Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK PENGATURAN

MODUL KE-7
DOSEN PENGASUH
Ir. PIRNADI. T. M.Sc

UNIVERSITAS MERCU BUANA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KULIAH KELAS KARYAWAN

2008

7. KOMPONEN SISTEM PENGATURAN


[Tatap Muka, Sabtu / 22 November 2008]

Pengantar, sesuai dengan fungsi kontrol secara menyeluruh, maka komponen


sistem pengaturan dapat dibagi dalam empat (6) kelompok utama, yaitu :

Sensor / Transduser

Error Detector

Aktuator

Amplifier

Signal Kondisioning

Acquisisi Data

Keterangan singkat, dari komponen-komponen utama sistem pengaturan,


secara general, sebagai berikut:
a. Sensor / transduser, adalah suatu sensor yang digunakan sebagai elemen
yang langsung mengadakan kontak dengan yang akan diukur, menjadi
besaran fisis lainnya. Pada umumnya adalah mengubah besaran-besaran
fisis tersebut menjadi besaran listrik (sinyal) yang dapat dibaca, misalnya :
tekanan, temperatur, aliran, posisi, dan lain-lain.
b. Error Detektor, sebagai pengukur error (kesalahan) yang terjadi antara
keluaran actual dan keluaran yang diinginkan. Beberapa transduser ada yang
dilengkapi dengan detector ini.
c. Penggerak (actuator), alat ini berfungsi untuk mengontrol aliran energi ke
sistem yang akan dikontrol. Alat ini juga disebut elemen pengontrol akhir,
misalnya : motor listrik, katub pengatur, pompa, silinder hidraulik, dan lainlain. Elemen keluaran ini harus berkemampuan untuk menggerakkan beban
ke suatu harga yang diinginkan.
d. Penguat (amplifier), terdiri dari dua jenis, yaitu : pertama pawer amplifier,
adalah unit ini dibutuhkan karena hampir dalam semua kejadian, daya dari
error detector dan keluaran. Dan kedua penguat tegangan, dalam bentuk
fisisnya penguatan ini banyak dilakukan oleh operasional amplifier.
Diihubungkan ke Gambar 3.2 berupa elemen sistem pengatur dalam praktek,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

sebagai salah atu contoh penempatan komponen ini dapat diperlihatkan pada
Gambar 7.1.
e. Sinyal kondisioning, berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diukur oleh
sensor atau mengubah sinyal dalam bentuk tertentu menjadi sinyal yang
dapat dipakai oleh perangkat berikutnya.
Adapun kelengkapan sinyal kondisioning, antara lain:
1.

Power supply

2.

Potensiometer circuit

3. Wheatstone bridge
4. Operational amplifier
5. Modulator atau demodulator
6. A/D dan D/A converter
7. Dll.
f.

Acquisisi data, adalah peraangkat yang bertugas mengolah lebih lanjut data
dari pengkondisi sinyal untuk diperagakan, disimpan, atau dikirimkan ke
bagian lain untuk diproses lebih lanjut.
Adapun perangkat ini dapat berupa :

1.

Data processor atau computer

2.

X Y recorder atau X t recorder

3.

Data logger

4.

Oscilloscope

5.

Dll

Beberapa contoh transduser, ada banyak jenis yang digunakan dalam sistem
pengaturan, yaitu :
1. Potensiometer, berfungsi untuk mengubah posisi mekanis menjadi sinyal
elektris. Potensiometer ini merupakan sebuah tahanan yang mempunyai
kontak geser sehingga nilai tahanan dapat di atur dari nol hingga maksimum.
Dalam servo, gerakan kontak ini diakibatkan perputaran poros hingga setelah
potensiometer dialiri listrik, terjadi tegangan listrik pada setiap kedudukan.

(Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

Gambar 7.1. Komponen Sistem Kontrol


2. Resolver, dalam bidang navigasi, radar dan trayektori terdapat perhitungan
dalam bentuk trigonometri. Alat yang digunakan untuk keperluan ini adalah
resolver.

Pada

dasarnya

resolver

adalah

sebuah

peralatan

yang

menghasilkan keluaran listrik dalam bentuk fungsi trigoneometri dari suatu


sudut masukan. Salah satu jenis adalah tipe induksi seperti terlihat pada
Gambar 7.2.

(Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka)

Gambar 7.2. Resolver Induksi


3. Transduser Pengukur Posisi Linier, alat ini digunakan untuk mengukur
pergeseran atau posisi dan bekerja berdasarkan perubahan kopling induktif
sepanjang garis lurus (linier). Jenis yang paling banyak digunakan, yaitu :
a. LVDT (Linier Variable Differential Transducer), terdirir dari dua buah
kumparan (primer dan sekunder) yang dililitkan pada tabung non
maknetik (alumunium). Di dalam tabung ini dapat digerakkan sebuah
batang maknetik yang menghubungkan ke gerak (posisi) yang diukur lihat
Gambar 7.3.

(Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka)

Gambar 7.3.

Contoh LVDT (Philips)

b. Inductosyn, adalah bentuk linier dari pada resolver. Alat ini digunakan
untuk pengukuran posisi secara presisi. Terdiri dari skala pencatat dalam
bentuk gelas yang dilengkapi dengan bahan penghantar dalam bentuk
seperti dapat dilihat pada Gambar 7.4.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

(Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka)

Gambar 7.4. Kontruksi inductosyn


4. Tachometer (pengukur putaran), salah satu jenis dengan arus bolak-balik
(ac) adalah drag-cup tachometer, terdiri dari dua kumparan stator yang
secara mekanis membuat sudut 90o lihat Gambar 7.5.

(Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka)

Gambar 7.5. Kontruksi tachometer


5. Accelerometer,

untuk menghasilkan

sinyal

yang

sebanding

dengan

percepatan linear sepanjang sumbu-sumbu sensitifnya (Menurut Hukum


Newton II). Dimana besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda atau
komponen adalah perkalian dari massa benda dengan percepatannya.
[Keterangan & gambar diberikan pada saat tatap muka]
6. Berbagai strain gage, untuk mengukur kondisi gaya (beban) dalam alat-alat
mesin, pipa, struktur, dll. Berupa resistif (tahanan gage) yang ditempelkan
pada permukaan yang akan diukur atau diuji (misalnya tegangan gesernya).
[Keterangan & gambar diberikan pada saat tatap muka]
7. Termometer resistif, untuk mengukur temperatur dengan rangkaian resistor
dalam berbagai susunan, seri, parallel atau kombinasinya.
[Keterangan & gambar diberikan pada saat tatap muka]

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

8. Termokopel, paling banyak dipakai untuk mengukur temperature akibat


perubahan temperatur menjadi sinyal listrik.
[Keterangan & gambar diberikan pada saat tatap muka]
9. Dll.
Dan masih banyak lagi tipe-tipe transduser yang selain ini, seperti
aselerometer yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal yang sebanding dengan
percepatan linier sepanjang sumbu-sumbu sensitifnya. Alat ini bekerja atas dasar
hukum Newton II, yaitu pengukuran percepatan secara tidak langsung melalui
pengukuran gaya yang diperlukan untuk mempercepat suatu massa tertentu.
Sedangkan strain-gage, biasanya untuk mengukur kondisi gaya atau beban
dalam alat-alat : mesin, pipa, struktur dan sebagainya. Strain-gage yang paling
umum adalah resistif yang terbentuk dari sebuah serabut kawat sangat halus. Staringage ini ditempelkan pada permukaan yang akan diuji pada titik di mana tegangan
geser diukur. Jika permukaan tersebut diregang dengan gaya, maka kawat straingage akan diregang dengan gaya yang sama.
Dalam sistem pengaturan, sensor atau transduser umumnya digunakan pada
kegiatan-kegiatan, sebagai berikut :
1. Kontrol temperatur
2. Kontrol gaya
3. Kontrol tekanan
4. Kontrol aliran (Flow meter)
5. Kontrol ketinggian permukaan (Level)
6. Kontrol pergeseran (Displacement)
7. Kontrol getaran (Sistem dinamik)
8. Dll
*

Contoh error detektor, pada contoh ini digunakan system pengaturan pada

pencampuran antara air panas dengan air dingin pada suatu bak air. Dengan
menggunakan dua katup (1 katup masuk air panas dan 1 katup masuk air dingin)
yang dapat diatur secara manual ataupun secara otomatis. Lebih baiknya perhatikan
pada Gambar 7.6.
Dengan simbol lingkaran kecil, berarti terdapat penjumlahan atau pengurangan
sesuai dengan tanda matematis yang disertakan pada lingkaran kecil tersebut.
Setiap sistem pengaturan diharapkan agar error detektor ini harganya mendekati nol,
maka besaran input akan sama besar dengan besaran output (error = 0).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

