Anda di halaman 1dari 144

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS VIII.E SEMESTER 1 SMP 1 JATI KUDUS DALAM POKOK


BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS MELALUI IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD
TAHUN PELAJARAN 2006/2007


SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan






Oleh :
Nama : Sri Handayani
NIM : 4101906146
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PENGESAHAN SKRIPSI
MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII.E SEMESTER 1
SMP 1 JATI KUDUS DALAM POKOK BAHASAN TEOREMA
PYTHAGORAS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
TYPE STAD

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,
Pada :
Hari : Senin
Tanggal : 13 Agustus 2007
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris, Drs. Kasmadi Imam Supardi, M.S Drs. Supriyono, M.Si
NIP. 130781011 NIP. 130815345
Pembimbin Utama, Ketua Penguji, Drs. Kartono, M.Si Dra. Nurkaromah Dwidayati, MSi
NIP. 130815346 NIP. 131876228
Pembimbing Pendamping, Anggota Penguji, Drs Zaenuri M, SE,MSi, Akt Drs. Kartono, M.Si
NIP. 131785185 NIP. 130815346
Anggota Penguji, Drs. Zaenuri M, SE, MSi, Akt
NIP. 131785185
Iii






PERNYATAAN



Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk
dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


Semarang, 13 Agustus 2007




SRI HANDAYANI
NIM. 4101906146


iv







MOTTO DAN PERSEMBAHAN



Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi pengetahuan beberapa derajad. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan .
(Surat Almujadallah : 11)














Skripsi ini kupersembahkan:

1. Suamiku yang tersayang
2. Kedua anakku tercinta
3. Almamater

ABSTRAK

Salah satu model pembelajaran matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras menggunakan model
Cooperative Learning Type STAD, karena peserta didik melakukan kerjasama dalam pembelajaran
yang berprinsip Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga dalam belajar dapat menemukan
sesuatu sendiri, bertanya dengtan temannya, melakukan sesuatu sesuai dengan konstruksi, melakukan
masyarakat belajar, melakukan pengumpulan data, merefleksikan kemampuannya, dan melakukan
pemodelan. Permasalahan penelitian: Apakah melalui implementasi model Cooperative Learning
type STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras pada
peserta didik kelas VIll.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007. Tujuan penelitian
untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan hasil belajar pokok bahasan Teorema Pythagoras
melalui implementasi model Cooperative Learning type STAD pada peserta didik kelas VIII.E
semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian di SMP 1 Jati Kudus semester 1
tahun pelajaran 2006/2007 kelas VIII. berjumlah 40 peserta didik, seorang guru matematika, dan
seorang observer. Penelitian dilakukan 2 siklus, tiap siklus tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
tahap pengematan, dan tahap refleksi. Sumber data penelitian adalah hasil pengamatan oleh rekan
sejawat yang membantu sebagai observer, dan hasil tes tertulis peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati
Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007. Teknik pengumpulan data metode observasi, metode
tes, dan metode angket. Simpulan hasil penelitian: 1) Upaya yang dilakukan oleh guru matematika
dalam meningkatkan hasil belajar pokok bahasan teorema pythagoras melalui implementasi model
Cooperative Learning type Stad pada peserta didik kelas VIII semester I SMP 1 Jati Kudus tahun
pelajaran 2006/2007, dinyatakan ada peningkatan hal ini dengan data yang menunjukkan bahwa nilai
hasil belajar matematika siklus I aspek pemahaman konsep dari mean 63,325 sebanyak 25 peserta
didik pada siklus II menjadi mean 72,375 sebanyak 35 peserta didik. Hasil pada siklus I aspek
penalaran dan komunikasi 64,275 sebanyak 26 peserta didik, pada siklus II menjadi mean 75,55
sebanyak 35 peserta didik, dan hasil pada siklus I aspek pemecahan masalah mean 65,3 sebanyak 28
peserta didik pada siklus II menjadi mean 75,525 sebanyak 35 peserta didik. 2) Peningkatan hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan teorema pythagoras
melalui implementasi model pembelajaran Cooperative Learning type Stad yaitu di atas kriteria
ketuntasan minimal (KKM) di SMP 1 Jati Kudus pada tahun pelajaran 2007 Saran: 1) Model
pembelajaran Cooperative Learning Type Stad perlu terus dilaksanakan oleh guru matematika di SMP
1 Jati Kudus, karena model pembelajaran ini menjadikan peserta didik merasa senang dan terlatih
bekerja sama, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2) Guru dalam pembelajaran matematika,
hendaknya lebih kreatif menggunakan model pembelajaran dan inovatif menggunakan alat peraga,
sehingga akan memotivasi siswa di dalam kelas.






KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan rasa puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia yang
telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP 1 Jati Kudus dalam Pokok Bahasan
Teorema Pythagoras Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Type
STAD dengan baik dan tidak menemuai hambatan yang berarti. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa
selesainya skripsi ini tidak lepas karena dorongan semangat dan bantuan dari berbagai pihak. Maka
dari itu tepat kiranya jika dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada yang
terhormat: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberi kesempatan melakukan penyusunan skripsi ini 2. Drs. Kasmadi Imam Supardi, M.S.
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah
memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Supriyono, M.Si. Ketua Jurusan Matematika yang
telah memberi kesempatan dan pengarahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini. 4. Drs.
Kartono, M.Si. Dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dengan sabar hingga selesainya
skripsi ini 5. Drs. Zaenuri M, SE,MSi, Akt Dosen Pembimbing Pendamping yang dengan sabar dan
penuh perhatian dalam memeriksa, serta memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna
hingga selesainya penulisan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah dan para guru SMP 1 Jati Kudus sebagai
tempat penelitian dan telah memberi informasi data dalam skripsi ini. 7. Para dosen lainnya tidak
sempat disebut satu-persatu yang telah membekali pengetahuan dalam penulisan skripsi ini. 8. Semua
pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini akan mendapatkan
imbalan yang layak dari Allah SWT. Akhirnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memenuhi harapan
semua pihak serta berguna bagi dunia pendidikan.

Semarang, Agustus 2007

Penulis








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................. i
PENGESAHAN.......................................................................................................... ii
PERNYATAAN......................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
E. Penegasan Istilah.................................................................................... 7
F. Sistematika Skripsi ................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ..................................................................................... 11
1. Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras . 11
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika............. 19
3. Model Cooperative Learning ..................................................... 25
4. Kerangka Pikir.................................................................................. 35
B. Hipotesis Tindakan............................................................................... 36
BAB III Metode Penelitian
A. Lokasi Penelitian................................................................................. 38
B. Subyek yang Diteliti............................................................................ 38
C. Prosedur Kerja dalam Penelitian......................................................... 38
D. Alat Pengumpul Data .......................................................................... 41
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 41
F. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 43
B. Pembahasan......................................................................................... 46
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................. 53
B. Saran ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 54
LAMPIRAN ............................................................................................................. 55















DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Nilai Penghargaan Kelompok ...................................................... 33
Tabel 2. Kriteria Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD............................. 34
























DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 43
Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Siklus II ......................................................... 45



DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 43
Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Siklus II ......................................................... 45



DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1. Data Penelitian SIklus 1................................................................... 55
Lampiran 2. Data Penelitian SIklus 2................................................................... 56
Lampiran 3. Daftar Nilai Evaluasi Belajar Siswa................................................. 57
Lampiran 4. Data Awal ........................................................................................ 58
Lampiran 5. Lembar Observasi untuk Siswa Siklus 1.......................................... 59
Lampiran 6. Lembar Observasi untuk Siswa Siklus 2.......................................... 60
Lampiran 7. Lembar Observasi untuk Guru Siklus 1 ........................................... 61
Lampiran 8. Lembar Observasi untuk Guru Siklus 2 ........................................... 62


1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
menjadikan mata pelajaran matematika sangat penting sekali. Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (matematika)
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri (Depdikbud,
2006:12). Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika
diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam 2dokumen ini
disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain
itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
atematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi
tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model
matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan,
pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi
(contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran,
sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga,
atau media lainnya. Depdikbud (2006:14) menjelaskan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahamimasalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs meliputi aspek-aspek bilangan, aljabar,
geometri dan pengukuran, serta statistika dan peluang. Standar kompetensi mata pelajaran
matematika pokok bahasan
geometri dan pengukuran menggunakan Teorema Pythagoras dalam
pemecahan masalah, sedangkan kompetensi dasar untuk kelas VIII yaitu
menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi
segitiga siku-siku, dan memecahkan masalah pada bangun datar yang
berkaitan dengan Teorema Pythagoras
Pembelajaran di sekolah untuk keperluan penyampaian obyek-obyek
matematika yang abstrak kepada peserta didik, diperlukan suatu sistem
penyampaian obyek matematika. Oleh karena itu dalam pengajaran
matematika dapat dilakukan berbagai upaya untuk merancang, memilih, dan
melakukan berbagai pendekatan atau metode mengajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Komunikasi matematika perlu menjadi fokus
perhatian yang utama dalam pembelajaran matematika, sebab melalui
komunikasi peserta didik dapat mengkoordinasi dan mengkonsolidasi berpikir
matematisnya (NCTM, 2000a). Karena metematika mempunyai potensi yang
sangat baik dalam memacu terjadinya pengembangan ilmu maupun dalam

4
mempersiapkan warga masyarakat yang mampu mengantisipasi
perkembangan zaman
Berbagai usaha untuk mengadakan perbaikan pengajaran matematika
telah banyak dilakukan namun hasil belajar matematika yang dicapai peserta
didik masih rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam pembelajaran matematika
memerlukan kondisi terpenuhinya buku teks dan laboratorium yang
signifIkan, relevan, dan mutakhir; serta guru sebagai model inkuiri yang
kreatif, produktif, dan inovatif.
Realita menunjukkan bahwa setiap evaluasi belajar pada pokok bahasan
Teorema Pythagoras selalu saja ada peserta didik yang mendapatkan nilai di
bawah 5 sekisar 30% dari keseluruhan peserta didik, data informasi ini
diperoleh penulis dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP 1 Jati
Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007, oleh karena itu perlu adanya
variasi dalam model pembelajaran di kelas.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum
dan potensi peserta didik merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang
harus dimiliki oleh seorang guru (Kosasih, 1992:83). Upaya meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika telah banyak
dilakukan seperti adanya sosialisasi kurikulum, pengadaan buku paket,
menerapkan strategi dari model pembelajaran, pemberian motivasi,
penambahan jam pelajaran dan sebagainya.
Salah satu model pembelajaran matematika dengan pokok bahasan
Teorema Pythagoras yaitu menggunakan model Cooperative Learning Type

5
Student Team Achievement Divisions (STAD), hal ini dipandang tepat karena
peserta didik dapat melakukan kerjasama dalam pembelajaran yang berprinsip
Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga peserta didik dalam
belajar dapat menemukan sesuatu sendiri (inquiry), bertanya dengtan
temannya (questioning), melakukan sesuatu sesuai dengan konstruksi
(constructivism), melakukan masyarakat belajar (learning community),
melakukan pengumpulan data (authentic assessment), merefleksikan
kemampuannya (reflection), dan melakukan pemodelan (modelling).
Pada model Cooperative Learning guru bukan lagi berperan sebagai
satu-satunya nara sumber dalam pembelajaran, melainkan berperan sebagai
mediator, stabilisator dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang
berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan
kesempatan yang optimal bagi peserta didik untuk memperoleh informasi
yang lebih banyak mengenai materi yang diajarkan dan sekaligus melatih
sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya di
masyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar akan semakin meningkat. Di
dalam Cooperative Learning, suasana pembelajaran berlangsung secara
terbuka dan demokratis antara guru dengan peserta didik dan peserta didik
dengan peserta didik sehingga lebih memungkinkan pengembangan nilai,
sikap, moral dan keterampilan peserta didik. Disamping itu, iklim belajar
mengajar yang berkembang akan merangsang dan meningkatkan motivasi
peserta didik dalam belajar terutama bagi peserta didik di sekolah dasar.
Upaya guru dalam membentuk kelompok merupakan bentuk kegiatan
yang dianggap tepat untuk membantu meningkatkan aktivitas belajar peserta

