Anda di halaman 1dari 11

Jurnal

Antibiotik Sebagai Bagian dari Penatalaksanaan


Malnutrisi Akut Berat

Nama : Fatihah Iswatun Sahara
Nim : 110.00!.10!
Pembimbing : dr. "ki Fitriani # S$.A
%e$aniteraan %linik Ilmu %esehatan Anak &S'(
Serang
Fakultas %edokteran 'ni)ersitas *A&SI
Juli 01+
Abstrak
,atar Belakang
Malnutrisi berat akut menyebabkan 1 juta kematian anak-anak tiap tahun. Dengan
menambahkan antibiotik dalam terapi nutrisi diharapkan dapat mempercepat porses
pemulihan dan menurunkan angka kematian anak-anak dengan malnutrisi berat akut
yang diterapi di rumah atau rawat jalan.
Metode
Dengan menggunakan metode acak, buta ganda (double blind), menggunakan
pengendali plaaebo, secara acak peneliti mengambil anak-anak dari Malawi usia 6
bulan sampai dengan 5 bulan dengan malnutrisi berat akut untuk mendapatkan
amo!icil, ce"dinir, atau placebo untuk # hari disamping terapi makanan pada pasien
malnutrisi berat akut tanpa komplikasi dengan rawat jalan. Dengan hasil yang
diharapkan dapat meningkatan perbaikan nutrisional dan menurunkan angka kematian.
-asil
$ebanyak %#6# anak-anak dengan malnutrisi akut berat telah terda"tar menjadi peserta.
&erdapat '', #( )dari total anak yang diberi ampicilin* anak yang menggunakan
ampicilin, +,( )dari total anak yang diberi ce"dinir* anak yang menggunakan ce"dinir
dan '5,1 ( )dari total anak yang diberi placebo* mengalami pemulihan. $ebesar 1,,%
kali pada kelompok placebo mengalami resiko terjadinya kegagalan terapi dibandingkan
dengan kelompok yg mendapat amo!icilin )5( -., p +,+%*. $ebanyak 1,6/ kali pada
kelompok placebo mengalami resiko terjadinya kegagalan terapi dibandingkan dengan
kelompok yg mendapat ce"dinir )5( -., p 0+,++1*.
$ementara angka kematian dari ketiga group diantaranya /,' ()ampisilin*, /,1(
)ce"dinir*, dan #,/( )placebo*. 1ada kelompok placebo, sebanyak 1,55 kali resiko
terjadinya kematian dibandingkan kelompok amo!icilin )-. 5( p +,+%*, sementara
sebesar 1,'+ kali resiko terjadinya kematian pada kelompok placebo dibandingkan
dengan kelompok ce"dinir )-. 5(, p +,++,*.
2nak-anak yang pemulihan telah mengalami peningkatan berat badan dengan
diberikan inter3ensi )antibiotik atua placebo* tersebut di masing-masing kelompok.
%esim$ulan
1enambahan antibiotik terhadap regimen terapi pada malnutrisi berat akut tanpa
komplikasi dapat mempercepat pemulihan dan menurunkan angka mortalitas secara
signi"ikan.
Pendahuluan
Malnutrisi akut berat menyebabkan kesakitan dan kematian sangat besar pada
anak-anak lebih dari %+ juta anak-anak di dunia. $elama 1+ tahun terakhir,
penatalaksanaan utama untuk malnutrisi berat akut adalah dengan memberikan susu
"ormula yang telah di "orti"ikasi. Meskipun demikian, pedoman konsensus dunia saat ini
merekomendasikan untuk menggunakan makanan terapetik siap saji 4 ready-to-use
therapeutic food (RUTF) yang terdiri dari pasta kacang, susu bubuk, minyak, gula dan
suplemen mikronutrien. 56&7 ini biasa digunakan pada terapi perawatan di rumah.
