Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN



Oleh:
Fatimah Az-Zahrah
(121610101054)
Kelompok IV

Dosen Pembimbing:
Kasim Sembiring, SH., MSi

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
RESUME I
Hidup di Era Globalisasi
Global adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia atau sesuatu hal
yang mendunia. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anggota masyarakat
mulai berubah karena adanya globalisasi. Perubahan perilaku masyarakat sebagai
dampak globalisasi terlihat seperti dalam gaya hidup masyarakat. Gaya hidup di
era global telah banyak menggeser bentuk-bentuk tradisional kepada gaya hidup
global yang berorientasi barat. Kesenangan bergaya hidup global yang
berorientasi barat mulai melanda seluruh masyarakat, terutama negara
berkembang, seperti Indonesia.
Pada era global, masyarakat cenderung mengonsumsi makanan yang lebih
praktis, seperti makanan cepat saji (fast food). Makanan cepat saji umumnya
berasal dari negara maju. Negara-negara maju memasarkan produknya ke seluruh
dunia. Masyarakat semakin mudah mendapatkan makanan dari luar negeri,
asalkan mereka memiliki banyak uang. Dengan mengonsumsi makanan dari luar
negeri, maka masyarakat merasa lebih modern. Model pakaian masyarakat pada
era globalisasi juga mengalami perubahan. Ada sekelompok masyarakat yang
meniru mode pakaian wisatawan asing atau mengikuti mode pakaian artis-artis
barat dan lokal yang dilihat melalui sinema atau sinetron. Hal ini terjadi karena
pada era global setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan cara
berpakaian. Di era global, mode pakaian tradisional sudah banyak ditinggalkan,
terutama oleh kalangan muda
Komunikasi dan informasi berperan penting dalam globalisasi di
masyarakat. Teknologi komunikasi dan informasi yang di dukung sarana dan
prasarana yang canggih mampu mempercepat globalisasi. Dengan perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi yang semakin maju, maka arus globalisasi
semakin merambah ke seluruh dunia. Penggunaan perangkat teknologi tersebut
ternyata membawa dampak bagi perubahan perilaku masyarakat. Bahkan, ada di
antara mereka yang berubah menjadi individualistis, sombong, kurang peduli
sosial, dan perilaku-perilaku lainnya.
RESUME II
Globalisasi
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi semakin sempit. Globalisasi juga merupakan suatu proses di mana antar
individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Dalam
banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia adalah:
1. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
RESUME III
Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme terhadap Pengaruh Globalisasi
pada Generasi Muda melalui Pendidikan Karakter
Nasionalisme adalah sikap rasa cinta setiap elemen bangsa kepada tanah
air yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menumbuhkan jiwa
nasionalisme generasi muda, maka jalan utama adalah mengadakan pendidikan
berkarakter. Pendidikan berkarakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan generasi
muda mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Sebagai bangsa yang
demokratis, seharusnya kita dapat menerapkan pendidikan karakter secara efektif
dan efisien, untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali jiwa nasionalisme
yang sudah mulai memudar akibat pengaruh globalisasi
RESUME IV
Membangun Negara Beradab
Hubungan antagonis antara negara orde baru dengan kelompok Islam dapat
dilihat dari kecurigaan yang berlebih yang dilakukan Presiden Soeharto pada masa
tersebut. Sikap curiga dan kekhawatiran terhadap kekuatan Islam membawa
implikasi terhadap keinginan negara untuk berusaha menghalangi dan melakukan
domestikasi (pendangkalan dan penyempitan) gerak politik Islam, baik semasa
orde lama maupun orde baru.
Pertumbuhan demokrasi sangat sulit terjadi di negara muslim. Ada beberapa
faktor yang menghambat pertumbuhan demokrasi di negara Islam, antara lain:
1. Kelemahan dalam infrastruktur dan prasyarat dalam pertumbuhan
ekonomi.
2. Masih kuatnya pandangan normatif-teologis tentang kesatuan agama
dan Negara.
3. Kegagalan Negara-negara muslim yang telah mengadopsi demokrasi
untuk mempraktekkan demokrasi secara genuine dan otentik.
Dengan kata lain, negara dan agama merupakan dua komponen penting dalam
proses membangun demokrasi di Indonesia, tentu saja dengan adanya masyarakat
yang sadar akan pentingnya demokrasi yang baik demi mewujudkan negara
Indonesia yang beradab. Membangun negara yang beradab merupakan tantangan
besar negara Indonesia.
RESUME V
Persiapan Mahasiswa dalam Menyongsong Perdagangan Bebas 2015
Adanya perdagangan bebas akan menimbulkan dampak positif maupun
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Setiap negara dan bangsanya,
termasuk Indonesia harus mempersiapkan diri dalam menghadapi perdagangan
bebas ini. Karena persaingan yang ketat memasuki AFTA 2015 tidak hanya
berbicara tentang kemampuan pengetahuan tetapi juga bagaimana mempersiapkan
skill sumber daya manusianya. Pendidikan harus mampu diarahkan bagaimana
merangsang kreativitas pelajar dalam mengembangkan wawasan berpikirnya.
Apalagi tingkat pendidikan di Indonesia belum merata. Perdagangan internasional
sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada
barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori,
semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas.
Negara berkembang yang masih mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan, dengan adanya AFTA ini Indonesia harus mampu bersaing
memperkenalkan produk Indonesia ke dunia, bukan malah mengkonsumsi produk
luar yang dapat menurunkan pendapatan negara. Pengusaha/produsen Indonesia
dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis
secara profesional guna dapat memenangkan kompetisi dari produk yang berasal
dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar
domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya.
Dibutuhkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dalam mewujudkan
hal tersebut, termasuk mahasiswa. Mahasiswa, sebagai barometer masa depan
bangsa harus memiliki karakternya yang kritis, analitis dan praktis supaya
memberi peranan besar dalam menentukan kualitas perkembangan ekonomi
Indonesia.
RESUME VI
Peran Mahasiswa dalam Penghambatan Penyebaran dan
Penanggulangan HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), yang berarti kumpulan
gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi
virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari
serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau
merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai
jenis penyakit lain. Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu
kontak seksual, kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak
selama masa kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI.
Mencegah lebih baik daripada mengobati karena kita tidak dapat melakukan
tindakan yang langsung kepada si penderita AIDS karena tidak adanya obat-
obatan atau vaksin yang memungkinkan penyembuhan AIDS. Oleh karena itu kita
perlu melakukan pencegahan sejak awal sebelum terinfeksi. Informasi yang benar
tentang AIDS sangat dibutuhkan agar masyarakat tidak mendapat berita yang
salah agar penderita tidak dibebani dengan perilaku yang tidak masuk akal
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu, masyarakat maupun kelompok sesuai dengan nilai-
nilai kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai
hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan.
Kemudian perilaku kesehatan akan berpengaruh pada peningkatan indikator
kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS lewat jalur pendidikan mempunyai arti
yang sangat strategis karena besarnya populasi remaja di jalur sekolah dan secara
politis kelompok ini adalah aset dan penerus bangsa. Salah satu kelompok sasaran
remaja yang paling mudah dijangkau adalah remaja di lingkungan sekolah (closed
community).
RESUME VII
Pengaruh Globalisasi terhadap Pendidikan dan Moral Remaja
Terjadinya perbedaan pola sikap dan pola tindak remaja masa sekarang
dengan remaja masa dahulu tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Ronald
Robertson, mengatakan dalam Globalization, Social Theory and Global Culture,
bahwa globalisasi merupakan karakteristik hubungan antara penduduk bumi ini
yang melampau batas-batas konvensional, seperti bangsa dan negara. Dalam
proses tersebut negara telah dimamfaatkan dan terjadi intensifikasi kesadaran
terhadap dunia sebagai kesatua utuh.[1] Dengan ini tidak ada lagi pembatas yang
bisa dijadikan batas oleh suatu negara dengan begitu maka akan terjadi akulturasi
(pencampuran kebudayaan) antara budaya barat dengan budaya Indonesia yang
memiliki perbedaan secara fundamintal. Barat lebih kepada paham liberalisme
(kebebasan), mereka menjunjung tinggi kebebasan, termasuk kebebasan dalam
mengekspresikan hidup, sedangkan Indonesia lebih berpegangteguh kepada nilai-
nilai atau norma-norma agama, yang diyakini sebagai pengangan hidup. Fatalnya
adalah remaja-remaja kita pada masa sekarang tidak dapat memfilter (menyaring)
budaya-budaya barat yang dapat merusak kehidupannya, semua budaya barat kita
adopsi sebagai suatu nilai atau norma dalam menjalankan kehidupan.
