Anda di halaman 1dari 3

STRES DAN DEPRESI PASCA PEMILU

*) Masludi Sopriyadi
ms.fku09@yahoo.com
Tinggal menghitung hari pesta demokrasi Pemilihan umum (pemilu) akan di gelar
di seluruh pelosok negeri ini. Pemilu merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
demokrasi dan penentuan masa depan bangsa Indonesia karena merupakan ajang
untuk menghasilkan para pemimpin bangsa yang akan duduk dalam kursi
pemerintahan. Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang
untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu baik di eksekutif maupun legislatif. Pemilu
diikuti oleh rakyat untuk memilih dan menentukan wakil rakyat yang duduk di DPD, DPR
(Pusat), DPRD tingkat I (Provinsi), DPRD tingkat II (Kabupaten) dan penentuan partai
besar utama, dan pada bulan Juli tahun inipun bangsa ini akan memilih presiden dan
wakil presiden.
Pemilu tanggal 9 April 2014 merupakan proses pemilihan oleh rakyat untuk
memilih dan menentukan wakil rakyat yang duduk di DPD, DPR, DPRD tingkat I, DPRD
tingkat II dan penentuan partai besar utama. Wakil rakyat yang nantinya duduk di kursi
DPR baik di daerah maupun di pusat ditentukan pula oleh tingkat persentase partai.
Partai yang dapat duduk di kursi DPR setidaknya memperoleh suara 2,5 % sebagai
dasar jumlah anggota yng dapat duduk di kursi tersebut.
Data pemerintah menunjukkan bahwa jumlah kursi ynag diperebutkan tidak
sebanding dengan jumlah peserta pemilu khususnya para calon legislatif yang jauh
lebih besar. Untuk calon legislatif di DPD sejumlah. Jumlah kursi anggota DPR
ditetapkan sebanyak 560 (lima ratus enam puluh). Jumlah kursi DPRD provinsi
ditetapkan 35 sampai 100. Jumlah kursi DPRD kabupaten/kota ditetapkan 20 sampai 50
kursi. Jumlah kursi anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan 4 (empat). Jumlah
yang tak sebanding dengan minat masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai anggota
legislatif. Perbandingan yang cukup besar dengan peluang yang sangat kecil.
Calon yang mendaftar pun relatif baru dan tidak senua dari mereka mengecam
pengalaman tentang dunia politik. Alhasil tidak sedikit dari para calon ini menggunakan
stategi penyogokan dan kampanye besar-besarn dengan uang yang tentunya tidak
sedikit. Mereka juga tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Sehingga beribu cara pun
dilakukan dengan harapan mendapatkan kedudukan yang diinginkan. Dari keadaan
tersebut, tentu tridak semua calon legislatif siap dengan berbagai resiko yang bisa jadi
terjadi jika mereka kalah. Tidak hanya calon legislaif tersebut yang mendapatkan
pengaruh. Keluarga, tetangga, masyarakat dan pemerintahan secara umum pun ikut
terimbas dari ketidaksiapan mental dan fisik.
Pada umumnya setelah pasca Pemilu para caleg yang gagal duduk dikursi
Legislator diketahui memiliki banyak Faktor psikis yang mungkin dialami, misalnya,
mengalami stres dan depresi berat akibat kegagalan dalam meraih suara bisa
menimbulkan ketegangan sehingga sulit untuk ereksi. Saat mengalami kegagalan ereksi
akibat ketegangan pikiran, biasanya akan memperparah depresi. Apabila berulang-
ulang mengalami kegagalan dalam ereksi, maka akan kian memperburuk kondisi caleg
sehingga terjadi impotensi. Depresi berat itu sendiri terjadi akibat ketidakseimbangan
antara kehendak hati, pikiran, dan fisik. Ketidakseimbangan antara keinginan begitu
menggebu-gebu, memikirkan harta yang sudah dikeluarkan serta hasil yang tidak
memuaskan sehingga timbul distorsi dalam tubuh. Ujung-ujungnya bukan hanya
impotensi, bahkan termasuk gangguan kejiwaan, merasa bersalah dan tidak berguna
bahkan ada caleh yang ingin mengakhiri hidupnya.


Bagaimana dengan pengertian stres?
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan
psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai
kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul
akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.
Banyak hal yang bisa memicu stres muncul seperti rasa khawatir, perasaan
kesal, kecapekan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan,
Pre Menstrual Syndrome (PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung,
berduka cita dan juga rasa takut.

Faktor-faktor apa saja yang menyebab caleg stres?
Secara umum terdapat beberapa factor utama penyebab terjadinya stres yang menimpa
caleg yang kalah. Factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor pertama yang utama mengapa seorang caleg sampai stres adalah
ketidaksiapan mentalnya untuk kalah. Banyak dari mereka yang memelihara
mental siap menang tanpa mengukur kapasitas dan kapabilitas diri. Akibatnya
ketika kenyataan terburuk yang terjadi, mengalami guncangan dan gangguan
jiwa yang terekspresikan dalam beragam bentuk.
2. Faktor kedua adalah banyaknya caleg yang bersaing sebagai konsekuensi
banyaknya parpol yang ikut dalam pemilu. Padahal kursi yang tersedia di
masing-masing tingkatan lembaga legislatif jumlahnya relatif tetap, sehingga
populasi caleg yang gagal semakin banyak.Faktor banyaknya caleg yang belum
memiliki pekerjaan tetap sehingga mempersepsikan menjadi anggota legislatif
sebagai suatu pekerjaan dan matapencaharian, semakin memicu munculnya
gangguan jiwa. Apalagi bila di antara mereka sudah merasa mengeluarkan
tenaga, pikiran, serta dana yang relatif banyak.
3. Faktor ketiga adalah pengaruh perekonomian internal caleg yang sebagian dari
mereka dirasa belum mapan sehingga harus bermodal hutang untuk menyokong
perjuangan namanya agar memperoleh suara terbanyak yang tersalurkan lewat
pamphlet, baliho, bantuan-bantuan serta seabrek atribut pemilu lainnya. Bagi
mereka yang kirang mampu hal ini akan menylitkan mengingat pada dasarnya
kebanyakan dari mereka memanfaatkan kemenangannya sebagai upaya
pengembalian modal tersebut. Kemenangan tidak didapat, namun hutang
menumpuk. Hal ini memicu stress dan gangguan jiwa bagi caleg yang kalah.
4. Faktor keempat adalah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan
kemenangan seorang caleg ditentukan berdasar suara terbanyak. Keputusan
tersebut seakan mengharuskan setiap caleg berjuang secara mandiri sekuat
daya, tenaga, dan dana dalam upaya meraih simpati dan suara dari para pemilih.
Terjadi persaingan yang cukup ketat antarcaleg, bahkan di lingkungan internal
partainya sendiri. Ketika perjuangannya menghasilkan suara pemilih yang minim,
kehormatan dirinya serasa terbanting. Harkat dan martabatnya merasa tidak
dihargai sebesar daya, tenaga dan dana yang telah dikeluarkan.

Bagaimna dengan pengertian Depresi?
Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan
yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan perasaan bersalah, menarik dari orang
lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan dan hasrat seksual, serta minat
kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Bila orang yang depresi dihadapkan
pada suatu masalah, mereka tidak dapat memikirkan cara penyelesaiannya. Setiap
moment menjadi sangat berat dan kepala mereka terus menerus dipenuhi dengan
pikiran menyalahkan diri sendiri. Depresi merupakan salah satu penyebab utama
kejadian bunuh diri.
Depresi pada umumnya mengacu pada mood tidak bahagia, merasa sedih,
murung, muram, dan merasa terpisah dari orang lain. Orang-orang yang depresi
bebeicara dengan lambat, setelah lama terdiam, hanya menggunakan beberapa kata
dan nada suara rendah secara monoton. Banyak yang lebih suka duduk sendirian dan
berdiam diri. Kadang mereka bergerak cepat, meremas tangan, selalu mengeluarkan
suara mengeluh dan menyampaikan keluhan bahkan bisa juga ingin mengakhiri
hidupnya, lantaran pasca pemilu ini paracaleg terbelit hutang.


