AB
= bacaan skala horisontal ke target kiri
AC
= bacaan skala horisontal ke target kanan
Pembacaan sudut jurusan poligon dilakukan dalam posisi
teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) dengan spesifikasi
teknis sebagai berikut:
Jarak antara titik-titik poligon adalah 50 m.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 16
Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.
Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100 meter.
Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2).
Selisih sudut antara dua pembacaan 2 (dua detik).
Ketelitian jarak linier (KI) ditentukan dengan rumus
berikut.
( )
000 . 5 : 1
2 2
d
f f
KI
y x
Bentuk geometris poligon adalah loop.
A
B
C
AB
AC
Gambar 3. 3 Pengukuran Sudut Antar Dua Patok.
c. Pengamatan Azimuth Astronomis
Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui
arah/azimuth awal yaitu:
Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan
akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan
poligon.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 17
Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik
kontrol/poligon yang tidak terlihat satu dengan yang
lainnya.
Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada
pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal/koordinat lokal.
Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:
Alat ukur yang digunakan Theodolite T2
Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari)
Tempat pengamatan, titik awal (BM.1)
Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis
pada Gambar 3.4, Azimuth Target (T) adalah:
T
=
M
+ atau
T
=
M
+ (
T
-
M
)
di mana:
T
= azimuth ke target
M
= azimuth pusat matahari
(
T
) = bacaan jurusan mendatar ke target
(
M
) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
= sudut mendatar antara jurusan ke matahari
dengan jurusan ke target
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 18
Gambar 3. 4 Pengamatan Azimuth Astronomis.
Pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan dengan
metoda poligon dimaksudkan untuk mengetahui posisi
horizontal, koordinat (X,Y ).
Adapun spesifikasi pengukuran kerangka dasar antara lain :
Pengukuran poligon adalah untuk menentukan koordinat
titik-titik poligon yang digunakan sebagai kerangka
pemetaan.
Pengukuran polygon sebagai kerangka kontrol horisontal
dan pengukuran waterpass sebagai kerangka vertikal.
Pengukuran kerangka dasar pemetaan ini harus terikat
dengan benchmark referensi dan di bagi dalam beberapa
loop/kring sesuai dengan kebutuhan.
Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap geodetis
(titik trianggulasi) dan titik tersebut harus masih dalam
keadaan baik serta mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Pengontrolan sudut hasil pengukuran poligon
dilakukan penelitian azimuth satu sisi dengan pengamatan
matahari pada setiap jarak t 2.5 km.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 19
Sudut polygon diusahakan tidak ada sudut lancip, alat
ukur yang di pakai adalah Theodolite T2 atau yang
sederajat dengan ketelitian t 20 dan Elektronik Distance
Meter (EDM).
Kerangka cabang dilakukan dengan ketentuan panjang sisi
poligon maksimum 50-100 m. Jarak kerangka cabang
diukur ketinggiannya dengan waterpass.
Selisih sudut antara dua pembacaan < 2 (dua detik).
Persyaratan pengukuran poligon utama mempunyai
kesalahan sudut (toleransi) adalah 10n detik pada loop
tertutup dimana n adalah jumlah titik poligon. Pada
poligon cabang toleransi kesalahan sudut adalah 20n
detik dengan n adalah jumlah titik poligon.
Salah penutup utama jarak fd <1:7.500, dimana fd adalah
jumlah penutup jarak.
Pengukuran waterpass setiap seksi dilakukan pergi-pulang
yang harus dilakukan dalam satu hari.
Jalur pengukuran waterpass harus merupakan jalur yang
tertutup dengan toleransi kesalahan beda tinggi 10 D
(mm) dimana D = panjang jarak (km).
Pengukuran sudut dilakukan dua seri (biasa dan luar
biasa) muka belakang.
Jarak di ukur dengan pita ukur.
Jalur poligon di buat dalam bentuk geometris poligon
kring tertutup (loop) melalui BM dan patok kayu dan
bagian sungai/pantai berada dalam kring tersebut.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 20
Gambar 3.5 Contoh Pengukuran Topografi
d) Pengukuran Waterpass
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi
elevasi (Z), pada masing-masing patok kerangka dasar
vertikal. Metoda pengukuran yang dilakukan ini metoda
waterpas, yaitu dengan melakukan pengukuran beda tinggi
antara dua titik terhadap bidang referensi yang di pilih
(LWS), jalannya pengukuran setiap titik seperti diilustrasikan
pada gambar 3.6. di bawah ini.
Gambar 3.6. Pengukuran waterpass
rambu
P1
P2
P3
LWS=0,00
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 21
Spesifikasi Teknis Pengukuran Waterpass adalah sebagai
berikut :
1. Maksud pengukuran waterpass adalah untuk menentukan
ketinggian titik-titik (BM dan patok-patok) terhadap
bidang referensi tertentu yang akan digunakan sebagai
jaring sipat datar pemetaan.
2. Alat ukur yang dipakai adalah Automatic Level NAK-2 atau
yang sederajat dan rambu ukur alumunium 3 m.
3. Jalur pengukuran di bagi menjadi beberapa seksi.
4. Tiap seksi di bagi menjadi slag yang genap.
5. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang
dan rambu belakang menjadi rambu muka.
6. Pengukuran waterpass dilakukan dengan cara double
stand. jarak seksi-seksi pengukuran waterpass antara 50
100 m.
7. Toleransi kesalahan pembacaan stand 1 dengan stand 2 <
2 mm.
8. Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon dan meliwati
(BM).
9. Toleransi salah penutup tinggi (Sp) < 10 mm D, Dimana :
n = Salah penutup tinggi.
D = Jarak dalam satuan km.
10. Pengukuran waterpass diikatkan pada titik tetap
ketinggian geodetis yang ada di dekat daerah pengukuran
atau titik referensi lain yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 22
11. Pembacaan rambu dengan tiga benang (benang atas,
tengah dan bawah).
Pengukuran sifat datar ini dilakukan melalui titik-titik
poligon dan patok lainnya yang digunakan untuk
pengukuran situasi dan profil melintang sungai/pantai.
e) Pengukuran Situasi Detail
Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan pengukuran
situasi dengan metoda pengukuran Tachymetri. Adapun
spesifikasi teknis pengukuran situasi detail adalah sebagai
berikut :
1. Alat yang digunakan theodolite T.o.
2. Titik detail terikat terhadap patok yang sudah punya nilai
koordinat dan elevasi.
3. Pengambilan data menyebar ke seluruh areal yang
dipetakan dengan kerapatan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan skala peta 1 : 1.000 dan 1 : 2.000.
f) Pengukuran penampang memanjang dan penampang
melintang.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi
terukur yang dapat dipergunakan dalam perencanaan
bangunan serta perkiraan volume .
Untuk mengetahui bentuk permukaan pantai maka dilakukan
pengukuran profil (cross section).
Spesifikasi pengukuran penampang memanjang dan melintang
sebagai berikut :
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 23
Pengukuran dilakukan di sepanjang pantai dan sungai
pada patok-patok profil yang telah dipasang.
Interval profil 50 m dan 100 m.
Pengukuran profil tegak lurus saluran.
Pengukuran terikat terhadap titik poligon.
Pengukuran situasi dan penampang dilakukan bersama-
sama.
Alat ukur yang di pakai adalah Thedolite T0 atau yang
sederajat.
Metode yang dipergunakan adalah metode tachimetri.
Jalur raai merupakan panjang penampang melintang
pantai.
Penampang melintang di buat dengan interval jarak 50-
100 m pada bagian yang lurus dan < 50 m pada bagian
sungai yang berkelok-kelok atau disesuaikan dengan
keperluan.
Penampang memanjang diambil pada dasar sungai yang
terdalam termasuk peil-peil muka air tanah terendah,
normal dan tertinggi.
Detail yang ada di lapangan di ukur, terutama kampung,
lembah, bukit, jembatan dan lain-lain.
Setiap 50 m atau 25 m titik poligon diukur dengan meter
ukur baja dan harus diikatkan pada patok kerangka
utama.
Pengamatan matahari harus dilakukan setiap 2,5 km.
Setiap titik poligon harus diukur ketinggiannya.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 24
Profil memanjang dan melintang dilakukan dengan
interval jarak 50 m dan pada belokan diukur setiap 25 m
dengan koridor 500 m kearah pantai jika kedalaman air h
3 m, jika h > 3 m dilakukan dengan echosounder.
Titik-titik pengukuran penampang melintang
direncanakan seperti gambar berikut :
Gambar 3.7. Profil Melintang
g) Perhitungan hasil ukur
Perhitungan harus dilaksanakan di lapangan, dengan
kontrol perhitungan oleh pengawas lapangan dan tiap
selesai 1 hari pengukuran data diserahkan untuk di cek
dan dibubuhi paraf oleh pengawas lapangan.
Perhitungan dilakukan 2 (dua) kali, yaitu perhitungan
sementara dan perhitungan definitif. Perhitungan data
lapangan merupakan perhitungan sementara untuk
mengetahui ketelitian ukuran. Perhitungan definitip
adalah perhitungan yang sudah menggunakan hitungan
perataan oleh tenaga ahli geodesi. Hasil perhitungan ini
akan digunakan untuk proses penggambaran.
P1
rambu
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 25
Setiap hasil perhitungan harus diasistensikan dan disetujui
supervisor lapangan.
Semua data azimuth hasil pengamatan matahari harus di
pakai dalam perhitungan, jika ada yang tidak di pakai
harus ada persetujuan dengan direksi.
Semua titik kerangka utama/cabang harus di hitung
koordinat dan ketinggiannya.
Semua data ukur asli dan perhitungan perataannya
diserahkan ke direksi pekerjaan.
h) Penggambaran
Penggambaran hasil pengukuran mengacu kepada
standard penggambaran yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pengairan.
Penggambaran draft dapat dilaksanakan dengan
penggambaran secara grafis, dengan menggunakan data
ukur sudut dan jarak.
Penggambaran peta situasi definitif dilakukan, setelah
hasil perhitungan definitif selesai dilaksanakan sehingga
koordinat sebagai kerangka horizontal dan spot height
sebagai kerangka vertikal telah dilakukan hitungan
perataannya.
Penggambaran peta situasi sungai skala 1 : 5.000 dengan
interval kontur 0,50 m di buat pada kertas kalkir ukuran
A1.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 26
Peta ikhtisar skala 1 : 10.000 s/d 1 : 25.000 dengan
interval kontur 1,0 m di buat pada kertas kalkir ukuran
A1.
Penggambaran profil memanjang sungai skala (H) 1 :
2.000 dan skala (V) 1 : 1 : 200, penggambaran profil
melintang skala (H) 1 : 200 dan skala (V) 1 : 1 : 200. atau
dikoordinasikan dengan direksi pekerjaan.
Semua titik koordinat kerangka utama dan cabang di
gambar dengan sistem koordinat.
Indek kontur di tulis setiap garis kontur.
