Anda di halaman 1dari 2

Tersesat di Syurga

Saturday, 12 April 2008 03:21


Seorang pemuda, ahli amal ibadah datang ke seorang Sufi. Sang pemuda dengan bangganya
mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, baca Al-Quran,
berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk syurga dengan
tumpukan amalnya.
Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku
hariannya, dari hari ke hari.
Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan
Apa yang sudah anda lakukan?
Amal ibadah bekal bagi syurga saya nanti
Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?
Pemuda itu diamlalu berkata,
Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?
Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?
Saya sendirihmmm.
Jadi kamu mau masuk syurga sendiri dengan amal-amalmu itu?
Jelas dong tuan
Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke syurga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat
disana
Pemuda itu terkejut bukan main atas ungkapan Sang Sufi. Pemuda itu antara marah dan diam,
ingin sekali menampar muka sang sufi.
Mana mungkin di syurga ada yang tersesat. Jangan-jangan tuan ini ikut aliran sesat kata
pemuda itu menuding Sang Sufi.
Kamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi saya.
Toloong diperjelas
Begini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak oleh Allah bagaimana?
Lho kenapa?
Siapa tahu anda tidak ikhlas dalam menjalankan amal anda?
Saya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan saya masih saya ingat semua
Nah, mana mungkin ada orang yang ikhlas, kalau masih mengingat-ingat amal baiknya? Mana
mungkin anda ikhlas kalau anda masih mengandalkan amal ibadah anda?
Mana mungkin anda ikhlas kalau anda sudah merasa puas dengan amal anda sekarang ini?
Pemuda itu duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayang
bagaimana soal tersesat di syurga, soal amal yang tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas.
Dalam kondisi setengah frustrasi, Sang sufi menepuk pundaknya.
Hai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu cukup istighfar saja. Kalau kamu
berambisi masuk syurga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Tuan
Pemilik dan Pencipta syurga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu
anda tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah anda seperti orang linglung atau orang yang
bahagia?
1 / 2
Tersesat di Syurga
Saturday, 12 April 2008 03:21
Saya harus bagaimana tuan
Mulailah menuju Sang Pencipta syurga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu.
Amalmu bukan tiket ke syurga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridlo dan
rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnya
Pemuda itu semakin bengong antara tahu dan tidak.
Begini saja, anak muda. Mana mungkin syurga tanpa Allah, mana mungkin neraka bersama
Allah?
Pemuda itu tetap saja bengong. Mulutnya melongo seperti kerbau.
2 / 2

Anda mungkin juga menyukai