6
didik. Dengan aktivitas peserta didik dalam Cooperative Learning
diharapkan peserta didik mampu dan menyadari bahwa dirinya mempunyai
potensi yang bisa dikembangkan melalui Cooperative Learning. Karena
melalui aktivitas belajar tersebut peserta didik dituntut untuk berperan aktif
dan disiplin yang tinggi, dan dalam aktivitas Cooperative Learning
diharapkan dapat tercipta situasi dan kondisi belajar yang dinamis untuk
mendorong peserta didik berprestasi. Sehingga di dalam aktivitas Cooperative
Learning peserta didik akan menemukan bentuk-bentuk atau teori-teori belajar
baru yang dianggap cocok dan pas untuk dikembangkan sesuai dengan
potensinya sendiri.
Berpijak pada paparan di atas, maka diharapkan dengan menggunakan
model Cooperative Learning Type STAD dalam pembelajaran matematika
pada pokok bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIII.E
SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007 dapat meningkat
secara signifikan.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
dikemukakan sebagai berikut: Apakah dapat ditingkatkan hasil belajar dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras peserta
didik kelas VIll.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007
melalui implementasi model Cooperative Learning Type STAD ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
pokok bahasan Teorema Pythagoras peserta didik kelas VIll.E semester I

7
SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007 melalui implementasi model
Cooperative Learning Type STAD.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti
khususnya dalam pembelajaran matematika pada jenjang SMP.
1. Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman di kelas dalam
mengabstraksi Teorema Pythagoras dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi guru
a. Dapat menambah pengetahuan mengenai strategi pembelajaran yang
bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem
pembelajaran di kelas. Sehingga permasalahan yang dihadapi baik
oleh peserta didik maupun guru dalam pembelajaran dapat
diminimalkan.
b. Membentuk guru yang professional
3. Bagi sekolah
Memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini berlaku

E. Penegasan Istilah
Beberapa istilah yang termuat di dalam judul skripsi ini perlu
didifinisikan atau ditegaskan pengertiannya, agar tidak terjadi salah tafsir
dalam membaca skripsi ini. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:
1. Model Cooperative Learning Type STAD

8
Model Cooperative Learning Type Student Team Achievement
Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran pada peserta didik
dengan cara melakukan kerjasama dalam pembelajaran yang berprinsip
Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga peserta didik dalam
belajar dapat menemukan sesuatu sendiri (inquiry), bertanya dengtan
temannya (questioning), melakukan sesuatu sesuai dengan konstruksi
(constructivism), melakukan masyarakat belajar (learning community),
melakukan pengumpulan data (authentic assessment), merefleksikan
kemampuannya (reflection), dan melakukan pemodelan (modelling).
2. Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras suatu materi pelajaran matematika yang
diberikan pada peserta didik kelas VIII yang mencakup penentuan panjang
sisi-sisi segitiga siku-siku, dan memecahkan masalah pada bangun datar
3. Peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus
Beberapa orang yang menjadi peserta didik pada lembaga
pendidikan terbaik yang berstandar Nasional bertempat di Sekolah
Menengah Pertama 1 Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
4. Semester 1 tahun pelajaran 2006/2007
Masa 6 bulan pertama pada satu tahun, selama tahun pelajaran yang
dimulai bulan Juli 2006 sampai bulan Juni tahun 2007.
Jadi yang dimaksud dalam judul skripsi adalah Suatu penelitian ilmiah
yang memaparkan secara sistematis tentang usaha guru mata pelajaran
matematika dalam memberikan materi dengan pokok bahasan Teorema

9
Pythagoras dengan mengimplementasikan model Cooperative Learning type
STAD pada peserta didik kelas VIII.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun
pelajaran 2006/2007

F. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bagian, hal ini dilakukan
agar mudah memahami dalam membaca skripsi ini, adapun sistematika skripsi
ini sebagai berikut:
1. Bagian awal
Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, abstraksi,
halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
daftar bagan, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi
Pada bagian ini yang merupakan bagian pokok skripsi terdiri dari
lima bab sebagai berikut:
Bab I yaitu pendahuluan mengupas tentang latar belakang masalah,
permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika skripsi.
Bab II yaitu landasan teori penelitian yang mengupas tentang teori-teori
yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian, kerangka pikir, dan
hipotesis tindakan.
Bab III yaitu memaparkan tentang model penelitian berisi tentang lokasi
penelitian, subjek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang

10
direncanakan dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengematan, dan tahap
refleksi, alat pengumpul data, sumber data dan teknik pengumpul data,
serta indikator keberhasilan.
3. Bagian akhir
Pada bagian ini yang merupakan bagian pendukung penulisan
skripsi terdiri dari daftar pustaka, dan lampiran-lampiran

1
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras
Johnson (1976: 224) menjelaskan matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berfikir. Lerner (1988: 430) menjelaskan bahwa
matematika sebagai suatu simbolis juga merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia untuk memikirkan, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kerami (2002:
158) menjelaskan bahwa matematika adalah kajian logis mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan.
Paling (1982: 1) menjelaskan ide manusia tentang matematika
berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan selanjutnya.
Matematika merupakan suatu cahaya untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya,
manusia akan menggunakan a) informasi yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi: b) pengetahuan tentang bilangan, bentuk dan ukuran: c)

2
kemampuan untuk menghitung: dan d) kemampuan untuk mengingat dan
menggunakan hubungkan. Secara kontemporer pandangan tentang
pengertian matematika lebih ditekankan pada modelnya dari pada pokok
persoalan matematika itu sendiri. Matematika yang dimaksudkan adalah
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan
manusia dalam memecahkan kehidupan sehari-hari.
Matematika sering kali dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu
aljabar, analisis, dan geometri, walaupun demikiantidak dapat dibuat
pembagian yang jelas, karena cabang-cabang itu telah bercampur-baur.
Pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan mengabstrakkannya
analisis melibatkan kekontinuan dan limit, sedangkan geometri membahas
bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan. Sains didasarkan atas postulat
yang dapat menurunkan kesimpulan yang diperlukan dari asumsi tertentu.
Matematika sebagai model mencari kebenaran berbeda dengan ilmu
pengetahuan alam yang lain. Kebenaran itu bisa dimulai dengan cara
induktif tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan
harus bisa dibuktikan secara deduktif. Suatu generalisasi, sifat, teori, atau
dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan
secara deduktif.
Kegiatan pembelajaran matematika pada dasarnya mempunyai 2
tujuan yaitu tujuan umum pembelajaran matematika di jenjang pendidikan
dasar adalah 1) mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi
perubahan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur dan efektif; 2) mempersiapkan peserta didik agar dapat

3
menggunakan matematika dan pola pikir matematika dan kehidupan
sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Jadi tujuan
umum ini terutama menekankan pada penataan nalar peserta didik untuk
menerapkan matematika.
Tujuan khusus pembelajaran matematika adalah untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari;
menumbuhkan kemampuan peserta didik, dapat dialihgunakan, melalui
kegiatan matematika; mengembangkan keputusan dapat matematika bagi
bekal belajar lebih lanjut dan membentuk sikap logis, kritis, kreatif,
cermat dan disiplin
Kerami (2002: 291) menjelaskan bahwa Teorema Pythagoras
adalah segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah dua sisi
yang lain. Yuniarto (2005: 107) menjelaskan bahwa Pythagoras (+ 582
5000 SM) adalah seorang ahli matematika berkebangsaan Yunani,
Sepanjang hidupnya Pythagoras memakai waktunya untuk mengerjakan
matematika. Pythagoras yakin bahwa matematika menyimpan semua
rahasia alam semesta, ini dibuktikan dengan teori Panta Arithimos yang
berarti semua adalah bilangan.
Pada pembelajaran Teorema Pythagoras di kelas VIII dengan
indicator peserta didik mampu menjelaskan dan menemukan dalil
Pythagoras dan syarat berlakunya, peserta didik mampu menulis dalil
Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga, dan peserta didik mampu menghitung
panjang sisi segitiga siku-siku jika sisi lain diketahui.
Materi Teorema Pythagoras yang diberikan pada peserta didik

4
tentang kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan serta luas persegi, persegi
panjang dan segitiga.

a. Kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan
Kuadrat suatu bilangan adalah hasil kali suatu bilangan dengan
bilangan itu sendiri. Sedangkan akar kuadrat suatu bilangan positif
adalah kebalikan dari kuadrat suatu bilangan.
a
2
= a x a


2
= a dengan a 0

Contoh:

a. 82
= 8 x 8 = 64

b. 36 = 6
2
= 6


b. Luas persegi dan luas segitiga siku-siku

D C







A B

Gambar 2. Persegi ABCD


Gambar 2 memperlihatkan sebuah persegi. Pada persegi ini panjang
AB = BC = CD = AD

5
Luas persegi ABCD = sisi x sisi

= AB x BC

Jika AB = a, maka luas ABCD = a x a = a
2


C







A B

Gambar 3. Segitiga ABC

Gambar 3 memperlihatkan sebuah segitiga ABC siku-siku di B.

Luas ABC = x AB x BC

Contoh materi luas persegi dan luas segitiga siku-siku.

Contoh 1.

S D R





A C






P B Q

Gambar 4. Persegi ABCD


6

Hitunglah luas persegi ABCD di atas!
Penyelesaian:
Luas PQRS = 12 x 12 = 144
Luas APB = x 6 x 6 = 18
Luas BQC = x 6 x 6 = 18
Luas CRD = x 6 x 6 = 18
Luas ASD = x 6 x 6 = 18
Luas ABCD = Luas PQRS (Luas APB + Luas BQC +
luas CRD + Luas ASD)
= 144 ( 18 + 18 + 18 + 18 )
= 144 72
= 72
Jadi luas ABCD adalah 72 satuan luas
Contoh 2.
Hitunglah luas daerah persegi yang panjang sisinya = 6 cm!
Penyelesaian:
Diketahui: Persegi dengan panjang sisi 6 cm
Ditanya: Luas daerah persegi
Jawab:
Luas persegi = sisi x sisi
= 6 x 6 = 36

7
Jadi luas daerah persegi tersebut adalah 36 cm2
.
Contoh 3.
Hitunglah luas daerah ABC siku-siku di A, jika diketahui panjang
AB = 10 cm dan AC = 8 cm!
Penyelesaian.
Diketahui: ABC siku-siku di A, AB = 10cm, AC = 8cm
Ditanya: Luas daerah ABC
Jawab: Luas = x alas x tinggi
= x 10 x 8 = 40
Jadi luas daerah ABC tersebut 40 cm2

c. Penerapan Teorema Pythagoras
Contoh materi penerapan teorema Pythagoras dalam bangun
datar. Sebuah persegi panjang ABCD memiliki sisi DC = 7,5 cm dan
BC = 10 cm. Hitunglah panjang diagonal AC!
Penyelesaian
Diketahui: Sebuah persegi panjang ABCD dengan panjang DC = 7,5
cm dan panjang BC = 10 cm.
Ditanya: panjang diagonal AC
Jawab: A D




B 10 Cm C


8
Gambar 8. Persegi panjang ABCD
AB = DC = 7,5 cm
AC2
= AB2
+ BC2

= (7,5)
2
+ 102

= 56,25 + 100 = 156,25
AC = + 156,25
AC = 12,5 (diterima) atau AC = - 12,5 (ditolak)
Jadi, panjang diagonal AC adalah 12,5 cm.
Contoh 2.
Panjang sisi sebuah segitiga sama sisi adalah 12 cm. Tentukan luas
segitiga tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: ABC segitiga sama sisi. AB = AC = BC = 12 cm.
Ditanya: Luas segitiga ABC
Jawab: A





B D C
Gambar 9. Segitiga ABC
Perhatikan gambar 9. AD merupakan garis tinggi segitiga dan juga
merupakan sumbu simetri dari garis BC.

9
Jadi, BD = CD = BC = (12) = 6 cm.
Perhatikan ABD. Menurut teorema Pythagoras:
AB2
= AD2
+ BD2

AD2
= AB2
BD2

= 122
- 62
= 108
AD = + 108
= + 36x3
AD = 6 3 (diterima) atau AD = - 6 3 (ditolak)
Luas ABC = x BC x AD
= x 12 x 6 3
= 36 3
Jadi luas ABC adalah 36 3 cm2


2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Wasty Soemanto (1998: 113) menjelaskan bahwa hasil belajar
dipengaruhi beberapa faktor yang digolongkan menjadi tiga macam, yaitu
faktor stimuli belajar, faktor metode belajar, dan faktor individual.
a. Faktor stimuli belajar
Stimuli belajar yaitu segala hal di luar peserta didik yang
merangsang peserta didik untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Stimuli mencakup material, penegasan, serta suasana
lingkungan eksternal yang diterima atau dipelajari oleh peserta didik.
Hal-hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar.

10
Panjang/ banyaknya bahan pelajaran. Semakin panjang bahan
pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan oleh peserta
didik untuk mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu
banyak dapat menyebabkan kesulitan peserta didik dalam belajar.
Kesulitan belajar peserta didik itu tidak semata-mata karena
panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan
faktor kelelahan serta kejemuan peserta didik dalam menghadapi atau
mengerjakan bahan yang banyak itu.
Panjangnya waktu belajar dapat menimbulkan interferensi atas
bagian materi dipelajari. Interferensi adalah sebagai gangguan kesan
ingatan akibat terjadinya pertukaran reproduksi antara kesan lama
dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran sehingga
terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari.
Kesulitan bahan pelajaran. Tingkat kesulitan bahan pelajaran
mempengaruhi kecepatan peserta didik. Makin sulit sesuatu bahan
pelajaran, makin lambatlah peserta didik mempelajarinya. Sebaliknya,
semakin mudah bahan pelajaran, makin cepatlah peserta didik dalam
mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang
lebih intensif, dan bahan yang sederhana mengurangi intensitas belajar
peserta didik. Belajar perlu modal pengalaman yang diperoleh di
waktu sebelumnya. Modal pengalaman dapat berupa penguasaan
bahasa, pengetahuan, dan prinsip yang menentukan keberartian

11
Bahan yang berarti adalah bahan yang dikenali, memungkinkan
peserta didik belajar karena peserta didik dapat mengenalnya. Bahan
yang tanpa arti sukar dikenal, akibatnya tak ada pengertian peserta
didik terhadap bahan itu.
Berat atau ringannya suatu tugas berhubungan dengan tingkat
kemampuan peserta didik. Tugas yang sama, kesukarannya berbeda
bagi peserta didik, disebabkan kapasitas intelektual serta pengalaman
peserta didik tidak sama. Tugas berhubungan dengan usia peserta
didik. Berarti, kematangan peserta didik menjadi indikator atas berat
atau ringannya tugas bagi peserta didik yang bersangkutan.
Suasana lingkungan eksternal seperti : cuaca (suhu udara,
mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang,
malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik
kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan ( berlampu, bersinar
matahari, gelap, remang), dan sebagainya. Faktor suasana lingkungan
eksternal mempengaruhi sikap dan reaksi peserta didik dalam aktivitas
belajarnya, sebab peserta didik yang belajar adalah interaksi dengan
lingkungannya.
b. Faktor model belajar
Model belajar yang digunakan guru mempengaruhi model
balajar yang dipakai oleh peserta didik. Karena model yang dipakai
guru menimbulkan perbedaaan yang berarti bagi proses belajar.
Kegiatan berlatih atau praktek dapat diberikan dalam dosis besar /
dosis kecil. Berlatih dapat diberikan secara maraton (nonstop) atau

12
secara terdistribusi dengan selingan waktu istirahat. Latihan secara
maraton dapat melelahkan dan membosankan, sedang latihan
terdistribusi menjamin terpeliharanya stamina dan kegairahan belajar.
Kegiatan berlatih maraton baru dimungkinkan, apabila tugas
mudah dikenal, mudah dilakukan, material pernah dipelajari
sebelumnya, kegiatan memerlukan pemanasan terus-menerus.
Kegiatan bersifat abstrak misalnya menghafal / mengingat, maka
overlearning sangat diperlukan. Overlearning itu untuk mengurangi
kelupaan dalam mengingat keterampilan yang pernah dipelajari, tetapi
dalam sementara waktu tidak dipraktekkan. Overlearning yang terlalu
lama menjadi kurang efektif bagi kegiatan praktek. Apabila
overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti main
piano atau menjahit, maka drill berlaku bagi kegiatan berlatih
abstraksi misalnya berhitung.
Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kemampuan membaca / untuk menghafalkan
bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah diadakan kegiatan membaca /
penyajian materi, kemudian peserta didik berusaha untuk
menghafalnya tanpa melihat bacaannya. Jika peserta didik telah
menguasai suatu bagian, dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya.
Resitasi lebih cocok diterapkan pada belajar membaca atau belajar
hafalan.
Pengenalan tentang hasil belajar, dalam proses belajar, peserta
didik sering mengabaikan perkembangan hasil belajarnya. Pengenalan
peserta didik terhadap hasil / kemajuan belajarnya itu penting, karena

13
dengan mengetahui hasil yang dicapai, peserta didik akan lebih
berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. Belajar mulai dari
keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan daripada
belajar mulai dari bagian-bagian. Karena dengan mulai dari
keseluruhan, peserta didik menemukan set yang tepat untuk belajar.
Kelemahan metode keseluruhan membutuhkan banyak waktu dan
pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.
Modalitas indra yang dipakai peserta didik dalam belajar tidak sama.
Peserta didik ada yang berhasil belajarnya dengan menekankan impresi
oral, yaitu peserta didik dengan membaca / mengucapkan materi pelajaran
dengan nyaring atau mendengarkan bacaan / ucapan orang lain. Ada
belajar dengan menekankan impresi visual, dalam belajarnya peserta didik
harus lebih banyak menggunakan fungsi indra penglihatan. Ada pula
belajar yang menekankan diri pada impresi kinestetik yaitu belajar dengan
menggunakan fungsi motorik. Dan ada pula yang belajar menggunakan
kombinasi impresi indra.
Arah perhatian peserta didik penting bagi belajarnya. Belajar tanpa
arah tujuan / set kurang efektif. Bimbingan dalam belajar. Bimbingan
yang banyak diberikan guru cenderung membuat peserta didik menjadi
tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas yang diperlukan oleh
peserta didik. Hal penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan
pada peserta didik, sehingga yang peserta didik dapat melaksanakan tugas
yang dibebankan dengan sedikit bantuan dari pihak lain. Insentif adalah
objek / situasi eksternal yang dapat memenuhi motif peserta didik. Insentif
bukan tujuan, melainkan alat mencapai tujuan.

14
c. Faktor Individual
Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar peserta
didik adapun faktor individual . Kematangan terjadi akibat perubahan
kuantitatif di dalam struktur jasmani yang dibarengi dengan perubahan
kualitatif terhadap strukturnya. Kematangan memberikan kondisi fungsi
fisiologis termasuk sistem saraf dan fungsi otak menjadi berkembang.
Berkembangnya fungsi otak dan sistem saraf, akan menumbuhkan
kapasitas mental peserta didik dan mempengaruhi hasil belajarnya.
Semakin tua usia semakin meningkat kematangan fungsi
fisiologisnya. Peserta didik yang lebih tua adalah lebih kuat, lebih sabar,
lebih sanggup melaksanakan tugas yang lebih berat, lebih mampu
mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih lama, lebih
memiliki koordinasi gerak kebiasaan kerja dan ingatan yang lebih baik
dari pada peserta didik yang lebih muda. Fakta menunjukan, bahwa tidak
ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal inteligensi.
Barangkali yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah peranan
dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan, hal ini merupakan akibat
dari pengaruh kultural.
Pengalaman yang diperoleh peserta didik mempengaruhi hasil
belajar, terutama pada tranfer belajarnya. Hal ini terbukti, bahwa peserta
didik yang berasal dari kelas ekonomi sosialnya menengah dan tinggi
mempunyai keuntungan dalam belajar verbal di sekolah sebagai hasil dari
pengalaman sebelumnya. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari
serta mengembangkan berbagai keterampilan/ kecakapan. Kapasitas

15
peserta didik dapat diukur dengan tes inteligensi dan tes bakat. Akibat dari
hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental peserta didik
yang berupa inteligensi. Karena latar belakang hereditas dan lingkungan
peserta didik berbeda, maka inteligensi peserta didik pun bervariasi.
Inteligensi peserta didik ikut menentukan prestasi belajarnya.
Peserta didik belajar membutuhkan kondisi yang sehat. Peserta didik
yang badannya sakit akibat penyakit tertentu serta kelelahan tidak akan
dapat belajar dengan efektif. Cacat fisik juga mengganggu hal belajar.
Kondisi kesehatan rohani. Gangguan seperti cacat mental pada peserta
didik sangat mengganggu hasil belajarnya. Bagaimana peserta didik dapat
belajar dengan baik apabila peserta didik sakit ingatan, sedih, frustasi, atau
putus asa . Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan
tujuan, sangat mempengaruhi hasil belajar. Motivasi penting dalam proses
belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan
tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi
kehidupan peserta didik.

3. Model Cooperative Learning

Cooperative Learning (belajar kelompok) menurut Dahar
(1996:123) berkembang pesat di Amerika Serikat dan dipakai mulai dari
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, karena Cooperative Learning
dapat membangkitkan peserta didik untuk aktif belajar berkerja sama.
Pada dasarnya ada beberapa pendapat tentang Cooperative Learning.

16
Widarwati (2001:16) menjelaskan Cooperative Learning
merupakan strategi pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda dengan
anggota 8-15 peserta didik. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap
anggota saling berkerja sama dan membantu untuk memahami suatu
bahan pembelajaran. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok
adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru saling membantu
teman dalam mencapai ketuntasan.
Berpijak pada pendapat tersebut di atas, Cooperative Learning
dapat disimpulkan sebagai strategi pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil dengan anggota yang mempunyai kemampuan
berbeda/bertingkat untuk mendorong aktif belajar dan berkerjasama dalam
mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan yang terbaik.
Beberapa model Cooperative Learning telah dikembangkan oleh
para ahli. Beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli di antaranya
adalah STAD ( Student Team Achievement Division) dan Jigsaw. Inti dari
STAD ini adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para peserta
didik bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima
orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, setelah
selesai mereka menyerahkkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap
kelompok kepada guru, sedangkan di dalam Jigsaw setiap anggota
kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Para
peserta didik bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang

17
mempelajari topik sama untuk saling bertukar pendapat dan informasi.
Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula untuk menyampaikan
apa yang didapatkannya kepada teman-teman di kelompoknya. Para
peserta didik kemudian diberi kuis/tes secara individu oleh guru. Skor
hasil kuis atau tes tersebut disamping untuk menentukan skor individu
juga digunakan untuk menentukan skor kelompoknya.
Widarwati (2001:35) menjelaskan prosedur Cooperative Learning
ada 6 langkah, yaitu : a) Peserta didik jelas tujuan akhirnya. b) Persiapan
sebelum belajar kelompok. c) Pertemuan peserta didik dengan meluluskan
hasil pendapatnya. d) Kelompok belajar bekerjasama untuk menuntaskan
materi. e) Ulangan atau tes individu. f) Pengakuan tim umum dan hadiah.
Lebih lanjut Widarwati (2001:9). menjelaskan bahwa Cooperative
Learning memiliki lima elemen dasar, sebagai berikut :
a. Saling-ketergantungan positif. Hubungan yang saling
membutuhkan, peserta didik harus bisa menerima dan
mempercayai bahwa mereka memiliki saling ketergantungan
dengan anggota lainnya dalam satu kelompok belajar yang
sama.
b. Saling interaksi tatap muka. Setiap kelompok harus
diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
Kegiatan ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.
Hasil pemikiran dari beberapa anggota akan lebih kaya
daripada hasil pemikiran satu orang saja.
c. Setiap individu bertanggung jawab untuk menguasai bahan-
bahan yang ditugasi untuknya dalam memaksimalkan kerja
yang dapat diraih.
d. Mempunyai keterampilan bekerjasama. Murid-murid harus
diberi tahu bahwa kemampuan sosial sangat diperlukan
untuk dapat bekerjasama, agar semua anggota kelompok
dapat mencapai hubungan kerja efektif dalam kelompok.
e. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan
waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses

18
kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya
bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

Cooperative Learning mencakup suatu kelompok kecil peserta didik
yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama lainnya. Tidaklah cukup menunjukkan sebuah Cooperative
Learning jika para peserta didik duduk bersama di dalam kelompok-
kelompok kecil tetapi menyelesaikan masalah secara sendiri-sendiri.
Bukanlah Cooperative Learning jika para peserta didik duduk bersama
dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilakan salah seorang
diantaranya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan kelompok.
Cooperative Leaarning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang
berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan
atau membahas suatu masalah atau tugas.
Widarwati (2001:64) menjelaskan bahwa yang membedakan
Cooperative Learning dengan aktivitas lainnya yakni pada kerja
kelompok kecil yang mampu mengkombinasi dari tujuan kelompok.
a. Guru mengorganisasi kelas-kelas besar ke dalam kelompok-
kelompok belajar yang kecil. Setelah para peserta didik
mendapat materi pelajaran atau mengulang materi teks,
mereka masuk pada kelompok-kelompok kecil untuk
melengkapi latihan-latihan bersama dan untuk saling
membantu dalam peer group.
b. Team Reward berfungsi sebagai suatu penopang yang efektif
untuk penyediaan sarana saling membantu antara peserta
didik, sehingga waktu yang dikeluarkan lebih kecil/sedikit
dari apa yang dipergunakan untuk pencapaian tujuan-tujuan
individu peserta didik.
c. Individual Accountability menetapkan bahwa semua peserta
didik mengambil secara serius tugas-tugas dalam pelajaran

19
dan tidak seorang peserta didikpun yang tidak mempunyai
kemampuan yang misteri karena tertutupi oleh kesuksesan
yang lain.
d. Equal Opportunities for Success membuat lebih jelas bahwa
hasil usaha semua peserta didik, akan dihargai atas dasar
prestasinya sendiri

Cooperative Learning pada dasarnya ada beberapa penggunaan.
Salah satunya adalah group belajar kelompok yang formal yaitu : cara
bekerjanya berlangsung setiap pertemuan untuk menghasilkan beberapa
pokok bahasan, seperti memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan.
Guru memperkenalkan pelajaran, menguasai peserta didik yang terdiri
dari 2-5 anggota untuk berperan dalam Cooperative Learning. Guru
menjelaskan tugas-tugas secara kelompok diantara peserta didik-peserta
didik tersebut.
Peserta didik-peserta didik bekerja dalam tugas sampai semua
anggota kelompok mengerti dan dapat menyelesaikannya. Pada saat
peserta didik-peserta didik bekerjasama guru mendatangi dari satu
kelompok ke kelompok lain untuk memonitor interaksi yang terjadi
diantara mereka. Guru ikut campur tangan apabila peserta didik-peserta
didik tidak bisa mengerti tentang tugas-tugas tersebut. Dalam
pembelajaran kelompok peserta didik menyadari bahwa mereka harus
saling bertanggung jawab diantara anggota untuk saling menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran model Cooperative Learning dalam
penelitian ini item yang diamati adalah bagian pendahuluan meliputi
kompetensi dasar (KD), Standar kompetensi (SK), indikator, apersepsi,

20
motivasi, dan revisi. Bagian pengembangan meliputi penguasaan materi,
penggunaan metode, mengiplementasikan, penyelesaian materi,
pemberian bimbingan secara keseluruhan, adanya aski dan reaksi,
memotivasi peserta didik, terampil merespon pertanyaan peserta didik.
dan terampil mengaktifkan peserta didik. Bagian penerapan meliputi alat
evaluasi, kesesuaian alat evaluasi dengan tujuan khusus pembelajaran, dan
pengamatan terhadap kegiatan peserta didik. Bagian penutup meliputi
rangkuman dan pemberian tugas.
Widarwati (2001:82) menjelaskan bahwa langkah dalam
pembelajaran model Cooperative Learning sebagai berikut :
a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran
yaitu : tujuan akademik, disusun sesuai dengan materi
pembelajaran (bahan ajar) pada setiap pertemuan. Selain itu
tujuan keterampilan bergotong royong, meliputi:
keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai
orang lain, memecahkan masalah.
b. Menentukan jumlah anggota tiap-tiap kelompok belajar.
Jumlah anggota tiap-tiap kelompok 5 anak, pengelompokan
dilakukan secara heterogen kemampuannya, setiap
kelompok ada anak yang kemampuannya tinggi, sedang dan
rendah dalam bidang-bidang yang berbeda.
c. Menentukan tempat duduk anak. Bahan ajar dirancang
secara aktif untuk pencapaian tujuan belajar. Bahan ajar
dibagikan kepada semua peserta didik dengan petunjuk-
petunjuk mengerjakan tugas. Selain itu bisa juga diberi satu
bahan ajar untuk tiap kelompok.
d. Merancang bahan ajar untuk pembelajaran. Untuk
menunjang saling ketergantungan positif untuk mencapai
tujuan belajar. Bahan ajar dibagikan kepada semua peserta
didik dengan petunjuk-petunjuk mengajarkan tugas. Selain
itu bisa juga diberi satu bahan ajar untuk tiap kelompok.
e. Menentukan peran anak. Untuk menunjang ketergantungan
positif, pembagian tugas dalam kelompok, sehingga mereka
bekerja saling melengkapi. Contoh : sebagai peneliti,
menyimpulkan, penulis, pemberi semanagat.

21
f. Menjelaskan tugas akademik. Menyusun tugas, menjelaskan
tujuan belajar, membuat laporan kelompok, menyediakan
hadiah.
g. Menutup pembelajaran. Meringkas pokok pelajaran,
meminta anak untuk mengemukakan ide, menjawab
pertanyaan.
h. Menilai hasil belajar dan kualitas kerja sama antar anggota
kelompok

Pelaksanaan penilaian kualitas pekerja peserta didik berdasarkan
nilai test dan lembar pengamatan setiap kelompok untuk mengamati kerja
sama antar anggota kelompok . Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis
model belajar kelompok dengan pendekatan analisis sistem. Dengan
pendekatan sistem kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran dan prestasi belajar.
Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD terdiri dari lima
komponen utama yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor
perkembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri
dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian tentang
pembelajaran pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD.
1) Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi
pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian
kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan
latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan
dalam penyajian materi pelajaran.
a) Pembukaan

22
(1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari
dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa
dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah
kehidupan nyata, atau cara lain.
(2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada
pembelajaran tersebut.
(3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang
merupakan syarat mutlak.
b) Pengembangan
(1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok.
(2) Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah
memahami makna bukan hafalan.
(3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
(4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut
benar atau salah.
(5) Beralih pada konsep yang lain, jika siswa telah memahami
pokok masalahnya.
c) Latihan terbimbing
(1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang
diberikan.

23
(2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau
menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya siswa selalu
mempersiapkan diri sebaik mungkin.
(3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu
lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua soal dan
langsung diberikan umpan balik.
2) Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah
menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman atau
kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar
kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang
sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman atau satu
kelompok.
Pada saat pertama kali menggunakan pembelajaran kooperatif,
guru perlu mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama. Guru
juga perlu memberikan bantuan dengan cara memperjelas perintah
mereview konsep atau menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut.
a) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka
bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.
b) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama
kelompok, kelompok manapun yang tidak dapat menyampaikan
nama kelonpok pada saat itu boleh memilih kemudian.
c) Bagikan lembar kegiatan / soal pada kelompok.

24
d) Serahkan pada siswa untuk bekerjasama dalam pasangan, bertiga
atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang
dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa
harus mengerjakan soal sendirian dan kemudian dicocokkan
dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu
pertanyaan, teman atau kelompoknya bertanggung jawab
menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek,
maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antar teman
saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha
menjawab pertanyaan itu.
e) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai
mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai
sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar
kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan
diserahkan. Jadi penting bagi siswa agar mempunyai lembar
kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman
sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika
mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan
teman-teman sekelompok sebelum bertanya guru.
f) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam
kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya
bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya
untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan
sebagainya.

25

3) Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar
dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
Perhitungan skor perkembangan didapat melalui kriteria seperti
tersaji pada tabel 2.

Tabel 1
Kriteria Nilai Penghargaan Kelompok
No Skor Kuis Poin Perkembangan
1 Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0
2 10 poin sampai dengan poin dibawah skor
awal
10
3 Skor awal sampai dengan 10 diatas skor
awal
20
4 Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30

(Sumber: Slavin, 1994:288)

4) Skor perkembangan
Tiga tingkatan diberikan kepada kelompok yang memperoleh nilai
perkembangan yang dihitung dari rata-rata poin perkembangan yang
diperoleh tiap anggota kelompok.
Kriteria kelompok tersaji pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 2
Kriteria Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD
No Rata-rata poin perkembangan Penghargaan Tim

26
1 15 19 Good Team
2 20 24 Great Team
3 25 - 30 Super Team


(Sumber: Slavin, 1994:288)


5) Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan
memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian
penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan
individu dalam kelompoknya. Langkah tersebut dilakukan untuk
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Kelebihan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah
sebagai berikut.
a) Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berfikir kritis
dan kerjasama kelompok
b) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa
yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
c) Menerapkan bimbingan oleh tim.
d) Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah.
Kelemahan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini
adalah sebagai berikut.

27
(1) Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan
perlakuan seperti ini.
(2) Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam
pengelolaan kelas, akan tetapi usaha yang sungguh-sungguh dan
terus menerus akan dapat trampil menerapkan pembelajaran ini.
Menurut Linda L (1995 : 22), Keterampilan Kooperatif dibedakan
menjadi tiga tingkatan, yaitu :
(a) Keterampilam kooperatif tingkat awal, meliputi penggunaan
kesepakatan, menghargai konsribusi, mengambil giliran dan
berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas,
mendorong partisipasi, memancing orang lain untuk bicara,
menyelesaikan tugas pada waktunya, dan menghormati perbedaan.
(b) Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi menunjukkan
penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya,
membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir,
memeriksa ketepatan, menerima tanggung jawab, dan mengurangi
ketegangan.
(c) Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi mengelaborasi,
memeriksa dengan cermat, menuntut kebenaran, menetapkan
tujuan, dan berkompromi.

4. Kerangka Pikir
Peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran mata

28
pelajaran matematika, hal ini dimungkinkan karena peserta didik kesulitan
memahami konsep dan prinsip dalam pembelajaran matematika
khususnya pada pokok bahasan Teorema Pythagoras. Berbagai upaya
guru telah dilaksanakan untuk memotivasi belajar matematika agar hasil
belajar peserta didik dapat meningkat yaitu melakukan pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga, penyediaan buku paket, penggunaan
berbagai media pembelajaran elektronik, dan model pembelajaran yang
bervariasi.
Persiapan peserta didik dalam belajar dimulai dari seberapa besar
motivasi yang terbangun saat peserta didik menghadapi proses
pembelajaran, oleh karena itu perlu adanya beberapa model pembelajaran
yang dapat mendorong motivasi belajar peserta didik. Variasi model
pembelajaran yang diprediksikan dapat memotivasi pembelajaran
matematika peserta didik supaya dapat memahami konsep dan prinsip
pada pokok bahasan Teorema Pythagoras adalah menggunakan model
Cooperative Learning Type STAD, karena model pembelajaran ini
berbeda dengan model pembelajaran klasikal konvensional.
Model pembelajaran yang digunakan guru yang tepat
dimungkinkan akan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena
itu, supaya peserta didik belajar dengan memanfaatkan dinamika kelasnya,
maka kelas akan semakin hidup dan akan menelorkan ide / gagasan yang
cemerlang. Sehingga hasil belajar mata pelajaran matematika pokok
bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati
Kudus tahun pelajaran 2006/2007akan meningkat.


29
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis
tindakan sebagai berikut Penggunaan model pembelajaran Cooperative
Learning Type STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok
bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIll.E semester I SMP
1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dalam pokok bahasan Teorema
Pythagoras.

1
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun
pelajaran 2006/2007 pada kelas VIII.E
B. Subyek yang diteliti
Subyek penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini adalah peserta didik Kelas VIII.E berjumlah 40 peserta
didik yang terdiri dari 24 putri dan 16 putra., seorang guru matematika, dan
seorang observer.
C. Prosedur Kerja dalam Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
direncanakan dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengematan, dan tahap
refleksi.
Siklus I
1. Tahap perencanaan
a. Identifikasi masalah dan merumuskan masalah
b. Merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru
c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi proses
belajar mengajar di kelas
d. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar dan daya serap

2
peserta didik.
e. Membuat soal latihan untuk dikerjakan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru menyampaikan tujuan proses dan tujuan pembelajaran.
b. Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
c. Guru memberi materi pada peserta didik dengan metode ceramah
bervariasi.
d. Guru memotivasi peserta didik agar kelompok belajarnya aktif
e. Guru meminta pada untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara
bergantian
f. Guru memberi soal latihan
g. Guru memberi angket kepada peserta didik tentang pembelajaran yang
telah dilakukan.
3. Tahap observasi atau pengamatan
Guru mengamati peserta didik selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data
aktivitas pembelajaran peserta didik dalam pembelajaran matematika
dengan model Cooperative Learning Type STAD pokok bahasan
Teorema Pythagoras.
4. Tahap refleksi
Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, rencana
pembelajaran yang telah dilaksanakan, selanjutnya pembelajaran
dievaluasi untuk keperluan perbaikan lebih lanjut. Guru menentukan
penggunaan pendekatan dan metode yang sesuai dengan penelitian

3
tindakan kelas, mengklarifikasi ketuntasan hasil belajar peserta didik, dan
apakah sudah terjadi komunokasi yang efektif. Hasil pengamatan dan tes
refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus
berikutnya.
Siklus II
1. Tahap perencanaan
a. Identifikasi masalah dan merumuskan masalah
b. Merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative
Learning Type STAD
c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi proses
belajar mengajar di kelas
d. Menyusun alat evaluasi untuk mengeyahui hasil belajar dan daya
serap peserta didik.
e. Membuat soal latihan untuk dikerjakan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru menyampaikan tujuan proses dan tujuan pembelajaran.
b. Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
c. Guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil dan materi.
d. Guru memotivasi peserta didik agar kelompok belajarnya aktif
e. Guru meminta pada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergantian
f. Guru memberi soal latihan
g. Guru memberi angket kepada peserta didik tentang pembelajaran yang
telah dilakukan.

4
3. Tahap observasi atau pengamatan
Guru mengamati peserta didik selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data
aktivitas pembelajaran peserta didik.
4. Tahap refleksi
Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, rencana
pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran dievaluasi
untuk keperluan perbaikan lebih lanjut. Sudahkah guru mengadakan
pendekatan dan model yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas,
sudah tuntaskah hasil belajar peserta didik, dan apakah sudah terjadi
komunokasi yang efektif. Hasil pengamatan dan tes refleksi digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

D. Alat Pengumpul Data
1. Alat sebagai pengukur aktivitas peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran matematika adalah rencana pembelajaran, lembar observasi,
dan angket
2. Instrumen sebagai pengukur hasil belajar peserta didik adalah soal tes
formatif dengan materi Teorema Pythagoras pokok bahasan segitiga.

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan oleh
rekan sejawat yang membantu sebagai observer, dan hasil tes tertulis

5
peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran
2006/2007.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode
angket. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validasi keabsahan data
penelitian.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah dikatakan berhasil
bila sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai minimal 65.

1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan dalam dua kali
pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran masing-masing 40 menit.
Hasil siklus I diketahui sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I, hasil belajar peserta didik
aspek pemahaman konsep dengan mean 63,325 dengan jumlah peserta
didik yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak
25 peserta didik. Aspek penalaran dan komunikasi 64,275 dengan jumlah
peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 26 peserta didik, dan
aspek pemecahan masalah 65,3 dengan jumlah peserta didik yang nilainya
di atas KKM sebanyak 28 peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada
siklus 1 menununjukkan di bawah KKM mata pelajaran matematika di
SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3.
Gambar 1
Diagram Hasil Penelitian Siklus I
29
28
27
26
25
24
Mean Pemahaman Konsep
63,325
Penalaran & Komunikasi
64,275
Pemecahan Masalah
65,3


2
Berpijak pada hasil belajar peserta didik dan hasil observasi tentang
peserta didik dan guru dalam mengajar, selanjutnya peneliti, teman
sejawat guru matematika, dan peserta didik bersama-sama merefleksikan
serta mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I. Hal yang perlu
diperbaiki adalah :
1) Pembagian kelompok asal sebaiknya memperhatikan latar belakang
perbedaan peserta didik. Peserta didik yang mempunyai masalah
dengan peserta didik lain hendaknya tidak digabung dalam satu
kelompok.
2) Saat kelompok bekerja, guru harus lebih memonitor, sehingga semua
anggota kelompok saling berdiskusi dan memecahkan masalah.
Sehingga diharapkan saat tahap penularan materi tidak terjadi
kekacauan, di mana peserta didik yang masih belum menguasai materi
sehingga tidak dapat menularkan materi kepada teman satu
kelompoknya.
3) Saat tahap pembahasan dan pendalaman materi oleh kelompok agar
diberikan waktu lebih banyak, sehingga semua peserta didik dalam
kelompok benar-benar paham dan mengerti materi yang dipelajarinya
agar dapat menularkan materi kepada temannya yang lain.
4) Pada saat guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
pada pertemuan hari itu, hendaknya guru memberikan beberapa
contoh soal yang berkaitan dengan materi saat itu.
Langkah selanjutnya guru memberikan reward pada kelompok
karena pada siklus I ini para peserta didik telah berusaha belajar dengan

3
baik, walaupun belum mendapatkan hasil belajar yang diharapkan yaitu di
atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
2. Hasil Penelitian Siklus II
Pada pelaksanaan penelitian pada siklus II, merupakan langkah
perbaikan pembelajaran yaitu pertemuan yang kedua dengan waktu dua
jam pelajaran masing-masing 40 menit. Hasil siklus I diketahui sebagai
berikut:
Pada pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II, hasil belajar peserta
didik aspek pemahaman konsep dengan mean 72,375 dengan jumlah
peserta didik yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sebanyak 35 peserta didik. Aspek penalaran dan komunikasi 75,55 dengan
jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta
didik, dan aspek pemecahan masalah 75,525 dengan jumlah peserta didik
yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta didik. Hasil belajar
peserta didik pada siklus II menununjukkan di atas KKM mata pelajaran
matematika di SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3.
Gambar 2
Diagram Hasil Penelitian Siklus II
36
35
34
33
32
31
Mean Pemahaman Konsep
72,375
Penalaran & Komunikasi
75,55
Pemecahan Masalah
75,525

Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat dinyatakan bahwa

4
pada siklus II ada peningkatan hasil belajar yaitu yaitu pada siklus I aspek
pemahaman konsep dari mean 63,325 sebanyak 25 peserta didik pada
siklus II menjadi mean 72,375 sebanyak 35 peserta didik. Hasil pada
siklus I aspek penalaran dan komunikasi 64,275 sebanyak 26 peserta
didik, pada siklus II menjadi mean 75,55 sebanyak 35 peserta didik, dan
hasil pada siklus I aspek pemecahan masalah mean 65,3 sebanyak 28
peserta didik pada siklus II menjadi mean 75,525 sebanyak 35 peserta
didik.

B. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil
penelitian yang dilanjutkan dengan refleksi pada setiap siklus tindakan. Secara
umum proses belajar mengajar yang berlangsung di setiap siklus sudah
berjalan dengan baik. Semua tahapan yang terdapat dalam pembelajaran
kooperatif tipe Stad sudah dilaksanakan oleh guru dengan runtut meskipun
belum sempurna. Proses pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus
selalu mengalami peningkatan dari segi kualitas. Secara terperinci
pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus dijabarkan sebagai berikut.
Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I. Hasil belajar peserta didik
aspek pemahaman konsep dengan mean 63,325 dengan jumlah peserta didik
yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 25 peserta
didik. Aspek penalaran dan komunikasi 64,275 dengan jumlah peserta didik
yang nilainya di atas KKM sebanyak 26 peserta didik, dan aspek pemecahan
masalah 65,3 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM

5
sebanyak 28 peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1
menununjukkan di bawah KKM mata pelajaran matematika di SMP 1 Jati
Kudus yaitu sebesar 64, 3.
Hasil belajar matematika peserta didik siklus I didukung dengan data
observasi kegiatan diskusi menunjukkan bahwa kelompok 1 dalam observasi
kegiatan diskusi mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan
pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik,
dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 2 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 3 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah baik,
dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi adalah baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 4 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah
cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 5 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan

6
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 6 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 7 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 8 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik.
Secara keseluruhan hasil pengamatan kegiatan diskusi tentang aktivitas
peserta didik dalam mengerjakan tugas / soal menunjukkan bahwa 5
kelompok melakukan dengan cukup baik dan 3 kelompok menunjukkan baik,
dalam mengungkapkan pendapat menunjukkan bahwa 7 kelompok melakukan
dengan cukup baik dan 1 kelompok melakukan dengan baik, dalam
menanggapi pendapat teman menunjukkan bahwa 7 kelompok melakukan
dengan cukup baik dan 1 kelompok melakukan dengan baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi menunjukkan bahwa 4 kelompok melakukan
dengan cukup baik dan 4 kelompok melakukan dengan baik.
Hasil observasi tentang guru pada saat kegiatan pembelajaran dalam

7
kegiatan pendahuluan yaitu persiapan mengajar telah dilakukan dengan cukup
baik, kegiatan guru dalam pengembangan diri menunjukkan cukup baik,
kegiatan guru dalam penerapan metode dan penggunaan alat peraga telah
dilakukan dengan cukup baik, dan kegiatan guru dalam menutup pelajaran
dilakukan dengan cukup baik.
Pada pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II, hasil belajar peserta didik
aspek pemahaman konsep dengan mean 72,375 dengan jumlah peserta didik
yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 35 peserta
didik. Aspek penalaran 75,55 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di
atas KKM sebanyak 35 peserta didik, dan aspek pemecahan masalah 75,525
dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta
didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus II menununjukkan di atas KKM
mata pelajaran matematika di SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3.
Hasil belajar matematika peserta didik siklus II didukung dengan data
observasi kegiatan diskusi menunjukkan bahwa kelompok 1 dalam
mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik,
dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 2 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah
sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 3 menunjukkan bahwa dalam

8
mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 4 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 5 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah
sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 6 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah
baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi adalah baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 7 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat
adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan
dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
Hasil pengamatan pada kelompok 8 menunjukkan bahwa dalam
mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah baik,
dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.

9
Secara keseluruhan hasil pengamatan kegiatan diskusi siklus II tentang
aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugas / soal menunjukkan bahwa 4
kelompok melakukan dengan baik dan 4 kelompok menunjukkan sangat baik,
dalam mengungkapkan pendapat menunjukkan bahwa 3 kelompok melakukan
dengan baik dan 5 kelompok melakukan dengan sangat baik, dalam
menanggapi pendapat teman menunjukkan bahwa 3 kelompok melakukan
dengan baik dan 5 kelompok melakukan dengan sangat baik, dan dalam
menyampaikan hasil diskusi menunjukkan bahwa 1 kelompok melakukan
dengan baik dan 7 kelompok melakukan dengan sangat baik.
Hasil observasi pada siklus II tentang guru pada saat kegiatan
pembelajaran dalam kegiatan pendahuluan yaitu persiapan mengajar telah
dilakukan dengan sangat baik, kegiatan guru dalam pengembangan diri
menunjukkan sangat baik, kegiatan guru dalam penerapan metode dan
penggunaan alat peraga telah dilakukan dengan baik, dan kegiatan guru dalam
menutup pelajaran dilakukan dengan sangat baik.
Langkah selanjutnya guru memberikan reward pada setiap kelompok
karena pada siklus II ini para peserta didik telah berusaha belajar dengan
sangat baik, sehingga mendapatkan hasil belajar yang diharapkan yaitu di atas
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan pada hasil penelitian maka, penelitian pada siklus II dapat
dinyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I aspek
pemahaman konsep dari mean 63,325 sebanyak 25 peserta didik pada siklus II
menjadi mean 72,375 sebanyak 35 peserta didik. Hasil pada siklus I aspek

10
penalaran dan komunikasi 64,275 sebanyak 26 peserta didik, pada siklus II
menjadi mean 75,55 sebanyak 35 peserta didik, dan hasil pada siklus I aspek
pemecahan masalah mean 65,3 sebanyak 28 peserta didik pada siklus II
menjadi mean 75,525 sebanyak 35 peserta didik.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan teorema
pythagoras melalui implementasi model Cooperative Learning Type STAD
yaitu 20% di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP 1 Jati Kudus
pada tahun pelajaran 2007.
1
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
Hasil belajar pokok bahasan teorema pythagoras dapat ditingkatkan melalui
implementasi model Cooperative Learning Type STAD peserta didik kelas
VIII.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007.

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang
diajukan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Cooperative Learning Type STAD perlu terus
dilaksanakan oleh guru matematika di SMP 1 Jati Kudus, karena model
pembelajaran ini menjadikan peserta didik merasa senang dan terlatih
bekerja sama dengan orang lain, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
2. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, hendaknya lebih
kreatif dalam menggunakan model pembelajaran dan inovatif dalam
menggunakan alat peraga, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

2
DAFTAR PUSTAKA

Amin Suyitno. 2006. Penelitian Tindakan Ke/as untuk Penyusunan Skripsi
(petunjuk Praktis). Semarang: FMIPA UNNES.
Anita lie. 2004. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : Jika.

Erna Herawati. 2003. Penggunaan A/at Peraga untuk Meminima/kan Kesa/ahan
Peserta didik da/am Pokok Bahasan Teorema Pythagoras me/a/ui Po/a
Latihan Terstruktur pada Ke/as lIA Semester 1 MIS Wahid Hasyim
Sa/afiyah Jeku/o, Skripsi. Semarang : UNNES.
Jati Kerami, Cormentyna Sitanggang. 2002. Kamus Matematika. Jakarta: Balai
Pustaka.
Johnson, David W. dan Roger T. Johnson. 1997. Teaching Student to be
Peacemaker (3rd
ed). Edina MN : Interaction Book Company

Ratna Wilis Dahar. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.

Sumardoyo. 2004. A/at Peraga Matematika yang Mengundang. Yogyakarta :
PPPG Matematika Yogyakarta.
Widarwati. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Malang: Pusat
Pengembangan Penataran Guru.

Yuniarto. 2005. Simpul Matematika. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.







55
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMP : SMP 1 JATI KUDUS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 1 (satu)
STADar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan Teorema Pythagoras untuk
menentukan panjang sisi segitiga siku-siku
Indikator : Menemukan dan menyatakan Teorema
Pythagoras dan syarat berlakunya
Menulis Teorema Pythagoras untuk sisi-sisi
segitiga siku-siku
Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 40menit)


A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menemukan dan menyatakan Teorema Pythagoras dan syarat berlakunya
2. Menulis Teorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga siku-siku
3. Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku


B. Materi Pembelajaran
Teorema Pythagoras
C. Metode
1. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Type STAD
2. Motode Pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi

a. Mengingat kembali pengertian segitiga siku-siku
b. Memberikan contoh pentingnya mempelajari
teorema pythagoras bila dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari


56
2. Kegiatan Inti a. Guru memberi contoh soal cara menemukan
Teorema Pythagoras.
b. Guru membentuk kelompok yang heterogen dan
mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap
anggota dapat saling bertatap muka, tiap
kelompok terdiri 5 peserta didik.
c. Guru memberikan LKS dan setiap kelompok
peserta didik mengerjakan secara bersama. Jika
ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan,
teman satu kelompok bertanggung jawab untuk
menjelaskannya.
d. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
e. Secara bergantian ketua kelompok melaporkan
hasil kelompoknya, dan hambatan yang dialami
selama mengerjakan LKS.
f. Guru memberikan penjelasan dalam
menyelesaikan kesulitan yang dialami.
g. Berikan penghargaan kepada peserta didik dan
kelompok dengan skor nilai tertinggi.
3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta
membuat rangkuman, beberapa peserta didik
diminta membaca rangkumannya
b. guru memberi tugas rumah (PR)

Pertemuan kedua

1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi

a. Mengingat kembali pengertian segitiga siku-siku
b. Memberikan contoh pentingnya mempelajari
teorema pythagoras bila dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari
2. Kegiatan Inti a. Guru memberi contoh soal cara menghitung
panjang sisi segi tiga siku-siku, jika dua sisi lain
diketahui .
b. Guru membentuk kelompok yang heterogen dan
mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap
anggota dapat saling bertatap muka, tiap
kelompok terdiri 5 peserta didik.
c. Guru memberikan LKS dan setiap kelompok
peserta didik mengerjakan secara bersama. Jika
ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan,
teman satu kelompok bertanggung jawab untuk
menjelaskannya.
d. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
e. Secara bergantian ketua kelompok melaporkan
hasil kelompoknya, dan hambatan yang dialami
selama mengerjakan LKS.

57
2. Kegiatan Inti f. Guru memberikan penjelasan dalam
menyelesaikan kesulitan yang dialami.
g. Berikan penghargaan kepada peserta didik dan
kelompok dengan skor nilai tertinggi.
3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta
membuat rangkuman, beberapa peserta didik
diminta membaca rangkumannya
b. guru memberi tugas rumah (PR)

E. Sumber Belajar
Buku paket, lembar kerja siswa, penggaris, papan petak

F. Penilaian
1. Teknik : Unjuk Kerja, tes, kuis
2. Bentuk Instrumen : pertanyaan lisan dan tertulis
Contoh instrumen :
1. Jika panjang sisi siku-siku suatu segi tiga adalah a cm dan b cm dan
panjang sisi miring c cm, maka tulislah hubungan antara a, b, dan c.
2. Panjang salah satu sisi siku-siku 7 cm, dan panjang sisi miring 25 cm.
Hitunglah panjang sisi siku-siku yang lain



Kudus, 03 Desember 2006
Observer Guru Matematika




ARY DIJAH WIDJAYANTI, S.Pd. SRI HANDAYANI
NIP. 500111046 NIP. 131253873


Mengetahui,
Kepala SMP 1 Jati Kudus




H. OKY SUDARTO, S.Pd
NIP. 130677441

58
Lampiran 2

KISIKISI SOAL TES SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam Pemecahan
Masalah.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk
menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.
Materi Pokok : Teorema Pythagoras

No Indikator Aspek Bentuk Soal Nomor Soal Butir Soal
1.





2.






3.
Siswa dapat
menyatakan
Teorema
Pythagoras
dan syarat
berlakunya.
Siswa dapat
Menuliskan
Teorema
Pythagoras
untuk sisi-sisi
segitiga siku-
siku.
Siswa dapat
Menghitung
panjang sisi
segitiga siku-
siku, jika dua
sisi yang lain
diketahui
ukurannya.
Pemahaman
Konsep




Penalaran dan
Komunikasi





Pemecahan
Masalah
Essay





Essay






Essay


1





2,3






4,5
Terlampir





Terlampir






Terlampir




59
Lampiran 3

SOAL TES SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/1
Waktu : 40 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jelas dan tepat!
C
1. Perhatikan gambar disamping!
Jika segitiga ABC siku-siku di A maka berlaku





A B

2. Tuliskan persamaan dari teorema Phytagoras dari gambar
disamping!
p
q


r

3. Tuliskan pula persamaan lain yang diturunkan dari jawaban no. 2 diatas!

4. Sebuah tangga yang panjangnya 10 m bersandar pada tembok. Tinggi tembok
yang dicapai tangga adalah 5 m. Hitunglah jarak ujung bawah tangga terhadap
tembok!

5. Sebuah kapal berlayar ke timur 72 km, kemudian ke selatan 21 km. Hitung
jarak kapal dari pemberangkatan!



60
Lampiran 4

KUNCI SOAL TES SIKLUS I


1. BC2
= AC2
+ AB2
.(5)

2. p2
= q2
+ r
2
..(5)


3. q2
= p2
r
2
..(5)

r
2
= p2
q2
..(5)

4. x2
= 102
52
..(1)
= 100 25 ..(1)
10 cm 5 cm = 75 ..(1)
x = 75 = 5 3 ..(1)
Jadi jarak ujung bawah tangga terhadap
tembok = 5 3 ..(1)
x 5

5. 72 cm x2
= 722
+ 212
..(1)
= 5184 + 441 ..(1)
21 km = 5625
x x = 5625 ..(1)
x = 75 ..(1)
Jadi jarak kapal dari pemberangkatan = 75 km
..(1)
5


61
5
4
3
Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA

Indikator :
a. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras.
b. Menuliskan teorema Pythagoras.
c. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu
sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui.


1. Gambar dibawah ini menunjukkan dua segitiga siku-siku yang pada tiap
sisinya digambarkan persegi-persegi yang panjang sisinya sesuai dengan
panjang sisi segitiga yangbersangkutan.

















62
Dari gambar dapat disusun dan disajikan pada tabel berikut ini.

Segitiga siku-
siku nomor
Luas persegi pada
salah satu sisi siku-
siku
Luas persegi pada
sisi siku-siku yang
lain
Luas persegi
pada sisi miring
(i)


(ii)



Berdasarkan data pada tabel di atas, kesimpulan yang diperoleh adalah:









2. a. Perhatikan gambar disamping.
Suatu segitiga siku-siku dengan panjang III
sisi-sisinya a, b dan c dimana a c
sebagai hipotenusa (sisi miring).
Luas persegi I = . . . . . . . . . . II c a a
Luas persegi II = . . . . . . . . . .
Luas persegi III = . . . . . . . . . . b
Menurut kesimpulan di atas (no. 3) maka I b
LIII = LI + LII
= .. + .
= ..
Rumus Pythagoras untuk gambar di atas adalah





b. Pergunakan teorema Pythagoras untuk menyusun persamaan-persamaan
yang merupakan rumus Pythagoras untuk segitiga-segitiga berikut:

c k
a m

b l

(i) (ii)

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


63
3x
Jawab
(i) c
2
= + (ii) k2
=
a
2
= - m2
=
b2
= 12
=

3. Pergunakan teorema Pythagoras untuk menghitung x pada tiap-tiap segitiga
dalam gambar dibawah ini

13



8 x 6 x



15

(i) (ii)



13 5

x x

12 8


(iii) (iv)

Penyelesaian :
(i) x = .
(ii) x = .
(iii) x = .
(iv) x = .


4. Jika luas daerah segitiga pada gambar di samping
adalah 141 cm2
, maka hitunglah panjang sisi
miringnya?
2x ? Penyelesaian : ........................................................
................................................................................
................................................................................
................................................................................

64
8 B
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN LKS
1.
Gambar Luas persegi pada
sisi siku-siku
Luas persegi pada
sisi siku-siku
Luas persegi
pada sisi siku-
siku
(i) 9 16 25
(ii) 36 64 100

Berdasarkan data tabel diatas kesimpulan yang diperoleh adalah luas persegi
pada sisi miring sama dengan jumlah luas persegi pada sisi siku-siku.

2. a. Luas persegi I = c
2

Luas persegi II = b2

Luas persegi III = a
2

LIII = LI + LII
a
2
= b2
+ c
2

Rumus teorema Pythagoras adalah dalam segitiga ABC siku-siku di A
berlaku
a
2
= b2
+ c
2

B (i). c
2
= a
2
+ b2

a
2
= c
2
b2

b2
= c
2
a
2

(ii) k2
= m2
+ l
2

m2
= k2
l
2

l
2
= k2
m2


C
3. (i) x2
= 152
+ 82

x2
= 225 + 64
8 x x2
= 289
x = 289
x = 17
A 15 B

C 13 B
(ii) x2
= 132
+ 62

6 x2
= 169 + 36
x x2
= 205
x = 205
A
C
(iii) x2
= 82
- 52

5 x x2
= 64 + 25
x2
= 39
A x = 39

65


4. C Diketahui : luas segitiga ABC = 147 cm2
.
Ditanya BC
Jawab : luas Segitiga = 1 . AB . AC
2
2x 147 = 1 .3x . 2x
2
147 = 1 .(6x2
)
2
A 3x B 147 = 3x2

x2
= 147/3
x2
= 49
x = 7
BC2
= AB2
+ AC2

= (3.7)
2
+ (2.7)
2

= 212
+ 142

= 441 + 196
= 600
BC = 600
= 10 6





66
Lampiran 7

DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN
KELOMPOK BELAJAR SIKLUS 1

SEGITIGA PERSEGI PERSEGI PANJANG

1. Tri Iswanto 1. Ade Candra 1. M. Ali Fahmi
2. Indra Wahyu D. 2. Slamet Suprihatin 2. Candra Febriyanto
3. Haima 3. Faizatun Nikmah 3. Indrawati Putri
4. Ikha Sulistyowati 4. Nur Hidayah 4. Lilis Ida R.
5. Siti Sufaati 5. Siska 5. Masmirah

LINGKARAN LAYANG-LAYANG BELAH KETUPAT

1. Ahmad Sholikin 1. Adi Arfianto 1. Afif Azhar A.
2. M. Ashfa Febrian 2. M. Anzis Imron 2. Cahyo Wibowo
3. Aidilla P. M. 3. Amalia Agus F. 3. Christine S.
4. Kholifah Nur 4. Ika Ambar W. 4. Fetty Fatimah
5. Zumaroh 5. Setyoningsih 5. Lilis Nur Hidayah

JAJAR GENJANG TRAPESIUM

1. Abdul Wahhab F. 1. Dadik Fahrul N.
2. Agus Tri Wibowo 2. Doddy Ardena
3. Diah Safitri 3. Eka Atik M.
4. Fredina Fransiska 4. Lavenia R. P.
5. Mariati 5. Stiyani








67
Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI UNTUK PESERTA DIDIK
PADA SAAT KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

NO ITEM YANG DIAMATI SKALA NILAI KETERANGAN
1 2 3 4
1 Aktivitas yang diamati :
a. Memperhatikan demonstrasi
guru
b. Mengamati keterangan guru
c. Memperhatikan guru saat
menyelesaikan soal
d. Memperhatikan pendapat /
jawaban teman











v


v


v










v




2 Aktivitas berbicara
a. Bertanya
b. Berargumentasi
c. Menjawab pertanyaan
d. Interupsi
e. Diskusi




v


v
v
v







v







3 Aktivitas ketrampilan
a. Mengamati
b. Mengkaji
c. Memprediksi
d. Melakukan penemuan




v

v
v
v












4 Altivitas emosi dan sikap
a. Menumbuhkan rasa senang
b. Jenuh
c. Berani bertanya
d. Bersemangat
e. Tenang
f. Spontanitas
g. Tidak suka



v


v
v

v


v





v


v











Keterangan :
1 = 1-8 Peserta Didik
2 = 9-16 Peserta Didik
3 = 17-24 Peserta Didik
4 = lebih dari 25 Peserta Didik
Kudus, 03 Desember 2006
Observer



Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
NIP. 500111046

68
Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS I

Nama Guru : Sri Handayani
Sekolah : SMP 1 Jati Kudus
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan
masalah
Kompetensi Dasar : KD. No. 1 dan 2
Waktu : 2 pertemuan (4 x 40 Menit)

NO. ITEM YANG DIAMATI SKALA
PARTISIPASI
KOMENTAR
A B C D
I
1
2
3
4
5
Pendahuluan
TPU
TPK
Apersepsi
Motivasi
Revisi











v



v
v


v
v




II
1
2
3

4

5
6
7

8
Pengembangan
Penguasaan materi
Penggunaan metode
Mengiplementasikan,
penyelesaian materi
Pemberian bimbingan secara
keseluruhan
Adanya aski dan reaksi
Memotivasi siswa
Terampil merespon pertanyaan
siswa
Terampil mengaktifkan siswa


























v
v

v

v
v
v

v

v











III
1
2

3
Penerapan
Alat evaluasi
Kesesuaian alat evaluasi dengan
TPK
Pengamatan terhadap kegiatan
siswa













v






v

v


IV
1
2
Penutup
Rangkuman
Pemberian tugas








v

v


Keterangan :
A = Baik sekali Kudus, 03 Desember 2006
B = Baik Observer
C = Cukup baik
D = Kurang
Lampiran 10 Ary Dijah Widjayanti, S.Pd


69
Lampiran 10

REKAPITULASI OBSERVASI PEMBELAJARAN



Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I

No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
1 2 3 4 5
1

Mengerjakan tugas

5 3
2

Mengungkapkan pendapat

7 1
3

Menganggapi pendapat teman

7 1
4 Menyampaikan hasil diskusi

4 4

Keterangan :
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik


Kudus, 03 Desember 2006
Observer





Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
NIP. 500111046




70
Lampiran 11

DAFTAR NILAI EVALUASI SISWA
KELAS VIII. E SMP 1 JATI KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007


71
Lampiran 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMP : SMP 1 JATI KUDUS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 1 (satu)
STADar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 2. Memecahkan masalah pada bangun datar yang
berkaitan dengan Teorema Pythagoras
Indikator : Menghitung perbandingan sisi segitiga siku-siku
istimewa
Menghitung panjang diagonal pada bangun datar
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 40menit)

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menghitung perbandingan sisi segitiga siku-siku istimewa
2. Menghitung panjang diagonal pada bangun datar

B. Materi Pembelajaran
Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
C. Metode
1. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Type STAD
2. Motode Pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan
Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi


- membahas PR yang dianggap sulit oleh peserta didik
- menyampaikan tujuan pembelajaran
- menginformasikan pentingnya penguasaan teorema
pythagoras untuk bangun datar dan kehidupan sehari-
hari

72

2. Kegiatan Inti a. Guru memberi contoh soal cara menemukan Teorema
Pythagoras.
b. Guru membentuk kelompok yang heterogen dan
mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap
anggota dapat saling bertatap muka, tiap kelompok
terdiri 5 peserta didik.
c. Guru memberikan LKS dan setiap kelompok peserta
didik mengerjakan secara bersama. Jika ada peserta
didik yang tidak dapat mengerjakan, teman satu
kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskannya.
d. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
e. Secara bergantian ketua kelompok melaporkan hasil
kelompoknya, dan hambatan yang dialami selama
mengerjakan LKS.
f. Guru memberikan penjelasan dalam menyelesaikan
kesulitan yang dialami.
g. Berikan penghargaan kepada peserta didik dan
kelompok dengan skor nilai tertinggi.
3. Kegiatan
Penutup
a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta
membuat rangkuman
b. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran
c. Guru memberikan tugas (PR)

Pertemuan kedua

2. Kegiatan Inti a. mengelompokkan peserta didik, tiap kelompok 4-
5 peserta didik
b. dengan diskusi peserta didik diminta,
menghitung panjang diagonal persegi panjang
c. dengan bekerja kelompok, peserta didik
menghitung panjang diagonal belah ketupat
d. peserta didik dimnta mempresentasikan hasil
kerjanya dan kelompok lain diminta
menganggapi
e. peserta didik diberi latihan soal

3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta
membuat rangkuman
b. Guru uru memberi tugas rumah (PR)

E. Sumber Belajar
Buku paket, lembar kerja siswa, penggaris, papan petak

73
F. Penilaian
1. Teknik : Unjuk Kerja, tes, kuis
2. Bentuk Instrumen : pertanyaan lisan dan tertulis
Contoh Instrumen :
1. Suatu segitiga ABC siku-siku di B. Sudut A=300
, panjang sisi AB = 10
cm. Tentukan perbandingan sisi-sisinya.
2. Suatu persegi panjang mempunyai panjang 8 cm dan lebar 6 cm.
Hitunglah panjang diagonalnya !
3. Panjang salah satu diagonal belah ketupat 14 cm. Keliling belah
ketupat 1m. Hitunglah panjang diagonal yang lain.



Kudus, 09 Desember
2006
Observer Guru Matematika





ARY DIJAH WIDJAYANTI, S.Pd. SRI HANDAYANI
NIP. 500111046 NIP. 131253873



Mengetahui,
Kepala SMP 1 Jati Kudus



H. OKY SUDARTO, S.Pd
NIP. 130677441


74
Lampiran 13

KISIKISI SOAL TES SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII.E/1
Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam Pemecahan
Masalah.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk
menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.
Materi Pokok : Teorema Pythagoras


No Indikator Aspek Bentuk Soal Nomor Soal Butir Soal
1.





2.







3.
Siswa dapat
menentukan
perbandingan
sisi-sisi
segitiga siku-
siku istimewa
Siswa dapat
menghitung
panjang sisi-
sisi segitiga
siku-siku jika
salah satu
sudutnya 30o

dan 45 o

Siswa dapat
menghitung
panjang
diagonal pada
bangun datar.
Misal:Persegi
panjang, belah
ketupat, dst.
Pemahaman
Konsep




Penalaran dan
Komunikasi






Pemecahan
Masalah
Essay





Essay







Essay


1





2,3







4,5
Terlampir





Terlampir







Terlampir



75
Lampiran 14
SOAL TES SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII.E/1
Waktu : 40 menit

Kerjakan dengan teliti!

1. C Pada gambar disamping menunjukkan ABC siku-
siku dengan besar < ACB = 30o
, < ABC = 60 o
dan
panjang BC = 2 cm. Tentukan perbandingan antara
panjang sisi miring, sisi dihadapan 30o
dan sisi
sihadapan 60o


A B
2. C Pada ganbar disamping, ABC siku-siku di A
dengan panjang BC = 6 cm dan besar <B = 30o
.
Hitunglah panjang AB.


A B

3. R Diketahui: PQR siku-siku dengan panjang PR =
102 cm dan besar <P = 45o
. Hitunglah panjang QR!





P Q

4. S R Pada persegi panjang PQRS disamping panjang
diagonal QS = 12 cm dan besar < PSQ = 60o
.
Hitunglah panjang PQ!



P Q
P
5. Pada belah ketupat PQRS disamping panjang PQ = 39
cm dan panjang PR 30 cm. Hitunglah QS!

Q R


30 o

60 o

30o

45o


76
R

77
Lampiran 15
KUNCI SOAL TES SIKLUS I

1. AB = 1 x BC (1)
2
= 1 x 2
2
= 1
Jadi panjang AB = 1 satuan (1)
BC2
= AB2
+ AC2
.. (1)
22
= 1 + AC2

AC2
= 4 1
= 3
AC = 3 (1)
Jadi, AC = 3 satuan
Jadi perbandingan BC : AC : AB = 2 : 1 : 3 (1)
5

2. BC : AB = 2 : 3 (1)
6:AB = 2 : 3 (1)
6 x 3 = AB X 2 (1)
63 = 2 AB
AB = 63
2
AB = 33 (1)
Jadi panjang AB = 33 cm (1)
5
3. PR = 2 (1)
QR 1
102 = 2 (1)
QR 1
2 QR = 102 (1)
QR = 102
2
= 10 (1)
Jadi panjang QR = 10 cm (1)
5
4. PQ : QS = 3 : 2 (1)
PQ : 12 = 3 : 2 (1)
PQ x 2 = 12 x 3 (1)
2 PQ = 123
PQ = 123
2
PQ = 63 (1)
Jadi panjang PQ = 63 cm (1)
5

78
5. QO2
= 392
- 152
.. (1)
= 1521 225 (1)
= 1296
QO = 1296
= 36 (1)
QS = 2 x QO (1)
= 2 x 36
= 72 (1)
5



79
Lampiran 16
LEMBAR KERJA SISWA

1. Sebuah kapal berlayar ke arah timur sejauh 90 Km kemudian ke arah selatan
sejauh 120 Km. Hitunglah jarak kapal sekarang dari tempat semula.
Penyelesaian :



E
2. Papan pengumuman digantungkan pada sebuah paku
oleh seutas tali seperti tampak pada gambar ABCD
adalah papan pengumuman berupa persegi panjang D C
dengan panjang AC = 170 cm dan BC = 150 cm. F
Jarak EF = 30 cm. Hitunglah panjang tali minimal
yang dibutuhkan.
Penyelesaian : A B




3. Pada sebuah kegiatan. Beberapa orang pramuka
mendirikan tiang bendera seperti tampak pada
gambar. Tiang bendera tegak lurus terhadap tanah.
ABCD adalah persegi panjang dengan AB = 8 m T
dan BC = 6 m T1 adalah pusat persegi panjang
ABCD. Jika tinggi tiang T T1 = 3,75 m, TA, TB, TC
dan TD adalah tali-tali yang mengikat tiang bendera itu.
Hitunglah panjang tali minimal yang dibutuhkan. D C
Penyelesaian : A T1 B





4. Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran 15 m x 8 m. Sepanjang
diagonalnya dibuat jalan dengan biaya Rp. 5.500,00 per meter. Hitunglah
biaya pembuatan jalan seluruhnya.
Penyelesaian :






80
Lampiran 17
KUNCI JAWAB LKS SIKLUS II

1. Diketahui
A 90 B


120


C

Kapal berlayar dari A ke B kemudian ke C. ditanyakan jarak kapal sekarang
dari tempat semula.
Jawab:
AC2
= AB2
+ BC2

AC = AB2
+ BC2

= 902
+ 1202

= 8100 + 14400
= 22500
= 150
Jadi jarak kapal sekarang dari tempat semula 150 cm

2. Diketahui AC = 170 CM
BC = 150 CM
EF = 30 CM
Ditanya panjang tali CED

Jawab:
CF = CD
CD2
= AC2
+ AD2

CD = 1702
- 1502

= 28900 - 22500
= 6400
= 80
CF = CD
= 80
= 40
CD = CF2
- EF2

= 302
- 402

= 2500
= 50

Jadi ED = 2 EC
= 100 cm
= 1 m

81
3. T T1 = 3,75

T





D C

T1 6

AC B

AC = BC2
+ AB2
TB = TTI
2
+ TIB2

= 82
+ 62
= 3,752
+ 52

= 64 + 36 = 14,0625 + 25
= 100 = 39,0625
= 10 Jadi panjang tali = 4 39,0625

4. Diketahui taman
D C





A B

AB = 15 M
AD = 8 M
Biaya pembuatan jalan = Rp 5500/m
Ditanya biaya untuk membuat jalan di AC

Jawab:
AC2
= AB2
+ BC2

AC = AB2
+ BC2

= 152
+ 82

= 225 + 64
= 289
AC = 17
Biaya = 17 x 5500
= Rp 93500

Jadi biaya untuk membuat jalan disepanjang diagonal taman adalah Rp 93500


82
Lampiran 18
DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN
KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II


SEGITIGA PERSEGI PERSEGI PANJANG

1. Abdul Wahhab F. Adi Arfianto Agus Tri Wibowo
2. Ade Candra Afif Azhar A. Dadik Fahrul N.
3. Aidilla P. M. Diah Safitri Fetty Fatimah
4. Amalia Agus F. Mariati Masmirah
5. Christine S. Indrawati Putri Kholifah Nur


LINGKARAN LAYANG-LAYANG BELAH KETUPAT

1. Cahyo Wibowo M. Ali Fahmi Ahmad Sholikin
2. Indra Wahyu D. Slamet Suprihatin Candra Febriyanto
3. Lilis Nur Hidayah Eka Atik M. Fredina Fransiska
4. Nur Hidayah Faizatun Nikmah Haima Nurun N.
5. Siska Zumaroh Ika Ambar W.


JAJAR GENJANG TRAPESIUM

1. M. Anzis Imron Doddy Ardena
2. Tri Iswanto M. Ashfa Febrian
3. Ikha Sulistiyowati Lilis Ida Rohmawati
4. Lavenia Rahma Pratiwi Siti Safaati
5. Setyoningsih Stiyani

83
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI UNTUK PESERTA DIDIK
PADA SAAT KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

NO ITEM YANG DIAMATI SKALA NILAI KETERANGAN
1 2 3 4
1 Aktivitas yang diamati :
a. Memperhatikan demonstrasi
guru
b. Mengamati keterangan guru
c. Memperhatikan guru saat
menyelesaikan soal
d. Memperhatikan pendapat /
jawaban teman



















v





v


v

v


2 Aktivitas berbicara
a. Bertanya
b. Berargumentasi
c. Menjawab pertanyaan
d. Interupsi
e. Diskusi










v


v
v






v

v

3 Aktivitas ketrampilan
a. Mengamati
b. Mengkaji
c. Memprediksi
d. Melakukan penemuan












v
v
v

v




4 Altivitas emosi dan sikap
a. Menumbuhkan rasa senang
b. Jenuh
c. Berani bertanya
d. Bersemangat
e. Tenang
f. Spontanitas
g. Tidak suka


v



v
v









v

v








v
v




Keterangan :
1 = 1-8 Peserta Didik
2 = 9-16 Peserta Didik
3 = 17-24 Peserta Didik
4 = lebih dari 25 Peserta Didik
Kudus, 09 Desember 2006
Observer



Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
NIP. 500111046

84
Lampiran 20
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS II

Nama Guru : Sri Handayani
Sekolah : SMP 1 Jati Kudus
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan
masalah
Kompetensi Dasar : KD. No. 1 dan 2
Waktu : 2 pertemuan (4 x 40 Menit)

NO. ITEM YANG DIAMATI SKALA
PARTISIPASI
KOMENTAR
A B C D
I
1
2
3
4
5
Pendahuluan
TPU
TPK
Apersepsi
Motivasi
Revisi
















v
v

v
v
v



II
1
2
3

4

5
6
7

8
Pengembangan
Penguasaan materi
Penggunaan metode
Mengiplementasikan,
penyelesaian materi
Pemberian bimbingan secara
keseluruhan
Adanya aski dan reaksi
Memotivasi siswa
Terampil merespon pertanyaan
siswa
Terampil mengaktifkan siswa































v
v




v
v
v

v



v

v

III
1
2

3
Penerapan
Alat evaluasi
Kesesuaian alat evaluasi dengan
TPK
Pengamatan terhadap kegiatan
siswa



















v
v

v


IV
1
2
Penutup
Rangkuman
Pemberian tugas










v
v

Keterangan :
A = Baik sekali Kudus, 09 Desember 2006
B = Baik Observer
C = Cukup baik
D = Kurang Ary Dijah Widjayanti, S.Pd

85
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN UNTUK PESERTA DIDIK SIKLUS II
Aktifitas Peserta Didik dalam Kegiatan Diskusi

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1

Mengerjakan tugas

v v v v
2

Mengungkapkan pendapat

v v v v
3

Menganggapi pendapat teman

v v v v
4 Menyampaikan hasil diskusi v v v v
Jumlah 4 1 3 1 3 1 3
Keterangan :
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
Kudus, 14 Desember 2006
Observer


Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
NIP. 50011046

86
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN UNTUK PESERTA DIDIK SIKLUS II
Aktifitas Peserta Didik dalam Kegiatan Diskusi

Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8
No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1

Mengerjakan tugas

v v v v
2

Mengungkapkan pendapat

v v v v
3

Menganggapi pendapat teman

v v v v
4 Menyampaikan hasil diskusi v v v v
Jumlah 2 2 3 1 1 3 2 2
Keterangan :
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik

Kudus, 2 Januari 2007
Observer


Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
NIP. 50011046


87
Lampiran 23

REKAPITULASI OBSERVASI PEMBELAJARAN


Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II

No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan
1 2 3 4 5
1

Mengerjakan tugas

4 4
2

Mengungkapkan pendapat

3 5
3

Menganggapi pendapat teman

3 5
4 Menyampaikan hasil diskusi

1 7

Keterangan :
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik


Kudus, 14 Desember 2006
Observer





Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
NIP. 500111046






88
Lampiran 24
DATA PENELITIAN SIKLUS I
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PHITAGORAS
SISWA KELAS VIII SMP 1 JATI KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2006/2008





89
Lampiran 25
DATA PENELITIAN SIKLUS II
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PHITAGORAS
SISWA KELAS VIII SMP 1 JATI KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2006/2008








90
Lampiran 26

DATA AWAL SISWA YANG NILAINYA KURANG 65




91


Gambar selama kegiatan belajar mengajar
Pada Kelas VIII F SMP 1 JATI Kudus



Guru sedang membuka pelajaran




Guru sedang mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar




92





Peserta didik asyik berdiskusi dalam kegiatan belajar mengajar




Guru sebagai peneliti sedang memberi bimbingan kepada
beberapa peserta didik.






93







Masing masing ketua kelompok sedang mempresentasikan
hasil pekerjaannya



94

Anda mungkin juga menyukai