Anda di halaman 1dari 10

Edisi Khusus No.

1, Agustus 2011
187
ISSN 1412-565X
D DA AM MP PA AK K P PE EN NE ER RA AP PA AN N B BE ER RM MA AI IN N D DE EN NG GA AN N M ME ED DI IA A G GA AM MB BA AR R S SE ER RI I D DA AL LA AM M
M ME EN NG GE EM MB BA AN NG GK KA AN N K KE ET TE ER RA AM MP PI IL LA AN N B BE ER RB BI IC CA AR RA A D DA AN N P PE EN NG GU UA AS SA AA AN N K KO OS SA A
K KA AT TA A A AN NA AK K U US SI IA A D DI IN NI I
( (S St tu ud di i K Ku ua as si i E Ek ks sp pe er ri im me en n p pa ad da a A An na ak k T Ta am ma an n K Ka an na ak k- -K Ka an na ak k K Ka ar rt ti ik ka a S Si il li iw wa an ng gi i 3 33 3
K Ka ab bu up pa at te en n M Ma aj ja al le en ng gk ka a) )

O Ol le eh h: : S Sa al li im ma ah h

ABSTRAK
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan yang sangat mendasar untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan, dengan memiliki kosa kata yang banyak maka anak dapat
berbicara lancar. Penelitian betujuan untuk mengetahui dampak penerapan bermain dengan
media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata
anak. Lokasi peneltian di TK Kartika Siliwangi 33 Kabupaten majalengka dengan populasi 20
anak, metode yang digunakan kuasi eksperimen dengan menggunakan teknik observasi
dianalisis secara kuantitatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang
muncul dilapangan secara umum keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata belum
semua anak menguasai,disebabkan keterbatasan kata yang diketahui dan informasi yang
didengar dari sekeliling masih kurang atau pembelajaran yang kurang variatif, kalau hal itu
dibiarkan anak akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa, terutama dalam
berkomunikasi secara lisan di masyarakat. Untuk mengatasai masalah tersebut diatas, kiranya
guru perlu menerapkan bermain dengan media gambar seri agar pembelajaran menjadi
atraktif, anak menjadi kreatif dan pembelajaran menjadi efektif. Guru, kepala sekolah,
memperoleh banyak manfaat dari penerapan bermain dengan media gambar seri ini karena
dianggap sebagai alternatif solusi atas masalah pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan bermain dengan media gambar seri merupakan cara efektif dalam
mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Efektif
diindikasikan guru sudah mampu merancang dan merealisasikan dalam pembelajaran,
semakin terampil dalam menggunakan media gambar seri, anak semakin lancar dalam
berbicara dengan menggunakan berbagai kosa kata baru dan meningkatnya jumlah kosa kata
yang dimiliki. Guru, pengelola dan peneliti memperoleh pengalaman, guru semakin piawai
dalam menggunakan media gambar khususnya gambar seri, pengelola mendapat kontribusi
dalam meningkatkan program pembelajaran kearah yang lebih baik, sementara peneliti dapat
memberikan kontribusi yang berharga bagi pengembangan ilmu pengetahuan awal. Penelitian
ini memberikan rekomendasi bagi guru TK untuk menerapkan bermain dengan media gambar
seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguaaan kosa kata anak dengan
tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, bagi pengelola dapat menyediakan
berbagai media gambar sebagai alternatif dalam upaya peningkatan pembelajaran lebih
variatif. Bagi peneliti dapat melakukan penelitian lanjutan agar hasilnya dapat bermanfaat
bagi peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.

Kata kunci: penerapan bermain, media gambar seri

PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi
keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
188
ISSN 1412-565X
menulis. Untuk berinteraksi dengan lingkungan, anak akan dituntut untuk dapat berbicara,
selain itu lingkungan memberikan pula pelajaran terhadap tingkah laku dan ekspresi serta
penambahan perbendaharaan kata. Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu
penyampaian ide atau gagasan, pikiran kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan
sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Hal ini diperkuat oleh Tarigan
(2008: 1) semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya.
Keterampilan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu ketentuan
yang dimiliki oleh seseorang dalam mengucapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan,
menyampaikan pikiran, gagasan serta perasaannya kepada orang lain secara lisan. Seperti
yang tertuang dalam Standar Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik)
bahwa anak usia 5-6 tahun dalam mengungkapkan bahasa sudah mampu: (1) Menjawab
pertanyaan yang lebih kompleks; (2) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang
sama; (3) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol
untuk persiapan membaca, menulis dan berhitumg; (4) Menyususn kalimat sederhana dalam struktur
lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan); (5) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk
mengekspresikan ide pada orang lain; dan (6) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah
diperdengarkan.
Untuk mengembangkan penguasaan kosa kata anak usia dini tidak dapat dilepaskan
dengan penentuan kosa kata apa saja yang sesuai dengan anak usia dini itu sendiri, untuk itu
perlu diuraikan mengenai kata-kata yang relevan dan sesuai untuk anak usia dini, uraian kosa
kata terkait erat dengan jenis kata. Jenis kata menurut pendapat Keraf dalam Suhartono (2005:
194) yaitu kata-kata bahasa Indonesia dibagi menjadi empat jenis, yaitu: kata benda, kata
kerja, kata sifat, dan kata tugas. Sedangkan menurut Dhieni et al (2007: 9.69.7) memperkaya
kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda, kata kerja,
kata sifat, kata keterangan waktu, adapun lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak
menyangkut warna, ukuran, bentuk rasa, kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan,
perbandingan jarak, permukaan.
Penelitian intensif tentang perkembangan kosa kata pada anak-anak diibaratkan oleh
Berk (1989) sebagai sejauh mana kekuatan anak untuk memahami ribuan pemetaaan kata-kata
ke dalam konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya meskipun belum tertabelkan dalam
dirinya dan kemudian menghubungkannya dengan kesepakatan dalam bahasa masyarakatnya.
Penelitian tentang kecakapan berbahasa terus berkembang berdasarkan hasil observasi para
ahli tentang bahasa anak, beberapa ahli sepakat bahwa anak memiliki kemampuan untuk
menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan dua cara yaitu secara spontan dan melalui
penugasan dari orang dewasa untuk meniru bahasa tersebut. Seperti halnya penelitian yang
dilakukan Fraser, Beluggi dan Brown, mereka mengembangkan suatu alat tes, yaitu ICP
(Imitation comprehension Production Test), dalam tes tersebut anak diberikan dua macam
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
189
ISSN 1412-565X
bentuk tata bahasa yang berlawanan seperti kalimat aktif dan kalimat pasif. Setelah itu anak
diperlihatkan dua gambar seuai dengan bentuk kalimat yang sebelumnya diberikan. Anak
kemudian diminta untuk menunjukkan gambar yang tepat sesuai dengan kalimat yang
diucapkan penguji. Pada akhir tes anak harus membuat kalimat sendiri berdasarkan gambar
yang diberikan, jawaban anak menunjukkan kecakapan dalam memahami kalimat-kalimat
tersebut (Comprehension) dan membuat kalimat-kalimat sendiri (Production).
Permasalahan yang muncul dilapangan secara umum keterampilan berbicara dan
penguasaan kosa kata anak belum dikuasai oleh semua anak, khususnya anak-anak yang
berada di pedesaan atau pinggiran yang disebabkan keterbatasan kata-kata yang diketahui dan
informasi yang didengar dari orang-orang yang ada disekelilingnya, hal ini terlihat masih ada
anak yang diam, bengong, kadang termangu kalau di tanya oleh guru atau teman disekolah,
bahkan oleh orang tua atau orang-orang yang ada disekitar, anak belum mampu menyebutkan
dan menjelaskan tentang sesuatu hal, terbata-bata takut salah kalau berbicara, karena anak
belum memiliki kosa kata yang memadai, atau pembelajaran yang kurang variatif, kalau hal
itu di biarkan secara terus menerus anak akan mempunyai kesulitan dalam menggunakan
bahasa, terutama dalam berkomunikasi secara lisan di masyarakat.
Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan diatas, perlu kiranya guru untuk
menerapkan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan
berbicara dan penguasaan kosa kata anak. Karena bermain akan membantu mengembangkan
aspek intelektual, sosio emosional, kognisi/bahasa, spiritual, pisik, yang terjadi secara
interdependensi atau saling terpadu, saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan
melengkapi sekaligus melibatkan kognisi, afeksi, dan psikomotor.
Agar lebih menarik dan menyenangkan dalam bermain, alangkah baiknya menggunakan
gambar, karena media visual merupakan sarana dalam menyampaikan pesan/ materi dalam
kegiatan pembelajaran, walaupun itu hanya media yang sederhana tetapi itu sangat membantu
komunikasi menjadi efektif. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama
dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, disamping itu,
penggunaan media gambar seri dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa,
merangsang minat siswa sehingga siswa lebih senang mengikuti kegiatan bermain sambil
belajar di sekolah.