MASUKAN + E. D.
AKTUATOR &
AMPLIFIER

KLUARAN

SISTEM
CAMPURAN AIR

ELEMEN UMPAN BALIK (ALAT


PENCATAT, ALAT UKUR )
PERINTAH KATUP K1
ALAT PENCATAT &
STEL TEMPERATUR

ALAT PENGONTROL
TEMPERATUR
PERINTAH KATUP K2

K1

TC

AIR DINGIN

K2

AIR PANAS

BAK ISI CAMPURAN AIR


PANAS & DINGIN

Gambar 7.6 Contoh diagram blok sistem pengaturan


Ad. 3. Aktuator (peralatan penggerak), beberapa jenis yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari system control, adalah :
-

Motor arus searah (DC)

Motor arus bolak balik (AC),

Roda gigi, dan

Katub pengatur

Ad. 4 Amplifier, berfungsi untuk memperbesar suatu sinyal ke harga tertentu. Jika
keluaran dari penguat mengeluarkan lebih bayak daya daripada yang
dibutuhkan oleh masukan disebut Penguat daya = Power amplifier), sedang
jika tegangan keluaran lebih besar daripada masukan disebut Penguat
tegangan, yang banyak digunakan, antara lain:
a. Operasional amplifier, sebagai penguat yang terdiri dari rangkaian
elektronik, yang dapat melakukan operasi-operasi matematis seperti
penjumlahan, integrasi, differensiasi, dan juga dalam instrumentasi dan
control yang mencakup (pengkondisian sinyal, penapisan (filtering), dan
pemindahan impedansi (impedansi transformation), yang ditentukan oleh
elemen-elemen pasif di dalamnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

b. Penguat daya, dalam system pengaturan, actuator memerlukan aya


penggerak, yang dapat dilakukan secara elektromekanis dan elektronis.
Secara umum skema instrumentasi elektronik dapat dibuat blok diagram,
perhatikan Gambar 7.7, sebagai berikut :

SIGNAL PROCESSOR/
COMPUTER SISTEM

DATA LOGGER
SENSORS

SIGNAL
CONDITIONING
RECORDING
INSTRUMENT

OSCILLOSCOPE

Gambar 7.7 Skema instrumentasi elektronik


*

Pengelompokan Sistem Kontrol, dari definisi system control adalah proses


pengaturan/ pengendalian/ pengontrolan terhadap satu atau beberapa besaran
(variable) sehingga berada pada suatu harga tertentu.

Dari segi peralatan, sistem control terdiri dari berbagai susunan komponen
fisis yang digunakan untuk mengarahkan aliran energi ke suatu mesin / proses
agar dapat menghasilkan prestasi yang diinginkan.

Tujuan utama sistem pengontrolan adalah untuk mendapatkan optimisasi


dimana hal ini dapat diperoleh berdasarkan fungsi daripada system control itu
sendiri, yaitu : pengukuran, membandingkan, pencatatan dan perhitungan dan
perbaikan.

1.

Sistem control dapat dikelompokkan, sebagai berikut :


1.
Dengan operator (manual) dan otomatik
2.

Jaringan tertutup dan jaringan terbuka

3.

Kontinu (analog) dan diskontinu (digital, diskrit)

4.

Servo dan regulator

Dari sumber penggerak elektris, pneumatic (udara, angin), hidrolis (cairan,


fluid), danm mekanis yang banyak digunakan dalam industri dengan berbagai
kombinasinya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

Contoh-contoh, dari klasifikasi pengelompokan system pengontrolan di atas,


sebagai berikut:
1.

Seorang pengendara mobil balap atau motor trail, dapat dikelompokkan


pada sistem edaran /jaringan terbuka atau tertutup

Gambar 7.8 Gambar & keterangan akan diberikan langsung saat tatap
muka
2.

Dalam pemanasan suatu ruangan dengan beberapa resistor dapat


dikelompokkan dalam edaran terbuka atau tertutup tergantung dari peralatan
yang dipasangkan.

Gambar 7.9 Gambar & keterangan akan diberikan langsung saat tatap
muka
3.

Dalam

pengaturan

tinggi

permukaan

air

dalam

bak

dapat

dikelompokkan dalam pelayanan otomatis, atau manual dengan kombinasi


edaran tertutup atau terbuka.

Gambar 7.10 Gambar & keterangan akan diberikan langsung saat tatap
muka
4.

DLL

DAFTAR PUSTAKA
1. Katsuhito OGATA, Teknik Kontrol Automatik, Erlangga, 1991
2. Pakpahan.S, Kontrol Otomatik, Erlangga, 1994
3. Richard C. Dorf, Modern Control Systems, Addision-Wesley, 1980
4. John Van de Vegte, Feedback Control Systems, 1986
5. Pirnadi, Modul, Hand out, Teknik Pengaturan, 2008.

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Pirnadi. T. M.Sc.

TEKNIK PENGATURAN

Anda mungkin juga menyukai