Anda di halaman 1dari 37

BIOMASS LIQUID

OLEH :
APRILIA VITA
YULI ASTUTI
By PresenterMedia.com


PENGERTIAN BIOMASS


bahan biologis yang
hidup atau baru mati
yang dapat
digunakan sebagai
sumber bahan bakar
atau untuk produksi
industrial.

Biomass adalah sumber
energi renewable yang
diperoleh dari organisme
hidup
Biomassa adalah bahan
organik yang dihasilkan
melalui proses
fotosintetik, baik berupa
produk maupun buangan.
Sektor energi
KOMPOSISI BIOMASSA
Selulosa merupakan komponen utama yang terkandung dalam
dinding sel tumbuhan dan mendominasi hingga 50% berat kering
tumbuhan.
Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam
tanaman dan tergolong senyawa organik, bersifat non-kristalin dan tidak
bersifat serat, mudah mengembang sehingga sangat berpengaruh
terhadap terbentuknya jalinan antara serat pada saat pembentukan
lembaran.
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang.
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida
selulosa
Hemi
selulosa
Protein
Lignin
pati
Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa, merupakan
salah satu sel yang terdapat dalam kayu.
Biomassa dikonversi menjadi energi dalam bentuk bahan bakar
padat, cair, gas, panas dan listrik.
Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan
teknologi untuk mengkonversinya.
Di zaman modern sekarang ini panas hasil pembakaran akan
dikonversi menjadi energi listrik melalui turbin dan generator. Panas
hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler.
Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan
putaran dan menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi
menjadi energi listrik melalui magnet-magnet dalam generator.
KONVERSI BIOMASSA
Teknologi Konversi Biomassa
Beberapa Penerapan Konversi Biomassa
proses perubahan wujud dari gas ke
cairan dengan proses kondensasi,
proses konversibahan selulosa
dalam suatu reaktor gasifikasi
(gasifier) menjadi bahan bakar.
Anaerobic
digestionokimia
Gasifikasi
Transesterifikasi
Liquification
proses kimiawi yang mempertukarkan
grup alkoksi pada
senyawa ester dengan alkohol
.
proses dengan melibatkan
mikroorganisme tanpa kehadiran
oksigen dalam suatu digester
Pirolisis
Pirolisis adalah penguraian
biomassa (lysis) karena panas
(pyro) pada suhu yang lebih dari
150
o
C.
.
Berdasarkan bahan penyusunnya biomassa terdiri atas 2
kelompok yaitu, biomassa kering (limbah kayu, jerami
atau sekam) dan biomassa basah (kotoran ternak dan
sampah rumah tangga).

Secara umum ada dua metode dalam memproduksi
biomassa, yaitu dengan menumbuhkan organisme
penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil
industri pengolahan makhluk hidup.

Terdapat tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu
secara padat (solid biomass), cair (liquid biomass), dan
gas.

JENIS-JENIS BIOMASSA


BIOMASS
LIQUID
Merupakan Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk
bioalkohol bahan bakar seperti metanol, etanol, dan
biodiesel.

Jenis-Jenis Biomassa Liquid
A. Ethanol/Ethyl Alkohol
B. Bio diesel ( minyak jarak, kelapa sawit, minyak biji
karet)


BIOMASSA LIQUID
Bioetanol adalah bahan bakar alternatif yang prospektif karena
beberapa alasan seperti tidak memberi kontribusi pada
pemanasan global, dan dapat dibuat dari bahan-bahan alami
(biomassa) yang dapat diperbaharui (renewable) seperti ubi
kayu, jagung dan buah-buahan.
Bioetanol (C
2
H
5
OH) adalah cairan biokimia dari proses
fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan
mikroorganisme.
Bioetanol pada prinsipnya adalah etanol yang diperoleh melalui
proses fermentasi sehingga dinamakan bioetanol.
Bioetanol dapat digunakan secara langsung maupun tidak
langsung sebagai bahan bakar. Untuk bahan bakar kendaraan
bermotor terlebih dahulu bioetanol harus dicampur dengan
premium dengan perbandingan tertentu. Hasil pencampuran ini
kemudian disebut dengan Gasohol (Gasoline Alcohol).
A. ETHANOL
Potensi Sumber Bioetanol di Indonesia
Selain tetes atau mollase, tanaman lain yang dapat
dipergunakan sebagai bahan baku produksi
ethanol (bio-ethanol) adalah ubi kayu, ubi jalar,
jagung, dan sagu. Dari semua jenis bahan baku
tersebut, di Indonesia ubi kayu mempunyai
potensi lebih besar sebagai bahan baku
pembuatan ethanol. Hal ini disebabkan ubi kayu
dapat ditanam hampir di semua jenis tanah mulai
dari lahan yang subur sampai ke lahan kering,
bahkan lahan kritis sekalipun.
Ethanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH antara
lain dapat dihasilkan dari bahan-bahan baku biomassa
berikut:
1. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam
bentuk gula, seperti tebu dan nipah
2. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam
bentuk zat tepung (strach) seperti kasava, ubi jalar,
kentang dan sagu.
3. Bahan-bahan selulosa yang mengandung arang
dengan bentuk molekul yang lebih kompleks seperti
kayu.

BAHAN-BAHAN ETHANOL
sago
Ubi kayu
ONGGOK
jagung
Bahan baku
Bio-ethanol
PROSES PRODUKSI BIOETHANOL
Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses pembuatannya dapat dibedakan
berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu Hydrolisa asam dan
Hydrolisa enzyme. Berdasarkan kedua jenis hydrolisa tersebut, saat ini
hydrolisa enzyme lebih banyak dikembangkan, sedangkan hydrolisa asam
(misalnya dengan asam sulfat) kurang dapat berkembang, sehingga proses
pembuatan glukosa dari pati-patian sekarang ini dipergunakan dengan
hydrolisa enzyme. Dalam proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa)
larut air dilakukan dengan penambahan air dan enzyme; kemudian dilakukan
proses peragian atau fermentasi gula menjadi ethanol dengan menambahkan
yeast atau ragi.
PROSES PRODUKSI BIOETHANOL
Secara singkat teknologi proses produksi ethanol/bio-ethanol tersebut dapat dibagi
dalam tiga tahap, yaitu:
FERMENTASI
GELATINISASI
DISTILASI
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi
ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol
yang diperoleh dari proses fermentasi ini, biasanya alkohol dengan
kadar 8 sampai 10 persen volume.
Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau
jagung dihancurkan dan dicampur air sehingga menjadi bubur,
yang diperkirakan mengandung pati 27-30 persen.
Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar
dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi
yang mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus melewati
proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air dengan
memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang
kemudian diembunkan kembali.
PROSES PRODUKSI BIOETHANOL
Produksi ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman yang
mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi
karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air. Konversi bahan baku tanaman
yang mengandung pati atau karbohydrat dan tetes menjadi bio-ethanol
ditunjukkan pada Tabel 1.
Bahan Baku
Kandungan
Gula
Dalam Bahan
Baku
Jumlah Hasil
Konversi
Perbandingan
Bahan Baku
dan
Bioetanol
Jenis
Konsumsi
(Kg)
(Kg)
Bio-etanol
(Liter)
Ubi Kayu 1000 250-300 166.6 6,5:1
Ubi Jalar 1000 150-200 125 8:1
Jagung 1000 600-700 200 5:1
Sagu 1000 120-160 90 12:1
Tetes 1000 500 250 4:1
Manfaat BIOETHANOL
Sebagai bahan bakar kendaraan
Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
Sebagai bahan bakar Direct-ethanol fuel cells (DEFC)
Sebagai bahan bakar roket
Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik
Sebagai antiseptik
Sebagai antidote beberapa racun
Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat
Digunakan untuk pe,buatan beberapa deodoran
Digunakan untuk pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius

Manfaat Penggunaan Bioetanol secara Umum
Mengurangi kebutuhan BBM, khususnya Premium.
Mengurangi efek rumah kaca.
Bebas zat berbahaya seperti Co, Nox dan UHC
Diversifikasi Energi
Menciptakan Teknologi berwawasan Lingkungan.
Diversifikasi Industri, yang berujung pada
penciptaan lapangan kerja.
Kelemahan Penggunaan Bioetanol pada Mesin
ethanol/bioethanol mempunyai sifat korosif
dan membuat mesin lebih sulit distarter.

Keunggulan Biodiesel
Angka Cetane tinggi (>50), yakni angka yang menunjukan ukuran baik tidaknya
kualitas Solar berdasarkan sifaf kecepatan bakar dalm ruang bakar mesin.
Titik kilat (flash point) tinggi, yakni temperatur terendah yang dapat
menyebabkan uap Biodiesel menyala, sehingga Biodiesel lebih aman dari
bahaya kebakaran pada saat disimpan maupun pada saat didistribusikan dari
pada solar.
Tidak mengandung sulfur dan benzene yang mempunyai sifat karsinogen, serta
dapat diuraikan secara alami
Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sehingga akan
memperpanjang umur pemakaian mesin
Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi
dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun
Mengurangi asap hitam dari gas asap buang mesin diesel secara signifikan
walaupun penambahan hanya 5% - 10% volume biodiesel kedalam solar.
B. BIODIESEL
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan
karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan
dengan diesel/solar,
Kelapa sawit merupakan salah satu sumber
bahan baku minyak nabati yang prospektif
dikembangkan sebagai bahan baku
biodiesel di Indonesia, mengingat produksi
CPO Indonesia cukup besar dan meningkat
tiap tahunnya.
Tanaman jarak pagar juga prospektif
sebagai bahan baku biodiesel mengingat
tanaman ini dapat tumbuh di lahan kritis
dan karakteristik minyaknya yang sesuai
untuk biodiesel.

Bahan Pembuatan Biodiesel
Biodiesel membutuhkan bahan baku minyak nabati yang dapat
dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti
kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Crude Jatropha
Oil/CJO), kelapa (Crude Coconut Oil/CCO), sirsak, srikaya, kapuk,dll.
Endah,2007
Bahan baku
Bio-diesel
yang diunggulkan
KELEBIHAN
Termasuk bahan bakar yang dapat diperbaharui.
Tidak memerlukan modifikasi mesin diesel yang telah ada.
Tidak memperparah efek rumah kaca karena siklus karbon
yang terlibat pendek.
Kandungan energi yang hampir sama dengan kandungan
energi petroleum diesel.
Penggunaan biodiesel dapat memperpanjang usia mesin
diesel karena memberikan lubrikasi lebih daripada bahan
bakar petroleum.
Bilangan setana (cetane number) yang lebih tinggi daripada
petroleum diesel
Ramah lingkungan karena tidak ada emisi gas sulfur.
Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak
mengandung racun.
Membantu menurunkan ketergantungan suplai minyak dari
negara asing yang harganya selalu berfluktuasi dan terus
meningkat.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BIODIESEL
KELEMAHAN
Bio Diesel adalah memiliki kualitas oksidasi yang
buruk sehingga Bio Diesel dapat menyebabkan
beberapa masalah masalah serius ketika
disimpan.
Bio Diesel ini juga dapat mengakibatkan
pertumbuhan mikroba, sehingga menyebabkan
beberapa kerusakan pada mesin.
kelangkaan pangan akibat dialihkannya tanaman
yang biasa dikonsumsi untuk dijadikan bahan
bakar. Tanaman seperti tebu, jagung, kelapa sawit
dan beberapa jenis komoditas lainnya cenderung
mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan
akibat dijadikan Bio diesel.


KELEMAHAN BIODIESEL
Biodiesel
dari minyak
jarak
BIODIESEL
DARI KELAPA
SAWIT.
BIODIESEL
DARI
MINYAK BIJI
KARET

MACAM-MACAM BIODIESEL
Berikut ini adalah beberapa contoh biodiesel :
Jarak pagar merupakan tanaman semak yang tumbuh cepat
dengan ketinggian mencapai 3-5 meter. Tanaman ini tahan
kekeringan dan dapat tumbuh di tempat bercurah hujan 200
milimeter per tahun hingga 1.500 milimeter per tahun. Jarak
pagar hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar
bagian tubuhnya beracun. Tanaman ini mulai berbuah setelah
berusia lima bulan dan mencapai produktivitas penuh pada
usia lima tahun.
tanaman jarak saat ini digunakan sebagai alternatif pengganti
bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, dikembangkannya jarak
karena memiliki beragam keistimewaan dan multiguna, yakni
minyak jarak digunakan sebagai bahan industri cat, logam,
tekstil, serat sintetis, elektronik, dan obat-obatan. Minyak
jarak diharapkan sudah bisa diproduksi dan bertahap untuk
mengurangi ketergantungan terhadap minyak bakar.
Jatropha Curcas L dikenal sebagai jarak pagar.
1. BIODIESEL DARI MINYAK JARAK
Biji jarak dijemur selama dua hari di bawah terik matahari
Biji jarak dipecah untuk memisahkan daging dan kulit biji jarak
Daging biji jarak dihaluskan dan dimasukkan kedalam mesin
tempa minyak
Daging biji jarak yang ada di dalam mesin tempa minyak
kemudian di peras untuk kemudian menghasilkan minyak.

Adapun proses pengolahan biji jarak adalah sebagai berikut:

PROSES PENGOLAHAN BIJI JARAK
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JARAK
Ekonomis
Program pengembangan bioenergi di Indonesia dapat mengatasi tiga masalah
besar yaitu kemiskinan yang saat ini mencapai 36,1 juta jiwa dengan memberikan
lapangan kerja baru dan pendapatan bagi petani, menekan penggunaan BBM di
Indonesia yang sudah sangat tinggi.
Mengatasi masalah lingkungan
Penanaman jarak pagar (Jatropha) di lahan kritis akan mengatasi problem
lingkungan yang luas, Dari sisi lingkungan, minyak ini juga rendah kadar emisi gas
sulfur (SOx), nitrogen (NOx), dan karbon, selain bisa dipakai untuk tanaman
penghijauan dan reboisasi. dalam menurunkan emisi buangan bahan bakar minyak
(BBM) yang menyebabkan efek rumah kaca
Energi untuk bahan bakar transportasi
Karena kenaikan harga minyak dunia (energi komersial) yang sangat tajam,
akhirnya masyarakat mulai beralih mencari energi alternatif yang murah dan
ramah lingkungan yaitu dengan energi biomassa sebagai sumber energi untuk
kebutuhan sehari-hari terutama untuk memasak atau keperluan dapur


KEUNTUNGAN PENGGUNAAN BIJI JARAK
Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan produk
samping sawit sebagi sumber energi terbarukan. Kelapa sawit
Indonesia merupakan salah satu komoditi yang mengalami
pertumbuhan sangat pesat. Pada periode tahun 1980-an hingga
pertengahan tahun 1990-an luas areal kebun meningkat dengan
laju 11% per tahun.
Minyak sawit merupakan salah satu jenis minyak nabati yang
mengandung asam lemak dengan rantai karbon C14-C20,
sehingga mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai
bahan baku biodiesel. Pembuatan biodiesel melalui proses
transesterifikasi dua tahap, dilanjutkan dengan pencucian,
pengeringan dan terakhir filtrasi, tetapi jika bahan baku dari
CPO maka sebelumnya perlu dilakukan esterifikasi.

2. BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT









Minyak sawit merupakan salah satu jenis minyak nabati yang
mengandung asam lemak tinggi sehingga mempunyai peluang
untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel. Pembuatan
biodiesel melalui proses transesterifikasi dua tahap, dilanjutkan
dengan pencucian, pengeringan dan terakhir filtrasi, tetapi jika
bahan baku dari CPO maka sebelumnya perlu dilakukan
esterifikasi.

sumber energi tersebut merupakan sumber energi
yang bersifat renewable sehingga bisa menjamin
kesinambungan produksi.

Indonesia merupakan produsen utama minyak
sawit sehingga ketersediaan bahan baku akan
terjamin dan industri ini berbasis produksi dalam
negeri.
pengembangan alternatif tersebut merupakan
proses produksi yang ramah lingkungan

upaya tersebut juga merupakan salah satu bentuk
optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk
meningkatkan nilai tambah.

KELEBIHAN BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang
berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain :
Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai
sumber bahan bakar alternatif pengganti solar (minyak diesel)
Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-
ubian yang lain : sebagai sumber bahan bakar alternatif
pengganti premium.
Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan
sebagai sumber pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin
penerbangan.

POTENSI PEMANFAATAN BIOMASSA DI INDONESIA
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai
sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang
berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial
untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat
dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati.
Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga
keuntungan langsung yaitu :
peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena
kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan
akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa
lebih mahal dari pada memanfaatkannya.
mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah
karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih
sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

POTENSI BIOMASSA DI INDONESIA
Keunggulan Biomassa antara lain:
Terjaminnya pasokan energi, karena biomassa mudah untuk diperbaharui
Sebagai pengganti minyak fosil
Perbaikan tarah hidup petani.
Biomassa dapat membantu mengurangi impor bahan bakar asing dan
membantu meningkatkan kemandirian energi negara
Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat menyebabkan polusi jauh
lebih sedikit di dunia
Menggunakan biomassa adalah pilihan yang lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil dan dapat membantu
mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca.
Merupakan sumber energi yang sangat melimpah dan dapat diperbaharui
(renewable)
Mengurangi Jejak Karbon
Mengurangi Jumlah Metana di Atmosfer
Peningkatan Kualitas Udara

Kelebihan dan kelemahan Biomassa
Kelemahan Biomassa antara lain:
Meningkatnya harga pangan, karena para petani lebih suka
menanam tanaman untuk produksi biomassa
Kayu masih merupakan sumber biomassa utama di dunia dan
terlalu banyak menggunakan kayu sebagai bahan bakar bisa
mengakibatkan efek yang lebih buruk untuk iklim daripada
bertahan dengan bahan bakar fosil
Menggunakan banyak lahan untuk biomassa dapat
menyebabkan berkurangnya lahan untuk menanam tanaman
pangan yang dapat meningkatkan kelaparan di dunia.
Banyak teknologi yang digunakan untuk mengkonversi biomassa
menjadi bentuk energi yang berguna masih tidak cukup efisien
dan membutuhkan biaya yang signifikan.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BIOMASSA
.

Anda mungkin juga menyukai