Kontur di kampung di gambar tidak boleh putus.
Sistem grid yang di pakai adalah sistem proyeksi UTM.
B. Penyelidikan Geoteknik/Mekanika Tanah
Survai Mekanika Tanah dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kemampuan tanah untuk menerima perlakuan struktur yang akan
direncanakan dan untuk dapat mengetahui daya dukung dan
kelemahan alamiah, sehingga dapat diketahui, di evaluasi dan
menjadi acuan dalam merencanakan suatu struktur. Beberapa
karakteristik mekanika tanah yang perlu diketahui meliputi daya
dukung tanah, stabilitas lereng tanggul, pemadatan tanah,
kelulusan air dan lain-lain.
a. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah, terdiri atas
jenis pekerjaan :
Pengeboran Tanah/Hand Boring.
Sondir.
Pengambilan Contoh Tanah.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 27
Uji Laboratorium.
c. Penyelidikan Mekanika Tanah, meliputi jenis kegiatan :
Penyelidikan Lapangan, terdiri dari :
1. Sondir.
2. Pengeboran Tangan.
3. Pengambilan Contoh Tanah.
4. Penyelidikan Laboratorium.
Penyelidikan di laboratorium dilakukan pada contoh
tanah tak terganggu dan contoh tanah terganggu.
Jenis dan macam percobaan adalah :
1. Soil Properties, meliputi :
Unit Density (n).
Spesific Gravity (Gs).
Moissture (Wn).
Void Ratio (e).
2. Grain Size Analysis.
3. Atterberg Limit (Wi, Wp, Ip).
4. Triaxial Test (0,C,O,C).
5. Permeability (k).
Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah adalah sebagai
berikut :
a) DCPT/Sondir
Penyelidikan dengan alat sondir dimaksudkan :
Guna mengetahui kekuatan/daya dukung tanah.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 28
Sondir dilaksanakan pada lokasi-lokasi rencana bangunan
pengendali banjir dimana pembangunannya memerlukan
daya dukung tanah yang memadai.
Pengujian menggunakan alat sondir seberat 2 ton dengan
kedalaman maksimum 25 m atau sampai lapisan tanah
keras/batuan.
Spesifikasi sondir ditentukan tekanan konus sampai 200
kg/cm
2
, diameter cone harus 35.7 mm (memberikan luas
standar 10 cm
2
) dan sudut apex harus 60. Selama operasi
pengujian harus mengikuti standar ASTM D-3441 75 T.
Pelaksanaan penekanan harus konstan 2 cm/detik dan
pembacaan harus dilakukan secara berkelanjutan. Hambatan
dari ujung konus setiap kedalaman penembusan 20 cm harus
di catat dengan seksama, di mulai dari 20 cm di bawah muka
tanah asli. Hasil pencatatan di buat grafik pengujian yang
memperlihatkan cone resistance dan total hambatan lekat.
Catatan dan lokasi rencana harus di buat yang menunjukkan
lokasi peyelidikan dan elevasi muka tanah pada titik
pengujian, dengan korelasi dari titik tinggi tetap setiap
lokasi.
Pekerjaan sondir tersebut dilakukan pada 50 (lima puluh)
titik yang pelaksanaannya akan diajukan pada Direksi
pekerjaan. Selama kegiatan sondir tersebut berlangsung
didokumentasikan dan hasil sondir tersebut menghasilkan
gambar berupa data dan grafik sondir.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 29
b) Hand Auger (bor tangan)
Pengeboran tangan auger untuk mengetahui lebih jelas
tentang susunan lapisan tanah yang ada dan tebal setiap
lapisan sampai kedalaman 5 m. Pengeboran auger harus
dilaksanakan sesuai dengan yang disebutkan standar Earth
Manual atau ASTM D-420, D1452, menggunakan alat tipe
Iwan. Setiap titik dilakukan pencatatan tentang diskripsi jenis
tanah, butiran tanah, tebal setiap lapisan dan muka air
tanah.
Setiap jenis tanah di ambil contoh terganggu dan tak
terganggu dari lubang bor, sesuai untuk penyelidikan tanah
lunak sampai lempung teguh.
Hand bor ini dilakukan sebanyak 7 (tujuh) titik yang tersebar
pada lokasi rencana konsruksi. Lokasi pengambilan titik bor
ditentukan oleh tenaga ahli dan mendapat persetujuan dari
pihak Direksi dan setiap titik pengeboran di photo.
Pengambilan sample dilakukan pada setiap kedalaman 1,00 m
sehingga diperoleh 15 (lima belas) buah sample.
c) Pengambilan contoh tanah terganggu dan tak terganggu.
Untuk mengadakan penelitian tanah di laboratorium,
pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk
mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga pengambilan
contoh tanah ini dilakukan.
i. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample)
Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat
digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat
pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh-
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 30
contoh tanah ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah,
sehingga mendekati keadaan yang sama dengan keadaan
lapangan. Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai
dengan keadaan lapangan. Sebelum pengambilan contoh
tanah dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi
pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat
diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh
tanah ini. Pada saat pengambilan contoh tanah ini
diusahakan dengan memberikan tekanan sentris sehingga
struktur tanahnya yang berbeda, atau pada kedalaman-
kedalaman tertentu. Pada waktu pengangkatan dan
menyimpan tabung sample supaya dihindarkan
penyimpanan tabung sample pada suhu yang cukup panas.
ii. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed sample)
Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari
pembuatan sumur uji/test pit sebanyak 30 kg.
Pengambilan contoh tanah ini diambil sebagai berikut:
Bila lapisan tanah masing-masing cukup tebal maka diambil
masing-masing lapisan dengan pengambilan vertikal. Bila
lapisan 0,5 meter, maka
contoh tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan
pengambilan vertikal. Contoh-contoh tanah ini akan
dikenakan percobaan tanah di laboratorium dengan cara
proctor, Untuk pengukuran kadar air aslinya dengan
menggunakan PVC yang selanjutnya ditutup dengan
parafin.Dari hasil masing-masing karung dan tabung PVC
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 31
dicatat dengan simbol dengan kedalaman dimana sample
terambil.
d) Analisa Laboratorium
Analisa laboratorium contoh tanah dilakukan untuk
mendapatkan nilai parameter tanah yaitu Index properties
dan engineering properties. Masing-masing parameter sebagai
berikut :
Index Properties meliputi :
Berat volume, berat jenis, kadar air, grain size analisis,
atterberg limit.
Engineering Properties meliputi :
Permebility Test, Direct Shear Test, Triaxial Test (CU).
3.2.6 Aspek Sosial Ekonomi Perkotaan
Pencarian data primer melalui pendekatan kuesioner rumah tangga
yang isinya secara garis besar terdiri dari :
Kebiasaan dalam memanfaatkan saluran drainase
Persepsi terhadap pengadaan jaringan drainase
Penanganan yang biasa dilakukan jika tejradi banjir/genangan
Penyakit yang sering timbul pada saat dan setelah terjadi banjir
(Dampak)
Biaya yang dikeluarkan jika terjadi banjir
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 32
3.2.7 Metoda Analisa Data
3.2.7.1. Analisa Data Topografi
Jenis perhitungan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Hitungan koordinat titiktitik poligon.
2. Hitungan waterpass.
3. Hitungan Situasi dan Cross Section.
4. Hitungan Luas Areal Survey.
Tenaga ahli geodesi akan melakukan perhitungan definitif dari hasil
perhitungan sementara di lapangan dengan perataan dan kesalahan
pengukuran kurang dari yang disyaratkan di dalam KAK, hasil
perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran dimana
produk yang harus diserahkan antara lain :
Peta situasi skala 1 : 5.000, gambar penampang melintang skala H =
1 : 2.000 dan V = 1 : 200 dan penampang memanjang skala H = 1
: 2.000 dan V = 1 : 200. Peta ikhtisar di gambar dengan skala 1 :
10.000 sampai dengan 1 : 25.000. Hasil perhitungan dan diskripsi BM
akan di buat laporan topografi serta bersama dengan data ukur asli
diserahkan kepada pemberi kerja.
1. Perhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat
Koordinat yang di hitung adalah koordinat kerangka dasar
horisontal/titik-titik poligon dengan menggunakan rumus-
rumus sebagai berikut :
Syarat Geometrik Sudut.
akhir
-
awal
= - (n + 2) . 180 + f (1)
akhir
-
awal
= d sin + f x (2)
akhir
-
awal
= d cos + f y (3)
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 33
Koreksi absis
d
d
. f x (4)
Koreksi ordinat
d
d
. f y (5)
Dimana :
akhir
= Azimut akhir.
awal
= Azimut awal.
= Jumlah sudut ukuran.
n = Jumlah titik poligon.
f = Salah penutup sudut.
x
akhir
= Absis akhir.
x
awal
= Absis awal.
Y
akhir
= Ordinat akhir.
Y
awal
= Ordinat awal.
d = Jumlah jarak poligon.
= Azimut.
f x = Salah penutup absis.
f y = Salah penutup ordinat.
Koordinat definitif :
Hitungan Absis Definitif (x).
X
i
= X
(i-1)
+ Xi + k X
i
X
i
= Absis titik ke i.
X
(i-1)
= Absis titik ke titik sebelum i.
X
i
= Selisih absis.
Hitungan Ordinat Defenitif (y).
Yi = Y(i-1) + Yi + k YI
k Xi = Koreksi absis.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 34
Yi = Ordinat titik ke i.
Y(i-1) = Ordinat sebelum titik i.
Yi = Selisih ordinat.
KYi = Koreksi ordinat.
2. Hitungan Ketinggian/Waterpass
Langkahlangkah perhitungan ketinggian/elevasi adalah
sebagai berikut :
1. Menghitung beda tinggi per seksi.
Beda tinggi stand satu = h
1
Beda tinggi stand 2 = h
2
Beda tinggi ukuran pergi = hpr = (D
1
+D
2
).
Salah penutup (SP) ukuran stand satu dan stand dua
tidak boleh melebihi batas toleransi yang diizinkan
(10D) , D = dalam Km.
2. Jarak tiap slag , didapat dari jumlah jarak ke belakang
ditambah jarak ke muka.
3. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H).
H = h
1
+ h
2
+ .+ hn + SP = 0
4. Menghitung tinggi : Hj = hi + hij +
,
_
D
SP
. Dij
3. Perhitungan Situasi Detail dan Cross Section
Data situasi dan cross section hasil pengukuran lapangan di
hitung dengan metoda tachymetri. Berdasarkan ilustrasi
gambar di bawah, alat berdiri pada titik A yang telah
diketahui (X, Y, Z) maka titik B dapat di hitung.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 35
Berdasarkan gambar di bawah, titik Tb dapat diketahui
tingginya dari titik TA yang telah diketahui elevasinya sebagai
berikut :
Gambar 3.8. Metode tachymetri
T
B
= T
A
+ H
H = ( )
t A b a
B T m B B +
1
]
1
2 sin 100
2
1
Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus :
Dd = D Cos 2 m
Dd = 100 (Ba - Bb) Cos2 m
Dimana :
T
A
= Tinggi titik A yang telah diketahui (X,Y,Z).
T
B
= Tinggi titik B yang akan ditentukan.
H = Beda tinggi antara titik A dan titik B.
B
a
= Bacaan diaframa benang atas.
B
b
= Bacaan diaframa benang bawah.
B
t
= Bacaan diafrahma benang tengah.
T
A
= Tinggi alat.
D
.........
. ......... . .
2 1
2 2 1 1
Dimana :
R : Curah hujan daerah rata-rata
R
1
, R
2
, ..., R
n
: Curah hujan ditiap titik pos Curah hujan
A A
1 1
, , A A
2 2
, , . .. .. ., , A A
n n
: : L Lu ua as s d da ae er ra ah h T Th hi ie es ss se en n y ya an ng g m me ew wa ak ki il li i t ti it ti ik k
p po os s c cu ur ra ah h h hu uj ja an n
n : Jumlah pos curah hujan
2) Metode Arithmetik
Pada metode aritmetik dianggap bahwa data curah hujan dari
suatu tempat pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran
di sekitar tempat itu dengan merata-rata langsung stasiun
penakar hujan yang digunakan. Metode arithmetik memberi
rumusan sbb :
n
R R R
r
n
+ + +
.........
2 1
.
Dimana :
R : Curah hujan rata-rata daerah
R
1
, R
2
, ...R
n
: Curah hujan ditiap titik pos curah hujan
n : J umlah pos curah hujan
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 39
3.) Metode Ishoyet
Menggunakan peta Ishoyet, yaitu peta dengan garis-garis lengkung
yang menunjukkan tempat kedudukan harga curah hujan yang
sama. Besar curah hujan rata-rata bagi daerah seluruhnya didapat
dengan mengalikan CH rata-rata diantara kontur-kontur dengan
luas daerah antara kedua kontur, dijumlahkan dan kemudian dibagi
luas seluruh daerah.CH rata-rata di antara kontur biasanya diambil
setengah harga dari kontur.
Curah Hujan Rencana Dengan Analisa Frekwensi
Analisis hidrologi untuk menentukan debit rancangan atau hujan
rancangan dengan cara statistik dianggap paling baik, karena
didasarkan pada data terukur di sungai atau stasiun hujan, yaitu
catatan debit banjir atau curah hujan yang pernah terjadi. Dalam
hal ini tersirat pengertian bahwa analisis dilakukan secara langsung
pada data debit atau curah hujan, tidak melalui hubungan empiris
antar beberapa parameter DAS dan hujan seperti halnya cara
empirik. Oleh karena itu sampai saat ini masih dianggap cukup dapat
diandalkan. Meskipun demikian, ketelitian hasil juga sangat
dipengaruhi oleh data yang tersedia, baik tentang kuantitas (panjang
data), kualitas atau ketelitian.
Analisis statistik untuk menentukan banjir rancangan atau hujan
rancangan dengan metoda analisa frekuensi dapat dilakukan secara
grafis atau menggunakan rumus distribusi freuensi teoritik. Cara
kedua lebih umum keberlakuannya untuk kasus dimana data yang
tersedia cukup panjang dan kualitasnya memenuhi syarat untuk
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 40
analisa statistik. Berikut diuraikan beberapa rumus distribusi
frekuensi yang umum digunakan dalam analisa hidrologi, yaitu
Normal, Log Normal, Log Person, Log Person Tipe III, dan Gumbel.
Parameter statistik dat debit banjir maksimum tahunan yang perlu
diperkirakan untuk pemilihan distribusi yang sesuai dengan sebaran
data adalah :
Mean atau harga tengah :
n
i
i
X n
X
1
1
Simpangan baku :
( )
( ) 1
/
1
2
1
2
'
n
n X X
S
n
i
n
i
i i
Koefisien variansi :
_
X
S
C
v
Asimetris (skewness) :
( )( )
,
_
n
i
i s
X X
S n n
n
C
1
3
3
2 1
Kurtosis :
( )( )( )
,
_
n
i
i k
X X
S n n n
n
C
1
4
4
2
3 2 1
Keterangan : n adalah jumlah data yang dianalisa.
Berikut disajikan uraian singkat tentang sifat-sifat khas dari setiap
macam distribusi frekuensi tersebut :
a. Distribusi Normal
Ciri khas distribusi Normal :
o Skewness C
s
0,00
o Kurtosis C
k
= 3,00
o Prob X
,
_
S X = 15,87 %
o Prob X
X = 50,00 %
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 41
o Prob X
,
_
S X = 84,14 %
b. Distribusi Log Normal
Sifat statistik distribusi Log Normal :
o Skewness C
s
3 C
v
o Skewness C
s
> 0,00
Persamaan garis teoritik probabilitas : S K X X
T T
+
_
dengan :
T
X = debit banjir maksimum dengan kala ulang T tahun.
K
T
= faktor frekuensi.
S = simpangan baku
Nilai K
T
untuk beberapa probabilitas.
c. Distribusi Gumbel
Ciri khas distribusi Gumbel :
o Skewness C
s
1,396
o Kurtosis C
k
= 5,402
Persamaan garis teoritik probabilitas : ( )
n n T
Y Y S X X + /
_
dengan :
T
X = debit banjir maksimum dengan kala ulang T tahun.
Y
n
= mean dari reduce variate,
Y = reduce variate,
n
= simpangan baku reduce variate,
n = banyak data.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 42
Nilai Y untuk beberapa harga T (kala ulang) dapat dilihat pada Tabel
3.1, sedangkan harga Y
n
dan
n
untuk beberapa nilai n dapat dilihat
pada lampiran 3.
Tabel 3.1
Nilai Reduce Variate (Y) untuk beberapa Nilai Kala Ulang T
Kala Ulang T (tahun) Reduce Variate Y
2
5
10
25
50
100
0,3665
1,4999
2,2502
3,1985
3,9019
4,6001
Sumber: Srimoerni Doelchomid,(1996)
d. Distribusi Log Person III
Sifat statistik distribusi Log Person III :
o Jika tidak menunjukan sifat-sifat seperti pada ketiga distribusi di
atas.
o Garis teoritik probabilitasnya berupa garis lengkung.
Persamaan garis teoritik probabilitas : S K X X
T T
+
_
dengan :
T
X = debit banjir maksimum dengan kala ulang T tahun.
K
T
= faktor frekuensi.
S = simpangan baku
Nilai K
T
untuk beberapa probabilitas distribusi Log Person III.
Untuk menetapkan distribusi terpilih sesuai dengan sebaran diatas,
digunakan uji chi-kuadrat dan uji smirnov-kolmogorov sebagai
berikut.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 43
e. Uji Chi-Kuadrat
Pada dasarnya uji ini merupakan pengecekan terhadap
penyimpangan rerata dari data yang dianalisis berdasarkan distribusi
terpilih. Penyimpangan tersebut diukur dari perbedaan antara nilai
probabilitas setiap variat X menurut hitungan dengan pendekatan
empiris. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
( )
1
]
1
K
i
Ef
Of Ef
1
2
2
Dengan :
2
= harga chi-kuadrat
Ef = frekuensi yang diharapkan untuk kelas i
Of = frekuensi terbaca pada kelas i
K = banyaknya kelas.
Harga
2
harus lebih kecil dari harga
2
kritik yang dapat diambil
dari table di lampiran 5 untuk derajat nyata () tertentu dan derajat
kebebasan (DK) tertentu. Umumnya digunakan derajat nyata 5 % dan
untuk distribusi chi-kuadrat, nilai DK dapat dipakai rumus berikut :
DK = K - 3
f. Uji Smirnov-Kolmogorov
Pengujian dilakukan dengan mencari nilai selisih probabilitas tiap
variat X menurut distribusi empiris dan teoritik, yaitu
i
maksimum
harus lebih kecil dari kritik yang dapat dicari dari Tabel 3.2
berikut.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 44
Tabel 3.2
Nilai Kritik untuk Uji Smirnov-Kolmogorov
n
0,20
0,10
0,05
0,01
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0,45
0,32
0,27
0,23
0,21
0,19
0,18
0,17
0,16
0,15
0,51
0,37
0,30
0,26
0,24
0,22
0,20
0,19
0,18
0,17
0,56
0,41
0,34
0,29
0,27
0,24
0,23
0,21
0,20
0,19
0,67
0,49
0,40
0,36
0,32
0,29
0,27
0,25
0,24
0,23
N > 50
n
07 , 1
n
22 , 1
n
36 , 1
n
63 , 1
Sumber: Charles T. Haan,(1993)
Debit Rencana
Keluaran analisa hidrologi untuk penentuan debit rancangan
tergantung dari kasus yang ditinjau. Pada perencanaan bendung
irigasi atau system drainase areal pemukiman yang tidak terlalu luas,
hasil analisis yang diinginkan berupa debit banjir maksimum (peak
discharge). Pada perencanaan tanggul sungai atau bangunan
pelimpah waduk, hasil analisis tidak cukup debit maksimum dari
banjir rancangan, akan tetapi diperlukan pula hidrograf banjir
rancangan.
Prosedur analisis hidrologi untuk penetapan banjir rancangan
tergantung dari keluaran analisis (peak discharge atau flood
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 45
hydrograph) dan ketersediaan data yang dapat digunakan dalam
proses hitungan. Mengingat kembali pengertian konsep kala ulang,
semua prosedur analisis tersebut akan selalu melalui tahap
pendekatan statistik yaitu analisa frekwensi data hujan atau
data debit. Secara umum, prosedur analisis hidrologi untuk
masalah banjir rancangan dapat disajikan pada table berikut
ini.
Tabel 3.3
Tahapan Analisis Hidrologi Untuk Debit Rancangan
Kasus Output Data Tersedia Tahapan Analisis
1 Debit puncak Debit banjir maks. tahunan Analisa frekuensi data
debit
2 Debit puncak Hujan harian maks. Dan
karakteristik DAS
Analisa frekuensi data
hujan, dan
pengalihragaman
hujan aliran (Rasional
Method)
3 Debit puncak Hujan jam-jaman,
hidrograf banjir dan
karakteristik DAS
Analisa frekuensi data
hujan dan
pengalihragaman
hujan aliran (Unit
Hydrograph atau
Rainfall-runoff Model)
Sumber: Bahan Kuliah S2 T. Sipil UGM,( 2001)
Dengan mempertimbangkan ketersediaan data, telah di lakukan
analisis penentuan hujan rencana dengan metode Statistik Hidrologi.
Debit banjir rencana merupakan besarnya debit banjir yang
direncanakan akan melewati sungai untuk periode ulang tertentu,
artinya pada jangka waktu tersebut banjir hanya terjadi sekali.
