Proposal STLH Seminar
Proposal STLH Seminar
N W = 0 atau N = W
N = gaya normal atau gaya tekan meja pada benda (newton)
F = 0 atau a = 0
N
W
Gb. 1.1 Benda diam di atas meja
16
W = m.g = gaya berat (newton)
b. Hukum II Newton
Suatu benda dalam keadaan diam mendapat pengaruh suatu gaya,
maka benda akan mengalami perubahan suatu kecepatan tiap waktu atau
pada benda akan timbul percepatan. Jumlah gaya-gaya yang
mempengaruhi benda atau total gaya dapat berupa gaya tunggal atau
gabungan.
a
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
sebuah benda sebangding dengan gaya total, searah dengan gaya total
dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Hukum II Newton dirumuskan:
dengan : F = gaya total
m = massa
a = percepatan
c. Hukum III Newton
Suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda selalu berasal dari benda
lain. Jadi suatu gaya sebetulnya adalah hasil interaksi antara dua gaya atau
lebih. Kita dapatkan jika sebuah benda melakukan gaya pada benda lain,
benda kedua selalu melakukan gaya balasan pada benda pertama. Satu
gaya disebut aksi dan gaya lain disebut gaya reaksi.
m
F m
17
Hukum III Newton menyatakan:
Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, maka
benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.
VIII. KERANGKA BERPIKIR
Pendidikan saat ini cenderung mengalami pergeseran filosofi
pembelajaran yaitu dari paradigma tranmisi pengetahuan dari guru menuju
aktivitas kelas yang berpusat pada pembelajar. Selain itu, tantangan masa
depan menuntut pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif. Fakta yang ada di lapangan, pembelajaran masih bersifat informatif,
siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran masih
menekankan pada aktivitas mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.
Hal ini berakibat pada pembatasan kemampuan berpikir dan nilai fisika
yang rendah.
Model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing
dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Melalui
model ini, siswa akan terlibat langsung dalam pembelajaran melalui
aktivitas masalah. Akan tetapi, efektivitas model active learning melalui
eksperimen inkuiri terbimbing dalam kegiatan pembelajaran memerlukan
penelitian lebih lanjut. Untuk itu perlu dibuat terlebih dahulu perangkat
penelitiannya dengan membagi 2 kelas yaitu menggunakan kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
=
18
Kelas eskperimen menggunakan model active learning melalui
eksperimen inkuiri terbimbing dan kelas kontrol menggunakan model
diskusi. Variabel dalam penelitian meliputi model active learning melalui
eksperimen inkuiri terbimbing sebagai variabel bebas sedangkan untuk
variabel terikatnya adalah meningkatnya berpikir kreatif dan hasil belajar
siswa. Desain penelitian control group pretest-posttest.
Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberi pretest dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Kedua kelas diberi perlakuan
berbeda, kelas eskperimen menggunakan model active learning melalui
eksperimen inkuiri terbimbing sedangkan kelas kontrol menggunakan
model diskusi. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas ini
diberikan posttest . Dari pretest dan posttest, dapat diketahui sejauh mana
keefektifan penerapan model active learning melalui eksperimen inkuiri
terbimbing yang diteliti. Berikut skema kerangka berpikir penelitian:
19
model active learning melalui
eksperimen inkuiri terbimbing
Pembelajaran dengan
model diskusi
Evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Fakta
Pembelajaran bersifat informatif
Siswa kurang aktif
Hasil belajar rendah
pretest
Alternative model
pembelajaran
Siswa menguasai konsep dan
aktif dalam pembelajaran
Siswa kurang mengusai konsep dan
kurang aktif dalam pembelajaran
Peningkatan kemampuan berpikir
kreatif dan hasil belajar siswa
Kurang mengalami
peningkatan
Hipotesis benar
20
IX. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
1. Ho : peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP yang diajar
menggunakan model active learning melalui eksperimen
inkuiri terbimbing lebih kecil atau sama dengan yang diajar
dengan model diskusi.
Ha : peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP yang diajar
menggunakan model active learning melalui eksperimen
inkuiri terbimbing lebih besar daripada yang diajar dengan
model diskusi.
2. Ho : peningkatan hasil belajar siswa SMP yang diajar menggunakan
model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing
lebih kecil atau sama dengan yang diajar dengan model diskusi.
Ha : peningkatan hasil belajar siswa SMP yang diajar menggunakan
model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing
lebih besar daripada yang diajar dengan model diskusi.
X. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
1) Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII semester 2 SMP 19 Tegal tahun pelajaran 2012/2013
yang terdiri dari 6 kelas dan 199 siswa.
2) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari yang diteliti
(Arikunto,2002:109). Prosedur pengambilan sampel pada penelitian ini
21
menggunakan teknik random sampling. Dengan menggunakan teknik
random sampling diperoleh dua kelas sebagai kelas sampel yang akan
menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
.
3) Variabel Penelitian
Variabel yang diungkap dalam penelitian ini meliputi dua variabel,
yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab
perubahan timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2002: 3).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2002: 3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
peningkatan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa.
B. DESAIN PENELITIAN
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah control
group pretest-posttest. Pola desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
Kelompok Pretest Perlakuan postest
E 0
1
0
3
K 0
2
0
4
22
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
0
1
dan 0
2
= pretest sebelum penelitian
0
3
dan 0
4
= posttest sesudah penelitian
()()
*
()
+ *
()
+
26
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : jumlah siswa
X : skor item
Y : skor total
XY : jumlah perkalian X dan Y
Dimana r
XY
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan.
(Arikunto, 2002: 146)
2. Uji reliabilitas tes
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk
menguji reliabilitas instrument berbentuk soal uraian digunakan
rumus Alpha yaitu :
-,
-
Dengan:
r
11
: reliabilitas intrumen
k : banyak butir soal
: varians total
Untuk mencari varians butir digunakan rumus:
()
Dengan N adalah jumlah siswa.
Setelah diperoleh koefisien realibilitas kemudian
dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf 5%. Jika
27
harga
Keterangan:
P = indeks kesukaran
= skor maksimum
N = jumlah siswa
Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:
P < 0,30 adalah soal tergolong sukar
0,30 P 0,70 adalah soal tergolong sedang
P > 0,70 adalah soal tergolong mudah
( Surapranata, 2004: 21)
b. Analisis Data
Analisis data hasil penelitian akan dilakukan melalui dua tahap yaitu:
1. Tahap awal Penelitian
a. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
apakan kedua sampel yang digunakan (kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol) dapat diasumsikan memiliki kondisi awal yang
28
sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan
menyelidiki apakah kedua sampel mempunai varians yang sama
atau tidak. Hipotesis statistika sebagai berikut.
0
H =
2
2
2
1
o o = , artinya kedua kelas mempunyai varians sama.
1
H =
2
2
2
1
o o = , artinya kedua kelas mempunyai varians tidak
sama.
Untuk menguji homogenitas digunakan persamaan:
Kemudian menarik kesimpulan dengan membandingkan x
2
hitung
terhadap x
2
tabel
pada o=5% dan dk merupakan banyaknya kelas
dikurangi 1. jika x
2
hitung
< x
2
tabel
maka H
0
diterima. Hal ini berarti
kedua kelas tersebut mempunyai varian yang sama atau dikatakan
homogen. (Sudjana, 2005: 261-263).
b. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
yang aakan di analisis berdistribusi normal. Jika data berdistribusi
normal maka digunakan analisis statistik parametrik. Rumus yang
digunakan untuk uji normalitas adalah uji chi kuadrat yaitu
sebagai berikut :
dengan
=
0
0
100
Keterangan:
pre
S
= Skor rata-rata tes awal (%)
post
S
= Skor rata-rata tes akhir (%)
31
Kriteria faktor gain <g> :
tinggi jika g > 0,7
sedang jika 0,3 g 0,7
rendah jika g < 0,3
(Hake, 2002: 3)
d. Uji t
Untuk menguji hipotesis digunakan uji t-test. Adapun
persamaannya sebagai berikut.
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
+
=
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2 1
2
n
s
n
s
r
n
s
n
s
x x
t
Keterangan
1
x
: nilai rata-rata kelompok eksperimen
2
x : nilai rata-rata kelompok kontrol
2
1
s : varian data pada kelompok eksperimen
2
2
s : varian data pada kelompok kontrol
s
1
: standart deviasi pada kelompok eksperimen
s
2
: standart deviasi pada kelompok kontrol
1
n
: banyaknya subyek pada kelompok eksperimen
2
n
: banyaknya subyek pada kelompok kontrol
r : korelasi antara dua sampel
(Sudjana, 2005: 239)
e. Analisis deskriptif persentase
32
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk menganalisis data
kemampuan berpikir kreatif siswa. Langkah - langkah
menganalisis data yaitu sebagai berikut :
1. Membuat tabulasi data
2. Menghitung persentase data menggunakan rumus :
x 100%
Keterangan :
= persentase
skor yang diperoleh
jumlah seluruh skor
3. Mendeskripsikan persentase data secara kualitatif, dengan
cara :
a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) =
100%
b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum)
= 25%
c. Menentukan range persentase = 100% - 25% = 75%
d. Menentukan banyak interval yang dikehendaki
e. Menentukan lebar interval = 75% : 4 = 18,75%
f. Menentukan deskripsi kualitatif untuk setiap interval
Berdasarkan perhitungan di atas, maka criteria kualitatif untuk
kemampauan berpikir kreatif, dan aktivitas siswa dapat dilihat
pada table di bawah ini
Tabel. kriteria kemampuan berpikir kreatif
33
No Interval persentase Kriteria
1 81,25% x < 100% Sangat kreatif
2 62,5% x < 81,25% Kreatif
3 43,75% x < 62,5% Cukup kreatif
4 25% x < 43,75% Kurang kreatif
Tabel. Kriteria aktivitas siswa
No Interval persentase Kriteria
1 81,25% x < 100% Sangat aktif
2 62,5% x < 81,25% Aktif
3 43,75% x < 62,5% Cukup aktif
4 25% x < 43,75% Kurang aktif
34
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Anni, Tri Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press
Feldhusen, John., 1995. Creativity: A Knowledge Base,Metacognitive Skills,
and Personality Factors. The Journal Of Creative Behavior. 29, 255-
268. Buffalo: The Creative Education Foundation.
Hake, Richard. 2002. Interactive Engagement Vs Traditional Methods: A Six-
Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory
Physics Courses. American Journal of Physics. 1-26
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kennedy, Ruth. 2007. In-Class Debates: Fertile Ground for Active Learning
and the Cultivation of Critical Thinking and Oral Communication
Skills. International Journal of Teaching and Learning in Higher
Education. 19(2): 183-190
Prince,Michael. 2004 Does Active Learning Work? A Review of the
Research. International Journal of Teaching and Learning in Higher
Education. 93(3): 223-231
Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Munandar,utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
35
Reid, A. dan P. Petocz. 2004. Learning Domain and The Process of
Creativity. The Australian Educational Researcher. 31: 45-61
Sagala,S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugandi, Achmad dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : Unnes Press.
Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Jogjakarta : Universitas Sanata Darma.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Intrepetasi
Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suyitno, A 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES
Yerigan, T. 2008. Getting Active In The Classroom. Journal of College
Teaching & amp; Learning. 5(6): 20-24.