser, condensate yang tebentuk masuk ke splitter recovery (19-V-101)
dimana sebagian C3 campuran di refflukske splitter dan sebagian ke wash colom (19-C-103)
untuk menghilangkan kandungan sulfurnya.
C3 campuran yang telah dihilangkan kandungan sulfurnya masuk ke sand filter (bagian
atas ) 19-S-101 untuk menghilangkan moisture yang terbawa bersama aliran, selanjutnya
dikeringkan di feed drier agar propylene memenuhi spesifikasinya.
C3 campuran yang kering masuk ke C3 splitter (19-C-102) untuk dipisahkan antara
propylene dengan dengan propane. Propane yang keluar sebagai produk bawah C3 spitter
kemudian dialirkan ke tanki produk propane,dan propylene yang terbentuk dari bagian atas
masuk ke COS removal untuk dihilangkan kandungan COS dari propylene.
Propylene yang sudah dibersihkan dari COS kemudian dialirkan ke Propylene metal
Treater untuk dihilangkan metalnya ( Arsin, Phosphine< antimony dan metal lainnya ).
Selanjutnya dip roses dalam SHP reactor ( Selective Hidrogeneration process) sehingga senyawa
senyawa diena dan Asetylene yang masih tersisa dijenuhkan menjadi mono olefin (prppylene )
Propylene dengan kemurnian tinggi ini dialirkan ke tanki produk setelah didinginkan
terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai