Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan selalu menginginkan hasil produksinya dalam keadaan baik,
begitu pula dengan perusahaan surat kabar. Agar tidak mengecewakan konsumen
atau pembacanya, perusahaan surat kabar akan memberikan berita terbaik dengan
gaya bahasa yang menarik. Namun terkadang karena minimnya space dan alasan
lain, ditemukan beberapa kesalahan dalam pengetikan dalam surat kabar yang
membuat pembaca kurang nyaman. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh
perusahaan agar surat kabar yang dihasilkan berada pada kondisi yang standar
yaitu perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas.
Pengendalian kualitas statistik yang mempelajari sebab-sebab terduga
sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses tersebut dan tindakan
pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai.
Pengendalian kualitas sebuah produk ataupun jasa adalah hal yang harus
dilakukan oleh para produsen agar nantinya produk atau jasa yang digunakan oleh
konsumen memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen dan
tentunya sebagai alat ukur para produsen untuk melihat ataupun mengawasi
produknya maupun jasa yang diberikan.
Praktikum ini akan menguji kecacatan penulisan dan kliping pengamatan
pada 3 koran Nasional, yaitu Kompas, Jawa Pos, dan Surya dengan menggunakan
peta kendali U. Penelitian mengenai kecacatan penulisan ini dibuat dengan
mengacu pada 4 standar, yaitu salah penulisan, antara kata tidak ada blank,
Pemenggalan suku kata diujung margin tidak benar dan pengulangan kata yang
sama dalam satu kalimat. Sedangkan kecacatan pada kliping adalah hasil
guntingan tidak rapi, hasil tempelan tidak rapi, tidak ada kode pada setiap artikel
dan kertas kusut atau salah penulisan kode. Kedua pengujian kecacatan tersebut
akan diuji dengan peta kendali U, dimana sebelumnnya harus diuji keacakan dan
harus mengikuti distribusi Poisson.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan-permasalah pada penelitian ini yang nantinya akan
dibahas lebih lanjut adalah sebagai berikut:
2
1. Bagaimana hasil uji keacakan dari data kecacatan penulisan berita dan
kliping pada koran Kompas, Jawa Pos, dan Surya?
2. Bagaimana hasil uji Poisson dari data kecacatan penulisan berita dan kliping
pada koran Kompas, Jawa Pos, dan Surya?
3. Bagaimana hasil analisis data kecacatan penulisan berita dan kliping pada
koran Kompas, Jawa Pos, dan Surya dengan menggunakan peta kendali U?
4. Bagaimana kapabilitas proses kecacatan penulisan berita pada koran Kompas,
Jawa Pos, dan Surya?
5. Bagaimana diagram pareto dari data kecacatan surat kabar?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab dari permasalahan-permasalahan
yang diungkapkan pada sub-bab sebelumnya, antara lain:
1. Mengetahui hasil uji keacakan dari data kecacatan penulisan berita dan
kliping pada koran Kompas, Jawa Pos, dan Surya.
2. Mengetahui hasil uji Poisson dari data kecacatan penulisan berita dan kliping
pada koran Kompas, Jawa Pos, dan Surya.
3. Mengetahui hasil analisis data kecacatan penulisan berita dan kliping pada
koran Kompas, Jawa Pos, dan Surya dengan menggunakan peta kendali U.
4. Mengetahui kapabilitas proses kecacatan penulisan berita pada koran
Kompas, Jawa Pos, dan Surya.
5. Mengetahui diagram pareto dari data kecacatan surat kabar.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah:
1. Dapat mengaplikasikan peta kendali U.
2. Dapat menjelaskan dan mengevaluasi segala permasalahan yang berhubungan
dengan kualitas berdasarkan peta kendali atribut.
3. Dapat memberikan informasi statistik berdasarkan data yang diperoleh.
4. Sebagai sarana aplikasi ilmu-ilmu statistik pada bidang industri, bisnis, dan
Sosial
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian kecacatan artikel koran, baik penulisan beita dan kliping
menggunakan beberapa asumsi dan analisis. Asumsi dan analisis itu antara lain
asumsi random, asumsi Poisson, analisis dengan peta kendali, dan kapabilitas
proses.
2.1 Uji Keacakan
Uji keacakan atau run test merupakan uji deret untuk melihat keacakan.
Tujuan dari uji deret adalah untuk menentukan apakah dalam suatu data terdapat
pola tertentu atau apakah data tersebut merupakan sampel yang acak.
Run Test (Uji Run = Uji Randomness) merupakan metode analisis yang digunakan
untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, datanya mempunyai skala
pengukuran ordinal. Metode analisis Run Test ini untuk mengukur keacakan
populasi yang didasarkan atas data sampel.
Prosedur-prosedur untuk menyelidiki keacakan biasanya didasarkan pada
banyaknya dan sifat rangkaian yang terdapat dalam data yang diminati. Keacakan
suatu rangkaian umumnya diragukan apabila rangkaian di situ terlalu banyak atau
terlalu sedikit.
Asumsi untuk analisis inia adalah data yang tersedia untuk analisis terdiri
dari serangkaian pengamatan, yang dicatat berdasarkan urut-urutan perolehannya,
dan dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yang saling eksklusif. Kita
mengandaikan bahwa n = ukuran sampel total, n
1
= banyaknya pengamatan
kelompok satu, dan n
2
= banyaknya pengamatan kelompok lain. Hipotesis yang
digunakan dalam pengujian keacakan adalah.
H
0
: Data pengamatan telah diambil secara acak dari suatu populasi.
H
1
: Data pengamatan telah diambil secara tidak acak dari suatu populasi.
Atau
H
0
: Sampel yang diambil dari suatu populasi adalah acak.
H
1
: Sampel yang diambil dari suatu populasi adalah tidak acak.
Statistik uji adalah r, total banyaknya rangkaian. Bila n
1
maupun n
2
> 20 maka
gunakan perumusan
4
(2.1)
Nilai z ini kemudian dibandingkan dengan nilai
2
o
z
dari distribusi normal
baku. (Wayne W. Daniel. 1989)
2.2 Uji Poisson
Salah satu asumsi statistik yang digunakan dalam diagram konrol c dan u
adalah data yang digunakan berdistribusi Poisson. Penerapan yang khas distribusi
Poisson dalam pengendalian kualitas adalah sebagai model untuk banyak cacat
atau tak sesuai yang terdapat dalam suatu unit produk. Distribusi Poisson sering
digunakan untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang dalam kesempatan
tertentu diharapkan terjadinya sangat jarang. Langkah-langkah uji Poisson adalah
sebagai berikut:
Hipotesis :
H
0
: Data pengamatan berdistribusi Poisson.
H
1
: Data pengamatan tidak berdistribusi Poisson.
o = 0.05
Statistik Uji adalah
( ) ( )
.
X X
F S D = (2.2)
H
0
akan ditolak pada taraf nyata o jika P-value < o .
Kesimpulan :
Jika H
0
ditolak pada taraf nyata maka data berdistribusi pengamatan Poisson.
(Wayne W. Daniel. 1989)
2.3 Peta kendali U
Peta kendali u merupakan peta kendali berdasarkan banyak ketidaksesuaian
rata-rata per unit pemeriksaan. Unit pemeriksaan dipilih untuk kesederhanaan
operasional atau pengumpulan data. Ukuran sampel harus dipilih menurut
pertimbangan statistik, seperti menentukan ukuran sampel cukup besar untuk
menjamin batas kendali bawah positif atau guna memperoleh probabilitas tertentu
akan menyidik suatu pergeseran proses.
Jika diperoleh c jumlah ketidaksesuaian rata-rata per unit pemeriksaan,
maka banyak ketidaksesuaian rata-rata per unit pemeriksaan adalah
{ } | |
.
) 1 ( ) (
) 2 ( 2
1 /( ) 2 (
2 1
2
2 1
2 1 2 1 2 1
2 1 2 1
+ +
+ +
=
n n n n
n n n n n n
n n n n r
z
5
(2.3)
Dimana u adalah variabel random Poisson karena ini merupakan kombinasi linear
n variabel random Poisson independen. Dengan demikian, parameter diagram
kendali itu adalah
UCL =
n
u
u 3 +
Center Line = u
(2.4)
LCL = . 3
n
u
u
Dengan u menunjukkan banyak ketidaksesuaian rata-rata per unit yang
diamati dalam himpunan data permulaan. (Suyadi Prawirosentono. 2004)
2.4 Kapabilitas Proses
Kendali proses statistik berarti menjaga agar suatu proses tetap berada
dalam kendali. Ini berarti variasi alami dari suatu proses harus stabil. Namun,
proses yang berada dalam kendali statistik bisa saja menghasilkan barang atau jasa
yang tidak memenuhi spesifikasi rancangan (toleransi). Kemampuan suatu proses
untuk memenuhi spesifikasi rancangan yang ditetapkan oleh rancangan teknik
atau keinginan pelanggan dinamakan kapabilitas proses. Terdapat dua pengukuran
yang lazim digunakan untuk menentukan kapabilitas dari suatu proses secara
kualitatif yaitu rasio kapabilitas proses (
.
(Jay, Heizer dan Barry Render. 2005)
2.4.1 Rasio Kapabilitas Proses (
(2.5)
Suatu proses dikatakan kapabilitasnya baik apabila nilai
dari proses
tersebut setidaknya 1,0. Semakin besar nilai
Indeks kapabilitas proses mengukur selisih antara dimensi yang diinginkan
dan dimensi sebenarnya dari barang atau jasa yang dihasilkan. Rumusnya
] (2.6)
di mana:
rata-rata
standar deviasi dari populasi proses
Nilai
senilai 1,0 atau lebih dari 1,0 baik untuk batas kendali atas dan
batas kendali bawah menunjukkan variasi proses berada dalam batas kendali atas
dan bawah. Semakin besar nilai