Apabila orang yang depresi dihadapkan pada suatu masalah, mereka tidak dapat
memikirkan cara penyelesaiannya. Setiap moment menjadi sangat berat dan kepala
mereka terus menerus dipenuhi dengan pikiran menyalahkan diri sendiri. Orang-orang
yang depresi dapat mengabaikan kebersihan dan penampilan merekadiri serta
mengeluhkan berbagai simtom-somatik tanpa gangguan fisik yang jelas. Mereka
merasa sangat berkecil hati dan benar-benar tidak memiliki harapan serta inisiatif,
mereka selalu merasa khawatir, cemas, dan pesimis hampir sepanjang waktu.
Depresi yang dialami para caleg disebabkan ketidaksiapan mereka untuk
menerima kenyataan. Seharusnya para caleg yang akan mendaftar sebagai peserta
pemilu hendaknya menyiapkan mental dan mengantisipasi segala hal yang mungkin
akan terjadi sehingga ketika mereka kalah mereka dapat menerima kenyataan itu.
Mereka dapat menerima dengan lapang dada dan mengontrol emosi yang mungkin
timbul saat menghadapi kekalahan sehingga emosinya dapat diekspresikan dengan
baik.
Kematangan emosi ini mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan.
Orang yang matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi,
ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang
dapat disesuaikan dengan keadaan stimulus namun ekspresinya tetap memperhatikan
kewajaran dan kesopanan. Gejolak-gejolak emosi dapat diatasi dengan baik dalam
berbagai macam situasi dimana individu itu berada. Orang yang matang secara
emosional akan dapat mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi kehidupan
dimasa sekarang dan akan datang serta semua masalah dapat dihadapinya dengan
baik.
Sehingga diasumsikan caleg yang memiliki kematangan emosi akan lebih tahan
mentalnya dan tidak mengalami depresi ketika kalah dalam pemilu. Mereka dapat
mengontrol emosinya dengan baik dan mengelola faktor-faktor perilaku yang negative
sesuai dengan situasi dan kondisi masalah yang dihadapi.

Faktor-fakrot apa saja yang berpengaruh pada Depresi?

Secara umum faktor yang berpengaruh pada depresi di kelompokan menjadi tiga, yaitu :
1. Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak
terutama serotonin
2. Faktor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku
terhadap suatu situasi sosial
3. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan
pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Bagaimna dengan terapi untuk para caleg yang mengalami Strees dan Depresi?

Mengantisipasi berbagai gangguan kesehatan tersebut di atas sepenuhnya
tergantung pada kesiapan mental dari setiap caleg dalam menghadapi hasil perhitungan
suara Pemilu 2014. Jadi tergantung dari kesiapan mental, agama, serta seberapa besar
harta yang dikeluarkan pada prapemilu (kampanye). Mungkin bagi yang uangnya
banyak tidak masalah. Namun, bagi mereka (caleg) yang habis-habisan mengeluarkan
harta tapi gagal meraih kursi, disertai mental yang tidak cukup kuat, maka bisa
mengalami depresi berat dan impotensi.
Pengobatan impotensi, tergantung dari faktor penyebabnya sehingga dibutuhkan
keterbukaan, komunikasi, dan kerja sama, baik dengan istri maupun terhadap dokter
yang merawatnya.
Terapi yang diberikan untuk para caleg yang mengalami strees dan depresi
sebaiknya dilakukan dengan konsultasi dan pengobatan langsung dengan dokter ahli
psikiatrik di rumah sakit Jiwa dan juga bisa dilakukan dengan Pisioterapi. Beberapa
metode saat terapi sangatlah diperlukan metode pendekatan Ibadahpun sangat
diperlukan. Hal ini tentunya dukungan keluarga sangatlah diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai