:
:
:
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
Topik
Tujuan pembelajaran
Metode pembelajaran
Media
Referensi
TAHAPAN PEMBELAJARAN
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
Waktu
Isi
PENDAHULUAN
1. Memberikan Salam
2. Memberikan ilustrasi latar belakang materi,dan menhubungkan materi ini
dengan materi sebelumnya
3. Menyampaikan OPS
4. Meyanpaikan Struktur Pembelajaran(Menjelaskan pokok-pokok materi
yang akan dibahas, Referensi dan Proses pembelajaran)
5. Menjelaskan pentingnya materi yang akan dibahas
URAIAN MATERI
5
Metoda :
CTJ, Diskusi
dan Ilustrasi
Menurut Leavel dan Clark, upaya promotif dan preventif yang disebut juga upaya
Alat Bantu :
pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak
Power point,
langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit. Pencegahan
LCD
berhubungan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi
perilaku menghindar (Romauli, dkk. 2009).
Activity :
Apa poin-poin inti dari pengertian Upaya Promotif dan Preventif menurut
Level and Clark itu ?
Summary :
Upaya pencegahan yang di lakukan secara langsung dan tidak langsung
5
II.
Explanation :
a.
b.
c.
d.
Activity :
Bersama mahasiswa membahas tentang Manfaat Upaya Promotif dan
Preventif menurut Level and Clark
Summary :
Dosen mengajak mahasiswa untuk menyimpulkan sub topik yang baru di bahas
CreatedbyBratatin
Metoda :
CTJ, Diskusi
dan Ilustrasi
Alat Bantu :
Power point,
LCD
TeoriLevelandClark....
III.
and Clark
Explanation :
Metoda :
CTJ, Diskusi
dan Ilustrasi
Alat Bantu :
10
Pencegahan Primer
Explanation :
Metoda :
CTJ, Diskusi
dan Ilustrasi
TeoriLevelandClark....
TeoriLevelandClark....
TeoriLevelandClark....
maka setiap pekerja harus diteliti dulu tentang keadaan kesehatannya sebelum
diterima menjadi pekerja, disamoing itu perlu adanya jaminan upah yang cukup
sesuai dengan pendidikan dan sifat pekerjaannya.
Alat- alat kerja disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan tubuh pekerja, para
pekerja oerlu alat pelindung kerja. Syarat tempat kerjapun harus sesuai, misalnya
luas ruangan, penerangan, ventilasi, kerapihan dan kebersihannya perlu memenuhi
persyaratan kesehatan. Suasana kerja diciptakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan keresahan diantara para pekerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual dan diskriminasi
terhadap hak reproduksi wanita, tindakan kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Upaya yang dilakukan agar tidak terjadi penganiyaan, pelecehan seksual, tindak
kekerasan terhadap anak maupun wanita adalah dengan ditetapkannya UndangUndang perlindungan anak, Undang-Undang perlindungan wanita dan UndangUndang kekerasan pada wanita (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific Protection) :
1) Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian
imunisasi.
2) Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta kondom untuk
perlindungan dari penyakit menular seksual.
3) Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
Activity :
Bersama mahasiswa membahas tentang kasus-kasus pencegahan primer
Summary :
Dosen mengajak mahasiswa untuk menyimpulkan sub topik yang baru di bahas
Pencegahan Sekunder
Explanation :
Metoda :
CTJ, Diskusi
dan Ilustrasi
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat,
disebut pencegahan sekunder (seconder preventive). Pencegahan sekunder Alat Bantu :
dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan sekunder bentuknya Pwer point,
upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and prompt LCD
treatment ).
Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt
treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
TeoriLevelandClark....
10
Pencegahan Tersier
Explanation :
CTJ, Diskusi
dan Ilustrasi
TeoriLevelandClark....
2. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu
mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan
kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan hubungan perorangan
dan social secara memuaskan. Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya
cacat badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk
hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal - maksimalny sesuai
dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi:
a) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.
b) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
c) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
d) Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat
dalam memulihkan kesehatan.
e) Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan
kepercayaan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat Memberi
penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama seperti
individu normal lainnya.
f) Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk tidak terjadi
pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)
Activity :
Sebutkan peran bidan dalam usaha disabiliti limitation
Summary :
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
Metoda :
Diskusi
1. Ny. ani pergi memeriksakan dirinya ke Puskesmas, saat ini keluhan yang Alat Bantu :
dirasakan ny. Ani adalah gatal pada daerah kemaluan, keputihan dan Power Point
mengeluarkan bau yang tidak sedap, pada tingkatan pencegahan dan LCD
apakah upaya yang dilakukan oleh ny. Ani....
2. Ny. Sari datang ke BPS dekat tempat tinggalnya ingin melakukan
pemeriksaan IVA, Ny.Sari rutin melakukan pemeriksaan IVA setiap 6
bulan sekali, pada tingkatan pencegahan apakah upaya yang preventif
yang dilakukan ny.Sari...
3. Tika bekerja di bagian Radiologi disebuah RS pada saat melakukan
pemeriksaan Radiologi pada pasiennya yang memerlukan pemeriksaan
khusus Tika menggunakan alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya
paparan radiasi pada dirinya ... upaya apakah yang dilakukan oleh Tika
pada kasus diatas...
Menyimpulan /Conclussion:
Metoda :
Pengertian upaya promotif dan preventif menurut Level and Clark adalah. Diskusi
segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk Alat Bantu :
mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit. Pencegahan berhubungan Power Point
dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi perilaku dan LCD
menghindar
Manfaat upaya promotif dan preventif menurut Level and Clark adalah
menurunkan angka kesakitan, meningkatkan presentase kasus yang di deteksi dini,
menurunkan kejadian komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
mata kuliah
: Kesehatan Reproduksi
Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Topik
Dosen
: Bratatin Amkeb
Referansi
TeoriLevelandClark....
Upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark, bermanfaat untuk :
a. Menurunkan angka kesakitan
b. Meningkatkan presentase kasus yang di deteksi dini
c. Menurunkan kejadian komplikasi
d. Meningkatkan kualitas hidup
Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakitpenyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis), dan disebut dengan
pencegahan primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan primer terdiri
dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic protection).
Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)
1)
Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli kesehatan masyarakat di
Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan
makna yang terkandung dalam istilah promotion of healt disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut
tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi
kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa selain
melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz
Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk
memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas
Karena adanya hubungan langsung antara gizi dan penyakit, maka untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan yang berhubungan dengan makanan maka masyarakat diharuskan dapat
memperhatikan :
Asupan makanan yang dimakan
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung zat gizi. Bahan makanan yang
dikonsumsi harus mengandung bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan
makanan sayur, bahan makanan buah-buahan.
Setelah dikonsumsi, bahan makan akan menjadi zat makan yang berfungsi.untuk memelihara
kesehatan reproduksi terutama pada wanita pada usia subur. Alasan perlunya menjaga
kesehatan reproduksi bagi wanita tentu untuk menghindari bermacam masalah yang dapat
benar-benar menyusahkan seperti permasalahan kesuburan reproduksi dan juga iritasi.
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
Memang benar bahwa faktor usia akan mempengaruhi kondisi kesehatan reproduksi pada
wanita, akan tetapi nutrisi dan juga pola hidup juga benar-benar mempengaruhi kesehatan
sistem reproduksi tersebut. Terlebih lagi mengenai nutrisi, banyak sekali wanita yang sering
menganggap remeh aspek tersebut dan nantinya mereka mengalami gangguan kesehatan
reproduksi yang berkaitan dengan masalah kesuburan
Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
Makanan adalah sesuatu yang sangat berharga sekali, orang tidak boleh membiarkan
makanan menjadi buruk keadaannya oelh karena itu makanan harus dijaga kebersihannya
sejak pertama kali dibuat hingga saat akan dimakan. Makana yang bususk atau tercemar
dapat meneybabkan timbulnya masalah kesehatan.
b) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan, seperti penyediaan air rumah tangga yang baik dan
perbaikan cara pembuangan sampah kotoran dan limbah
c) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan kesehatan reproduksi bagi
remaja yang hamil diluar nikah, yang terkena penyakit infeksi akibat seks bebas dan pelayanan Keluarga
Berencana
d) Pendididkan kesehatan pada masyrakat diantaranya :
Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
Konseling menegnai seksualitas, kesehatan reproduksi pada remaja, masa dewasa dan lansia
Sex education secara dini oleh orang tua, kelompok LSM, sekolah sekolah
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik, upaya ini ditujukan kepada
masyrakat yang masih berada dalam keadaan pre-phatogenesis yang dikenal dengan penyuluhan
tentang kebersihan dan kesehatan jiwa (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
a) Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang asupan makanan yang bergizi
b) Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh
masyrakat dan masyarakat di dalam kegitan tersebut.
c) Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian
dari pelayanan kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah pelaksanaanpelayanan kesehatan
yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobtan), dan
rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
2)
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS. Kondom adalah alat kontrasepsi yang di desain
sedemikian rupa sehingga dapat menampung sperma saat ejakulasi oleh pria dan mencegah supaya tidak
terjadi kontak denagn sel telur didlam kemaluan pasangannya. Kondom hanya berfungsi mencegah
trjadinya kontak penyebaran virus secara langsung oleh penghalang dinding kondom itu. Namun adanya
penghalangan terjadinya kontak cairan kelamin dari laki laki dan perempuan inilah maka penularan virus
ini juga dapat dicegah. Oleh karena itu penggunaan kondom saat berhubungan seks juga tetap dianjurkan
untuk mencegah penularan penyakit menular seks seperti HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat kerja. Berbagai kecelakaan bisa dialami dan
diderita oleh para pekerja, misalnya kecelakaan karen alat kerja, gangguan kesehatan karena bahan baku,
gangguan kesehatan suasana dan tempat kerja.
Bahaya fisik lingkungan kerja biasanya berasal dari paparan radiasi, kebisingan, getaran mekanis, temperatur
ekstrim, tekanan udara dan iklim kerja. Pada beberapa penelitian paparan bahaya fisik memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kesehatan reproduksi dan kehamilan karyawan. Seperti radiasi karena Radiasi
adalah peristiwa berpindahnya energi tanpa melalui perantara. Radiasi bisa digolongkan menjadi radiasi
ionisasi dan radiasi non ionisasi. Paparan radiasi di tempat kerja dapat mengakibatkan gangguan kehamilan
berupa mutasi genetik dan kelainan kongenital bila terjadi pada karyawan.
Kecelakaan atau gangguan-gangguan kesehatan yang dialami atau diderita oleh para pekerja umumnya
disebabkan oleh alat-alat kerja yang tidak memenuhi syarat, bekerja tanpa alat pelindung, tempat kerja tidak
memenuhi persyaratan kesehatan, suasana kerja yang tidak tenang dan pekerja yang tidak baik tentang
keadaan kesehatannya atau karena pekerjaan tidak sesuai dengan pendidikan, minat dan bakat pekerja itu
sendiri.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan-gangguan kesehatan itu maka setiap pekerja
harus diteliti dulu tentang keadaan kesehatannya sebelum diterima menjadi pekerja, disamoing itu perlu
adanya jaminan upah yang cukup sesuai dengan pendidikan dan sifat pekerjaannya.
Alat- alat kerja disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan tubuh pekerja, para pekerja oerlu alat
pelindung kerja. Syarat tempat kerjapun harus sesuai, misalnya luas ruangan, penerangan, ventilasi,
kerapihan dan kebersihannya perlu memenuhi persyaratan kesehatan. Suasana kerja diciptakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan keresahan diantara para pekerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap hak reproduksi
wanita, tindakan kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Upaya yang dilakukan agar tidak terjadi penganiyaan, pelecehan seksual, tindak kekerasan terhadap anak
maupun wanita adalah dengan ditetapkannya Undang-Undang perlindungan anak, Undang-Undang
perlindungan wanita dan Undang-Undang kekerasan pada wanita (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific Protection) :
1). Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pentingnya pemberian imunisasi.
2). Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta kondom untuk perlindungan dari
penyakit menular seksual.
3). Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
II.
Pencegahan sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut pencegahan sekunder
(seconder preventive). Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan sekunder
bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and prompt treatment ).
Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang
sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Case Finding
Yaitu menacri penderita dimasyarakat dengan jalan pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium,
pemeriksaan pap smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.
b) Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk
diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya pada wanita yang menderita
penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sipilis, hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan diperiksa
dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut dapat sembuh.
c). Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat menegnal gejala penyakit pada tingkat awal dan
segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu mengetahui dan menyadari bahaya penyakit kelamin untuk
dirinya, keluarga dan keturunannya. Agar mereka menyadari penularan penyakit kelamin tersebut, maka
mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada
baiknya obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu
diberikan. Pengobatan yang lamabat akan meneybabkan usaha peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin
tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker yang terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early Diagnosis and Promotif
Treatment) :
a) Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan
tenaga kesehatan lainnya.
b) Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini
c) Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
d) Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita dalam melakukan pemeriksaan SADARI
e) Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya
atau komplikasi.
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
III.
Pencegahan tersier
Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary prevention). Pencegahan
tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability limitation) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
C. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah
terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang
cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
b) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat
seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh
dengan baik dan sempurna tanpa ad komplikasi lanjut.
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi. Masyrakat diharapkan mendapatkan
pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami
komplikasi. Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penedrita yang dalam tahap pemulihan,
dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan secara rutin agar penederita sembuh secar
sempurna (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha disability limitation :
a) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
4. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang
karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan
mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan hubungan perorangan dan social secara memuaskan.
Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelaianan atau
gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke
dalam masyarakat.
c) Rehabilitasi social vokasional
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang
fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk.
2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi:
a) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral
setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
b) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu
mempertahankan diri.
c) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari
suatu penyakit.
d) Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat dalam memulihkan kesehatan.
e) Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi
dengan masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima pasien sama seperti
individu normal lainnya.
f) Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan
pasien ( Sindiariyani. 2011)
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
MAKRO TEACHING
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TEORI LEVEL AND CLARK
Oleh :
BRATATIN
1302080007
CreatedbyBratatin
TeoriLevelandClark....
CreatedbyBratatin