Anda di halaman 1dari 10

Diagnosis Keperawatan:

1. Nyeri kolik b.d aktivitas otot polos sistem kaliss, penerangan dari terminal
saraf sekunder dari adanya batu pada ginjal
2. Perubahan pola miksi b.d retensi urine, sering BAK, hematuria sekunder
dari iritasi saluran kemih
3. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah
efek salurah kemih.
4. Kecemasan berhubungan dengan prognosis pemvedahan, tindakan invasif
diagnostik.
5. Pemenuhan informasi berhubungan dengan rencana pembedahan, tindakan
ESWI, perencanaan pasien tulang.

Intervensi Keperawatan:
1. Nyeri kolik b.d aktivitas otot polos sistem kaliss, penerangan dari terminal
saraf sekunder dari adanya batu pada ginjal

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau teradaptasi
Kriteria hasil :
a. Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri
0-1 (0-4)
b. Dapat mengidentifikasikan aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri
c. Ekspresi pasien rileks
Intervensi Rasional
1. Jelaskan dan bantu pasien dengan
tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi dan noninvasif



1. Pendekatan dengan menggunakan
relaksasi dan nonfarmakologi
lainnya telah menunjukkan
keefektifan daam mengurangi nyeri

2. Lakukan managemen nyeri
keperawatan:
Istirahakan pasien




Managemen lingkungan tenang
dan batasi pengunjung





2.

Istirahat akan menurunkan
kebutuhan O2 jaringan perifer
sehingga akan meningkatkan suplai
darah ke jaringan

Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulus nyeri
eksternal dan menganjurkan pasien
untuk beristirahat dan pembatasan
pengunjung akan meningkatkan
kondisi O2 ruangan yang akan
berkurang apabila banyak


Beri kompres hangat pada
pinggang


Lakukan teknik stimulasi per
kutaneus



Lakukan masase sekitar nyeri


Dekatkan orang terdekat

Ajarkan teknik relaksasi
pernapasan dalam
Ajarkan tehnik distraksi pada saat
nyeri





Tingkatkan pengetahuan tentang:
sebab-sebab nyeri, dan
menghubungkan berapa lama
nyeri akan berlangsung
pengunjung yang berada di ruangan
dan menjaga privasi pasien
Vasodilatasi dapat menurunkan
spasme otot dan kontraksi otot
pinggang sehingga menurunkan
stimulis nyeri
Salah satu metode distraksi untuk
menstimulasi pengeluaran endorfin-
enkefalin yang berguna sebagai
analgetik internal untuk memblok
rasa nyeri.
Meningkatkan kelancaran suplai
darah untuk menurunkan stimulus
iskemia
Eksplorasi stimulus eksternal untuk
menurunkan iskemia
Meningkatkan asupan O2 sehingga
akan menurunkan stimulus nyeri
Distraksi dapat menurunkan
stimulus internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorfin dan
enfekalin yang dapat memblok
reseptor nyeri untuk tidak
dikirimkan ke korteks serebri
sehingga menurunkan persepsi nyeri
Pengetahuan yang akan dirasakan
membantu mengurangi nyerinya
dan dapat membantu
mengembangkan kepatuhan pasien
terhadap rencana terapeutik
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian anlagetik
3. Analgetik memblok lintasan nyeri
sehingga nyeri akan berkurang

2. Perubahan pola miksi b.d retensi urine, sering BAK, hematuria sekunder dari
iritasi saluran kemih

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pola eliminasi optimal sesuai kondisi klien
Kriteria hasil :
a. Frekuensi miksi dalam batas 5-8x/24jam
b. Pasien mampu minum 2000cc/24 jam dan kooperatif untuk menghindari
cairan yang mengiritasi kandung kemih
Intervensi Rasional
1. Kaji pola berkemih dan
catatproduksi urine tiap 6 jam
1. Mengetahui pengaruh iritasi
kandung kemih dengan frekuensi
miksi

2. Anjurkan pasien untuk minum 2. Membantu mempertahankan fungsi
2000cc/hari ginjal, pemberian air secara oral
adalah pilihan terbaik untuk
mendukung aliran darah renal dan
untuk membilas bakteri dari traktus
urinarius
3. Hindari minum kopi, teh, kola dan
alkohol
3. Menurunkan iritasi dengan
menghindari minuman yang bersifat
mengiritasi saluran kemih
4. Kolaborasi
Pemberian medikamentosa









Tindakan Extracorporeal
Shockwave Lithotripsy (ESWL)









