Anda di halaman 1dari 30

- kelompok 2 : cara mengajukan pinjaman

A. PAPER
Keterangan pengumpulan paper
1. Pake tulisan times new roman size12, spasi 1,5, page A4, rata kiri-kanan (justify), jangan
berantakan, sebelum ngumpul dibaca dulu takut ada salah ketik atau ngga nyambung
2. Kumpul yang rapi paling lambat ntar malem jam 7, mohon kerjasamanya ya temannnnnn
Pembagian tugas
1. Yang ngumpulin paper sekalian bikin cover, kata pengantar, daftar isi sama kesimpulan dan
daftar pustaka inget daftar pustakanya diurut sesuai abjad ya. (carin)
2. Yang ngumpulin ppt, bikin yang bagus yaa biasanya bu cok ngasi nilai gede yang ppta
baguss.. semangatttt (deju yaa)
3. Bab 1 pendahuluan (bintang)
4. Bab 2
a. A-b (sintya dewi)
b. C- (bayu)
c. D (anug)
d. E (ratna)
e. f (citra chichichuitzz)
f. G- (ruwii)
g. H-I (riska)
h. J (dek widi)
5. Kumpul ppt ke deju, kumpul paper ke carin
Paling lambat hari ini senin, 5 mei 2014
jam 7 sore nanti ya temann, terimakasih
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
BAB II ISI
a. definisi pinjaman (cari pengertiannya, di bawah udah ada sedikit, tolong ditambahin lagi)
b. jenis-jenis pinjaman (cari jenis pinjaman, pinjaman apa aja yang ada)
c. Sumber dana pinjaman (dalam negeri, luar negeri, di bawah juga udah ada, tolong ditambahin
lagi)
d. tempat mendapatkan pinjaman (kayak bank, koperasi, kpr, pegadaian, renteni deelel cari lagi
plus penjelasannya)
e. mekanisme mengajukan pinjaman( di bawah udah ada secara garis besar, tolong cari lagi yang
leebih mengkhusus)
f. syarat mengajukan pinjaman (apa aja yang diperluin buat dapet pinjaman )
g. kelebihan dan kekurangan pinjaman
h. definisi jaminan (jaminan itu apa)
i. jenis-jenis jaminan (apa aja yang bisa dijadiin jaminan)
j. strategi mengembalikan pinjaman

BAB III PENUTUP
a. Simpulan
b. Saran

Daftar pustaka
Setiap yang mengirimkan dasar teori tolong ketik juga kutipan dari mana kalian dapet sumbernya, plus
kasi daftar pustakanya


B. PPT
1. semua yang bikin paper tolong langsung membuat pptnya, buat sesimple mungkin jangan
kayak koran, buat yang mau diomongin aja karena waktu presentasi terbatas, kolo bisa diisi
gambar dan kutipan kalo ada definisi menurut sumber, biar yang ngumpulin ppt tinggal ngedit
design sama animasinya aja
















Ini modal teman-teman silakan dimanfaatkan sesuai kebutuhan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pinjaman
2.1.1. Pengertian pinjaman
Secara sederhana, pinjaman dapat diartikan sebagai barang atau jasa yang menjadi kewajiban
pihak yang satu untuk dibayarkan kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian tertulis ataupun
lisan, yang dinyatakan atau diimplikasikan serta wajib dibayarkan kembali dalam jangka waktu
tertentu (Ardiyos, 2004).
Dalam ruang lingkup pendanaan bagi perusahaan pembiayaan maka pinjaman adalah merupakan
sejumlah dana yang dipinjamkan oleh suatu lembaga keuangan dan debitur wajib
mengembalikannya dalam suatu jangka waktu tertentu melalui angsuran pembayaran berupa
pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman.
2.1.2. Sumber dana pinjaman
Sumber dana pinjaman dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu:
a. Pinjaman dalam negeri (on-shore loan) berupa:
Pinjaman dalam bentuk mata uang Rupiah maupun asing.
Pinjaman melalui sindikasi ataupun bilateral.
Pinjaman dengan fasilitas yang mengikat (committed) ataupun tidak (uncommitted).
b. Pinjaman luar negeri (off-shore loan) berupa:
Pinjaman dalam bentuk mata uang asing.
Pinjaman melalui sindikasi ataupun bilateral.
Pinjaman dengan fasilitas yang mengikat (committed) ataupun tidak (uncommitted).
2.1.3. Keunggulan dan kelemahan pinjaman
Ada beberapa keunggulan yang diperoleh jika memilih pendanaan
melalui pinjaman, diantaranya adalah:
Proses cepat dan mudah.
Biaya pengurusan untuk memperoleh pinjaman rendah.
Proses pengurusan pinjaman sangat sederhana.
Sedangkan kelemahan dari pendanaan melalui pinjaman bank antara
lain adalah:
Jumlah dana yang dapat dicairkan umumnya sangat terbatas.
Biaya bunga pinjaman pada umumnya relatif tinggi, mengikuti tren pergerakan tingkat suku
bunga yang berlaku di pasar.
2.1.4. Mekanisme pinjaman
Secara garis besar, tahapan dalam proses peminjaman dana dapat
digambarkan sebagai berikut:
Calon debitur mengajukan proposal untuk memperoleh fasilitas pinjaman.
Kreditur akan melakukan penelaahan terhadap persyaratan dan kondisi fasilitas pinjaman.
Penyelesaian masalah yang berhubungan dengan legal.
Penandatanganan perjanjian pinjaman.
Penarikan dana.
Kemudian debitur akan membayar kembali pokok pinjaman yang diterima ditambah dengan
bunga dan dilakukan secara berkala dalam jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya.


PENYALURAN DANA
( Pinjaman Diberikan )
Koperasi Simpan Pinjam



I . TUJUAN PEMBELAJARAN.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM.
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta ketrampilan peserta dalam hal Penyaluran
Dana , sehingga mampu melaksanakan pemberian pinjaman dengan baik dan aman.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS.
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, diharapkan peserta dapat :
1. Menjelaskan persyaratan pinjaman
2. Menjelaskan jenis pinjaman dan pengembangannya
3. Menjelaskan prosedur pemberian pinjaman
4. Menganalisa Pinjaman
5. Merencanakan kas / likuiditas usaha simpan pinjam
6. Menetapkan plafond, jangka waktu dan sistem pengembalian
7. menggagas penerapan pemberian pinjaman dan aturannya

II. POKOK BAHASAN.
A. PENDAHULUAN.
Keberadaan Koperasi yang merupakan bagian integral dari tata perekonomian nasional,
maka peran Koperasi sangatlah penting dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan potensi
ekonomi.
Dengan demikian sudah sewajarnya bahwa Koperasi diberikan kesempatan luas yang
menyangkut kepentingan kehidupan ekonoi rakyat.
Demikian halnya dengan Koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam, idealnya
adalah memiliki kemampuan usaha yang mantab dengan kepemilikan dana / modal yang
Memadai, sehingga mampu menopang kebutuhan anggota dan calon anggota dibidang keuangan.
Oleh karenanya dalam upaya meningkatkan kemampuan dan penguatan usaha simpan
pinjam, diperlukan adanya langkah langkah yang tepat, yang mampu dilakukan oleh KSP / USP.

B. Persyaratan Pinjaman dan Jenis Produk Pinjaman
Pasal 19, Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 96/Kep/M.KUKM/IX/2004
tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen SOM) Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan
Pinjam Koperasi, memberikan persyaratan kepada calon peminjam sebagai berikut :
a. anggota dan calon anggota bertempat tinggal diwilayah pelayanan KSP/USP Koperasi;
b. mempunyai usaha/penghasilan tetap;
c. mempunyai simpanan aktif;
d. tidak memiliki tunggakan hutang dengan KSP/USP Koperasi maupun pihak lain;
e. tidak pernah melakukan tindak pidana;
f. memiliki moral yang baik;
g. mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman.

1. Pengertian Pinjaman
Yang dimaksud pinjaman adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, dan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara KSP/USP
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan
2. Pemberian Pinjaman
Pemberian pinjaman atau penyaluran dana merupakan salah satu kegiatan usaha yang
mendominasi pengalokasian dana yang dimiliki KSP / USP.
Oleh karena itu pemberian pinjaman merupakan sumber utama dari pendapatan usaha simpan
pijam, yang berupa pendapatan jasa ( bunga ). Dalam pemberian pinjaman KSP / USP harus
berhati hati, agar resiko yang dihadapi dapat seminim mungkin.
3. Pengembangan Produk Pinjaman
Mengingat bahwa pemberian pinjaman ( penyluran dana ) adalah sunber dari prndapatan, maka
pengelola usaha simpan harus mampu membuat berbagai jenis produk pinjaman yang sesuai
dengan kebutuhan para anggota dan calon anggota.
Secara garis besar jenis produk pinjaman terdiri dari :
a. Pinjaman Konsumtif
Yaitu pinjaman untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif, misalnya :
Pinjaman untuk pembelian Elektroni [ TV, radio, VCD ]
Pinjaman untuk pembelian meubel ( meja, kursi, almari dll )
b. Pinjaman Produktif
Yaitu pijaman untuk membiayai kebutuhan usaha, sehingga dapat memperlancar /
memperbesar kegiatan produksi atau memperbesar omset penjualan. Selanjutnya secara lebih
rinci pinjaman produktif dibedakan menjadi 2 , yaitu :
Pinjaman Produksi.
Adalah pinjaman untuk membiayai kegiatan usaha pembuatan barang [ pabrikan ] atau
produksi barang pertanian, perikanan, peternakan dan lain sebagainya.
Pinjaman Komersial.
Adalah pinjaman untuk membiayai usaha perdagangan [ kredit bakul / mlijo ], kredit
candak kulak dan lain sebagainya

C. Jenis Pinjaman dan Pengembangannya
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis
pinjamannya. Dalam praktiknya, pinjaman yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula
dengan pemberian fasilitas pinjaman KSP/USP kepada masyarakat. Pembagian jenis ini dimaksudkan
untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik
tertentu.
Secara umum jenis-jenis pinjaman yang disalurkan oleh KSP/USP dan dilihat dari berbagai segi
adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari Segi Kegunaan
Maksudnya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakan untuk digunakan dalam kegiatan
utama atau hanya kegiatan tambahan. Dari segi ini ada dua jenis pinjaman al :
a. Pinjaman Investasi
Yaitu pinjaman yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek / pabrik dimana masa pemakaiannya untuk suatu pereode yang relative lebih lama dan
biasanya kegunakan pinjaman ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan
b. Pinjaman Modal Kerja
Merupakan pinjaman yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Contoh, pinjaman modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar
gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
Pinjaman modal kerja, merupakan pinjaman yang dicairkan untuk mendukung kredit investasi yang
sudah ada.
2. Dilihat dari Segi Tujuan Pinjaman
Pinjaman jenis ini dimaksudkan apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai
untuk keperluan pribadi. Jenis pinjaman ini adalah sbb:
a. Pinjaman Produktif
Pinjaman yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Pinjaman ini
diberikan untuk menghasil barang atau jasa. Artinya, pinjaman ini digunakan untuk diusahakan
sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa barang maupun jasa.
b. Pinjaman Konsumtif
Merupakan pinjaman yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam
pinjaman ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
c. Pinjaman Perdagangan
Merupakan pinjaman yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen perdagangan yang akan membeli
barang dalam jumlah tertentu.
3. Dilihat dari Segi Jaminan
Maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau
surat-surat berharga minimal senilai pinjaman yang diberikan. Jenis pinjaman dilihat dari segi jaminan
ini adalah sebagai berikut :
a. Pinjaman dengan Janiman
Merupakan pinjaman yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya, setiap pinjaman yang dikeluarkan akan
dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon peminjam.
b. Pinjaman tanpa Jaminan
Yaitu pinjaman yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Pinjaman jenis ini
diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon peminjam selama
berhubungan dengan KSP yang bersangkutan.
4. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
Setiap sector usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pemberian fasilitas
pinjamanpun berbeda pula. Jenis pinjaman jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut :
a. Pinjaman Pertanian, merupakan pinjaman yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Pinjaman peternakan, dalam hal ini pinjaman diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek
misalnya peternakan ayam dan untuk pinjaman jangka panjang seperti kambing atau sapi.
c. Pinjaman Industri, yaitu pinjamant untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil,
menengah atau besar.
d. Pinjaman Pertambangan, yaotu jenis pinjaman untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya
dalam jangka panjang. Seperti tambang emas, minyak, atau timah.
e. Pinjaman Pendidikan, merupakan pinjaman yang diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar.
f. Pinjaman Profesi, diberikan kepada kalangan profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.
g. Pinjaman Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
h. Dan sektor sektor usaha lainnya




D. Prosedur Pemberian Pinjaman
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan prosedur pemberian pinjaman Adalah rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan didalam mengelola permohonan pinjaman dari saat permohonan diterima, sampai dengan
pencairan dana.
Dengan demikian fungsi dari prosedur pemberian pinjaman adalah :
Memberi pelayanan yang lebih baik kepada anggota.
Mengusahakan pemberian pinjaman dalam waktu relative singkat sehingga dana yang
diperlukan dapat diberikan pada saat yang diperlukan.
Mengeliminir permasalahan yang mungkin timbul dalam pelayanan pemberian
pinjaman.
b. Prosedur Pemberian Pinjaman
Untuk dapat memperoleh pinjaman, anggota [ calon peminjam ] harus mengikuti prosedur seperti
berikut :
1].Permohonan Pinjaman.
2].Evaluasi / analisa Pinjaman.
3].Keputusan Pinjaman.
4].Perjanjian Pinjaman.
5].Pencairan Pinjaman
Rangkaian kegiatan dalam prosedur pemberian pinjaman hendaknya dapat diselesaikan dalam
target waktu yang relative cepat, sejak pengajuan pinjaman sampai pencairan [misalnya : 7 hari}

Uraian dari prosedur pemberian pinjaman :
1 ]. Permohonan Pinjaman.
Dalam hal ini Anggota / Calon peminjam terdahulu harus mengisi Formulir permohona
pinjaman yang telah disediakan. Pengisian formulir adalah rang 2 [ dua ], dimana aslinya
diserahkan kepada Unit Simpan Pinjam Koperasi / KUD dan tidasannya /. Copynya
dipegang calon peminjam.
Petugas Simpan Pinjam harus memberi petunjuk serta bimbingan pada anggota / calon
peminjam dalam pengisian formulir, agar data yang diberikan benar / dapat dipertanggung
jawabkan.
Proses permohonan ini dapat diteruskan apabila formulir dan data yang diperlukan sudah
lengkap dan tidak ada permasalahan lagi.
Segera setelah formulir diterima, permohonan kredit segera dapat diproses.
2]. Analisa Pinjaman
Adalah suatu rangkaian kegiatan yang sangat besar peranannya di dalam pengambilan
keputusan kredit. Fungsi utama dari pada evaluasi analisa pinjaman ini adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan menilai kondisi
serta kemampuan melunasi pinjamannya.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah :
Melakukan interview pada calon peminjam.
Melaksanakan penelitian.
Melakukan peninjauan ketempat usaha .
). Secara lengkap tujuan interview / Tanya jawab adalah untuk :
Mengetahui sejauh mana calon peminjam menguasai kegiatan usahanya .
Meneliti kemvali kebenaran data / informasi yang disampaikan oleh calon peminjam [
sebagaimana yang diuraikan dalam formulir permohonan pinjaman ]
Mengenal kebih dekat tentang : pribadi , sifat, serta watak dari calon peminjam.
Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan,
pendidikan dan pengalaman usaha.
Hal hal negatip yang diperkirakan akan menyebabkan kemacetan dalam
pengembalian pinjaman , antara lain :
Diragukan kemampuan menjalankan usahanya.
Memiliki tunggakan yang cukup besar pada pihak lain.
Dikuatirkan adanya penyalah gunaan kredit.
Terlibat dalam sengketa ./ perkara.
Memperdagangkan barang barang terlarang.
). Peninjauan lapangan [ ke tempat usaha ].
Hal ini dilakukan apabila sifat , jenis usaha calon peminjam ini benar benar
memerlukan untuk ditinjau guna melihat sampai sejauh mana perkembangannya.
Dalam peninjauan secara langsung dilapangan ini, hal- hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
1]. Kedudukan / Tempat pendirian Usaha .
- Legalitas kepemilikan, Per izinan, Faktor keamaman
2]. Kondisi Usaha.
- Tingkat kelancaran usaha, Pangsa Pasar,
3]. Fasiitas pendukung.
- Sumber Daya yang dimiliki [ tenaga Kerja, Sumber Air ]
4]. Penilaian terhadap barang barang jaminan yang tercantum dalam surat pernyataan
dari calon peminjam
- Surat Bukti Kepemilikan. dari barang yang dijaminkan.
- Keberadaan barang barang yang dijaminkan.
- Kondisi barang barang yang dijadikan jaminan.
Selajutnya evaluasi / analisa terhadap pinjaman dapat dilakukan dengan kajian 5 C ,
antara lain sebagai berikut :

a). Character ( Watak ).
Adalah sifat / watak dan kejujuran dari pemohon pinjaman, apakah pemohon pinjaman dapat
dijamin mempunyai itikad baik untuk melunasi pinjaman atau tidak. Tujuannya adalah
memberikan keyakinan kepada KSP/USP bahwa sifat/watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang
calon peminjam, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi,
seperti : cara hidup/ gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial
standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan calon peminjam
membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar
kreditnya dengan berbagai cara. Oleh karena itu pengelola USP harus dapat mengamati /
menganalisa kehidupan pribadi pemohon pinjaman. Sedangkan hal hal yang negatif dari
charakter calon peminjam yang dapat menghambat kelancaran pelunasan pinjaman
diantaranya ialah : apakah ia suka judi, royal, kehidupan pribadi, pernah tersangkut perkara
pidana / perdata, pernah menunggak atau mempunyai istri lebih dari satu dan sebagainya.
b). Capasty / Capability ( Kemampuan ).
Hal ini untuk melihat kemampuan calon peminjam dalam membayar kredit yang dihubungkan
dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada
akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin
banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar
kredit. Sehingga di harapkan usaha pemohon dapat berjalan dengan baik, mendapatkan laba
sebagai jaminan dalam pengembalian pinjamannya.
c). Capital ( Modal ).
Pemohon diharapkan memiliki modal sendiri (kekayaan bersih), sebagai modal awal
usahanya. Dalam dunia perbankan biasanya lembaga ini tidak akan bersedia untuk
membiayai suatu usaha 100% artinya setiap calon peminjam yang mengajukan permohonan
kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. Dengan kata lain
capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki anggota terhadap
usaha yang akan dibiayai oleh KSP, sedangkan pinjaman berfungsi sebagai modal
tambahan.
Dengan adanya kewajiban ini diharapkan, rasa memiliki, rasa tanggung jawab ada terhadap
usahanya.
d). Collateral ( Jaminan )
Merupakan jaminan yang diberikan calon peminjam baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya sehingga jika terjadi sesuatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung KSP/USP dari
resiko kerugian. Dengan kata lain, sejauh mana jaminan tersebut dapat diperhitungkan nilai
jualnya.
Sehingga, Jaminan ini bisa berarti pula kekayaan yang dapat diikat sebagai guna kepastian
pengembaliannya sesuai dengan jangka waktu jika peminjam tidak melewati pinjamannya.
e). Condition of Economy ( Kondisi Ekonomi ).
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa
yang akan datangsesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang
stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan, terlebih dahulu dan
kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang
akan datang. Yang perlu dianalisis adalah kondisi ekonomi saat ini (realisasi) pinjaman
sampai dengan jatuh tempo pinjaman
Sementara itu, penilaian dengan menggunakan rumus 7 P kredit adalah sebagai berikut :
1. Personality
Yaitu menilai calon peminjam segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun
masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan lain dalam
menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan calon peminjam kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan
tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga kreditur dapat digolongkan
ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula. Kredit untuk
pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredir untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik
dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan calon peminjam dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit
yang diinginkan. Tujuan pengambilan kredit bisa bermacam-macam apakah untuk tujuan
konsumtif, produktif atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha calon peminjam di masa yang akan datang apakah menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting
mengungat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
KSP/USP yang rugi, tetapi juga peminjam.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara calon peminjam mengembalikan kredit yang telah diambil
atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin
banyak sumber penghasilan peminjam, akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya
merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan calon peminjam dalam mencari laba.

7. Protection
Rangkaian dari kegiatan mengevaluasi pemohon pinjaman merupakan proses terakhir
sebelum keputusan atas permohonan pinjaman ini ditetapkan

1 ). Keputusan Pinjaman.
Setiap permohonan pinjaman diputuskan oleh manajer SP dari Koperasi yang
memperoleh delegasi /. Wewnang dari Pengurus Koperasi. Keputusan pinjaman
berdasarkan evaluasi / analisa pinjaman dan saran dari bagian analisa .
Manajer Simpan Pinjam didalam mengambil keputusan mempergunakan bahan
pertimbangan sebagai berikut :
Hasil dari evaluasi terhadap permohonan pinjaman, yang dilakukan oleh bagian analisa.
Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.
Ketentuan ketentuan yang dinyatakan pada lembaran evaluasi adalah seperti berikut :
Jumlah pinjaman yang disetujui.
Jangka waktu pinjaman.
Penggunaan pinjaman.
Besarnya jasa / bunga pinjaman.
Tanggal jatuh tempo dan Janinan pinjaman.
Pada setiap keputusan yang diambil harus ada tanda tangan Manajer Siumpan Pinjam
Koperasi.

2). Perjanjian Pinjaman.
Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan antara Usaha Simpan
Pinjam [ KSP / USP], dngan calon peminjam.
Penanda tanganan perjanjian pinjaman ini baru dapat dilakukan setelah adanya keputusan
dari hasil evaluasi permohonan pinjaman.
Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dibawah tangan , dan perjanjian tersebut meliputi
Surat Perjanjian Pinjaman dan Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak .
Asli surat perjanjian harus disimpan pada kantor koperasi dan copynya dipegang oleh
peminjam.
Penanda tanganan perjanjian ini dilaksanakan di Kantor Koperasi.[ KSP / USP ].

3). Pencairan Pinjaman.
- Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir dari proses pengelolaan pinjaman , dan
dilaksanakan bila seluruh proses pemberian pinjaman sudah selesai, dan juga berbagai
ketentuan pinjaman telah dipenuhi olah peminjam.

- Peminjam harus menandatangani kwitansi dalam rangkap 2 [dua] sebagai tanda terima
uang pinjaman tersebut. Kwitansi Asli tanda terima uang pinjaman disimpan Kasir dan
copynya bagi peminjam.
- Pinjaman ini diberikan secara tunai [ cash] pada anggota peminjam dan tidak dibenarkan
dalam bentuk lain.
- Bilamana memungkinkan [ untuk pinjaman dalam jumlah besar ] bisa diusahakan pencairan
secara bertahap. Pencairan berikutnya dengan memperhatikan realisasi penggunaan dari
pencairan sebelumnya. Bila penggunaan pinjaman tahap pertama sesuai dengan rencana
/ tujuan maka akan segera dilanjutkan dengan pencairan tahap berikutnya. Tetapi bila
terjadi penyimpangan perlu dilakukan pembenahan lebih dahulu sampai ada penyelesaian
sebgaimana yang seharusnya.

4). Formulir - formulir prosedur pinjaman.
Formulir - formulir yang diperlukan , berkaitan dengan prosedur pemberian pinjaman adalah
sebagai berikut :
- Formulir Permohonan Pinjaman.
- Formulir Persetujuan Pinjaman.
- Formulir Penjanjian Pinjaman
- Formulir Surat Kuasa Menjual / Memindahkan Hak

E. Perencanaan Kas / Likuiditas Usaha Simpan Pinjam
Arus Kas / Cash Flow adalah daftar yang menggambarkan penerimaan atau pendapatan usaha dan
biaya atau pengeluaran usaha selama satu periode tertentu.
Misalnya : 1 bulan, 1 tahun atau lebih dari 1 tahun.
Dari arus kas ini dapat diketahui kemampuan dana tunai yang dimiliki oleh Koperasi dalam pelaksanaan
kegiatan operasionalnya. Maka dari aliran Kas, dapat diketahui:
a. Jumlah penerimaan kas dan
b. Jumlah pengeluaran kas serta
c. Saldo kas yang diinginkan ( saldo awal dan saldo akhir).
ad. a. Penerimaan Kas terdiri dari :
- Penerimaan pendapatan bunga.
- Penerimaan dari Pinjaman Angsuran Pinjaman.
- Penerimaan dari Hutang (Tabungan Koperasi, Sijakop dan Hutang Bank lainnya)
- Penerimaan dari pendapatan lainnya.
ad. b. Pengeluaran Kas terdiri dari :
- Biaya Keuangan (Biaya Bunga)
- Biaya Tenaga Kerja
- Biaya Operasional (Pemasaran dan Administrasi/Umum).
- Biaya Organisasi
- Pembelian - pembelian lain.
- Angsuran Pinjaman.
- Pembayaran Sewa.
- Pengeluaran Investasi lainnya, dll.

Kegunaan Cash Flow :
- Memberikan gambaran kapan harus diputuskan kebijakan Kas ( menyimpan atau pinjam ).
- Dapat dipakai untuk menetapkan kapan harus dilakukan pinjaman.
- Memberikan petunjuk berapa kredit yang diperlukan.
- Dapat mengatur pembayaran kembali dari dana- dana yang tersedia.

Likuiditas
Sebagaimana bentuk usaha lainnya, KSP/USP merupakan salah satu lembaga keuangan yang
dalam operasionalnya mengelola uang. Tentunya persoalan likuiditas bagi KSP/USP merupakan persoalan
yang amat penting, yang dalam hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan anggota dan pihak
ketiga/kreditur.
Mengingat sangat pentingnya likuiditas, pengelola KSP/USP harus selalu mengamati dan
mengikuti dalam usaha peredaran keuangan agar posisi likuiditas selalu terjaga dalam setiap harinya.
Kemungkinan terjadi keteledoran KSP/USP dalam menjaga posisi likuiditas atau sengaja
membiarkan posisi likuiditas berada di bawah ketentuan minimum, maka akan dengan sendirinya nanti
akan menyulitkan operasional KSP/USP tersebut. Bahkan dalam kehidupan KSP/USP selalu timbul
pertentangan kepentingan antara likuiditas atau profitabilitas.
Maksudnya bila ingin mempertahankan likuiditas dengan memperbesar posisi kas, maka KSP/USP
tidak akan memanfaatkan seluruh dana yang tersedia karena sebagian akan dimanfaatkan dalam bentuk
caangan tunai.
Ini berarti akan mengurangi perolehan keuntungan atau SHU bagi KSP/USP yang bersangkutan.
Sebaliknya bila ingin mempertinggi rentibilitas, maka sebagian cadangan kas yang tersedia akan digunakan
untuk perputaran keuangan, sehingga posisi kas minimum aka turun dibawah ketentuan yang ditetapkan.
Penetapan Likuiditas Minimum dimaksud, dipergunakan utuk memenuhi kewajiban KSP/USP
terhadap anggota maupun pihak ketiga yang muncul setiap saat atau sewaktu-waktu. Berbeda dengan
lembaga keuangan lainnya/perbankan, KSP/USP dalam menetapkan tingkat likuiditas minimum
berpedoman dengan cara membandingkan antara : pinjaman yang diberikan dengan keseluruhan dana
yang diterima atau dihimpun [ modal sendiri, modal pinjaman, modal penyisihan, tabungan dan simpanan
berjangka].
Hasil dari perbandingan antara pinjaman yang diberikan dengan keseluruhan dana yang diterima
sebagaimana tersebut di atas, sebaiknya tidak melebihi 90 %.


Contoh :
a. Pinjaman diberikan sejumlah Rp. 89.500.000;
b. Dana yang diterima
modal sendiri Rp. 33.000.000,00
modal pinjaman Rp 50.000.000,00
modal Penyertaan Rp 5.000.000,00
tabungan koperasi Rp 4.500.000,00
simpanan berjangka Rp 7.500.000,00
JUMLAH Rp 100.000.000,00


Perhitungan :
Pinjaman diberikan X 100% =
Dana yg diterima

Rp. 89.500.000,00 X 100% = 89.5 %
Rp100.000.000,00

Karena hasil perbandingan tersebut kurang dari 90%, maka kondisi kas minimum yang tersedia
menunjukkan baik. Dalam arti KSP/USP akan mampu memenuhi / membayar kewajiban atau hutangnya
kepada anggota maupun kepada pihak ketiga sewaktu waktu ditagih.
Adapun dalam prakteknya adalah ditentukan oleh kondisi daerah masing masing dimana
KSP / USP tersebut berdiri .

1. HARGA POKOK DANA DAN LENDING RATE .
HARGA POKOK DANA .
Yang dimaksud Harga Pokok Dana adalah merupakan sejumlah dana yang
dikeluarkan oleh KSP / USP dalam rangka pemberian pinjaman kepada anggota
Adapun harga pokok dana tersebut , meliputi beberapa komponen sebagai berikut :
a. Cost of Fund [ COF ] : yaitu merupakan biaya atau imbalan yang harus dikeluarkan
oleh KSP / USP berkaitan dengan dana yang disimpan oleh para anggotanya / pihak
ketiga .
Misalnya :
Dalam operasionalnya KSP / USP harus memiliki sejumlah cadangan likuiditas sebesar 10
% , yang harus selalu tersedia di KSP / USP dalam bentuk uang tunai , guna
mengantisipasi penarikan dana dalam bentuk simpanan - simpanan dan kewajiban lain
yang segera harus dibayar.
Sedangkan biaya atas modal yang berlaku umum saat itu adalah 11 % per Tahun.

Dari uraian tersebut , maka cost of fund yang efektif atas dana yang diterima KSP/USP
adalah seperti berikut :

COF =
11 %
=
11 %
=
11 %
= 12,22 %
100%-10% 90 % 0,90

b. Overhead Cost .
Adalah biaya biaya tetap yang jumlahnya tidak ditentukan oleh jumlah dan jenis
dana yang dihimpun , antara lain yaitu :
- Biaya karyawan / gaji tenaga kerja .
- Biaya penyusutan .
- Biaya Listrik , air bersih , tilpun dan lain - lain.

c. Biaya Resiko : yaitu perkiraan besarnya piutang ragu ragu terhadap jumlah dana yang
telah dipinjamkan. Semakin rendah tingkat kolektibilitasnya , maka akan semakin tinggi
taksiran terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu ragu .

BASE LENDING RATE.
Berikut yang dimaksud Lending Rate adalah : merupakan penetapan tingkat suku
bunga pinjaman oleh KSP / USP yang dibebankan kepada anggota peminjam .
Beberapa keterangan tentang penetapan suku bunga :
a. Manfaat penetapan bunga .
* Sebagai dasar kebijakan dalam menghadapi persaingan .
* Sebagai landasan dalam menghitung customer profitability.
* Sebagai landasan untuk meningkatkan kekuatan daya saing.
* Sebagai dasar perhitungan untuk kemungkinan dilakukan perubahan ,
b. Dasar penetapan bunga :
1). Sistem Flat / tetap , yaitu perhitungan bunga pinjaman berdasarkan pokok awal
pinjaman , sehingga jumlah bunga yang dibayar setiap bulan jumlahnya sama .
RUMUS :
===================================================
Pdpt Bunga / bln = Tk. Bunga / bln x Saldo Awal Pokok Pinjaman
====================================================
Contoh : - Jumlah pinjaman sebesar Rp 20.000.000.
- Tingkat Jasa / Bunga 2 % / bln , flat / tetap.
- Jangka waktu pelunasan 5 Bulan [ 5 x Angsuran ] .
Maka jumlah pendapatan jasa / bunga selama jangka waktu 5 bulan adalah seperti
berikut :
Tk. Bunga x Pokok Pinjaman x 5
2 % x Rp. 2.000.000. x 5 = Rp. 200.000.
2). Sistem Sliding Rate / bunga menurun , yaitu perhitungan bunga pinjaman yang
dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman .
R U M U S :
=======================================================
Bunga / Bulan [Rp] = Tk. Bunga / bulan x Sisa pokok pinjaman
=======================================================
Contoh :
Kepada seorang anggota diberikan pinjman sebesar Rp 2,000.000. Dengan ketentuan
bunga / jasa sebesar 2 % / bulan menurun / dari sisa pokok pinjaman. Jangka waktu
pelunasan selama 5 Bulan [ 5 x Angsuran ].

Maka jumlah pendapatan selama 5 Bulan adalah seperti berikut :
---------------------------------------------------------------------------------------------------- TAHAPAN ANGSURAN
POKOK PERHITUNGAN JASA / BUNGA

Ke 1 Rp 4.00.000. 2 % x Rp. 2.000.000 = Rp 40.000.

Ke 2 Rp 4.00.000. 2 % x Rp. 1.600.000 = Rp 32.000.

Ke 3 Rp 4.00.000. 2 % x Rp. 1.200.000 = Rp 24.000.

Ke 4 Rp 4.00.000. 2 % x Rp. 800.000 = Rp 16.000.

Ke 5 Rp 4.00.000. 2 % x Rp 400.000 = Rp 8.000.
JUMLAH JASA / BUNGA = Rp 120.000.
=========================================================

3). Faktor yang mempengaruhi penetapan bunga yaitu :
- Cost Of Fund / Cost Of Loanable Fund [ COLF ] :
* Bunga atas Dana .
* Biaya Akses Modal
- Overhead Cost [ OHC ] :
* Gaji Karyawan
* Biaya Listrik
* Tilpun
* Air Bersih [ P D A M ]
* Penyusutan Aktiva
- Risk
- Spread / Mark Up.

R U M U S PERHITUNGAN BUNGA PINJAMAN :
============================================
1 . Cost Of Loanable Fund [ COLF ] = x %
2. Overhead Cost [ OHC ] = x %
3. Cost Of Money [ COM ] = x %
4. Risk = x %
5. Break Even Point [ BEP ] = x %
6. Spread / Mark Up = x %
7. Base Lending Rate [ BLR ] = x %

Keterangan :
- Cost Of Loanable Fund ( C O L F ) = yaitu biaya yang harus Dikeluarkan oleh KSP /
USP atas dana yang dihimpun , seperti tabungan dan simpanan serta pinjaman
yang diterima / modal tidak tetap.
- Overhead Cost ( O H C ) = yaitu biaya biaya tetap yang timbul dan jumlahnya tidak
ditentukan oleh jumlah dan jenis dana yang dihimpun, misalnya : Biaya gaji karyawan , biaya
listrik , biaya tilpun , biaya air bersih, biaya penyusutan inventaris , dan lain lain .
- Risk = yaitu perbandingan besarnya piutang ragu ragu terhadap jumlah rata rata dana
yang dipinjamkan. Semakin rendah tingkat kolektibilitasnya , maka akan semakin tinggi
taksiran terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu ragu, dan sebaliknya jika tingkat
kolektibilitasnya tinggi , maka akan semakin rendah taksiran terhadap kemungkinan
timbulnya piutang ragu ragu .
- Spread = , yaitu merupakan sejumlah prosentase tertentu sebagai profit / keuntungan yang
diharapkan dari pinjaman yang diberikan.
- Base Lending Rate = Tk bunga / jasa yang dibebankan kepada anggota.

F. Penetapan Plafond, Jangka Waktu dan Sistem Pengembalian
1. Plafond
Standar Plafon Pinjaman
1.1. Penetapan Plafon Pinjaman
KSP/USP Koperasi melalui Rapat Anggota harus menetapkan berapa
besarnya nilai pinjaman minimal dan berapa besarnya nilai pinjaman
maksimal yang dapat diberikan. Penentuan nilai pinjaman minimal
berkaitan dengan efektivitas penyaluran pinjaman, sedangkan penentuan besarnya nilai
pinjaman maksimal berkaitan dengan penekanan risiko pinjaman.
1.2. Penetapan Plafon Pinjaman Produktif
Penetapan batas minimal dan maksimal pinjaman produktif harus
mempertimbangkan hal berikut:
_ Tepat jumlah.
_ Tepat sasaran.
_ Tepat penggunaannya.
_ Tepat pengembalian.
Besarnya plafon pinjaman produktif lebih didasarkan pada kelayakan
usaha calon peminjam.
1.3. Penetapan Plafon Pinjaman Konsumtif
Besarnya plafon pinjaman konsumtif dapat ditetapkan sebesar 3 kali nilai simpanan dan atau
cicilan kredit per periode (bulan), tidak lebih dari 30% penghasilan calon peminjam.
1.4. Penetapan Plafon Pinjaman Produktif dengan Agunan
Besarnya nilai maksimal pinjaman produktif yang menggunakan agunan yang dapat ditetapkan
adalah 75 % dari nilai agunan.

2. Jangka Waktu
Dalam arti lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama kali diberikan sampai masa
pelunasannya jenis kredit ini adalah sebagai berikut :
a. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun
dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit jenis ini dapat
diberikan untuk modal kerja. Beberapa Bank mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit
jangka panjang.
c. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima
tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet,
kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

3. Sistem dan Prosedur Pengembalian Pinjaman
1) Anggota
1. Mengisi slip setoran sebesar jumlah rupiah angsuran;
2. Serahkan Buku Angsuran, slip setoran dan uang angsuran kepada kasir;
2) Kasir
1. Terima Buku Angsuran, slip setoran dan uang angsuran;
2. Hitung jumlah uang dan periksa kebenaran pengisian slip dan Cocokkan dengan data buku
angsurannya, jika sosok simpan uang dalam kotak uang, dan paraf slip setoran;
3. Catat penerimaan tersebut ke dalam Buku Mutasi Harian Kas;
4. Serahkan buku angsuran, slip setoran kepada staf administrasi Pinjaman untuk dibukukan;
5. Akhir hari buat daftar Rekapitulasi Kas Harian (RKH), serahkan RKH beserta bukti-bukti
transaksinya kepada Staf Pembukuan.
3) Staf Administrasi Pinjaman
1. Terima slip setoran dan buku angsuran;
2. Keluarkan file kartu pinjaman sesuai data buku angsuran;
3. Bukukan angsuran tersebut ke dalam buku angsuran dan kartu angsuran;
4. Bandingkan ke-2 saldo pada kartu dan buku angsuran tersebut, jika terjadi perbedaan lakukan
rekonsiliasi terlebih dahulu untuk menyesuaian saldo, jika cocok paraf slip setoran, dan;
5. Kembalikan slip setoran kepada kasir, dan buku angsuran kepada anggota;
6. Simpan kembali kartu pinjaman urut nomor rekening;
4) Staf Pembukuan
1. Terima RKH dan slip setoran (d.h.i. slip setoran untuk angsuran);
2. Bukukan transaksi ke dalam buku jurnal penerimaan kas sesuai jenis transaksinya;
3. File slip setoran urut tanggal;

4. Sistem dan Prosedur Pembebanan Angsuran Tertunda:
1) Staf Administrasi Pinjaman:
1. Bila ada pembayaran angsuran tertunda dari anggota ambil file kartu pinjaman masingmasing
anggota, dan;
2. Siapkan slip transaksi (nota) pembebanannya, paraf slip dan mintakan persetujuan manajer
atas transaksi tersebut, jika telah disetujui;
3. Pembebanan tersebut dapat dilakukan melalui pendebetan rekening simpanan pinjaman yang
merupakan simpanan anggota yang dibuka untuk menutup timbulnya risiko pembayaran;
4. Bukukan kewajiban angsuran tertunda tersebut ke dalam Kartu Pinjaman Anggota;
5. Serahkan Slip Transaksi (Nota Debet) kepada Staf Administrasi Simpanan untuk
dibukukan ke dalam Kartu Simpanan Pinjaman atas nama anggota yang bersangkutan;
6. Jika anda melakukan setoran/melalui tunggakan, kembalikan setoran tersebut ke dalam Kartu
Simpanan pada buku Pinjaman Anggota pada saatnya;
2) Staf Administrasi Simpanan
Slip transaksi/Nota yang telah dibukukan ke dalam kartu simpanan pinjaman oleh staf administrasi
simpanan segera didistribusikan kepada staf pembukuan untuk dilakukan penjurnalan
3) Staf Pembukuan
Melakukan penjumlahan atas transaksi di atas

5. Sistem dan Prosedur Pelunasan Pinjaman
Pada pokoknya tidak terjadi perbedaan dengan prosedur E di atas, namun proses tambahan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Staf Administrasi Pinjaman:
1. Setelah dipastikan Kartu Pinjaman atas nama Anggota telah lunas, berikan tanda/Cap Lunas
pada Kartu Pinjaman dan Buku Angsuran;
2. Siapkan instruksi pembayaran simpanan (risiko) pinjaman berupa pembuatan slip penarikan
(kuitansi), jika saldo simpanan tersebut masih ada;
3. Pastikan pelunasan tersebut untuk penyelesaian saldo Kartu Simpanan (risiko) Pinjaman, dan
koordinasikan dengan Staf Administrasi Simpanan;
4. Serahkan seluruh berkas pelunasan kepada Manajer;
5. Jika telah disetujui Manajer, dan telah dilakukan pembayaran file Kartu Pinjaman, Buku
Angsuran Anggota dan Kartu Simpanan Pinjaman dalam file Lunas urut Nomor rekening;
2) Manajer:
1. Terima berkas pelunasan pinjaman;
2. Periksa kebenaran data, jika benar dan cocok berikan persetujuan pada slip penarikan
(kuitansi);
3. Serahkan berkas kepada Staf Administrasi Pinjaman untuk di file kembali;
4. Serahkan Buku Angsuran dan Slip Penarikan (kuitansi) kepada Kasir untuk pembayaran;
3) Kasir:
1. Terima slip penarikan (kuitansi) dan buku angsuran yang telah disetujui Manajer;
2. Siapkan jumlah uang sebesar slip/kuitansi dan lakukan pembayaran;
3. Mintakan tanda tangan anggota di balik slip penarikan (kuitansi) sebagai bukti pembayaran;
4. Serahkan buku angsuran kepada staf administrasi pinjaman;
5. Catat pengeluaran tersebut ke dalam buku mutasi harian kas;
6. Akhir hari buat daftar rekapitulasi kas harian (RKH);
7. Serahkan RKH dan slip penarikan kepada staf pembukuan.
4) Staf Pembukuan
1. Terima RKH dan slip penarikan (kuitansi);
2. Bukukan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas.
3. File slip penarikan urut tanggal.


G. Menggagas Penerapan Pemberian Pinjaman dan Aturannya
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Dana / Modal dalam Usaha Simpan Pinjam.
2. Jelaskan , apa yang dimaksud dengan pinjaman .
3. Jelaskan bagaimana prosedur pemberian pinjaman.
4. Jelaskan apa tujuan analisa 5 C, pada calon peminjam.
5. Ketentuan apa saja yang terdapat pada lembar evaluasi permohonan pinjaman.
6. Buatlah dengan singkat Leaflet dalam upaya memasarkan produk pinjaman yang dimiliki oleh
KSP/USP anda.


DAFTAR PUSTAKA.
a. Undang Undang NO. 25. Tahun 1992 Tentang Perkoperasin, Departemen Koperasi
PPK Biro Hukum dan Organisasi, Jakarta.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi, Departemen Koperasi dan PPK Ditjen Koperasi Perkotaan, Jakarta
c. Keputusan Menteri Koperasi , PK dan M NO. 351 / KEP / M / XII / 1998 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Departemen Koperasi PK dan M
Ditjen Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam.
d. Keputusan Menteri Koperasi, PK dan M NO. 194 / KEP / M / IX / 1998 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peniaian Kesehatan KSP / USP. Departemen Koperasi PK dan M. Ditjen
Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Jakarta
e. Keputusan Menteri Koperasi, PK dan M NO. 194 / KEP / M / I / 1999. tanggal 11 Januari 1999,
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Simpan pinjam. Depatemen Koperasi PK dan
M Ditjen Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam, Jakarta.
f. Keputusan Menteri Koperasi dan UKM NO. 96/ KEP/ M / KUKM /XII/ 2004 Tentang Pedoman
Standart Operasional Manajemen K S P dan U S P Koperasi.
g. Manajemen Usaha Simpan Pinjam Vol 1 dan 2 [ Serial Buku Pintar ], Kementerian Koperasi
dan U K M Deputi Bidang Pengembangan SDM , 2003.
h. Manajemen Perbankan, Kasmir, SE. MM. Rajagrafindo Persada, PT. Edisi Revisi, Jakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai