KELAS VIII.E SEMESTER 1 SMP 1 JATI KUDUS DALAM POKOK
BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD TAHUN PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Nama : Sri Handayani NIM : 4101906146 Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 PENGESAHAN SKRIPSI MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII.E SEMESTER 1 SMP 1 JATI KUDUS DALAM POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pada : Hari : Senin Tanggal : 13 Agustus 2007 Panitia Ujian Ketua, Sekretaris, Drs. Kasmadi Imam Supardi, M.S Drs. Supriyono, M.Si NIP. 130781011 NIP. 130815345 Pembimbin Utama, Ketua Penguji, Drs. Kartono, M.Si Dra. Nurkaromah Dwidayati, MSi NIP. 130815346 NIP. 131876228 Pembimbing Pendamping, Anggota Penguji, Drs Zaenuri M, SE,MSi, Akt Drs. Kartono, M.Si NIP. 131785185 NIP. 130815346 Anggota Penguji, Drs. Zaenuri M, SE, MSi, Akt NIP. 131785185 Iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, 13 Agustus 2007
SRI HANDAYANI NIM. 4101906146
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajad. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan . (Surat Almujadallah : 11)
Skripsi ini kupersembahkan:
1. Suamiku yang tersayang 2. Kedua anakku tercinta 3. Almamater
ABSTRAK
Salah satu model pembelajaran matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras menggunakan model Cooperative Learning Type STAD, karena peserta didik melakukan kerjasama dalam pembelajaran yang berprinsip Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga dalam belajar dapat menemukan sesuatu sendiri, bertanya dengtan temannya, melakukan sesuatu sesuai dengan konstruksi, melakukan masyarakat belajar, melakukan pengumpulan data, merefleksikan kemampuannya, dan melakukan pemodelan. Permasalahan penelitian: Apakah melalui implementasi model Cooperative Learning type STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIll.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan hasil belajar pokok bahasan Teorema Pythagoras melalui implementasi model Cooperative Learning type STAD pada peserta didik kelas VIII.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian di SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007 kelas VIII. berjumlah 40 peserta didik, seorang guru matematika, dan seorang observer. Penelitian dilakukan 2 siklus, tiap siklus tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengematan, dan tahap refleksi. Sumber data penelitian adalah hasil pengamatan oleh rekan sejawat yang membantu sebagai observer, dan hasil tes tertulis peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007. Teknik pengumpulan data metode observasi, metode tes, dan metode angket. Simpulan hasil penelitian: 1) Upaya yang dilakukan oleh guru matematika dalam meningkatkan hasil belajar pokok bahasan teorema pythagoras melalui implementasi model Cooperative Learning type Stad pada peserta didik kelas VIII semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007, dinyatakan ada peningkatan hal ini dengan data yang menunjukkan bahwa nilai hasil belajar matematika siklus I aspek pemahaman konsep dari mean 63,325 sebanyak 25 peserta didik pada siklus II menjadi mean 72,375 sebanyak 35 peserta didik. Hasil pada siklus I aspek penalaran dan komunikasi 64,275 sebanyak 26 peserta didik, pada siklus II menjadi mean 75,55 sebanyak 35 peserta didik, dan hasil pada siklus I aspek pemecahan masalah mean 65,3 sebanyak 28 peserta didik pada siklus II menjadi mean 75,525 sebanyak 35 peserta didik. 2) Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan teorema pythagoras melalui implementasi model pembelajaran Cooperative Learning type Stad yaitu di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP 1 Jati Kudus pada tahun pelajaran 2007 Saran: 1) Model pembelajaran Cooperative Learning Type Stad perlu terus dilaksanakan oleh guru matematika di SMP 1 Jati Kudus, karena model pembelajaran ini menjadikan peserta didik merasa senang dan terlatih bekerja sama, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2) Guru dalam pembelajaran matematika, hendaknya lebih kreatif menggunakan model pembelajaran dan inovatif menggunakan alat peraga, sehingga akan memotivasi siswa di dalam kelas.
KATA PENGANTAR
Seraya mengucapkan rasa puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP 1 Jati Kudus dalam Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Type STAD dengan baik dan tidak menemuai hambatan yang berarti. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas karena dorongan semangat dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu tepat kiranya jika dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan melakukan penyusunan skripsi ini 2. Drs. Kasmadi Imam Supardi, M.S. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Supriyono, M.Si. Ketua Jurusan Matematika yang telah memberi kesempatan dan pengarahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini. 4. Drs. Kartono, M.Si. Dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini 5. Drs. Zaenuri M, SE,MSi, Akt Dosen Pembimbing Pendamping yang dengan sabar dan penuh perhatian dalam memeriksa, serta memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna hingga selesainya penulisan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah dan para guru SMP 1 Jati Kudus sebagai tempat penelitian dan telah memberi informasi data dalam skripsi ini. 7. Para dosen lainnya tidak sempat disebut satu-persatu yang telah membekali pengetahuan dalam penulisan skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini akan mendapatkan imbalan yang layak dari Allah SWT. Akhirnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memenuhi harapan semua pihak serta berguna bagi dunia pendidikan.
Semarang, Agustus 2007
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................. i PENGESAHAN.......................................................................................................... ii PERNYATAAN......................................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv ABSTRAK.................................................................................................................. v KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6 E. Penegasan Istilah.................................................................................... 7 F. Sistematika Skripsi ................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori ..................................................................................... 11 1. Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras . 11 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika............. 19 3. Model Cooperative Learning ..................................................... 25 4. Kerangka Pikir.................................................................................. 35 B. Hipotesis Tindakan............................................................................... 36 BAB III Metode Penelitian A. Lokasi Penelitian................................................................................. 38 B. Subyek yang Diteliti............................................................................ 38 C. Prosedur Kerja dalam Penelitian......................................................... 38 D. Alat Pengumpul Data .......................................................................... 41 E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 41 F. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 43 B. Pembahasan......................................................................................... 46 BAB V PENUTUP A. Simpulan.............................................................................................. 53 B. Saran ................................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 54 LAMPIRAN ............................................................................................................. 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Nilai Penghargaan Kelompok ...................................................... 33 Tabel 2. Kriteria Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD............................. 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 43 Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Siklus II ......................................................... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 43 Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Siklus II ......................................................... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian SIklus 1................................................................... 55 Lampiran 2. Data Penelitian SIklus 2................................................................... 56 Lampiran 3. Daftar Nilai Evaluasi Belajar Siswa................................................. 57 Lampiran 4. Data Awal ........................................................................................ 58 Lampiran 5. Lembar Observasi untuk Siswa Siklus 1.......................................... 59 Lampiran 6. Lembar Observasi untuk Siswa Siklus 2.......................................... 60 Lampiran 7. Lembar Observasi untuk Guru Siklus 1 ........................................... 61 Lampiran 8. Lembar Observasi untuk Guru Siklus 2 ........................................... 62
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi menjadikan mata pelajaran matematika sangat penting sekali. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (matematika) pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri (Depdikbud, 2006:12). Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam 2dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran atematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Depdikbud (2006:14) menjelaskan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahamimasalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs meliputi aspek-aspek bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, serta statistika dan peluang. Standar kompetensi mata pelajaran matematika pokok bahasan geometri dan pengukuran menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah, sedangkan kompetensi dasar untuk kelas VIII yaitu menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku, dan memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras Pembelajaran di sekolah untuk keperluan penyampaian obyek-obyek matematika yang abstrak kepada peserta didik, diperlukan suatu sistem penyampaian obyek matematika. Oleh karena itu dalam pengajaran matematika dapat dilakukan berbagai upaya untuk merancang, memilih, dan melakukan berbagai pendekatan atau metode mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Komunikasi matematika perlu menjadi fokus perhatian yang utama dalam pembelajaran matematika, sebab melalui komunikasi peserta didik dapat mengkoordinasi dan mengkonsolidasi berpikir matematisnya (NCTM, 2000a). Karena metematika mempunyai potensi yang sangat baik dalam memacu terjadinya pengembangan ilmu maupun dalam
4 mempersiapkan warga masyarakat yang mampu mengantisipasi perkembangan zaman Berbagai usaha untuk mengadakan perbaikan pengajaran matematika telah banyak dilakukan namun hasil belajar matematika yang dicapai peserta didik masih rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam pembelajaran matematika memerlukan kondisi terpenuhinya buku teks dan laboratorium yang signifIkan, relevan, dan mutakhir; serta guru sebagai model inkuiri yang kreatif, produktif, dan inovatif. Realita menunjukkan bahwa setiap evaluasi belajar pada pokok bahasan Teorema Pythagoras selalu saja ada peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah 5 sekisar 30% dari keseluruhan peserta didik, data informasi ini diperoleh penulis dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007, oleh karena itu perlu adanya variasi dalam model pembelajaran di kelas. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi peserta didik merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru (Kosasih, 1992:83). Upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika telah banyak dilakukan seperti adanya sosialisasi kurikulum, pengadaan buku paket, menerapkan strategi dari model pembelajaran, pemberian motivasi, penambahan jam pelajaran dan sebagainya. Salah satu model pembelajaran matematika dengan pokok bahasan Teorema Pythagoras yaitu menggunakan model Cooperative Learning Type