1engamatan ini telah menyebabkan penggunaan antibiotik rutin sebagai
rekomendasi pedoman penatalaksanaan anak-anak malnutrisi akut berat yang
mendapat perawatan di rumah 4 rawat jalan. Meskipun pasien rawat jalan mungkin
diperkirakan jauh lebih kecil kemungkinan untuk menyebabkan in"eksi sistemik
dibanding dengan pasien yang memiliki komplikasi yang memerlukan perawatan di
rumah sakit. Dari data pengamatan &rehan dkk )%+1+*, menunjukkan bahwa antibiotik
tidak diperlukan dan mungkin berbahaya bagi anak-anak dengan malnutrisi akut berat
tanpa komplikasi )anak-anak dengan na"su makan baik, dan tidak ada tanda penyakit
penyerta yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya sepsis*.
Metode
Po$ulasi Penelitian dan S.arat/s.arat %ela.akan Peserta Penelitian
1eneliti mengumpulkan anak-anak di 1' kilinik pemberian makanan di daerah
pedesaan Malawi dari Desember %++ sampai 8anuari %+11. $etiap calon peserta
diukur berat badannya, tinggi atau panjang badannya, dan lingkar lengan atas. 2nak-
anak usia 6-5 bulan, anak-anak dengan edema )indikasi kwashiorkor*, berat badan
pertinggi badan 9-skor nya kurang dari -, )indikasi marasmus* dan atau keduanya
)marasmic kwashiorkor* memenuhi kriteria dalam peserta penelitian. &iap peserta yang
memenuhi persyaratan, diberikan ,+ gr 56&7 sebagai uji coba dibawah pengawasan
perawat sebagai syarat lain untuk menjadi peserta peneliatian. 2nak-anak yang tidak
dapat minum 56&7 tes tersebut diindikasikan sebagai rawat inap rumah sakit.
Pengawasan Penelitian
1enilitian ini telah disetujui oleh dewan etik 6ni3ersitas Malawi, 6ni3ersitas
:ashinton di $t. ;ouis dan pemerintah Malawi. 1erawat memberikan informed consent
secara lisan dan tulisan.
(esign Penelitian dan Inter)ensi
Dengan menggunakan metode acak, buta ganda (double blind), menggunakan
pengendali plasebo membandingkan keadaan nutrisi status gi9i dan kemungkinan
kematian terhadap anak-anak malnutrisi buruk akut rawat jalan tanpa komplikasi
mendapatkan terapi antibiotik dengan yang tidak mendapatkan antibiotik.
$eluruh peserta mendapatkan 56&7 1#5 kkal4kg<<4hari. =elompok pertama
mendapatkan amo!icilin suspensi '+-+ mg4kg<<4hari dosis terbagi dalam % dosis.
=elompok kedua mendapatkan ce"dinir suspensi 1/ mg4kg<<4hari dibagi dalam % dosis.
$ementara kelompok ketiga mendapatkan placobe % kali sehari. 1erawat telah
diinstruksikan untuk menambahkan obat dalam 56&7 selama dosis awal # hari terapi.
Prosedur Penelitian
1eserta akan dibagikan ke dalam masing-masing kelompok inter3ensi ketika
pengasuh mengambil amplop berisi kode salah satu dari ketiga kelompok inter3ensi.
1engasuh mdan peneliti tidak mengetahui apa maksud kode tersebut )pengasuh dan
peneliti tidak mengetahui kelompok inter3ensi apa yang diberikan kepada peserta
tersebut*. .nter3ensi obat dan placebo dibagikan dalam botol plastik buram dengan
jarum suntik yang sudah diberi tanda dosis. =emudian, perawat mengisntruksikan
kepada setiap pengurus tentang cara menggunakan jarum suntik tersebut untuk
memberikan obat inter3ensinya dan mengawasi dosis awal di klinik.
$etelah pendataan dan instruksi pengurus, masing-masing anak dipulangkan ke
rumah masing-masing dengan diberikan obat inter3ensi sesuai dengan masing-masing
kelompok dan persediaan 56&7 selama % minggu. Follow up akan dilakukan dengan
inter3al waktu % minggu dimana setiap anak akan diukur lagi perkembangan
antropometrinya. 1engasuh juga ditanya tentang kepatuhan anak terhadap pemberian
inter3ensi tersebut.
2nak-anak yang pada saat dilakukan follow up masih terdapat bipedal pitting
edema atau 9-skor terhadap <<4&<)1<* tetap dibawah -%, akan dilanjutkan
mendapakan persediaan 56&7 selama % minggu dan mendapatkan konseling nutrisi.
2nak-anak yang masih mengalami malnutrisi setelah 6 kali dilakukan follow up akan
dirujuk untuk dilakukan rawat inap. 2nak-anak yang tidak dibawa untuk dilakukan follow
up, akan dikunjungi ke rumahnya untuk dilakukan follow up.
2nak-anak dianggap telah pulih apabila sudah tidak ada edema dan 9-skor
terhadap <<4&<)1<* >-%. 2nak-anak yang keluar dari penelitian ini dan tetap malntrisi
setelah 6 kali follow up akan dirujuk untuk rawat inap selama penelitian atau peserta
yang meninggal dianggap mengalami kegagalan dalam pengobatan.
Analisis Statistik
&itik akhir utama dari penelitian ini adalah pemulihan nutrisi dan angka kematian
dalam ketiga kelompok inter3ensi. $elain itu, dipilih satu jenis subgrup untuk e3aluasi
hubungan antara tipe malnutrisi berat akut dengan inter3ensi yang telah diberikan
ditinjau bagaimana angka pemulihan dan angka kematiannya.
?asil kedua yang diperhatikan termasuk peningkatan berat badan, peningkatan
tinggi badan, apakah antibiotik berhubungan dengan waktu pemulihan. 1engolahan
data menggunakan sistem statistik chi-s@uare dibandingkan dengan uji "isher.
-asil
Po$ulasi Penelitian
Dari total ,%1% anak-anak dengan malnutrisi akut berat yang teridenti"ikasi dari
bulan Desember %++ sampai 8anuari %+11, setelah dilakukan pemeriksaan syarat
kelayakan, anak-anak yang mememnuhi persyaratan untuk mengikuti penilitian ini
berjumlah %#6#.

&abel 1. =arakteristik anak-anak peserta penelitian.
Inter)ensi Penelitian dan 01ek Sam$ing
$ejumlah %/ anak secara acak masuk ke dalam kelompok amo!icillin, %,
masuk ke kelompok ce"dinir dan %+ masuk ke kelompok placebo. Dari total jumlah
peserta tidak didapati anak-anak yang mengalami alergi atau ana"ilaksis setelah
mendapatkan inter3ensi.
&erdapat kasus-kasus e"ek samping akibat dari pemberian inter3ensi A
1. 1ada kelompok inter3ensi amo!icillin
&imbulnya ruam popular, batuk "reakuensi sering )dilaporkan oleh pengasuh
peserta*
%. 1ada kelompok inter3ensi ce"dinir
1lak4selaput putih )sariawan4thrush* pada mukosa oral, diare )jumlah laporan
sedikit* sampai diare berdarah
,. 1ada kelompok inter3ensi placebo
<atuk )jumlah laporan tinggi*, dan diare yang dilaporkan pada dilakukannya
follow up pertama dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan inter3ensi
antibiotic.
Pemulihan Nutrisi dan Angka %ematian
$ecara keseluruhan, '', ,( anak-anak yang mengalami pemulihan dari
malnutrisi berat akut dari jumlah keseluruhan )%#6# anak* yang menjadi peserta
penelitian. 2nak-anak dengan marasmic kwashiorkor lebih sedikit yang mengalami
pemulihan dan memiliki angka kematian yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak
dengan marasmus atau kwashiorkor.
1lacebo memiliki nilai pemulihan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
antibiotik dan memiliki angka kematian yang tinggi. Meskipun diperkirakan ce"dinir
dapat memiliki nilai yang lebih tinggi dalam jumlah peserta yang mengalami pemulihan
dan nilai yang lebih rendah dalam angka kematian tetapi, tidak ada perbedaan
signit"ikan antara ce"dinir dan amo!icillin )pB+,%% untuk pemulihan dan pB+,5% untuk
angka kematian*. =elangsungan hidup lebih lama pada kelompok yang mendapat
inter3ensi antibiotic terutama ce"dinir. 1eningkatan berat badan paling banyak terapat
pada kelompok dengan yang mendapat inter3ensi antibiotic terutama ce"dinir
&abel %. 2ngka pemulihan sesuai dengan masing-masing kelompok inter3ensi dan tipe dari
malnutrisi akut berat
-asil Sekunder
2nak-anak dengan marasmic kwashiorkor pemulihannya jauh lebih lambat
daripada anak dengan marasmus atau kwashirokor )&abel ,*. =aplan-Meier membuat
analissi dalam berbentuk kur3a yang menjelaskan bahwa waktu pemulihan pada
ce"dinir jauh lebih cepat daripada amo!icillin. Dan waktu pemulihan pada amo!icillin
jauh lebih cepat dibandingkan dengan placebo.
1eningkatan berat badan dari pertama kali dilakukan pendataan peserta sampai
follow up kunjungan kedua didapatkan peningkatan signi"ikan terhadap kelompok yang
mendapatkan ce"dinir dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan ce"dinir
selain itu, antibiotik juga menunjukkan peningkatan yang ukuran lingkar lengan atas
yang cukup besar dibandingkan ddengan placebo.
=ur3a 1. =ur3a waktu untuk pemulihan nutrisi )2* dan waktu terjadinya kematian )<*
%arakteristik (asar Berhubungan dengan Pemulihan
Dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami pemulihan, kebanyakan
pada anak-anak yang mengalami pemulihan adalah anak-anak memiliki usia lebih tua
diantara para peserta. 1ada anak-anak dengan marasmus atau marasmic kwashiorkor
mereka yang memiliki lingkar lengan atas paling rendah diantara lainnya dan berat
badan dibandingkan tinggi badan )9-skor* paling rendah sewaktu awal penda"taran,
berkemungkinan besar untuk terjadinya kegagalan terapi atau kematian. 2nak-anak
dengam paling rendah diantara lain tinggi badan berbanding usianya )9-skor* paling
sedikit yang mengalami pemulihannya. 1ara peserta dengan ?.C serologinya positi"
terutama jika tidak mendapatkan terapi anti retro3iral, memiliki resiko yang besar untuk
terjadinya kegagalan terapi dan kematian. Da"su makan yang buruk, berhubungan juga
terhadap resiko pengikatan trjadinya kegagalan terapi.
(Iskusi
Meskipun telah dibuat pedoman konsensus dunia untuk menggunakan makanan
terapetik siap saji 4 ready-to-use therapeutic food (RUTF) dalam mengatasi malnutrisi
akut berat, tingkat kematian anak-anak masih lebih dari 1 juta orang di dunia pertahun.
Dengan penelitian ini telah didapatkan bahwa dengan penambahan rutin antibiotik
seperti amo!icillin dan ce"dinir sebagai penatalaksanaan malnutrisi berat akut pada
pasien rawat jalan menunjukkan peningkatan terhadap pemulihan dan penurunan
jumlah kematian serta peningkatan signi"ikan terhadap berat badan dan lingkar lengan
atas.
2ngka kematian menurun dengan penggunaan antibiotic ,,,6( pada
penggunaan amo!icillin dan //,,( pada penggunaaan ce"dinir. 1ercepatan waktu
pemulihan dan peningkatan berat badan serta lingkar lengan atas lebih berarti pada
pengunaan ce"dinir dibandingkan dengan amo!icillin.
$elain untuk perbaikan tingkat gi9i, antibiotic juga diperlukan untuk menurunkan
resiko in3asi3e in"eksi bakteri berat karena pertahanan mukosa pada anak malnutrisi
sangat lemah.
$elain hasil dari perbaikan tersebut, terdapat beberapa kekurangan diantaranya A
- 5esistensi terhadap antibiotic
- E"ek samping yang ditimbulkan
- =epatuhan dalam pengobatan

Anda mungkin juga menyukai