Beberapa analisis yang biasa digunakan dalam perhitungan debit
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 46
banjir rencana untuk periode ulang tertentu ini adalah
(Wangsadipura, 1992)
1. Metoda Rasional
2. Metoda Haspers
3. Metoda Weduwen
Ketiga metoda tersebut digunakan dengan mengkombinasikannya
dengan curah hujan periode ulang tertentu yang diperoleh dari
metode yang digunakan dalam analisis curah hujan untuk periode
ulang tertentu.
1. Metode Rasional
Tahapan analisis debit banjir rencana untuk periode ulang
tertentu dengan metode Rasional adalah sebagai berikut.
a. Menghitung intensitas hujan dengan menggunakan rumus
mononobe:
3
2
24
24
24
,
_
t
R
I
b. Menghitung debit banjir rencana periode ulang tertentu.
6 , 3
. . A I
Q
Dimana:
A = Catcthment Area (Km
2
)
L = Panjang Sungai (Km)
H = Beda tinggi sungai (Km)
= Koefisien pengaliran (run-0ff coefficient)
t = Waktu konsentrasi hujan (detik)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
Q = Debit banjir dengan kala ulang tertentu (m
3
/dt)
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 47
Tabel 3.4
Koefisien run-0ff terhadap kondisi permukaan
kondisi permukaan (ground surface)
koef. Run-
off
Roadway paved Road 0.70 - 0.90
Gravel Road 0.30 - 0.70
Shoulder and Slope Fine grained soil 0.40 - 0.10
coarse grained
soil 0.10 - 0.30
hard rock 0.70 - 0.95
soft rock 0.50 - 0.75
Turf and slope Grade 0 - 2% 0.05 - 0.10
Grade 2 - 7% 0.10 - 0.15
Grade >7% 0.15 - 0.20
Turf Covered cohesive Grade 0 - 2% 0.50 - 0.10
Grade 2 - 7% 0.10 - 0.15
Grade >7% 0.15 - 0.20
Roof
0.75 - 0.95
Bare lot 0.21 - 0.40
park with abundaft turf trees 0.10 - 0.25
plat mountain area 0.30 - 0.70
attep mountain area 0.50 - 0.70
pady filed and water body 0.70 - 0.80
cultivated filed 0.10 - 0.30
(sumber: Muljana Wangsadipura, Diktat Kuliah Hidrologi, 2004)
2. Metoda Haspers
Tahapan analisa debit banjir rencana untuk periode ulang
tertentu dengan metoda Harpers adalah sebagai berikut.
a. Menghitung koefisien pengaliran ().
7 . 0
7 . 0
. 075 . 0 1
. 012 . 0 1
A
A
+
+
b. Menghitung waktu konsentrasi (t).
5 . 0 8 . 0
1 . 0
H xL t
c. Menghitung intensitas hujan.
Untuk t < 2 jam
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 48
( )( )
2
2 260 0008 . 0 1
.
t X t
X t
p
T
+
Untuk 2 jam < t < 19 jam
1
.
+
t
X t
p
T
Untuk 19 jam < t < 30 hari
( ) 1 707 . 0 + t x xR p
T
d. Menghitung koefisien reduksi
( )
12 15
10 7 . 3
1
1
75 . 0
2
4
A
x
t
x t
t
+
+
+
e. Menentukan debit satuan untuk periode ulang tertentu.
t
p
q
n
6 . 3
f. Menentukan debit banjir rencana untuk periode ulang
yang diinginkan.
H q Q
n T
. . .
Dimana;
T
Q = debit banjir periode ulang tertentu
(m
3
/dt)
T
X = curah hujan dengan periode ulang T tahun
(mm)
t = waktu konsentrasi (jam)
A = catchment area (Km
2
)
= koefisien pengaliran
p = intensitas curah hujan selama waktu
konsentrasi (mm)
H = kemiringan sungai
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 49
3. Metoda Weduwen
Tahapan analisa debit banjir dengan metoda Weduwen adalah
sebagai berikut.
1. Menghitung curah hujan maksimum kedua dan sebelumnya
yang akan dipakai dalam analisa debit banjir rencana yang
harus dicari dengan harga curah hujan dengan periode 70
tahun.
Hitung curah hujan dengan periode ulang 70 tahun.
mp
X
X
T
max
70
Hitung curah hujan dengan periode ulang T tahun.
70
* X mn X
T
2. Menghitung debit banjir rencana periode ulang tertentu.
a. Menghitung kemiringan sungai
L
H
i
b. Mengasumsikan waktu konsentrasi (t)
c. Menghitung debit satuan (q
n
)
( ) 45 . 1
65 . 67
240 +
t
x
R
q
T
n
d. Menghitung koefisien reduksi
( )
( )
A
A
t
t
+
+
+
+
120
9
1
120
e. Menghitung koefisien pengaliran
( ) 7 .
1 . 4
1
+
n
q
f. Menghitung debit banjir periode ulang tertentu
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 50
A q Q
n T
. . .
g. Menghitung waktu konsentrasi
( )
25 . 0 125 . 0
8
3
1
. .
476 . 0
i q
xA
t
n
h. Membandingkan waktu konsentrasi asumsi dengan yang
didapat pada hitungan sebelumnya. Jika t = t
1
, maka
debit banjirnya adalah debit banjir hasil hitungan dengan
waktu konsentrasi sebesar t.
Dimana:
T
Q = debit banjir periode ulang tertentu
(m
3
/dt)
`
T
X = curah hujan dengan periode ulang T tahun
(mm)
n
q = debit satuan (m
3
/km
2
/dt)
t = waktu konsentrasi (jam)
A = catchment area (Km
2
)
= koefisien pengaliran
= koefisien reduksi
1
t = waktu konsentrasi hasil hitungan (jam)
i = kemiringan sungai
H = beda tinggi sungai (Km)
L = panjang sungai (Km)
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 51
3.2.7.3. Analisa Data Mekanika Tanah
Prosedur pelaksanaan pengujian bor tangan dilakukan menurut
aturan dari ASTM.D3441-78 dimaksudkan untuk mengetahui nilai-
nilai daya dukung relatif jenis tanah yang dinyatakan dalam
perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan pelekat (HL).
Perlawanan penetrasi konus (PK) adalah merupakan tanah terhadap
ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas, sedangkan
hambatan lekat (HL) adalah merupakan perlawanan geser tanah
terhadap selubung bikonus dalam daya persatuan panjang.
Pemeriksaan dengan Dutch Cone Penetrasi Test cocok untuk jenis
tanah berbutir halus.
Analisa Data Geologi Teknik/Mekanika Tanah dilaksaanakan di
laboratorium. Hasil analisa laboratorium tanah berupa index
properties dan engineering properties diresumekan untuk di analisa
tentang daya dukung ijin, stabilitas lereng dari berbagai kemiringan
serta pondasi dangkal yang diusulkan. Hasil dari analisa tanah akan
direkomendasikan oleh tenaga ahli geoteknik untuk dijadikan acuan
dalam perencanaan bangunan. Hasil survey lapangan, analisa
laboratorium tanah serta analisa perhitungan akan dijadikan laporan
penunjang Laporan Geoteknik.
1. Hand Borring
Penyelidikan bor tangan dilakukan bersamaan dengan sondir dan
di lokasi yang sama guna mendapatkan sample tanah yang
nantinya dianalisa di laboratorium mekanika tanah untuk indek
propertiesnya.
Maksud dan tujuan survei mekanika tanah melalui hand borring
adalah untuk mengadakan penyelidikan sifat-sifaat mekanika
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 52
tanah dan bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah pada
rencana bangunan yang akan direncanakan sebagai bangunan
pengendali banjir dan bangunan penanggulangan abrasi pantai,
dengan mendapat hasil berupa penjelasan :
Penyebaran jenis batuan, struktur geologi yang diperlukan
untuk menentukan kriteria bangunan.
Daya dukung tanah pondasi, kestabilan lereng rencana
saluran dan tanggul serta perhitungan penurunan tanah.
Saran-saran dan sistem yang di pakai serta perhitungan-
perhitungan, seperti penentuan pondasi dan lain-lain.
Kegiatan Pemboran Tangan
1. Lokasi pemboran direncanakan di lokasi tanggul, bangunan
pengendali banjir, sekitar borrow area (apabila dalam
perencanaan nanti perlu bahan timbunan tanah) dan di lokasi
rencana bangunan penanggulangan abrasi pantai.
2. Jumlah titik pemboran yang akan dilaksanakan adalah 3 (tiga)
titik.
3. Kedalaman pemboran maksimum 8 (delapan) meter atau
sampai dengan lapisan batuan keras.
4. Untuk setiap kedalaman dan jenis tanah dilakukan deskripsi
secara visual dengan mencatat jenis tanah, warna dan sifat
tanah.
5. Pada setiap lubang bor dilakukan pengambilan contoh tanah
tidak terganggu (Undisturbed Sample) dengan menggunakan
tabung baja tipis (Thin Walled Tuba).
6. Contoh tanah di ambil dengan asumsi bahwa setiap titik akan
terajdi 2 (dua) lapisan tanah yang berbeda.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 53
7. Hasil pekerjaan ini akan digambarkan dalam bentuk borring
log yang menyebutkan kedalaman, jenis, warna dan sifat dan
lapisan tanah.
2. Test Pit dilaksanakan untuk keseluruhan ruas
1. Test Pit di lakukan terutama pada setiap jenis satuan tanah
yang berbeda dengan kedalaman 1 meter.
2. Pada setiap Test Pit di lakukan pengamatan/Deskripsi
struktur dan jenis tanah.
3. Lokasi Test Pit di pilih sesuai dengan petunjuk Asisten
Teknik.
3. Sondir
Penyelidikan Sondir/Cone Penetration test (CPT) Dutch Cone
dengan Biconus type Begemann. Pembacaan tekanannya
dilakukan dengan 2 (dua) buah Manometer masing-masing dengan
skala bacaan 200 Kg/Cm2, mata sondir yang digunakan adalah
Biconus sehingga akan diperoleh hasil dari perlawanan konus dan
nilai letaknya (local friction). Pengujian tersebut dilakukan pada
setiap interval 20 cm melalui pembacaan tekanan konus dan
tekanan total yaitu tekanan konus ditambah gaya gesek selimut
konus.
4. Pengujian Laboratorium
Prosedure Test laboratorium dilaksanakan berdasarkan tahapan
seperti tersebut di bawah ini :
1. Natural Density
Dimaksudkan untuk memperoleh nilai berat isi tanah.
Pengujian dilakukan pada tanah asli (undisturb). Cara
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 54
menentukan berat isi tanah ialah dengan mengukur berat
sejumlah tanah yang isinya diketahui. Untuk tanah asli
dipakai sebuah cincin yang dimasukan kedalam tanah sampai
berisi penuh, kemudian atas dan bawahnya diratakan dan
cincin serta tanahnya ditimbang.
Nilai berat isi tanah dapat di peroleh dari perbandingan :
asli tanah Volume
asli tanah Berat
n
2. Natural Moisture Content (W
n
).
Merupakan perbandingan antara berat isi dengan butir tanah
yang dinyatakan dalam W
n
(Water Content atau Moisture
Content).
Untuk menentukan kadar air, sejumlah tanah ditempatkan
pada krus (kaleng kecil) yang beratnya WI di ketahui
sebelumnya. Krus dengan tanah di timbang W2 dan kemudian
dimasukan dalam oven yang temperaturnya 105
0
C untuk masa
waktu 24 jam, kemudian krus tanah di timbang (W3).
Dengan demikian Naruan Moisture Content (W
n
) dapat
diketahui. Prosedur pelaksanaan pengujian dilakukan
menurut aturan dari ASTM.D-2216.
3. Specific Gravity.
Merupakan perbandingan antara berat isi butir tanah dengan
berat isi air. Untuk percobaan ini dilakukan menurut prosedur
ASTM.D-854, adalah suatu percobaan untuk mengetahui berat
jenis dengan menggunakan alat picnometer, yaitu sebuah
botol yang isinya diketahui. Cara melakukan percobaan
adalah sebagai berikut :
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 55
Picnometer dikeringkan dan di timbang (WI).
Sejumlah tanah yang sudah dikeringkan dalam oven
dimasukan dalam picnometer dan di timbang lagi (W2).
Air suling ditambahkan pada picnometer sampai setengah
penuh, udara yang masih ada dalam tanah tersebut
dikeluarkan dengan memakai pompa vacum. Setelah tidak
ada lagi udara dalam tanah, maka picnometer dikeringkan
dengan teliti dan picnometer di timbang (W3).
Air dan tanah dikeluarkan dari picnometer, lalu
dibersihkan dan di isi air suling sampai penuh, kemudian
dimasukan lagi dalam constant temperature bath.
Kemudian bagian luar dikeringkan dan di timbang (W4)
dengan demikian maka berat isi (Gs) dapat di hitung dan
di ketahui.
4. Grain Size Analisys
Untuk pengujian ayak digunakan 1 (satu) unit saringan yang
bervariasi ukurannya mulai dan N4 sampai dengan N22230
dari receiver. Untuk jenis sedimen yang berbutir kasar
dengan diameter butir lebih besar dari 75 mm akan bertahan
pada sairngan No. 200 (0,075 mm). Diameter butirannya akan
ditentukan dengan menggunakan metode Sieve Analysis,
sedangkan untuk jenis sedimen berbutir halus dengan
diameter lebih kecil dari 0.075 mm yang lolos melewati
saringan No. 200 dilakukan dengan metode Hydrometer
analysis.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 56
5. Atterberg Limits (Consistency)
Pada cohessive soil, kadar air merupakan faktor terpenting
sebab perubahan kadar air dapat menyebabkan perubahan
sifat-sifat fisik tanah. Kadar air yang sama pada tanah yang
berbeda dapat memberikan sifat fisik yang berlainan.
Sehubungan dengan hal itu Atterberg menetapkan batas-
batas dari keadaan suatu tanah.
Batas tersebut di kenal sebagai :
1. Batas cair/liquid limit.
2. Batas plastis/plastic limit.
3. Batas susut/shrinkage limit.
Dengan mengetahui batas-batas Atterberg, kita dapat
menentukan konsistensi tanah. Batas cair (We) ditentukan
dengan percobaan mengggunakan alat cassagrande dan ASTM
grooving tool dan procedure test sesuai dengan ASTM-D.423,
test for liquid limit of soil. Setelah batas cair dan batas
plastis di peroleh, dapat di hitung plasticity index (PI). Batas
susut (Ws) diperlukan untuk mengetahui pada kadar air
berapa volume tanah tidak berubah (tetap). Test dilakukan
sesuai dengan standard ASTM-D.427, test for shrinkage factor
of soil.
6. Triaxial Test.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan parameter
kekautan geser sehubungan dengan pembebanan 3 (tiga)
arah. Dalam percobaan ini dilakukan sesuai dengan kondisi
contoh pada waktu pengujian antara lain :
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 57
Kondisi CU : di mana contoh tanah dibolehkan untuk
berkonsolidasi kemudian di geser dengan kondisi tertutup
air (air tidak boleh keluar dari contoh) sehingga tekanan
air pori
0
.
Kondisi UU : dimana contoh tanah tidak dibolehkan untuk
berkonsolidasi, namun langsung di geser dengan keadaan
drainage tertutup.
Prosedur percobaan adalah sebagai berikut :
Contoh tanah di taruh di atas dasar sel dengan penutup di
taruh diatasnya. Kemudian semua ini di tutup dengan
membran yang diameternya sama dengan diameter
contoh.
Bagian atas sel di pasang pada tempatnya dan di buat. Sel
di isi air dan tegangan air dinaikan sampai mencapai nilai
yang diperlukan. Tegangan sel yang tetap ini (
3
)
dibiarkan bekerja selama jangka waktu tertentu.
Pengukuran kekuatan geser dilakukan dengan
memberikan tekanan vertikal pada contoh. Tekanan
vertikal diberikan dengan menggunakan dongkrak yang
dijalankan oleh mesin dengan kecepatan tertentu. Selama
pemberian tekanan vertikal ini pembacaan Proving Ring
dapat dilakukan pada nilai-nilai tegangan tertentu,
misalnya setiap 1% secara seragam.
Dari hasil pembacaan tersebut, maka dapat diketahui
tekanan vertikal yang maksimum, yaitu pada saat terjadi
keruntuhan. Pada percobaan dilakukan, baik pada waktu
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 58
contoh tanah di beri tegangan sel maupun pada waktu
diberikan tegangan geser.
7. Consolidation Test
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat
pemadatan suatu jenis tanah. Hasil pengujian diperoleh nilai-
nilai Coefficien of Consolidation, Compressibility Index
dan Nilai Rembesan.
Mengingat nilai parameter tersebut sangat dipengaruhi oleh
besarnya beban. Maka tegangan normal maksimum yang
digunakan perlu disesuaikan dengan beban maksimum
bangunan tersebut, lamanya pembebanan agar sesuai dengan
jenis tanah setempat, yaitu untuk jenis tanah berbutir halus,
waktu yang digunakan setiap pembebanan adalah 24 jam.
Sedangkan untuk jenis tanah pasiran pembebanan adalah 6
10 jam. Prosedur pelaksanaan dilakukan menurut ASTM.D-
2435-70. Alat pengukuran konsolidasi di laboratorium
dipergunakan jenis Consolidated Apparatus of Oedometer
yang prinsipnya adalah sebagai berikut :
Contoh tanah dimasukan dalam suatu cincin dengan batu
berpori yang di pasang di bawah dan diatasnya.
Cincin dengan batu berpori tanah di beri beban vertikal
yang tertentu dan penurunan di ukur dengan arloji
penunjuk (dial gauge).
Tekanan tersebut dibiarkan berlaku sampai penurunan
selesai.
Penambahan beban dilakukan setiap 24 jam dengan
pemakaian tegangan 0, 25-0, 5-1, 0-2, 0-4, 0-8,0 kg/cm.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 59
Setelah mencapai tekanan 8 kg/cm2 beban dikurangi lagi
sampai 0,25 kg/cm2 untuk mendapatkan Rebound
Curve.
Pada setiap pembebanan pembacaan penurunan
dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan demikian
besarnya penurunan dan kecepatannya dapat diketahui.
8. Permeability Test
Dimaksudkan untuk mengetahui jumlah aliran air yang
melalui contoh tanah dengan menggunakan gelas ukuran,
yaitu :
) dt / cm (
A x H x T
L x Q
K
Dimana :
K = Koefiesien permeability (cm/detik).
Q = Debit air (cm
3
/detik).
T = Waktu percobaan (detik).
H = Perbedaan tinggi muka air dalam gelas daari
lubang pengeluaran.
A = Luas penampang contoh tanah (cm
2
).
L = Tinggi pada gelas ukur.
9. Compaction Test
Percobaan dilakukan pada contoh tanah yang berbeda kadar
airnya pada saat Mold dengan menggunakan beban dan
ketinggian 30,5 cm. Dan hasil pengujian tersebut akan di
dapat nilai-nilai kepadatan maksimum. Setiap contoh tanah
dilakukan percobaan selapis demi selapis sebanyak 3 (tiga)
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 60
lapis hingga pemadatan cukup merata. Prosedur pengujian
dilakukan berdasarkan ASTM.D.698-78 dan ASTM.D.1558-78.
Untuk mendapatkan nilai C dan , maka dilakukan
beberapa percobaan dengan memakai nilai-nilai tegangan
normal yang berbeda. Hasilnya di gambar dalam grafik yang
memberikan gambaran nilai-nilai tegangan geser maksimum
terhadap tegangan normal dan masing-masing percobaan.
Untuk C dan di ambil dan garis yang paling sesuai
dengan titik-titik yang dimasukan dalam grafik.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 61
3.2.7.4. Analisa Hidrolika
Analisis hidrolika dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas saluran
terhadap debit dengan periode ulang tertentu. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan pengendalian banjir, analisis hidrolika digunakan
untuk mengetahui profil muka air saluran, baik untuk kondisi yang
ada (existing) maupun kondisi perencanaan. Elevasi muka air banjir
ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perencanaan bangunan air.
Ditinjau dari aspek hidrolika, untuk perencanaan saluran pada suatu
penampang sungai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain (Direktirat Jenderal Sumberdaya Air, 2004) :
Kecepatan minimum aliran, ditentukan tidak lebih kecil dari
kecepatan minimum yang diizinkan sehingga tidak terjadi
pengendapan dan tumbuhnya tanaman air (gulma).
Bentuk penampang saluran dipilih berupa segi empat, trapesium,
lingkaran atau kombinasinya.
Dimensi bangunan pelengkap agar ditentukan berdasarkan
kriteria perancangan sesuai dengan tempat dan bentuk saluran.
Saluran drainase dalam hal ini termasuk kedalam jenis aliran dalam
saluran terbuka. Dalam hal ini bentuk aliran dalam perencanaan
adalah aliran seragam.
Dimensi Saluran Drainase
Dimensi saluran drainase ditentukan berdasarkan debit maksimum,
kemiringan saluran dan kecepatan aliran. Saluran drainase biasanya
direncanakan berbentuk saluran terbuka dengan typical trapesium,
persegi panjang maupun setengah lingkaran. Saluran terbuka adalah
saluran dimana air mengalir dengan permukaan bebas yang terbuka
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 62
terhadap tekanan atmosfir. Rumus hubungan antara debit dengan
luas penampang saluran dan kecepatan aliran adalah :
Q = V x A
Dimana :
Q = debit saluran drianse maksimum (m
3
/dt)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah saluran (m
2
)
Rumus kecepatan aliran menurut Chezy (1769) sebagai beriku :
V = C S R.
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dt)
R = jari-jari hidrolik (m)
= A / P
A = luas penampang basah saluran (m
2
)
P = keliling basah saluran (m)
C = koefisien kekasaran dinding saluran
Rumus kecepatan aliran menurut Manning (1889) sebagai beriku :
V =
2
1
3
2
. .
1
S R
n
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dt)
R = jari-jari hidrolik (m)
= A / P
S = kemiringan saluran
P = keliling basah saluran (m)
n = koefisien kekasaran Manning
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 63
sehingga untuk menghitung dimensi saluran dilakukan langkah
numerik terhadap rumus berikut :
Q =
2
1
3
2
. .
1
S R
n
. A
Dimana :
Q = debit saluran drianse maksimum (m
3
/dt)
R = jari-jari hidrolik (m)
= A / P
A = luas penampang basah saluran (m
2
)
Tabel 3.5.
Tipikal Harga koefisien kekasaran Manning, n, yang sering digunakan
No. Tipe saluran dan jenis bahan
Harga n
min norm mak
1. Beton
Gorong-gorong lurus dan bebas dari
kotoran
Gorong-gorong dg lengkungan dan
sedikit kotor
Beton dipoles
Saluran pembuang bak kontrol
0,010
0,011
0,011
0,013
0,011
0,013
0,012
0,015
0,013
0,014
0,014
0,017
2. Tanah, lurus dan seragam
Bersih baru
Bersih telah melapuk
Berkerikil
Berumput pendek, sedikit tanaman
pengganggu
0,016
0,018
0,022
0,022
0,018
0,022
0,025
0,027
0,020
0,025
0,030
0,033
3. Saluran alam
Bersih lurus
Bersih, berkelok-kelok
Banyak tanaman pengganggu
Dataran banjir berumput pendek-tinggi
Saluran di belukar
0,025
0,033
0,050
0,025
0,035
0,030
0,040
0,070
0,030
0,050
0,033
0,045
0,080
0,035
0,070
Sumber : Chow Ven Te, Hidrolika Saluran Terbuka (Terjemahan)1989
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 64
Kecepatan minimum yang diijinkan adalah:
Vmin = 0.48 m/det
Kecepatan maksimum aliran dalam dalam saluran harus dibatasi untuk
mencegah terjadinya erosi akibat kecepatan air yang besar.
- Saluran tanah alam V = 0,70 m/dt.
- Saluran pasangan batu V = 2,00 m/dt.
- Saluran pasangan beton V = 2,00 m/dt.
Tinggi Jagaan minimum untuk saluran dengan pasangan adalah:
Tabel 3.6.
Tinggi Jagaan Untuk saluran dengan pasangan
Debit (m
3
/ det) Tinggi Jagaan (m)
Q <1,50 0,20
1,50 <Q <5,00 0,25
5,00 <Q <10,00 0,30
10,00 <Q <15,00 0,40
Q <15,00 0,50
Tabel 3.7.
Tinggi Jagaan Untuk saluran tanpa pasangan
Debit (m
3
/ det) Tinggi Jagaan ( m )
Q <1,50 0,50
5,00 <Q <10,00 0,75
Q <10,00 1,00
Kemiringan Talud Saluran Tanah disesuaikan sifat tanah setempat yang
umumnya berkisar antara 1 : 1,5 sampai 1 : 3.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 65
Penampang Trapesium
Luas penampang melintang A, keliling basah P, saluran dengan
penampang melintang yang berbentuk trapesium dengan lebar dasar
B, kedalaman aliran h, dan kemiringan dinding 1 : m dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Gambar 3.11.
Penampan melintang saluran berbentuk trapesium
A = ( B + m.h ) h
P = B + 2.h 1
2
+ m
R = A / P = ( B + m.h ) h / B + 2.h 1
2
+ m
Dimana :
R = jari-jari hidrolik (m)
= A / P
A = luas penampang basah (m
2
)
P = keliling basah (m)
1
m
mh
h
B
mh
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 66
Penampang Persegi
Pada penampang melintang saluran berbentuk persegi dengan lebar
dasar B dan kedalaman air h, luas penampang basah A, dan keliling
basah P, dapat ditulis sebagai berikut :
Gambar 3.12.
Penampan melintang saluran berbentuk persegi
A = B .h
P = B + 2.h
R = A / P = B.h / B + 2.h
Dimana :
R = jari-jari hidrolik (m)
= A / P
A = luas penampang basah (m
2
)
P = keliling basah (m)
3.2.7.5. Perhitungan Volume Dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Volume Pekerj aan (Bill Of Quantity)
Perhitungan volume pekerjaan didasarkan pada hasil desain sebagai
berikut :
h
B
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 67
1. Menyusun paket pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan
dan dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan.
2. Perhitungan volume pekerjaan dirinci sesuai dengan paket
konstruksi yang mengacu pada hasil sistem palnning (konsep
perencanaan). Kemudian dibaut daftar rekapitulasi kuantitas
pada masing-masing rincian tersebut antara lain volume galian
(m
3
), timbunan (m
3
), pasangan batu (m
3
dan sebagainya.
3. Perhitungan volume dilakukan dengan sistematis untuk
mempermudah perhitungan dan pengontrolan volume yang
dilengkapi dengan gambar sketsa yang jelas untuk mutual check
berikutnya antara Proyek dan Kontraktor.
4. Perhitungan BOQ selanjutnya dijelaskan kepada pihak direksi
agar estimasi volume pelaksanaan pembangunan tidak terjadi
kesalahan.
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Selanjutnya dilakukan analisa harga satuan masing-masing kelompok
pekerjaan berdasarkan data harga bahan dan upah setempat,
koefisien tenaga kerja, koefisien bahan dan koefisien peralatan
untuk berbagai satuan.
Dari perhitungan volume proyek dan harga satuan akan didapatkan
perhitungan rencana anggaran biaya proyek (RAB) yang hasilnya akan
digunakan sebagai acuan harga konstruksi untuk keperluan
pelaksanaan.
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya. meliputi :
1. RAB di hitung berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers III - 68
2. Harga satuan pekerjaan di hitung berdasarkan hasil dari
perhitungan suatu analisa biaya.
3. Untuk menentukan harga satuan upah dan bahan, dilakukan
suatu survei harga di lapangan dengan mengambil sampel
sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khususnya untuk harga satuan
bahan diperhitungkan harga beli ditempat penjualan atau
dihantar ke lokasi proyek.
4. Menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan
volume, seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi
personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.
3.2.7.6. Gambar Detail Desain
Produk gambar detail design meliputi :
a. Album gambar yang berisikan :
Gambar-gambar bangunan drainase lengkap dengan
potongan dan detail, gambar tampang memanjang dan
melintang.
Desain potongan melintang, skala H = V = 1 : 200.
Tipikal bangunan rencana.
Peta Zonasi Drainase Kota Padang
Dlll
b. Desain Note yang berisikan perhitungan-perhitungan hidrolis
bangunan dan lain-lain.
Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ).
Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Spesifikasi Teknis.
Operasi dan Pemeliharaan.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 1
RENCANA KERJ A
4.1 Umum
Rencana Kerja Konsultan yang akan dijelaskan pada Bab ini, disesuaikan
dengan metodologi yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, serta
lingkup pekerjaan yang diterangkan di dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), dengan tujuan akhir teraplikasinya perencanaan yang
dilaksanakan.
4.2 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pekerjaan Fasilitasi Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten
Dharmasraya ini, dari awal sampai akhir pekerjaan akan terbagi
menjadi beberapa tahapan pekerjaan. Pentahapan pekerjaan ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi dari
BAB 4
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 2
Pemberi Tugas sehingga ketepatan waktu, mutu dan sasaran akan
selalu terkontrol. Pembagian Tahapan pekerjaan secara global
dijelaskan sebagai berikut:
4.2.1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan persiapan dari seluruh tahapan pekerjaan yang
dimulai dari :
1. Mobilisasi personil,
2. Mobilisasi peralatan,
3. Ruang kerja/kantor,
4. Penyusunan rencana mutu kontrak,
5. Pengumpulan data sekunder,
v Pengumpulan peta wilayah studi : Peta rupa bumi, peta
administrasi dan peta tata guna lahan.
v Pengumpulan data RTRW
Data RTRW Kabupaten Dharmasraya yang terbaru dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran tentang wilayah pengembangan.
Dalam konteks regional yang dimaksud adalah fungsi kawasan
berkaitan dengan penetapan berskala prioritas penanganan,
sebagai contoh kawasan wisata, perdagangan, industri dan
permukiman menjadi prioritas utama dalam penyelesaian sistem
drainasenya.
v Padang Dalam Angka (BPS)
v Data Hidroklimatologi
Data hidroklimatologi didapat dengan melakukakan survey
hidrologi & hidrometri dimaksudkan untuk memperoleh data
lapangan (primer dan sekunder) tentang karakteristik sungai,
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 3
anak/cabang sungai yang akan mendukung dalam analisis
hidrologi maupun hidrolika.
Survey hidrologi dan klimatologi wilayah perencanaan meliputi
hal hal sebagai berikut :
a) Pengumpulan data curah hujan terbaru minimum selama
10 tahun dari beberapa stasiun-stasiun terdekat minimum
3 stasiun pos hujan.
b) Pengumpulan data klimatologi lainnya terbaru minimum
selama 5 tahun dari stasiun-stasiun terdekat.
c) Pengumpulan data/informasi banjir (tinggi, lamanya
perkiraan luas genangan dan dampaknya).
d) Pengumpulan data yang berkaitan dengan karakteristik
DAS antara lain : keadaan vegetasi daerah pengaliran,
sifat dan jenis tanah dan debit rata-rata pada waktu
keadaan normal, tahun kering dan tahun basah.
6. Pengumpulan data studi terdahulu,
v Master Plan Drainase terdahulu
v SID atau DED Drainase terdahulu
Kajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk
didapatkan kesinambungan program perencanaan drainase yang di
maksud di atas pada level makro sistem dan mikro sistem sehingga
nampak jelas adanya penajaman atau konsep perencanaan dari
usaha pengelolaan drainase yang berkelanjutan di wilayah
perencanaan yang telah ditentukan.
Aspek yang dipelajari dari studi terdahulu meliputi :
v Rekomendasi studi terdahulu dan relevansinya terhadap
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 4
v Pendekatan teknis dari permasalahan yang ada, kemudian
diklarifikasi validitasnya di lapangan.
v Rekomendasi pemecahan masalah dan program penangannya
baik aspek teknik maupun skala prioritasnya apakah masih
representarif untuk kondisi saat ini.
v Identifikasi lokasi serta masalah rawan pada genangan
setempat.
v Relevansi rekomendasi studi terdahulu terhadap kondisi
existing pada saat ini dengan melakukan komparasi secara
visual di lapangan.
v Ketersediaan data dari studi terdahulu terutama data
hidrologi-hidrometri, data debit sungai, referensi dan lain-
lain.
v Permasalahan aktual pada saat ini baik secara fisik lapangan
maupun terhadap rencana pengembangan dari instansi-
instansi terkait dan kaitannya dengan perubahan tata ruang
serta faktual di lapangan.
7. Orientasi lapangan dan identifikasi lapangan.
8. Penyusunan laporan pendahuluan,
9. Diskusi laporan pendahuluan.
v Masukan masukan dari stake holder pengelolaan drainase.
4.2.2. Tahap Survey
Tahap ini merupakan tahapan berikutnya setelah dilakukan diskusi
laporan pendahuluan. Hasil diskusi laporan pendahuluan merupakan
masukan masukan dari stake holder di Kabupaten Dharmasraya.
Tahap ini merupakan persiapan dari seluruh tahapan pekerjaan yang
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 5
dimulai dari :
1. Survey Inventarisasi Dan Identifikasi Sistem Drainase Existing (
Mikro)
Sebagai langkah dalam tatanan berpikir penyelesaian masalah
drainase, adalah mengidentifikasikan sistem drainase yang ada saat
ini (eksisting) yang dituangkan pada peta kota/wilayah, meliputi :
a. Sistem Mikro
Parameter-parameter yang perlu diidentifikasikan adalah sebagai
berikut :
Panjang, dimensi dan bentuk saluran
Arah aliran
Jenis konstruksi saluran
Fungsi saluran (hanya sebagai pengalir air hujan atau juga
sebagai pengalir air kotor rumah tangga).
2. Survey Topografi Dan Pemetaan
Survey topografi dimaksudkan untuk membuat peta situasi detail
terbaru, lengkap dan sesuai dengan kondisi terkini lapangan
sebenarnya, berikut trase dan penampang yang diperlukan sebagai
data masukan untuk penyusunan Pola Jaringan Drainase Primer.
Disamping itu, juga dilakukan pengumpulan data sekunder peta-peta
dan data-data dari instansi terkait antara lain :
Peta Situasi yang ada
Peta Topografi skala 1:25.000 dan 1:50.000
Peta Kawasan Perencanaan skala 1 : 8.000
Peta Lokasi Genangan
Peta Sistem Drainase Eksisting
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 6
3. Survey Mekanika Tanah
Survei investigasi mekanika tanah pada lokasi perencanaan ini akan
ditetapkan sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan untuk
mendapatkan besaran parameter-parameter daya dukung tanah yang
akan dipergunakan dalam perhitungan struktur bangunan drainase
yang akan direncanakan.
Terhadap data geoteknik dilakukan analisis laboratorium
menyangkut parameter-parameter mekanika tanah/ geoteknik.
4. Survey Sosiologi Dan Kelembagaan
Survey data kelembagaan dan peraturan daerah tentang pengelolaan
drainase, membuat quisoner untuk mengetahui tingkat partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan drainase dan identifikasi kondisi
lingkungan sosial. Disamping itu dilakukan juga survey terhadap
perilaku atau keterlibatan masyarakat terhadap pengelolaan saluran
drainase yang telah ada.
Mengumpulkan data pada instansi pengelolaan drainase yaitu Dinas
Kimpraswil/ PU, dan Dinas Prasarana Jalan dan Permukiman Propinsi
Sumatera Barat. Data data yang dikumpulkan dari instansi tersebut
antara lain : program program pengelolaan dan pengembangan
drainase yang telah berjalan.
4.2.3. Tahap Analisa Data
Setelah mendapatkan data sekunder dan primer, selanjutnya dilakukan
prosesing data data tersebut. Tahap analisa data dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 7
1. Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi meliputi analisis dan hitungan terhadap data curah
hujan yaitu hitungan hujan kawasan, hitungan intensitas hujan,
analisa frekuensi untuk hujan rancangan, hitungan debit rancangan
pada suatu kawasan (memperkirakan laju aliran puncak/ beban
aliran kawasan).
2. Analisa Hidrolika
Analisa hidrolika meliputi perhitungan dimensi saluran, desain pola
aliran pada kawasan drainase mikro, perhitungan dimensi bangunan
pelengkap, desain pola aliran pada kawasan drainase mikro dan lain
lain.
3. Analisa Topografi
Analisa kondisi topografi lokasi daerah studi, beserta hasil
pengolahan peta topografi untuk kebutuhan analisa perhitungan
seperti : luasan catcment area, lokasi sistem drainase, elevasi
permukaan tanah, batas batas administrasi, dan elevasi daerah
genangan.
Disamping itu peta topografi ini digunakan juga untuk penyusunan
tata ruang, perencanaan sistem jaringan drainase berdasarkan areal
- areal, arah aliran air limpasan permukaan, dan daerah aman untuk
jalan atau pemukiman.
Dilakukan prosesing pengolahan data sesuai dengan kebutuhannya
yaitu mengarah kepada analisa hidrologi dan hidrolika yang
mengakomodasi parameter-parameter topografi sehingga dapat
digunakan untuk analisa dan perhitungan lainnya.
4. Analisa Sosiologi Dan Kelembagaan
Untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 8
terhadap fasilitas drainase perlu diperhatikan aspek sosial budaya
masyarakat setempat. Strategi pemberdayaan masyarakat dan
strategi pengelolaan drainase yang berkelanjutan dengan
memperhatikan aspek pembiayaan.
4.2.4. Tahap Perencanaan Dan Penggambaran
Setelah dilakukan tahapan analisa maka selanjutnya dilakukan tahapan
perencanaan. Tahapan ini antara lain :
1. Lay out Sistem Jaringan Drainase Wilayah Perencanaan
2. Kriteria Perencanaan Master Teknis Drainase
Dalam melakukan perencanaan master teknis drainase harus
berdasarkan kepada kriteria-kriteria yang telah ditetapkan agar
keluaran yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan. Di antara
kriteria perencanaan master teknis drainase meliputi kapasitas
pengaliran, kapasitas saluran, kecepatan aliran dalam saluran, bahan
konstruksi saluran, kemiringan dasar saluran dan penampang
saluran.
3. Penggambaran Peta Areal Sistem Jaringan Drainase Eksisting
Untuk keperluan analisa dan evaluasi dibuat peta areal sistem
jaringan drainase eksisting.
4. Perencanaan Program Pengembangan Sistem Drainase
Pengembangan sistem drainase terkait dengan perencanaan
pembuatan jaringan drainase baru pada daerah-daerah tertentu.
Saluran drainase juga dapat difungsikan sebagai saluran kolektor dan
long storage. Di samping itu optimalisasi dan normalisasi saluran
yang ada untuk meningkatkan daya tampung dan kemampuan
alirnya.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers IV - 9
5. Penggambaran Peta Areal Sistem Jaringan Drainase Baru.
6. Rekomendasi Pengelolaan Dan Rencana Detail (DED)
Dalam upaya pengelolaan Drainase perkotaan dibutuhkan konsep
yang terintegrasi antara upaya pengelolaan drainase dan
sistemkelembagaab yang optimal. Penyusunan DED yang merupakan
tahapan kegiatan penyusunan Rencana Detil Teknis berdasarkan
studi kelayakan dan program investasi pengelolaan Drainase secara
terpadu berwawasan lingkungan (ecodrain).
Melakukan rekomendasi program pengembangan berdasarkan skala
prioritas permasalahan untuk peningkatan kinerja sistem drainase
existing.
- Tahap mendesak ( 2 tahun) dan tindak lanjut kegiatan yang
diperlukan.
- Tahan I ( 5 Tahun)
- Rencana Jangka Panjang ( 10 Tahun).
7. Penggambaran Hasil Perencanaan Master Teknis
Hasil dari review perencanaan master teknis drainase merupakan
gambaran dari sistem drainase mikro pada areal areal sistem
jaringan drainase.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers V - 1
5.1 Struktur Organisasi Penyedia Jasa (Konsultansi)
Dalam pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi Outline Plan Sistem Drainase
Kabupaten Dharmasraya yang dilaksanakan oleh CV. IMAYA Consulting
Engineers tidak bisa lepas dari peranan sumber daya manusia, dalam hal
ini adalah para tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya masing
masing dan mempunyai pengalaman yang cukup sesuai dengan yang
diisyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). CV. IMAYA Consulting
Engineers memberikan tenaga ahli terbaik yang dipunyai agar dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat optimal dan sesuai dengan sasaran yang
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA
J ASA, PENGGUNA J ASA DAN TENAGA
BAB 5
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers V - 2
akan dicapai/ yang telah ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Struktur Organisasi Penyedia Jasa dapat dilihat pada Gambar 5.1.
5.2 Struktur Organisasi Pengguna Jasa
Pengguna jasa pekerjaan Fasilitasi Outline Plan Sistem Drainase
Kabupaten Dharmasraya, adalah Kementerian Pekerjaan Umum c/q
Direktorat Jenderal Cipta Karya, dalam hal ini dilimpahkan
pelaksanaanya kepada Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman Sumatera Barat pada Dinas Prasarana Jalan,
Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat. Struktur Organisasi
Pengguna Jasa dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Dalam pelaksanaanya Pengguna Jasa melakukan pengawasan dan
koordinasi dengan Penyedia Jasa agar didapat hasil pekerjaan yang
optimal dan sesuai yang diharapkan oleh Pengguna Jasa. Maka untuk
supaya terwujudnya hasil tersebut maka Pengguna Jasa menyusun Tim
Kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
5.3 Tenaga Ahli
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), Tenaga Ahli yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Ketua Team : 1 Orang
2. Ahli Sipil : 1 Orang
3. Ahli Hidrolika : 1 Orang
4. Ahli Hidrologi : 1 Orang
5. Ahli Teknik Lingkungan : 1 Orang
6. Ahli Geodesi : 1 Orang
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers V - 3
7. Ahli Kelembagaan : 1 Orang
Tenaga Ahli ini akan dibantu oleh Tenaga Sub Profesional dan Tenaga
Pendukung untuk pelaksanaan kegiatan lapangan dan kantor.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers V - 4
Team Leader
Direksi Kegiatan
Direktur Utama SATKER PPLP
Sekretaris
Drafter auto
Cad 2
Orang
Operator
Komputer
Surveyor 5
Orang
Ahli
Geodesi
Ahli
Hirdrologi
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Penyedia Jasa
Ahli
Hidrolika
Ahli
Kelembagaan
Ahli
Geodesi
Ahli
Sipil
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers V - 5
PETUGAS UAKPA
MERI NASRUL, S.Sos
PETUGAS UAKPA
MERI NASRUL, S.Sos
NILA SUSANTI, SH
PEDWINA LAURA, S.IP
KEPALA SATUAN KERJA
ATASAN LANGSUNG KEPALA SATUAN
KERJ A
Ir . DODY RUSWANDI
PEJABAT YANG MELAKUKAN PENGUJ IAN
DAN PERINTAH PEMBAYARAN
ISMED, SE
KEPALA SATUAN KERJA
BENDAHARA PENGELUARAN
DARMAINI
YUSNITA
DEVITA SARI, A.Md
PEDWINA LAURA
ASISTEN PELAKSANA
TAUFIK, ST
KAUR DRAINASE DAN PERSAMPAHAN
IFDINAL BE
KAUR AIR LIMBAH
LILI DARMI ST
BAMBANG
DEDY AULYA PRATAMA, ST
WAHYU HIDAYAT, ST
MERI NASRUL, S.Sos
DELMA USNI
N N
HASAN BASRI
YASMAN
J HONY CHAIRUL ICHWAN, ST
ASISTEN PEREENCANA
Ir . ROZA WANTI
INDRI KURNIA, ST
METVRIQO RIVALDO, ST
ASISTEN ADMINISTRASI
EDMON DANTES
RIO MANDALA PUTRA
EDI PURNAMA
FIRSDAUS
SYAFRINO
AFRIUS
N
Gambar 5.2 Struktur Organisasi Pengguna Jasa
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 1
PELAPORAN, J ADWAL PELAKSANAAN
PEKERJ AAN DAN J ADWAL
PENUGASAN PERSONIL
6.1. Produk Laporan Pekerjaan
Semua kegiatan pelaksanaan dan hasil pekerjaan akan dilaporkan secara
berkala sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, meliputi dan
terdiri sebagai berikut ini :
Jenis laporan yang haruss diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
6.2. Laporan Pendahuluan
Konsultan diwajibkan membuat Laporan Pendahuluan dengan
persetujuan direksi (Pengguna Jasa) dan diserahkan selambat-lambatnya
BAB 6
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 2
1 (satu) bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dari pengguna jasa dalam jumlah 10 buku. Laporan pendahuluan
berisikan : latar belakang kegiatan, maksud, tujuan, sasaran kegiatan,
lingkup kegiatan, deskripsi wilayah perencanaan (letak geografis,
penduduk dan wilayah administrasi, topografi, klimatologi, daerah aliran
sungai di Kota Padang, drainase Kota Padang, pola aliran sungai di Kota
Padang, geologi, penggunaan lahan, sosial ekonomi, serta sarana dan
prasarana perkotaan), metodologi pelaksanaan pekerjaan, rencana
kerja, organisasi dan tenaga ahli, pelaporan, jadwal pelaksanaan
pekerjaan, jadwal penugasan personil. -
Melakukan presentasi laporan pendahuluan bersama tim teknis dengan
menghadirkan tenaga ahli.
6.3. Laporan Antara (Interim)
Konsultan menyiapkan laporan interim yang diserahkan 4 (empat) bulan
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pengguna
jasa dalam jumlah 10 buku. Laporan interim berisikan tentang kriteria
perencanaan master plan drainase beserta hasil pelaksanaan pekerjaan
berupa pengumpulan, pengolahan data sekunder, survei dan analisa
seperti :
a. Hasil survei identifikasi dan inventarisasi sistem jaringan drainase
eksisting,
b. Penggambaran areal dan sistem jaringan drainase eksisting
c. Analisa dan evaluasi kondisi sistem jaringan drainase eksisting
d. Rekomendasi awal pengelolaan sistem jaringan drianase eksisting.
e. Pengolahan data hidrologi, RTRW, RPJMD dan RIPJM beserta
analisanya.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 3
f. Hasil survei topografi dan analisanya.
g. Hasil survei sosiologi dan kelembagaan beserta analisanya.
6.4. Konsep Laporan Akhir
Konsultan menyiapkan konsep laporan akhir yang diserahkan 6 (enam)
bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari
pengguna jasa dalam jumlah 10 eksemplar. Konsep Laporan Akhir
berisikan tentang konsep perencanaan secara keseluruhan, laporan
detail hasil Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya serta
perencanaan sistem jaringan drainase pada areal baru dan usulan
instansi yang akan menangani operasional dan pemeliharaan drainase.
6.5. Laporan Akhir
Konsultan menyiapkan laporan akhir yang diserahkan 7 (tujuh) bulan
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pengguna
jasa dalam jumlah 10 buku. Laporan ini perbaikan dari konsep laporan
akhir. Laporan Akhir berisikan seluruh hasil kegiatan.
6.6. Eksekutif Summary
Eksekutif Summary merupakan ringkasan dari Laporan Akhir, yang
berisikan rekomendasi dan program program jangka panjang dan
pendek, 10 buku. Kelengkapan laporan sebagai berikut :
1. Soft Copy dalam bentuk CD sebanyak 10 buah
2. Eksternal Disc kapasitas 750 GB sebanyak 2 buah
3. Gambar Perencanaan Teknis (A1) sebanyak 5 buku
4. Gambar Perencanaan Teknis (A3) sebanyak 10 buku
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 4
5. Dokumen lelang pengadaan
Dokumen Pengadaan harus dibuat sesuai standar Dokumen
Pengadaan Jasa Konstruksi pada Permen PU No. 43 Tahun 2007.
Dokumen pengadaan (lelang) diserahkan bersamaan dengan laporan
akhir dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar. Pembahasan laporan
antara dan konsep laporan akhir. Laporan dan program yang sudah
berbentuk final dan sudah menampung semua masukan yang timbul
pada pembahasan terakhir.
Tabel 6.1
Produk Yang Diserahkan
PekerJaan : Fasilitasi Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
Catatan :
- Gambar kalkir A1 dimasukkan dalam pipa paralon 4 inchi
- Peta dan laporan diserahkan pada pihak penguna jasa yang dibuktikan dengan
tanda terima penyerahan laporan.
NO JUDUL PRODUK /LAPORAN Volume
1 Laporan Pendahuluan 10 buku
2 Laporan Antara 10 buku
3 Draft Laporan Akhir 10 buku
4 Laporan Akhir 10 buku
5 Eksekutif Summary 10 buku
6 Laporan Antara 10 buku
7 Gambar Rencana Detail (A3) 10 buku
8 Gambar Rencana Detail (A1) 5 buku
9 Eksternal Disc kap 750 GB 2 buah
10 Soft Copy dalam bentuk CD 10 Keping
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 5
6.7. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan Fasilitasi Outline Plan Sistem Drainase
Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Gambar 6.1
6.8. Jadwal Penugasan Personil
Konsultan akan mengerahkan Tenaga Ahli yang professional dibidangnya
masing masing dalam pelaksanaan pekerjaan yang diketuai oleh Team
Leader, dan tenaga ahli lainnya yaitu Ahli Sipil, Ahli Hidrolika, Ahli
Hidrologi, Ahli Teknik Lingkungan, Ahli Geodesi, dan Ahli Kelembagaan.
Tenaga Ahli ini akan dibantu oleh Tenaga sub profesional serta para
tenaga pendukung untuk pelaksanaan kegiatan lapangan dan kantor
dengan pengalaman pekerjaan Survey Investigasi dan Desain yang
sejenis. Adapun Jadwal Penugasan Personil di gambarkan pada Gambar
6.2. berikut ini.
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 6
1, TAHAPPERSIAPAN
2, TAHAPSURVEYDANINVESTIGASI
3, TAHAPIDENTIFIKASI DANEVALUASI
4, TAHAPPENGOLAHANDATADANPERENCANAAN
5. TAHAPRENCANADETAILDANGAMBAR
5, LAPORAN
a. LaporanPendahuluan
b. LapaoranInterim
c. LaporanAkhir
6, DISKUSI DANASISTENSI
28 23 24
BULANKEVII
MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE
25 26 27 18 19 20
BULANKEVI
MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE
21 22 13 14 15 16
BULANKEV
MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE
17
MINGGUKE MINGGUKE
BULANKEIV
MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE
10 11
KET
.
MINGGUKE MINGGUKE
12
MINGGUKE MINGGUKE
4
MINGGUKE MINGGUKE MINGGUKE
PELAKSANAANPEKERJAAN
PERIODEKONTRAK 7BULAN
1 2 3 6 8 9
MINGGUKE NO. URAIANPEKERJAAN
BULANKEI BULANKEII BULANKEIII
MINGGUKE
7 5
MINGGUKE
Gambar 6.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi Penyusunan Outline Plan Sistem Drainase Kabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA Consulting Engineers VI - 7
MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG MGG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
I.
1, Ir. Anzil Fitri, MT 1,00 7,00 KetuaTim
2, Puji Harsono, ST 1,00 5,00 Ahli TeknikLingkungan
3, WikanPribadi, ST 1,00 7,00 Ahli Sipil
4, Fatchi Handoyo, ST 1,00 4,00 Ahli Hydrologi
5, Ali Pramono, ST 1,00 4,00 Ahli Hidrolika
6, Ir.M. Abdul Basyid, MT 1,00 4,00 Ahli Geodesi
7, FinceHarry, S.Sos,Msi 1,00 3,00 Ahli Kelembagaan
II.
1, Ridwan, Amd 1,00 3,00 Surveyor
2, FajarSuwito, Amd 1,00 3,00 Surveyor
3, Armond, Amd 1,00 3,00 Surveyor
4, Gushendri, Amd 1,00 3,00 Surveyor
5, TorkisNasution, Amd 1,00 3,00 Surveyor
6, Hafini Yanti, Amd 1,00 7,00 Sekretaris
7, Neni Sayuti, ST 1,00 7,00 Operator Komputer
8, AndreSilvester, ST 1,00 7,00 Operator Cad
9, ArianDodi, ST 1,00 7,00 Operator Cad
10, Yogi 1,00 7,00 Pesuruh
BULANKEIV BULANKEV BULANKEVI BULANKEVII
NO. KET.
PROFFESIONALSTAFF
SUPPORTINGSTAFF
JMLH
ORG
BULAN NAMAPERSONIL
BULANKEII BULANKEIII BULANKEI
Gambar 6.2 Jadwal Penugasan Personil
Laporan Pendahuluan
Fasilitasi OutlinePlan SistemDrainaseKabupaten Dharmasraya
CV. IMAYA ConsultingEngineers BAB III Hal 4
Kondisi
Existing
Sistem
Drainase
Sistem Mikro
Sistem Makro
PERMASALAHAN
Karakteristik
Fisik
Kondisi
Perkotaan
O & M
Geologi
Hydro
klimatologi
Topografi
Daerah dan
Karakteristik
Genangan
Konteks
Regional
Sosial &
Ekonomi
Fungsi, Peng
gunaan, nilai
lahan
Anggaran
Institusi
Program
Model
Analysis
Alternatif
Rancangan
Sistem
Drainase
Rancangan
Rencana Induk
Sistem Drainase
Evaluasi
dan Analisa
Data
Presentasi
Rencana Induk
( Masterplan )
Drainase
Pembiayaan
Jadwal
Pembiayaan
Tanggung
jawab
Pembiayaan
Jangka
Menengah
Jangka
Pendek
Jangka
Panjang
Inestigasi
Detail
Kelayakan
Ekonomi
Kebijakan
Pemerintah
Sistem
Jaringan
Jalan
Lampiran 1 Bagan Alir Kerangka Pemikiran