Anda di halaman 1dari 29

M

a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
Nomor 566 K/Pdt.Sus/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata khusus Sengketa Konsumen pada tingkat kasasi
memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:
FATMIWATI, bertempat tinggal di Jalan Ranah Binuang Nomor 3 ,
Kelurahan Ranah Parak Rumbio, Kecamatan Padang Selatan;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat (Konsumen)/Termohon Keberatan;
m e l a w a n
PT. ASTRA SEDAYA FINANCE, diwakili oleh Para Direktur
FREDYANTO MANALU dan HUGENG GOZALI , berkedudukan di
Jalan TB. Simatupang Nomor 90 Tanjung Barat, Jakarta Selatan,
kantor cabang beralamat di Jalan Khatib Sulaiman, Padang Sumatera
Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada SYAHINDRA NURBEN,
S.H., M.M., Advokat beralamat di Jalan Kali Brantas Blok T/l I, RT/
RW 02/08 Kampung Baru (Brandon) Kelurahan Kampung Lapai
Kecamatan Naggalo, Padang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal
11 Juni 2012;
Termohon Kasasi dahulu Tergugat (Pelaku Usaha)/Pemohon
Keberatan;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon
Kasasi dahulu sebagai Penggugat (Konsumen)/Termohon Keberatan telah mengajukan
keberatan terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota
Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tanggal 7 Maret 2012 yang
amarnya sebagai berikut:
1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian;
2 Mewajibkan Penggugat membayar semua angsuran/cicilan beserta denda
tunggakan sampai Hari,Tanggal,Bulan putusan dibacakan;
3 Mewajibkan Tergugat menyerahkan Kenderaan tersebut: 1 (satu) unit mobil
mini bus Toyota/Avanza 1.3 G A/T, Tahun pembuatan dan perakitan 2010
dengan Nomor Polisi BA 2435 WD, warna silver metalik kepada Penggugat;
Hal. 1 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 1
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4 Mewajibkan/ menghukum Tergugat membayaran ganti kerugian atas
penarikan sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) perhari sejak mulai
putusan ini;
Bahwa terhadap amar putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kota Padang tersebut, Pemohon Keberatan telah mengajukan Keberatan di depan
persidangan Pengadilan Negeri Padang yang pada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa pada tanggal 27 April 2012, Pemohon Keberatan/Tergugat, telah
menerima pemberitahuan dengan Relas Pemberitahuan Putusan Perkara Konsumen
Nomor 10/P3K/I/2012 tertanggal 26 bulan Maret tahun dua ribu dua belas tentang isi
Putusan BPSK Kota Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7
Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012 sedangkan terhadap
putusan BPSK a quo, Pemohon Keberatan/Tergugat telah mengajukan Permohonan
Keberatan di Pengadilan Negeri Klas I A Padang pada tanggal 16 April 2012, sehingga
Permohonan Keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan/Tergugat telah diajukan
sesuai dengan tenggang waktu dan menurut tata-cara sebagaimana yang ditentukan
undang-undang, yaitu dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari kerja semenjak
pemberitahuan isi putusan, serta diajukan di Pengadilan wilayah hukum dimana
Tergugat berdomisili;
I Bahwa Pemohon Keberatan/Tergugat sangat keberatan terhadap putusan yang
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang diberikan BPSK Kota Padang
yang memeriksa perkara a quo, yang selain karena putusan tersebut lahir dengan
penuh cacat formal yang antara lain diputuskan dengan melampaui kewenangan
dalam kedudukannya sebagai Majelis Arbiter pada Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen Kota Padang, telah keliru dalam melakukan penilaian, salah dalam
memahami dan menerapkan hukum sehingga pada muaranya telah menimbulkan
putusan yang salah dan tidak mempunyai landasan hukum yang benar serta
disampaikan dengan penjelasan yang tidak benar secara yuridis, bahkan cenderung
menyesatkan;
Bahwa oleh karena Majelis Arbiter BPSK Kota Padang dalam perkara a quo
selain telah melampaui kewenangan dalam kedudukannya sebagai Majelis Arbiter
pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Padang, juga terbentuk dengan
tidak mengindahkan ketentuan hukum acara, sehingganya sangatlah beralasan bagi
Pengadilan Negeri Klas I A Padang untuk membatalkan putusan a quo, sekaligus
sesuai kewenangannya mengadili sendiri perkara yang ada antara Pemohon
Keberatan/Tergugat dengan Termohon Keberatan/Penggugat, (vide Pasal 6 ayat 5
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 2
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan
terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), yang pada muaranya
memberikan putusan sebagaimana petitum yang Pemohon Keberatan/ Tergugat
ajukan pada akhir permohonan keberatan ini;
II Bahwa adapun amar putusan BPSK Kota Padang a quo adalah sebagai berikut:
Memutuskan:
1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian;
2 Mewajibkan Penggugat membayar semua angsuran/cicilan beserta denda
tunggakan sampai Hari, Tanggal, Bulan putusan ini dibacakan;
3 Mewajibkan Tergugat menyerahkan Kendaraan tersebut: 1 (satu) unit mobil mini
bus merek Toyota/Avanza 1.3 G A/T, Tahun pembuatan dan perakitan 2010
dengan nomor Polisi BA 2435 WD. Warna silver metalik kepada Penggugat;
4 Mewajibkan/menghukum Tergugat membayar ganti kerugian atas penarikan
sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);
III Bahwa keberatan-keberatan Pemohon Keberatan/Tergugat terhadap putusan BPSK
a quo, adalah sebagai berikut:
Keberatan Dalam Eksepsi:
A Keberatan Tentang Kompetenti Absolut, yaitu: Bahwa Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen Kota Padang Tidak Berwenang Untuk Memeriksa dan
Mengadili Perkara a quo, karena:
1 Ketentuan Pasal 45 ayat 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen menyatakan: "Penyelesaian Sengketa Konsumen
dapat ditempuh melalui Pengadilan atau di luar Pengadilan berdasarkan
pilihan sukarela para pihak yang bersengketa";
2 Bahwa ternyata berdasarkan Perjanjian Pembiayaan dengan Jaminan Fidusia
Nomor 01.500.510.00.108828.3 tertanggal 23 bulan April tahun dua ribu
sepuluh (23-04-2010), selanjutnya disebut "Perjanjian Pembiayaan" yang
telah ditandatangani oleh Pemohon Keberatan/ Tergugat dan Termohon
Keberatan/Penggugat, para Pihak telah menyepakati suatu pemilihan tempat
penyelesaian hukum secara tersendiri, yang diperjanjikan dan mengikat
sebagai undang-undang bagi para pembuatnya (vide azas pacta sunt
servanda sebagaimana Pasal 1338 KUHPerdata);
Hal. 3 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
3 Bahwa masih berkaitan dengan butir 2 tersebut, Perjanjian pembiayaan
dengan Jaminan Fidusia a quo, Akta Jaminan Fidusia, serta Sertifikat Fidusia
yang berkaitan dengan Perjanjian a quo, adalah landasan-landasan hukum
utama dan perikatan hukum antara Pemohon Keberatan/Tergugat dan
Termohon Keberatan/Penggugat, landasan-landasan hukum mana hingga kini
tidak pernah dibatalkan oleh suatu putusan Pengadilan manapun, apalagi
hingga mempunyai kekuatan hukum tetap, sehingga landasan-landasan
hukum tersebut berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak pembuatnya;
4 Bahwa tempat pemilihan hukum dimaksud dalam Perjanjian Pembiayaan
yang mengikat Pemohon Keberatan/Tergugat dan Termohon Keberatan/
Penggugat, adalah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (vide butir 16 syarat
dan ketentuan Perjanjian Pembiayaan yang menyatakan: "Bilamana timbul
perbedaan pendapat atau perselisihan atau sengketa diantara Kreditur dan
Debitur sehubungan dengan Perjanjian ini atau pelaksanaannya, maka hal
tersebut akan diselesaikan secara musyawarah, tetapi usaha tersebut tidak
menghasilkan keputusan yang dapat diterima, maka Kreditur dan Debitur
setuju untuk menyelesaikannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan);
5 Bahwa hal ini dipertegas pula oleh Pasal 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun
1999 yang menyatakan "Perlindungan Konsumen berazaskan manfaat,
keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen serta
kepastian hukum", serta Pasal 17 huruf b Keputusan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang
pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,
yang berbunyi: "Ketua BPSK menolak Permohonan Penyelesaian Sengketa
Konsumen, apabila permohonan gugatan bukan merupakan kewenangan
BPSK." Bahwa kepastian hukum dalam hal ini adalah, bahwa kesepakatan
pada pemilihan penyelesaian hukum sesuai perjanjian pembiayaan tidak di
interprestasikan macam-macam secara subjektif karena hal tersebut justru
akan menghilangkan esensi kepastian hukum dalam suatu kesepakatan dalam
perjanjian;
B Keberatan Tentang Tidak Adanya Sengketa Konsumen Dalam Permasalahan
antara Termohon Keberatan/Penggugat Dengan Pemohon Keberatan/ Tergugat:
1 Bahwa sesuai Ketentuan Umum Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pada Pasal 1 ayat 8 disebutkan bahwa: "Sengketa konsumen adalah sengketa
antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran dan/atau jasa yang menderita kerugian akibat
mengkonsumsi barang dan/atau, memanfaatkan jasa.";
2 Bahwa fakta yang ada adalah, Jasa yang dimanfaatkan oleh Termohon
Keberatan/Penggugat selaku Konsumen dari Pemohon Keberatan/ Tergugat
selaku Pelaku Usaha adalah fasilitas pembiayaan diberikan oleh Pemohon
Keberatan/Tergugat kepada Termohon Keberatan/ Penggugat untuk
pembelian 1 (satu) unit kendaraan bermotor dari pihak penjual, dimana
fasilitas pembiayaan tersebut telah diterima dengan utuh dan sempurna oleh
Termohon Keberatan/Penggugat, sehingga Termohon Keberatan/Penggugat
telah dapat menikmati kenyataan dan manfaat dari kendaraan yang
pembeliannya didukung oleh fasilitas pembiayaan a quo;
3 Bahwa permasalahan yang muncul, adalah ketika justru Termohon
Keberatan/Penggugat ingkar dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan:
a Perjanjian Pembiayaan a quo, yang telah dibuat pula dalam akta otentik
berupa Akta Jaminan Fidusia Nomor 39 tanggal 1 September 2010;
b Dan telah didaftarkan/terdaftar di Kantor Wilayah Hukum dan Ham
Sumatera Barat sehingga terbit Sertifikat Jaminan Fidusia W3-1330,
AH.05.01.TH.2011 tertanggal 21 Pebruari 2011 yang mempunyai irah -
irah "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" sehingga
mempunyai kekuatan title eksekutorial yang sama dengan putusan
Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;
c Dan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 yang melandasi semua
legalitas hukum tersebut;
Yang kesemuanya itu mengikat Pemohon Keberatan/Tergugat dengan
Termohon Keberatan/Penggugat;
4 Bahwa karena ingkarnya Termohon Keberatan/Penggugat dan didasari
seluruh dasar hukum tersebutlah, akhirnya Pemohon Keberatan/ Tergugat
melakukan penarikan dan/atau penerimaan kembali kendaraan yang dibeli
oleh Termohon Keberatan/Penggugat dan pihak penjual, dengan
mempergunakan fasilitas pembiayaan dari Pemohon Keberatan/Tergugat,
yang namun sayangnya disikapi tidak dengan jiwa besar bahwa kesemua itu
adalah bagian konsekwensi dari suatu perikatan hukum;
Hal. 5 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 5
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
5 Bahwa perkara di BPSK adalah perkara menyangkut jasa dan/atau barang
yang diberikan oleh Pelaku Usaha, sedangkan barang atau jasa yang sudah
diberikan oleh Pelaku Usaha tersebut sudah terpenuhi dengan baik, maka
adanya gugatan ini menjadi sangat menjadi kontradiktif, karena di satu sisi
Termohon Keberatan/ Penggugat telah menerima jasa yang diberikan oleh
Pemohon Keberatan/Penggugat dengan baik dan selanjutnya telah sepakat
pula dengan isi Perjanjian Pembiayaan terbukti dengan sekian lamanya
memanfaatkan dan menikmati kendaraan a quo tanpa ada komplain atau
keluhan apapun, namun tiba-tiba baru mempermasalahkan soal konsekwensi
dari perjanjian yang diawali oleh tindakan Termohon Keberatan/Penggugat
yang mengingkari kesepakatan berdasarkan Perjanjian Pembiayaan itu
sendiri;
6 Bahwa jika memang Termohon Keberatan/Penggugat tidak sepakat dengan
isi Perjanjian Pembiayaan, maka tentu dari awal Termohon Keberatan/
Penggugat akan mengembalikan atau menolak fasilitas pembiayaan yang
diterima dari Pemohon Keberatan/Tergugat, dan mungkin juga
mengembalikan kendaraan a quo kepada pihak Penjual dengan meminta
kembali uang mukanya, dan seterusnya, tentunya sebelum pemberian fasilitas
pembiayaan tersebut diberikan;
7 Bahwa namun nyatanya semua itu tidak terjadi. Justru Termohon Keberatan/
Penggugat dengan tenangnya menikmati kendaraan tersebut, dengan hampir
setiap bulan terlambat melakukan pembayaran, dan selanjutnya selama 5
(lima) bulan terakhir tidak melakukan pembayaran hingga akhirnya
penarikan tersebut dilakukan;
Bahwa lebih lanjut, justru Termohon Keberatan/Penggugat dalam
gugatannya ingin kendaraan kembali kepadanya, sehingganya jika penguasaan
kembali pada Termohon Keberatan/Penggugat, dasar hukum apa yang
dipergunakan selain dari Perjanjian Pembiayaan itu sendiri, yang justru
dipertimbangkan oleh Majelis BPSK sebagai perjanjian dengan Klausula Baku,
yang tentu akan berakibat hukum tersendiri pula, padahal Termohon Keberatan/
Penggugat sendiri tidak pernah mendalilkan apalagi mempersoalkan tentang
"Masalah baku";
"Pahamkah Majelis BPSK tentang batas-batas pertimbangan yang boleh
diberikan untuk mengabulkan tuntutan atau petitum, bahkan oleh Majelis Hakim
di lembaga peradilan yang sesungguhnya sekalipun"?;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 6
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa artinya, jika majelis Hakim mengatakan bahwa Perjanjian
Pembiayaan adalah Perjanjian yang berisikan klausula baku, maka tentunya
Perjanjian tersebut cacat menurut hukum dan batal pula menurut hukum?
