Asma
Asma
RESPONSI KASUS
UNIVERSITAS TARUMANEGARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT SUMBER WARAS
NAMA MAHASISWA
Monica Adriani
NIM
406127032
PEMBIMBING
PRESENTASI KASUS
ILMU KESEHATAN ANAK
TANGGAL PRESENTASI : 28 Agustus 2013
ANAMNESA DIPEROLEH DARI : Ibu kandung pasien (alloanamnesa)
TANGGAL PEMERIKSAAAN : 5 Agustus 2013
TANGGAL MASUK RUMAH SAKIT
: 5 Agustus 2013
IDENTITAS PASIEN
NAMA
UMUR
: 3 tahun 5bulan
JENIS KELAMIN
: Perempuan
ALAMAT
IDENTITAS ORANGTUA :
Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Agama
Alamat
Ayah
Ibu
34 tahun
karyawan swasta
Katholik
Keluhan utama
Sesak napas
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Sesak terjadi pada malam hari. Sesak saat beraktivitas dan saat beristirahat. Sesak
terjadi saat posisi berbaring dan mereda dengan posisi duduk. Pasien tidak bisa tidur karena
sesak napasnya . Dada tidak sakit. Tidak tampak kebiruan. Nenek pasien memiliki riwayat
asma. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 1 tahun.
Pasin juga memiliki keluhan batuk sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk
terus menerus dengan disertai dahak, dahak dapat dikeluarkan berwarna hijau kekuningan
kental, tidak ada darah, tidak ada penurunan berat badan, tidak ada keringat malam. Pasien
sudah diberikan obat triaminik 2 kali sehari,1sendok takar. Tetapi batuk tidak
mereda.disekitar pasien tidak ada yang memiliki keluhan batuk. Saat batuk pasien bias
sampai mengalami sesak napas.
Pasien mengalami demam 1 hari sebelum masuk rumah sakit, timbul mendadak dan
terus menerus. Ibu pasien mengukur suhu tubuh pasien dengan perabaan tangan. Tidak ada
riwayat kejang, tidak menggigil, tidak ada gusi berdarah tidak mimisan, tidak ada sakit
telinga, tidak keluar cairan dari telinga. Pasien tampak lemas.
Riwayat buang air besar : lancar, warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak, tidak ada
darah, tidak ada lendir, tidak menangis dan merintih saat buang air besar, frekuensi 1- 2 x/
hari.
Riwayat buang air kecil : lancar, warna kuning, tidak ada darah, tidak menangis dan merintih
saat buang air kecil
Riwayat penyakit dahulu
Pernah dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas saat usia 1 tahun
Riwayat keluarga
Anak pertama. Ayah dan Ibu dalam keadaan sehat.
Riwayat imunisasi
imunisasi dasar lengkap di dokter
BCG 1x ( 2bulan ), tidak terdapat scar di lengan kanan atas
HepatitiS B 2x (0, 1, 6 bulan)
DPT 3x (2, 4, 6 bulan)
Polio 4x (0, 2, 4, 6 bulan)
Campak (9 bulan)
Riwayat tumbuh kembang
BB dan TB selalu bertambah sesuai usia
Perkembangan :
-
Riwayat makanan:
-
Usia 6 12 bulan : ASI, susu formula 30 ml bila anak minta, dan bubur saring
setengah mangkok (3 kali sehari)
Usia 12 bulan sekarang : susu formula 100ml bila anak minta, buah 1 kali sehari dan
nasi setengah piring 3 kali sehari
Pemeriksaan jasmani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
Keadaan umum
Tampak irritable
Tidak ikterik
Tidak sianosis
Tidak anemis
Tidak letargis
Tanda vital
Frekuensi nadi : 118 x /min (isi cukup,teratur)
Frekuensi nafas : 50 x /min (ada pernapasan cuping hidung)
Suhu tubuh
: 37,10C
BB : 15 Kg
TB : 97 cm
BB/U : > 0 SD (normal)
TB/U : > 0 SD (normal)
BB/TB : > 0 SD (gizi cukup)
Status gizi : Gizi Cukup
Pemeriksaan fisik
Kepala
Mata
: palpebra superior et inferior dextra et sinistra tidak cekung dan tidak edema.
konjungtiva anemis ,sclera tidak ikterik.Pupil bulat,isokor, reflex cahaya +/+
Hidung
: bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret di kedua lubang
hidung, tidak ada darah, mukosa di kedua lubang tidak hiperemis. Terdapat
pernapasan cuping hidung.
Telinga
: bentuk normal, kedua liang telinga lapang, tidak ada serumen di kedua liang
telinga, nyeri tekan tragus tidak ada, nyeri tarik aurikuler tidak ada, kelenjar
getah bening pada pre aurikuler sinistra -dextra, retro dan post aurikuler
dextra-sinistra tidak teraba .
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
: bibir tidak kering, tidak tampak sianosis perioral, mukosa mulut tidak kering,
lidah tidak kotor, pinggiran lidah tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tidak tampak
hiperemis, faring tidak tampak hiperemis.
Leher
Thorax
Inspeksi :bentuk normal,simetris dalam diam dan pergerakan nafas
Palpasi : stem fremitus kanan-kiri depan-belakang sama kuat
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru ,batas paru hepar : ICS VI midclavicula line dextra
Paru
Auskultasi
: suara napas vesikuler, ronkhi -/-, slym -/-, wheezing saat inspirasi dan
ekspirasi pada kedua lapang paru
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada gallop, tidak ada murmur.
Abdomen
Inspeksi
: datar
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, tidak ada nyeri tekan abdomen, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
Genitalia
kaku kuduk -
Laseq -/-
Brudzinki I -
Kerniq -/-
Normorefleks
Status lokalis
: -
Columna vertebralis :
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 5 agustus 2013
Darah rutin
Jenis
Hemoglobin
Hasil
Satuan
13,1
Nilai normal
g/dl
L : 13-18
P : 12-16
Hematokrit
36,2
L : 40-52
P : 35-47
Eritrosit
4,88
juta/ul
L : 4,4-5,9
P : 3,8-5,2
Trombosit
Leukosit
293
ribu/ul
150 440
13.000
/ul
4.0 11.0
31
mm/jam
L : 0 15
P : 0 20
Hasil
0
Satuan
%
Nilai Normal
01
Eosinofil
03
Batang
06
Segmen
80
50 70
Limfosit
17
20 40
Monosit
28
Urinalisa
Warna
: Jernih
pH
: 7,5
albumin
: (-)
glukosa
: (-)
keton
: (-)
darah/Hb
: (-)
bilirubin
: (-)
urobilinogen
nitrit
: (-)
Silinder
: (-)
Epitel
: (+)
Kristal
: (-)
Resume
Telah diperiksa seorang anak perempuan usia 3 tahun 4 bulan dengan keluhan sesak
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak terjadi pada posisi berbaring dan sedikit
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
mereda saat duduk. Pasien tidak tampak kebiruan, dengan suara napas mengi. Pasien
memiliki riwayat asma sejak umur 1 tahun.
Pasien mengalami batuk sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk disertai
dahak, dahak dapat dikeluarkan. Dahak berwarna hijau kekuningan kental dan tidak ada
darah. Sudah diberikan obat triaminik 2 kali sehari 1 sendok takar. Namun batuk tidak
mereda.
Pasien juga mengalami demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
timbul mendadak dan terus menerus. Pasien tampak lemas.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan :
Growth chart
BB / U = >0SD (normal)
10
: 37,10C
BB : 15 Kg
TB : 97 cm
BB/U : > 0 SD (normal)
TB/U : > 0 SD (normal)
BB/TB : > 0 SD (gizi cukup)
Status gizi : Gizi Cukup
Pemeriksaan fisik
Mata : palpebra superior et inferior dextra et sinistra tidak cekung dan tidak edema.
konjungtiva anemis ,sclera tidak ikterik.Pupil bulat,isokor, reflex cahaya +/+
11
: bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret di kedua lubang
hidung, tidak ada darah, mukosa di kedua lubang tidak hiperemis. Terdapat pernapasan
cuping hidung.
Mulut : bibir tidak kering, tidak tampak sianosis perioral, mukosa mulut tidak kering, lidah
tidak kotor, pinggiran lidah tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tidak tampak hiperemis, faring
tidak tampak hiperemis
Leher : trakea di tengah, Kelenjar tiroid tidak teraba, Kelenjar getah bening submandibula,
supra-infra clavicula tidak teraba, cervical tidak teraba membesar. Terlihat retraksi di
supraclavicula dan suprasternal
Thorax
Inspeksi :bentuk normal,simetris dalam diam dan pergerakan nafas.
Palpasi : stem fremitus kanan-kiri depan-belakang sama kuat
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru ,batas paru hepar : ICS VI midclavicula line dextra
Paru
Auskultasi
: suara napas vesikuler, ronkhi -/-, slym -/-, wheezing saat inspirasi dan
Auskultasi
: bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada gallop, tidak ada murmur.
Abdomen
Inspeksi
: datar
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan abdomen, hepar dan lien tidak teraba
12
digiti manus dextra, tidak ada edema, tidak ada clubbing finger, capillary refill < 2 detik.
Akral dingin.
Genitalia
kelainan dari luar, tidak teraba membesar kelenjar getah bening inguinal.
Status Neurologis
Rangsang meningen : kaku kuduk (-)
brudzinki I (-)
Diagnosis kerja
brudzinki II (-/-)
kerniq (-/-)
laseq (-/-)
Diagnosis banding
: Bronkopneumoni
Bronkiolitis
Diagnosis gizi
Anjuran pemeriksaan
Pemeriksaan darah lengkap
Cek elektrolit
Analisa gas darah
Foto rontgen thorax
Penatalaksanaan :
Terapi :
IVFD D5%- 0,225% Saline 1000cc/24jam
Paracetamol sirup 3 x 1 sendok teh perhari
Nebuliezer 3 x/ hari berisikan :
Ventolin 0,25mg dalam 1 ml NaCL 0,9%
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
13
: ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Bronchitis : ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Karies gigi molar 3 : ad bonam
ANALISIS KASUS
I.DASAR DIAGNOSA : ASMA derajat berat tanpa ancaman henti napas
Dari anmnesa didapatkan :
Sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak terjadi pada posisi berbaring
dan sedikit mereda saat duduk. Pasien tidak tampak kebiruan, dengan suara napas
mengi. Pasien memiliki riwayat asma sejak umur 1 tahun.
Pasien mengalami batuk sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk disertai
dahak, dahak dapat dikeluarkan. Dahak berwarna hijau kekuningan kental dan tidak
ada darah. Sudah diberikan obat triaminik 2 kali sehari 1 sendok takar. Namun batuk
tidak mereda.
14
Pasien juga mengalami demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
timbul mendadak dan terus menerus, tidak tergantung waktu. Pasien tampak lemas.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Tanda vital
Frekuensi nadi : 118 x /min (isi cukup,teratur)
Frekuensi nafas : 50 x /min (ada pernapasan cuping hidung)
Suhu tubuh
: 37,10C
BB : 15 Kg
TB : 97 cm
BB/TB : > 0 SD (gizi cukup)
Hidung : Terdapat pernapasan cuping hidung.
Leher : Terlihat retraksi di supraclavicula dan suprasternal
Paru : Auskultasi
ekspirasi
Jantung : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas
: Akral dingin.
Diagnosa banding
Bronkopneumoni
sesak nafas
retraksi
ronkhi
kadang disertai
OMA,faringitis
15
Kuman penyebab:
S.pneumoniae
H.influenzae tipe B
S.aureus
Chlamidia pneumoniae
Bronkiolitis
Pemeriksaan fisik:
Anamesa :
tersering usia 3-6bln
demam tidak tinggi
Rinorea,takipneu,sesak napas,sulit
makan
batuk kering+ mengi khas
bronkiolitis
Pem.penunjang :
September
2013
PCR)
Tinjauan pustaka
ASMA
Definisi asma :
1. Penyakit yang ditandai oleh obstruksi saluran napas yang reversible yang dapat
teratasi dengan pengobatan (1950)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
17
2. Penyakit episodic yang ditandai dengan adanya obstruksi aliran udara akibat
peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap adnaya stimuli, dengan manifestasi
berupa penyempitan saluran napas yang luas, yang kemudian berubah derajatnya, baik
secara spomtan maupun dengan pengobatan.
3. Keadaan kronik yang ditandai bronkospasme rekuren akibat penyempitan lumen
saluran napas sebaugai respon terhadap suatu stimuli yang tidak menyebabkan
penyempitan serupa pada kebanyakan orang (WHO, 1975)
4. Penyakit inflamasi kronik yang ditandai oleh obstruksi saluran napas yang reversible
dan hiperesponsivitas saluran napas (1990)
5. Ganggian inflamasi kronik saluran napas yang disertai oleh peranan berbagai sel
khususnya sel mast, eosinophil dan limfosit T (GINA 2006)
6. Mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai berikut : timbul
secara episodic, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah
aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau
keluarganya (PNAA 2004)
klinis, Asma
episodic Asma
kebutuhan
obat jarang
sering
< 1 x / bulan
< 1 minggu
Tanpa gejala
>1x / bulan
>1 minggu
Sering
Hamper
tahun
Gejala
sepanjang
siang
18
dan
Sering terganggu
terganggu
diluar serangan
Obat pengendali
Nonsteroid
Tidak perlu
steroid
Uji
faal
(diluar serangan)
Variabilitas
paru
malam
Sangat terganggu
Tidak pernah normal
/ Steroid hirupan/oral
hirupan
dosis rendah
PEF/FEV1 60 PEF/FEV1 < 60%
80%
VARIABILITAS
20-30%
Variabilitas > 50%
(saat
serangan)
-
klinis, Ringan
paru
sedang
Berat
Tanpa ancaman Ancaman
henti
dan
henti napas
laboratorium
Sesak
napas
bayi
menangis keras
mau
tangis
pendek tidak
Bias berbaring
menyusu
Lebih
duduk
Bicara
Kesadaran
kalimat
Mungkin
suka Duduk
bertopang
lengan
Penggal kalimat Kata kata
irritable
irritable
Kebingungan
19
Sianosis
Mengi
irritabel
Tidak ada
Tidak ada
Sedang, hanya Nyaring
Ada
Nyata
Sangat nyaring, Sulit/tidak
pada ekspirasi
sepanjang
ekspirasi
Penggunaan
otot tidak
inspirasi
saat
ekspirasi
ada
dan inspirasi
ada
pernapasan
Gerakan
paradox
Retraksi
Frekuensi napas
Frekuensi nadi
Pulsus paradoksus
Dangkal,
Sedang,
Dalam,
retraksi
ditambah
ditambah
intrakostal
retraksi
pernapasan
torakoabdominal
Dangkal, hilang
suprasternal
takipnea
takipnea
normal
takikardi
Tidak ada < 10 Ada 10 mmHg
cuping hidung
takipnea
Bradipnea
takikardi
Bradikardi
Ada
>
20 Tidak ada
mmHg
mmHg
>60%
40 60%
<40%
Pascabronkodilator >80%
60 80%
<60%respon
SAO2%
PaO2
PaCO2
91-95%
>60mmHg
<45mmHg
<2jam
<90%
<60mmHg
>45mmHg
>95%
normal
<45mmHg
20
Patofisiologi ASMA
Pencetus
Obstruksi jalan
napas
Ateletaksis
Ventilasi tidak
seragam
Hiperventilasi
paru
Ventilasi
perfusi tidak
seimbang
Gangguan
compliance
Penurunan
surfaktan
Hipoventilasi
alveolar
Peningkatan
kerja napas
Asidosis
Vasokontriksi
PaCO2
pulmonal
Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
PaCO2
21
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fungsi paru
-
Volume paru bermanfaat pada penyakit paru restriktif seperti kelemahan otot napas,
derformitas dinding dada, dan penyakit interstisial paru
Fungsi jalan napas, dengan melakukan maneuver ekspirasi paksa secara maksimal.hal
ini terutama berguna pada penyakit dengan obstruksi jalan napas seperti asma dan
fibrostik kistik.dapat dilakukan pada anak usia diatas 6 tahun yaitu dengan forced
expiratory volume in 1 second (FEV1) dan vital capacity (VC) serta peak expiratory
flow (PEF) dengan menggunakan alat spirometri.
Pengukuran variabilitas dan reversibilitas fungsi paru dalam 24 jam sangat penting
untuk diagnosis asma, menilai derajat penyakit asma dan menjadi acuan dalam
strategi pengelolaan asma.
Pertukaran gas : analisis gas darah untuk mengetahui adanya hypoxemia atau
hipercarbia akibat hipoventilasi, pulse oximetry.
22
dengan rhinitis alergi dan kondisi lain seperti fibrosis kistik, bronkiektasis, dan
penyakit paru obstruktif menahun.
3. Pengukuran penanda inflamasi sakuran napas non invasive
4. Penilaian status alergi
Nilai derajat
serangan
Serangan ringan
Serangan sedang
(nebulisasi 1x respon
baik)
(nebulisasi 2x respon
parsial)
Observasi 1 2 jam
Berikan oksigen
Pulang
-Bekali obat B-agonis
-Teruskan obat
pengendali
Ruang rawat
sehari/observasi
-pemberian oksigen
Steroid oral
-Hindari pencetus
Serangan berat
(nebulisasi 3x, respon
buruk)
Sejak awal berikan O2
Pasang jalur parenteral
Foto rontgen toraks
IV
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit -Aminofilin
Sumber Waras
23
-24 48 jam kontrol
Periode Juli 2013 September 2013
-pulang bila dalam 24 jam
perbaikan klinis stabil
Tatalaksana
Terapi medikamentosa
1. Bronkodilator
Beta adrenergic kerja pendek
Merupakan terapi fundamental dan obat pilihan pada serangan asma. Stimulasi
terhadap reseptor reseptor beta adrenergikmenyebabkan perubahan ATP menjadi
cAMPsehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi. Efek lain yang dapat terjadi juga seperti peningkatan klirens
mukosilier, penurunan permeabilitas vaskuler dan berkurangnya pelepasan mediator
sel mast.
-
Epinefrin / Adrenalin : diberikan jika ada reaksi anafilaktik atau angioedema. Obat ini
deiberika secara subkutan atau inhalasi aerosol. Pemberian subkutan adalah sebagai
berikut : larutan epinefrin 1 :1000 (1 mg/ml), dengan dosis 0,01 ml/kgBB (maksimum
0,3 ml), dapat sebanyak 3 kali, dengan selang waktu 20 menit. Mula kerja adrenalin
subkutan 5 15 menit, efek puncak 30 120 menit,durasi efeknya 2 3 jam.
Efek samping epinefrin : sakit kepala, gelisah, palpitasi, takiaritmia, tremor dan
hipertensi. Epinefrin aerosol efek bronkodilatasinya hanya 1 1,5 jam dan
menimbulkan efeksamping pada jantung dan CNS.
24
Salbutamol oral 0,1 0,5 mg/kgBB/kali tiap 6 jam. Terbutalin 0,05 mg/kgBB/kali tiap
6 jam. Fenoterol 0,1 mg/kgBB/kali tiap 6 jam. Pemberian secara oral menimbulkan
efek bronkodilatasi setelah 30 menit, kadar puncak dicapai 2 4 jam, lama kerja 5
jam. Salbutamol inhalasi 0,1 - 0,15 mg/kgBB (dosis maksimum 5 mg/kali)interval 20
menit, onset kerja 1 menit, efek puncak 10 menit, lama kerja 4 6 jam. Bila pasien
tidak responsive terhadap pemberian 2 kali inhalasi dikategorikan non-responder dan
pada inhalasi ketiga berikan ipratropium bromide. Efek samping B2 agonis adalah
tremor otot skeletal, sakit kepala, agitasi, palpitasi, takikardi.
Methyl Xantine (Teofilin kerja cepat)
Efek bronkodilasinya sama dengan B2 agonis inhalasi.selain bronkodilator, teofilin
merangsang pusat respiratorik dan meningkatkan kontraktilitas otot otot respiratorik.
Tetapi karena efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit.obat ini
diberikan pada asma berat.
Dosis : usia 1 6 bulan : 0,5 mg/kgBB/jam
Usia 6 11 bulan : 1,0 mg/kgBB/jam
Usia 1 9 tahun : 1,2 1,5 mg/kgBB/jam
Usia > 10 tahun : 0,9 mg/kgBB/jam
Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, kejang, takikardi, aritmia.
2. Antikolinergik
Ipratropium bromide
dosis 0,1 ml/kgBB nebulisasi tiap 4 jam. Dapat diberikan dalam larutan 0,025% dengan dosis
berikut menurut usia : >6 tahun 8 20 tetes; <6 tahun 4 10 tetes.efek sampingnya
kekeringan, rasa tidak enak dimulut.
Kortikosteroid
25
Jika anak mengalami serangan wheezing akut berat berikan kortikosteroid sistemik
metilprednisoslon0,3 mg/kgBB/kali 3 kali sehari pemberian selama 3 5 hari.
3. Obat obat lain
-
Mukolitik
Antibiotic
Obat sedasi
Antihistamin
TERAPI SUPORTIF
1. Oksigen
Pertahankan pulse oximetry > 95%
2. Campuran Helium oksigen
TERAPI CAIRAN
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat. Hal ini karena kurang adekuatnya asupan
cairan, peningkatan insensible water lost, takipnea serta efek diuretic teofilin. Pada asma
berat terjadi peningkatan sekresi ADH yang memudahkan terjadinya retensi cairan serta
terdapat tekanan negative yang tinggi dari pleura pada puncak inspirasi yang memudahkan
terjadinya edema paru. Jumlah cairang yang diberikan adalah 1 1,5 kali kebutuhan rumatan.
26
BRONKITIS AKUT
Bronkitis akut adalah proses inflamasi selintas yang mengenai trakea, bronkus utama
dan menengah yang bermanifestasi batuk serta biasanya membaik dalam 2 minggu
Bronchitis pada anak mungkin tidak dijumpai sebagai wujud klinis tersendiri dan
merupakan akibat dari beberapa keadaan pada saluran respiratori atas dan bawah yang lain.
Manifestasi klinis biasanya terjadi secara akut mengikuti suatu infeksi respiratory atau karena
virus atau secara kronis mendasari penyakit asma, fibrous kistik, aspirasi benda asing,
defisiensi imun, immorile cilia syndrome, serta penyakit lainnya.
Bronchitis akut virus
Etiologi : Rhinovirus, RSV, virus influenza, Parainfluenza, Rubeola, Paramyxovirus.
Bronchitis akut biasanya mengikuti gejala gejala infeksi saluran respiratori sseperti rhinitis
dan faringitis. Batuk pada mulanya keras dan kering, kemudian seringkali berkembang
menjadi batuk lepas ringan yang produktif. Karena anak anak tidak membuang lender,
tetapi menelannya. Maka dapat terjadi gejala muntah saat batuk keras dan memuncak.
Proses patologis yang terjadi
terjadinya deskuamasi sel sel epitel bersilia. Adanya infiltrasi leukosit PMN ke dalam
dinding serta lumen saluran respiratori menyebabkan sekresi tampak purulent.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Sumber Waras
Periode Juli 2013 September 2013
27
Hasil auskultasi didapatkan berbagai macam ronki, suara napas yang berat dan kasar,
wheezing, ataupun suatu kombinasi. Hasil pemeriksaan radiologis biasanya terdapat
peningkatan corakan bronkial. Pada umumnya gejala menghilang dalam 10 14 hari.
Diberikan terapi suportif yaitu istirahat yang cukup, kelembaban udara yang
cukup,masukan cairan yang adekuat, asetaminofen bila demam, obat penekan batuk
sebaiknya tidak diberikan, bila terdapat wheezing dapat diberikan bronkodilator B2 agonis.
Bronchitis akut bakteri
Invasi bakteri ke bronkus dapat merupakan infeksi sekunder setelah terjadi kerusakan
permukaan mukosa oleh virus sebelumnya.
Bakteri penyebab bronchitis akut adalah Staphylococcus Aureus, Streptokokus Pneumonia,
dan Haemophillus Influenzae.
Hasil pemeriksaan laboratorium patologi menunjukan adanya infiltrasi mukosa oleh
limfositdan leukosit PMN. Dapat diberikan parasetamol bila demam, berikan eritromisin atau
tetrasiklin untuk anak diatas 9 tahun.
28
DAFTAR PUSTAKA
1.
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.
2.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Badan Penerbit
IDAI : Jakarta
3.
Nelson, Ilmu Kesehatan Anak volume 2, edisi 15, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta
4.
29