Memberikan kegiatan yang menarik dan menynangkan merupakan suatu bagian penting
dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak harus mampu mengungkapkan dan
menggunakan kata-kata, untuk mendorong anak agar mampu mengungkapkan diri dengan
kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah melalui permainan bahasa dalam bentuk
permainan berbicara atau permainan deskriptif. Permainan deskriptif adalah permainan yang
menuntut anakanak untuk menguraikan benda dengan mendorong anak untuk mencari kata-
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
190
ISSN 1412-565X
kata dan membantu mereka berbicara serta berpikir dengan lebih jelas, salah satu contohnya
permainan pemberian gambar .
Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimanakah proses pelaksanaan bermain
dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan
kosa kata anak usia dini? Seberapa besar perbedaan keterampilan berbicara anak usia dini
antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media
gambar seri? Seberapa besar perbedaan penguasaan kosa kata anak usia dini antara yang
menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri?
Tujuan Penelitian dalam penelitian untuk mengetahui proses pelaksanaan bermain
dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan
kosa kata anak usia dini, perbedaan keterampilan berbicara anak usia dini antara yang
menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri,
perbedaan penguasaan kosa kata anak usia dini antara yang mnerapkan bermain dengan media
gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika
Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.
Manfaat penelitian secara teoretis, penelitian ini dapat memperkaya konsep dan literatur
dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini; secara praktis, hasil
penelitian ini merupakan masukan dan pengalaman yang berharga bagi guru dalam
menggunakan media gambar seri sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di TK,
bagi pengelola bermanfaat dalam rangka meningkatkan program pembelajaran kearah yang
lebih baik, sedangkan bagi peneliti memberikan pengalaman sangat berharga dapat
bekerjasama dengan guru dalam menyelesaikan masalah di sekolah dan menambah wawasan
untuk memperbaiki pola pikir kedepan.

KAJIAN PUSTAKA
Makna Belajar melalui Bermain bagi Anak
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Usia dini
merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Oleh karena itu kesempatan ini
hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Rasa ingin tahu pada anak
usia dini berada pada posisi puncak khususunya usia 3-4 tahun, hal ini perlu mendapat
perhatian bahwa belajar anak usia dini bukan berorientasi untuk mengejar prestasi seperti
kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan penguasaan pengetahuan lainnya yang bersifat
akademis, tapi orientasi belajarnya adalah mengembangkan sikap dan minat belajar serta
berbagai potensi dan kemampuan dasar.
Pembelajaran bagi anak usia dini yang menjadi kontroversi selama ini adalah berkaitan
dengan cara menyampaikan materi pembelajaran pada anak usia dini. Menurut Bruner dalam
Arsyad (1997: 7) menyatakan bahwa ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
191
ISSN 1412-565X
pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman
abstrak (symbolic). Pengalaman langsung (enactive) adalah mengerjakan, misalnya arti kata
simpul dipahami dengan langsung membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi
label iconic (artinya gambar atau image), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto,
atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul mereka dapat
mempelajari dan memahami dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya pada tingkatan
ketiga adalah symbolic, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba
mencocokannya dengan simpul pada image mental atau mencocokannya dengan
pengalamannya membuat simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam
upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru. Jerome
Bruner yang dikutip oleh Dedi Supriadi (2002: 40), menyatakan bahwa setiap materi dapat
diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan
perkembangannya. Kuncinya adalah pada permainan atau bermain. Permainan atau bermain
adalah kata kunci pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, bermain sebagai media
sekaligus substansi pendidikan itu sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar
dilakukan melalui bermain yang melibatkan seluruh indera anak. Bruner & Donalson
menemukan bahwa sebagian pembelajaran terpenting dalam kehidupan diperoleh dari masa
kanak-kanak yang paling awal, dan pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari bermain.
Cara belajar anak usia dini mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia anak.
Bermain dinilai oleh Spock, Rothenberg dan Bruner dalam Jurnal Ilmiah PAUD sebagai suatu
cara bagi anak-anak untuk meniru perilaku orang dewasa dan berusaha untuk menguasai
kemampuan tersebut agar mencapai kematangan.
