LABORATORIUM GIZI PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Mahasiswa memahami gizi anak. b. Mahasiswa dapat melakukak penilaian status gizi anak. c. Mahasiswa dapat membuat preskripsi diet pada anak. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat menyebutkan zat gizi apa saja yang esensial pada anak. b. Mahasiswa dapat menjelaskan akibat defisiensi zat gizi tertentu pada anak. c. Mahasiswa daat mendemonstrasikan penilaian status gizi pada anak dengan metode antropometri, biokimia, fisik-klinis, dan asupan. d. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan gizi anak. e. Mahasiswa dapat menyediakan susunan menu yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak.
B. Tinjauan Pustaka Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dengan kuantitas yang baik serta benar. Namun demikian, orang tua dituntut untuk menyediakan makanan anak-anaknya dalam jumlah cukup dan memenuhi persyaratangizi (Khomsan, 2002). Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun. Sedangkan menurut UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Pembagian golongannya meliputi: 3
1. Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun) 2. sekolah dasar 7-12 tahun 3. remaja 13-18 tahun Menurut Dwijayanti (2013) pertumbuhan dan perkembangan anak anak dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1. balita toddler (usia 2 3 tahun). 2. usia prasekolah (usia 3 5 tahun) 3. usia sekolah (usia 5 10 tahun). Anak harus mendapat cukup energi dan nutrien dalam setiap tahapan tersebut agar tercapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pertumbuhan selama masa masa kanak kanak berjalan dengan tetap tetapi tidak secepat selama masa bayi dan remaja. Saat mencapa usia sekolah, berat badannya harus dua kali lebih berat dari berat badannya saat berusia 1 tahun. Penurunan kecepatan pertumbuhan biasanya disebabkan oleh berkurangnya nafsu makan dan asupan makanan pada balita dan anak usia prasekolah. Keadaan gizi yang baik dapat dicapai dengan memperhatikan pola konsumsi makanan, agar nutrisi tercukupi tubuh harus mendapat asupan beberapa zat gizi penting seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat zat gizi ini harus ada agar pertumbuhan dan fungsi tubuh berjalan dengan baik, namun tubuh tidak dapat menghasilakan zat zat tersebut sendiri dalam jumlah cukup sehingga harus didapat dari makanan. Pola konsumsi makanan harus memperhatikan nilai gizi makanan dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat ditempuh dengan penyajian hidangan bervariasi dan kombinasi. Kebiasaan makan bervariasi pada setiap tahapan perkembangan anak, khususnya pada anak usia sekolah. Anak usia sekolah memiliki sifat lebih mandiri. Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak kelompo usia ini harus seimbang dengan kebutuhan anak untuk mengambil keputusan dan menerima teman sebaya. Anak usia sekolah menghabiskan lebih banyak waktunya di sekolah, jauh dari orang tua, dan sering kali hanya mendapat sedikit pengawasan pada waktu makan siang. Selain itu, pengaruh teman sebaya sangatlah besar, sama halnya dengan pajanan terjadap berbagai jenis makanan dan kebiasaan makan. Anak dalam usia ini mulai membuat pilihan sendiri mengenai apa yang ingin di makannya (Dwijayanti, 2013).
4
BAB II ISI A. Studi Kasus Pada praktikum ini kami mewawancarai seorang responden berinisial R. Seorang anak laki laki berumur 8 tahun (kelas 2 SD) anak ketiga dari tiga bersaudara, dengan kakak pertama perempuan (SMA kelas 2) dan kakak kedua laki laki (SMP kelas 2). Responden tinggal bersama orangtua dan kedua kakaknya, orangtua R memiliki usaha toko kelontong di rumah dan Bapak responden bekerja di pabrik rokok Gudang Garam. R merupakan anak yang aktif dengan aktivitas sedang, dalam kesehariannya karena kebiasaannya yang setiap pulang sekolah langsung main setelah dijemput dari sekolah dan baru pulang setelah sore hari. Tapi R juga merupakan seorang anak yang pemalu terbukti saat kami melakukan wawancara R tidak banyak menjawab pertanyaan yang kami ajukan padanya. R hanya tersenyum dalam menanggapi pertanyaan yang kami berikan dan membisikan jawaban kepada Ibunya. Keadaan fisik R terlihat sehat walaupun badannya kurus bila dibandingkan dengan anak yang seumuran dengannya. R merupakan anak yang memunyai nafsu makan yang rendah dan senang bermain setelah pulang sekolah hingga sore hari. Kebiasaan tidur R adalah tidur kurang lebih pukul 21.00, bangun pukul 06.15 dan biasanya jika R terbangun tengah malam akan meminta minum susu. R tidak pernah tidur siang. R merupakaan anak yang mendapatkan ASI eksklusif, R di berikan MP-ASI setelah umur 6 bulan, tapi selalu muntah saat setiap kali dicoba diberikan MP-ASI dan hingga umur 1 tahun R hanya mengkonsumsi MP-ASI.