RESUME VIII
Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda Di Era Globalisasi
Globalisasi seiring perkembangan teknologi dan media menyebabkan
berbagai informasi mudah diperoleh. Informasi yang diperoleh tidak semuanya
positif bahkan dominan informasi yang negatif. Dalam globalisasi, karakter
bangsa Indonesia telah berubah. Suatu bangsa akan berkembang dengan baik
terlihat dari kualitas karakter masing-masing individu. Hal inilah yang menjadikan
pendidikan karakter di perlukan di Indonesia. Pendidikan Indonesia yang lebih
mengarah pada perkembangan aspek kognitifnya melahirkan generasi muda yang
maju secara ilmu pengetahuan dan teknologi saja. Tanpa adanya karakter yang
baik, generasi muda ini akan terpengaruh sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga menciptakan generasi muda yang cerdas tapi tidak bermoral. Karakter
yang baik pada suatu individu memperlihatkan keberhasilan akademik yang
meningkat serta kesehatan fisik.
Pendidikan karakter yang mulai dikembangkan dalam lingkup keluarga..
Dengan nilai-nilai moral yang ditanamkan sejak usia dini di keluarga diharapkan
anak tidak terpengaruh oleh arus globalisasi. Peran selanjutnya dilakukan dalam
lingkungan sekolah. Karena umumnya anak akan cepat terpengaruh dengan
lingkungan terdekatnya.
RESUME IX
Peran Pendidik dalam Membimbing Generasi Muda Menghadapi Era
Globalisasi
Pendidik itu bisa guru, orangtua atau siapa saja, yang penting ia memiliki
kepentingan untuk membentuk pribadi peserta didik atau anak. Peran pendidik
pada intinya adalah sebagai masyarakat yang belajar dan bermoral. Pemikiran
tentang peran pendidik, di antaranya:
1. Pendidik perlu terlibat dalam proses pembelajaran, diskusi, dan
mengambil inisiatif sebagai upaya membangun pendidikan karakter
2. Pendidik bertanggungjawab untuk menjadi model yang memiliki nilai-
nilai moral dan memanfaatkan kesempatan untuk mempengaruhi siswa-
siswanya.
3. Pendidik perlu memberikan pemahaman bahwa karakter siswa tumbuh
melalui kerjasama dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan
4. Pendidik perlu melakukan refleksi atas masalah moral berupa pertanyaan-
pertanyaan rutin untuk memastikan bahwa siswa-siswanya mengalami
perkembangan karakter.
5. Pendidik perlu menjelaskan atau mengklarifikasikan kepada peserta didik
secara terus menerus tentang berbagai nilai yang baik dan yang buruk.
RESUME X
Perkembangan Dunia Pendidikan dalam Era Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu perkembangan dan kemajuan suatu jaman di
dunia yang bersifat global dan menyeluruh sehingga menghasilkan dan mampu
mempengaruhi segela aspek kehidupan masyarakat pada Intinya, begitu juga pada
dunia pendidikan Indonesia.
Pengaruh globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia memberikan
kemajuan teknologi. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah
mempermudah pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet
kini sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet, masyarakat dapat
mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Informasi yang diakses
tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh dunia dapat diperoleh melalu
internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan bagi mereka untuk memperoleh
sumber belajar lain, disamping dari buku dan penjelasan guru.
Selain itu, globalisasi menciptakan manusia yang profesional dan
berstandar internasional dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah pendidik. Apabila pendidikan dilaksanakan secara berkualitas dan
mengikuti perkembangan maka akan menghasilkan lulusan yang siap kerja seusai
dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga pendidik yang profesional
dan berstandar internasional.
Pengaruh lainnya yaitu globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas dan mampu bersaing, adanya perubahan struktur dan sistem
pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
kemajuan teknologi yang semakin modern membuat mahasiswa menjadi
tertantang untuk menciptakan teknologi yang baru sehingga berkedudukan
sebagai produsen bukan hanya sebagai konsumen sebuah teknologi, dunia
pendidikan bisa dikuasai oleh pemilik modal, dunia pendidikan akan sangat
tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya tradisi serba instan,
globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai