Kelompok: Karakter Kelompok dan Bagaimana Fungsi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang dipersepsikan terikat satu sama lain dalam sebuah unit yang koheren pada derajat tertentu. Psikolog sosial menyebut karakteristik kelompok yang seperti ini sebagai entiativity- derajat dimana suatu kelompok dipersepsikan sebagai suatu kesatuan koheren. Entiativity sangat berfariasi ada entiativity yang tinggi dan entiativity yang rendah Entiativity tinggi: anggota kelompok ini berinteraksi satu sama lain dan memiliki tujuan serta hasil akhir yang sama. Entiativity rendah: mereka hanya sekumpulan orang yang kebetulan berada pada tempat yang sama dalam satu waktu. Fungsi Kelompok: Peran, Status, Norma, dan Kohesivitasnnya PERAN: DIFERENSIASI FUNGSI DIDALAM KELOMPOK Peran adalah suatu set perilaku yang diharapkan dilakukan oleh individu yang memiliki posisi spesifik dalam suatu kelompok. Orang-orang yang berbeda melakukan tugas-tugas yang berbeda dan diharapkan dapat mencapai hal-hal yang berbeda demi kelompok. Singkat kata, mereka memainkan peran yang berbeda. Orang-orang sering kali menginternalisasikannya, mereka menghubungkan peran mereka dengan aspek kunci dari konsep self mereka. Ketika ini terjadi, sebuah peran dapat memunculkan efek mendasar terhadap perilaku seseorang, bahkan ketika ia sedang tidak berada dalam kelompok.
STATUS: HIERARKI DALAM KELOMPOK Status adalah posisi atau tingkatan dalam sebuah kelompok. Orang orang sering kali sangat sensitif pada status karna status terkait dengan begitu banyak hasil akhir yang diharapkan. Secara spesifik, orang dengan status tinggi memiliki lebih banyak akses dibandingkan orang dengan status rendah ke sumber-sumber daya kunci yang terkait dengan pertahanan hidup dan reproduksi seperti makanan dan pasangan NORMA: PERATURAN PERMAINAN Norma adalah peraturan didalam suatu kelompok yang mengindikasikan bagaimana anggota-anggota seharusnya atau tidak seharusnya bertingkah laku. Kepatuhan pada norma sering kali merupakan kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan status dan penghargaan yang di kontrol oleh kelompok. KOHESIVITAS: KEKUATAN YANG MENGIKAT
Kohesivitas adalah semua kekuatan (faktor-faktor) yang menyebabkan anggota kelompok bertahan dalam kelompok. Beberapa faktor mempengaruhi kohesivitas 1. Status didalam kelompok- kohesivitas biasanya lebih tinggi pada diri anggota dengan status yang tinggi daripada yang rendah 2. Usaha yang dibutuhkan untuk masuk kedalam kelompok- makin besar usaha makin besar kohesivitasnya 3. Keberadaan ancaman eksternal atau kompetisi yang kuat- ancaman seperti itu meningkatkan ketertarikan dan komitmen anggota kelompok
BAGAIMANA KELOMPOK MEMPENGARUHI KINERJA INDIVIDUAL : Dari fasilitas sosial sampai social loafing Fasilitas sosial : Kinerja dengan adanya orang lain . Fasilitas sosial adalah dampak terhadap kinerja yang berasal dari kehadiran orang lain. Peneliti saat ini kadang menyebut dampak tersebut sebagai fasilitas hambatan sosial, suatu fase yang lebih akurat dalam menggambarkan dampak kompleks dari hadirnya orang lain. Teori dorongan Zanoch atas fasilitas sosial : Orang lain sebagai sumber keterangsangan Suatu teori yang menyatakan bahwa dengan kehadiran orang lain saja dapat menimbulkan keterangsangan dan meningkatkan kecenderungan untuk menunjukkan respon dominan. kehadiran orang lain akan memperbaiki kinerja seseorang bila ia memiliki keterampilan tinggi dalam tugas yang sedang dilakukan , tetapi akan mengganggu kinerja bila ia tidak memiliki keterampilan tersebut . Teori Distraksi-Konflik Menyatakan bahwa kehadiran orang lain memunculkan kecenderungan yang saling bertentangan antara berfokus pada tugas yang sedang dilakukan dan pada penonton atau rekan. Hal ini dapat menyebabkan baik peningkatan keterangsangan maupun fokus perhatian yang menyempit. Social Loafing : Membiarkan orang lain melakukan pekerjaan ketika menjadi bagian dari