B. Data Subjektif: 1. Biodata: Nama Responden : Anak R Usia : 8 tahun Jenis Kelamin : Laki - laki Nama Orangtua : T dan U Alamat : Sinduadi, Sleman, Yogyakarta Sosial Ekonomi : a. Penghasilan Keluarga : Rp 1000.000,- b. Asal Daerah Responden : Sleman Yogyakarta c. Asal Daerah Orangtua : Sleman Yogyakarta
2. Riwayat makan a. Kebiasaan makan: 5
Responden memiliki kebiasaan makan sebanyak 3 kali sehari. Responden memiliki kebiasaan makan pagi (sarapan) dan minum susu, serta minum air putih setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah. Responden lebih suka main setelah pulang sekolah, tanpa makan siang terlebih dahulu Jika sang Ibu tidak memintanya untuk makan dan atau menyuapinya saat makan, R jarang mau untuk makan kalau dirinya tidak benar benar merasa lapar. R juga lebih senang jajan seperti sate, cilok, siomay (jajan keliling) dan makan snack ringan, mi gelas sebagai selingan yang dijual di toko orangtuanya jika Ibu responden tidak menyuruh dan atau menyuapi makan. Responden termasuk anak yang memiliki nafsu makan kurang. Tapi respoden juga mengkonsumsi suplemen seperti vitcom atau sakatonik anak sesuai permintaannya. b. Makanan yang disukai maupun tidak disukai: Responden sangat menggemari makanan nasi goreng, hampir setiap malam responden meminta orangtuanya untuk membelikan nasi goreng dan kemudian di makan bersama dengan kakaknya karena porsinya yang cukup banyak. Responden juga gemar makan sayur, buah, ayam, nugget, tempe, kentang goreng dan telor (hampir setiap hari) serta makan dengan cita rasa pedas. Sedangkan makanan yang kurang disukai seperti sayur terong, jipang, dan tahu. Untuk persiapan makan Ibu responden lebih sering beli sesuai selera dan permintaan, tapi memasak nasinya sendiri. Selain itu responden juga gemar mengkonsumsi air es yang ditambahkaan dengan nutrisari. c. Makanan pantangan: tidak ada pantangan dalam mengkonsumsi makanan. d. Makanan yang menimbulkan alergi: responden tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan apapun.
3. Riwayat penyakit Responden kami jarang sakit dan tidak memiliki riwayat penyakit khusus seperti asma, diare, atau tifus. Responden juga belum pernah sakit cacar padahal kakak responden telah terkena cacar. Namun responden juga pernah mengalami sakit seperti demam, batuk, dan pilek. Penyakit tersebut didapatkan karena responden senang mengkonsumsi minuman teh instan seperti teh sisri dan juga aktivitas (main) responden yang hampir setiap pulang sekolah.
C. Data Objektif: 1. Antropometri : Berat badan : 21,2 kg 6
Tinggi badan : 122 cm LILA : 16,5 cm Lingkar Kepala : 50 cm 2. Biokimia : - 3. Fisik Klinik : Konjungtiva Mata : merah 4. Dietary : Tanggal : Senin, 7 April 2014
Tabel 2. Tabel Hasil Food Recall 24 Jam Waktu Makan Menu Makanan Banyaknya URT Berat (gram) Makan Siang Nasi Oseng daun pepaya Sambal gereh pindang Es nutrisari 1 centong 2 sdm 1 bh sdg 1 gls 100 20 40 200 Selingan Pagi Cilok Chiki - chiki Rp 500 20 bj 2 bungkus 170 60 Sarapan Nasi Telor goreng: Telor Minyak goreng Susu Gula 5 sdm
1 btr 1 sdm 1 gls 1 sdm 50
50 5 200 13 Makan Malam Nasi Goreng: Nasi Telur Ayam Babat Sosis Ati ayam Minyak Daun bawang Kubis Timun Air putih
Tabel 3. Tabel Persentase Pemenuhan Zat Gizi Makro Berdasarkan Recall 24 Jam Dibandingkan AKG 2013 7
Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) KH (g) Asupan Kecukupan (AKG) % Pemenuhan % % % %
D. Asesmen 1. Antropometri: Berat badan : 21,2 kg Tinggi badan : 122 cm LILA : 16,5 cm Lingkar Kepala : 50 cm Dari hasil pengukuran antropometri didapatkan
2. Biokimia Dalam assesment ini, pemeriksaan kami tidak melakukan pemeriksaan biokimia, dan responden juga tidak mempunyai hasil pemeriksaan laboratorium. Hal ini dikarenakan
3. Fisik Klinik 4. Dietary
8
DAFTAR PUSTAKA Khomsan,A. (2002) Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Rajagrafindo Persada : Jakarta.