5 Student Team Achievement Divisions (STAD), hal ini dipandang tepat karena peserta didik dapat melakukan kerjasama dalam pembelajaran yang berprinsip Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga peserta didik dalam belajar dapat menemukan sesuatu sendiri (inquiry), bertanya dengtan temannya (questioning), melakukan sesuatu sesuai dengan konstruksi (constructivism), melakukan masyarakat belajar (learning community), melakukan pengumpulan data (authentic assessment), merefleksikan kemampuannya (reflection), dan melakukan pemodelan (modelling). Pada model Cooperative Learning guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara sumber dalam pembelajaran, melainkan berperan sebagai mediator, stabilisator dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi peserta didik untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang diajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar akan semakin meningkat. Di dalam Cooperative Learning, suasana pembelajaran berlangsung secara terbuka dan demokratis antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik sehingga lebih memungkinkan pengembangan nilai, sikap, moral dan keterampilan peserta didik. Disamping itu, iklim belajar mengajar yang berkembang akan merangsang dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar terutama bagi peserta didik di sekolah dasar. Upaya guru dalam membentuk kelompok merupakan bentuk kegiatan yang dianggap tepat untuk membantu meningkatkan aktivitas belajar peserta
6 didik. Dengan aktivitas peserta didik dalam Cooperative Learning diharapkan peserta didik mampu dan menyadari bahwa dirinya mempunyai potensi yang bisa dikembangkan melalui Cooperative Learning. Karena melalui aktivitas belajar tersebut peserta didik dituntut untuk berperan aktif dan disiplin yang tinggi, dan dalam aktivitas Cooperative Learning diharapkan dapat tercipta situasi dan kondisi belajar yang dinamis untuk mendorong peserta didik berprestasi. Sehingga di dalam aktivitas Cooperative Learning peserta didik akan menemukan bentuk-bentuk atau teori-teori belajar baru yang dianggap cocok dan pas untuk dikembangkan sesuai dengan potensinya sendiri. Berpijak pada paparan di atas, maka diharapkan dengan menggunakan model Cooperative Learning Type STAD dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007 dapat meningkat secara signifikan. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dikemukakan sebagai berikut: Apakah dapat ditingkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras peserta didik kelas VIll.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007 melalui implementasi model Cooperative Learning Type STAD ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pokok bahasan Teorema Pythagoras peserta didik kelas VIll.E semester I
7 SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007 melalui implementasi model Cooperative Learning Type STAD. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti khususnya dalam pembelajaran matematika pada jenjang SMP. 1. Bagi peserta didik Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman di kelas dalam mengabstraksi Teorema Pythagoras dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi guru a. Dapat menambah pengetahuan mengenai strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. Sehingga permasalahan yang dihadapi baik oleh peserta didik maupun guru dalam pembelajaran dapat diminimalkan. b. Membentuk guru yang professional 3. Bagi sekolah Memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini berlaku
E. Penegasan Istilah Beberapa istilah yang termuat di dalam judul skripsi ini perlu didifinisikan atau ditegaskan pengertiannya, agar tidak terjadi salah tafsir dalam membaca skripsi ini. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah: 1. Model Cooperative Learning Type STAD
8 Model Cooperative Learning Type Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran pada peserta didik dengan cara melakukan kerjasama dalam pembelajaran yang berprinsip Contextual Teaching and Learning (CTL), sehingga peserta didik dalam belajar dapat menemukan sesuatu sendiri (inquiry), bertanya dengtan temannya (questioning), melakukan sesuatu sesuai dengan konstruksi (constructivism), melakukan masyarakat belajar (learning community), melakukan pengumpulan data (authentic assessment), merefleksikan kemampuannya (reflection), dan melakukan pemodelan (modelling). 2. Teorema Pythagoras Teorema Pythagoras suatu materi pelajaran matematika yang diberikan pada peserta didik kelas VIII yang mencakup penentuan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku, dan memecahkan masalah pada bangun datar 3. Peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus Beberapa orang yang menjadi peserta didik pada lembaga pendidikan terbaik yang berstandar Nasional bertempat di Sekolah Menengah Pertama 1 Kecamatan Jati Kabupaten Kudus 4. Semester 1 tahun pelajaran 2006/2007 Masa 6 bulan pertama pada satu tahun, selama tahun pelajaran yang dimulai bulan Juli 2006 sampai bulan Juni tahun 2007. Jadi yang dimaksud dalam judul skripsi adalah Suatu penelitian ilmiah yang memaparkan secara sistematis tentang usaha guru mata pelajaran matematika dalam memberikan materi dengan pokok bahasan Teorema
9 Pythagoras dengan mengimplementasikan model Cooperative Learning type STAD pada peserta didik kelas VIII.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007
F. Sistematika Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bagian, hal ini dilakukan agar mudah memahami dalam membaca skripsi ini, adapun sistematika skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagian awal Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, abstraksi, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar bagan, dan daftar lampiran. 2. Bagian isi Pada bagian ini yang merupakan bagian pokok skripsi terdiri dari lima bab sebagai berikut: Bab I yaitu pendahuluan mengupas tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi. Bab II yaitu landasan teori penelitian yang mengupas tentang teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. Bab III yaitu memaparkan tentang model penelitian berisi tentang lokasi penelitian, subjek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang
10 direncanakan dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengematan, dan tahap refleksi, alat pengumpul data, sumber data dan teknik pengumpul data, serta indikator keberhasilan. 3. Bagian akhir Pada bagian ini yang merupakan bagian pendukung penulisan skripsi terdiri dari daftar pustaka, dan lampiran-lampiran
1 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Johnson (1976: 224) menjelaskan matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Lerner (1988: 430) menjelaskan bahwa matematika sebagai suatu simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia untuk memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kerami (2002: 158) menjelaskan bahwa matematika adalah kajian logis mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan. Paling (1982: 1) menjelaskan ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan selanjutnya. Matematika merupakan suatu cahaya untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya, manusia akan menggunakan a) informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi: b) pengetahuan tentang bilangan, bentuk dan ukuran: c)
2 kemampuan untuk menghitung: dan d) kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungkan. Secara kontemporer pandangan tentang pengertian matematika lebih ditekankan pada modelnya dari pada pokok persoalan matematika itu sendiri. Matematika yang dimaksudkan adalah hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia dalam memecahkan kehidupan sehari-hari. Matematika sering kali dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri, walaupun demikiantidak dapat dibuat pembagian yang jelas, karena cabang-cabang itu telah bercampur-baur. Pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan mengabstrakkannya analisis melibatkan kekontinuan dan limit, sedangkan geometri membahas bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan. Sains didasarkan atas postulat yang dapat menurunkan kesimpulan yang diperlukan dari asumsi tertentu. Matematika sebagai model mencari kebenaran berbeda dengan ilmu pengetahuan alam yang lain. Kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif. Suatu generalisasi, sifat, teori, atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif. Kegiatan pembelajaran matematika pada dasarnya mempunyai 2 tujuan yaitu tujuan umum pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar adalah 1) mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif; 2) mempersiapkan peserta didik agar dapat
3 menggunakan matematika dan pola pikir matematika dan kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Jadi tujuan umum ini terutama menekankan pada penataan nalar peserta didik untuk menerapkan matematika. Tujuan khusus pembelajaran matematika adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; menumbuhkan kemampuan peserta didik, dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika; mengembangkan keputusan dapat matematika bagi bekal belajar lebih lanjut dan membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin Kerami (2002: 291) menjelaskan bahwa Teorema Pythagoras adalah segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah dua sisi yang lain. Yuniarto (2005: 107) menjelaskan bahwa Pythagoras (+ 582 5000 SM) adalah seorang ahli matematika berkebangsaan Yunani, Sepanjang hidupnya Pythagoras memakai waktunya untuk mengerjakan matematika. Pythagoras yakin bahwa matematika menyimpan semua rahasia alam semesta, ini dibuktikan dengan teori Panta Arithimos yang berarti semua adalah bilangan. Pada pembelajaran Teorema Pythagoras di kelas VIII dengan indicator peserta didik mampu menjelaskan dan menemukan dalil Pythagoras dan syarat berlakunya, peserta didik mampu menulis dalil Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga, dan peserta didik mampu menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika sisi lain diketahui. Materi Teorema Pythagoras yang diberikan pada peserta didik
4 tentang kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan serta luas persegi, persegi panjang dan segitiga.
a. Kuadrat dan akar kuadrat suatu bilangan Kuadrat suatu bilangan adalah hasil kali suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri. Sedangkan akar kuadrat suatu bilangan positif adalah kebalikan dari kuadrat suatu bilangan. a 2 = a x a
2 = a dengan a 0
Contoh:
a. 82 = 8 x 8 = 64
b. 36 = 6 2 = 6
b. Luas persegi dan luas segitiga siku-siku
D C
A B
Gambar 2. Persegi ABCD
Gambar 2 memperlihatkan sebuah persegi. Pada persegi ini panjang AB = BC = CD = AD
5 Luas persegi ABCD = sisi x sisi
= AB x BC
Jika AB = a, maka luas ABCD = a x a = a 2
C
A B
Gambar 3. Segitiga ABC
Gambar 3 memperlihatkan sebuah segitiga ABC siku-siku di B.
Luas ABC = x AB x BC
Contoh materi luas persegi dan luas segitiga siku-siku.
Contoh 1.
S D R
A C
P B Q
Gambar 4. Persegi ABCD
6
Hitunglah luas persegi ABCD di atas! Penyelesaian: Luas PQRS = 12 x 12 = 144 Luas APB = x 6 x 6 = 18 Luas BQC = x 6 x 6 = 18 Luas CRD = x 6 x 6 = 18 Luas ASD = x 6 x 6 = 18 Luas ABCD = Luas PQRS (Luas APB + Luas BQC + luas CRD + Luas ASD) = 144 ( 18 + 18 + 18 + 18 ) = 144 72 = 72 Jadi luas ABCD adalah 72 satuan luas Contoh 2. Hitunglah luas daerah persegi yang panjang sisinya = 6 cm! Penyelesaian: Diketahui: Persegi dengan panjang sisi 6 cm Ditanya: Luas daerah persegi Jawab: Luas persegi = sisi x sisi = 6 x 6 = 36
7 Jadi luas daerah persegi tersebut adalah 36 cm2 . Contoh 3. Hitunglah luas daerah ABC siku-siku di A, jika diketahui panjang AB = 10 cm dan AC = 8 cm! Penyelesaian. Diketahui: ABC siku-siku di A, AB = 10cm, AC = 8cm Ditanya: Luas daerah ABC Jawab: Luas = x alas x tinggi = x 10 x 8 = 40 Jadi luas daerah ABC tersebut 40 cm2
c. Penerapan Teorema Pythagoras Contoh materi penerapan teorema Pythagoras dalam bangun datar. Sebuah persegi panjang ABCD memiliki sisi DC = 7,5 cm dan BC = 10 cm. Hitunglah panjang diagonal AC! Penyelesaian Diketahui: Sebuah persegi panjang ABCD dengan panjang DC = 7,5 cm dan panjang BC = 10 cm. Ditanya: panjang diagonal AC Jawab: A D
B 10 Cm C
8 Gambar 8. Persegi panjang ABCD AB = DC = 7,5 cm AC2 = AB2 + BC2
= (7,5) 2 + 102
= 56,25 + 100 = 156,25 AC = + 156,25 AC = 12,5 (diterima) atau AC = - 12,5 (ditolak) Jadi, panjang diagonal AC adalah 12,5 cm. Contoh 2. Panjang sisi sebuah segitiga sama sisi adalah 12 cm. Tentukan luas segitiga tersebut! Penyelesaian: Diketahui: ABC segitiga sama sisi. AB = AC = BC = 12 cm. Ditanya: Luas segitiga ABC Jawab: A
B D C Gambar 9. Segitiga ABC Perhatikan gambar 9. AD merupakan garis tinggi segitiga dan juga merupakan sumbu simetri dari garis BC.
9 Jadi, BD = CD = BC = (12) = 6 cm. Perhatikan ABD. Menurut teorema Pythagoras: AB2 = AD2 + BD2
AD2 = AB2 BD2
= 122 - 62 = 108 AD = + 108 = + 36x3 AD = 6 3 (diterima) atau AD = - 6 3 (ditolak) Luas ABC = x BC x AD = x 12 x 6 3 = 36 3 Jadi luas ABC adalah 36 3 cm2
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika Wasty Soemanto (1998: 113) menjelaskan bahwa hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor yang digolongkan menjadi tiga macam, yaitu faktor stimuli belajar, faktor metode belajar, dan faktor individual. a. Faktor stimuli belajar Stimuli belajar yaitu segala hal di luar peserta didik yang merangsang peserta didik untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli mencakup material, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang diterima atau dipelajari oleh peserta didik. Hal-hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar.
10 Panjang/ banyaknya bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan oleh peserta didik untuk mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan peserta didik dalam belajar. Kesulitan belajar peserta didik itu tidak semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan serta kejemuan peserta didik dalam menghadapi atau mengerjakan bahan yang banyak itu. Panjangnya waktu belajar dapat menimbulkan interferensi atas bagian materi dipelajari. Interferensi adalah sebagai gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran reproduksi antara kesan lama dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari. Kesulitan bahan pelajaran. Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan peserta didik. Makin sulit sesuatu bahan pelajaran, makin lambatlah peserta didik mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran, makin cepatlah peserta didik dalam mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang lebih intensif, dan bahan yang sederhana mengurangi intensitas belajar peserta didik. Belajar perlu modal pengalaman yang diperoleh di waktu sebelumnya. Modal pengalaman dapat berupa penguasaan bahasa, pengetahuan, dan prinsip yang menentukan keberartian
11 Bahan yang berarti adalah bahan yang dikenali, memungkinkan peserta didik belajar karena peserta didik dapat mengenalnya. Bahan yang tanpa arti sukar dikenal, akibatnya tak ada pengertian peserta didik terhadap bahan itu. Berat atau ringannya suatu tugas berhubungan dengan tingkat kemampuan peserta didik. Tugas yang sama, kesukarannya berbeda bagi peserta didik, disebabkan kapasitas intelektual serta pengalaman peserta didik tidak sama. Tugas berhubungan dengan usia peserta didik. Berarti, kematangan peserta didik menjadi indikator atas berat atau ringannya tugas bagi peserta didik yang bersangkutan. Suasana lingkungan eksternal seperti : cuaca (suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang, malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan), penerangan ( berlampu, bersinar matahari, gelap, remang), dan sebagainya. Faktor suasana lingkungan eksternal mempengaruhi sikap dan reaksi peserta didik dalam aktivitas belajarnya, sebab peserta didik yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya. b. Faktor model belajar Model belajar yang digunakan guru mempengaruhi model balajar yang dipakai oleh peserta didik. Karena model yang dipakai guru menimbulkan perbedaaan yang berarti bagi proses belajar. Kegiatan berlatih atau praktek dapat diberikan dalam dosis besar / dosis kecil. Berlatih dapat diberikan secara maraton (nonstop) atau
12 secara terdistribusi dengan selingan waktu istirahat. Latihan secara maraton dapat melelahkan dan membosankan, sedang latihan terdistribusi menjamin terpeliharanya stamina dan kegairahan belajar. Kegiatan berlatih maraton baru dimungkinkan, apabila tugas mudah dikenal, mudah dilakukan, material pernah dipelajari sebelumnya, kegiatan memerlukan pemanasan terus-menerus. Kegiatan bersifat abstrak misalnya menghafal / mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning itu untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan yang pernah dipelajari, tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan. Overlearning yang terlalu lama menjadi kurang efektif bagi kegiatan praktek. Apabila overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku bagi kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca / untuk menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah diadakan kegiatan membaca / penyajian materi, kemudian peserta didik berusaha untuk menghafalnya tanpa melihat bacaannya. Jika peserta didik telah menguasai suatu bagian, dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya. Resitasi lebih cocok diterapkan pada belajar membaca atau belajar hafalan. Pengenalan tentang hasil belajar, dalam proses belajar, peserta didik sering mengabaikan perkembangan hasil belajarnya. Pengenalan peserta didik terhadap hasil / kemajuan belajarnya itu penting, karena
13 dengan mengetahui hasil yang dicapai, peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan daripada belajar mulai dari bagian-bagian. Karena dengan mulai dari keseluruhan, peserta didik menemukan set yang tepat untuk belajar. Kelemahan metode keseluruhan membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung. Modalitas indra yang dipakai peserta didik dalam belajar tidak sama. Peserta didik ada yang berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral, yaitu peserta didik dengan membaca / mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau mendengarkan bacaan / ucapan orang lain. Ada belajar dengan menekankan impresi visual, dalam belajarnya peserta didik harus lebih banyak menggunakan fungsi indra penglihatan. Ada pula belajar yang menekankan diri pada impresi kinestetik yaitu belajar dengan menggunakan fungsi motorik. Dan ada pula yang belajar menggunakan kombinasi impresi indra. Arah perhatian peserta didik penting bagi belajarnya. Belajar tanpa arah tujuan / set kurang efektif. Bimbingan dalam belajar. Bimbingan yang banyak diberikan guru cenderung membuat peserta didik menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas yang diperlukan oleh peserta didik. Hal penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada peserta didik, sehingga yang peserta didik dapat melaksanakan tugas yang dibebankan dengan sedikit bantuan dari pihak lain. Insentif adalah objek / situasi eksternal yang dapat memenuhi motif peserta didik. Insentif bukan tujuan, melainkan alat mencapai tujuan.
14 c. Faktor Individual Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar peserta didik adapun faktor individual . Kematangan terjadi akibat perubahan kuantitatif di dalam struktur jasmani yang dibarengi dengan perubahan kualitatif terhadap strukturnya. Kematangan memberikan kondisi fungsi fisiologis termasuk sistem saraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Berkembangnya fungsi otak dan sistem saraf, akan menumbuhkan kapasitas mental peserta didik dan mempengaruhi hasil belajarnya. Semakin tua usia semakin meningkat kematangan fungsi fisiologisnya. Peserta didik yang lebih tua adalah lebih kuat, lebih sabar, lebih sanggup melaksanakan tugas yang lebih berat, lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu yang lebih lama, lebih memiliki koordinasi gerak kebiasaan kerja dan ingatan yang lebih baik dari pada peserta didik yang lebih muda. Fakta menunjukan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal inteligensi. Barangkali yang dapat membedakan antara pria dan wanita adalah peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan, hal ini merupakan akibat dari pengaruh kultural. Pengalaman yang diperoleh peserta didik mempengaruhi hasil belajar, terutama pada tranfer belajarnya. Hal ini terbukti, bahwa peserta didik yang berasal dari kelas ekonomi sosialnya menengah dan tinggi mempunyai keuntungan dalam belajar verbal di sekolah sebagai hasil dari pengalaman sebelumnya. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai keterampilan/ kecakapan. Kapasitas
15 peserta didik dapat diukur dengan tes inteligensi dan tes bakat. Akibat dari hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental peserta didik yang berupa inteligensi. Karena latar belakang hereditas dan lingkungan peserta didik berbeda, maka inteligensi peserta didik pun bervariasi. Inteligensi peserta didik ikut menentukan prestasi belajarnya. Peserta didik belajar membutuhkan kondisi yang sehat. Peserta didik yang badannya sakit akibat penyakit tertentu serta kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Cacat fisik juga mengganggu hal belajar. Kondisi kesehatan rohani. Gangguan seperti cacat mental pada peserta didik sangat mengganggu hasil belajarnya. Bagaimana peserta didik dapat belajar dengan baik apabila peserta didik sakit ingatan, sedih, frustasi, atau putus asa . Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi hasil belajar. Motivasi penting dalam proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan peserta didik.
3. Model Cooperative Learning
Cooperative Learning (belajar kelompok) menurut Dahar (1996:123) berkembang pesat di Amerika Serikat dan dipakai mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, karena Cooperative Learning dapat membangkitkan peserta didik untuk aktif belajar berkerja sama. Pada dasarnya ada beberapa pendapat tentang Cooperative Learning.
