Anda di halaman 1dari 3

Untuk menentukan diadnosis pada ortodontik, diperlukan beberapa analisa

yaitu: analisis umum, analisis lokal, analisis fungsional, analisis model, analisis
sefalometri. Data yang diperoleh dicatat pada kartu status yang dibuat. Isi status
ini yang akan membantu dalam menentukan diagnosis.
1.1 ANALISIS UMUM
Analisis umum meliputi keadaan umum pasien, seperti nama, kelamin, umur,
alamat, orang tua. Keluhan utama pasien tentang susunan giginya yang kurang
baik.
Keadaan Sosial
ortodontis perlu mencurigai adanya masalah emosi, misalnya pasien
mempunyai kebiasaan menghisap jari berkepanjangan. Selain itu juga perlu
dikorek bagaimana kemampuan pasien, jika pasien memiliki kemampuan
terbatas lebih baik digunakan alat cekat, karena alat lepasan membutuhkan
kerjasama pasien, kooperatif yang baik dari pasien.
Riwayat Kesehatan Pasien dan Keluarga
Yang perlu ditanyakan seperti, apakah pasien lahir normal atau tidak. Bebrapa
tindakan persalinan, seperti forceps dapat menyebabkan trauma pada kondili
mandibula, sehingga dapat terjadi maloklusi dikemudian hari. Selain itu juga
ditanyakan apakah
pernah terjadi trauma di daerah muka dan kepala dan ada tindakan
operatif
terdapat masalah pada jantung dan demam rematoid, hal ini perlu
diketahui sebagai pertimbangan apabila dipasang cincin pada peranti
cekat perlu pengobatan untuk mnecegah endokarditis bakterial subakut
pasien menderita diabetes mellitus, pasien ini perlu dikontrol lebih
teliti agar tidak terjadi kerusakan jaringan periodontal karena kekuatan
alat ortodontik
pasien penderita epilepsi, pada pasien ini perlu ditunda dahulu hingga
keadaan ini dapat diatasi, dll.
Berat dan Tinggi Pasien
Pengukuran ini diharapkan dapat mengetahui apakah perkembangan pasien
normal sesuai umur dan jenis kelaminnya.
Ras
Hal ini bertujuan untuk mengetahui ciri fisik pasien karena biasanya tiap ras
mempunyai ciri fisik tertentu
Bentuk skeletal
Penggolongan bentuk skletal berdasarkan jaringan yang dominan yang
memengaruhi bentuk skeletal. Seseorang dengan sedikit jaringan otot atau
lemak digolongkan sebagai ektomorfik, individu jenis ini lebih dominan kulit
dan sarafnya. Orang berotot digolongkan sebagai mesomorfik, sedangkan
seseorang yang pendek, otot kurang berkembang, tetapi mempunyai lemak
tebal digolongkan sebagai endomorfik.
Alergi
Pasien perlu ditanya apakah mempunyai alergi terhadap obat-obatan, bahan
ortodontik. Bahan ortodontik yang mengnadung bahan yang mungkin
menyebabkan alergi adalah nikel (Ni), krom (Cr), tembaga (Cu), perak (Ag).
Beberapa produsen bahan ortodontik menuliskan peringatan pada kemasan
produknya bahwa produk tersebut mengandung nikel dan kemungkinan terjadi
reaksi alergi pada pasien hipersensitif.
Tonsil
Bila pasien dalam keadaan radang, dorsum lidah dapat menekan tonsil.
Sehingga, mandibula secara refleks akan diturunkan untuk mengurangi rasa
sakit, gigi tidak kontak sehingga terdapat ruang yang lebih luas untuk lidah
dan biasanya terjadi pendorongan lidah ke depan saat menelan. Anak dengan
tonsil membesar menunjukan bentuk lengkung geligi huruf V karena posisi
lidah yang turun.
Kebiasaan bernafas
Pasien dengan kebiasaan bernafas lewat mulut akan mengalami kesulitan saat
dilakukan pencetakan untuk model studi atau model kerja. Selain itu, pasien
juga mempunyai palatum yang dalam, maksila sempit dan kadang terdapat
gigitan silang.
Cara pemeriksaannya: letakkan kaca mulut di depan hidung pada saat pasien
istirahat, bila terdapat uap air berarti pasien bernafas lewat hidung.
Tetapi pada beberapa keadaan, pasien dengan oklusi normal dapat melakukan
pernafasan lewat mulut, dikarekan adanya sumbatan/obstruksi pada saluran
nafas, sehingga untuk mengkompensasi keadaan ini pasien akan bernafas
lewat mulut. Keadaan ini biasanya juga terjadi pada pasien demam.
Sumber: Rahardjo P. Diagnosis Ortodontik. Surabaya: Airlangga University
Press. 2008

Anda mungkin juga menyukai