Tindakan Endourologi










Pembedahan terbuka

Terapi medikamentosa ditujukan
untuk batu yang ukurannya kurang
dari 5 mm karena diharapkan batu
dapat keluar spontan. Terapi yang
diberikan bertujuan untuk
mengurangi nyeri, memperlancar
aliran urine dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak
supaya dapat mendorong batu keluar
dari saluran kemih.
Alat ini dapat memecah batu ginjal,
batu ureter proksimal, atau batu
kandung kemih tanpa melalui
tindakan invasif dan tanpa
pembiusan. Batu dipecah menjadi
fragmen-fragmen kecil mudah
dikeluarkan melalui saluran kemih.
Tidak jarang pecahan-pecahan batu
yang sedang keluar menimbulkan
perasaan nyeri kolik dan
menyebabkan hematuria
Tindakan endourologi adalah
tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan batu saluran kemih
yang terdiri atas memecah batu dan
kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang
dimasukkan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (per
kutan). Proses memakai energi
hidraulik, energi gelombang suara,
atau denga energi laser.
Bedah terbuka pada kondisi pasien
yang mengalami batu ginjal
dilakukan atas pertimbangan medis,
di mana belum tersedianya fasilitas
untuk pelaksanaan bedah ESWL
atau adanya pertimbangan adanya
komplikasi secara klinis yang
diharuskan untuk pelaksanaan
dengan pembedahan terbuka.

3. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek
salurah kemih.

Tujuan : Dalam wkatu 1x24 jam setelah diberikan asupan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria Hasil :
a. Klien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat
b. Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi klien turgor
kulit, berat badan, dan derajat
penurunan beratbadan,
intergritas mukosa oral,
kemampuan menelan, riwayat
mual/muntah, dan diare
1. Memvalidasi dan menetapkan
derajat masalah untuk
menetapkan pilihan intervensi
yang tepat
2. Fasilitasi klien memperoleh diet
biasa yang disukai klien (sesuai
indikasi)
2. Memperhitungkan keinginan
individu dapat memperbaiki
asupan nutrisi
3. Pantau intake dan output,
anjurkan untuk timbang berat
badan secara periodik (sekali
seminggu)
3. Berguna dalam mengukur
keefektifan nutrisi dan
dukungan cairan. Makanan dan
cairan tidak diijinkan melalui
mulut selama beberapa jam atau
beberapa hari sampai gejala
akut berkurang. Bila makanan
diberikan adanya gejala yang
menunjukkan dievaluasi dan
dilaporkan
4. Lakukan dan ajarkan perawatan
mulut sebelum dan sesudah
makan, serta sebelum dan
sesudah intervensi/pemeriksaan
peroral.
4. Menurunkan rasa tak enak
kaena sisa makanan atau bau
obat yang dapat merangsang
pusat muntah
5. Fasilitasi klien memperoleh diet
sesuai indikasi dan anjurkan
menghindari asupan daria gen
iritan
5. Intake minuman mengandung
kafein dihindari karena kafein
merupakan stimulan sistem
saraf pusat yang meningkatkan
aktivitas lambung dan sekresi
pepsin. Penggunaanalkohol juga
dihindari, demikian juga
merokok karena nikotin akan
mengurangi sekresi bikarbonat
pankreas dan karenanya
menghambat netralisasi asam
lambung dalam duodenum.
Nikotin juga meningkatkan
stimulasi parasimpatis yang
meningkatkan aktivitas otot
dalam uusus dan dapat
menimbulkan mual dan
muntah.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menetapkan komposisi
dan jenis diet yang tepat
6. Merencanakan diet dengan
kandungan nutrisi yang adekuat
untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan energi dari kalori
sehubungan dengan status
hipermetabolik klien.
7. Kolaborasi untuk pemberian
anti muntah
7. Meningkatkan rasa nyaman
gastrointestinal dan
meningkatkan kemauan asupan
nutrisi dan cairan peroral.

4. Kecemasan berhubungan dengan prognosis pemvedahan, tindakan invasif
diagnostik.
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jamtingkat kecemasan pasien berkurang atau hilang.
Kriteria evaluasi : Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal
perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang memngaruhinya,
kooperatif terhadap tindakan, dan wajah rileks.
Intervensi Rasional
Bantu pasien mengekpresikan perasaan
marah, kehilangan, dan takut.
Cemas berkelanjutan memberikan
dampak serangan jantugn selanjutnya.
Beri dukungan prabedah. Hubungan emosional yang baik antara
perawata dan pasien akan memengaruhi
penerima pesan dengan pembedahan.
Aktif mendengar semua kekhawatiran
dan keprihatinan pasien adalah bagian
penting dari evaluasi praoperatif.
Hindari konfrontasi. Konfrontasi dapat menignkatkan rasa
marah, menurunkan kerja sama, dan
mungkin memperlambat penyembuhan.
Beri lingkungan yang tenang dan
suasana penuh istirahat.
Mengurangi rangsangan eksternal yang
tidak perlu.
Beri kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan ansietasnya.
Dapat menghilangkan ketegangan
terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan.
Berikan privasi untuk pasien dan orang
terdekat.
Memberi waktu untuk mengekpresikan
perasaan, menghilangkan cemas, dan
perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan
teman-teman yang dipilih pasien
melayani aktivitas dan pengalihan
(misal: membaca) akan menurunkan
perasaan terisolasi.
Kolaborasi: berikan anticemas sesuai
indikasi, contohnya diazepam.
Meningkatkan relaksasi dan
menurunkan kecemasan.

5. Pemenuhan informasi berhubungan dengan rencana pembedahan, tindakan
ESWI, perencanaan pasien tulang.
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam terpenuhi pengetahuan pasien dan keluarga
tentang pembedahan.
Kriteria evaluas:
- Pasien dan keluarga mengetahui jadwal pembedahan.
- Pasien dan keluarga kooperatif pada setiap intervensi keperawatan.
- Pasien dan keluarga secara subjektif menyatakan bersedia dan termotivasi
untuk melakukan atau prosedur prabedah yang telah dijelaskan.
- Pasien dan keluarga memahami tahap-tahap intraoperatif dan
pascaanastesi.
- Pasien dan keluarga memahami respons pembedahan secara fisiologis dan
psikologis.
- Secara subjektif pasien menyatakan rasa nyaman dan relaksasi emosional.
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan, sumber
informasi yang telah diterima.
Menjadi data dasar untuk memberikan
pendidikan kesehatan dan
mengklarifikasi sumber yang tidak
jelas.
Diskusikan jadwal tindakan diagnostik
invansif (ESWL) dan pembedahan.
Pasien dan keluarga harus diberitahu
waktu dimulainya tindakan ESWL dan
pembedahan. Apabila rumah sakit
mempuunyai jadwal kamar operasi
yang padat, lebih baik pasien dan
keluarga diberitahukan mengenai
banyaknya jadwal operasi yang telah
ditetapkan sebelum pasien.
Lakukan pendidikan kesehatan
preoperatif.
Manfaat dan instruksi preoperatif telah
dikenal sejak lama. Setiap pasien
diajarkan sebagai seorang individu
dengan mempertimbangkan segala
keunikan ansietas, kebutuhan, dan
harapan-harapannya.
Programkan instruksi yang didasarkan
pada kebutuhan individu direncanakan
dan diimplementasikan pada waktu
yang tepat.
Jiak sesi penyuluhan dilakukan
beberapa hari sebelum tindakan ESWL
dan pembedahan, pasien mungkin tidak
ingat tentang apa yang telah dikatakan.
Beritahu persiapan pembedahan,
meliputi:
- Persiapan intestinal.




Pembersihan dengan enema atau
laksatif mungkin dilakukan pada malam
sebelum operasi dan mungkin diulang


- Persiapan kulit.











- Pencukuran area operasi.
jika tidak efektif.

Tujuan dari persiapan kulit preoperatif
adalah untuk mengurangi sumber
bakteri tanpa mencederai kulit. Bila ada
waktu, seperti pada bedah elektif,
pasien dapat diinstruksikan untuk
menggunakan sabun yang mengandung
deterjen germisida untuk membersihkan
area kulit selama beberapa hari sebelum
pembedahan, untuk mengurangi jumlah
organisme kulit, persiapan ini dapat
dilakukan dirumah.

Pencukuran area operasi dilakukan
apabila protokol lembaga atau ahli
bedah mengharuskan kulit untuk
dicukur, pasien diberitahukan tentang
prosedur mencukur, dibaringkan dalam
posisi yang nyaman,m dan tidak
memajan bagian yang tidak perlu.
Beritahu persiapan pembedahan,
meliputi:
- Persiapan istirahat dan tidur.









- Persiapan rambut kosmetik.
















Istirahat merupakan hal yang penting
untuk penyembuhan normal.
Kecemasan tentang pembedahan dapat
dengan mudah mengganggu
kemampuan untuk istirahat atau tidur.
Kondisi penyakit yang membutuhkan
tindakan pembedahan mungkin akan
menimbulkan rasa nyeri yang hebat
sehingga mengganggu istirahat.

Untuk menghindari cedera, perawat
meminta pasien melepas jepit
rambutnya sebelum masuk keruang
operasi. Rambut palsu juga harus
dilepas. Rambut panjang juga dapat
dikepang agar tetap pada tempatnya.
Pasien akan memakai tutup kepala
sebelum memasuki ruang operasi.
Selama dan setelah pembedahan, ahli
anastesi dan perawat mengkaji kulit,
serta mebran mukosa untuk
menentukan kadar oksigenasi dan
sirkulasi pasien.oleh karena itu, seluruh
riasan, muka (lipstik, bedak, pemerah
muka, dan cat kuku) harus dihilangkan



- Pemeriksaan alat bantu (protese)
dan perhiasan.









- Persiapan administrasi dan
informed consent
untuk memperlihatkan warna kulit dan
kuku yang normal.

Pasien harus melepas semua protese,
termasuk gigi palsu lengkap atau
sebagian, kaki palsu, mata palsu, dan
lensa kontak. Alat bantu dengar, bulu
mata palsu, dan kaca mata juga harus
dilepas. Apabila pasien memiliki brace
(alat penopang) atau bidai, perawat
meminta dokter untuk menentukan
apakah alat-alat tersebut harus dilepas
atau tidak.

Pada banyak lembaga perawat harus
mendokumentasikan daftar seluruh alat
prostese atau barang-barang pribadi
termasuk perhiasaan dan penyimpannya
sesuai dengan kebijakan lembaga.
Perawat juga boleh memberikan
prostese dan perhiasan kepada anggota
keluarga.
Pasien sudah menyelesaikan
administrasi dan mengetahui secara
finansial biaya pembedahan. Pasien
sudah mendapat penjelasan dan
menandatangani informd consent.
Ajarkan aktivitas pada postoperasi,
meliputi:
- Latihan nafas diafragma.




















Salah satu tujuan dari asuhan
keperawatan preoperatif adalah untuk
mengajarkan pasien cara untuk
meningkatkan ventilasi paru dan
oksigenasi darah setelah anestesi
umum. Hal ini dapat dicapa dengan
memperagakan pada pasien bagai mana
melalukan nafas dalam , naas lambat (
menahan inspirasi secara maksimal),
dan bagai mana menghembuskan nafas
dengan lambat.
Pasien diletakan dalam posisi duduk
untuk memberikan ekspansi paruyang
maksimum.
Pernafasan diafragatik mengacu pada
pendataran diafragma selama inspirasi
dengan mengakibatkan pembesaran
abdomen bagian atas sejalan dengan
desakan udara masuk. Selama ekspirasi,


- Ajarkan latihan batuk efektif
dan gunakan bantal agar
mengurangi respons nyeri.










otot-otot abdomen berkontraksi.

Tujuan dalam meningkatkan batuk
adalah untu memobilisasi sekreksi
sehingga dadat dikeluarkan. Ketika
dilakukan nafas dalam sebelum batuk,
refleks batuk dirangsang. Jika pasien
tidak dapat batuk secara efektif ,
pneumonia hipostatik, dan konplikasi
paru lainnya dapat terjadi.
Bila akan dilakukan insisi abdomen
atau toraks, perawat memperagakan
bagai mana garis insisi dapat disokong
sehingga tekanan diminimalkan dan
nyeri terkontrol.
Ajarkan aktivitas pada postoperasi,
meliputi:
- Latihan tungkai

Tujuan pergerakan peningkatan tubuh
secara hati-hati pada pascaoperatif
adalah untuk memperbaiki sirkulasi,
untuk mencegah statis vena dan untuk
menunjang fungsi pernafasan yang
optimal.
Pasien ditunjukan bagai mana cara
untuk berbalik dari satu sisi ke sisi
lainnya dan cara untuk mengambil
posisi lateral. Posisi ini akan digunakan
pada pascaoperatif ( bahkan sebelum
pasien sadar ) dan memeperahankan
setiap dua jam.
Latihan ekstremitas meliputi ekstensi
pada fleki lutut, serta sendi panggul (
sama dengan mengendarai sepeda
selama posisi berbaring miring ).
Telapak kaki diputar seperti membuat
lingkaran sebesar mungkin
menggunakan ibu jari kaki. Siku dan
bahu juga dilatih ROM. Pada awalnya
asien akan dibantu dan diingatkan
untuk melakukan latihan ini, tetapi
selanjunya dianjurkan untuk melakukan
latihan secara mandiri. Tonus otot
dipertahankan sehingga ambulasi akan
lebih mudah dialakukan.
Perawat tetap diingatkan untuk
menggunakan mekanik tubuh yang
tepat dan menginstruksi pasien untuk
melakukan hal yang sama. Ketika
pasiean dibaringkan dalam posisi apa
saja, tubuhnya dipertahan kan dalam
kelurusan yang sesuai.
Beritahu pasien dan keluarga kapan
pasien sudah bisa dikunjungi.

Pasien akan mendapat manfaat bila
mengetahui kapan keluarganya dan
temannya dapat berkunjung setelah
pembedahan.

Evaluasi:
1. Penurunan keluhan dan respons nyeri.
2. Terjadi perubahan pola miksi.
3. Peningkatan asupan nutrisi kurang.
4. Penurunan tingkat kecemasan.
5. Terpenuhinya informasi tentang rencana pembedahan, tindakan diagnistik
invasif (ESWL), dan perncanaan pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Resume Kasus Poliklinik Jantung
    Resume Kasus Poliklinik Jantung
    Dokumen4 halaman
    Resume Kasus Poliklinik Jantung
    Rinda Einay Adnir
    100% (1)
  • Makalah Kel 2 Dan 3
    Makalah Kel 2 Dan 3
    Dokumen18 halaman
    Makalah Kel 2 Dan 3
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • CECEP
    CECEP
    Dokumen2 halaman
    CECEP
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan
    Surat Permohonan
    Dokumen1 halaman
    Surat Permohonan
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Artikel Ilmiah 1
    Artikel Ilmiah 1
    Dokumen21 halaman
    Artikel Ilmiah 1
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Yadi EKG
    Yadi EKG
    Dokumen27 halaman
    Yadi EKG
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Absent Kelas Reg 12 B
    Absent Kelas Reg 12 B
    Dokumen6 halaman
    Absent Kelas Reg 12 B
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Pen Gerti An
    Pen Gerti An
    Dokumen19 halaman
    Pen Gerti An
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel 2 Dan 3
    Makalah Kel 2 Dan 3
    Dokumen18 halaman
    Makalah Kel 2 Dan 3
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Cuma BAB 2
    Cuma BAB 2
    Dokumen1 halaman
    Cuma BAB 2
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • LP Ppok
    LP Ppok
    Dokumen32 halaman
    LP Ppok
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Pen Gerti An
    Pen Gerti An
    Dokumen19 halaman
    Pen Gerti An
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Diare
    Asuhan Keperawatan Diare
    Dokumen29 halaman
    Asuhan Keperawatan Diare
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • OPTIMALKAN ASI
    OPTIMALKAN ASI
    Dokumen9 halaman
    OPTIMALKAN ASI
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Kor Pulmonal1
    Kor Pulmonal1
    Dokumen14 halaman
    Kor Pulmonal1
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Dinamika Lingkungan Hidup
    Dinamika Lingkungan Hidup
    Dokumen9 halaman
    Dinamika Lingkungan Hidup
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Askep Diare
    Askep Diare
    Dokumen22 halaman
    Askep Diare
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Rindaketikan Ajaaa
    Rindaketikan Ajaaa
    Dokumen41 halaman
    Rindaketikan Ajaaa
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen23 halaman
    Penda Hulu An
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Yadi EKG
    Yadi EKG
    Dokumen27 halaman
    Yadi EKG
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Data Aaaaaaaaaa
    Data Aaaaaaaaaa
    Dokumen2 halaman
    Data Aaaaaaaaaa
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Print Kata Pengantar
    Print Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Print Kata Pengantar
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Path
    Path
    Dokumen1 halaman
    Path
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Print Cover
    Print Cover
    Dokumen1 halaman
    Print Cover
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Print Kata Pengantar
    Print Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Print Kata Pengantar
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen23 halaman
    Penda Hulu An
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Kel 15 Teori Aktivitas
    Kel 15 Teori Aktivitas
    Dokumen8 halaman
    Kel 15 Teori Aktivitas
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat
  • Bahaya Kopi Jika Dikonsusmsi Berlebihan
    Bahaya Kopi Jika Dikonsusmsi Berlebihan
    Dokumen2 halaman
    Bahaya Kopi Jika Dikonsusmsi Berlebihan
    Rinda Einay Adnir
    Belum ada peringkat