16 Widarwati (2001:16) menjelaskan Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda dengan anggota 8-15 peserta didik. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling berkerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru saling membantu teman dalam mencapai ketuntasan. Berpijak pada pendapat tersebut di atas, Cooperative Learning dapat disimpulkan sebagai strategi pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil dengan anggota yang mempunyai kemampuan berbeda/bertingkat untuk mendorong aktif belajar dan berkerjasama dalam mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang terbaik. Beberapa model Cooperative Learning telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli di antaranya adalah STAD ( Student Team Achievement Division) dan Jigsaw. Inti dari STAD ini adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para peserta didik bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, setelah selesai mereka menyerahkkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru, sedangkan di dalam Jigsaw setiap anggota kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Para peserta didik bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang
17 mempelajari topik sama untuk saling bertukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula untuk menyampaikan apa yang didapatkannya kepada teman-teman di kelompoknya. Para peserta didik kemudian diberi kuis/tes secara individu oleh guru. Skor hasil kuis atau tes tersebut disamping untuk menentukan skor individu juga digunakan untuk menentukan skor kelompoknya. Widarwati (2001:35) menjelaskan prosedur Cooperative Learning ada 6 langkah, yaitu : a) Peserta didik jelas tujuan akhirnya. b) Persiapan sebelum belajar kelompok. c) Pertemuan peserta didik dengan meluluskan hasil pendapatnya. d) Kelompok belajar bekerjasama untuk menuntaskan materi. e) Ulangan atau tes individu. f) Pengakuan tim umum dan hadiah. Lebih lanjut Widarwati (2001:9). menjelaskan bahwa Cooperative Learning memiliki lima elemen dasar, sebagai berikut : a. Saling-ketergantungan positif. Hubungan yang saling membutuhkan, peserta didik harus bisa menerima dan mempercayai bahwa mereka memiliki saling ketergantungan dengan anggota lainnya dalam satu kelompok belajar yang sama. b. Saling interaksi tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran dari beberapa anggota akan lebih kaya daripada hasil pemikiran satu orang saja. c. Setiap individu bertanggung jawab untuk menguasai bahan- bahan yang ditugasi untuknya dalam memaksimalkan kerja yang dapat diraih. d. Mempunyai keterampilan bekerjasama. Murid-murid harus diberi tahu bahwa kemampuan sosial sangat diperlukan untuk dapat bekerjasama, agar semua anggota kelompok dapat mencapai hubungan kerja efektif dalam kelompok. e. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses
18 kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
Cooperative Learning mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Tidaklah cukup menunjukkan sebuah Cooperative Learning jika para peserta didik duduk bersama di dalam kelompok- kelompok kecil tetapi menyelesaikan masalah secara sendiri-sendiri. Bukanlah Cooperative Learning jika para peserta didik duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilakan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan kelompok. Cooperative Leaarning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas. Widarwati (2001:64) menjelaskan bahwa yang membedakan Cooperative Learning dengan aktivitas lainnya yakni pada kerja kelompok kecil yang mampu mengkombinasi dari tujuan kelompok. a. Guru mengorganisasi kelas-kelas besar ke dalam kelompok- kelompok belajar yang kecil. Setelah para peserta didik mendapat materi pelajaran atau mengulang materi teks, mereka masuk pada kelompok-kelompok kecil untuk melengkapi latihan-latihan bersama dan untuk saling membantu dalam peer group. b. Team Reward berfungsi sebagai suatu penopang yang efektif untuk penyediaan sarana saling membantu antara peserta didik, sehingga waktu yang dikeluarkan lebih kecil/sedikit dari apa yang dipergunakan untuk pencapaian tujuan-tujuan individu peserta didik. c. Individual Accountability menetapkan bahwa semua peserta didik mengambil secara serius tugas-tugas dalam pelajaran
19 dan tidak seorang peserta didikpun yang tidak mempunyai kemampuan yang misteri karena tertutupi oleh kesuksesan yang lain. d. Equal Opportunities for Success membuat lebih jelas bahwa hasil usaha semua peserta didik, akan dihargai atas dasar prestasinya sendiri
Cooperative Learning pada dasarnya ada beberapa penggunaan. Salah satunya adalah group belajar kelompok yang formal yaitu : cara bekerjanya berlangsung setiap pertemuan untuk menghasilkan beberapa pokok bahasan, seperti memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan. Guru memperkenalkan pelajaran, menguasai peserta didik yang terdiri dari 2-5 anggota untuk berperan dalam Cooperative Learning. Guru menjelaskan tugas-tugas secara kelompok diantara peserta didik-peserta didik tersebut. Peserta didik-peserta didik bekerja dalam tugas sampai semua anggota kelompok mengerti dan dapat menyelesaikannya. Pada saat peserta didik-peserta didik bekerjasama guru mendatangi dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memonitor interaksi yang terjadi diantara mereka. Guru ikut campur tangan apabila peserta didik-peserta didik tidak bisa mengerti tentang tugas-tugas tersebut. Dalam pembelajaran kelompok peserta didik menyadari bahwa mereka harus saling bertanggung jawab diantara anggota untuk saling menyelesaikan tugasnya dalam kelompok. Pelaksanaan pembelajaran model Cooperative Learning dalam penelitian ini item yang diamati adalah bagian pendahuluan meliputi kompetensi dasar (KD), Standar kompetensi (SK), indikator, apersepsi,
20 motivasi, dan revisi. Bagian pengembangan meliputi penguasaan materi, penggunaan metode, mengiplementasikan, penyelesaian materi, pemberian bimbingan secara keseluruhan, adanya aski dan reaksi, memotivasi peserta didik, terampil merespon pertanyaan peserta didik. dan terampil mengaktifkan peserta didik. Bagian penerapan meliputi alat evaluasi, kesesuaian alat evaluasi dengan tujuan khusus pembelajaran, dan pengamatan terhadap kegiatan peserta didik. Bagian penutup meliputi rangkuman dan pemberian tugas. Widarwati (2001:82) menjelaskan bahwa langkah dalam pembelajaran model Cooperative Learning sebagai berikut : a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu : tujuan akademik, disusun sesuai dengan materi pembelajaran (bahan ajar) pada setiap pertemuan. Selain itu tujuan keterampilan bergotong royong, meliputi: keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain, memecahkan masalah. b. Menentukan jumlah anggota tiap-tiap kelompok belajar. Jumlah anggota tiap-tiap kelompok 5 anak, pengelompokan dilakukan secara heterogen kemampuannya, setiap kelompok ada anak yang kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam bidang-bidang yang berbeda. c. Menentukan tempat duduk anak. Bahan ajar dirancang secara aktif untuk pencapaian tujuan belajar. Bahan ajar dibagikan kepada semua peserta didik dengan petunjuk- petunjuk mengerjakan tugas. Selain itu bisa juga diberi satu bahan ajar untuk tiap kelompok. d. Merancang bahan ajar untuk pembelajaran. Untuk menunjang saling ketergantungan positif untuk mencapai tujuan belajar. Bahan ajar dibagikan kepada semua peserta didik dengan petunjuk-petunjuk mengajarkan tugas. Selain itu bisa juga diberi satu bahan ajar untuk tiap kelompok. e. Menentukan peran anak. Untuk menunjang ketergantungan positif, pembagian tugas dalam kelompok, sehingga mereka bekerja saling melengkapi. Contoh : sebagai peneliti, menyimpulkan, penulis, pemberi semanagat.
21 f. Menjelaskan tugas akademik. Menyusun tugas, menjelaskan tujuan belajar, membuat laporan kelompok, menyediakan hadiah. g. Menutup pembelajaran. Meringkas pokok pelajaran, meminta anak untuk mengemukakan ide, menjawab pertanyaan. h. Menilai hasil belajar dan kualitas kerja sama antar anggota kelompok
Pelaksanaan penilaian kualitas pekerja peserta didik berdasarkan nilai test dan lembar pengamatan setiap kelompok untuk mengamati kerja sama antar anggota kelompok . Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis model belajar kelompok dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan sistem kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan prestasi belajar. Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor perkembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian tentang pembelajaran pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD. 1) Pengajaran Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran. a) Pembukaan
22 (1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain. (2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pembelajaran tersebut. (3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak. b) Pengembangan (1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. (2) Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan. (3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. (4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah. (5) Beralih pada konsep yang lain, jika siswa telah memahami pokok masalahnya. c) Latihan terbimbing (1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.
23 (2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin. (3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua soal dan langsung diberikan umpan balik. 2) Belajar Kelompok Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman atau kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman atau satu kelompok. Pada saat pertama kali menggunakan pembelajaran kooperatif, guru perlu mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama. Guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara memperjelas perintah mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut. a) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok. b) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok, kelompok manapun yang tidak dapat menyampaikan nama kelonpok pada saat itu boleh memilih kemudian. c) Bagikan lembar kegiatan / soal pada kelompok.
24 d) Serahkan pada siswa untuk bekerjasama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendirian dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman atau kelompoknya bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antar teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu. e) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa agar mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman-teman sekelompok sebelum bertanya guru. f) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.
25
3) Kuis Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok. Perhitungan skor perkembangan didapat melalui kriteria seperti tersaji pada tabel 2.
Tabel 1 Kriteria Nilai Penghargaan Kelompok No Skor Kuis Poin Perkembangan 1 Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 2 10 poin sampai dengan poin dibawah skor awal 10 3 Skor awal sampai dengan 10 diatas skor awal 20 4 Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30
(Sumber: Slavin, 1994:288)
4) Skor perkembangan Tiga tingkatan diberikan kepada kelompok yang memperoleh nilai perkembangan yang dihitung dari rata-rata poin perkembangan yang diperoleh tiap anggota kelompok. Kriteria kelompok tersaji pada tabel 3 berikut ini. Tabel 2 Kriteria Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD No Rata-rata poin perkembangan Penghargaan Tim
26 1 15 19 Good Team 2 20 24 Great Team 3 25 - 30 Super Team
(Sumber: Slavin, 1994:288)
5) Penghargaan Kelompok Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya. Langkah tersebut dilakukan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut. a) Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berfikir kritis dan kerjasama kelompok b) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda. c) Menerapkan bimbingan oleh tim. d) Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah. Kelemahan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
27 (1) Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini. (2) Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan kelas, akan tetapi usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus akan dapat trampil menerapkan pembelajaran ini. Menurut Linda L (1995 : 22), Keterampilan Kooperatif dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu : (a) Keterampilam kooperatif tingkat awal, meliputi penggunaan kesepakatan, menghargai konsribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, memancing orang lain untuk bicara, menyelesaikan tugas pada waktunya, dan menghormati perbedaan. (b) Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, memeriksa ketepatan, menerima tanggung jawab, dan mengurangi ketegangan. (c) Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menuntut kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.
4. Kerangka Pikir Peserta didik cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran mata
28 pelajaran matematika, hal ini dimungkinkan karena peserta didik kesulitan memahami konsep dan prinsip dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Teorema Pythagoras. Berbagai upaya guru telah dilaksanakan untuk memotivasi belajar matematika agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, penyediaan buku paket, penggunaan berbagai media pembelajaran elektronik, dan model pembelajaran yang bervariasi. Persiapan peserta didik dalam belajar dimulai dari seberapa besar motivasi yang terbangun saat peserta didik menghadapi proses pembelajaran, oleh karena itu perlu adanya beberapa model pembelajaran yang dapat mendorong motivasi belajar peserta didik. Variasi model pembelajaran yang diprediksikan dapat memotivasi pembelajaran matematika peserta didik supaya dapat memahami konsep dan prinsip pada pokok bahasan Teorema Pythagoras adalah menggunakan model Cooperative Learning Type STAD, karena model pembelajaran ini berbeda dengan model pembelajaran klasikal konvensional. Model pembelajaran yang digunakan guru yang tepat dimungkinkan akan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, supaya peserta didik belajar dengan memanfaatkan dinamika kelasnya, maka kelas akan semakin hidup dan akan menelorkan ide / gagasan yang cemerlang. Sehingga hasil belajar mata pelajaran matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007akan meningkat.
29 B. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Type STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan Teorema Pythagoras pada peserta didik kelas VIll.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dalam pokok bahasan Teorema Pythagoras.
1 BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007 pada kelas VIII.E B. Subyek yang diteliti Subyek penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik Kelas VIII.E berjumlah 40 peserta didik yang terdiri dari 24 putri dan 16 putra., seorang guru matematika, dan seorang observer. C. Prosedur Kerja dalam Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang direncanakan dalam 2 (dua) siklus, tiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengematan, dan tahap refleksi. Siklus I 1. Tahap perencanaan a. Identifikasi masalah dan merumuskan masalah b. Merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi proses belajar mengajar di kelas d. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar dan daya serap
2 peserta didik. e. Membuat soal latihan untuk dikerjakan. 2. Tahap pelaksanaan a. Guru menyampaikan tujuan proses dan tujuan pembelajaran. b. Guru menyiapkan rencana pembelajaran. c. Guru memberi materi pada peserta didik dengan metode ceramah bervariasi. d. Guru memotivasi peserta didik agar kelompok belajarnya aktif e. Guru meminta pada untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara bergantian f. Guru memberi soal latihan g. Guru memberi angket kepada peserta didik tentang pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Tahap observasi atau pengamatan Guru mengamati peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan model Cooperative Learning Type STAD pokok bahasan Teorema Pythagoras. 4. Tahap refleksi Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan, selanjutnya pembelajaran dievaluasi untuk keperluan perbaikan lebih lanjut. Guru menentukan penggunaan pendekatan dan metode yang sesuai dengan penelitian
3 tindakan kelas, mengklarifikasi ketuntasan hasil belajar peserta didik, dan apakah sudah terjadi komunokasi yang efektif. Hasil pengamatan dan tes refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Siklus II 1. Tahap perencanaan a. Identifikasi masalah dan merumuskan masalah b. Merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learning Type STAD c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi proses belajar mengajar di kelas d. Menyusun alat evaluasi untuk mengeyahui hasil belajar dan daya serap peserta didik. e. Membuat soal latihan untuk dikerjakan. 2. Tahap pelaksanaan a. Guru menyampaikan tujuan proses dan tujuan pembelajaran. b. Guru menyiapkan rencana pembelajaran. c. Guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil dan materi. d. Guru memotivasi peserta didik agar kelompok belajarnya aktif e. Guru meminta pada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara bergantian f. Guru memberi soal latihan g. Guru memberi angket kepada peserta didik tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
4 3. Tahap observasi atau pengamatan Guru mengamati peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran peserta didik. 4. Tahap refleksi Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran dievaluasi untuk keperluan perbaikan lebih lanjut. Sudahkah guru mengadakan pendekatan dan model yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas, sudah tuntaskah hasil belajar peserta didik, dan apakah sudah terjadi komunokasi yang efektif. Hasil pengamatan dan tes refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
D. Alat Pengumpul Data 1. Alat sebagai pengukur aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran matematika adalah rencana pembelajaran, lembar observasi, dan angket 2. Instrumen sebagai pengukur hasil belajar peserta didik adalah soal tes formatif dengan materi Teorema Pythagoras pokok bahasan segitiga.
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan oleh rekan sejawat yang membantu sebagai observer, dan hasil tes tertulis
5 peserta didik kelas VIII.E SMP 1 Jati Kudus semester 1 tahun pelajaran 2006/2007. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode angket. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validasi keabsahan data penelitian. F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah dikatakan berhasil bila sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai minimal 65.
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran masing-masing 40 menit. Hasil siklus I diketahui sebagai berikut: Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I, hasil belajar peserta didik aspek pemahaman konsep dengan mean 63,325 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 25 peserta didik. Aspek penalaran dan komunikasi 64,275 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 26 peserta didik, dan aspek pemecahan masalah 65,3 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 28 peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 menununjukkan di bawah KKM mata pelajaran matematika di SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3. Gambar 1 Diagram Hasil Penelitian Siklus I 29 28 27 26 25 24 Mean Pemahaman Konsep 63,325 Penalaran & Komunikasi 64,275 Pemecahan Masalah 65,3
2 Berpijak pada hasil belajar peserta didik dan hasil observasi tentang peserta didik dan guru dalam mengajar, selanjutnya peneliti, teman sejawat guru matematika, dan peserta didik bersama-sama merefleksikan serta mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I. Hal yang perlu diperbaiki adalah : 1) Pembagian kelompok asal sebaiknya memperhatikan latar belakang perbedaan peserta didik. Peserta didik yang mempunyai masalah dengan peserta didik lain hendaknya tidak digabung dalam satu kelompok. 2) Saat kelompok bekerja, guru harus lebih memonitor, sehingga semua anggota kelompok saling berdiskusi dan memecahkan masalah. Sehingga diharapkan saat tahap penularan materi tidak terjadi kekacauan, di mana peserta didik yang masih belum menguasai materi sehingga tidak dapat menularkan materi kepada teman satu kelompoknya. 3) Saat tahap pembahasan dan pendalaman materi oleh kelompok agar diberikan waktu lebih banyak, sehingga semua peserta didik dalam kelompok benar-benar paham dan mengerti materi yang dipelajarinya agar dapat menularkan materi kepada temannya yang lain. 4) Pada saat guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari pada pertemuan hari itu, hendaknya guru memberikan beberapa contoh soal yang berkaitan dengan materi saat itu. Langkah selanjutnya guru memberikan reward pada kelompok karena pada siklus I ini para peserta didik telah berusaha belajar dengan
3 baik, walaupun belum mendapatkan hasil belajar yang diharapkan yaitu di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). 2. Hasil Penelitian Siklus II Pada pelaksanaan penelitian pada siklus II, merupakan langkah perbaikan pembelajaran yaitu pertemuan yang kedua dengan waktu dua jam pelajaran masing-masing 40 menit. Hasil siklus I diketahui sebagai berikut: Pada pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II, hasil belajar peserta didik aspek pemahaman konsep dengan mean 72,375 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 35 peserta didik. Aspek penalaran dan komunikasi 75,55 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta didik, dan aspek pemecahan masalah 75,525 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus II menununjukkan di atas KKM mata pelajaran matematika di SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3. Gambar 2 Diagram Hasil Penelitian Siklus II 36 35 34 33 32 31 Mean Pemahaman Konsep 72,375 Penalaran & Komunikasi 75,55 Pemecahan Masalah 75,525
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat dinyatakan bahwa
4 pada siklus II ada peningkatan hasil belajar yaitu yaitu pada siklus I aspek pemahaman konsep dari mean 63,325 sebanyak 25 peserta didik pada siklus II menjadi mean 72,375 sebanyak 35 peserta didik. Hasil pada siklus I aspek penalaran dan komunikasi 64,275 sebanyak 26 peserta didik, pada siklus II menjadi mean 75,55 sebanyak 35 peserta didik, dan hasil pada siklus I aspek pemecahan masalah mean 65,3 sebanyak 28 peserta didik pada siklus II menjadi mean 75,525 sebanyak 35 peserta didik.
B. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil penelitian yang dilanjutkan dengan refleksi pada setiap siklus tindakan. Secara umum proses belajar mengajar yang berlangsung di setiap siklus sudah berjalan dengan baik. Semua tahapan yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif tipe Stad sudah dilaksanakan oleh guru dengan runtut meskipun belum sempurna. Proses pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus selalu mengalami peningkatan dari segi kualitas. Secara terperinci pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus dijabarkan sebagai berikut. Pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I. Hasil belajar peserta didik aspek pemahaman konsep dengan mean 63,325 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 25 peserta didik. Aspek penalaran dan komunikasi 64,275 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 26 peserta didik, dan aspek pemecahan masalah 65,3 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM
5 sebanyak 28 peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 menununjukkan di bawah KKM mata pelajaran matematika di SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3. Hasil belajar matematika peserta didik siklus I didukung dengan data observasi kegiatan diskusi menunjukkan bahwa kelompok 1 dalam observasi kegiatan diskusi mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik. Hasil pengamatan pada kelompok 2 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik. Hasil pengamatan pada kelompok 3 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik. Hasil pengamatan pada kelompok 4 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik. Hasil pengamatan pada kelompok 5 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan
6 dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik. Hasil pengamatan pada kelompok 6 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik. Hasil pengamatan pada kelompok 7 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah cukup baik. Hasil pengamatan pada kelompok 8 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah cukup baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah cukup baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah cukup baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik. Secara keseluruhan hasil pengamatan kegiatan diskusi tentang aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugas / soal menunjukkan bahwa 5 kelompok melakukan dengan cukup baik dan 3 kelompok menunjukkan baik, dalam mengungkapkan pendapat menunjukkan bahwa 7 kelompok melakukan dengan cukup baik dan 1 kelompok melakukan dengan baik, dalam menanggapi pendapat teman menunjukkan bahwa 7 kelompok melakukan dengan cukup baik dan 1 kelompok melakukan dengan baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi menunjukkan bahwa 4 kelompok melakukan dengan cukup baik dan 4 kelompok melakukan dengan baik. Hasil observasi tentang guru pada saat kegiatan pembelajaran dalam
7 kegiatan pendahuluan yaitu persiapan mengajar telah dilakukan dengan cukup baik, kegiatan guru dalam pengembangan diri menunjukkan cukup baik, kegiatan guru dalam penerapan metode dan penggunaan alat peraga telah dilakukan dengan cukup baik, dan kegiatan guru dalam menutup pelajaran dilakukan dengan cukup baik. Pada pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II, hasil belajar peserta didik aspek pemahaman konsep dengan mean 72,375 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 35 peserta didik. Aspek penalaran 75,55 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta didik, dan aspek pemecahan masalah 75,525 dengan jumlah peserta didik yang nilainya di atas KKM sebanyak 35 peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus II menununjukkan di atas KKM mata pelajaran matematika di SMP 1 Jati Kudus yaitu sebesar 64, 3. Hasil belajar matematika peserta didik siklus II didukung dengan data observasi kegiatan diskusi menunjukkan bahwa kelompok 1 dalam mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik. Hasil pengamatan pada kelompok 2 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik. Hasil pengamatan pada kelompok 3 menunjukkan bahwa dalam
8 mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik. Hasil pengamatan pada kelompok 4 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik. Hasil pengamatan pada kelompok 5 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik. Hasil pengamatan pada kelompok 6 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah baik. Hasil pengamatan pada kelompok 7 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik. Hasil pengamatan pada kelompok 8 menunjukkan bahwa dalam mengerjakan tugas adalah baik, dalam mengungkapkan pendapat adalah baik, dalam menanggapi pendapat teman adalah sangat baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi adalah sangat baik.
9 Secara keseluruhan hasil pengamatan kegiatan diskusi siklus II tentang aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugas / soal menunjukkan bahwa 4 kelompok melakukan dengan baik dan 4 kelompok menunjukkan sangat baik, dalam mengungkapkan pendapat menunjukkan bahwa 3 kelompok melakukan dengan baik dan 5 kelompok melakukan dengan sangat baik, dalam menanggapi pendapat teman menunjukkan bahwa 3 kelompok melakukan dengan baik dan 5 kelompok melakukan dengan sangat baik, dan dalam menyampaikan hasil diskusi menunjukkan bahwa 1 kelompok melakukan dengan baik dan 7 kelompok melakukan dengan sangat baik. Hasil observasi pada siklus II tentang guru pada saat kegiatan pembelajaran dalam kegiatan pendahuluan yaitu persiapan mengajar telah dilakukan dengan sangat baik, kegiatan guru dalam pengembangan diri menunjukkan sangat baik, kegiatan guru dalam penerapan metode dan penggunaan alat peraga telah dilakukan dengan baik, dan kegiatan guru dalam menutup pelajaran dilakukan dengan sangat baik. Langkah selanjutnya guru memberikan reward pada setiap kelompok karena pada siklus II ini para peserta didik telah berusaha belajar dengan sangat baik, sehingga mendapatkan hasil belajar yang diharapkan yaitu di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan pada hasil penelitian maka, penelitian pada siklus II dapat dinyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I aspek pemahaman konsep dari mean 63,325 sebanyak 25 peserta didik pada siklus II menjadi mean 72,375 sebanyak 35 peserta didik. Hasil pada siklus I aspek
10 penalaran dan komunikasi 64,275 sebanyak 26 peserta didik, pada siklus II menjadi mean 75,55 sebanyak 35 peserta didik, dan hasil pada siklus I aspek pemecahan masalah mean 65,3 sebanyak 28 peserta didik pada siklus II menjadi mean 75,525 sebanyak 35 peserta didik.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan teorema pythagoras melalui implementasi model Cooperative Learning Type STAD yaitu 20% di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP 1 Jati Kudus pada tahun pelajaran 2007. 1 BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Hasil belajar pokok bahasan teorema pythagoras dapat ditingkatkan melalui implementasi model Cooperative Learning Type STAD peserta didik kelas VIII.E semester I SMP 1 Jati Kudus tahun pelajaran 2006/2007.
B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang diajukan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Cooperative Learning Type STAD perlu terus dilaksanakan oleh guru matematika di SMP 1 Jati Kudus, karena model pembelajaran ini menjadikan peserta didik merasa senang dan terlatih bekerja sama dengan orang lain, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, hendaknya lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran dan inovatif dalam menggunakan alat peraga, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
2 DAFTAR PUSTAKA
Amin Suyitno. 2006. Penelitian Tindakan Ke/as untuk Penyusunan Skripsi (petunjuk Praktis). Semarang: FMIPA UNNES. Anita lie. 2004. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Jika.
Erna Herawati. 2003. Penggunaan A/at Peraga untuk Meminima/kan Kesa/ahan Peserta didik da/am Pokok Bahasan Teorema Pythagoras me/a/ui Po/a Latihan Terstruktur pada Ke/as lIA Semester 1 MIS Wahid Hasyim Sa/afiyah Jeku/o, Skripsi. Semarang : UNNES. Jati Kerami, Cormentyna Sitanggang. 2002. Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka. Johnson, David W. dan Roger T. Johnson. 1997. Teaching Student to be Peacemaker (3rd ed). Edina MN : Interaction Book Company
Ratna Wilis Dahar. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Sumardoyo. 2004. A/at Peraga Matematika yang Mengundang. Yogyakarta : PPPG Matematika Yogyakarta. Widarwati. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Malang: Pusat Pengembangan Penataran Guru.
Yuniarto. 2005. Simpul Matematika. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.
55 Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP 1 JATI KUDUS Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII (delapan) / 1 (satu) STADar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi segitiga siku-siku Indikator : Menemukan dan menyatakan Teorema Pythagoras dan syarat berlakunya Menulis Teorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga siku-siku Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 40menit)
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menemukan dan menyatakan Teorema Pythagoras dan syarat berlakunya 2. Menulis Teorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga siku-siku 3. Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku
B. Materi Pembelajaran Teorema Pythagoras C. Metode 1. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Type STAD 2. Motode Pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi b. Motivasi
a. Mengingat kembali pengertian segitiga siku-siku b. Memberikan contoh pentingnya mempelajari teorema pythagoras bila dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
56 2. Kegiatan Inti a. Guru memberi contoh soal cara menemukan Teorema Pythagoras. b. Guru membentuk kelompok yang heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota dapat saling bertatap muka, tiap kelompok terdiri 5 peserta didik. c. Guru memberikan LKS dan setiap kelompok peserta didik mengerjakan secara bersama. Jika ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan, teman satu kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskannya. d. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. e. Secara bergantian ketua kelompok melaporkan hasil kelompoknya, dan hambatan yang dialami selama mengerjakan LKS. f. Guru memberikan penjelasan dalam menyelesaikan kesulitan yang dialami. g. Berikan penghargaan kepada peserta didik dan kelompok dengan skor nilai tertinggi. 3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta membuat rangkuman, beberapa peserta didik diminta membaca rangkumannya b. guru memberi tugas rumah (PR)
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi b. Motivasi
a. Mengingat kembali pengertian segitiga siku-siku b. Memberikan contoh pentingnya mempelajari teorema pythagoras bila dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari 2. Kegiatan Inti a. Guru memberi contoh soal cara menghitung panjang sisi segi tiga siku-siku, jika dua sisi lain diketahui . b. Guru membentuk kelompok yang heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota dapat saling bertatap muka, tiap kelompok terdiri 5 peserta didik. c. Guru memberikan LKS dan setiap kelompok peserta didik mengerjakan secara bersama. Jika ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan, teman satu kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskannya. d. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. e. Secara bergantian ketua kelompok melaporkan hasil kelompoknya, dan hambatan yang dialami selama mengerjakan LKS.
57 2. Kegiatan Inti f. Guru memberikan penjelasan dalam menyelesaikan kesulitan yang dialami. g. Berikan penghargaan kepada peserta didik dan kelompok dengan skor nilai tertinggi. 3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta membuat rangkuman, beberapa peserta didik diminta membaca rangkumannya b. guru memberi tugas rumah (PR)
E. Sumber Belajar Buku paket, lembar kerja siswa, penggaris, papan petak
F. Penilaian 1. Teknik : Unjuk Kerja, tes, kuis 2. Bentuk Instrumen : pertanyaan lisan dan tertulis Contoh instrumen : 1. Jika panjang sisi siku-siku suatu segi tiga adalah a cm dan b cm dan panjang sisi miring c cm, maka tulislah hubungan antara a, b, dan c. 2. Panjang salah satu sisi siku-siku 7 cm, dan panjang sisi miring 25 cm. Hitunglah panjang sisi siku-siku yang lain
Kudus, 03 Desember 2006 Observer Guru Matematika
ARY DIJAH WIDJAYANTI, S.Pd. SRI HANDAYANI NIP. 500111046 NIP. 131253873
Mengetahui, Kepala SMP 1 Jati Kudus
H. OKY SUDARTO, S.Pd NIP. 130677441
58 Lampiran 2
KISIKISI SOAL TES SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VIII/1 Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam Pemecahan Masalah. Kompetensi Dasar : 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Materi Pokok : Teorema Pythagoras
No Indikator Aspek Bentuk Soal Nomor Soal Butir Soal 1.
2.
3. Siswa dapat menyatakan Teorema Pythagoras dan syarat berlakunya. Siswa dapat Menuliskan Teorema Pythagoras untuk sisi-sisi segitiga siku- siku. Siswa dapat Menghitung panjang sisi segitiga siku- siku, jika dua sisi yang lain diketahui ukurannya. Pemahaman Konsep
Penalaran dan Komunikasi
Pemecahan Masalah Essay
Essay
Essay
1
2,3
4,5 Terlampir
Terlampir
Terlampir
59 Lampiran 3
SOAL TES SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/1 Waktu : 40 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jelas dan tepat! C 1. Perhatikan gambar disamping! Jika segitiga ABC siku-siku di A maka berlaku
A B
2. Tuliskan persamaan dari teorema Phytagoras dari gambar disamping! p q
r
3. Tuliskan pula persamaan lain yang diturunkan dari jawaban no. 2 diatas!
4. Sebuah tangga yang panjangnya 10 m bersandar pada tembok. Tinggi tembok yang dicapai tangga adalah 5 m. Hitunglah jarak ujung bawah tangga terhadap tembok!
5. Sebuah kapal berlayar ke timur 72 km, kemudian ke selatan 21 km. Hitung jarak kapal dari pemberangkatan!
60 Lampiran 4
KUNCI SOAL TES SIKLUS I
1. BC2 = AC2 + AB2 .(5)
2. p2 = q2 + r 2 ..(5)
3. q2 = p2 r 2 ..(5)
r 2 = p2 q2 ..(5)
4. x2 = 102 52 ..(1) = 100 25 ..(1) 10 cm 5 cm = 75 ..(1) x = 75 = 5 3 ..(1) Jadi jarak ujung bawah tangga terhadap tembok = 5 3 ..(1) x 5
5. 72 cm x2 = 722 + 212 ..(1) = 5184 + 441 ..(1) 21 km = 5625 x x = 5625 ..(1) x = 75 ..(1) Jadi jarak kapal dari pemberangkatan = 75 km ..(1) 5
61 5 4 3 Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator : a. Menjelaskan dan menemukan teorema Pythagoras. b. Menuliskan teorema Pythagoras. c. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika kedua sisinya diketahui.
1. Gambar dibawah ini menunjukkan dua segitiga siku-siku yang pada tiap sisinya digambarkan persegi-persegi yang panjang sisinya sesuai dengan panjang sisi segitiga yangbersangkutan.
62 Dari gambar dapat disusun dan disajikan pada tabel berikut ini.
Segitiga siku- siku nomor Luas persegi pada salah satu sisi siku- siku Luas persegi pada sisi siku-siku yang lain Luas persegi pada sisi miring (i)
(ii)
Berdasarkan data pada tabel di atas, kesimpulan yang diperoleh adalah:
2. a. Perhatikan gambar disamping. Suatu segitiga siku-siku dengan panjang III sisi-sisinya a, b dan c dimana a c sebagai hipotenusa (sisi miring). Luas persegi I = . . . . . . . . . . II c a a Luas persegi II = . . . . . . . . . . Luas persegi III = . . . . . . . . . . b Menurut kesimpulan di atas (no. 3) maka I b LIII = LI + LII = .. + . = .. Rumus Pythagoras untuk gambar di atas adalah
b. Pergunakan teorema Pythagoras untuk menyusun persamaan-persamaan yang merupakan rumus Pythagoras untuk segitiga-segitiga berikut:
63 3x Jawab (i) c 2 = + (ii) k2 = a 2 = - m2 = b2 = 12 =
3. Pergunakan teorema Pythagoras untuk menghitung x pada tiap-tiap segitiga dalam gambar dibawah ini
13
8 x 6 x
15
(i) (ii)
13 5
x x
12 8
(iii) (iv)
Penyelesaian : (i) x = . (ii) x = . (iii) x = . (iv) x = .
4. Jika luas daerah segitiga pada gambar di samping adalah 141 cm2 , maka hitunglah panjang sisi miringnya? 2x ? Penyelesaian : ........................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................
64 8 B Lampiran 6 KUNCI JAWABAN LKS 1. Gambar Luas persegi pada sisi siku-siku Luas persegi pada sisi siku-siku Luas persegi pada sisi siku- siku (i) 9 16 25 (ii) 36 64 100
Berdasarkan data tabel diatas kesimpulan yang diperoleh adalah luas persegi pada sisi miring sama dengan jumlah luas persegi pada sisi siku-siku.
2. a. Luas persegi I = c 2
Luas persegi II = b2
Luas persegi III = a 2
LIII = LI + LII a 2 = b2 + c 2
Rumus teorema Pythagoras adalah dalam segitiga ABC siku-siku di A berlaku a 2 = b2 + c 2
B (i). c 2 = a 2 + b2
a 2 = c 2 b2
b2 = c 2 a 2
(ii) k2 = m2 + l 2
m2 = k2 l 2
l 2 = k2 m2
C 3. (i) x2 = 152 + 82
x2 = 225 + 64 8 x x2 = 289 x = 289 x = 17 A 15 B
C 13 B (ii) x2 = 132 + 62
6 x2 = 169 + 36 x x2 = 205 x = 205 A C (iii) x2 = 82 - 52
5 x x2 = 64 + 25 x2 = 39 A x = 39
65
4. C Diketahui : luas segitiga ABC = 147 cm2 . Ditanya BC Jawab : luas Segitiga = 1 . AB . AC 2 2x 147 = 1 .3x . 2x 2 147 = 1 .(6x2 ) 2 A 3x B 147 = 3x2
x2 = 147/3 x2 = 49 x = 7 BC2 = AB2 + AC2
= (3.7) 2 + (2.7) 2
= 212 + 142
= 441 + 196 = 600 BC = 600 = 10 6
66 Lampiran 7
DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK BELAJAR SIKLUS 1
SEGITIGA PERSEGI PERSEGI PANJANG
1. Tri Iswanto 1. Ade Candra 1. M. Ali Fahmi 2. Indra Wahyu D. 2. Slamet Suprihatin 2. Candra Febriyanto 3. Haima 3. Faizatun Nikmah 3. Indrawati Putri 4. Ikha Sulistyowati 4. Nur Hidayah 4. Lilis Ida R. 5. Siti Sufaati 5. Siska 5. Masmirah
LINGKARAN LAYANG-LAYANG BELAH KETUPAT
1. Ahmad Sholikin 1. Adi Arfianto 1. Afif Azhar A. 2. M. Ashfa Febrian 2. M. Anzis Imron 2. Cahyo Wibowo 3. Aidilla P. M. 3. Amalia Agus F. 3. Christine S. 4. Kholifah Nur 4. Ika Ambar W. 4. Fetty Fatimah 5. Zumaroh 5. Setyoningsih 5. Lilis Nur Hidayah
JAJAR GENJANG TRAPESIUM
1. Abdul Wahhab F. 1. Dadik Fahrul N. 2. Agus Tri Wibowo 2. Doddy Ardena 3. Diah Safitri 3. Eka Atik M. 4. Fredina Fransiska 4. Lavenia R. P. 5. Mariati 5. Stiyani
67 Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI UNTUK PESERTA DIDIK PADA SAAT KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
NO ITEM YANG DIAMATI SKALA NILAI KETERANGAN 1 2 3 4 1 Aktivitas yang diamati : a. Memperhatikan demonstrasi guru b. Mengamati keterangan guru c. Memperhatikan guru saat menyelesaikan soal d. Memperhatikan pendapat / jawaban teman
v
v
v
v
2 Aktivitas berbicara a. Bertanya b. Berargumentasi c. Menjawab pertanyaan d. Interupsi e. Diskusi
v
v v v
v
3 Aktivitas ketrampilan a. Mengamati b. Mengkaji c. Memprediksi d. Melakukan penemuan
v
v v v
4 Altivitas emosi dan sikap a. Menumbuhkan rasa senang b. Jenuh c. Berani bertanya d. Bersemangat e. Tenang f. Spontanitas g. Tidak suka
v
v v
v
v
v
v
Keterangan : 1 = 1-8 Peserta Didik 2 = 9-16 Peserta Didik 3 = 17-24 Peserta Didik 4 = lebih dari 25 Peserta Didik Kudus, 03 Desember 2006 Observer
Ary Dijah Widjayanti, S.Pd NIP. 500111046
68 Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS I
Nama Guru : Sri Handayani Sekolah : SMP 1 Jati Kudus Kelas : VIII (Delapan) Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : KD. No. 1 dan 2 Waktu : 2 pertemuan (4 x 40 Menit)
NO. ITEM YANG DIAMATI SKALA PARTISIPASI KOMENTAR A B C D I 1 2 3 4 5 Pendahuluan TPU TPK Apersepsi Motivasi Revisi
v
v v
v v
II 1 2 3
4
5 6 7
8 Pengembangan Penguasaan materi Penggunaan metode Mengiplementasikan, penyelesaian materi Pemberian bimbingan secara keseluruhan Adanya aski dan reaksi Memotivasi siswa Terampil merespon pertanyaan siswa Terampil mengaktifkan siswa
v v
v
v v v
v
v
III 1 2
3 Penerapan Alat evaluasi Kesesuaian alat evaluasi dengan TPK Pengamatan terhadap kegiatan siswa
v
v
v
IV 1 2 Penutup Rangkuman Pemberian tugas
v
v
Keterangan : A = Baik sekali Kudus, 03 Desember 2006 B = Baik Observer C = Cukup baik D = Kurang Lampiran 10 Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
69 Lampiran 10
REKAPITULASI OBSERVASI PEMBELAJARAN
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan 1 2 3 4 5 1
Mengerjakan tugas
5 3 2
Mengungkapkan pendapat
7 1 3
Menganggapi pendapat teman
7 1 4 Menyampaikan hasil diskusi
4 4
Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Kudus, 03 Desember 2006 Observer
Ary Dijah Widjayanti, S.Pd NIP. 500111046
70 Lampiran 11
DAFTAR NILAI EVALUASI SISWA KELAS VIII. E SMP 1 JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007
71 Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP : SMP 1 JATI KUDUS Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII (delapan) / 1 (satu) STADar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 2. Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras Indikator : Menghitung perbandingan sisi segitiga siku-siku istimewa Menghitung panjang diagonal pada bangun datar Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 40menit)
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu: 1. Menghitung perbandingan sisi segitiga siku-siku istimewa 2. Menghitung panjang diagonal pada bangun datar
B. Materi Pembelajaran Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah C. Metode 1. Model Pembelajaran : Cooperative Learning Type STAD 2. Motode Pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi b. Motivasi
- membahas PR yang dianggap sulit oleh peserta didik - menyampaikan tujuan pembelajaran - menginformasikan pentingnya penguasaan teorema pythagoras untuk bangun datar dan kehidupan sehari- hari
72
2. Kegiatan Inti a. Guru memberi contoh soal cara menemukan Teorema Pythagoras. b. Guru membentuk kelompok yang heterogen dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota dapat saling bertatap muka, tiap kelompok terdiri 5 peserta didik. c. Guru memberikan LKS dan setiap kelompok peserta didik mengerjakan secara bersama. Jika ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan, teman satu kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskannya. d. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok. e. Secara bergantian ketua kelompok melaporkan hasil kelompoknya, dan hambatan yang dialami selama mengerjakan LKS. f. Guru memberikan penjelasan dalam menyelesaikan kesulitan yang dialami. g. Berikan penghargaan kepada peserta didik dan kelompok dengan skor nilai tertinggi. 3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta membuat rangkuman b. Guru dan peserta didik melakukan refleksi pembelajaran c. Guru memberikan tugas (PR)
Pertemuan kedua
2. Kegiatan Inti a. mengelompokkan peserta didik, tiap kelompok 4- 5 peserta didik b. dengan diskusi peserta didik diminta, menghitung panjang diagonal persegi panjang c. dengan bekerja kelompok, peserta didik menghitung panjang diagonal belah ketupat d. peserta didik dimnta mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain diminta menganggapi e. peserta didik diberi latihan soal
3. Kegiatan Penutup a. dengan bimbingan guru peserta didik diminta membuat rangkuman b. Guru uru memberi tugas rumah (PR)
E. Sumber Belajar Buku paket, lembar kerja siswa, penggaris, papan petak
73 F. Penilaian 1. Teknik : Unjuk Kerja, tes, kuis 2. Bentuk Instrumen : pertanyaan lisan dan tertulis Contoh Instrumen : 1. Suatu segitiga ABC siku-siku di B. Sudut A=300 , panjang sisi AB = 10 cm. Tentukan perbandingan sisi-sisinya. 2. Suatu persegi panjang mempunyai panjang 8 cm dan lebar 6 cm. Hitunglah panjang diagonalnya ! 3. Panjang salah satu diagonal belah ketupat 14 cm. Keliling belah ketupat 1m. Hitunglah panjang diagonal yang lain.
Kudus, 09 Desember 2006 Observer Guru Matematika
ARY DIJAH WIDJAYANTI, S.Pd. SRI HANDAYANI NIP. 500111046 NIP. 131253873
Mengetahui, Kepala SMP 1 Jati Kudus
H. OKY SUDARTO, S.Pd NIP. 130677441
74 Lampiran 13
KISIKISI SOAL TES SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : VIII.E/1 Standar Kompetensi : 3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam Pemecahan Masalah. Kompetensi Dasar : 3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Materi Pokok : Teorema Pythagoras
No Indikator Aspek Bentuk Soal Nomor Soal Butir Soal 1.
2.
3. Siswa dapat menentukan perbandingan sisi-sisi segitiga siku- siku istimewa Siswa dapat menghitung panjang sisi- sisi segitiga siku-siku jika salah satu sudutnya 30o
dan 45 o
Siswa dapat menghitung panjang diagonal pada bangun datar. Misal:Persegi panjang, belah ketupat, dst. Pemahaman Konsep
Penalaran dan Komunikasi
Pemecahan Masalah Essay
Essay
Essay
1
2,3
4,5 Terlampir
Terlampir
Terlampir
75 Lampiran 14 SOAL TES SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII.E/1 Waktu : 40 menit
Kerjakan dengan teliti!
1. C Pada gambar disamping menunjukkan ABC siku- siku dengan besar < ACB = 30o , < ABC = 60 o dan panjang BC = 2 cm. Tentukan perbandingan antara panjang sisi miring, sisi dihadapan 30o dan sisi sihadapan 60o
A B 2. C Pada ganbar disamping, ABC siku-siku di A dengan panjang BC = 6 cm dan besar <B = 30o . Hitunglah panjang AB.
A B
3. R Diketahui: PQR siku-siku dengan panjang PR = 102 cm dan besar <P = 45o . Hitunglah panjang QR!
P Q
4. S R Pada persegi panjang PQRS disamping panjang diagonal QS = 12 cm dan besar < PSQ = 60o . Hitunglah panjang PQ!
P Q P 5. Pada belah ketupat PQRS disamping panjang PQ = 39 cm dan panjang PR 30 cm. Hitunglah QS!
Q R
30 o
60 o
30o
45o
76 R
77 Lampiran 15 KUNCI SOAL TES SIKLUS I
1. AB = 1 x BC (1) 2 = 1 x 2 2 = 1 Jadi panjang AB = 1 satuan (1) BC2 = AB2 + AC2 .. (1) 22 = 1 + AC2
AC2 = 4 1 = 3 AC = 3 (1) Jadi, AC = 3 satuan Jadi perbandingan BC : AC : AB = 2 : 1 : 3 (1) 5
2. BC : AB = 2 : 3 (1) 6:AB = 2 : 3 (1) 6 x 3 = AB X 2 (1) 63 = 2 AB AB = 63 2 AB = 33 (1) Jadi panjang AB = 33 cm (1) 5 3. PR = 2 (1) QR 1 102 = 2 (1) QR 1 2 QR = 102 (1) QR = 102 2 = 10 (1) Jadi panjang QR = 10 cm (1) 5 4. PQ : QS = 3 : 2 (1) PQ : 12 = 3 : 2 (1) PQ x 2 = 12 x 3 (1) 2 PQ = 123 PQ = 123 2 PQ = 63 (1) Jadi panjang PQ = 63 cm (1) 5
1. Sebuah kapal berlayar ke arah timur sejauh 90 Km kemudian ke arah selatan sejauh 120 Km. Hitunglah jarak kapal sekarang dari tempat semula. Penyelesaian :
E 2. Papan pengumuman digantungkan pada sebuah paku oleh seutas tali seperti tampak pada gambar ABCD adalah papan pengumuman berupa persegi panjang D C dengan panjang AC = 170 cm dan BC = 150 cm. F Jarak EF = 30 cm. Hitunglah panjang tali minimal yang dibutuhkan. Penyelesaian : A B
3. Pada sebuah kegiatan. Beberapa orang pramuka mendirikan tiang bendera seperti tampak pada gambar. Tiang bendera tegak lurus terhadap tanah. ABCD adalah persegi panjang dengan AB = 8 m T dan BC = 6 m T1 adalah pusat persegi panjang ABCD. Jika tinggi tiang T T1 = 3,75 m, TA, TB, TC dan TD adalah tali-tali yang mengikat tiang bendera itu. Hitunglah panjang tali minimal yang dibutuhkan. D C Penyelesaian : A T1 B
4. Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran 15 m x 8 m. Sepanjang diagonalnya dibuat jalan dengan biaya Rp. 5.500,00 per meter. Hitunglah biaya pembuatan jalan seluruhnya. Penyelesaian :
80 Lampiran 17 KUNCI JAWAB LKS SIKLUS II
1. Diketahui A 90 B
120
C
Kapal berlayar dari A ke B kemudian ke C. ditanyakan jarak kapal sekarang dari tempat semula. Jawab: AC2 = AB2 + BC2
AC = AB2 + BC2
= 902 + 1202
= 8100 + 14400 = 22500 = 150 Jadi jarak kapal sekarang dari tempat semula 150 cm
2. Diketahui AC = 170 CM BC = 150 CM EF = 30 CM Ditanya panjang tali CED
Jawab: CF = CD CD2 = AC2 + AD2
CD = 1702 - 1502
= 28900 - 22500 = 6400 = 80 CF = CD = 80 = 40 CD = CF2 - EF2
= 302 - 402
= 2500 = 50
Jadi ED = 2 EC = 100 cm = 1 m
81 3. T T1 = 3,75
T
D C
T1 6
AC B
AC = BC2 + AB2 TB = TTI 2 + TIB2
= 82 + 62 = 3,752 + 52
= 64 + 36 = 14,0625 + 25 = 100 = 39,0625 = 10 Jadi panjang tali = 4 39,0625
4. Diketahui taman D C
A B
AB = 15 M AD = 8 M Biaya pembuatan jalan = Rp 5500/m Ditanya biaya untuk membuat jalan di AC
Jawab: AC2 = AB2 + BC2
AC = AB2 + BC2
= 152 + 82
= 225 + 64 = 289 AC = 17 Biaya = 17 x 5500 = Rp 93500
Jadi biaya untuk membuat jalan disepanjang diagonal taman adalah Rp 93500
82 Lampiran 18 DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II
SEGITIGA PERSEGI PERSEGI PANJANG
1. Abdul Wahhab F. Adi Arfianto Agus Tri Wibowo 2. Ade Candra Afif Azhar A. Dadik Fahrul N. 3. Aidilla P. M. Diah Safitri Fetty Fatimah 4. Amalia Agus F. Mariati Masmirah 5. Christine S. Indrawati Putri Kholifah Nur
LINGKARAN LAYANG-LAYANG BELAH KETUPAT
1. Cahyo Wibowo M. Ali Fahmi Ahmad Sholikin 2. Indra Wahyu D. Slamet Suprihatin Candra Febriyanto 3. Lilis Nur Hidayah Eka Atik M. Fredina Fransiska 4. Nur Hidayah Faizatun Nikmah Haima Nurun N. 5. Siska Zumaroh Ika Ambar W.
JAJAR GENJANG TRAPESIUM
1. M. Anzis Imron Doddy Ardena 2. Tri Iswanto M. Ashfa Febrian 3. Ikha Sulistiyowati Lilis Ida Rohmawati 4. Lavenia Rahma Pratiwi Siti Safaati 5. Setyoningsih Stiyani
83 Lampiran 19 LEMBAR OBSERVASI UNTUK PESERTA DIDIK PADA SAAT KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
NO ITEM YANG DIAMATI SKALA NILAI KETERANGAN 1 2 3 4 1 Aktivitas yang diamati : a. Memperhatikan demonstrasi guru b. Mengamati keterangan guru c. Memperhatikan guru saat menyelesaikan soal d. Memperhatikan pendapat / jawaban teman
v
v
v
v
2 Aktivitas berbicara a. Bertanya b. Berargumentasi c. Menjawab pertanyaan d. Interupsi e. Diskusi
v
v v
v
v
3 Aktivitas ketrampilan a. Mengamati b. Mengkaji c. Memprediksi d. Melakukan penemuan
v v v
v
4 Altivitas emosi dan sikap a. Menumbuhkan rasa senang b. Jenuh c. Berani bertanya d. Bersemangat e. Tenang f. Spontanitas g. Tidak suka
v
v v
v
v
v v
Keterangan : 1 = 1-8 Peserta Didik 2 = 9-16 Peserta Didik 3 = 17-24 Peserta Didik 4 = lebih dari 25 Peserta Didik Kudus, 09 Desember 2006 Observer
Ary Dijah Widjayanti, S.Pd NIP. 500111046
84 Lampiran 20 LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU SIKLUS II
Nama Guru : Sri Handayani Sekolah : SMP 1 Jati Kudus Kelas : VIII (Delapan) Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : KD. No. 1 dan 2 Waktu : 2 pertemuan (4 x 40 Menit)
NO. ITEM YANG DIAMATI SKALA PARTISIPASI KOMENTAR A B C D I 1 2 3 4 5 Pendahuluan TPU TPK Apersepsi Motivasi Revisi
v v
v v v
II 1 2 3
4
5 6 7
8 Pengembangan Penguasaan materi Penggunaan metode Mengiplementasikan, penyelesaian materi Pemberian bimbingan secara keseluruhan Adanya aski dan reaksi Memotivasi siswa Terampil merespon pertanyaan siswa Terampil mengaktifkan siswa
v v
v v v
v
v
v
III 1 2
3 Penerapan Alat evaluasi Kesesuaian alat evaluasi dengan TPK Pengamatan terhadap kegiatan siswa
v v
v
IV 1 2 Penutup Rangkuman Pemberian tugas
v v
Keterangan : A = Baik sekali Kudus, 09 Desember 2006 B = Baik Observer C = Cukup baik D = Kurang Ary Dijah Widjayanti, S.Pd
85 Lampiran 21 LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN UNTUK PESERTA DIDIK SIKLUS II Aktifitas Peserta Didik dalam Kegiatan Diskusi
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
Mengerjakan tugas
v v v v 2
Mengungkapkan pendapat
v v v v 3
Menganggapi pendapat teman
v v v v 4 Menyampaikan hasil diskusi v v v v Jumlah 4 1 3 1 3 1 3 Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik Kudus, 14 Desember 2006 Observer
Ary Dijah Widjayanti, S.Pd NIP. 50011046
86 Lampiran 22 LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN UNTUK PESERTA DIDIK SIKLUS II Aktifitas Peserta Didik dalam Kegiatan Diskusi
Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8 No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1
Mengerjakan tugas
v v v v 2
Mengungkapkan pendapat
v v v v 3
Menganggapi pendapat teman
v v v v 4 Menyampaikan hasil diskusi v v v v Jumlah 2 2 3 1 1 3 2 2 Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Kudus, 2 Januari 2007 Observer
Ary Dijah Widjayanti, S.Pd NIP. 50011046
87 Lampiran 23
REKAPITULASI OBSERVASI PEMBELAJARAN
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II
No Aspek yang Dinilai Hasil Pengamatan 1 2 3 4 5 1
Mengerjakan tugas
4 4 2
Mengungkapkan pendapat
3 5 3
Menganggapi pendapat teman
3 5 4 Menyampaikan hasil diskusi
1 7
Keterangan : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik
Kudus, 14 Desember 2006 Observer
Ary Dijah Widjayanti, S.Pd NIP. 500111046
88 Lampiran 24 DATA PENELITIAN SIKLUS I PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PHITAGORAS SISWA KELAS VIII SMP 1 JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2006/2008
89 Lampiran 25 DATA PENELITIAN SIKLUS II PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PHITAGORAS SISWA KELAS VIII SMP 1 JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2006/2008
90 Lampiran 26
DATA AWAL SISWA YANG NILAINYA KURANG 65
91
Gambar selama kegiatan belajar mengajar Pada Kelas VIII F SMP 1 JATI Kudus
Guru sedang membuka pelajaran
Guru sedang mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar
92
Peserta didik asyik berdiskusi dalam kegiatan belajar mengajar
Guru sebagai peneliti sedang memberi bimbingan kepada beberapa peserta didik.
93
Masing masing ketua kelompok sedang mempresentasikan hasil pekerjaannya
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Metode Diskusi Berbantuan Lembar Kerja Siswa Lks Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bentuk Pangkat Dan Akar Pada Siswa Kelas x(1)
Analisis Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Pengaruhnya Terhadap Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Dalam Pokok Bahasan Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang Mata Pelajaran Akuntansi pada Siswa Kelas II Semester I SMU Negeri 7 Purworejo
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu