Anda di halaman 1dari 6

Penatalaksanaan

Tumor Kelenjar Parotis


Pembedahan merupakan terapi utama untuk semua tumor parotis. Ada
beberapa jenis pembedahan parotis yaitu parotidektomi superfisial, parotidektomi
total dan parotidektomi radikal (extended). Dikenal beberapa jenis insisi kulit, yang
biasa dipakai adalah insisi Blair, insisi Bailey dan insisi . Konfirmasi diagnosis
definif dilakukan saat operasi dengan potong beku dari spesimen parotidektomi. !ika
hasilnya jinak, "ukup superfisial# jika ganas dilanjutkan dengan parotidektomi total.
$ebagian besar tumor jinak kelenjar parotis berasal dari lobus superfisialis karena
bagian ini %olumenya jauh lebih besar daripada lobus profunda (&eksoprodjo,'()').
*ntuk tumor jinak, parotidektomi superfisial adalah untuk diagnosis dan
kuratif. Tumor maligna dari kelenjar liur memerlukan terapi pembedahan dan radiasi.
ke"uali neoplasma low grade (misalnya low grade mucoepidermoid carcinoma dan
low grade adenocarcinoma), yang diterapi dengan pembedahan saja. $uperfisial
parotidektomi (partial dan lateral) diindikasikan untuk lesi jinak di lobus superfisial.
+nukleasi tumor tidak dianjurkan karena sering residif (,-.). Parotidektomi
superfisial adalah pangangkatan tumor beserta jaringan parotis dengan preser%asi
ner%us fasialis. *ntuk tumor parotis ganas, neoplasma di lobus profundus dan tumor
jinak yang residif, parotidektomi total adalah terapi pilihan. Parotidektomi total adalah
pengangkatan tumor beserta seluruh kelenjar parotis dengan preser%asi ner%us fasialis.
Adakalanya ekstensi tumor demikian luasnya sehingga ner%us fasialis dan jaringan di
sekitamya seperti kulit dan otot harus diangkat# tindakan ini dinamakan parotidektomi
radikal ($uyatno, '(),).
/nsisi Blairs modifikasi (kiri) dan insisi (kanan)
Pengorbanan ner%us fasialis hanya diindikasikan bila se"ara makroskopis
ner%us

telah terinfiltrasi. 0er%us fasialis yang makroskopis terinfiltrasi,
pengangkatannya harus sampai bebas tumor. Tindakan ini khususnya dilakukan pada
adenoid cystic carcinoma, yang merupakan neurotropic tumor. 0er%us fasialis yang
diangkat harus segera direkonstruksi dengan interpositional nerve grafting
(menggunakan ner%us sural dari tungkai, ner%us "utaneus antebra"hii medial dari
lengan atau ner%us auri"ularis magnus) atau graft ner%us 1// ke ner%us 2//.
Tumor ganas dengan kelenjar getah bening klinis tidak teraba (0(), saat
operasi parotidektomi diambil samping kelenjar getah bening subdigastrikus dan
diperiksa potong beku. !ika positif mengandung metastasis dilakukan diseksi leher
radikal, jika negatif operasi "ukup parotidektomi total saja. Tumor ganas parotis yang
disertai metastasis regional ke kelenjar getah bening leher (0 positif) dilakukan
parotidektomi total disertai diseksi leher radikal. Apabila disertai reseksi mandibula
operasi dinamakan operasi Commando (Combined Mandibulectomy and Radical
Neck Dissection Operation)($uyatno,'(),).
&adiasi
&adiasi sebagai terapi primer diindikasikan pada pada kasus kanker kelenjar
liur yang inoperable dan sebagai adju%an post operatif pada kanker grading tinggi
atau kasus rekurensi. Adenoid cystic carcinoma !ig! grade mucoepidermoid
carcinoma !ig! grade adenocarcinoma, karsinoma sel skuamous dan metastasis
kelenjar getah bening leher adalah kasus spesifik yang membutuhkan radiasi adju%an.
&adiasi adju%an juga diindikasikan pada tumor yang menempel pada saraf (fasialis,
lingualis, hipoglosus dan assesorius), karsinoma residif, karsinoma lobus profundus
ada residu tumor makroskopis atau mikrokopis dan pada kanker stadium T3 atau T,.
$ebagai radiasi adju%an dapat menurunkan rekurensi lokal dan menaikkan sur%i%al
rate, rekurensi lokal turun dari 4,. menjadi ),. . Dosis radiasi pada tumor primer
dan meliputi tempat insisi adalah 4(56( 7y. &adioterapi adju%an pas"a diseksi leher
(regional8leher) diindikasikan pada semua kanker grading tinggi (!ig! grade
malignancy" kanker stadium T3 atau T,, terdapat kelenjar getah bening yang
mengandung metastasis lebih dari ), ada pertumbuhan ekstra kapsul atau diameter
kelenjar getah bening lebih dari 3 "m.($uyatno,'(),).
Kemoterapi
Kemoterapi tidak dapat digunakan sebagai terapi primer untuk tujuan kuratif
pada kanker kelenjar liur. Data mengenai peranan kemoterapi pada kanker ini masih
terbatas. Kemoterapi dapat diberikan sebagai adju%an atau paliatif pada kasus5kasus
yang sudah bermetastasis. &espon terhadap kemoterapi umumn%a berkisar )(.53(..
Do9orubicin dan 45fluoroura"il disimpulkan memiliki respon yang besar pada
penelitian retrospektif (pada adenoid cystic carcinoma) namun tidak terbukti pada
prospektif. :isplatin, pa"lita9el, %inorelbin, epirubi"in dan mito9antrone rata5rata
responnya adalah )(.5'(. pada studi prospektif dengan sampel kanker yang telah
bermetastasis atau rekuren. Kombinasi kemoterapi yang mengandung "isplatin atau
antraksiklin ("y"lophosphamide8do9orubi"in8"isplatin, "isplatin8%inorelbin,
"isplatin845;*) akan meningkatkan rata5rata respon menjadi '(.53(. dengan
toksisitas yang dapat ditoleransi.
Terapi target terhadap ekspresi +7;& dan <er5' masih dalam uji klinis.
=alaupun dilaporkan adanya repon yang baik dengan pemakaian imatinib, namun
respon objektif dalam uji klinis masih belum terbukti. ang menarik adalah pada
karsinoma kelenjar liur umumnya menunjukkan ekspresi reseptor hormonal hal ini
berpotensi untuk pemberian terapi hormonal. Belum ada data yang melaporkan respon
anti androgen pada karsinoma kelenjar liur ($uyatno,'(),).
Komplikasi
$egera
Komplikasi yang dapat terjadi menurut $uyatno tahun '(), adalah>
Kelumpuhan ner%us fasialis. Kelumpuhan ini dapat sementara (nauropraksia)
atau menetap. 7ejalanya berupa gangguan motorik dari otot ?ajah yang
disarafi, misal kelopak mata tidak dapat menutup sempurna (akibat "edera
"abang @igomatik) atau tidak dapat bersiul karena kelumpuhan otot orbikularis
oris dan otot pipi. Kelumpuhan sementara umumnya sembuh dalam ?aktu )5A
bulan. Kelumpuhan menetap terjadi bila ner%us fasialis sebagian "abangnya
atau trunkusnya dipotong karena infiltrasi oleh tumor ganas.
Perdarahan atau hematom, infeksi dan seroma# hal ini jarang terjadi bila
operasi dikerjakan dengan teliti dan asepsis.
$ialo"ele adalah sisa kelenjar liur yang bo"or dan menumpuk di ba?ah flap#
dapat dikoreksi dengan aspirasi dan balut tekan.
Kemudian
$indrom ;rey atau sindrom aurikulotemporal, terjadi akibat pertumbuhan
kembali serabut saraf parasimpatik (ner%us auri"ulotemporalis) pada kulit
daerah operasi dan meng5iner%asi kelenjar keringat daerah tersebut. $ehingga
pada setiap rangsangan parasimpatis yang tadinya akan mengakibatkan sekresi
air ludah, pada keadaan ini yang terjadi adalah sekresi kelenjar keringat. $araf
ini berdekatan dengan arteri dan %ena temporalis. $e"ara klinis sindrom ini
ditandai oleh adanya rasa panas, sakit, kemerahan dan keluar keringat pada
kulit daerah operasi setiap makan dan sesudahnya. Keadaan tersebut dapat
dikoreksi dengan konser%atif ("ream s"opolamine hydrobromide '.,
gly"opyrrolate roll5on lotion ) . atau aluminum "hloride '(.). Kerugian
terapi konser%atif adalah gejala berkurang beberapa hari, mulut kering, mata
gatal dan penglihatan berkurang. Terapi lain dengan meletakkan jaringan yang
menghalangi pertumbuhan saraf tersebut ke kulit misalnya dengan flap
sternomastoid, tensor fasia lata, flap $BA$ (superficial musculoaponeurotic
system) dan dermal fat graft$
Kekambuhan tumor (rekurensi). &ekurensi terjadi akibat operasi yang tidak
adekuat. Tindakan enukleasi saja pada tumor jinak akan mengakibatkan
rekurensi ,-. oleh karena itu tindakan yang minimal pada tumor jinak parotis
adalah parotidektomi superfisial. &ekurensi sangat tergantung pada jenis
histopatologi tumor, grading tumor, ekstensi tumor dan teknik operasi.
&asa baal daun telinga, ini selalu terjadi pada setiap parotidektomi oleh karena
ner%us aurikularis magnus yang terpotong. $ensasi dari daun telinga ini akan
kembali se"ara berangsur5angsur.
;istula, terjadi karena "edera saluran kelenjar liur ($tenson) pada sebagian
kasus pas"a parotidektomi superfisial ataupun karena infeksi yang
menghambat penyembuhan luka.
1erostomia, terutama terjadi bila diberikan radiasi adju%ant eksterna.
!aringan parut atau keloid, "ekungan pada daerah operasi dan neuroma.
Prognosis
Pada kanker kelenjar liur, sur%i%al 4 tahun se"ara keseluruhan adalah 6(.5
C(. pada grading rendah dan '(.53(. pada tumor grading tinggi. &ekurensi lokal
dan metastasis jauh ber%ariasi dari )4. sampai '(. dan umumnya terjadi pada
karsinoma yang in%asi ke perineural (adenoid cystic carcinoma). $ur%i%al 4 tahun
pada tumor jinak men"apai )((.# risiko tinggi untuk rekuren pada penderita yang
mendapatkan operasi inadekuat. Pada kanker parotis menurut data terbaru A!::
tahun '()', rerata hidup 4 tahun pada stadium /, //, ///, dan /2 adalah C)., 6,4.,
A4,3. dan 33,4. ($uyatno,'(),).
Follow Up
Pada keganasan di kelenjar liur, follo? up dianjurkan setiap 3 bulan pada 3
tahun pertama pas"a terapi selesai, kemudian setiap A bulan selama 4 tahun dan
dilanjutkan sekali setiap tahun seumur hidup. Pada follo? up tahunan, penderita
diperiksa se"ara lengkap# fisik, foto toraks dan bone s"an untuk menentukan penderita
bebas kanker atau tidak. /nformasi yang perlu di"ari pada pemeriksaan adalah lama
hidup, lama inter%al bebas tumor, keluhan penderita, status performans, status
penyakit (bebas kanker, residif, metastase, timbul kanker atau penyakit baru),
komplikasi terapi dan terapi yang diberikan.($uyatno,'(),).
Daftar Pustaka
). $uyatno, Pasaribu +T. Bedah Dnkologi Diagnosis dan Terapi +disi Ke5'.
!akarta> $agung $eto# '(),. P>)3'5)44.
'. &eksoprodjo $. Kumpulan Kuliah /lmu Bedah. Tangerang> Binarupa Aksara
Publisher# '()'. 34C53A'.

Anda mungkin juga menyukai