kelompok Pola ini cukup umum terjadi dalam situasi di mana kelompok melakukan apa yang disebut Additive task atau tugas dimana kontribusi dari setiap anggota digabungkan menjadi salah satu hasil akhir kelompok . Munculnya social loafing telah diuji dibanyak percobaan , contoh : sekelompok pelajar pria diminta untuk bertepuk tangan dan berteriak sekencang-kencangnya di waktu tertentu,sehingga dapat menentukan seberapa banyak suara yang dikeluarkan dalam setting social. Model usaha kolektif ( Collective Effort Model ) : Teori Pengharapan atas Social Loafing Social loafing dapat dipahami dengan cara memperluas teori dasar atas motivasi nindividual Expectance-Valence Theory ( individu akan bekerja keras pada waktu tertentu ) : Expectancy (pengharapan), Instrumentality (instrumentalitas), Valence ( Valensi) . Mengurangi Social Loafing : Beberapa teknik yang berguna Meliputi upaya membuat hasil akhir atau usaha dari masing-masing partisipasi dapat diidentifikasi (Williams, Harkins, & Latane , 1981). Orang-orang tidak dapat bersantai dan membiarkan orang lain bekerja , kedua dengan cara meningkatkan komitmen anggota kelompok pada kinerja tugas yang sukses, ketiga meningkatkan kejelasan akan arti penting atau nilai dari suatu tugas, keempat ketika individu memandang bahwa kontribusi mereka pada tugas tersebut unik dan bukan sekedar meramaikan kontribusi orang lain . Koordinasi dalam Kelompok : Kerja Sama atau Konflik ? Kerja Sama (cooperation) : Perilaku di mana kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan tujuan yang sama.
Konflik : Suara proses di mana individu atau kelompok mempersepsikan bahwa orang lain telah atau akan segera mengambil tindakan yang tidak sejalan dengan kepentingan pribadi mereka. Kerja Sama : Bekerja dengan Orang Lain untuk Mencapai Tujuan Bersama. Dilema Sosial : Situasi di mana setiap orang dapat meningkatkan perolehan individual mereka dengan bertindak menang sendiri/egois, tetapi jika semua (atau sebagian besar) orang melakukan hal yang sama, hasil akhir yang terima oleh semua orang akan berkurang. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Sama
Timbal Balik : Aturan mendasar dari kehidupan sosial bahwa individu cenderung memperlakukan orang lain sebagaimana orang-orang tersebut telah memperlakukan mereka. Orientasi Pribadi
Secara spesifik, individu dapat memiliki satu dari dari tiga orientasi yang berbeda terhadap situasi yang meliputi dilema sosial : 1. Orientasi Kooperatif ,dimana mereka memilih untuk memaksimalkan hasil akhir bersama yang diterima oleh semua orang yang terlibat. 2. Orientasi Individualistik, di mana fokus utamanya adalah untuk memaksimalkan hasil mereka sendiri, atau 3. Orientasi Kompetitif, di mana fokus utamanya adalah untuk mengalahkan orang lain.
Komunikasi
Efek Diskontinuitas : Mengapa Kelompok Lebih Kompetitif daripada Individual ??? Efek Diskontinuitas merujuk pada fakta bahwa kelompok lebih cenderung untuk berkompetisi satu sama lain daripada individu. Singkat kata, kerja sama antar kelompok lebih sulit diperoleh daripada kerja sama antar anggota kelompok. Konflik: Sifat, Penyebab dan Dampaknya Konflik
Suatu proses dimana individu atau kelompok mempersepsikan bahwa orang lain telah atau akan segera melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan kepentingan pribadi mereka. Dengan kata lain kepentingan orang lain tidak sejalan dengan kepentingan mereka.
Elemen kunci pada konflik: 1. Kepentingan yang bertentangan di antara individu dan kelompok 2. Kesadaran akan adanya kepentingan yang bertentangan tersebut 3. Belief dari setiap pihak bahwa pihak yang lain akan melakukan tindakan yang mengintervensi kepentingan- kepentingan mereka 4. Tindakan yang menghasilkan intervensi Penyebab Utama Konflik Faktor sosial Satu faktor sosial yang memainkan peran adalah apa yang disebut atribusi yang salah. Kesalahan yang berhubungan dengan latar belakang perilaku orang lain.
Atribusi yang salah mengenai penyebab dari hasil akhir negatif dapat dan sering kali memainkan peran penting dalam konflik, dan kadang-kadang menyebabkan terjadinya konflik ketika sebenarnya dapat dihindari. Faktor sosial lain yang memainkan peran penting dalam konflik adalah komunikasi yang salah. Individu kadang-kadang berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang membuat mereka terganggu atau marah, bahkan meski ia tidak bermaksud demikian Penyebab sosial yang ketiga melibatkan kecenderungan untuk mempersepsikan pandangan diri sendiri sebagai objektif dan merefleksikan realitas, tetapi pandangan orang lain dipengaruhi oleh ideologi mereka.
Sebagai hasil dari kecenderungan ini, kita cederung untuk memperbesar perbedaan antara pandangan kita dengan pandangan orang lain, dan juga melebih- lebihkan konflik kepentingan kepentingan di antara kita. Jadi kesimpulannya dalah konflik tidak hanya muncul dari kepentingan yang bertentangan. Sebaliknya, konflik sering muncul dari faktor-faktor sosial, keluhan atau amarah yang berkepanjangan, keinginan membalas dendam, persepsi sosial yang tidak tepat, komunikasi yang buruk, dan dan faktor-faktor lain yang serupa. Menyelesaikan Konflik: Beberapa Teknik yang Berguna TAWAR-MENAWAR (Proses uiversal) Sejauh ini strategi paling umum untuk menyelesaikan konflik adalah tawar- menawar atau negosiasi. Dalam proses ini, pihak-pihak yang berlawanan saling bertukar penawaran, penawaran balasan, dan konsesi, baik secara langsung maupun melalui perwakilan. Proses tawar- menawar ini bisa berhasil, namun bisa juga tidak berhasil. Faktor-faktor apa yang menentukan hasil apa yang akan terjadi?
Taktik spesifik yang diterapkan pihak- pihak terkait.
Taktik untuk mendapatkan tujuan ini termasuk:
1. Memulai dengan penawaran awal yang ekstrim, yang sangat menguntungkan bagi pihak yang menawarkan 2. Teknik bohong besar, meyakinkan pihak lawan bahwa titik impasnya lebih daripada yang sebenarnya sehingga mereka menawarkan lebih daripada yang diinginkan. 3. Meyakinkan pihak lawan bahwa aneda memiliki jalan keluar sendiri, jika mereka tidak mau menerima kesepakatan dengan anda, anda dapat peri ke tempat lain dan mendapatkan penawaran yang lebih baik.
Faktor kedua yang sangat penting dalam menentukan hasil dari negosiasi adalah orientasi menyeluruh dari negosiator menyangkut keseluruhan proses. TUJUAN SUPERORDINAT (kita ada dalam hal ini bersama-sama)
Ketika pihak yang berlawanan dapat dibuat melihat bahwa mereka mempunyai tujuan utama yang sama, konflik dapat dikurangi secara drastis dan mungkin bahkan, dapat digantikan oleh kerjasama nyata.
Konflik Antaretnis dan Batasan Budaya Ketika individu terlibat dalam konflik, mereka sering memandang pada hasil yang mereka peroleh. Apakah mereka menang atau kalah.
Dan ada pandangan yang dikenal sebagai model hubungan.
Dalam beberapa dekade terakhir, imigrasi telah meningkat. Ini berarti sejumah besar orang dari latar belakang etnis dan budaya yang berbeda sekarang dapat berhubungan satu sama lain dan tanpa bisa dielakkan mengalami konflik. Apakah kepedulian terhadap hubungan akan menguat atau melemah dalam konteks lintas budaya ini?
1. Bagaimana kita diperlakukan oleh anggota kelompok kita sendiri 2. Kita tidak terlalu percaya pda kemampuan kita dalam membaca orang dari budaya lain secara tepat Model Hubungan Melemah Dua Alasan Kesimpulannya, ketika individu mengalami konflik dengan anggota dan kelompok budaya atau etnisnya sendiri, ia sering berfokus pada kepedulian terhadap hubungan.
Dalam konflik dengan orang dari kelompok budaya lain, ia cenderung untuk berfokus pada kepedulian terhadap hasil akhir. Keadilan yang Dipersepsikan dalam Kelompok : Sifat Dasar dan Efeknya Keadilan yang Dipersepsikan Ketika orang merasa bahwa mereka mendapatkan lebih sedikit daripada yang layak mereka dapatkan dari kelompok- kelompok tertentu. Contohnya, organisasi yang mempekerjakan mereka Mereka sering mengambil langkah untuk mengurangi ketidakadilan yang dipersepsikan tersebut. Menilai Keadilan : Hasil Akhir, Prosedur dan Sikap Baik. Keadilan Distributif (Kesetaraan) Mengacu pada penilaian individual mengenai apakah mereka menerima bagian yang adil dari hasil akhir yang ada-bagian yang proporsional dengan kontribusi mereka pada kelompok (atau pada hubungan sosial manapun.) Kondisi dimana hasil-hasil akhir yang ada dibagi secara adil diantara anggota kelompok menurut apa yang telah dikontribusikan oleh setiap orang pada kelompok. Contoh Spesifik Keadilan Distributif
Keadilan Prosedural dan Interpersonal: mengapa prosedur dan Sikap Baik juga Penting? Keadilan Prosedural Keadilan dari prosedur yang digunakan untuk mendistribusikan hasil-hasil akhir yang ada di antara anggota kelompok. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian sehubungan dengan keadilan Prosedur 1. Konsistensi Prosedur 2. Ketepatan 3. Kesempatan untuk melakukan koreksi 4. pencegahan terhadap penyimpangan 5. Etikalitas Semakin jelas keberadaan faktor-faktor ini, semakin orang mempersepsikan bahwa proses memberikan hasil akhir(dalam hal ini gaji misalnya) adalah sebagai hal yang adil. Keadilan Interaksional (Interpersonal) Derajat sejauh mana kita diberikan alasan yang jelas dan rasional mengenai mengapa hasil dibagi dengan cara yang demikian, serta sikap baik dan sensitivitas yang menyertai informasi mengenai pembagian ini. Reaksi pada Ketidakadilan yang dipersepsikan: Taktik untuk Mengatasi Ketidakadilan Dengan cara mengganti persepsi mereka, dan pemahaman mereka. Mereka dapat menyimpulkan misalnya bahwa orang yang menerima hasil lebih besar daripada mereka, memang layak menerima perlakuan istimewa karena mereka juga memiliki sesuatu yang istimewa bakat lebih, pengalaman lebih, reputasi yang baik, dan beberapa kualitas istimewa lainnya. Individu yang merasa bahwa mereka tidak dapat menghilangkan ketidakadilan setidaknya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut dan mengurangi rasa tidak nyaman yang dihasilkannya.
Pengambilan keputusan oleh kelompok: Bagaimana Terjadinya Jurang-Jurang yang Dihadapi Kelompok berfungsi untuk melakukan banyak tugas mulai dari melakukan operasi pembedahan sampai pada menghibur kerumunana orang.Salah satu aktivitas paling penting adalah pengambilan keputusan (decision making) menggabungakan dan mengintegrasikan informasi yang ada untuk memilih satu dari beberapa kemungkinana tindakan. Faktor yang memainkan peran ,alas an yang paling penting tampaknya adalah: kebanyakan orang percaya bahwa kelompok biasanya mencapai keputusan yang lebih baik daripada individu .Bagaimanapun,kelompok dapat menggabungkan pengetahuan dari semua anggotanya dan menghindari keputusan ekstrem. Proses pengambilan keputusan : bagaimana kelompok mencapai consensus Skema keputusan social 1. Keputusan akhir yang diambil oleh kelompok sering dapat di prediksikan secara cukup akurat oleh suatu peraturan sederhana yang dikenal sebagai skema keputusan sosial ( social decision schema) atau peraturan mayoritas yang menang. 2. Peraturan yang benar yang menang 3. Peraturan pendapat pertama
Pengaruh informative dan normative dalam kelompok : BAGAIMANA ANGGOTA KELOMPOK MEMPENGARUHI PANDANGAN SATU SAMA LAIN Banyak penelitian mengindikasikan bahwa secara umum ,kelompok pengambilan keputusan akan bergerang mencari consensus .Bahkan kecendrungan kuat mencari keserangaman atau kesepakatan ini adalah salah satu bahaya potensial dari pengambilan keputusan oleh kelompok. Pengaruh social normative dan pengaruh social informasional.Pegaruh social normative didasarkan pada keinginan kita untuk disukai atau diterima ,dan kelompok pastinya menggunakan taktik ini dalam mempengaruhi anggotanya yang tidak setuju menjadi setuju.Pengaruh social informasional yang didasarkan pada keinginan kita untuk menjadi benar untuk memegang pendapat yang benar. Sifat Dasar dari Keputusan Kelompok: Jalan Tengah atau Polarisasi. Keputusan-keputusan yang benar-benar penting jarang di berikan pada individu.Sebaliknya ,keputusan tersebut biasannya di limpahkan pada kelompok dan kelompok yang sangat berkualitas sesuai dengan permasalahannya. Alasan utama dibalik strategi ini adalah belief bahwa kwlompok lebih sedikit kemungkinannya di banding individu untuk membuat kesalahan serius,untuk membabi buta dalam mengambil keputusan. Banyak bukti yang menunjukan bahwa kelompok sebenarnya lebih mungkin untuk mengambil keputusan yang ektrem daripada individu,bila ia mengambil keputusan sendiri ,dalam banyak jenis keputusan yang berada dalam banyak konteks yang berbeda,kelompok menunjukan kecendrungan yang jelas untuk beralih ke pandangan yang lebih ektrem di bandingan pandangan di awal diskusi dan ini disebut polarisasi kelompok( group polarization) Polarization kelompok tidak mengacu pada kecendrungan kelompok untuk terbagi menjadi dua kutub yang berlawanan ,sebaliknya mengacu pada penguatan atas preferensi awal Perbandingan social (social comparison) suatu proses yang telah kita telaah lebih dulu memainkan peran penting. Bahaya Potensial dari Pengambilan Keputusan Kelompok : Groupthink,Proses yang Bias dan Kecendrungan Anggota Kelompok untuk member Tahu Satu Sama Lain Apa yang Telah Mereka Ketahui.
Bnyaknya kelompok mengambil keputusan yang pengarah pada polarisasi adalah suatu masalah serius ,masalah yang dapat mengintervensi kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang akurat. Beberapa proses lain juga muncul selama diskusi kelompok dan dapat menyebabkan kelompok membuat keputusan yang merugikan ,bahkan mematikan . Yang paling penting adalah Groupthink Pemerosesan informasi secara bias oleh anggota kelompok Ketidak mampuan kelompok untuk berbagi dan menggunakan informasi yang dimiliki oleh beberapa anggota ,namun tidak dimiliki oleh semua anggotannya.
GROUPTHINK : KETIKA KOHESIVITAS YANG TERLALU TINGGI MENJADI HAL YANG BERBAHAYA. Kecendrungan kuat dari kelompok pengambil keputusan untuk mengambil posisi ,secara kognitif ,pada suatu keputusan ,mengasumsikan bahwa kelompok tidak mungkin salah ,bahwa semua anggota harus mendukung keputusan secara kuat dan bahwa informasi apapun yang berlawanan dengannya harus di tolak. PEMEROSESAN INFORMASI SECARA BIAS DALAM KELOMPOK Kecendrungan kelompok untuk memproses informasi yang ada secara bias.Kelompok ,seperti halnya individu ,tidak selalu termotivasi untuk memaksimalkan keakuratan,sebaliknya mereka sering kali termotivasi untuk mencari dukungan bagi pandangan yang telah pilih dari awal.
MENGAPA KELOMPOK SERING GAGAL UNTUK MEMBAGI INFORMASI YANG UNIK PADA SETIAP ANGGOTA . Fakta yang berlawanan dengan akal sehat yaitu bahwa kelompok tidak selalu menggabungkan sumberinformasi yang mereka miliki dan membagi informasi serta ide yang unik pada setiap anggotannya. MEMPERBAIKI KEPUTUSAN KELOMPOK Devils advocate technique yaitu dimana satu anggota kelompok diberi tugas untuk menjadi tidak setuju dengan dan mengkritik apapun rencana atau keputusan yang sedang dipertimbangkan .Taktik ini sering kali efektif karena mambuat anggota berpikir secara hati-hati mengenai keputusan yang sedang mereka tuju. Pendekatan yang lain adalah dengan memanggil ahli dari luar yang menawarkan rekomendasi dan pendapat pada rencana kelompok.
Perselisihan paham secara alami ( authentic dissent) satuan atau lebih anggota kelompok secara aktif tidak setuju dengan preferensi awal kelompok tanpa secara sengaja diberikan peran ini.