Anda di halaman 1dari 4

Pengenalan Aset Jangka Panjang

Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
penghasilan operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari satu periode. Asset
jangka panjang dapat berupa asset berwujud seperti bangunan, pabrik atau tak berwujud
seperti merek dagang dan patent.
Konsep aset jangka panjang
Akuntansi aset jangka panjang bukan merupakan konsep penilaian. Melainkan, merupakan
proses alokasi biaya sepanjang waktu. Berdasarkan alasan ini, melaporkan aktiva jangka
panjang pada nilai wajar tidak beralasan karena nilai aktiva berasal dari penggunaannya
dalam aktivitas operasi, yang mungkin tidak terkait dengan nilai wajar aktiva.
Kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai
Kapitalisasi
Kapitalisasi merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan, tetapi
manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa depan.
Umumnya suatu biaya akan dikapitalisasi jika memenuhi kriteria berikut:
1. Aset harus berasal dari transaksi atau kejadian masa lalu
2. Aset harus menghasilkan kemungkinan manfaat masa depan yang dapat diidentifikasi
dan layak
3. Aktiva memberikan pemiliknya pengendalian atau manfaat masa depan
Alokasi
Alokasi merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (asset) secara periodic sepanjang
satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan.
Alokasi biaya disebut penyusutan jika terkait dengan aset tetap, amortisasi jika digunakan
untuk aset tak berwujud, dan deplesi jika dikaitkan dengan sumber daya alam.
Tiga faktor yang menentukan nilai alokasi biaya:
1. Periode manfaat
2. Nilai sisa
3. Masa manfaat
Penurunan nilai
Penurunan nilai merupakan proses penurunan nilai buku asset saat arus kas yang diharapkan
tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada neraca.
Dua perspektif analisis, terdapat dua distorsi terkait dengan penurunan nilai aset:
1. Biaya konseratif mendistorsi penilaian aset jangka panjang karena nilai aset dapat
diturunkan namun tidak dapat dinaikkan
2. Pengakuan penurunan nilai aktiva memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi
laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan nilai aset pada neraca
Kapitalisasi Versus Pembebanan:
Dampak Terhadap Laporan Keuangan Dan Rasio
Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi modern. Kapitalisasi mempengaruhi
laporan keuangan dan rasio. Kapitalisasi juga membuat laba menjadi lebih unggul
dibandingkan arus kas sebagai pengukuran kinerja keuangan.

Dampak Kapitalisasi Terhadap Laba
Dua dampak kapitalisasi terhadap laba: pertama, kapitalisasi menangguhkan pengakuan
biaya. Hal ini berarti kapitalisasi menghasilkan laba yang lebih tinggi selama periode akuisisi
namun laba yang lebih rendah pada periode berikutnya jika dibandingkan dengan
pembebanan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba.

Dampak Kapitalisasi Terhadap Tingkat Pengembalian I nvestasi
Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan karenanya rasio tingkat
pengembalian investasi. Kapitalisasi memengaruhi laba dan basis investasi dari rasio tingkat
pengembalian investasi (ROI). Sebaliknya, membebankan biaya asset menghasilkan basis
investasi yang lebih rendah dan meningkatkan fluktuasi laba.

Dampak Kapitalisasi Terhadap Rasio Solvabilitas
Pada pembebanan biaya asset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap
ekuitas mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi sebenarnya.

Dampak Kapitalisasi Terhadap Arus Kas Operasi
Saat biaya asset dibebankan langsung, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
operasi. Sebaliknya, jika asset dikapitalisasi, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar
aktivitas investasi.

Aset tak berwujud
Aset tak berwujud merupakan hak istimewa, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau
pengendalian.
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi merupakan aset tak berwujud yang dapat
diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaan selama periode
manfaat terbatas. Contohnya paten, merek dagang, dan lainnya.
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi merupakan aset yang dapat dikembangkan
secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasi dan sering kali memilii masa
manfaat yang tak terhingga. Contohnya aktivitas litbang, iklan, dan goodwill.
Goodwill dapat berubah menjadi kelebihan laba masa depan, dimana kelebihan ini
merupakan jumlah diatas laba normal.
Amortisasi aset tak berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasi, biaya ini
selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jangka waktu masa manfat
tergantung jenis aset tak berwujud, kondisi permintaan, situasi kompetitif dan hukum,
kontrak, aturan atau batasan ekonomi lainnya.
Menganalisa aset tak berwujud
Analisis goodwill memperlihatkan beberapa kasus yang menarik. Karena goodwill dicatat
hanya pada saat akuisisi, sebagian besar goodwill mungkin terdapat pada neraca. Namun, kita
tahu bahwa goodwill pada akhirnya tercermin dalam kelebihan laba.
Analis harus waspada terhadap perlakuan amortisasi manajemen. Karena amortisasi yang
lebih kecil meningkatkan laba yang dilaporkan, manajemen mungkin mengamortisasi aset tak
berwujud sepanjang periode yang melebihi masa manfaatnya.
Analis juga harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan disposisi goodwill. Goodwill
mungkin dihapus jika kelebihan laba yang mendasari eksistensinya tidak ada lagi.
Aset tak berwujud dan kontingensi yang tak tercatat
Salah satu aktiva penting dalam kategori ini adalah goodwill yang diciptakan secara internal.
Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadi. Jika
goodwill diciptakan dan dapat dijual atau menghasilkan kekuatan laba yang lebih besar, laba
perusahaan saat ini dinyatakan terlalu rendah karena pengembangan goodwill.
Salah satu kategori aktiva tak tercatat lainnya terkait dengan elemen jasa atau ide.

Anda mungkin juga menyukai