Di saat air merindukan api Di saat datang merindukan pergi Di saat dekat merindukan jauh Di saat-saat menanti saat Di saat malam meniduri siang Di saat siang membangunkan malam dengan sepotong coklat Di saat bulan menghina mentari yang tak setia kepada siang Atau di saat mentari menghina bulan yang membohongi malam Di saat-saat menghasut saat Di saat senja mencumbui pagi Di saat cinta menyayangi benci Di saat kejujuran mengecup dusta Di saat embun menjadi air mata Di saat sepi setia menemani keriuhan Di saat-saat serasa sesat Adakah yang merasa di saat itu bukanlah di saat-saat? Dan selalu bertanya-tanya kepada saat-saat di saat tiada saat Demi sesaat yang memperjuangkan saat tiada sesaat Yang menggunting jawaban sesaat Dari pertanyaan yang terus sesaat bertanya Di belahan bumi mana lagi akan kau tumpahkan? Di belahan langit mana lagi akan kau hembuskan? Di bagian mana lagi akan kemana-mana?