0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan39 halaman
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Penyakit ini umumnya menyerang kelompok usia dewasa produktif antara 20-40 tahun dan dapat menyebabkan rasa nyeri, deformitas, serta kecacatan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan berdasarkan empat kriteria klinis dan p
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Penyakit ini umumnya menyerang kelompok usia dewasa produktif antara 20-40 tahun dan dapat menyebabkan rasa nyeri, deformitas, serta kecacatan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan berdasarkan empat kriteria klinis dan p
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Penyakit ini umumnya menyerang kelompok usia dewasa produktif antara 20-40 tahun dan dapat menyebabkan rasa nyeri, deformitas, serta kecacatan jika tidak ditangani dengan baik. Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan berdasarkan empat kriteria klinis dan p
DI SUSUN Friadi Nata KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN BEDAH RSUD 45 KUNINGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDARLAMPUNG 2013
Definisi Artritis Reumatoid
Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit sistemik kronik yang melibatkan persendian, jaringan penghubung, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. Ia biasanya menyerang pada kelompok dewasa produktif, umur antara 20 hingga 40, dan merupakan kondisi kecacatan kronik yang biasanya menyebabkan rasa nyeri dan deformitas. Etiologi Artritis Reumatoid Penyebab utama tidak diketahui. Ada beberapa teori yang mengatakan: 1.Endokrin. 2.Autoimun. 3.Metabolik. 4.Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan Patologi Atritis Reumatoid Kelainan yang dapat terjadi pada suatu artritis reumatoid yaitu: 1.KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER (Kelainan Pada Sinovia, Tendo Dan Tulang). 2.KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRA- ARTIKULER
1. KELAINAN PADA DAERAH ARTIKULER (Kelainan Pada Sinovia, Tendo Dan Tulang)
Terbagi atas tiga stadium: Stadium I (stadium sinovitis) Stadium II (stadium destruksi) Stadium III (stadium deformitas)
Stadium I (stadium sinovitis) Pada tahap awal terjadi kongesti vaskuler, poliferisasi sinovial disertai infiltrasi lapisan subsinovial oleh bel-bel polimorf limfosit dan bel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur kapsul sendi pada sinovium dan efusi pada sendi serta pembungkus tendo.
Stadium II (stadium destruksi) Inflamasi berlanjut menjadi kronik serta terjadi destruksi sendi dan tendo. Kerusakan pada tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim proteolitik dan oleh jaringan vaskuler pada lipatan sinovial serta oleh jaringan granulasi yg terbentuk pada permukaan sendi (panus). Stadium III (stadium deformitas) Pada stadium ini kombinasi antara destruksi sendi dan ruktur tendo menyebabkan instabilitas dan deformitas sendi. Kelainan yg mungkin didapat pada stadium ini adalah ankilosis jaringan yang selanjutnya menjadi ankilosis tulang. 2. KELAINAN PADA JARINGAN EKSTRA- ARTIKULER Perubahan patologis yg dapat terjadi pada jaringan ekstra-artikuler, yaitu : 1. Otot 2. Nodul Subkutan 3. Pembuluh Darah Perifer 4. Kelenjar Limfe 5. Saraf 6. Visera
1. Otot Pada otot terjadi miopati yg pada elektromiograf menunjukan adanya degenerasi serabut otot. Degenerasi ini berhubungan dengan fragmentasi serabut otot serta gangguan retikulum sarkoplasma dan partikel glikogen. Selain itu umumnya terjadi pengecilan atau atrofi otot yg disebabkan oleh kurangnya penggunaan otot akibat inflamasi sendi yg ada. 2. Nodul Subkutan Nodul subkutan terdiri atas jaringan yang nekrotik dibagian sentral dan dikelilingi oleh lapisan sel mononuklear yg tersusun secara radier dgn jaringan ikat yg padat dan di infiltrasi oleh sel2 bulat. Ditemukan 25% dari semua penyakit ini.
3. Pembuluh darah perifer pada pembuluh ini terjadi proliferasi tunika intima, lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa. Terjadi perubahan pada pembuluh darah sedang dan kecil berupa atritis nekrotik yg akibatnya terjadi gangguan respon ateriol terhadap temperatur
4. Kelenjar Limfe terjadi pembesaran kelenjar limfe yang berasal dari aliran limfe sendi, hiperplasia folikuler, peningkatan aktivitas sistem retikuloendotelial dan proliferasi jaringan ikat yang mengakibatkan splenomegali. 5. Saraf pada saraf terjadi penambahan pada jaringan perineural berupa nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit yang menyebabkan neuropati sehingga terjadi gangguan sensoris 6. Visera kelainan artritis reumatoid juga dapat terjadi pada organ visera seperti jantung, paru-paru, ginjal dan saluran gastrointestinal Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan : 1. Peningkatan laju endap darah 2. Anemia normositik hipokrom 3. Reaksi C protein positif dan mukoprotein yg meninggi 4. Faktor reumatoid positif dan antinuklear faktor positif 5. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle aspiration)/ artoskopi
Pemeriksaan Radiologis Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere. Artritis erosif yang mengenai tulang karpal dan sendi metakarpofalangs C. Swelling dan erosi pada sendi MTP 5 dan D. Nodul subkutaneus multipel pada tangan deformitas boutonniere Diagnosis banding Artritis reumatoid harus dibedakan dengan kelainan2 lain yg menyebabkan poll-atritis yaitu: 1. Atritis Goat 2. Osteoartritis 3. Poll-atritis serogenatif 4. Ankilosing spondilitis 5. Penyakit reiter 6. Penyakit deposisi kalsium pirofospat 7. Artropati heberden 8. Sarkoidosis 9. Reumatik polimialgia
1. Artritis Gout Gout merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan eksresi asam urat, sedangkan gout sekunder disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obatan tertentu. Gambaran Radiologi artritis gout Pembengkakan dan erosi pada sendi PIP 5 2. Osteroartritis Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteorisasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian. Gambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi bergerak atau menanggung beban Gambaran radiologi osteoartritis Penyempitan celah sendi medial yang asimetrik Gambaran Radiologi Artritis Reumatoid Gout Osteoartritis Soft tissue swelling Periartrikular, simetris Esentrik, tophi Intermitten, tidak sejelas yang lain Subluksasi Ya Tidak biasa Kadang-kadang Mineralisasi Menurun di periartrikular Baik Baik Kalsifikasi Tidak Kadang-kadang pada tophi Tidak Celah sendi Menyempit Baik hingga menyempit Menyempit Erosi Tidak Punched out dengan garis sklerotik Ya, pada intraartikular Produksi tulang Tidak Menjalar ke tepi korteks Ya Simetri Bilateral, simetri Asimetri Bilateral, simetri Lokasi Proksimal ke distal Kaki, pergelangan kaki, tangan dan siku Distal ke proksimal Karakteristik yang membedakan Poliartrikular Pembentukan kristal Seagull appearance pada sendi interfalangeal Kriteria Diagnosa Rheumatoid Artritis
diagnosa arthritis reumatoid dapat dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari kriteria yang sekurang- kurangnya sudah berlangsung selama 6 minggu. Kriteria tersebut adalah:
1.Kekakuan dipagi hari lamanya paling tidak 1 jam 2.Arthritis pada tiga atau lebih sendi 3.Arthritis sendi-sendi jari tangan 4.Arthritis yang simetris 5.Nodul rheumatoid 6.Faktor rheumatoid dalam serum 7.Perubahan-perubahan radiologik, seperti: a. Pembengkakan jaringan lunak b.Erosi c.Osteoporosis artikular
Terapi Non Farmakologi Pemberian suplemen minyak ikan (codliver oil) bisa digunakan sebagai NSAID-sparing agents pada penderita AR. Penggunaan terapi herbal, acupuncture dan splinting belum didapatkan bukti yg meyakinkan.
Terapi Farmakologi 1. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi dijumpai. OAINS yang dapat diberikan : Aspirin Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya.
2. DMARD (desease modifying antiremathoid drugs) digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat artritis reumatoid. Jenis- jenis yang digunakan adalah : Klorokuin Sulfasalazin D-penisilamin Garam emas / gold standard bagi DMARD. Obat imunosupresif atau imunoregulator. Metotreksat Kortikosteroid
PREVENTIF Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik Mencegah terjadinya destruksi jaringan Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik.
PROMOTIF Peranan Pendidikan dalam Pengobatan AR Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, riwayat alamiah penyakit dan penatalaksanaan AR kepada penderita merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan diharapkan dapat menjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat kemampuan pasien AR dengan cara: Mengurangi rasa nyeri Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot Mencegah terjadinya deformitas Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada orang lain. Rehabilitasi dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan serta dengan menggunakan modalitas terapi fisis seperti pemanasan, pendinginan. Manfaat terapi fisis dalam pengobatan AR telah ternyata terbukti dan saat ini merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam penatalaksanaan AR.
Prognosis pada stadium dini AR antara lain : Ada perubahan radiologis pada awal penyakit Ada nodul reumatoid/manifestasi ekstaartikular Meskipun prognosis untuk penderita tidak membahayakan, akan tetapi kesembuhan penyakit sukar tercapai.
Komplikasi Anemia kanker Komplikasi kardiak Penyakit tulang belakang leher Deformitas sendi lainnya Nodul reumatoid Vaskulitis
Faktor Risiko Faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan terjadinya AR antara lain : Jenis kelamin perempuan Riwayat keluarga menderita AR Umur Merokok Konsumsi kopi lebih dari 3 cangkir