Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang termasuk
memiliki kepadatan penduduk terbanyak di dunia. Hal ini disebabkan salah
satunya adalah karena negara Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang
begitu tinggi sehingga terjadilah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk
tersebut tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara Indonesia yang perlu
diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau
diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan
penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau
dikenal dengan singkatan KB
Merencanakan dan mengatur keluarga adalah masalah kemanusiaan
yang sekarang ini sedang diusahakan pelaksanaannya oleh pemerintah
dan rakyat Indonesia. Kalau pembangunan itu adalah pembangunan
manusia, maka kelahiran manusia itupun harus diatur. Pengaturan itu
harus diadakan, agar supaya kenaikan produksi tidak dikalahkan oleh
kenaikan kelahiran anak.
Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga
berencana di kanagarian Koto tuo, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya
partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Sehingga
dalam posisi ini peran aktif masyarakat itu sendiri sangat penting artinya
1
2

bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan
secara mantap.
Program Keluarga Berencana dicanangkan dalam rangka usaha
pemerintah untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Pada
dasarnya pemerintah berkeinginan untuk membuat perubahan dari suatu
kondisi tertentu kekeadaan lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan
itu dapat menjangkau sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik
dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan, didalam melaksanakan
pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya. Karena dalam
arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa manusia itu obyek
pembangunan dan sekaligus subyek pembangunan.Sebagai subyek
pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan
potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan perlu sekali
mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan secara berkelanjutan terutama masyarakat kanagarian Koto
tuo.
Kaitannya dengan peran serta masyarakat dalam program tertentu,
peranan tokoh masyarakat kanagarian Koto tuo baik formal maupun non-
formal sangat penting terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh,
dan menggerakkan keterlibatan seluruh warga masyarakat di lingkungannya
guna mendukung keberhasilan program. Apalagi di masyarakat pedesaan,
peran tersebut menjadi faktor determinan karena kedudukan para tokoh
masyarakat masih sangat kuat pengaruhnya, bahkan sering menjadi tokoh
3

panutan dalam segala kegiatan hidup sehari-hari warga masyarakat. Dari
penilaian yang peneliti dapat di kanagarian ini partisipasi tokoh masyarakat
terhadap program KB masih rendah hal ini dapat di lihat masih jarangnya
penyuluhan mengenai program KB oleh tokoh masyarakat maupun organisasi
masyarakat di kanagarian Koto tuo ini.
Persepsi warga masyarakat kenagarian Koto tuo terhadap program
KB tentu merupakan landasan atau dasar utama bagi timbulnya kesediaan
untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam setiap kegiatan program
tersebut. Makna positif atau negatif sebagai hasil persepsi seseorang
terhadap program KB akan menjadi pendorong atau penghambat baginya
untuk berperan dalam kegiatannya. Dari hasil pengamatan di lapangan
peneliti menilai partispasi masyarakat terhadap program KB masih tergolong
rendah hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah anak atau lebih dari 2 ,
tentu hal ini di dorong oleh persepsi yang salah mengenai program KB
masyarakat tadi.
Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Program Keluarga Berencana di Kanagarian Koto Tuo Kecamatan IV
Koto.




4


B. Fokus Penelitian
Berdasarkan Latar belakang di atas yang menjadi fokus penelitian ini
adalah bagaimana persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap program
Keluarga Berencana di Kanagarian Koto tuo kecamatan IV Koto.
C. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi warga masyarakat kanagarian Koto Tuo
terhadap program Keluarga Berencana?
2. Bagaimana partisipasi masyarakat pada program Keluarga
Berencana di Kanagarian Koto Tuo selama ini?
D. Tujuan Penelitan
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap
program Keluarga Berencana.
2. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam
program Keluarga Berencana.




5


E. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini
mempunyai beberapa manfaat bagi akademis, masyarakat, penulis dan
pemerintah:
1. Bagi Akademis, Dengan adanya penelitian ini bisa memperkaya
pengetahuan untuk yang membacanya dan bisa menjadi
bandingan untuk tulisan lainnya, dengan melengkapi kekurangan
yang ada.
2. Bagi Masyarakat, Semoga dengan adanya penelitian ini
masyarakat tidak memandang negatif lagi mengenai program
KB
3. Bagi penulis, Selain untuk melengkapi syarat mendapat gelar S1,
penelitian ini juga menambah pengetahuan penulis tentang apa
saja hal hal yang merupakan hambatan dalam melaksanakan
program KB.
4. Bagi pemerintah, Sebagai sumbangan informasi bagi pemerintah
daerah setempat dalam masalah hambatan dalam pelaksanaan
program KB.




6


BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
a. Persepsi
Menurut Mursidin (2008) Di dalam psikologi, proses sensasi
dan persepsi yang berbeda, persepsi dikatakan sebagai tanggapan
langsung baik itu dari manusia maupun media sosial. Dalam
bahasa inggris, persepsi adalah perception, yaitu cara pandang
terhadap suatu atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya
pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal
yang direspons melalui panca indra, daya ingat dan daya jiwa.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai individu,
kesadaran pertama yang harus dikembangkan dan dijaga adalah
persepsi tentang diri sendiri mengenai idealis kedirian yang
menimbulkan citra diri yang telah dibangun oleh kekuatan persepsi
diri akan menjadi patokan mengenai pandangan eksternal, terutama
dari lingkungan mengenai individu bersangkutan.
Dari kajian teori mengenai persepsi di atas dapat di
simpulkan Dalam penelitian ini, persepsi masyarakat terhadap
program Keluarga Berencana, tidak hanya dilihat sebagai proses
penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi juga sikap batin
yang mengarahkan seseorang mampu melihat hakekat yang
6
7

terdalam dari pelaksanaan program Keluarga Berencana yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang lebih bermakna.
Persepsi positif masyarakat terhadap program Keluarga
Berencana, akan sangat menentukan kesanggupan mereka untuk
terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan
program Keluarga Berencana secara berkesinambungan.
b. Partisipasi
Mardikanto (2003) menyatakan bahwa, partisipasi
merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi
yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab,
dan manfaat.
Theodorson dalam Mardikanto (1994) mengemukakan bahwa
dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan
atau keterlibatan seseorang (individu atau warga masyarakat)
dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang
dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif
ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan
lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu
kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan
masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri. Dikutip
dari Turindra Corporation Indonesia (TCI).html

8

Partisipasi itu sendiri, adalah suatu kegiatan atau turut
berperan serta dalam suatu program kegiatan. Partisipasi
merupakan proses aktif yang mengkondisikan seseorang turut
serta dalam suatu kegiatan yang disebabkan oleh persepsi
yang positif. Meskipun demikian, partisipasi juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosiologis-ekonomis-politis seseorang
yang merupakan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, partisipasi masyarakat juga dapat berbeda-beda
bentuknya.
c. Masyarakat
Mayor Polak JBAF menyebutkan masyarakat (Society)
adalah wadah segenap antar hubungan social terdiri atas banyak
sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok
terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.
Kemudian Pendapat dari Djojodiguno tentang masyarakat
adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dan hidup
bersama antara manusia dengan manusia.
Jelasnya Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya, Ahmadi (2003,97).
Masyarakat ini terbentuk atas beberapa hal yang melatar
belakanginya. latar belakang timbulnya suatu kelompok
masyarakat adalah:
9

1. Adanya suatu interaksi antar anggota atau individu
didalamnya
2. Adanya norma sosial manusia di dalam masyarakat,
diantaranya kebudayaan masyarakat sebagai suatu
ketergantungan yang normatif, norma kemasyarakatan yang
historis, perbedaan sosial budaya antara lembaga
kemasyarakatan dan organisasi sosial
3. Adanya ketergantungan antara kebudayaan dan masyarakat
yang bersifat normatif. Demikian juga norma yang ada dalam
masyarakat akan memberikan batas-batas pada kelakuan
anggotanya dan dapat berfungsi sebagai pedoman bagi
kelompok untuk menyumbangkan sikap kebersamaannya
dimana mereka berada.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa masyarakat adalah suatu kumpulan individu atau kelompok
yang saling terkait dan berkembang satu sama lainnya dan saling
terkait satu sama lain baik dari segi budaya, sosial dan agamanya.
d. Keluarga Berencana
Menurut Bagian obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung, (2004,14). Pengertian Keluarga
Berencana secara umum adalah : keluarga berencana ialah suatu
usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya
10

atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Pengertian Keluarga Berencana secara khusus : dalam
pengertian sempitnya Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari
hari berkisar kepada pencegahan konsepsi atau pencegahan
terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antar sel mani
dari laki-laki dengan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan.
e. Tujuan Program KB
Target atau tujuan dari Keluarga Berencana : Menekan angka
kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Masalah yang harus
mendapatkan perhatian khusus ialah angka pertambahan penduduk
yang tinggi, mungkin jumlah penduduk akan menjadi dua kali lipat
dalam waktu 25 tahun ke depan. Bagian obstetri & Ginekologi
Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, (2001,14-17)
Sedangkan menurut Azwar (2003,153) Tujuan akhir dari
program Keluarga Berencana (KB) adalah menurunkan laju
pertumbuhan penduduk di satu pihak serta bersamaan dengan itu
meningkatkan taraf hidup masyarakat dipihak lain.
f. Sasaran dan Ruang Lingkup Program KB
Menurut Diah (2012). Sasaran dan ruang lingkup program
KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Sedangkan
11

sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
Sedangkan Ruang lingkup program KB meliputi :
3. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
4. Konseling
5. Pelayanan Kontrasepsi
6. Pelayanan Infertilitas
7. Pendidikan sex (sex education)
Dari penjelasan mengenai program KB di atas dapat
disimpulkan bahwa program KB merupakan program terencana
dari pemerintah yang tujuannya untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk atau menekan angka kelahiran, dimana laju penduduk
yang tidak terkendali di Indonesia dapat teratasi dengan baik
melalui program KB sehingga terciptalah penduduk Indonesia
yang lebih sejahtera baik ekonomi maupun kondisi sosialnya.
B. Penelitian yang Relevan
Relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Puji lestari, Aman dan Taan Wulandari pada tahun 2007 dalam
skripsi dengan judul Partispasi Masyarakat terhadap Program Keluarga
Berencana (Studi Kasus di Desa Panggungharjo kecamatan Sewon
Bantul) menyatakan bahwa bahwa selama ini program Keluarga
12

Berencana di Desa Panggungharjo dilaksanakan secara rutin dan atau
bahkan telah menjadi tradisi masyarakat; terhadap program Keluarga
Berencana, baik masyarakat, tokoh masyarakat, maupun para tenaga
ahli kesehatan persepsinya adalah positif sehingga dalam hal
berpartisipasinya juga cukup tinggi; bentuk-bentuk partisipasi
masyarakat terhadap program Keluarga Berencana terbatas pada
pengertian dan pemahaman mereka tentang program Keluarga
Berencana.
Masyarakat yang paling berpartisipasi adalam mereka peserta KB.
Sedangkan partisipasi petugas di puskesmas adalah memberikan
pelayanan terhadap pelaksanaan program KB tersebut. Sementara tokoh
masyarakat dan perangkat desa terbatas pada memberikan himbauan
dan fasilitas desa untuk kegiatan pelaksanaan penyuluhan program
Keluarga Berencana. Kaitan antara persepsi dan partisipasi sangat
berkaitan dengan latar belakang ekonomi, budaya, dan sosialnya.
Karakteristik kehidupan yang masih sangat sederhana, mengkondisikan
perilaku yang sederhana pula dalam kehidupan sehari-hari.
Bertolak dari penelitian diatas, penulis ingin melakukan penelitian
yang berbeda dengan peneliti yang sebelumnya, yaitu peneliti
megambil judul Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Program KB di Kanagarian Koto Tuo kecamatan IV Koto.


13

C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori diatas, maka kerangka konseptual yang
akan diteliti adalah bagaimana Persepsi dan Partisipasi masyarakat
terhadap program KB.
Persepsi masyarakat terhadap KB sangat penting artinya dalam
kelanjutan program KB itu sendiri. Persepsi dan partisipasi pasyarakat
terhadap program KB saling berkaitan satu sama lain. Apabila persepsi
masyarakat terhadap program KB itu positif maka meningkat juga lah
partisipasinya. Sedangkan bila persepsi yang diterima negatif maka
akan berdampak kepada rendahnya keikutsertaan masyarakat tersebut
terhadap program KB.