Persoalannya, jika Perjanjian Pembiayaan tersebut batal menurut hukum, atas
dasar apa kendaraan tersebut perlu atau harus "kembali" kepada Termohon
Keberatan/Penggugat? Bukankah dasar keberadaan kendaraan a quo adalah
Perjanjian Pembiayaan ?;
Bahwa dengan demikian, sengketa konsumen seperti apa yang
dipermasalahkan oleh Termohon Keberatan/Penggugat yang kemudian
diakomodir oleh BPSK Kota Padang a quo? Apakah memang dibenarkan dalam
undang-undang Perlindungan Konsumen, seorang menuntut hak namun
konsumen mengabaikan kewajiban sesuai kesepakatan ...?, Dengan demikian,
karena faktanya yang dipermasalahkan oleh Termohon Keberatan/Penggugat
bukanlah sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 8
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen a quo, maka sudah seharusnya gugatan
Termohon Keberatan/ Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima;
C Keberatan Tentang Putusan majelis Arbiter Kewenangan:
1 Bahwa Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Padang yang
memberikan putusan a quo telah melampaui kewenangannya dalam masalah
formalitas ketika melakukan pemeriksaan perkara, dengan mengabaikan
ketentuan Pasal 32 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dengan
penjelasan sebagai berikut:
a Bahwa BPSK Kota Padang dalam memberikan putusan Nomor 12/P3K/
BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7 bulan Maret Tahun 2012;
Perkara Konsumen Nomor 10/BPSK-PDG/I/2012 a quo, menyebutkan
bahwa putusan a quo adalah putuan Arbitrase, yang berarti bahwa
putusan tersebut harus mengikuti ketentuan Pasal 4 ayat 1 Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/
MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen yang menyatakan: "Penyelesaian
sengketa konsumen oleh BPSK melalui cara Konsiliasi atau Mediasi atau
Hal. 7 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a di atas, dilakukan
atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersangkutan";
Bahwa, hal ini dipertegas lagi pada Pasal 32 ayat 1 Keputusan
Menteri a quo, menyatakan bahwa "dalam penyelesaian sengketa
konsumen dengan cara Arbitrase, para pihak memilih arbitor dari
anggota BPSK yang berasal dari unsur pelaku usaha dan konsumen
sebagai anggota Majelis";
b Bahwa dengan demikian, seandainya baik Pemohon Keberatan/ Tergugat
dan Termohon Keberatan/Penggugat setuju untuk penyelesaian secara
arbitrase di BPSK Kota Padang, maka seharusnya Pemohon Keberatan/
Tergugat dan Termohon Keberatan/Penggugat telah memilih terlebih
dahulu arbitor untuk kemudian proses pemeriksaan dapat dilanjutkan
secara benar;
c Bahwa nyatanya, sebelum pemeriksaan pokok perkara, Karyawan
Pemohon Keberatan/Tergugat yang hadir, telah menyatakan memilih
penyelesaian secara Mediasi, namun tidak setuju untuk memilih cara
Arbitrase serta tidak juga memilih arbitor, karena tentang pemilihan
penyelesaian hukum sudah ditentukan secara tegas dalam Perjanjian
Pembiayaan, yang menunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai
tempat penyelesaian masalah hukum antara Pemohon Keberatan/
Tergugat dan Termohon Keberatan/Penggugat;
d Bahwa setelah proses mediasi tidak berhasil, BPSK Kota Padang tetap
bersikeras dan memaksakan untuk membentuk Majelis Arbiter sendiri,
padahal antara proses mediasi dan arbitrase bukanlah suatu proses yang
berjenjang, namun hanyalah merupakan suatu pilihan (vide Pasal 4 ayat 1
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang menyatakan:
"Penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK melalui cara Konsiliasi
atau Mediasi atau Arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a di atas, dilakukan atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang
bersangkutan";
Bahwa dilakukannya arbitrase inipun, adalah tanpa adanya
pemilihan dan persetujuan dari Pemohon Keberatan/Tergugat, sehingga
jelas bahwa pembentukan Majelis Arbiter adalah cacat secara yuridis,
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
yang lebih lanjut adalah bahwa Majelis Arbiter a quo sesungguhnya tidak
mempunyai kewenangan apapun untuk memeriksa perkara a quo;
Bahwa dengan telah bertentangannya putusan BPSK a quo
dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/
Kep/12/2011 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen yang melandasinya karena telah
terlampauinya BPSK Kota Padang dalam memberikan putusan, maka
putusan BPSK a quo haruslah dinyatakan batal atau setidaknya
dibatalkan;
D Keberatan Tentang Kekeliruan Dalam Perumusan Subjek Hukum Pemohon
Keberatan/Tergugat (Error in Persona):
1 Bahwa dalam putusan, disebutkan bahwa Termohon Keberatan/ Penggugat
mengajukan gugatan terhadap Pemohon Keberatan/ Tergugat yang
disebutkan dengan nama "PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang
Padang";
2 Bahwa penyebutan "PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang padang"
pada hakekatnya adalah penyebutan yang sangat keliru, karena tidak pernah
ada baik dalam Anggaran Dasar, maupun perubahannya, maupun dalam
Berita Negara maupun Lembaran Negara, subjek hukum yang bernama "PT.
Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang Padang" sebagaimana gugatan
Penggugat dalam gugatan BPSK a quo;
3 Bahwa sebutan nama atau subjek hukum Pemohon Keberatan/ Tergugat
yang benar adalah: "PT. Astra Sedaya Finance", namun tanpa embel-embel
"(Acc Finance) Cabang Padang" sebagai suatu kesatuan nama sehingga
mengubah subjek hukum yang benar dan tepat dalam masalah ini;
4 Bahwa dengan demikian, jika kepentingan hukum Termohon Keberatan/
Penggugat terganggu oleh perbuatan subjek hukum yang bernama "PT. Acc
Finance/Astra Sedaya Finance Cabang Padang", maka seharusnya gugatan
tersebut ditujukan kepada "PT. Astra Sedaya Finance" saja, dan bukannya
terhadap PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang Padang, karena
secara formal yuridis di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia,
subjek hukum dengan nama sepanjang itu tidak pernah ada;
Bahwa selain itu, karena menurut Anggaran Dasar perseroan "PT.
Astra Sedaya Finance", domisilinya adalah di Jakarta Selatan, maka tentunya
Hal. 9 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 9
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menurut hukum gugatan itupun haruslah diajukan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan;
Dengan demikian, karena Termohon beberatan/Penggugat telah keliru
dalam menentukan dan merumuskan subjek hukum Pemohon Keberatan/
Tergugat, maka sudah seyogyalah gugatan Termohon Keberatan/Penggugat
ditolak, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
E Keberatan Tentang Gugatan Tidak Jelas atau Gugatan Kabur:
1 Bahwa tidak jelas apa yang sebenarnya yang menjadi dasar gugatan
Termohon Keberatan/Penggugat, apakah tentang penarikan atau penyerahan
kendaraan dari Termohon Keberatan/Penggugat kepada Pemohon Keberatan/
Tergugat karena Termohon Keberatan/ Penggugat tidak lagi melaksanakan
kewajiban berdasarkan kesepakatan sebagai-mana Perjanjian Pembiayaan,
ataukah tentang barang-barang yang dianggap barang dagangan yang
didalilkan tidak dapat diambil kembali, ataukah atas dasar gugatan lainnya ?;
2 Bahwa merujuk pada Pasal 16 Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,
disebutkan bahwa "Permohonan Penyelesaian sengketa konsumen secara
tertulis harus memuat secara benar dan lengkap mengenai: antara lain c)
barang atau jasa yang diadukan.";
3 Bahwa dengan demikian, selaku Konsumen, Termohon Keberatan/
Penggugat harus mempertegas terlebih dahulu apa yang sebenarnya yang di
permasalahkan, karena "barang" dan "jasa" yang diperoleh oleh Termohon
Keberatan/Penggugat adalah berasal dari 2 (dua) subjek hukum yang
berbeda, yaitu:
a Barang, yaitu kendaraan dibeli dari pihak Penjual;
b Jasa, yaitu fasilitas pembiayaan untuk pembelian kendaraan a quo
diberikan oleh Pemohon Keberatan/Tergugat;
dengan demikian, Termohon Keberatan/Penggugat harus
mempertegas ketidakpuasan Termohon Keberatan/Penggugat tersebut,
apakah mengenai barang (in casu, kendaraan) yang tidak nyaman, ataukah
keinginan pribadi secara sepihak yang ingin memaksakan diri untuk
melakukan penyimpanan atas pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan dengan
tidak ingin membayar angsuran tepat waktu walaupun nyatanya kewajiban
tepat waktu tersebut telah disepakati oleh Termohon Keberatan/Penggugat
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
sendiri, dan kemudian tidak mau berbesar hati untuk menerima konsekwensi
dari pelaksanaan suatu Perjanjian dengan mengemasnya melalui suatu
gugatan di BPSK ?;
4 Bahwa nyatanya, dalil-dalil Termohon Keberatan/Penggugat campur aduk
dan tidak adanya relevansi antara dasar-dasar hukum maupun tuntutannya,
terlebih fakta-fakta yang disampaikan itu sendiri tidaklah mempunyai dasar
hukum yang cukup apalagi kuat, maka jelaslah bahwa gugatan Penggugat
tersebut adalah gugatan yang tidak jelas atau vague/kabur (een duideljke en
bepaalde concluse);
Dengan demikian, karena gugatan Penggugat adalah kabur atau obscuur
libel sebab tidak ada atau setidaknya tidak jelas/jelas barang atau jasa apa yang
diadukan, maka sudah seharusnya gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat
diterima, dimana hal ini berdasar pula Pasal 17 huruf a Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/
Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen, yang berbunyi: "Ketua BPSK menolak permohonan
penyelesaian sengketa konsumen, apabila permohonan tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 16.";
F Keberatan Tentang Cacat Formal Pemberitahuan Putusan BPSK Kota Padang a
quo:
1 Bahwa relaas pemberitahuan putusan BPSK yang dipaksakan oleh majelis
BPSK Kota Padang a quo, menyebutkan bahwa: "Kepada para Pihak dapat
mengajukan Permohonan Keberatan ke Pengadilan Negeri Padang paling
lambat dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak pemberitahuan,
relaas ini diterima";
2 Bahwa lembaga "Peradilan semu yang dibentuk Pemerintah dengan tujuan
dan niat yang luhur untuk membantu memberikan pencerahan hukum kepada
masyarakat, seharusnya BPSK mempunyai tanggung jawab dan kemampuan
pengetahuan hukum yang cukup untuk memberikan pencerahan hukum
kepada masyarakat tersebut, termasuk dan tidak terbatas pada tata cara
pengajuan Permohonan Keberatan atas suatu putusan lembaga BPSK.;
3 Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1
Tahun 2006 jelas disebutkan bahwa: "Keberatan terhadap putusan BPSK
dapat diajukan baik oleh Pelaku Usaha dan/atau konsumen kepada
Pengadilan Negeri di tempat kedudukan hukum konsumen tersebut.";
Hal. 11 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 11
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4 Bahwa berdasarkan salinan putusan BPSK Kota Padang, jelas terlihat
ketidakpastian, ketidaktahuan dan/atau ketidak-mengertian BPSK tentang
penomoran putusan tersebut yaitu pada halaman pertama putusan tersebut
Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang
Tentang Mediasi Nomor 12/BPSK-PDG/Arbt/2011. Antara Fatmiwati
(Konsumen) melawan PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance (Pelaku
Usaha) Padang 2012. "Bahwa dari kalimat tersebut diatas Pemohon
Keberatan/Tergugat, sangat heran sekali karena perkara ini dimasukkan oleh
Termohon Keberatan/Penggugat ke BPSK Kota Padang yaitu dengan Nomor
10/BPSK-PDG/I/2012 pada tanggal 19 Januari 2012, namun putusan tersebut
Tentang Mediasi Nomor 12/BPSK-PDG/Arbt/2011";
Apakah putusan ini dengan memakai tahun 2011 salah ketik atau memang
pada tahun tersebut diputus, atau BPSK tidak tahu bagaimana cara
penomoran sebuah putusan, kalaulah memang ini yang terjadi sementara
putusan tersebut membuat orang atau badan dan/atau pelaku usaha harus
mengalami kerugian moril maupun materil, maka siapa saja yang harus
bertanggung jawab ?;
IV Keberatan-Keberatan Dalam Pokok Perkara;
A Keberatan-Keberatan Atas Penyimpulan-Penyimpulan Fakta Dan Dasar Hukum
Secara Keliru Dan Subyektif Oleh BPSK Kota Padang:
1 Bahwa Majelis BPSK pada butir 1 halaman 4 Putusan mengutip dan tidak
mempertanyakan dasar dalil Penggugat sehingga disimpulkan bahwa Majelis
menerima dalil Penggugat tersebut, yang menyatakan: "Bahwa pembelian
mobil ini dilakukan dengan cara membayar DP Rp40.000.000,00 (empat
puluh juta rupiah) ..." dan seterusnya, akan Pemohon Keberatan tanggapi
sebagai berikut:
a Bahwa dalil Termohon Keberatan/Penggugat yang di amini oleh BPSK
Kota Padang tersebut sangat keliru dan menunjukkan bahwa BPSK Kota
Padang juga tidak memahami persoalan yang sesungguhnya, serta
kapasitas masing-masing pihak terkait dalam permasalahan ini;
b Bahwa nyatanya, Pemohon Keberatan/Tergugat, bukanlah perusahaan
pihak yang bidangnya menjual kendaraan, namun adalah merupakan
perusahaan pembiayaan, yang memberikan fasilitas pembiayaan kepada
calon Debitor, yang bermaksud membeli kendaraan dari pihak Penjual;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
c Bahwa sebagai perusahaan pembiayaan, Pemohon Keberatan/ Tergugat
tidak pernah satu kali pun menjual kendaraan kepada Termohon
Keberatan/Penggugat, apalagi menerima uang DP (Down Payment atau
uang muka) tersebut;
d Bahwa yang benar, Termohon Keberatan/Penggugat membeli kendaraan
tersebut dari pihak Penjual Elmech Jaya Family -PDG Griya Padang di
Jalan Komp. Palm Griya Indah Nomor A/5 Padang, sehingganya jelas
bahwa keterangan Termohon Keberatan/ Penggugat dalam proses di
BPSK Kota Padang tersebut adalah keterangan yang sama sekali tidak
bersesuaian dengan fakta hukum yang sesungguhnya dan sangat
menyesatkan, sehingga tentunya terhadap hal ini akan ada konsekwensi
hukum pidana yang harus diterima oleh Termohon Keberatan/Penggugat
atas upaya hukum secara pidana yang akan dilakukan pula oleh Pemohon
Keberatan/Tergugat;
2 Bahwa majelis BPSK pada butir 2 halaman 2 Putusan mengutip dan tidak
mempertanyakan dasar dalil Penggugat sehingga disimpulkan bahwa Majelis
menerima dalil Penggugat tersebut, yang menyatakan: "Bahwa atas
pernyataan tersebut Penggugat kaget, bagaimana hal itu bisa terjadi padahal
Penggugat baru 4 bulan terlambat ..." dan seterusnya, serta "... hal ini tidak
sesuai dengan perjanjian kredit dan seterusnya, yang akan Pemohon
Keberatan tanggapi sebagai berikut:
a Bahwa sama dengan butir sebelumnya, tidak benar Termohon Keberatan/
Penggugat hanya terlambat 4 bulan sebagaimana dalilnya tersebut, karena
fakta hukum jelas keterlambatan pembayaran sebelum dilakukan
penerimaan kembali kendaraan tersebut dari Termohon Keberatan/
Penggugat adalah untuk angsuran ke 15 yang jatuh tempo pada tanggal
26 Juni 2011 hingga angsuran ke 18 yang jatuh tempo pada tanggal 26
September 2011, yang artinya sudah 5 (lima) angsuran/bulan, padahal
untuk hal tersebut Termohon Keberatan/Penggugat sudah diperingatkan
berulang kali oleh Pemohon Keberatan/Tergugat;
b Bahwa karena jelas bahwa keterangan Termohon Keberatan/ Penggugat
dalam proses di BPSK Kota Padang tersebut adalah keterangan yang
sama sekali tidak bersesuaian dengan fakta hukum yang sesungguhnya
dan sangat menyesatkan, sehingga tentunya terhadap hal ini akan ada
konsekwensi hukum pidana yang harus diterima oleh Termohon
Hal. 13 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 13
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Keberatan/Penggugat atas upaya hukum secara pidana yang akan
dilakukan pula oleh Pemohon Keberatan/Tergugat;
c Bahwa tidak benar juga dalil Termohon Keberatan/Penggugat yang
menyatakan bahwa permintaan, pelunasan atas seluruh sisa hutang oleh
Pemohon Keberatan/Tergugat sebagai tidak sesuai dengan perjanjian
kredit, karena jelas sesuai ketentuan Perjanjian pembiayaan yang
berbunyi: "Seluruh hutang harus dibayar dengan sekaligus oleh Debitor,
dan berhak ditagih dengan seketika dan sekaligus oleh Kreditor, tanpa
memerlukan pemberitahuan teguran atau tagihan dari Kreditor, atau juru
sita Pengadilan, atau pihak lain yang ditunjuk Kreditor, dalam hal terjadi
salah satu atau lebih peristiwa sebagai berikut: Debitor lalai membayar
salah satu angsuran atau angsuran-angsurannya, atau Debitor melalaikan
kewajiban-kewajibannya.";
d Bahwa pada prinsip sederhana suatu perjanjian antar para pihak atau
subjek hukum, sangatlah beralasan hukum untuk dimuatnya ketentuan,
syarat dan sanksi bagi pihak-pihak pembuatnya jika terjadi pelanggaran
atas hal-hal yang disepakati di antaranya. Dengan demikian, ketentuan
kewajiban pelunasan seluruh hutang bila ada pelanggaran yang dilakukan
oleh Debitor/Penggugat juga sangatlah beralasan dan berdasar hukum,
karena hal tersebut sesuai dengan Pasal 1338 jo. 1320 KUHPerdata,
sekaligus menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak pembuatnya;
Dengan demikian, bila setelah terjadinya suatu pelanggaran kesepakatan
atas suatu perjanjian oleh suatu pihak, dan pihak tersebut baru
merumuskan berbagai macam dalil untuk kesepakatan atau perjanjian
tersebut, dan pengingkaran atas ketentuan tersebut diakomodir pula oleh
BPSK Kota Padang yang melahirkan putusan a quo, maka tentu tidak
akan ada kepastian hukum bagi Pelaku Usaha yang ingin melakukan
usahanya dengan benar, padahal kendatipun didasarkan pada Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pelaku
Usaha tetap harus mempunyai Hak Hukum dan Keseimbangan Hukum
dalam pemeriksaan perkaranya, dan seharusnyalah tidak dipandang
secara subjektif sebagai pihak yang dipastikan tidak benar", "Tidak
beriktikad Baik", "Semena-mena", dan hal-hal lain yang sejenisnya,
hanya karena menyandang status "Pelaku Usaha.";
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 14
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa nyatanya, justru sebagai pelaku Usaha yang
mempekerjakan ribuan karyawan dengan ribuan pula anggota keluarga
yang ternafkahi dan melaksanakan juga pembayaran pajak kepada Negara
dengan baik dan konsisten, sangat jamak terjadi Pemohon Keberatan/
Tergugat dipermainkan oleh Konsumen-konsumen yang sejak awal
mempunyai iktikad tidak baik, namun kemudian memper-gunakan
berbagai macam sarana, termasuk sarana peradilan dan badan
penyelesaian sengketa, untuk melegitimasi kecurangan-kecurangannya,
semata-mata karena kelicikannya yang ingin menikmati fasilitas
pembiayaan, namun tidak mau menerima konsekwensi dan hubungan
hukum tersebut;
Bahwa Pemohon Keberatan/Tergugat yakin, secara institusi, Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen pasti tidak diciptakan untuk
mengakomodir kepada Debitor yang beritikad buruk seperti itu,
walaupun memang Pemohon Keberatan/Tergugat juga tidak tahu secara
pribadi ada oknum-oknum yang ingin melegitimasi tindakan-tindakan
Debitor seperti itu.;
e Bahwa apalagi merujuk pula pada Ketentuan Undang Undang Nomor 42
Tahun 1999 yang proses legalitasnya telah dijalani dengan sempurna oleh
Pemohon Keberatan/Tergugat, maka kepastian hukum apa lagi yang
harus dimiliki oleh Pemohon Keberatan/Tergugat yang konstribusinya
selaku Pelaku Usaha telah membantu menumbuh-kembangkan
perekonomian negara ?;
B Keberatan-Keberatan Atas Pertimbangan-Pertimbangan Hukum Yang Sangat
Keliru Oleh Majelis BPSK Kota Padang:
1 Bahwa terhadap Pertimbangan Hukum ke 1 halaman 11 Putusan yang
menyatakan: "Menimbang Penggugat menyampaikan di muka Majelis yang
memeriksa dan menyelesaikan kasus ini bahwa Penggugat tidak pernah
datang baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan pihak Tergugat ke
Notaris untuk membuat dan menandatangani Perjanjian pembiayaan dengan
jaminan Fidusia seperti yang diatur dalam Undang Undang Nomor 42 Tahun
1999 tentang Akta Fidusia;
Dengan tidak hadirnya Penggugat di depan Notaris berarti Akta tersebut
adalah Akta di bawah tangan. Pengertian akta di bawah tangan adalah sebuah
akta yang dibuat antara pihak-pihak dimana pembuatannya tidak di hadapan
Hal. 15 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pejabat pembuat akta yang sah ditetapkan oleh Undang-Undang (Notaris,
PPAT dan lain-lain) akan Pemohon Keberatan tanggapi sebagai berikut:
a Bahwa dalam pelaksanaan pemberian fasilitas pembiayaan, Pemohon
Keberatan/Tergugat telah memberikan ribuan kepada para Debitornya;
b Bahwa dengan pemberian fasilitas pembiayaan yang ribuan tersebut,
banyak keluhan dari para Debitor, yang ingin cepat-cepat menikmati
kendaraan yang diberikan fasilitas pembiayaannya tersebut, dan enggan
untuk melakukan semua formalitas hukum;
c Mengakomodir Debitor yang demikian, dalam hal-hal tertentu,
Pemberian Kuasa adalah solusi yang dapat dibenarkan oleh hukum,
termasuk dan tidak terbatas untuk menghadap Notaris dalam rangka
pembuatan Akta Fidusia, yang selanjutnya didaftarkan di Kantor Wilayah
Hukum dan HAM Propinsi, untuk diperoleh pula Sertifikat Fidusia;
d Bahwa nyatanya, Termohon Keberatan/Penggugat dalam hal ini telah
memberikan Surat Kuasa dimaksud kepada kuasa, untuk menghadap
Notaris, dimana hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang keliru dalam
proses pembuatan Akta otentik berupa Akta Fidusia tersebut;
e Bahwa dengan demikian jelas bahwa perikatan hukum antara Pemohon
Keberatan/Tergugat dan Termohon Keberatan/Penggugat, bukanlah
perjanjian di bawah tangan, namun sudah merupakan akta otentik,
dimana pada akta otentik harus dianggap benar apa-apa yang dinyatakan
didalamnya;
f Bahwa nyata keberadaan akta otentik itu sendiri, menunjukkan bahwa
seluruh tindakan Pemohon Keberatan/Tergugat, telah terlegitimasi secara
sempurna berdasarkan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999;
g Bahwa sebagai penjelasan yang berkaitan dengan Undang Undang
Nomor 42 Tahun 1999, kendaraan a quo secara yuridis adalah milik
Pemohon Keberatan/Tergugat (vide Perjanjian Pembiayaan, Akta
Jaminan Fidusia, Sertifikat Fidusia, Undang Undang Nomor 42 Tahun
1999 tentang Jaminan Fidusia, termasuk pengertian Fidusia: fidusia
adakah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda);
h Bahwa selaku Pemilik secara yuridis, Pemohon Keberatan/ Tergugat
mempunyai hak untuk mengambil kembali objek jaminan fidusia, in casu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
kendaraan a quo, apabila Debitor/Penggugat telah melalaikan kewajiban
dalam memenuhi ketentuan Perjanjian Pembiayaan, terlebih hak
Pemohon Keberatan/Tergugat itu telah terlegitimasi secara sempurna
sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999;
(vide Pasal 15 ayat (2): "Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama
dengan putusan Pengadilan yang telah memperolah kekuatan hukum
tetap" dan Pasal 15 ayat (3): "Apakah debitor cidera janji, Penerima
Fidusia mempunyai hak untuk menjual Benda yang menjadi obyek
Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri");
i Bahwa untuk dipahami, konsideran lahirnya Undang Undang Nomor 42
Tahun 1999 adalah untuk memberikan perlindungan dan kepastian
hukum bagi pelaksanaan suatu perjanjian yang didasarkan pula pada
ketentuan hukum fidusia, sehingga tentulah timbul pertanyaan bagi
Pemohon Keberatan/Tergugat, apakah Perjanjian Pembiayaan, Akta
Jaminan Fidusia, Sertifikat Fidusia, Undang Undang Nomor 42 Tahun
1999, serta dikaitkan pula fakta sebagaimana dinyatakan dalam
pengakuan Termohon Keberatan/ Penggugat yang menyatakan bahwa
benar Termohon Keberatan/ Penggugat telah menunggak, penjelasan
apalagi yang dibutuhkan ?;
2 Bahwa terhadap Pertimbangan Hukum dalam Putusan yang menyatakan:
"menimbang bahwa perbuatan Tergugat telah melakukan penyitaan/
penarikan mobil yang menjadi objek dalam perkara ini telah menyebabkan
kerugian bagi Penggugat, sehingga tidak bisa mencari nafkah karena mobil
tersebut adalah sarana yang sangat vital bagi Penggugat melaksanakan
aktivitasnya", akan Pemohon Keberatan tanggapi sebagai berikut:
a Bahwa lagi-lagi dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Majelis
yang memeriksa perkara ini, pendapat Pemohon Keberatan/Tergugat
adalah sangat jauh pemahaman hukum mengenai "menyita", atau
"menarik", atau menerima" kendaraan, karena selain terminology
hukum kata-kata tersebut mempunyai pengertian hukum secara tersendiri,
juga mempunyai perbedaan dalam sifat aktif atau tidaknya pihak yang
melakukannya;
b Bahwa oleh karena itu, menjadi keliru perangkaian kalimat yang
dipergunakan Majelis BPSK, karena selain itu nyatanya tidak pernah
Hal. 17 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
terjadi penyitaan (mohon dibuktikan adanya Berita Acara penyitaan)
peng-"atau"-an dalam kalimat tersebut menyimpulkan bahwa penyitaan
dan penarikan adalah hal yang sama atau identik;
c Bahwa selain itu, sangat berpihak pula Majelis BPSK yang menyebutkan
bahwa seolah-olah Termohon Keberatan/Penggugat merugi, karena
dalam hal ini, justru sesungguhnya yang rugi adalah Pemohon Keberatan/
Tergugat yang harus menafkahi ribuan karyawan dan membayar pajak,
namun kewajiban untuk melakukan itu terganjal oleh tingkah polah
Debitor yang merugikan antara lain Termohon Keberatan/Penggugat;
d Bahwa kerugian Pemohon Keberatan/Tergugat, adalah pada tidak
terpenuhinya/tidak tertutupinya sisa hutang Termohon Keberatan/
penggugat kepada Pemohon Keberatan/Tergugat setelah pelelangan
kendaraan, sehingga untuk ini Pemohon Keberatan/ Tergugat sudah
mencanangkan pula untuk melakukan gugatan atas kerugian tersebut,
sesuai dengan apa yang diperjanjian dalam syarat dan ketentuan
Perjanjian Pembiayaan dengan jaminan Fidusia, serta ketentuan Undang
Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia;
3 Bahwa terhadap Pertimbangan Hukum lainnya dari putusan yang
menyatakan: "Mengingat (???) pemahaman atau pengertian dari Pasal 45
ayat (2) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah berbunyi:
Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan
atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang
bersengketa, dalam hal tersebut di atas Tergugat telah menerapkan klausula
baku sebelum terjadinya sengketa antara Penggugat dan Tergugat.
