Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS


JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG

Dewi Komalasari, S.Kep.
1
Ida Maryati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat
1

Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp., MSN
1
1
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung

ABSTRAK
Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami
gangguan tidur akibat rasa cemas menjelang proses persalinan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 54 orang yaitu ibu hamil trimester III,
dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri
dari kuesioner Z-SAS untuk mengukur tingkat kecemasan memiliki konsistensi
internal (alpha cronbach 0,85) dan koefesien reliabilitas total 0,79, dan PSQI
untuk mengukur kualitas tidur, memiliki konsistensi internal dan koefisien
reliabilitas (alpha cronbach) sebesar 0,83. Analisa korelasi yang digunakan yaitu
menggunakan rumus chi-square. Hasil analisis menunjukan bahwa 63%
menunjukan tingkat kecemasan normal dan 72,2% menunjukan kualitas tidur
buruk. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil. Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
tidur pada ibu hamil trimester III

Kata kunci: Tingkat Kecemasan, Kualitas Tidur, Kehamilan Trimester III

ABSTRACT
Pregnant women who have entered the age of third trimester often have sleep
disorder effect the anxiety before antepartum. The purpose of this research is to
determine the relationship between the levels of anxiety with the sleep quality of
third trimester pregnant women in the public health center of Jatinangor,
Sumedang District. The design of research is using correlational descriptive
method. Total sample in the research is 54 people in third pregnant women, with
correlational deskriptif sampling. Research instruments consisted of Z-SAS
questionnaires to measure the levels of anxiety with consistency internal (alpha
cronbach 0,85) and koefesiency reliabilitas total 0,79, and the PSQI to measure
the quality of sleep, with consistency internal and and koefesiency reliabilitas
(alpha cronbach) a high 0,83. Correlation analysis used the chi-square formula.
The analysis showed that 63% showed normal levels of anxiety and 72.2%
showed poor sleep quality. The result from this study showed an association
between anxiety levels of pregnant women with sleep quality. Recommendation
for other researchers to examine the influence of sleeping quality of Third
Trimester Pregnant Women.

Key words: Anxiety Levels, Sleep Quality, Third Trimester Pregnancy

PENDAHULUAN
Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor &
Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk
berkonsentrasi membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari-harinya dapat
menurun (Potter & Perry, 2003).
Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan
keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas
(Kozier, et al, 2004). Kurang tidur yang berkepanjangan dapat mengganggu
kesehatan fisik dan psikis. Dari segi fisik, kurang tidur akan menyebabkan muka
pucat, mata sembab, badan lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah
terserang penyakit. Sedangkan dari segi psikis, kurang tidur akan menyebabkan
timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga penderita akan menjadi lesu,
lamban menghadapi rangsangan, dan sulit berkonsentrasi (Endang, 2007).
Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil
adalah perubahan fisik dan emosi selama kehamilan. Perubahan fisik yang terjadi
seperti rasa mual dan muntah dipagi hari, meningkatnya frekuensi buang air kecil,
pembesaran uterus, nyeri punggung dan pergerakan janin. Sedangkan perubahan
emosi meliputi kecemasan, rasa takut dan depresi (Rafknowledge, 2004). Rasa
tidak nyaman selama kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan
menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil (Bobak, 2005).
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
polling tidur di Amerika oleh National Sleep Foundation didapat bahwa ternyata
wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki laki,
yaitu 63% : 54 % (National Sleep Foundation, 2007).
Suatu penelitian National Sleep Foundation 97,3% wanita hamil trimester
tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap malam. Serta,
menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007), 78% wanita hamil di
Amerika mengalami gangguan tidur.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, salah
satu diantaranya adalah kecemasan (Chayatin & Mubarak, 2007). Kecemasan
sering kali mengganggu tidur. Seseorang yang pikirannya dipenuhi dengan
masalah pribadi dan merasa sulit untuk rileks saat akan memulai tidur. Kecemasan
meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf
simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV
NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan
lebih sering terbangun (Kozier et.al. 2010).
Gangguan psikis seperti kecemasan membuat ibu semakin susah untuk
tidur. Terutama di trimester akhir cemas menghadapi persalinan nantinya, dan
apakah bayinya lahir normal atau cacat (Sujiono, 2004; Simkin, 2007).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa wawancara terhadap 30 orang
ibu hamil dengan usia kandungan trimester ketiga yang dilaksanakan di
puskesmas Jatinangor, didapatkan data bahwa 8 dari 30 ibu hamil yang
diwawancara mengalami gangguan tidur selama kehamilan. Tiga orang
mengeluhkan sulit untuk memulai tidur dan merasa tidurnya tidak nyenyak karena
nyeri pinggang, nyeri yang dialami tersebut sering terjadi saat ibu akan tidur
dimalam hari, sehingga hal tersebut dapat berdampak kepada kegiatan ibu
dikeesokan harinya seperti menurunnya konsentrasi terhadap kegiatan ibu
disianghari, merasa ngantuk yang berlebihan serta sering merasa pusing. Lima
orang ibu hamil mengeluhkan sulit tertidur dikarenakan kekhawatiran akan janin
yang sedang dikandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada saat
memasuki trimester III akan bagaimana nanti bayi yang dilahirkan. Hanya ada dua
orang ibu yang tidak mengalami gangguan tidur dan cemas akan kehamilannya
yang telah memasuki trimester III.
Karena di Puskesmas Jatinangor fenomena mengenai kecemasan dan
kualitas tidur yang buruk seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya
dan jumlah ibu hamil yang berkunjung cukup banyak yaitu sekitar 115 orang pada
bulan Januari sampai dengan Maret 2012, serta di Puskesmas tersebut belum
pernah dilakukan penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di Puskesmas Jatinangor.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
Jatinangor Kabupaten Sumedang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini
terdiri dari dua variabel yaitu Variabel dependen (terikat) untuk kualitas tidur pada
ibu hamil trimester III dan Variabel independen (bebas) untuk kecemasan pada
ibu hamil trimester III di puskesmas Jatinangor kabupaten sumedang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di
Puskesmas Jatinangor dengan jumlah kunjungan dari bulan Januari s.d Maret
tahun 2012 adalah 115 ibu hamil yang berkunjung. Metode pengambilan sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Dengan
Kriteria inklusi: Ibu dengan kehamilan normal serta ibu hamil yang bersedia
menjadi responden serta kriteria eksklusi: ibu dengan kehamilan gameli, plasenta
privia, janin kembar. Dengan jumlah sampel 54 orang.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuisioner.
Angket ini diisi oleh responden pada saat responden memeriksakan kehamilannya
ke puskesmas. Terdapat dua jenis kuesioner yang diberikan kepada responden,
yaitu kuesioner PSQI dan Z-SAS. Pada saat sebelum memeriksakan kehamilan
peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner PSQI selanjutnya untuk
kuesioner Z-SAS diberikan pada saat setelah memeriksakan kehamilan. Hal ini
dilakukan peneliti agar data yang didapatkan lebih akurat. Cara pengisian
kuesioner adalah dengan memberikan jawaban dengan tanda ceklis () sesuai
dengan hasil yang diinginkan. Sebelum angket dibagikan, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan tujuan dari penelitian ini dan juga meminta kesediaan responden.
Setelah angket diisi oleh responden, kemudian angket dikumpulkan dan dicek
kelengkapannya oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.
Untuk mengukur kualitas tidur instrumen yang digunakan adalah
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI merupakan instrumen yang efektif
digunakan untuk mengukur kualitas dan pola tidur pada orang dewasa. untuk
ketujuh komponennya. Penilaian jawaban berdasarkan skala Likert dari 0-3,
dimana skor 3 menggambarkan hal negatif. Pengkategorian kualitas tidur terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk. Rentang
jumlah skor PSQI adalah 0 s.d 21 dari ketujuh komponennya. Kualitas tidur
dikatakan baik apabila jumlah skor penilaian 5, sedangkan kualitas tidur
dikatakan buruk apabila jumlah skor penilaian > 5.
Untuk mengukur tingkat kecemasan, peneliti menggunakan kuesioner
dengan metode Zung Self Rating Anxiety Scale. Zung Self Rating Anxiety
Scale (SAS) merupakan instrumen untuk mengukur tingkat kecemasan. Penilaian
berdasarkan skala Likert dari 1-4, dimana skor 4 menggambarkan hal negatif
dengan penilaian : sangat jarang (1), kadang kadang (2), sering (3), selalu (4).
Dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang terdiri dari
5 gejala untuk sikap dan 15 pertanyaan untuk gejala somatis. Tingkat kecemasan
di kategorikan menjadi empat, yaitu :
Normal, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 25-44
Cemas ringan, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 45-59
Cemas berat, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 60-74
Cemas ekstrim, jika hasil penilaian dari kuisioner didapatkan nilai 75-80
Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas karena kuesioner
yang digunakan diadopsi dari kuesioner baku yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI) untuk kualitas tidur, memiliki konsistensi internal dan koefisien reliabilitas
(alpha cronbach) sebesar 0,83 dan Zung Self Rating Anxiety Scale (SAS) untuk
tingkat kecemasan memiliki konsistensi internal (alpha cronbach 0,85) dan
koefesien reliabilitas total 0,79.
Teknik analisa data yang digunakan Dalam penelitian ini analisa data
univariat yang digunakan untuk melihat frekuensi distribusi skala nominal.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kualitas tidur ibu hamil dan
tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Serta untuk melihat adanya hubungan
dua variabel peneliti menggunakan analisa bivariat. Dalam penelitian ini variabel
yang akan dilakukan uji analisis bivariat adalah variabel independen yaitu tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III dan variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu kualitas tidur ibu hamil trimester III. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
H
0
= tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu
hamil trimester III.
H
a
= terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil
trimester III.



HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester
III Di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang

No Kategori frekuensi (f) Persentase (%)
1. Normal 34 63%
2. Cemas ringan 15 27,8%
3. Cemas berat 5 9,3%
Jumlah 54 100,0%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 54 responden yang diteliti,
ternyata sebagian besar dari responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34
orang (63%) termasuk kepada tingkat kecemasan normal.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III
Di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang

No Kategori frekuensi (f) Persentase (%)
1. Baik 15 27,8%
2. Buruk 39 72,2%
Jumlah 54 100,0%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 54 dari responden yang diteliti sebagian
besar responden yaitu sebanyak 39 orang (72,2%) memiliki kualitas tidur yang
buruk.
Tabel 3 Analisa Bivariat Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan
Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas
Jatinangor Kabupaten Sumedang
Tingkat
kecemasan
Kualitas tidur
Baik Buruk Total x
2
Coefficient
contingency
P
value
f % F % f %

8,298


0,365


0,016
Normal 14 25,9% 20 37,0% 34 63,0%
Cemas ringan 1 1 ,9% 14 25,9% 15 27,8%
Cemas berat 0 ,0% 5 9,3% 5 9,3%
Total 15 27,8% 39 72,2% 54 100,0%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 54 dari responden yang diteliti sebagian
kecil dari responden yaitu sebanyak 14 orang (25,9%) memiliki tingkat
kecemasan normal dengan kualitas tidur baik. Namun hampir setengahnya dari
responden yaitu sebanyak 20 orang (37,0%) memiliki tingkat kecemasan normal
dengan kualitas tidur buruk.
Besar nilai tingkat keeratan hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur yaitu sebesar 0,365 menunjukan hubungan yang rendah antara
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur.
PEMBAHASAN
Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III
Untuk variabel kecemasan, dari hasil penelitian didapatkan data bahwa
sebanyak 34 orang (63%) termasuk kepada tingkat kecemasan normal. Menurut
Stuart & Sundeen, (1998) kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakan
pada kehidupan manusia begitupun pengalaman seseorang tidak sama pada
beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Kecemasan yang sudah
memengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf
maka akan terlihat gejala-gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat
tidur, jantung berdebar-debar, keluar keringat berlebih, sering mual, gemetar,
muka merah, dan sukar bernafas (Detiana, 2010). Selain itu kecemasan akan
berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan ibu yang akan mengakibatkan
bayi lahir kurang dari normal, prematur dan bahkan bisa terjadi keguguran. Pada
saat melakukan penelitian, peneliti mendapatkan tujuh ibu hamil yang
menyatakan sering merasa jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, hal

tersebut terjadi pada saat ibu merasakan atau memikirkan akan bagaimana tentang
kehamilan dan melahirkan anaknya nanti.
Hasil wawancara dari lima responden didapatkan salah satu tanda-tanda
kecemasan dimana responden mengeluhkan sering merasa muka merah. Muka
merah menurut Detiana (2010), adalah termasuk kepada salah satu tanda dari
adanya kecemasan. Penelitipun mendapatkan tanda dan gejala kecemasan lainnya
yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Detiana (2010), yaitu tiga orang
ibu hamil tangannya gemetar saat rasa cemas menghampiri.
Gambaran Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III
Untuk variabel kualitas tidur didapatkan data bahwa 72,2% ibu hamil
trimester III mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Naud, et al. (2010), yang menyatakan bahwa gangguan tidur
mulai terjadi di awal kehamilan dan semakin memburuk pada akhir kehamilan.
Penyebab kualitas tidur buruk adalah karena adanya peningkatan frekuensi
BAK, kesulitan untuk bernafas, kepanasan atau gerah. Hal ini didukung oleh
penelitian menurut National Sleep Foundation, trimester ketiga adalah tahap tidur
yang paling menantang dari kehamilan. Dengan meningkatnya frekuensi dari
buang air kecil, ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan kelelahan dari
kebiasaan setiap harinya. Suatu penelitian National Sleep Foundation 97,3%
wanita hamil trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali
setiap malam. Serta, menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007),
78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian
Irmayana (2008) tentang pola tidur ibu hamil trimester tiga di RSU Dr.Pirngadi

Medan menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami gangguan pola tidur karena
frekuensi terbangun (50%) dan mengalami kepuasan tidur kurang (31%).
Pada trimester tiga penyebab kesulitan untuk tertidur dikarenakan adanya
perubahan fisik yang signifikan, bobot ibu bertambah mengakibatkan tubuh terasa
pegal, posisi tidur serba salah. Selain karena ketidaknyamanan terdapat beberapa
hal lain yang dapat menyebabkan perubahan pola tidur pada ibu hamil trimester
III yaitu gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, peningkatan
urinari, nyeri punggung, konstipasi dan varises (Bobak dkkk., 2005). Hal tersebut
sesuai dengan keadaan pada saat peneliti melakukan penelitian, dimana peneliti
mendapatkan 33 ibu hamil merasa pegal atau nyeri di area tertentu misalnya
pinggang, sendi-sendi tangan ataupun sendi-sendi kaki. Karena perut ibu yang
sudah membesar 25 ibu hamil mengeluhkan kesukaran untuk menentukan posisi
tidur. Louise (2006) juga berpendapat bahwa pada trimester III penyebab sulit
tidur adalah karena bobot tubuh ibu semakin bertambah mengakibatkan
punggung terasa pegal serta susah menentukan posisi tidur. Saat melakukan
wawancara didapatkan Enam orang ibu hamil pada trimester III mengemukakan
bahwa penyebab lain dari kesulitan tertidur adalah karena ibu merasa konstipasi
sehingga ibu tidak merasa nyaman dan menyebabkan ibu merasa kualitas tidurnya
kurang.
Sebagian besar ibu hamil merasa kesulitan untuk tidur yaitu disebabkan
karena nyeri pinggang, sesak nafas dan sering berkemih. Nyeri pinggang pada ibu
hamil trimester III disebabkan karena membesarnya uterus yang menyebabkan
pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil sehingga tubuh ibu

cenderung menjadi lordosis yang akan meregangkan otot punggung dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Hamilton, 2009). Sesak napas disebabkan
karena ekspansi diafraghma yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang
membesar (Bobak, 2005). Sering berkemih disebabkan karena berkurangnya
kapasitas kandung kemih akibat pembesaran uterus dan bagian presentasi janin
sehingga kandung kemih menjadi lebih cepat untuk penuh (Hamilton, 2009).
Teori tersebut sesuai dengan keadaan ibu hamil yang peneliti tanyakan pada saat
melakukan penelitian, bahwa hamir seluruh ibu hamil trimester III mengalami
sering berkemih. Namun terdapat dua orang ibu hamil yang tidak mengalami
sering berkemih hal tersebut mungkin dipengaruhi karena ibu baru memasuki
trimester III dan janin dalam kandungannya tidak begitu besar sehingga tekanan
yang dilakukan oleh presentasi janin tidak berpengaruh besar tehadap kandung
kemih sehingga ibu tidak mengalami sering berkemih.
Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Ibu
Hamil Trimester III

Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,016) < taraf kekeliruan
( =0,05). Dari hasil perbandingan dalam analisis data, apabila nilai p-value <
=5%, maka H
0
ditolak atau H
1
diterima. Sehingga dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang berarti/bermakna antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimsester III. Hasil penelitian Ko et al.
(2007) terhadap ibu hamil trimester tiga di Taiwan, bahwa 36,0% wanita hamil
trimester tiga yang mengalami kecemasan memiliki kualitas tidur buruk. Menurut
penelitian Deborah et al. (2009) terhadap 245 ibu hamil didapatkan data bahwa
27% memiliki kualitas tidur buruk yang dipengaruhi oleh kecemasan. Namun

hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti dimana 25,9% ibu hamil yang
memiliki tingkat kecemasan normal tetapi kualitas tidur buruk. Hal tersebut
terjadi karena adanya perubahan fisik, bobot ibu bertambah mengakibatkan
punggung terasa pegal, posisi tidur serba salah (Louise, 2006).
Ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur. Ansietas
meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf simpatis.
Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan
tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering
terbangun (Kozier et all. 2010). Faktor-faktor yang menyebabkan adanya
hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur yang buruk adalah
karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal
itu yang menyebabkan ibu untuk sulit memulai tidur dan terbangun dimalam hari.
Peneliti menemukan bahwa seluruh responden menyatakan sering terbangun
dimalam hari dan sulit untuk memulai tidur, salah satu faktor yang menyebabkan
ibu sulit memulai tidur adalah karena ibu merasa cemas. Sering terbangun
dimalam hari terjadi bukan hanya karena kecemasannya saja tetapi dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain diantaranya sering buang air kecil, terbangun karena ibu
merasa gerah, kedinginan, batuk.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian didapatkan simpulan bahwa sebagian besar responden
memiliki kualitas tidur yang buruk tetapi memliki tingkat kecemasan yang normal
serta hampir setengahnya dari responden mengalami kecemasan ringan. Selain itu
didapatkan pula simpulan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan

kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang dengan nilai tingkat keeratan hubungan yang rendah antara tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur.
SARAN
Untuk tenaga kesehatan disarankan agar dapat lebih optimal dalam
melakukan asuhan keperawatan mengenai kualitas tidur yang buruk serta
penyuluhan yang mendalam terhadap ibu agar ibu bisa mengatasi kecemasan serta
dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas tidur pada malam hari
Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.
Karena pada saat melakukan penelitian buakan hanya kecemasan saja yang
peneliti dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur yang buruk pada ibu
hamil trimester III, disarankan juga pada saat melakukan penelitian sebaiknya
diteliti pula karakteristik dari responden.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Buysse et al. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A NewInstrument for
Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Research, 28: 193-213
avaliable at www.ncbi.nlm.nih.gov (diakses pada tanggal 7 Oktober 2011).
Chayatin N, Mubarak. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori,
Aplikasi Dan Praktik. Jakarta: EGC
Deborah et al. 2009. Sleep Problems nd Depressed Mood Negatively Impact
Health-Related Quality of Life During Pregnancy. Avaliable at ProQuest
Research Library (diakses pada tanggal 19 juni 2012)
Detiana, Prilia. 2010. Hamil Aman Dan Nyaman Diatas 30 Tahun. Yogyakarta:
Media.Pressindo.
Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad
Dewi Komalasari, S.Kep.
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor Sumedang 45363
Email: idew_sperza@yahoo.co.id 085724464647

Irmayana, A. 2008. Pola Tidur Ibu Hamil Trimester Tiga di Poliklinik Ibu Hamil
RSU Dr.Pirngadi Medan, Medan: Skripsi PSIK USU

Ko et. al. 2007. A Comparative Study of Sleep Quality Between Pregnant and
Nonpregnant Taiwanese Women. Avaliable at ProQuest Researcsh Library
(diakses pada tanggal 19 juni 2012)

Kozier et al. 2004. Fundamentals of Nursing Consepts, Process, and Practice,
New Jersey: Pearson Prentise Hall.

_______. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Praktik. Jakarta. EGC

Louise, M. 2006. Keluhan Hamil: Susah Tidur. Diambil tanggal 28 April 2012
dari www.mail-archive.com

Naud et al. 2010. Is sleep disturbed in pregnancy?. Avaliable at
search.ebscohost.com (diakses pada tanggal 8 Maret 2012).

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Potter & Perry. 2005. Fundamentals of Nursing, (4th ed), St. Louis: Mosby

Simkin, P. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi, Jakarta:
Arcan.
William W.K. Zung. 1971. A Rating Instrument For Anxiety Disorders.
Psychosomatics. Avaliable at http://pdfuri.com/zung-self-rating-anxiety-
scale (diakses pada tanggal 28 maret 2012)
www.sleepfoundation.org/article/hot-topics/sleeping-the-trimesters-3rd-trimester.
(diakses pada tanggal 21 Januari 2012)

Anda mungkin juga menyukai