Tugas 2 Probstat Deni Putra (1010952028)
Tugas 2 Probstat Deni Putra (1010952028)
PENYEBAB TERJADINYA
PENGANGGURAN DI INDONESIA
NO JENIS % FREKUENSI % KOMULATIF
1 Faktor Kemalasan 20% 20%
2 Faktor Cacat/Uzur 5% 25%
3
Faktor rendahnya pendidikan dan
keterampilan 35% 60%
4 faktor sistem sosial dan ekonomi 40% 100%
DIAGRAM PARETO
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Faktor Kemalasan Faktor Cacat/Uzur Faktor rendahnya
pendidikan dan
keterampilan
faktor sistem sosial dan
ekonomi
1 2 3 4
% FREKUENSI
% KOMULATIF
Diagram fish bone
Kurangnya pemberdayaan kurangnya sarana dan
Pemerintah setempat prasarana kurangnya ketersediaan
bahan
tidak adanya lapangan tidak adanya fasilitas
pekerjaan untuk bekerja
pemalas
pergaul
F
a
k
t
o
r
S
i
s
t
e
m
S
o
s
i
a
l
d
a
n
E
k
o
n
o
m
i
lingkungan
peralatan
material
manusia
Peralatan serta
fasilitas untuk bekerja
yang mahal
Kurangnya kemauan
Adanya gengsi
solusi
1. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah
satu penyebab pengangguran adalah rendahnya tingkat
pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk
mendapatkan pekerjaan.
2. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan
pekerjaan yang lebih banyak sehingga dapat
membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
3. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diimbau
untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi
orang lain.
4. Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan,
misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan
tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan di
banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi
pengangguran, sehingga orang yang tidak berpendidikan
tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang
sudah mereka miliki.
5. Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan
kredit atau langsung bekerja sama dengan bank-bank
tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat yang
kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat
membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha, misalnya
UKM atau sejenisnya.
6. Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan
non-formal. Pendidikan non-formal bisa berupa
keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi
atau peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi
lulusan sekolah yang mempu menciptakan suatu
lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai
lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.