Anak-anak belajar berbicara dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya, selain itu
lingkungan memberikan pelajaran terhadap tingkah laku dan ekspresi serta penambahan
perbendaharaan kata. Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian idea
tau gagasan, pikiran kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud
tersebut dapat dipahami orang lain. Tarigan (1981: 15) menyatakan bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Untuk mengembangkan penguasaan kosa kata anak usia dini tidak dapat dilepaskan
dengan penentuan kosa kata apa saja yang sesuai dengan anak usia dini itu sendiri, untuk itu
perlu perlu diuraikan mengenai kata-kata yang relevan dan sesuai untuk anak usia dini, uraian
kosa kata terkait erat dengan jenis kata. Jenis kata menurut pendapat Keraf dalam Suhartono
(2005: 194) yaitu kata-kata bahasa Indonesia dibagi menjadi empat jenis, yaitu kata benda,
kata kerja, kata sifat, dan kata tugas. Sedangkan menurut Dhieni at al (2007: 9.69.7)
memperkaya kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda,
kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu.
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
192
ISSN 1412-565X
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode
kuasi ekspermen digunakan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara dan
penguasaan kosa kata anak antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri
dengan bermain tanpa media gambar seri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini jenis Quasi-exsperimental
designs, dengan menggunakan kelompok atau kelas yang sudah tersedia/terbentuk sebagai
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Furqon dan Emilia E, 2010: 20). Yang
membedakan antara true-experiment dengan quasi-experiment adalah adanya random
assignment pada true-experiment, ketiga desain pada kelompok true-experimental designs
akan berubah menjadi quasi-experimental designs manakala peneliti tidak melakukan random
assignment, tetapi menggunakan kelompok atau kelas-kelas yang sedang berlangsung sebagai
kelompok eksperimen dan kelompok control. Sebelum di beri perlakuan, masing-masing
kelompok diberi pretest dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal homogenitas dan
normalitas sampel, kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan bermain media gambar
seri sementara kelompok kontrol diberi perlakuan bermain tanpa media gambar seri
(konvensional), kemudian kedua kelompok tersebut diberikan postest untuk mengetahui
keterampilan beerbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran bahasa melalui
bermain dengan menggunakan media pembelajaran, salah satunya gambar seri efektif dalam
meningkatkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak di TK Kartika Siliwangi
33 Kabupaten Majalengka. Ha1 ini sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik (1980: 23)
mengemukakan bahwa: Media pembelajaran adalah alat, mtode, dan teknik yang digunakan
dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan anak didik dalam
proses belajar mengajar disekolah. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran bahasa melalui
bermain dengan menggunakan media gambar seri mampu menciptakan suasana belajar yang
aktif dan menyenangkan. Sejalan dengan pendapat Piaget dalam Sujiono Y (2009: 134)
mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan
menimbulkan kesengangan/kepuasan bagi diri diri seseorang. Suasana belajar ini dapat
menyebabkan terjadinya interaksi aktif antar siswa dengan guru dan menjadi pengetahuan
serta pengalaman yang mereka miliki, siswa pandai dan mau membantu siswa lainnya,
sehingga siswa yang merasa belum mampu merasa terbantu oleh temannya, sehingga anak
tersebut terhindar dari rasa putus asa, melalui saling berbagi, saling menanggapi dan saling
berkomunikasi antar sesama, ini juga sejalan dengan pendapat Parten memandang kegiatan
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
193
ISSN 1412-565X
bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan
anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara
menyenangkan.

Pembahasan
Secara umum pelaksanaan pembelajaran bahasa melalui bermain dengan media gambar
seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dikelas eksperimen berjalan dengan baik
dan lancar, Dalam penerapan bermain dengan menggunakan media gambar seri diperoleh
nilai rata-rata pre-test keterampilan berbicara anak dikelas kontrol sebesar 7.5 dan nilai rata-
rata pre-test keterampilan berbicara di kelas eksperimen sebesar 7.5. hal ini menunjukkan
bahwa keterampilan berbicara anak dikelas kontrol dan dikelas eksperimen tidak ada
perbedaan, karena nilai rata-rata pre-test keterampilan berbicara kelas kontrol dan kelas
eksperimen sama. Kemudian setelah diberikan perlakuan (treatment) dengan pembelajaran
menggunakan media gambar seri pada kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa
menggunakan media gambar seri (konvensional) pada kelas kontrol masing-masing kelas
diberikan pos-test. Adapun hasil pos-test keterampilan berbicara anak dikelas kontrol
memperoleh nilai rata-rata sebesar 7.9, sementara hasil pos-test keterampilan berbicara kelas
eksperimen memeperoleh nilai rata-rata sebesar 9.2, hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam keterampilan berbicara anak,
namun demikian kelas eksperimen peningkatannya lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media gambar seri lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak, dengan
melihat hasil pos-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat selisih nilai rata-rata
1.3, peningkatan ini juga dapat di lihat pada N-Gain kelas eksperimen yaitu 0.715 yang berarti
menunjukkan adanya peningkatan yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol yaitu 0.134 yang
berarti peningkatannya rendah.
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran bahasa melalui bermain dengan media
gambar seri efektif dalam meningkatkan penguasaan kosa kata anak pada Taman Kanak-
Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka. Usia anak yang di observasi selama
penelitian adalah usia lima tahun kelompok B, kosa kata dan perkembangan bahasa anak
meningkat setelah diberi perlakuan dengan menggunakan gambar seri. Hal ini sejalan dengan
pendapat Bowler dan Linke dalam Dhieni (2007: 3.5) bahwa perkembangan bahasa anak akan
semakin meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah dapat berbicara lancar dengan
menggunakan berbagai kosa kata baru. Namun demikian bahasa anak tidak akan meningkat
apabila tidak memperoleh rangsangan-rangsangan melalui media. Dalam penerapan bermain
dengan media gambar seri diperoleh nilai rata-rata pre-test penguasaan kosa kata kelas kontrol
sebesar 7.4 sementara nilai rata-rata pre-test penguasaan kelas eksperimen sebesar 7.4, hal ini
menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata anak dikelas kontrol dan kelas eksperimen tidak
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
194
ISSN 1412-565X
ada perbedaan karena nilai rata-rata pre-test penguasaan kosa kata anak pada kelas kontrol
dan eskperimen memperoleh nilai sama.
Kemudian setelah diberikan perlakuan (treatment) dengan pembelajaran menggunakan
media gambar seri pada kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan media
gambar seri (konvensional) pada kelas kontrol masing-masing kelas diberikan pos-test.
Adapun hasil pos-test penguasaan kosa kata anak dikelas kontrol memperoleh nilai rata-rata
sebesar 8.13, sementara hasil pos-test penguasaa kosa kata kelas eksperimen memeperoleh
nilai rata-rata sebesar 9.05, hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen dalam penguasaan kosa kata anak, namun demikian kelas eksperimen
peningkatannya lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri lebih efektif
dalam meningkatkan penguasaan kosa kata anak, dengan melihat hasil pos-test antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdapat selisih nilai rata-rata 0.92, peningkatan ini juga dapat
di lihat pada N-Gain kelas eksperimen yaitu 0.7 yang berarti menunjukkan adanya
peningkatan yang tinggi dari pada kelas kontrol yaitu 0.316 yang berarti peningkatannya
sedang.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Pelaksanaan bermain dengan menggunakan media gambar seri seri merupakan cara
efektif dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia
dini. Efektif diindikasikan guru sudah mampu dalam merancang dan merealisasikan dalam
pembelajaran, semakin piawai dalam menggunakan media gambar seri, anak juga semakin
lancar dalam berbicara dengan menggunakan berbagai kosa kata baru dan meningkatnya
jumlah kosa kata yang dimiliki oleh anak.
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan berbicara anak antara yang
mengikuti pembelajaran melalui bermain menggunakan media gambar seri dibandingkan
dengan bermain tanpa media gambar seri (konvensional). Hal ini dapat dilihat dalam
peningkatan (N-Gain) keterampilan berbicara anak kelas eksperimen rata-rata sebesar 0.715,
sementara peningkatan (N-Gain) keterampilan berbicara anak pada kelas kontrol sebesar
0.134, ini menunjukkan bahwa bermain dengan menggunakan media gambar seri di kelas
eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak.
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosa kata anak antara yang
mengikuti pembelajaran melalui bermain menggunakan media gambar seri dengan bermain
tanpa media gambar seri (konvensional). Hal ini dapat dilihat dari peningkatan (N-Gain)
penguasaan kosa kata anak kelas eksperimen rata-rata sebesar 0.700, sementara peningkatan
(N-Gain) penguasan kosa kata anak pada kelas kontrol sebesar 0.316. Ini menunjukkan
bahwa bermain dengan menggunakan media gambar seri di kelas eksperimen berpengaruh
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
195
ISSN 1412-565X
terhadap penguasaan kosa kata anak dibandingkan dengan bermain tanpa menggunakan
media gambar seri di kelas kontrol, diindikasikan dalam peningkatan jumlah kosa kata yang
dipergunakan dalam berbicara.
Rekomendasi
Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi guru TK untuk menerapkan bermain
dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguaaan
kosa kata anak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di TK, dimulai dari membuat
rancangan pembelajaran yang terarah dan terencana sehingga pembelajaran lebih efektif.
Bagi pengelola, penggunaan media gambar seri sebagai upaya meningkatkan
efektifitas belajar atau menjadi salah satu pilihan untuk pembelajaran, selain itu juga lebih
banyak menyediakan berbagai macam media gambar sebagai alternatif dalam upaya
peningkatan pembelajaran lebih variatif dan membantu dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi anak yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa dalam rangka peningkatan
kualitas pembelajaran.
Bagi peneliti, mudah-mudahan penelitian ini bisa memunculkan rasa penasaran,
sehingga ada niat untuk melakukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki dan meningkatkan
penelitiannya agar hasilnya dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan anak usia
dini khususnya dalam penerapan media gambar sebagai alat pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Abdoelah et al. (2006). Bermain Tanpa Alat Permainan Mungkinkah?. Jurnal
Ilmiah Anak Usia Dini: bulletin PADU.Vol 5: Ditjen PLS DepDikNas. (April 2006).
Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek edisi revisi VI Jakarta:: Rineka
Cipta.
Arsyad, A (2005). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad dan Mukti (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga
Depdikbud , (1993) . Kamus Besar Bhasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka .
Dhieni, N (2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas Terbuka.
Direktorat PLSP . ( 2006 ). Bermain. Jakarta. Depdiknas
Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Furqon dan Emilia. (2010). Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung SPS UPI
Gutawa (2002). Kecerdasan Spiritual dalam Membentuk Perilaku Anak . Jurnal
Ilmiah Anak Usia dini. Vol 02. Hal 32-37.
Hamalik, O . ( 1997 ) . Media Pendidikan . Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Hurlock, B. Elizabeth, (1980). Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga
Hurlock, E . (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. (a.b Meitasari Tjandrasa dan
Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011
196
ISSN 1412-565X
Moeslichah Zarkasih) edisi ke enam. Jakarta . Erlangga
Jalal, F. (2002). Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar. Jurnal
Ilmiah Anak Usia Dini. Vol 03. Hal 4-8
Kurikulum,2004. (2004). Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan
Raudhlatul Atfhal Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Muslihuddin dan Agustin, M. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak
Anak Usia Taman Kanak-Kanak/Raudhlatul Athfal. Bandung .Rizqi Press.
Musthafa, B (2008). Dari Literasi Dini ke Literasi Teknologi. Bandung, Yayasan CREST
. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Ridwan, (2009). Metode dan Teknik Menyususn Proposal Penelitian. Bandung. Alfabeta
Ridwan, (2008). Metode dan Teknik Menyususn Tesis. Bandung . Alfabeta
Rahman Saleh, Y.(2005). Pendidikan Anak Usia Dini, Perlu Stimulasi Sejak Usia Dini. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini.. Bisnis Indonesia. (21) hal 21-41.Direktorat PAUD
Raw Sumangkut, B (2006). Bermain dan Membuat Alat Permainan Sendiri.Jurnal Ilmiah Anak Usia
Dini. Bulletin PAUD. Vol 5. Hal 14-25.
Ditjen PLSDepDIkNas. (April 2006)
Sudjana, (1992). Metode Statistika . Bandung . Tarsito
Sudjana, N dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar Baru algesindo
Sudjana, N. (1993). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar baru
Sadiman, Arif. et al (2003). Media Peendidikan (Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatannya).
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sumantri, M dan Syaodih, N. (2007). Perkembangan Peserta Didik . Universitas Terbuka.
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil: Proses Belajar Mengajar, Bandung. Rosda Karya
Suhartono, (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia dini. Jakarta : Depdiknas
Sujiono, Y. Nurani (2000). Konsep Dasar pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks .
Semiawan, C,R (2003). Pengembangan Rambu-Rambu Belajar Sambil Bermain pada Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini.buletin PADU. Vol 1 Hal 14-19. Direktorat
PAUD (April 2003).
Sudono, A.(2003). Gaya Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal ilmiah Anak Usia Dini. Buletin
PADU.vol 2 hal 33-37. Direktorat PAUD (April 2003)
Suryadi, A. (2006). Posisi Strategis Alat Permainan dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah
Anak Usia dini.buletin PADU. Vol 5 Ditjen PLS DepDikNas. (April 2006)

BIODATA SINGKAT
Penulis adalah Mahasiswa S2 SPS Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai