2
2
Benda
tidak bergerak dalam arah tegak, berarti
N W = 0 atau N = W
N = gaya normal atau gaya tekan meja pada benda (newton)
W = m.g = gaya berat (newton)
b. Hukum II Newton
Suatu benda dalam keadaan diam mendapat pengaruh suatu gaya, maka benda
akan mengalami perubahan suatu kecepatan tiap waktu atau pada benda akan
F = 0 atau a = 0
N
W
Gb. 1.1 Benda diam di atas meja
15
timbul percepatan. Jumlah gaya-gaya yang mempengaruhi benda atau total gaya
dapat berupa gaya tunggal atau gabungan.
a
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
sebangding dengan gaya total, searah dengan gaya total dan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Hukum II Newton dirumuskan:
dengan : F = gaya total
m = massa
a = percepatan
c. Hukum III Newton
Suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda selalu berasal dari benda lain. Jadi
suatu gaya sebetulnya adalah hasil interaksi antara dua gaya atau lebih. Kita
dapatkan jika sebuah benda melakukan gaya pada benda lain, benda kedua selalu
melakukan gaya balasan pada benda pertama. Satu gaya disebut aksi dan gaya
lain disebut gaya reaksi.
Hukum III Newton menyatakan:
Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, maka benda kedua
akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan.
m
F m
=
16
H. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran sains di lapangan lebih mengutamakan materi dan hasil
akhir daripada proses pemecahan masalah, seharusnya pembelajaran sains
khususnya Fisika lebih menekankan kepada cara berpikir ilmiah atau proses
dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dibuktikan dengan bentuk
evaluasi akhir semester yang lebih banyak menggunakan tes obyektif daripada
tes uraian. Hal ini mengakibatkan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
terbiasa dengan tes objektif sehingga dalam kemampuan problem solving
kurang. Salah satu metode yang dipilih untuk mengembangkan kemampuan
problem solving adalah pembelajran kooperarif tipe round table. Penggunaan
metode ini diharapkan mampu membantu siswa untuk mengembangkan
kemampuan problem solving dan cara berpikir untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Dalam penelitian ini, sampel diambil secara acak dengan teknik simple
random sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen
yang menggunakan metode Round Table dan kelas kontrol yang menggunakan
metode ceramah. Variabel dalam penelitian meliputi metode modeling sebagai
variabel bebas dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikatnya. Desain
penelitian menggunakan control group pretest-posttest.
Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas diberi pretest dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi awal siswa. Kedua kelas diberi perlakuan berbeda,
kelas eskperimen menggunakan metode round table sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode ceramah. Pada akhir pelaksanaan, kedua kelas diberikan
posttest. Dari pretest dan posttest, dapat diketahui sejauh mana masing-masing
metode dapat mengembangkan kemampuan problem solving siswa
dikarenakan penyelesaian soal lebih ditekankan kepada cara berpikir dan
langkah dalam menyelesaikan soal tersebut. Berikut skema kerangka berpikir
penelitian:
I.
J.
Permasalahan Umum
- Pembelajaran lebih
menekankan konsep dan
materi.
- Hasil belajar siswa rendah
Rumusan Masalah
17
K.
L.
Gambar Kerangka Berpikir Penelitian
I. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
H
0
: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table tidak
dapat mengembangkan kemampuan problem solving siswa.
H
a
: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table dapat
mengembangkan kemampuan problem solving siswa.
J. Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
1) Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
semester 2 SMP 3 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 6
kelas dan 204 siswa.
2) Sampel
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pembelajaran dengan metode
Round Table
Pembelajaran dengan metode
ceramah
Evaluasi hasil belajar siswa
Evaluasi hasil belajar siswa
Kemampuan problem solving
berkembang
Kemampuan problem solving
kurang berkembang
Pembelajaran dengan menggunakan
metode Round Table lebih efektif dalam
mengembangkan kemampuan problem
solving siswa
18
Sampel adalah sebagian atau wakil dari yang diteliti (Arikunto,2002:109).
Prosedur pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random
sampling. Dengan menggunakan teknik random sampling diperoleh dua kelas
sebagai kelas sampel yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
.
3) Variabel Penelitian
Variabel yang diungkap dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2002: 3). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe round table
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002: 3).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil tes fiska siswa
B. DESAIN PENELITIAN
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group
pretest-posttest. Pola desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
0
1
dan 0
2
= pretest sebelum penelitian
0
3
dan 0
4
= posttest sesudah penelitian
0
3
K 0
2
0
4
19
()()
*
()
+ *
()
+
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : jumlah siswa
X : skor item
Y : skor total
XY : jumlah perkalian X dan Y
Dimana r
XY
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
(Arikunto, 2002: 146)
2. Uji reliabilitas tes
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menguji reliabilitas
instrument berbentuk soal uraian digunakan rumus Alpha yaitu :
-,
-
Dengan:
r
11
: reliabilitas intrumen
k : banyak butir soal
: varians total
Untuk mencari varians butir digunakan rumus:
22
()
Dengan N adalah jumlah siswa.
Setelah diperoleh koefisien realibilitas kemudian dikonsultasikan
dengan harga r product moment pada taraf 5%. Jika harga
maka
intrumen dapat dikatan reliabel dan sebaliknya jika harga
maka
dikatakan bahwa instrument tersebut tidak reliabel.
(Arikunto, 2002: 171)
3. Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran yaitu angka yang menjadi indikator mudah sukarnya soal
bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal uraian dapat dianalisis dengan rumus:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
= skor maksimum
N = jumlah siswa
Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:
P < 0,30 adalah soal tergolong sukar
0,30 P 0,70 adalah soal tergolong sedang
P > 0,70 adalah soal tergolong mudah
( Surapranata, 2004: 21)
b. Analisis Data
A. Analisis Data Tahap Awal
Data yang digunakan untuk uji tahap awal ini adalah mid semester 1
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah data awal berdistribusi normal
atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka analisis statistic yang digunakan
statistic parametric dan jika data awal tidak normal, maka statistic yang digunakan
23
adalah statistic nonparametric. Teknik yang digunakan untuk menguji kenormalan
adalah teknik chi-kuadrat. Rumusnya adalah :
=
(
: harga chi-kuadrat
Oi : frekuensi pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
K : banyaknya kelas interval
Apabila harga
=
( )
()
c. Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B = (
) ( )
d. Menghitung nilai statis chi-kuadrat (X) dengan rumus:
= (ln10) * ( )
+
3. Uji Kesamaan Beberapa Rata-rata
Uji kesamaan beberapa rata-rata digunakan untuk mengetahui kesamaan rata-
rata awal dari ke empat kelas anggota populasi. Uji ini dilakukan dengan
meggunakan uji anava satu arah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
F =
()()
maka tidak ada perbedaan rat-rata dari populasi
tersebut.
24
B. Analisis Data Tahap Akhir
1. Uji Normalitas Data
Sebelum kita melakukan pengujian terhadap kedua hipotesis terlebih dahulu
dilakukan uji kenormalan. Hal ini untuk mengetahui kenormalan data. Uji ini
menggunakan rumus chi-kuadrat sama dnegan rumus yang digunakan pada tahap
awal.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji t satu pihak kanan. Adapun
persamaannya sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 273).
|
|
.
|
\
|
|
|
.
|
\
|
+
=
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2 1
2
n
s
n
s
r
n
s
n
s
X X
t
......................................................... (3.9)
Keterangan
1
x
: nilai rata-rata kelompok eksperimen
2
x : nilai rata-rata kelompok kontrol
2
1
s : varian data pada kelompok eksperimen
2
2
s : varian data pada kelompok kontrol
s
1
: standart deviasi pada kelompok eksperimen
s
2
: standart deviasi pada kelompok kontrol
1
n
: banyaknya subyek pada kelompok eksperimen
2
n
: banyaknya subyek pada kelompok kontrol
r : korelasi antara nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol
3. Uji Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar (Uji Normal Gain)
Uji peningkatan rata-rata hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah
mendapat perlakuan. Menurut Scott sebagaimana dikutip dalam Wiyanto (2008:86)
25
peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus normal
gain sebagai berikut:
pre
pre post
S
S S
g
=
0
0
100
......................................................(3.10)
Keterangan:
pre
S
= Skor rata-rata tes awal (%)
post
S
= Skor rata-rata tes akhir (%)
Peningkatan rata-rata hasil belajar kemudian ditafsirkan berdasarkan kategori
pada Tabel dibawah ini
Tabel Kategori Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar
<g> (gain) Kriteria
<g> < 0.30
0.30 P 0.70
P > 0.70
Rendah
Sedang
Tinggi
4. Uji Signifikansi Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar yang lebih baik antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka dilakukan uji signifikansi
peningkatan rata-rata hasil belajar menggunakan uji t. Adapun persamaannya
sebagai berikut (Arikunto, 2006b: 311).
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
\
|
+
+
=
y x y x
y x
N N N N
y x
M M
t
1 1
2
2 2
...................................................... (3.11)
Keterangan
26
M
x
: peningkatan rata-rata kelompok eksperimen
M
y
: peningkatan rata-rata kelompok kontrol
N
x
: jumlah peserta kelompok eksperimen
N
y
: jumlah peserta kelompok kontrol
x
: standar deviasi kelompok eksperimen
y : standar deviasi kelompok kontrol
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Anni, Tri Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press
Delors. 1996. International Commission on Education for the 21st Century. Learning:
The Treasure Within. Paris: Unesco Publishing.
Feldhusen, John., 1995. Creativity: A Knowledge Base,Metacognitive Skills, and
Personality Factors. The Journal Of Creative Behavior. 29, 255-268. Buffalo:
The Creative Education Foundation.
Hake, Richard. 2002. Interactive Engagement Vs Traditional Methods: A Six-
Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics
Courses. American Journal of Physics. 1-26
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kennedy, Ruth. 2007. In-Class Debates: Fertile Ground for Active Learning and the
Cultivation of Critical Thinking and Oral Communication Skills. International
Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 19(2): 183-190
Prince,Michael. 2004 Does Active Learning Work? A Review of the Research.
International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 93(3):
223-231
27
Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Munandar,utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Reid, A. dan P. Petocz. 2004. Learning Domain and The Process of Creativity. The
Australian Educational Researcher. 31: 45-61
Sagala,S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugandi, Achmad dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : Unnes Press.
Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Jogjakarta : Universitas Sanata Darma.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Intrepetasi Hasil
Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suyitno, A 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang:
Jurusan Matematika FMIPA UNNES
Yerigan, T. 2008. Getting Active In The Classroom. Journal of College Teaching &
amp; Learning. 5(6): 20-24.
28