Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN KESETARAAN KALOR LISTRIK

(K.I.3)

A. Tujuan Percobaan
1. Memperagakan adanya hubungan tenaga listrik dengan tenaga panas.
2. Menentukan angka kesetaraan Joule dengan Kalori.

B. Dasar Teori
Bilangan yang menyatakan besarnya tenaga listrik yang setara dengan 1 satuan
tenaga panas dinamakan angka kesetaraan kalor listrik. Kesetaraan kalor mekanis
dapat diukur dengan mengubah tenaga listrik menjadi tenaga panas dalam suatu
kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter. Tenaga
listrik yang hilang adalah :

W= V. I.t
V= beda potensial antara ujung ujung kawat (Volt)
I = kuat arus (A)
T = lamanya arus mengalir (s)

Tenaga listrik ini adalah tenaga mekanik yang hilang dari elektron elektron yang
bergerak dari ujung kawat yang berpotensial rendah menuju ke kawat yang
berpotensial tinggi. Tenaga ini nantinya akan berubah menjadi energi panas.
Jika tidak ada panas yang keluar dari kalorimeter, maka panas yang timbul
besarnya:

Q= (m + H)(Ta Tm)
m= massa air
H= haraga air kalorimeter beserta pemanas dan pengaduk
Ta= suhu akhir
Tm= suhu mula-mula
Panas yang keluar dari kalorimeter dapat sangat berkurang dan dianggap tidak
ada jika selisih antara suhu akhir dengan suhu kamar sama dengan selisih antara suhu
kamar dengan suhu mula-mula.
Besarnya angka kesetaraan listrik/kalor adalah hasil bagi antara tenaga listrik
dengan tenaga kalor, dirumuskan sebagai berikut:




C. Metode Percobaan

C.1. Alat alat dan susunan alat
1. Kalorimeter dengan pengaduk dan pemanas
2. Voltmeter AC (0-15 V)
3. Amperemeter AC (0-5 A)
4. Termometer (-10-110
o
C)
5. Transformator step down (220 V ke 18 V AC)
6. Hambatan geser
7. Saklar
8. Timbangan
9. Penunjuk waktu

Gambar 1. Susunan alat alat dalam percobaan

C.2. Prosedur Percobaan
1. Kalorimeter kosong ditimbang massanya. Kalorimeter tersebut ditambahkan air
sampai kawat pemanas tercelub kemudian ditimbang lagi. Dari selisih massa
tersebut didapat massa air.
2. Dicatat temperatur kamar (T0). Kalorimeter didinginkan dalam lemari es sampai
suhunya di bawah suhu ruang, juga tidak terlalu dingin.
3. Kalorimeter dipasang.
4. Rangkaian listrik dirangkai sesuai dengan skema percobaan. Rangkaian
dihubungkan dengan sumber arus listrik.
5. Air dalam kalorimeter diaduk pelan pelan, kemudian dicatat suhu mula-mula
(Tm). Dicari interval suhu dari suhu kamar.
6. Saklar dibuka, arus listrik diatur pada angka 2 A dengan cara menggerakkan
tahanan geser.
7. Saat saklar dibuka secara bersamaan stopwatch dihidupkan.
8. Dicari suhu akhir setelah kalorimeter dipanaskan.
9. Dicatat waktu dari saat saklar dibuka sampai suhu mencapai suhu akhir.
10. Dengan massa air yang berbeda, langkah- langkah diatas diulangi lagi.
C.3. Analisis Data
Menentukan a dengan cara perhitungan
Nilai a untuk massa air 1 adalah :


Nilai a untuk massa air 2 adalah :


Dari kedua persamaan di atas dapat dituliskan persamaan :








Bila tidak ada perubahan, baik komposisi maupun massa pada kalorimeter dan
pengaduk untuk dua massa air yang berbeda, maka kedua persamaan di atas adalah
sama, sehingga dapat dieliminasi dan kemudian dapat diselesaikan untuk a. Hasilnya
adalah:



(

)
Nilai ralat a dihitung dengan rumus teori perlambatan ralat.

D. Data, Perhitungan, dan Pembahasan
D.1. Data
Pengamatan 1.
Tegangan trafo : V= 4 volt
Arus : I = 2 A
Suhu ruangan : T = 26,8 C
Massa kalorimeter kosong : 108 gr
Massa kalorimeter + air : 319,5 gr
Massa air : 211,5 gr
Interval suhu dari suhu kamar : T = 6,8 C
Suhu mula-mula : Tm = 20 C
Suhu akhir : Ta = 33,6 C
Waktu : t1 = 3728 detik


Pengamatan 2.
Tegangan trafo : V= 4 volt
Arus : I = 2 A
Suhu ruangan : T = 27,3 C
Massa kalorimeter kosong : 108 gr
Massa kalorimeter + air : 174,5 gr
Massa air : 66,5 gr
Interval suhu dari suhu kamar : T = 8,3 C
Suhu mula-mula : Tm = 19 C
Suhu akhir : Ta = 35,6 C
Waktu : t1 = 109 detik


D.2. Perhitungan
Perhitungan untuk mencari nilai a:



(

)





E. Pembahasan
Tara kalor listrik adalah perbandingan antara energi listrik yang diberikan
terhadap panas yang di hasilkan.
J = W/H [Joule/kalori]
Energi listrik dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal
adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik, secara kuantitatif
hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.
Kesetaraan panas-energi diukur dengan mengambil energi listrik benda jatuh
untuk mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air menjadi panas. Energi listrik
dapat diubah menjadipanas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu
kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter.
Praktikum ini dilakukan dua kali percobaan, yaitu dengan membedakan
massa air antara percobaan pertama dan kedua. Massa air dapat diketahui
dengan menghitung selisih massa kalorimeter + air dan massa kalorimeter.
Setelah itu air didiamkan sebentar dalam lemari pendingin untuk manurunkan
suhunya. Setelah itu kalorimeter dipasang dan waktu dicatat. Sambil diaduk-
aduk termometer diperhatikan untuk kenaikan suhunya.
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisa adalah a = 14,76 J/ kal.
Praktikum ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian praktikan. Kesabaran
diperlukan dalam menunggu suhu air mencapai suhu akhir. Ketelitian
diperlukaan pada saat membaca termometer dan pada saat menimbang
kalorimeter dan air. Sehingga praktikan harus serius, walaupun percobaan ini
cukup simpel.

F. Kesimpulan

1. Tara kalor listrik adalah perbandingan antara energi listrik yang diberikan
terhadap panas yang di hasilkan.
2. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisa adalah a = 14,76 J/ kal.






G. Referensi
1. Laboratorium Fisika dasar I UGM. 2010. Buku Panduan Pratikum Fisika
dasar I Yogyakarta: FMIPA UGM.
2. NN (2010) Tara Kalor Listrik (lovecappucino.wordpress.com/2010/01/19/
tara-kalor-listrik/) (diakses 26/09/2013)





Yogyakarta, 28 September 2013
Pratikan Dosen Pembimbing



Krisna Hanjar Prastawa Drs. Eko Sulistyo, M.Si

Anda mungkin juga menyukai