PROYEK PEMERINTAH DI INDONESIA Yunita A. Messah Dosen J urusan Teknik Sipil, FST, Universitas Nusa Cendana, Kupang / ABSTRACT Execution of procurement of construction executor service feeder has as according to prosedur set inPresident Decision (Keppres) Number 80Theyear 2003 about procurement governmental servive that is equal to medium 89.12% of 10.88% has not executed after gualification as according to rule/prosedur procurement. By using post qualication in procurement of construction executor service feeder becomes is effective because can increase number of offers, happened competition, procurement time became is briefer and attainment failure of target of completion of task of construction can beminimization but has not isefficient because doesn't lessen expense of procurement. This thing is shown with 38.89% responder to express post qualication doesn't lessencost allocation of procurement. ABSTRAK Pelaksanaan pengadaan penyedia jasa pelaksana konstruksi telah sesuai dengan ketentuanlprosedur yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/J asa Pemerintah yaitu sebesar 89.12% sedang 10.88% belum melaksanakan pascakualifikasi sesuai dengan ketentuan I prosedur pengadaan. Dengan menggunakan pascakualifikasi dalam pengadaan penyedia jasa pelaksana konstruksi menjadi efektif karena dapat meningkatkan jumlah penawaran, terjadi persaingan, waktu pengadaan menjadi lebih singkat dan kegagalan penoapaian target penyelesaian pekerjaan konstruksi dapat diminimalkan namun belum efisien karena tidak mengurangi biaya pengadaan. Hal ini ditunjukkan dengan 38.89% responden menyatakan pascakualifikasi tidak mengurangi alokasi biaya pengadaan. Kata kunci :pascakualifikasi, pengadaan, konstruksi PENDAHULUAN Sistem pasoakualifikasi digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang tidak kompleks/sederhana (Bab V Lampiran Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003) sedangkan untuk pekerjaan konstruksi yang kompleks digunakan sistem prakualifikasi (pasal 14 ayat (5) Keppres Nomor 80Tahun 2003). PENGKAJ IAN .Menurut Keppres No. 80 Tahun 2003, pascakualifikasi digunakan j ika pekerjaan tidak kompleks, resiko mernbahayakan keselamatan umurn, harta benda dan jiwa manusia; sedikit peralatan berat &tenaga ahli, Pengadaan penyedia jasa pelaksana konstruksi pada umumnya menggunakan sistem prakualifikasi untuk semua pekerjaan konstruksi. Dalam perkembangannya, prosedur pengadaan dengan sistem prakualifikasi diidentifikasi membutuhkan waktu yang lama dan dapat meningkatkan waktu pengadaan, sehingga pada tahun 2003 mulai digunakan sistempascakualiftkasi untuk pelelangan umum pengadaan barang/jasa pmborongan/jasa lainnya dengan maksud untuk menyederhanakan prosedur sehingga waktu pengadaan menjadi lebih singkat. 28 . - - - - JURNAL TEKNOLOGI-FST UNDANA, Volume 6, Nomor 2,September 2009; 28- 31 resiko membahayakan keselamatan umum, prosedur penyampaian/pemasukan harta benda;alat kerja sederhana, nilai Kontrak I} dokumen belum sesuai dengan prosedur :S Rp. 50 M, pelelangan umum dan jumlah pascakualifikasi hal ini dapat dilihat dari penyedia jasa terbatas. Hasil survey 83.33% responden yang melaksanakan menunjukkan rata-rata %pengguna jasa telah pemasukan dokumen kualifikasi melakukan sesuai dengan ketentuan yang ada. bersamaan dengan dokumen penawaran Berikut hasil survey yang dilakukan pada 30 dan 77.78% responden menerapkan pengguna jasa proyek pemerintah sebagai formulir isian kualifikasi sebagai ganti berikut: dokumen kualifikasi. 1. Pekerjaan tidak kompleks dan b. Evaluasi Penawaran PelelanganUmum Delapan puluh delapan koma delapan Untuk ketentuan mengenai pekerjaan tidak sembilan persen (88.89%) responden yang kompleks dan pelelangan umum. Seluruh melaksanakan prosedur evaluasi (100%) responden menggunakan penawaran pascakualifika sesuai dengan pascakualifikasi untuk pelelangan umum dan prosedur pascakualifikasi. Hal tnt pekerjaan konstruksi yangtidak kompleks atau ditunjukkan dengan: 94.44% responden sederhana. Namun demikian, belum ada yang melakukan pengumuman lelang pemahaman yang seragam dari penggunajasa ulang jika penawaran kurang dari 3 dan mengenai metode pelelangan umum dan 83.33%responden yangmenyatakan gugur pekerjaan yang tidak kompleks. untuk dokumen kualifikasi yang tidak a. Pemahaman pengguna jasa mengenai lengkap. pekerjaan tidak kompleks c. Evaluasi kualifikasi Empat puluh limapersen (45%) responden Delapan puluh tujuh koma empat persen menggunakan nilai kontrak sebagai dasar (87.04%) pengguna jasa melaksanakan dalam menentukan pekerjaan tidak prosedur evaluasi kualifikasi sesuai dengan kompleks, sedangkan resiko kurang prosedur pascakualifikasi. hal fit dipertimbangkan. Hal ini ditunjukkan ditunjukkan dengan: dengan 32%responden yangmenggunakan 0 83.33%responden melakukan evatuasi resiko terhadap keselamatan umum, harta kualifikasi setelahevaluasi kualifikasi. benda dan jiwa manusia serta sedikit 0 83.33% responden melakukan evaluasi menggunakan alat berat dan tenaga ahli kualifikasi terhadap 3 (tiga) penawaran sebagai syarat/ ketentuan pekerjaan tidak terendahyangresponsif kompleks dan 23% responden 0 94.44% responden menyatakan gugur menggunakan resiko terhadap keselamatan untuk dokumen yangtidak lengkap. umum, harta benda dan menggunakan alat d. Masasanggah sederhana sebagai syarat atau ketentuan Seluruh (100%) responden melaksanakan pekerjaan tersebut kompleks prosedur masa sanggah sesuai dengan b. Pemahaman pengguna jasa mengenai prosedur pascakualifikasi, hal ini penggunaan metodepelelangan umum ditunjukkan dengan: Hasil survei menunjukkan bahwa 83.33% 0 100%penggunajasa memberikan satu responden menggunakan pelelangan umum kali masa sanggah yaitu setelah untuk jumlah penyedia jasa yang mempu pengumuman pemenang melaksanakan pekerjaan membutuhkan 0 100%durasi masa sanggah 5hari kerja keahlian khusus terbatas. setelahpengumuman pemenang 2. Ketentuan mengeoai prosedur Berdasarkan hasil analisa, pelaksanaan/ pascakualifiksi dalam pengadaao jasa implementasi prosedur pascakualifikasi dalam pemborongan. pengadaan jasa pemborongan telah sesuai a. Penyampaian/pemasukan dokumen dengan prosedur, hal ini ditunjukkan dengan Delapan puluh koma lima puluh enam persentase pelaksanaan prosedur yaitu sebesar persen (80.56%) responden melaksanakan 89.12%dan 10,88%pelaksanaan belumsesuai 29 Yunita A. Messah , Kajian Penggunaan Pascakualifikasidalam Pengadaan ... prosedur. Berikut ini beberapa prosedur yang 0 Mudah dalam mengembangkan kriteria belum dilaksanakan seperti: penilaian penawaran dan kualifikasi a. Prosedur dokumen penawaran menjadi yang dapat dikuantifiksi dan diterapkan satu dengan dokumen kualifikasi dan 0 Peningkatan jumlah penawaran dan dokumen kualifikasi cukup diganti kompetis yang dapat mencegah formulir isian kualifikasi terjadinya markup harga b. Prosedur evaluasi penawaran tidak 0 Waktu pengadaan menjadi singkat termasuk evaluasi kualifikasi C. Prosedur evaluasi kualifikasi, dimana evaluasi kualifikasi dilakukan setelah evaluasi penawaran dan dilakukan terhadap 3 penawaran terendah yang responsif. Prosedur pascakualifikasi yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yaitu: a. Pelelangan ulang jika penawaran kurang dari 3 b. Dokumen kualifikasi yang tidak lengkap dinyatakan gugur c. Masa sanggah hanya dilakukan satu kali yaitu setelah pengumuman pemenang d. Durasi masa sanggah; 5 hari kerja setelah pengumuman pemenang Keberhasilan pelaksanaan pascakualifikasi didasarkan pada tujuan penggunaan pascakualifikasi yaitu agar tercapai pengadaan yang efisien, terbuka dan bersaing yang dibuktikan dengan waktu pengadaan menjadi singkat, biaya pengadaan menjadi murah dan terjadi persaingan atau kompetisi akibat dari peningkatan jumlah penawaran atau peserta lelang. Berdasarkan hasil survei, penggunaan pascakualifikasi cukup berhasil, hal mt ditunj ukan dari hasil survei yang menyatakan bahwa dengan pascakualifikasi terjadi pengurangan alokasi biaya pengadaan (61.11 % responden), terjadi peningkatan jumlah penawaran sehingga terjadi persaingan (88.89% responden), waktu pengadaan menjadi singkat (94.44% responden) dan pascakualifikasi dapat meminilisasi potensi terjadi kegagalan pencapaian target penyelesaian pekerjaan konstruksi (72,22% responden). 3. Keuntungan pengadaan pascakualifiksi dengan 30 4. Kerugiaa pengadaan pascakualifikasi dengan o Mudah dalam mengidentifikasi peserta lelang yang berminat untuk mengaj ukan penawaran atau proposal o Mudah dalam penentuan kriteria pekerjaan tidak kompleks o Mudah dalam pengambilan keputusan termasuk menetapkan pemenang lelang o Pengurangan biaya pengadaan akibat pengurangan alokasi biaya evaluasi kualifikasi o Berkurangnya kesempatan pamtia untuk menyaring peserta lelang yang tidak memiliki pengalaman o Beban kerja panitia menjadi lebih berat o Kemungkinan terjadi kegagalan pencapaian target (biaya, mutu & waktu) penyelesaian pekerjaan konstruksi o Beban pekerjaan peserta lelang di tempat lain yang belum terselesaikan tidak dapat diketahui panitia sebelum selesai evaluasi penawaran. PENUTUP Simpulan 1. Pelaksanaan pengadaan dengan pascakualifikasi telah sesuai prosedur pascakualifikasi yaitu 89.12% 2. Tujuan penetapan pengadaan dengan sistem Pascakualifikasi cukup berhasil karena dengan pascakualifikasi dapat meningkatkan jumlah penawaran, terjadi persaingan, waktu pengadaan menjadi lebih singkat dan kegagaJ an pencapaian target penyelesaian pekerjaan konstruksi dapat diminimalkan. 3. Penggunaan pascakualifikasi pada proyek pemerintah dengan maksud untuk menyederhanakan prosedur belum efisien, sistem dengan sebesar JURNAL TEKNOLOGI-FST UNDANA, Volume 6, Nomor 2,September 2009; 28- 3! karena tidak terjadi pengurangan biaya (dana). Hat ini ditunjukkan dengan 38.89% responden menyatakan pascakualifikasi tidak mengurangi alokasi biaya pengadaan. Rekomendasi Panitia/pejabat pengadaan harus memenuhi kreteria berikut: l . memiliki integritas moral disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas; 2. memahami keseluruhan pekerjaan yang akandiadakan; 3. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan yang bersangkutan; 4. memahami lSI dokumen pengadaanlmetoda dan prosedur pengadaan berdasarkanKeppres ini; 5. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan; 6. memiliki Sertifikat keahlian pengadaan barang/jasapemerintah. DAFTAR RUJUKAN Asian Development Bank, Prequalification of Guide", Standart Document. Oktober 2006 " Bidders User's Prequalification Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Perubahannya. World Bank, February 27 - March 3, 2006 "Prequalification", Seminar on Procurement of Goods, Works and Consultancy Contracts financed from World Bank Loans and IDA Credits, Zagreb, Croatia .,: / :n