Gambar 1 : Kerangka Konseptual


Program KB
persepsi masyarakat terhadap
program Keluarga Berencana
Partisipasi masyarakat pada program
Keluarga Berencana
14

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan focus penelitian dan tujuan penelitian yang
diuraikan diatas maka penelitian ini tergolong kepada penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud untuk mendeskripsikan suatu
situasi areal sample tertentu yang bersifat factual secara sistematis dan
akurat.
Menurut Saebani (2008) Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
alamiah (Sebagai lawannya adalah eksperimen), yaitu peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut Moelong (2001) Penelitian deskriptif data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini
disebabkan oleh adanya metode kualitatif selain itu apa yang di
kumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah
diteliti.
Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk
menjelaskan fenomena atau karakteristik individual atau kelompok
tertentu secara akurat. Dalam penelitian ini peneliti berusaha
14
15

mendeskripsikan atau mengungkapkan bagaimana tanggapan masyarakat
tersebut terhadap program KB dan bagaimana partisipasinya.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Kenagarian Koto Tuo
Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan paling lama kurang dari
dua bulan, mulai dari bulan april sampai mei 2014.
C. Informan Penelitian
Informan penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah penelitian informan berdasarkan
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan
karakteristiknya. Artinya pemilihan informan didasarkan pada tujuan
penelitian. Dalam hal ini peneliti sudah mengetahui terlebih dahulu siapa
saja yang akan menjadi informan. Informan penelitian ini adalah
masyarakat yang dianggap mengetahui dan memahami masalah yang akan
dikaji peneliti.





16

D. Jenis data
1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini di peroleh dari informan
melalui teknik wawancara. Yang berhubungan dengan informan
yaitu Tokoh masyarakat setempat dan wali nagari, Bidan dan
pegawai Puskesmas atau Posyandu, serta masarakat yang dianggap
mengerti dengan masalah yang akan dikaji.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi di kantor
kelurahan. Serta buku-buku hasil penelitian. Internet dengan bahan
bacaan yang digunakan sebagai pelengkap teori dalam penelitian.
E. Sumber data
Sumber data dari penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya
maka sumber data tersebut adalah informan, yaitu orang yang merespon
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan. Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan maka data
primer diperoleh dari informan yaitu melalui wawancara dan data
sekunder diperoleh dari kantor kenagarian Koto Tuo, kecamatan IV Koto,
Kabupaten Agam.



17

F. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam melakukan observasi ini peneliti akan langsung
kelapangan atau lokasi penelitian. Peneliti akan mengamati
gejala-gejala atau kejadian yang ditemui oleh peneliti selama di
lapangan.
2. Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara dengan individu yang
di harapkan mengetahui program KB untuk mendapatkan
informasi yang lebih jelas dan murni. Untuk melengkapi data
penelitian ini peneliti juga akan melakukan wawancara dengan
tokoh masyarakat yang berada disekitar wilayah penelitian itu
sendiri.
3. Dokumentasi
Untuk memperjelas dan memperkuat data peneliti ini maka
peneliti juga mengambil beberapa dokumentasi yang dianggap
bisa menjadi pedoman dalam penelitian dan sebagai bukti
melakukan penelitian.



18

G. Teknik analisis data
1. Reduksi data
Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan maka dicari
makna yang terkandung di dalamnya kemudian di paparkan
menggunakan kata dan kalimat yang dimengerti.
2. Penyajian data
Sekelompok data tersusun yang memberi kemungkinan
untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan untuk
penyajiannya antara lain berupa teks narati, famatriks, grafik,
jaringan dan bagan. Dengan penyajian data maka peneliti akan
mudah memahami apa yang akan diteliti yaitu persepsi dan
partisipasi masyarakat terhadap program KB.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan merupakan bagian dari
suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna
yang muncul dari data harus diuji kebenaran dan kesesuaiannya
sehingga validitasnya terjamin.





19

H. Teknik keabsahan data
Pemeriksaan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa
cara antara lain:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Dalam penelitian ini, peneliti berfungsi sebagai instrumen,
artinya keikutsertaan peneliti pada objek penelitian sangat
berarti dalam pengumpulan data yang diperoleh betul-betul
dapat dipercaya karena sudah berulang kali diamati. Dengan
perpanjangan pengamatan maka distorsi yang mungkin akan
mengotori data dapat dihindari.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dari penulis bertujuan untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada alasan para
responden secara rinci.
3. Triangulasi
Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan
metode triangulasi. Menurut Moleong (2010) Triangulasi adalah
teknik untuk memeriksa keabsahan data yang dimanfaatkan
sesuatu yang lain di diluar dari data itu sendiri sendiri untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut.

Anda mungkin juga menyukai