Grafik 1. perbandingan antara Torsi dengan putaran mesin dengan beban 0.5
,beban 2.5,dan beban 2.5 + zeolit
T o rs i V S P u ta ra n M e s in
10
6
Torsi
0
1 54 9 . 2 19 8 3. 6 2 53 9 .1 3 02 6 .2 3 5 10 . 8
P u ta ra n M e sin
b eb a n 0 ,5 be b a n 2 ,5 b e b an 2 , 5 + z e o lit
Dari grafik data diatas dapat diketahui bahwa torsi tertinggi terdapat pada
putaran mesin yang paling besar, untuk beban 0.5 kg mempunyai torsi yang lebih
kecil dibandingkan dengan torsi yang menggunakan beban 2,5 kg tanpa ziolit dan 2,5
kg + ziolit. Hal ini disebabkan oleh nilai torsi tergantung pada berat beban yang
digantung dikalikan dengan jarak dari beban ketitik pusat (rumus : T=F.R). dari
grafik secara teori diketahui bahwa torsi akan meningkat sampai titik puncak
maksimum dan akan menurun drastis
Grafik 2. perbandingan antara daya engkol dengan putaran mesin dengan
beban 0.5 ,beban 2.5,dan beban 2.5 + zeolit
2.5
2
1.5
daya
1
0.5
0
2003.5 2531.4 3038.6 3516 1542.3
putaran m esin
1.2
1
0.8
bsfc
0.6
0.4
0.2
0
1549.2 1983.6 2539.1 3026.2 3510.8
putaran m esin
80
60
A/F
40
20
0
1549.2 1983.6 2539.1 3026.2 3510.8
putaran mesin
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa antara beban 0,5 Kg dan 2,5 Kg +
zeloit tidak jauh berbeda. Jadi dapat disimpulakan bahwa semakin cepat putaran
mesin maka rasio udara bahan bakar semakin kecil.
Grafik1 perbandingan antara temperatur gas buang dengan putaran mesin
dengan beban 0.5 , beban 2.5, dan beban 2.5 + zeolit
600
500
Tempratur gas buang
400
300
200
100
0
2003.5 2531.4 3038.6 3516 1542.3
P uta ra n
Untuk grafik perbandingan antar temperatur gas buang dengan putaran mesin
dengan beban 0,5 K, 2,5 Kg dan 2,5 Kg + zeloit hampir sama, dimana temperatur gas
buang akan meningkat jika putaran mesin meningkat, namun untuk beban 2,5 Kg
temperatur gas buang menurun dikarenakan putaran mesin yang tidak mengalami
kenaikan atau menurun.