Anda di halaman 1dari 3

I.

OTITIS MEDIA
A. Gejala klinis
Pasien dengan otitis media (OM) datang dengan sakit telinga, demam, dan
gejala-gejala seperti flu. Keluhan tambahan dapat meliputi vertigo, mual,
muntah, dan tuli.
B. Patofisiologi
OM sering terjadi setelah infeksi saluran nafas atas oleh virus yang
menyebabkan peradangan di mukosa, gangguan drainase telinga tengah
dan menumpukan cairan steril. Bakteri atau virus masuk telinga telah
melalui tuba eustachius, yang menyebabkan infeksi telinga tengah. Bakteri
yang paling sering menyebabkan OM adalah S. pneumoniae, H.
Influenzae, dan M. Catarrhalis. Bakteri patogen yang lebih jarang meliputi
Streptococcus spp grup A, S, aureus, dan spesies gram negatif.
C. Diagnosis
Diagnosis biasanya di buat secara klinis. Pada pemeriksaan
klinis,membran timpani (T, tympanie membrane ) pada sisi yang terkena
sering menonjol dan warnanya abnormal,serta maleus dapat menjadi tidak
jelas. Pada pemeriksaan otoskopik pneumatik, penurunan mobilitas TM
dapat menunjukkan adanya efusi telingan tengah. Penurunan mobilitas TM
merupakn metode terbaik untuk menentukan adanya cairan tengah. Teknik
lain untuk mendiagnosis OM meliputi timpanosentesis diagnostik serta
miringotomi, tetapi modalitas-modalitas tersebut tidak digunakan secara
rutin di unit gawat darurat.
D. Komplikasi klinis
Komplikasi OM meliputi perforasi TM, mastoiditis, tuli kronik,
labirintitis, petrositis, kolesteatoma, palsi nervus kranialis, osteomielitis
kranial, trombosis sinus lateral, abses otak, dan meningitis.
E. Penatalaksanaan
Pengobatannya meliputi antibiotik, antihistamin, antipiretik, dan analgesik.
Pada kecurigaan OM akibat bakteri, antibiotik pilihan ini pertama tetap
amoksisilin oral. Untuk pasien yang elergi penisilin, azitromisin atau
sefriakson intramuskular dosis tunggal dapat diberikan. OM resisten harus
diobati dengan amoksisiin/klavulanat, sefuroksim, aksetil, atau maklorida
untuk pasien yang alergi penisilin.

II. OTITIS MEDIA SEROSA
A. Gejala klinis
Gejala klinis media (OM) serosa yang paling sering adalah tuli, meskipun
sering tidak dikenali pada anak kecil. Pada pemeriksaan otoskopik,
membran timpani (TM, tympanie membrane ) sering mengalami kelainan
warna dan penurunan mobilitas, dengan gelembung-gelembung atau batas
udara-cairan di belakangnya.
B. Patofisiologi
OM serosa, atau otitis media dengan efusi (OME), terjadi bila terdapat
penumpukan cairan nonpurulen dibelakan TM tanpa gejal-gejala lokal
atau sistemik apapun. OM serosa yang terjadi setelah infeksi nasofaring
akibat virus yang menyebabkan peradangan mukosa, yang mengganggu
drainase telinga tengah melalui tuba eustachius. Gangguan drainase
menyebabkan penumpukan cairan steril dan peningkatan tekanan telinga
tengah.
C. Diagnosis
Diagnosisi dibuat secara klinis pada pemeriksaan otoskopik, biasanya
selama pemeriksaan fisik rutin. Dua dari tiga kelainan TM berikut
diperlukan untuk diagnosis : warna, opasifikasi, atau penurunan motilitas.
Diagnosis juga dapat dibuat berdasarkan observasi visual adanya
gelembung-gelembung atau batas udara cairan dibelakang TM.
D. Komplikasi klinis
OM serosa dapat berkembang menjadi OM purulen akut akibat infeksi
bakteri sekunder pada efusi teliga tengah.
E. Penatalaksanaan
Terapi spesifik biasanya tidak di indikasikan untuk OM serosa
nonkomplikata, karena sebagian besar pasien asimtomatik. Jika terjadi
gangguan pendengaran, pasien harus dirujuk ke ahli otolaringologi untuk
uji pendengaran formal dan kemungkinan tipanosentesis atau pemasangan
pipa meringotomi.

Williams, L., Wilkins. 2007. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai