Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL ANGKUTAN UMUM

DI KABUPATEN PONOROGO

ABSTRAK


Angkutan umum merupakan salah satu angkutan masal yang menjadi alternatif utama untuk
mengurangi persoalan kemacetan di daerah maju dan berkembang. Sebagai daerah berkembang Kabupaten
Ponorogo membutuhkan angkutan umum yang dapat diandalkan sehingga persoalan kemacetan di masa yang
akan datang dapat di minimalisir. Hal ini membutuhkan adanya analisis kelayakan terhadap rencana
pengadaan angkutan umum di Kabupaten Ponorogo, agar dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan
kondisi daerah yang ada saat ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi permintaan (demand) terhadap rencana pengadaan
angkutan umum di Kabupaten Ponorogo, mengevaluasi biaya pokok dan tarif dari angkutan umum yang telah
direncanakan, serta menganalisis secara finansial usaha angkutan umum tersebut. Penelitian dilakukan pada
empat Kecamatan Kota yaitu Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Babadan, Kecamatan Jenangan dan
Kecamatan Siman. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan survei langsung di lapangan,
yaitu dengan melakukan survei waktu perjalanan asal-tujuan dengan menggunakan angkutan, jarak asal-tujuan
dan harga satuan Kabupaten Ponorogo, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perhubungan
Kabupaten Ponorogo, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo, Sub Dinas Cipta Karya Kabupaten
Ponorogo, Sub Dinas Bina Marga Kabupaten Ponorogo, KESBANGLINMAS Kabupaten Ponorogo,dan Badan
Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh dua belas kelurahan yang layak dilayani angkutan
umum dari segi pemintaan, nilai demand tertinggi terdapat pada kelurahan Kadipaten dengan nilai D : 5752
penumpang dan dari kedua belas kelurahan diperoleh sembilan jalur trayek yang akan dilayani angkutan umum
dengan jenis kendaraan MPU (Mobil Penumpang Umum) berkapasitas 8 penumpang. Perhitungan biaya pokok
dan tarif pada jalur 1 hingga jalur 9 didapat hasil analisis ekonomi BCR > 1 yaitu 1,96 untuk Jalur 1, 3,72
untuk Jalur2, 4,28 untuk Jalur 3, 9,23 untuk Jalur 4, 8,67 untuk Jalur 5, 2,88 untuk Jalur 6, 2,00 untuk Jalur 7,
1,48 untuk Jalur 8, dan 3,76 untuk Jalur 9. Sesuai dengan jenis pelayanan angkutan umum perdesaan maka
penetapan tarif batas atas dan tarif batas bawah sebesar Rp. 6.971,- diperoleh dari rata-rata tarif Jalur 1-9.
Kata kunci : Angkutan Umum, BOK, Tarif, BCR











Public transportation is one of the mass transportation that become main alternative to reduce trafic
jam in both developed and developing regions. As a developing area , Ponorogo Regency need a reliable
public transportation so that the trafic jam problem can be minimized in the future. This requires the feasibility
analysis of the public transport provision plan in Ponorogo Regency, in order to know the suitability of
residents and area conditions.
The purpose of this study was to evaluate the demand against the public transport provision plan in
Ponorogo Regency, evaluate the basic costs and rates of public transport that has been planned, also to
financially analyze the business of public transportation. The study was conducted at four Sub Distric there are
Ponorogo District, Babadan District, Jenangan District, and Siman Distric. The primary data in this study
were obtained by conducting direct surveys in the field by origin-destination travel time survey using public
transportation also distance origin-destination and unit price survey in Ponorogo, while the secondary data
obtained from the Department of Transportation of Ponorogo, Public Works Department of Ponorogo, Sub-
Department of Cipta Karya of Ponorogo, Sub-Department of Highways of Ponorogo, KESBANGLINMAS of
Ponorogo, and the Central Bureau of Statistics of Ponorogo.

Result of this research obtained there were twelve villages which served decent public transport in
terms of demand, highest demand found in the Kadipaten village with a D value 5752 passengers and from
twelve villages there were nine routes that will be served by the public transportation type MPU (General
passenger Cars) with a capacity of 8 passengers. The calculation of basic costs and rates on line 1 to line 9
obtained the Economic analysis results BCR> 1,there were 1.96 for Line 1, 3.722 for line , 4.28 for Line 3,
9.23 for line 4, 8.67 for lane 5, 2.88 for Line 6, 2.00 for line 7, 1.48 for Line 8, and 3.76 for Line 9. According
to the type of public transport services in rural area , then the upper limit and the lower limit of the rates was
Rp. 6971, - derived from the average rates Line 1-9.

Key word: Public transport, Operational cost, BCR

Anda mungkin juga menyukai