Seharusnya jika terjadi sengketa antara para pihak memilih penyelesaian
melalui pengadilan atau di luar pengadilan secara sukarela, sehubungan
dengan hal tersebut di atas Tergugat telah memberlakukan klausula baku
sebelum terjadinya sengketa dan hal ini dibuktikan dalam surat yang
dikirimkan oleh Tergugat kepada Majelis BPSK pada paragraph terakhir
alinea kedua "akan Pemohon Keberatan tanggapi sebelum berikut:
a Bahwa selain juga "ultra petita", pertimbangan Majelis BPSK a quo
adalah sangat keliru, jika hanya karena sudah terketik atau tercetak, maka
dikualifisir sebagai perjanjian baku, apalagi karena dilakukan
penggiringan opini yang menyiratkannya sebagai perjanjian baku yang
melawan hukum ?;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 18
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
b Bahwa pada dasarnya suatu perjanjian, dikatakan sah, apabila memenuhi
4 (empat) syarat, dimana 4 (empat) syarat sahnya suatu perjanjian (tot cia
besteambaarheid den overeenkomsten worden voorwaarden vereisi)
adalah sebagai berikut:
Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya (de toestemming van
degenen die zih verbinden);
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (de bekwaamheid on eene
verbintenis aan te gaan);
Suatu pokok persoalan tertentu (een bepaald ondewerp);
Suatu sebab yang tidak terlarang (eene geoorloofde oorzaak);
c Bahwa di sisi lain, dapat dikualifisirnya suatu perjanjian sebagai suatu
perjanjian yang berlaku terlebih yang melawan hukum, tidaklah semudah
pertimbangan majelis BPSK sebagaimana tersebut dalam putusan; namun
harus ada syarat-syaratnya, kendatipun perjanjian tersebut sudah tercetak
sebelumnya;
d Bahwa dengan mengikuti cara berpikir Majelis BPSK tersebut, tentu
seharusnya anggota Majelis BPSK atau semua masyarakat tidak akan
pernah boleh menonton di bioskop karena perjanjian antara konsumen
dan penyelenggara bioskop dituangkan dalam perjanjian yang bernama
"tiket", yang nota bene sudah tercetak. Lebih jauh dan itu, tidak akan ada
tiket bus, pesawat, atau bahkan tidak akan pernah ada perjanjian kredit
pemilikan rumah bagi masyarakat dalam semua level, termasuk untuk
rumah sangat sederhana, dan seterusnya;
e Bahwa dengan demikian, karena penyiratan yang dilakukan Majelis
BPSK tersebut adalah keliru dan menyesatkan, maka sudah sepatutnyalah
kesimpulan tersebut disingkirkan dan tidak lagi perlu dipertimbangkan;
C Keberatan-Keberatan Atas Amar Putusan BPSK Kota Padang:
1 Tentang Amar Butir ke 1 yaitu "Mengabulkan gugatan Penggugat
sebahagian";
a Bahwa sesuai Ketentuan Umum Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang
Pelaksanaan Tugas dan wewenang badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen, pada Pasal 1 ayat 8 disebutkan bahwa "Sengketa Konsumen
adalah sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut
Hal. 19 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 19
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan.atau jasa yang menderita
kerugian akibat mengkonsumsi barang dan.atau memanfaatkan jasa";
b bahwa fakta yang ada adalah, jasa yang dimanfaatkan oleh Termohon
Keberatan/Penggugat selaku konsumen dan Pemohon Keberatan/
Tergugat selaku Pelaku Usaha adalah fasilitas pembiayaan diberikan oleh
Pemohon Keberatan/Tergugat kepada Termohon Keberatan/Penggugat,
dimana fasilitas pembiayaan tersebut telah diterima dengan sempurna
oleh Termohon Keberatan/ Penggugat, sehingga Termohon Keberatan/
Penggugat telah dapat menikmati kenyamanan dan manfaat dan
kendaraan yang pembeliannnya didukung oleh fasilitas pembiayaan a
quo;
c Bahwa permasalahan yang muncul, adalah ketika justru Termohon
Keberatan/Penggugat ingkar dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan
perjanjian pembiayaan, Akta Jaminan Fidusia, Sertifikat jaminan Fidusia
yang mengikat Pemohon Keberatan/ Tergugat dengan Termohon
Keberatan/Penggugat, maupun Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999
yang melandasi semua legalitas hukum tersebut, sehingga Pemohon
Keberatan/Tergugat melakukan penarikan dan/atau penerimaan kembali
kendaraan yang dibeli oleh Termohon Keberatan/Penggugat dari pihak
penjual, dengan mempergunakan fasilitas pembiayaan dari Pemohon
Keberatan/Tergugat;
d Bahwa dengan demikian, jika yang dipermasalahkan oleh majelis BPSK
adalah "klausula baku", maka hal ini akan menjadi sangat kontradiktif,
karena di satu sisi Termohon Keberatan/Penggugat telah menerima jasa
yang diberikan oleh Pemohon Keberatan/ Penggugat dengan baik dan
selanjutnya telah sepakat pula dengan isi Perjanjian Pembiayaan terbukti
dengan berbulan-bulan memanfaatkan dan menikmati kendaraan a quo
tanpa ada komplain atau keluhan apapun; namun tiba-tiba Majelis BPSK
mempermasalahkan soal "klausula baku" yang diawali oleh tindakan
Termohon Keberatan/Penggugat yang mengingkari kesepakatan
berdasarkan Perjanjian Pembiayaan itu sendiri;
e Bahwa jika memang Termohon Keberatan/Penggugat tidak sepakat
dengan isi Perjanjian Pembiayaan, maka tentu dari awal Termohon
Keberatan/Penggugat akan mengembalikan fasilitas pembiayaan yang
diterima dari Pemohon Keberatan/Tergugat, dan mungkin juga
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
mengembalikan kendaraan a quo kepada pihak Penjual dengan meminta
kembali uang mukanya, dan seterusnya;
f Bahwa ternyata semua itu tidak terjadi, justru Termohon Keberatan/
Penggugat dengan tenangnya menikmati kendaraan tersebut, dengan
hampir setiap bulan terlambat melakukan pembayaran;
g Sehingganya sengketa konsumen seperti apa yang dipermasalahkan oleh
Termohon Keberatan/Penggugat yang kemudian perlu dikabulkan
sebagian oleh BPSK Kota Padang a quo ?;
2 Tentang amar putusan butir ke 3 yaitu "mewajibkan kepada Tergugat untuk
menyerahkan mobil dengan data-data sebagai berikut:
Merk/Type : Toyota Avanza 1.3 G A/T
Tahun :2010
Warna : Silver Metalic
Nomor Polisi : BA-22435 WD
a Bahwa atas dasar apa Pemohon Keberatan/Tergugat menyerahkan
kendaraan a quo kepada Termohon Keberatan/Penggugat, terlebih
kendaraan tersebut telah dilelang dan dimenangkan oleh seorang pembeli
yang beriktikad baik yang harus dilindungi pula secara hukum;
b Bahwa lebih jauh dari itu, tidak ada satu dasar hukum pembenar untuk
Pemohon Keberatan/Tergugat untuk melaksanakan isi putusan tersebut,
karena pemenuhan tersebut justru adalah perbuatan melawan hukum
karena putusan itu sendiri bertentangan dengan hukum, sebagaimana
uraian yang telah Pemohon Keberatan/ Tergugat uraikan dalam semua
halaman pada Permohonan keberatan ini;
3 Tentang amar butir ke 4 yaitu "Mewajibkan/menghukum Tergugat untuk
membayar kerugian kepada Penggugat Sdr. Fatmiwati sebesar Rp50.000,00
(lima puluh ribu rupiah) sejak mobil yang menjadi tanggung jawab
Penggugat disita oleh Tergugat sampai putusan ini dipatuhi/dilaksanakan.";
a Bahwa sama dengan keberatan Pemohon Keberatan/Tergugat terhadap
butir ke 3 amar putusan BPSK, maka sesuai Pasal 40 ayat 3 huruf a
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dinyatakan bahwa
Hal. 21 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 21
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
"Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa pemenuhan
ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2.";
b Bahwa selain itu karena putusan ini juga adalah suatu keadaan yang
"ultra petita", maka tanpa perlu berpanjang lebar, Pemohon Keberatan/
Tergugat percaya bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kias I A
Padang yang memeriksa dan mengadili perkara ini juga akan dapat
menentukan sikap secara tepat, arif dan bijaksana;
V Penutup;
Bahwa nyatanya, dan seluruh amar putusan BPSK a quo, selain tidak ada
satupun yang mempunyai landasan hukum untuk menjadi pembenaran putusan a
quo, sangatlah tepat bahwa tidak ada satupun dari amar putusan tersebut yang
bersesuaian dengan tuntutan atau petitum dari Termohon Keberatan/Penggugat
dalam gugatannya melalui BPSK Kota Padang. Bahwa sayangnya, walaupun tidak
bersesuaian dan tidak berdasar hukum, BPSK Kota Padang justru melahirkan
putusan-putusan yang melebihi tuntutan yang jelas sangat kontroversial bagi
konsiderans lahirnya sebuah badan yang disebut BPSK;
Bahwa dengan telah tidak berdasar hukumnya putusan BPSK a quo, maka
sudah seharusnya putusan BPSK 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7
bulan Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012 a quo
dibatalkan;
Bahwa sebagai penutup, untuk menggugah hati nurani Termohon Keberatan/
Penggugat, sekaligus untuk menjadi informasi bagi Majelis Hakim yang Memeriksa
dan Mengadili Perkara ini agar dapat dibawa juga ke pimpinan dan forum Majelis
Pengadilan Kelas I A Padang sebagai bahan renungan, Pemohon Keberatan/Tergugat
juga ingin menyampaikan bahwa pada dasarnya dana yang dipergunakan oleh
Pemohon Keberatan/Tergugat untuk membiayai kendaraan a quo, adalah pinjaman
Pemohon Keberatan/ Tergugat dari pihak ketiga, yang antara lain juga adalah uang
masyarakat. Bahwa terhadap pihak ketiga tersebut, Pemohon Keberatan/Tergugat
tentu juga terikat pada suatu ketentuan untuk membayar tepat waktu sesuai
perjanjian, dikenakan bunga, dikenakan denda, dikenakan biaya administrasi dan
sebagainya;
Selain itu dalam pengelolaan pinjaman yang disalurkan kepada Debitor-
debitornya, Pemohon Keberatan/Tergugat juga harus mengeluarkan biaya berupa
gaji karyawan, biaya operasional, biaya pajak, dan segala sesuatu yang berkaitan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 22
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan pelaksanaan perjanjian pembiayaan, yang berdiri sendiri-sendiri, atas ratusan
ribu perjanjian tersebut, yang notabene membutuhkan pula banyak karyawan;
Alhasil, untuk potensi keuntungan dan pembiayaan atas 1 (satu) unit
kendaraan, secara umum Pemohon Keberatan/Tergugat paling hanya akan
mendapatkan 0,5% sampai 2,0% dari nilai pembiayaan tersebut, yang dirata-ratakan
hanya sekitar 1,25%, dan itupun harus dijaga selama bertahun-tahun, sesuai jangka
waktu Perjanjian;
Dengan demikian, terhadap 1 (satu) kali saja munculnya Debitor yang gagal
bayar, maka untuk nilai kendaraan yang sekitar Rp150.000.000,00 saja, Pemohon
Keberatan/Tergugat harus melakukan lebih 100 (seratus) kali pembiayaan yang tidak
lagi dapat diharapkan keuntungannya, karena potensi kerugian yang ditimbulkan
oleh Debitor tersebut;
Dengan fakta-fakta ini, haruskah perlindungan terhadap Kreditor diabaikan?
haruskan uang masyarakat yang terkonstribusi di kendaraan-kendaraan tersebut
diakomodir oleh hukum untuk "dikemplang" Debitor seperti itu ?;
Biarlah hati nurani yang bicara, dan Majelis Hakim yang Terhormat pulalah
yang dapat menilai itu;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat mohon kepada
Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping agar memberikan putusan sebagai berikut:
1 Menerima keberatan-keberatan dalam Eksepsi dari Pemohon Keberatan tersebut di
atas;
2 Menyatakan gugatan Penggugat/Termohon Keberatan tidak dapat diterima;
3 Membatalkan putusan BPSK Kota Padang 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/ 2012
tertanggal 7 bulan Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012 dan
Nomor 12/BPSK-PDG/Arbt/III/2011 untuk seluruhnya;
4 Menghukum Penggugat/Termohon Keberatan untuk membayar ongkos perkara
menurut hukum 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7 bulan Maret
Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012;
Atau:
1 Menerima Keberatan Permohonan dan Pemohon Keberatan/Tergugat untuk
seluruhnya;
2 Menolak gugatan Penggugat/Termohon Keberatan untuk seluruhnya;
3 Membatalkan putusan BPSK Kota Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ ABRT/
III/2012 tertanggal 7 bulan Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/
I/2012, untuk seluruhnya;
Hal. 23 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 23
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4 Menghukum Penggugat/Termohon Keberatan untuk membayar ongkos perkara
menurut hukum;
Serta:
Mengadili Sendiri:
1 Menyatakan Pemohon Keberatan/Tergugat adalah pelaku Usaha yang beritikad baik
dan harus dilindungi oleh hukum;
2 Menyatakan Termohon Keberatan/Penggugat wanprestasi dengan tidak
melaksanakan kewajiban tepat waktu berdasarkan Perjanjian Pembiayaan dengan
Jaminan Fidusia Nomor 01.500.510.00.108828.3 tertanggal 23 bulan April tahun dua
ribu sepuluh (23-04-2010), selanjutnya disebut "Perjanjian Pembiayaan" dan
Sertifikat Jaminan Fidusia W3-1330, AH.05.01.TH.2011 tertanggal 21 Pebruari
2011 yang mempunyai irah-irah "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa" sehingga mempunyai kekuatan title eksekutorial yang sama dengan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, maupun Undang Undang
Nomor 42 Tahun 1999 yang melandasi semua legalitas hukum tersebut;
3 Menghukum Termohon Keberatan/Penggugat untuk membayar seluruh ongkos
perkara yang timbul dari perkara ini;
Namun apabila Yang Terhormat Bapak Ketua Pengadilan Negeri kias 1 A
Padang cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain,
dengan mengacu pula pada hak-hak proporsionalitas pihak-pihak terkait pada
permasalahan ini, serta dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip hukum yang
berlaku di Negara ini, kami mohonkan keadilan yang seadil-adilnya;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Padang telah memberi
putusan, yaitu Putusan Nomor 51/Pdt.G/BPSK/2012/PN.Pdg., tanggal 16 Mei 2012 yang
amarnya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
Menerima eksepsi Pemohon;
Dalam Pokok Perkara:
1 Menerima keberatan Pemohon;
2 Membatalkan putusan BPSK Nomor 12/P3K/BPSK - PDG/Abrt/III/2012 tanggal 7
Maret 2012 Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ARBT/III/2012;
3 Menghukum Termohon untuk membayar ongkos perkara sejumlah Rp226.000,00
(dua ratus dua puluh enam ribu rupiah);
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Padang tersebut, telah
diberitahukan kepada Termohon Keberatan/Penggugat di BPSK pada tanggal 16 Mei
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 24
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2012, terhadap putusan tersebut Termohon Keberatan/Penggugat mengajukan
permohonan kasasi pada tanggal 22 Mei 2012 sebagaimana ternyata dari akta
permohonan kasasi Nomor 51/Pdt.G.BPSK/ 2012/PN.Pdg, jo. Nomor 21/2012/Pdg.
yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri Padang, permohonan tersebut
disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang
tersebut pada tanggal 31 Mei 2012;
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Pemohon Keberatan/Tergugat
di BPSK pada tanggal 4 Juni 2012, kemudian Pemohon Keberatan/Tergugat di BPSK
mengajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Padang pada tanggal 21 Juni 2012;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Termohon Keberatan dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:
1 Bahwa Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat pada point 4 Gugatan
Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat mendalilkan "Penggugat telah
melakukan Pembayaran angsuran sebanyak 14 kali Pembayaran kepada Termohon
Kasasi/Pemohon Keberatan/Tergugat, diakui oleh/Pemohon Kasasi/Penggugat
mengalami keterlambatan pembayaran sebanyak 4 (empat) kali Pembayaran";
Bahwa Termohon Kasasi/Pemohon Keberatan/Tergugat membantah dalil
Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat tersebut dengan mengatakan
dalam Permohonan Keberatan hal. 12 pada point a yaitu tidak benar Termohon
Keberatan/Penggugat hanya terlambat 4 bulan dengan alasan berdasarkan fakta
hukum adalah untuk angsuran ke-15 yang jatuh tempo pada tanggal 26 Juni 2011
hingga angsuran ke-18 yang jatuh tempo pada tanggal 26 September 2011, yang
artinya sudah 5 (lima) angsuran/bulan keterlambatan; Bahwa dalil Termohon Kasasi/
Pemohon Keberatan/Tergugat tersebut di atas yang mengatakan sudah 5 (lima)
angsuran/bulan keterlambatan adalah kesalahan menghitung dari Termohon Kasasi/
Pemohon Keberatan/Tergugat, dimana Termohon Kasasi/ Pemohon Keberatan/
Tergugat terbukti tidak jelimet dalam berhitung tentang jasa keuangan, hal tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:
Bahwa angsuran ke-15 yang jatuh tempo pada tanggal 26 Juni 2011;
(1); maka angsuran berikutnya adalah tanggal 26 Juli 2011;
Hal. 25 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 25
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(2); angsuran berikutnya tanggal 26 Agustus 2011;
(3); dan angsuran terakhir tanggal 26 September 2011;
(4); maka yang benar adalah 4 (empat) bulan keterlambatan dan kemudian
pada tanggal 15 Oktober 2011 mobil ditarik oleh Termohon Kasasi/Pemohon
Keberatan/Tergugat, sehingga Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat
tidak dapat mengoperasikan mobil dimaksud;
Bahwa Amar putusan BPSK point 2 yang berbunyi "Mewajibkan Penggugat
(Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan) untuk membayar semua angsuran/cicilan
beserta denda tunggakan sampai hari, tanggal, bulan putusan ini dibacakan", yaitu
pada tanggal 7 Maret 2012, sehingga mewajibkan Pemohon Kasasi/Termohon
Keberatan/Penggugat membayar keterlambatan untuk tanggal 26 Oktober 2011;
(5), tanggal 26 Nopember 2011;
(6), tanggal 26 Desember 2011;
(7), tanggal 26 Januari 2012;
(8), tanggal 26 Pebruari 2012;
(9), tanggal 26 Maret 2012;
(10), yang berarti kewajiban Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/
Penggugat adalah 10 bulan;
Bahwa Disamping itu dapat saya jelaskan dengan gamblang bahwa, mengapa
kepada saya dibebankan jumlah pembayaran yang begitu besar, sedangkan mobil
(objek perkara) itu tidak saya gunakan dengan kata lain tidak saya nikmati;
Bahwa Pemohon Kasasi/Termohon keberatan/Penggugat sangat keberatan
dengan Amar Putusan tersebut, padahal mobil telah ditarik pada tanggal 15 Oktober
2011, Persoalan ini tidak menjadi Pertimbangan bagi Majelis Hakim BPSK, maka
pada kesempatan ini mohon kiranya Ketua dan Majelis Hakim Agung MARI Yang
Mulia dapat mempertimbangkannya kembali dengan merobah amar putusan menjadi
"Mewajibkan Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat membayar
angsuran/cicilan sebanyak 4 (empat) bulan angsuran",
dan jika Majelis berpendapat lain mohon Putusan yang seadil-adilnya;
2 Saya juga keberatan Putusan ini pada point (4) yang menyatakan "mewajibkan/
menghukum Tergugat (sekarang dalam permohonan keberatan disebut Pemohon
Keberatan) membayar kerugian saya Rp50.000,00(lima puluh ribu rupiah) per hari
sejak putusan ini diputuskan;
Bapak Ketua dan Majelis Hakim Agung MA RI yang saya hormati, saya
(Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan) memohon kepada Bapak bahwa jumlah
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 26
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
yang harus dibayar oleh pihak Tergugat (Termohon Kasasi/Pemohon Keberatan)
sangat tidak rasional, mengapa hanya Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) ganti-
ruginya, sedangkan objek perkara ini mobil bukan kendaraan roda 2;
Untuk itu saya (Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan) meminta Bapak
Ketua dan Majelis Hakim Agung untuk memutuskan bahwa kompensasi dari
pembayaran ganti rugi Rp250.000,00/per hari sejak kendaraan saya ini ditarik oleh
Pihak Termohon Kasasi/Pemohon Keberatan sampai putusan ini dilaksanakan oleh
Termohon Kasasi/Pemohon Keberatan;
Bahwa Tindakan Termohon Kasasi/Pemohon Keberatan/Tergugat dengan
menarik dan melelang kendaraan tersebut terang dan nyata telah mengakibatkan
kerugian dari Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat yang selama ini
hasil kendaraan sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) perhari untuk usaha
sendiri dan setelah mobil ditarik hingga sekarang Pemohon Kasasi/Termohon
Keberatan/Penggugat merental sendiri mobil dengan mengeluarkan biaya sebesar
Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
Menimbang, bahwa terhadap keberatan keberatan tersebut, Mahkamah Agung
berpendapat:
Mengenai keberatan ke 1 dan ke 2 tersebut:
Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti
secara saksama Memori Kasasi tanggal 28 Mei 2012 dan Kontra Memori Kasasi
tanggal 18 Juni 2012 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini
Pengadilan Negeri Padang tidak salah menerapkan hukum, karena Putusan Nomor
51/Pdt.G/BPSK/2012/PN.Pdg telah dilaksanakan sesuai dengan Hukum Acara
Perdata yang berlaku;
Bahwa Para Pihak telah sepakat memilih Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk
penyelesaian sengketa apabila tidak tercapai dengan musyawarah dan mufakat kedua
belah pihak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa
putusan Pengadilan Negeri Padang Nomor 51/Pdt.G/BPSK/2012/PN.Pdg dalam perkara
ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, karena itu permohonan
kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi FATMIWATI, tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi/
Termohon Keberatan/Penggugat (Konsumen) ditolak dan Pemohon Kasasi/Termohon
Keberatan/Penggugat (Konsumen) dipihak yang kalah maka harus dihukum untuk
membayar biaya perkara yang besarnya Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
Hal. 27 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 27
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Memperhatikan Pasal-Pasal dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan
kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Perma Nomor 1 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Putusan BPSK, serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
M E N G A D I L I
1 Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi FATMIWATI
tersebut;
2 Menghukum Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat
(Konsumen) untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi
sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada
Mahkamah Agung pada hari Rabu Tanggal 14 November 2012 oleh
Prof. Dr. Valerine JL. Kriekoff, S.H., M.A., Hakim Agung yang ditetapkan oleh
Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Soltoni Mohdally, S.H., M.H., dan
Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., L.L.M., Hakim-Hakim Agung masinng-masing
sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota - Anggota tersebut dan oleh
Endah Detty Pertiwi, S.H., M.H., Panitera Pengganti
dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,
t.t.d t.t.d
Soltoni Mohdally, S.H., M.H. Prof. Dr. Valerine JL. Kriekoff, S.H., M.A.
t.t.d
Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., L.L.M.
Panitera Pengganti,
t.t.d
ENDAH DETTY PERTIWI, SH., MH
Biaya - biaya :
1. M e t e r a i Rp6.000,00;
2. R e d a k s i Rp5.000,00;
3. Administrasi kasasiRp489.000,00;
Jumlah Rp500.000,00;
Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 28
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus
RAHMI MULYATI, SH., MH.
NIP. 19591207 1985 12 2 002
Hal. 29 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 29

Anda mungkin juga menyukai