Anda di halaman 1dari 39

KONSULEN

dr. Risa Indrawan, Sp. OT



DI SUSUN
Friadi Nata
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN BEDAH
RSUD 45 KUNINGAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDARLAMPUNG
2013

Definisi Artritis Reumatoid

Arthritis rheumatoid adalah penyakit
inflamasi yang bersifat
sistemik, progresif, cenderung kronik
dan mengenai sendi serta jaringan ikat
sendi secara simetris.

Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit sistemik kronik yang
melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan
jaringan fibrosa. Ia biasanya menyerang pada kelompok dewasa
produktif, umur antara 20 hingga 40, dan merupakan kondisi
kecacatan kronik yang biasanya menyebabkan rasa nyeri dan
deformitas.
Etiologi Artritis Reumatoid
Penyebab utama tidak diketahui.
Ada beberapa teori yang mengatakan:
1.Endokrin.
2.Autoimun.
3.Metabolik.
4.Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan
Patologi Atritis Reumatoid
Kelainan yang dapat terjadi pada suatu
artritis reumatoid yaitu:
1.KELAINAN PADA DAERAH
ARTIKULER (Kelainan Pada Sinovia,
Tendo Dan Tulang).
2.KELAINAN PADA JARINGAN
EKSTRA- ARTIKULER

1. KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER
(Kelainan Pada Sinovia, Tendo Dan
Tulang)

Terbagi atas tiga stadium:
Stadium I (stadium sinovitis)
Stadium II (stadium destruksi)
Stadium III (stadium deformitas)

Stadium I (stadium sinovitis)
Pada tahap awal terjadi kongesti
vaskuler, poliferisasi sinovial disertai
infiltrasi lapisan subsinovial oleh bel-bel
polimorf limfosit dan bel plasma.
Selanjutnya terjadi penebalan struktur
kapsul sendi pada sinovium dan efusi
pada sendi serta pembungkus tendo.

Stadium II (stadium destruksi)
Inflamasi berlanjut menjadi kronik
serta terjadi destruksi sendi dan tendo.
Kerusakan pada tulang rawan sendi
disebabkan oleh enzim proteolitik dan
oleh jaringan vaskuler pada lipatan
sinovial serta oleh jaringan granulasi yg
terbentuk pada permukaan sendi
(panus).
Stadium III (stadium deformitas)
Pada stadium ini kombinasi antara
destruksi sendi dan ruktur tendo
menyebabkan instabilitas dan
deformitas sendi. Kelainan yg mungkin
didapat pada stadium ini adalah
ankilosis jaringan yang selanjutnya
menjadi ankilosis tulang.
2. KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRA-
ARTIKULER
Perubahan patologis yg dapat terjadi pada
jaringan ekstra-artikuler, yaitu :
1. Otot
2. Nodul Subkutan
3. Pembuluh Darah Perifer
4. Kelenjar Limfe
5. Saraf
6. Visera

1. Otot
Pada otot terjadi miopati yg pada elektromiograf
menunjukan adanya degenerasi serabut otot. Degenerasi
ini berhubungan dengan fragmentasi serabut otot serta
gangguan retikulum sarkoplasma dan partikel glikogen.
Selain itu umumnya terjadi pengecilan atau atrofi otot
yg disebabkan oleh kurangnya penggunaan otot akibat
inflamasi sendi yg ada.
2. Nodul Subkutan
Nodul subkutan terdiri atas
jaringan yang nekrotik dibagian sentral
dan dikelilingi oleh lapisan sel
mononuklear yg tersusun secara radier
dgn jaringan ikat yg padat dan di
infiltrasi oleh sel2 bulat. Ditemukan 25%
dari semua penyakit ini.

3. Pembuluh darah perifer
pada pembuluh ini terjadi
proliferasi tunika intima, lesi pada
pembuluh darah arteriol dan venosa.
Terjadi perubahan pada pembuluh darah
sedang dan kecil berupa atritis nekrotik
yg akibatnya terjadi gangguan respon
ateriol terhadap temperatur

4. Kelenjar Limfe
terjadi pembesaran kelenjar limfe
yang berasal dari aliran limfe sendi,
hiperplasia folikuler, peningkatan aktivitas
sistem retikuloendotelial dan proliferasi
jaringan ikat yang mengakibatkan
splenomegali.
5. Saraf
pada saraf terjadi penambahan pada
jaringan perineural berupa nekrosis fokal,
reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit yang
menyebabkan neuropati sehingga terjadi
gangguan sensoris
6. Visera
kelainan artritis reumatoid juga dapat
terjadi pada organ visera seperti jantung,
paru-paru, ginjal dan saluran
gastrointestinal
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan :
1. Peningkatan laju endap darah
2. Anemia normositik hipokrom
3. Reaksi C protein positif dan mukoprotein yg
meninggi
4. Faktor reumatoid positif dan antinuklear faktor
positif
5. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine
Needle aspiration)/ artoskopi


Pemeriksaan Radiologis
Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi
sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere.
Artritis erosif yang mengenai tulang karpal dan sendi
metakarpofalangs
C. Swelling dan erosi pada sendi MTP 5 dan D. Nodul subkutaneus
multipel pada tangan
deformitas boutonniere
Diagnosis banding
Artritis reumatoid harus dibedakan dengan kelainan2 lain yg
menyebabkan poll-atritis yaitu:
1. Atritis Goat
2. Osteoartritis
3. Poll-atritis serogenatif
4. Ankilosing spondilitis
5. Penyakit reiter
6. Penyakit deposisi kalsium pirofospat
7. Artropati heberden
8. Sarkoidosis
9. Reumatik polimialgia


1. Artritis Gout
Gout merupakan gangguan metabolik yang
ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat
(hiperurisemia). Gout dapat bersifat primer maupun
sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung
dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau akibat penurunan eksresi asam urat, sedangkan
gout sekunder disebabkan oleh pembentukan asam
urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat-obatan tertentu.
Gambaran Radiologi artritis gout
Pembengkakan dan erosi pada sendi PIP 5
2. Osteroartritis
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang
bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan
progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh
adanya deteorisasi dan abrasi rawan sendi dan adanya
pembentukan tulang baru pada permukaan
persendian. Gambaran klinis osteoartritis umumnya
berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi bergerak
atau menanggung beban
Gambaran radiologi osteoartritis
Penyempitan celah sendi medial yang asimetrik
Gambaran Radiologi Artritis Reumatoid Gout Osteoartritis
Soft tissue swelling
Periartrikular,
simetris
Esentrik, tophi
Intermitten, tidak sejelas
yang lain
Subluksasi Ya Tidak biasa Kadang-kadang
Mineralisasi
Menurun di
periartrikular
Baik Baik
Kalsifikasi Tidak
Kadang-kadang pada
tophi
Tidak
Celah sendi Menyempit
Baik hingga
menyempit
Menyempit
Erosi Tidak
Punched out dengan
garis sklerotik
Ya, pada intraartikular
Produksi tulang Tidak
Menjalar ke tepi
korteks
Ya
Simetri Bilateral, simetri Asimetri Bilateral, simetri
Lokasi Proksimal ke distal
Kaki, pergelangan
kaki, tangan dan siku
Distal ke proksimal
Karakteristik yang
membedakan
Poliartrikular Pembentukan kristal
Seagull appearance pada
sendi interfalangeal
Kriteria Diagnosa Rheumatoid Artritis

diagnosa arthritis reumatoid dapat dikatakan positif apabila
sekurang-kurangnya empat dari kriteria yang sekurang-
kurangnya sudah berlangsung selama 6 minggu. Kriteria
tersebut adalah:

1.Kekakuan dipagi hari lamanya paling tidak 1 jam
2.Arthritis pada tiga atau lebih sendi
3.Arthritis sendi-sendi jari tangan
4.Arthritis yang simetris
5.Nodul rheumatoid
6.Faktor rheumatoid dalam serum
7.Perubahan-perubahan radiologik, seperti:
a. Pembengkakan jaringan lunak
b.Erosi
c.Osteoporosis artikular

Terapi Non Farmakologi
Pemberian suplemen minyak ikan (codliver oil) bisa
digunakan sebagai NSAID-sparing agents pada
penderita AR.
Penggunaan terapi herbal, acupuncture dan splinting
belum didapatkan bukti yg meyakinkan.


Terapi Farmakologi
1. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi
nyeri sendi akibat inflamasi
dijumpai. OAINS yang dapat diberikan :
Aspirin
Ibuprofen, naproksen, piroksikam,
diklofenak, dan sebagainya.


2. DMARD (desease modifying antiremathoid drugs)
digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang
dari proses destruksi akibat artritis reumatoid. Jenis-
jenis yang digunakan adalah :
Klorokuin
Sulfasalazin
D-penisilamin
Garam emas / gold standard bagi DMARD.
Obat imunosupresif atau imunoregulator.
Metotreksat
Kortikosteroid


PREVENTIF
Menghilangkan gejala inflamasi aktif
baik lokal maupun sistemik
Mencegah terjadinya destruksi jaringan
Mencegah terjadinya deformitas dan
memelihara fungsi persendian agar tetap
dalam keadaan baik.

PROMOTIF
Peranan Pendidikan dalam Pengobatan AR
Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi,
patogenesis, riwayat alamiah penyakit dan
penatalaksanaan AR kepada penderita merupakan hal
yang amat penting untuk dilakukan. Pendidikan pada
pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan
yang akan dilakukan diharapkan dapat menjamin
ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka
waktu yang lama.

Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan
tingkat kemampuan pasien AR dengan cara:
Mengurangi rasa nyeri
Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi
Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot
Mencegah terjadinya deformitas
Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri
Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung
kepada orang lain.
Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain
dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan serta
dengan menggunakan modalitas terapi fisis seperti
pemanasan, pendinginan. Manfaat terapi fisis dalam
pengobatan AR telah ternyata terbukti dan saat ini
merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam
penatalaksanaan AR.

Prognosis
pada stadium dini AR antara lain :
Ada perubahan radiologis pada awal penyakit
Ada nodul reumatoid/manifestasi ekstaartikular
Meskipun prognosis untuk penderita tidak
membahayakan, akan tetapi kesembuhan penyakit
sukar tercapai.


Komplikasi
Anemia
kanker
Komplikasi kardiak
Penyakit tulang belakang leher
Deformitas sendi lainnya
Nodul reumatoid
Vaskulitis

Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan
terjadinya AR antara lain :
Jenis kelamin perempuan
Riwayat keluarga menderita AR
Umur
Merokok
Konsumsi kopi lebih dari 3 cangkir

Anda mungkin juga menyukai