7 960462965286
7 960462965286
MODUL KE-7
DOSEN PENGASUH
Ir. PIRNADI. T. M.Sc
2008
Sensor / Transduser
Error Detector
Aktuator
Amplifier
Signal Kondisioning
Acquisisi Data
TEKNIK PENGATURAN
sebagai salah atu contoh penempatan komponen ini dapat diperlihatkan pada
Gambar 7.1.
e. Sinyal kondisioning, berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diukur oleh
sensor atau mengubah sinyal dalam bentuk tertentu menjadi sinyal yang
dapat dipakai oleh perangkat berikutnya.
Adapun kelengkapan sinyal kondisioning, antara lain:
1.
Power supply
2.
Potensiometer circuit
3. Wheatstone bridge
4. Operational amplifier
5. Modulator atau demodulator
6. A/D dan D/A converter
7. Dll.
f.
Acquisisi data, adalah peraangkat yang bertugas mengolah lebih lanjut data
dari pengkondisi sinyal untuk diperagakan, disimpan, atau dikirimkan ke
bagian lain untuk diproses lebih lanjut.
Adapun perangkat ini dapat berupa :
1.
2.
3.
Data logger
4.
Oscilloscope
5.
Dll
Beberapa contoh transduser, ada banyak jenis yang digunakan dalam sistem
pengaturan, yaitu :
1. Potensiometer, berfungsi untuk mengubah posisi mekanis menjadi sinyal
elektris. Potensiometer ini merupakan sebuah tahanan yang mempunyai
kontak geser sehingga nilai tahanan dapat di atur dari nol hingga maksimum.
Dalam servo, gerakan kontak ini diakibatkan perputaran poros hingga setelah
potensiometer dialiri listrik, terjadi tegangan listrik pada setiap kedudukan.
TEKNIK PENGATURAN
Pada
dasarnya
resolver
adalah
sebuah
peralatan
yang
Gambar 7.3.
b. Inductosyn, adalah bentuk linier dari pada resolver. Alat ini digunakan
untuk pengukuran posisi secara presisi. Terdiri dari skala pencatat dalam
bentuk gelas yang dilengkapi dengan bahan penghantar dalam bentuk
seperti dapat dilihat pada Gambar 7.4.
TEKNIK PENGATURAN
untuk menghasilkan
sinyal
yang
sebanding
dengan
TEKNIK PENGATURAN
Contoh error detektor, pada contoh ini digunakan system pengaturan pada
pencampuran antara air panas dengan air dingin pada suatu bak air. Dengan
menggunakan dua katup (1 katup masuk air panas dan 1 katup masuk air dingin)
yang dapat diatur secara manual ataupun secara otomatis. Lebih baiknya perhatikan
pada Gambar 7.6.
Dengan simbol lingkaran kecil, berarti terdapat penjumlahan atau pengurangan
sesuai dengan tanda matematis yang disertakan pada lingkaran kecil tersebut.
Setiap sistem pengaturan diharapkan agar error detektor ini harganya mendekati nol,
maka besaran input akan sama besar dengan besaran output (error = 0).
TEKNIK PENGATURAN
MASUKAN + E. D.
AKTUATOR &
AMPLIFIER
KLUARAN
SISTEM
CAMPURAN AIR
ALAT PENGONTROL
TEMPERATUR
PERINTAH KATUP K2
K1
TC
AIR DINGIN
K2
AIR PANAS
Katub pengatur
Ad. 4 Amplifier, berfungsi untuk memperbesar suatu sinyal ke harga tertentu. Jika
keluaran dari penguat mengeluarkan lebih bayak daya daripada yang
dibutuhkan oleh masukan disebut Penguat daya = Power amplifier), sedang
jika tegangan keluaran lebih besar daripada masukan disebut Penguat
tegangan, yang banyak digunakan, antara lain:
a. Operasional amplifier, sebagai penguat yang terdiri dari rangkaian
elektronik, yang dapat melakukan operasi-operasi matematis seperti
penjumlahan, integrasi, differensiasi, dan juga dalam instrumentasi dan
control yang mencakup (pengkondisian sinyal, penapisan (filtering), dan
pemindahan impedansi (impedansi transformation), yang ditentukan oleh
elemen-elemen pasif di dalamnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
TEKNIK PENGATURAN
SIGNAL PROCESSOR/
COMPUTER SISTEM
DATA LOGGER
SENSORS
SIGNAL
CONDITIONING
RECORDING
INSTRUMENT
OSCILLOSCOPE
Dari segi peralatan, sistem control terdiri dari berbagai susunan komponen
fisis yang digunakan untuk mengarahkan aliran energi ke suatu mesin / proses
agar dapat menghasilkan prestasi yang diinginkan.
1.
3.
4.
TEKNIK PENGATURAN
Gambar 7.8 Gambar & keterangan akan diberikan langsung saat tatap
muka
2.
Gambar 7.9 Gambar & keterangan akan diberikan langsung saat tatap
muka
3.
Dalam
pengaturan
tinggi
permukaan
air
dalam
bak
dapat
Gambar 7.10 Gambar & keterangan akan diberikan langsung saat tatap
muka
4.
DLL
DAFTAR PUSTAKA
1. Katsuhito OGATA, Teknik Kontrol Automatik, Erlangga, 1991
2. Pakpahan.S, Kontrol Otomatik, Erlangga, 1994
3. Richard C. Dorf, Modern Control Systems, Addision-Wesley, 1980
4. John Van de Vegte, Feedback Control Systems, 1986
5. Pirnadi, Modul, Hand out, Teknik Pengaturan, 2008.
TEKNIK PENGATURAN