Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Secara umum, pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/
atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang pencemaran udara. Pencemaran udara
adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika
dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar
yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam
smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan global yg memengaruhi;
1. Kegiatan manusia, seperti asap transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran
(perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar) termasuk
pembakaran biomassa secara tradisional, gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya
seperti CFC.
2. Sumber alami, seperti gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, denitrifikasi, dan dalam
kondisi tertentu, vegetasi dapat menghasilkan senyawa organik volatil yang signifikan yang
mampu bereaksi dengan polutan antropogenik membentuk polutan sekunder.
I. 2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa saja penyebab terjadinya pencemaran udara?
3. Bagaimana dampak pencemaran udara bagi kesehatan manusia dan lingkungan?
4. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran udara?

I. 3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pencemaran udara.
2. Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya pencemaran udara.
3. Menjelaskan kepada pembaca bagaimana dampak pencemaran udara terhadap manusia
hidup dan lingkungannya.
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara menanggulangi pencemaran udara.

I.3 Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca yang
berkaitan dengan materi pencemaran udara.





BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam udara. Pencemaran udara juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas udara menjadi
kurang atau lebih rendah dari nilai baku mutu yang ditetapkan, sehingga tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran udara atau polusi udara adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu
lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas udara tersebut. Menurut Undang-undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran udara atau polusi udara
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam atmosfer, oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas udara menurun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi tidak dapat berfungsi secara
maksimal sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur
berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas
udara (lingkungan). Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi
di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang
(outdoor pollution). Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan
asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas
dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu:
CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).

II. 2 Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran Udara Beserta Zat-zat Pencemarnya
II. 2. 1 Faktor Penyebab
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi,
serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak)
menyebabkan udara yang kita hurup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan
hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :
Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.,
3. Proses pembusukan sampah organik, dll
Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1. Hasil pembakar bahan bakar fosil.
2. Debu/serbuk dari kegiatan industri
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya.
Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan
lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
1. Polutan Primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu. Polutan primer yaitu zat
kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara dalam konsetrasi yang
merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen alami udara yang
konsentrasinya meningkat (misalnya CO2), dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri dari:
Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO atau
CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
Senyawa sulfur, yaitu oksida.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat
maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer.
Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya proses
menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di
udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO
dan O radikal. Polutan sekunder yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam
atmosfer melalui reaksi kimia di antara komponen udara yang ada.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a) Konsentrasi relative dari bahan reaktran
b) Derajat fotoaktivasi
c) Kondisi iklim
d) Topografi lokal dan adanya embun.
II. 2. 2 Jenis Zat-Zat Pencemar
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain: Karbon
monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal dan
Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen.
Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom
karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering
terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat
racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor
banyak senyawa karbon.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi
listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
Nitrogen dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus NO2. Satu dari beberapa oksida
nitrogen, NO2 digunakan sebagai bahan sintesis untuk pembuatan asam nitrit, yang
produksinya mencapai jutaan ton tiap tahunnya. Gas ini berwarna merah-kecoklatan dan
merupakan gas beracun, baunya menyengat, dan merupakan salah satu polutan udara utama.

3. Sulfur Dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini merupakan gas
beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh gunung berapi dan beberapa
pemrosesan industri. Karena batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa belerang,
hasil pembakarannya juga menghasilkan gas belerang dioksida walaupun senyawa belerangnya
telah dipisahkan dulu sebelum dibakar. Oksidasi lanjut dari SO2, dibantu dengan katalis seperti
NO2, akan membentuk H2SO4, sehingga akan membentuk hujan asam.
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik
berupa asap hitam tebal.
Partikulat - dikenal juga sebagai partikel halus, dan jelaga - merupakan subdivisi kecil dari
material padat tersuspensi dalam gas atau cair. Partikulat adalah bentuk polusi udara. Partikel
udara lebih kecil dari 10 sampai partikulat mikrometer dihitung. Partikulat terdiri dari partikel
komposisi ukuran, asal dan kimia yang berbeda.
Asal partikulat dapat merupakan buatan manusia atau alam. Polusi udara dan polusi air dapat
mengambil bentuk partikel padat atau larutan. Garam adalah contoh dari kontaminan terlarut
dalam air, sedangkan pasir umumnya merupakan partikulat padat.
Untuk meningkatkan kualitas air, partikel-partikel padat dapat dihilangkan dengan filter air atau
settling(proses partikulat turun dalam air dan membentuk sedimen), dan disebut sebagai
partikel tak larut. Kontaminan yang dilarutkan dalam air dapat dikumpulkan dengan
penyulingan, memungkinkan air untuk menguap dan kontaminan kembali mengendap.
Beberapa partikulat terjadi secara alami, seperti yang berasal dari gunung berapi, badai pasir,
dan kebakaran hutan. Kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil pada
kendaraan, pembangkit listrik dan berbagai industri juga menghasilkan sejumlah besar
partikulat. Pembakaran batubara di negara berkembang adalah metode utama untuk
pemanasan rumah dan memasok energi. Rata-rata di seluruh dunia, aerosol antropogenik(yang
dibuat oleh aktivitas manusia) mencapai sekitar 10 persen dari total jumlah aerosol di atmosfer
kita. Peningkatan kadar partikel halus di udara terkait dengan bahaya kesehatan seperti
penyakit jantung , fungsi paru-paru dan kanker paru-paru.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara/td>
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon
(C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom
hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat
atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri
dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga
atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2).


6. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan
dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida,
alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
Klorofluorokarbon (CFC) ialah sejenis sebatian organik berbentuk gas yang mengandungi
karbon, klorin dan fluorin. Ia juga dikenali dengan nama dagangan DuPont Freon. Kegunaan
utamanya ialah sebagai bahan penyejuk, bahan dorong (kegunaan aerosol) dan pelarut, namun
kini sedang dihentikan secara berperingkat melalui Protokol Montreal kerana meningkatkan
kadar penipisan ozon menyebabkan kemerosotan beransur-ansur lapisan ozon.
Hayat bagi CFC bermaksud bahawa satu molekul yang dibebaskan hari ini boleh wujud 50
hingga 100 tahun dalam atmosfera sebelum dihapuskan.
Bagi tempoh kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfera (10 50
km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 2025 km, kurang sinar ultraungu
diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bertindakbalas dengan sinar uv, dan
membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan
menghasilkan lubang ozon.
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik
(beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya:
a. Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)
b. Meningkatnya kadar asam -aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin
dalam sel darah merah
c. Memperpendek umur sel darah merah
d. Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam
Fe dalam plasma darah.
8. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik
serta gas hasil kebakaran hutan.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi.
Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume
walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah
gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme
pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu,
karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga
dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik
dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung
menjadi padat pada temperatur di bawah -78 C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida
umumnya disebut sebagai es kering.
II. 3 Dampak Pencemaran Udara
II. 3. 1 Terhadap Lingkungan Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain:
hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang
polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat
keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
a. Mempengaruhi kualitas air permukaan
b. Merusak tanaman
c. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas
air tanah dan air permukaan
d. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan
bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang
kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk
butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi,
maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan
menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup
dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon
terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas
permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances) atau
BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan
ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom
klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang
berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh karena itulah,
PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan
ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai
stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan
lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan
kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
3. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi ke
atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek
rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu
udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh
dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena
pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:
a. Pencairan es di kutub
b. Perubahan iklim regional dan global
c. Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca
Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan
memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan
radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan ke
bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan global).
Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di dalam
ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat terjadi
karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak
kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk
di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan hewan.
Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran
pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru akan
menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau
terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
a. Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu batubara.
Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak
mlibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga uap. Masa
inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak napas
b. Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2, yang terhisap
masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica ini banyak terdapat di
industry besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir,
menggerinda. Di samping itu debu silica juga terdapat di penambangan bijih besi, timah putih,
dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita penyakit
TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada
awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk tanpa
dahak.
c. Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari
udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama.
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal
tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit
kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah
mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak
dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

Dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan, antara lain:
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan
pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan hewan,
pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia yang
berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya
permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut
yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir
pantai.
Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
.1 Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah akan
berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

2 Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai
makanan di laut.
3 Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk
bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4 Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).
II. 4 Upaya Penanggulangan
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan
sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya
pencemaran.
a. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau
usaha yang menghasilkan limbah.
4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC dalam
kehidupan sehari-hari.
6. tidak merokok di dalam ruangan.
7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.
11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.
12. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
14. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.
b. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk
memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan dari
polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
4. menggunakan penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau pabrik yang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
5. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang
berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya
menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).
c. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram yang
bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu;
1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji
emisi kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan energi
Alternatif lainnya.
4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak pakai.
5. Larangan menggunakan gas CFC.
6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).
7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan ozon
Secara nasional dan internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota
besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya :
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar
potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun
secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan
tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat
dan kelengkapan kendaraan yang lain.








BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor internal (secara
alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang dikeluarkan dari
letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik., Proses pembusukan sampah organik, dll. Dan
karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh: hasil pembakar bahan bakar fosil,
debu/serbuk dari kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan
asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu mengikat Hb (hemoglobin)
sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya
pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi
lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: - Merusak kehidupan
ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat hara di daun
dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi
polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan
polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan
sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya
pencemaran.
Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau
usaha yang menghasilkan limbah.
Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha untuk
memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.
2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan dari
polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram yang
bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu; PROGRAM
LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali
kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.

B. Saran
Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di bumi, dampak
yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja tetapi juga kepada lapisan
ozon bumi.
Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka sebaiknya
perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya pengetahuan
tentang cara cara mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran lingkungan perlu
dipelajari dengan seksama. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat pencemaran
udara dapat di tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.






DAFTAR PUSTAKA
oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara. , diakses pada tanggal 27 April 2014
Pukul 14:02 WITA

http://fat.net76.net/PencemaranUdara/materi2.html, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul
14:07 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul
14:20 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen_dioksida, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:22
WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang_dioksida, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:24
WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Partikulat, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:26 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:28 WITA

http://ms.wikipedia.org/wiki/Klorofluorokarbon, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:32
WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Timbal, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:35 WITA

http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida, diakses pada tanggal 27 April 2014 Pukul 14:38
WITA

KATA PENGANTAR


Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PENCEMARAN UDARA tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan. Makalah ini berisikan
tentang PENCEMARAN UDARA, serta sumber-sumber pencemaran udara diharapkan makalah
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang dampak pencemaran udara.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.



Penulis










TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH ILMU LINGKUNGAN









Disusun oleh:
NAMA : D. SATYAWIRAWAN Y. T.
NIM : D11113041
PRODI : TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai