Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PKN

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA

















Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.







31 Oktober , 2012

Penyusun


Daftar isi
KATA
PENGANTAR
.. 1
PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
PERS DI MASA
PERGERAKAN
.. 3
PERS DI MASA PENJAJAHAN
JEPANG..
3
PERS DI MASA REVOLUSI
FISIK
.. 4
PERS DI ERA DEMOKRASI (1949-
1959). 4
PERS DI MASA ORLA ATAU PERS
TERPIMPIN. 5
PERS DI ERA DEMOKRASI PANCASILA ATAU
ORLA 5
KEBEBASN PERS DI ERA
REFORMASI
7
KESIMPULAN
. 8
DAFTAR
PUSTAKA
.. 9








Perkembangan Pers di Indonesia
Sejak pemerintahan penjajahan Belanda menguasai Indonesia, mereka mengetahui dengan baik
pengaruh surat kabar terhadap masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, mereka memandang perlu
membuat undang-undang khusus untuk membendung pengaruh pers Indonesia karena
merupakan momok yang harus diperangi.
1. Pers di masa pergerakan
Setelah muncul pergerakan modern Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, surat kabar yang
dikeluarkan orang Indonesia lebih berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers saat itu merupakan
terompet dari organisasi pergerakan orang Indonesia.Pers menjadi pendorong bangsa
Indonesia dalam perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa. Contoh harian yang
terbit pada masa pergerakan, antara lain:

a. Harian Sedio Tomo sebagai kelanjutan harian Budi Utomo terbit di Yogyakarta didirikan
bulan Juni 1920.
b. Harian Darmo Kondo terbit di Solo dipimpin Sudarya Cokrosisworo.
c. Harian Utusan Hindia terbit di Surabaya dipimpin HOS Cokroaminoto.
d. Harian Fadjar Asia terbit di Jakarta dipimpin Haji Agus Salim.
e. Majalah mingguan Pikiran Rakyat terbit di Bandung dipimpin Ir. Soekarno.
f. Majalah berkala Daulah Rakyat dipimpin Mocb. Hatta dan Sutan Syahrir.

2. Pers di masa penjajahan Jepang
Pers di masa pendudukan Jepang semata-mata menjadi alat pemerintah Jepang dan bersifat pro
Jepang. Beberapa harian yang muncul antara lain:
a. Asia Raya di Jakarta
b. Sinar Baru di Semarang
c. Suara Asia di Surabaya
d. Tjahaya di Bandung
Pers nasional masa pendudukan Jepang mengalami penderitaan dan pengekangan lebih dari
zaman Belanda. Namun ada beberapa keuntungan bagi wartawan atau insan pers yang bekerja
pada penerbitan Jepang, antara lain:
a. Pengalaman karyawan pers Indonesia bertambah. Fasilitas dan alat yang digunakan jauh
lebih banyak daripada pada masa Belanda.
b. Penggunaan bahasa Indonesia makin sering dan luas. Karena bahasa Belanda berusaha
dihapus oleh Jepang, hal ini yang nantinya membantu bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa nasional.
c. Adanya pengajaran bagi rakyat agar berpikir kritis terhadap berita yang disajikan oleh
sumber resmi Jepang. Kekejaman dan penderitaan yang dialami pada masa Jepang memudahkan
pemimpin bangsa memberi semangat untuk melawan penjajah.

3. Pers di masa revolusi fisik
Periode ini antara tahun 1945 sampai 1949 saat itu bangsa Indonesia berjuang mempertahankan
kemerdekaan yang baru diraih tanggal 17 Agustus 1945. Belanda ingin kembali menduduki
sehingga terjadi perang mempertahankan kemerdekaan. Saat itu pers terbagi menjadi dua
golongan yaitu:
a. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh tentara Sekutu dan Belanda yang dinamakan
Pers Nica (Belanda).
b. Pers yang terbit dan diusahakan oleh orang Indonesia atau disebut Pers Republik.
Kedua golongan ini sangat berlawanan.Pers Republik yang disuarakan kaum Republik berisi
semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan sekutu.Pers Nica
berusaha mempengaruhi rakyat agar menerima kembali Belanda.
Contoh koran Republik yang muncul antara lain: harian Merdeka, Sumber, Pemandangan,
Kedaulatan Rakyat, Nasional, dan Pedoman. Pers Nica antara lain: Warta Indonesia di Jakarta,
Persatuan di Bandung, Suluh Rakyat di Semarang, Pelita Rakyat di Surabaya, dan Mustika di
Medan. Pada masa ini Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Serikat Pengusaha Surat Kabar
(SPS) lahir, kedua organisasi ini mempunyai kedudukan penting dalam sejarah pers Indonesia.
Untuk menangani pers, pemerintah mcmbentuk Dewan Pers tanggal 17 Maret 1959. Dewan
terdiri dari orang-orang persuratkabaran, cendekiawan, dan pejabat pemerintah, dengan tugas:
a. Penggantian undang-undang pers kolonial.
b. Pemberian dasar sosial-ekonomis yang lebih kuat kepada pers Indonesia (artinya fasilitas
kredit dan mungkin juga bantuan pemerintah).
c. Peningkatan mutu jurnalisme Indonesia.
d. Pengaturan yang memadai tentang kedudukan sosial dan hukum bagi wartawan Indonesia
(tingkat hidup dan tingkat gaji, perlindungan hukum, etika jurnalistik, dll).

4. Pers di era demokrasi (1949-1959)
Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek samping dari keluhan para wartawan
terhadap pers Belanda dan Cina. Pemerintah mulai mencari cara membatasi penerbitan karena
negara tidak akan membiarkan ideologi asing merongrong Undang-Undang Dasar. Akhirnya
pemerintah melakukan pemberdelan pers dengan tindakan yang tidak terbatas pada pers asing
saja.

5. Pers dimasa Orde Lama atau Pers Terpimpin
Lebih kurang 10 hari setelah Dekrit Presiden RI menyatakan kembali ke UUD 1945, tindakan
tekanan pers terus berlangsung, yaitu pembredelan terhadap kantor berita PIA dan surat kabar
Republik, Pedoman, Berita Indonesia, dan Sin Po dilakukan oleh penguasa perang Jakarta. Hal
ini tercermin dari pidato Menteri Muda Penerangan Maladi dalam menyambut HUT Proklamasi
Kemerdckaan RI ke-14, antara lain: Hak kebebasan individu disesuaikan dengan hak kolektif
seluruh bangsa dalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Hak berpikir, menyatakan pendapat, dan
memperoleh penghasilan sebagaimana dijamin UUD 1945 harus ada batasnya: keamanan negara,
kepentingan bangsa, moral dan kepribadian Indonesia, serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa
Awal tahun 1960 penekanan kebebasan pers diawali dengan peringatan Menteri Muda Maladi
bahwa langkah-langkah tegas akan dilakukan terhadap surat kabar, majalah-majalah, dan
kantor-kantor berita yang tidak menaati peraturan yang diperlukan dalam usaha menerbitkan pers
nasional.Masih tahun 1960 penguasa perang mulai mengenakan sanksi-sanksi perizinan
terhadap pers.
Tahun 1964 kondisi kebebasan pers makin buruk: digambarkan oleh E.C. Smith dengan
mengutip dari Army Handbook bahwa Kementerian Penerangan dan badan-badannya
mengontrol semua kegiatan pers. Perubahan ada hampir tidak lebih sekedar perubahan sumber
wewenang, karena sensor tetap ketat dan dilakukan secara sepihak.
Tindakan penekanan terhadap kemerdekaan pers oleh penguasa Orde Lama bertambah dengan
meningkatnya ketegangan dalam pemerintahan. Tindakan penekanan ini merosot ketika
ketegangan dalam pemerintahan menurun.Lebih-lebih setelah percetakan diambil alih
pemerintah dan wartawan wajib untuk berjanji mendukung politik pemerintah, sehingga sangat
sedikit pemerintah melakukan tindakan penekanan kepada pers.

6. Pers di era demokrasi Pancasila dan Orde lama
Awal masa kepemimpinan pemerintahan Orde Baru bahwa akan membuang jauh-jauh praktik
demokrasi terpimpin dan mengganti demokrasi Pancasila. Pernyataan ini membuat semua tokoh
bangsa Indonesia menyambut dengan antusias sehingga lahirlah istilab pers Pancasila.
Pemerintah Orde Baru sangat menekankan pentingnya pemahaman tentang pers pancasila.
Dalam rumusan Sidang Pleno XXV Dewan Pers (Desember 1984), pers pancasila adalah pers
Indonesia dalam arti pers yang orientasi, sikap dan tingkab lakunya didasarkan nilai-nilai
pancasila dan UUD45 Hakikat pers pancasila adalah pers yang sehat, yakni pers yang bebas dan
bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan
objektif, penyalur aspirasi rakyat dan kontrol sosial yang konstruktif.
Masa bulan madu antara pers dan pemerintah ketika dipermanis dengan keluarnya Undang-
Undang Pokok Pers (UUPP) Nomor II tahun 1966, yang dijamin tidak ada sensor dan
pembredelan, serta penegasan bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk menerbitkan
pers yang bersifat kolektif dan tidak diperlukan surat ijin terbit. Kemesraan ini hanya
berlangsung kurang lebih delapan tahun karena sejak terjadinya Peristiwa Malari (Peristiwa
Lima Belas Januari 1974), kebebasan pers mengalami set-back (kembali seperti zaman Orde
Lama).
Prof. Oeraar Seno Adji, SH, dalam bukunya Mas Media dan Hukum menggambarkan kebebasan
pers di alam demokrasi pancasila dengan karakteristik berikut:
a. Kemerdekaan pers harus diartikan sebagai kemerdekaan untuk mempunyai dan menyatakan
pendapat dan bukan kemerdekaan untuk memperoleh alat dari expression, seperti dikatakan oleh
negara sosialis.
b. Tidak mengandung lembaga sensor preventif.
c. Kebebasan bukanlah tidak terbatas, tidak mutlak, dan bukan tidak bersyarat sifatnya.
d. la merupakan suatu kebebasan dalam lingkungan batas tcrtentu, dan syarat-syarat limitatif
dan demokratis, seperti diakui oleh hukum internasional dan ilmu hukum.
e. Kemerdekaan pers dibimbing oleh rasa tanggung jawab dan membawa kewajiban yang
untuk pers sendiri disalurkan melalui beroepsthiek mereka.
f. la merupakan kemerdekaan yang disesuaikan dengan tugas pers sebagai kritik adalah negatif
karakternya, melainkan ia positif sifatnya, bila ia menyampaikan wettigeinitiativen dari
pemerintah.
g. Aspek positif di atas tidak mengandung dan tidak membenarkan suatu konklusi, bahwa
posisinya subordinated terhadap penguasa politik.
h. Adalah suatu kenyataan bahwa aspek positif jarang ditemukan kaum liberatarian sebagai unsur
esensial dalam persoalan mass-communication.
i. Pernyataan bahwa pers tidak subordinated kepada penguasa politik berarti bahwa konsep
authoritarian tidak acceptable bagi pers Indonesia.
j. Konsentrasi perusahaan pers bentukan dari chains yang bisa merupakan ekspresi dari
kapitalisme yang ongebreideld, merupakan suatu hambatan yang deadwerkelijk dan ekonomis
terhadap pelaksanaan ide kemerdekaan pers. Pemulihan suatu bentuk perusahaan, entah dalam
bentuk co-partnership atau co-operative atau dalam bentuk lain yang tidak memungkinkan
timbulnya konsentrasi dari perusahaan pers dalam satu atau beberapa tangan saja, adalah perlu.
k. Kebebasan pers dalam lingkunganbatas limitative dan demokratis, dengan menolak tindakan
preventif adalah lazim dalam negara demokrasi dan karena itu tidak bertentangan dengan ide
pers mereka.
l. Konsentrasi perusahaan yang membahayakan performance dari pers excessive, kebebasan pers
yang dirasakan berlebihan dan seolah memberi hak kepada pers untuk misalnya berbohong (the
right to lie), mengotorkan nama orang (the right to vility), the right to invade . privacy, the right
to distort, dan lainnya dapat dihadapi dengan rasa tanggung jawab dari pers sendiri. la memberi
ilustrasi pers yang bebas dan bertanggung jawab (a free and responsible press).

7. Kebebasan pers di Era Reformasi
Pada tanggal 21 Mei 1998 orde baru tumbang dan mulailah era reformasi. Tuntutan reformasi
bergema ke semua sektor kehidupan, termasuk sektor kehidupan pers. Selama rezim orde lama
dan ditambah dengan 32 tahun di bawah rezim orde baru, pers Indonesia tidak berdaya karena
senantiasa ada di bawah bayang-bayang ancaman pencabutah surat izin terbit.
Sejak masa reformasi tahun 1998, pers nasional kembali menikmati kebebasan pers. Hal ini
sejalan dengan alam reformasi, keterbukaan, dan demokrasi yang diperjuangkan rakyat
Indonesia. Akibatnya, awal reformasi banyak bermunculan penerbitan pers atau koran, majalah,
atau tabloid baru. Di Era reformasi pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers. Hal
ini disambut gembira dikalangan pers, karena tercatat beberapa kemajuan penting dibanding
dengan undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982 tentang
Pokok-Pokok Pers (UUPP).
Dalam Undang-Undang ini, dengan tegas dijamin adanya kemerdekaan pers sebagai hak asasi
warga negara (pasal 4). Itulah sebabnya mengapa tidak lagi disinggung perlu tidaknya surat ijin
terbit, yaitu terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, dan pelarangan
penyiaran sebagaimana tercantum dalam pasal 4 ayat 2.
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai hak
tolak. Tujuannya agar wartawan dapat melindungi sumber informasi, dengan cara menolak
menyebutkan identitas sumber informasi. Hal ini digunakan jika wartawan dimintai keterangan
pejabat penyidik atau dimintai mnejadi saksi di pengadilan.
Pada masa reformasi, Undang-Undang tentang pers No. 40 1999, maka pers nasional
melaksanakan peranan sebagai berikut:
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
b. Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi
manusia, serta menghormati kebhinekaan.
c. Mengembangkan pendapat umum berdasar informasi yang tepat, akurat, dan benar.
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran






KESIMPULAN

Pers di masa pergerakan yang dikeluarkan orang Indonesia lebih berfungsi sebagai
alat perjuangan,pers juga menjadi pendorong bangsa Indonesia dalam perjuangan
memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.
Sejak masa reformasi tahun 1998, pers nasional kembali menikmati kebebasan
pers. Hal ini sejalan dengan alam reformasi, keterbukaan, dan demokrasi yang
diperjuangkan rakyat Indonesia dan sampai saat ini perkembangan pers di
Indonesia terus berjalan seiring berjalannya waktu.

















DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia Indonesia.com
http://bukubaca.com

Anda mungkin juga menyukai